BAHAN PAKAN
Oleh :
Mukti Noor Syam S
D0A018099
Oleh:
D0A018099
Pada tanggal..............................2018
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Praktikum Ilmu Bahan Makanan Ternak dengan lancar dan diberi kemudahan.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan, dorongan dan bantuan dalam
penyusunan Laporan Akhir Praktikum Ilmu Bahan Makanan Ternak.
Laporan Akhir Praktikum Ilmu Bahan Makanan Ternak merupakan hasil
praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya, untuk menambah wawasan
tentang Ilmu Bahan Makanan Ternak dan sebagai salah satu syarat dalam
penilaian praktikum. Oleh karena itu, diharapkan setelah melakukan serangkaian
acara praktikum, penyusun dapat menerapkan ilmunya dalam masa yang akan
datang.
Meskipun telah disusun dengan cermat, tidak tertutup kemungkinan bahwa
di dalam Laporan Akhir Ilmu Bahan Makanan Ternak ini masih terdapat sejumlah
kekeliruan. Segala kritik dan saran diperlukan demi terwujudnya Laporan Akhir
Praktikum Ilmu Bahan Makanan Ternak yang lebih baik diwaktu mendatang.
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.3.1Tujuan
1 Mengetahui jenis-jenis hijauan dan konsentrat bahan pakan serta dapat
menentukan nomenklaturnya.
2.Mengetahui jenis-jenis alat di laboratorium dan kegunaan masing-masing alat
tersebut.
3.Mengetahui pembuatan silase dan amoniasi.
4Mengetahui evaluasi mutu dan pembuatan pakan complete feed.
1.3.2Manfaat
1. Praktikan dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam berbagai analisa
bahan pakan, mengetahui fungsinya dan cara menggunakannya.
2.Praktikan dapat mengetahui nomenklatur bahan pakan beserta pengelompokan
dan kandungan nutriennya.
3.Praktikan dapat mengetahui pembuatan silase dan amoniasi.
4.Praktikan dapat mengetahui evaluasi mutu dan pembuatan pakan complete feed.
5.Praktikan dapat mengetahui tentang wafer dan pelleting
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Silase
Silase adalah proses pengawetan hijauan pakan segar dalam kondisi
anaerob dengan pembentukan atau penambahan asam. Asam yang terbentuk yaitu
asamasam organik antara lain laktat, asetat, dan butirat sebagai hasil fermentasi
karbohidrat terlarut oleh bakteri sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan
derajat keasaman (pH). Turunnya nilai pH, maka pertumbuhan mikroorganisme
pembusuk akan terhambat (Stefani et al., 2010).
Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk mengawetkan dan
mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk dimanfaatkan pada
musim kemarau Memacu terciptanya kondisi anaerob dan asam dalam waktu
singkat merupakan prinsip dasar pembuatan silase. ada tiga hal penting agar
diperoleh kondisi anaerob yaitu menghilangkan udara dengan cepat,
menghasilkan asam laktat yang membantu menurunkan pH, mencegah masuknya
oksigen ke dalam silo dan menghambat pertumbuhan jamur selama penyimpanan.
Pembuatan silase tidak tergantung dengan musim
Prinsip dasar pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh mikroba
yang banyak menghasilkan asam laktat. Mikroba yang paling dominan adalah dari
golongan bakteri asam laktat homofermentatif yang mampu melakukan fermentasi
dari keadaan aerob sampai anaerob. Asam laktat yang dihasilkan selama proses
fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet sehingga dapat menghindarkan
dari bakteri pembusuk (Ridwan, 2008).
2.7 Pellet
Pellet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa
dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat
keambaan pakan. Putra (2014) menjelaskan keuntungan pakan bentuk pelet
adalah meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energi
metabolis pakan, membunuh bakteri patogen, menurunkan jumlah pakan yang
tercecer, memperpanjang lama penyimpanan, menjamin keseimbangan zat-zat
nutrisi pakan dan mencegah oksidasi vitamin.
Pemberian ransum dalam bentuk pellet dapat mensuplai nutrient dalam
jumlah yang cukup (kuantitif) dan seimbang. Keuntungan lain dari pembuatan
pellet yaitu dapat mengurangi waktu dan biaya penyediaan pakan, meningkatkan
skala usaha peternak (jumlah ternak yang dipelihara meningkat) dan
meningkatkan produktivitas ternak serta efisiensi usaha peternakan. Hal ini akan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Suparjo dkk, 2014).
Pellet adalah bahan baku pakan yang telah dicampur, dikompakkan dan
dicetak dengan mengeluarkan dari die melalui proses mekanik Pengolahan pakan
bentuk pellet dapat dijadikan pilihan karena mempunyai beberapa keuntungan,
diantaranya: 1) meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan,
mengurangi tempat penyimpanan, menekan biaya transportasi, memudahkan
penanganan dan penyajian pakan; 2) densitas yang tinggi akan meningkatkan
konsumsi pakan dan mengurangi pakan yang tercecer; 3) mencegah “de-mixing”
yaitu penguraian kembali komponen penyusun pellet sehingga konsumsi pakan
sesuai dengan kebutuhan standar
III. MATERI DAN CARA KERJA
3.1 Materi
3.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan Dan Pengenalan Alat
3.1.1.1Nomenklatur Hijauan
1. Rumput Gajah(Pennisetum purpureum)
2. Rumput Raja(Pennisetum purpuroides)
3. Rumput Odot(Pennisetum purpureum cv.mott)
4. Setaria Lampung(Setaria splendida)
5. Daun Waru (Hibiscus tilleaceus)
6. Daun Nangka (Arthocarpus integra)
7. Daun Singkong (Manihot utillisima)
8. Daun Gamal (Glirisidia macullata)
9. Jerami Padi (Oryza sativa)
10. Daun Pepaya (Carica papaya)
11. Daun Lamtoro (Leucaena glauca)
12. Daun Kaliandra (Calliandra calothyrcus)
13. Tebon/Jerami Jagung (Zea mays)
14. Indigofera (Indigofera sp.)
15. Daun Dadap (Eritrina litospermae)
16. Daun Rami (Boehmeria mivea)
17. Daun Murber (Morus indica lineus)
18. Daun Pisang ( Musa parasidiaka)
3.1.1.2Nomenklatur Konsentrat
1. Millet (Pennisetum glaucum)
2. Onggok (Manihot utillisima)
3. Dedak Padi (Oryza sativa)
4. Bungkil Kedelai (Glycine max)
5. Bungkil Kelapa (Cocos nucifera)
6. Bungkil Nyamplung (Calophyllum inophylum)
7. Bungkil Sawit (Elalies guineensis)
8. CGM (Corn Gluten Mill) (Zea mays)
9. Tepung Ikan (Animalia)
10. CuSO4 / Tembaga sulfat
11. Molases/Tebu (Saccharum officinale)
12. Kapur Dolomit (CaCo3)
13. EM4
14. Tepung Jagung (Zea mays)
15. Tepung Limbah Soun (Manihot utilisima)
16. Urea CO(NH2)2
17. Vita Chick
3.1.2Pengenalan Alat
1. Spatula
2. Pengaduk
3. Erlenmeyer
4. Gelas Ukur
5. Cawan Porselin
6. Tang Penjepit
7. Pipet Tetes
8. Pipet Volume
9. Filler
10. Oven
11. Bom Callory Meter
12. Tanur
3.1.3Uji Fisik
3.1.3.1Sudut Tumpukan
Disiapkan alat dan bahan
Waktu tempuh dicatat ,dan dihitung daya ambang sampel dengan rumus
Masukkan tebu kedalam plastik dan dicampur dengan 3 % urea dan air
300 ml
3.2.5.1 Waffer
3.2.5.2 Pellet
4.1 Hasil
4.1.1 Nomenklatur Bahan Pakan
4.1.1.1 Nomenklatur Hijauan
Tabel 1.Nomenklatur Hijauan
Tingkat
No Asal Mula Bagian Proses Defoliasi Sumber Grade Gambar
Kedewasaan
1. Tebon/Jera Pk:8,6
Aerial Segar Dewasa 90 hari Energi
mi Jagung %
Setaria
PK:
Lampung
3. Aerial Segar Dewasa 45 hari Energi 7,8%
(Setaria
splendid)
Rumput
PK:
Gajah
5. Aerial Segar Dewasa 40 hari Energi 8,3%
(Pennisetum
purpureum)
Daun PK:
Pepaya 16-
6. Daun dilayukan Dewasa - Energi
(Carica 17%
papaya)
Daun
PK:
Singkong
7. Daun Dilayukan Dewasa - Energi 24,1%
(Manihot
utilisima)
Daun
Pisang
PK
8. (Musa Daun Dilayukan Dewasa - Energi
10%
parasidiaca
)
Daun
Dadap PK:
10. (Eritrina Daun dilayukan Dewasa - Protein 29%
litospermae
)
Daun PK:
Murbei 23,26
11. Daun Segar Dewasa - Protein
(Morus %
indica L.)
Daun Rami
SK:
12. (Boehmeria Daun Segar Dewasa - Protein
24%
nivea)
Daun
PK:
Gamal
13. Daun Segar Dewasa - Protein 26%
(Glisirida
maculate)
Kaliandra Daun
PK:
15. (Caliandra dan Dilayukan Dewasa - Protein
25%
caloticus) batang
Daun
Nangka PK:
16. (Artho Daun Dilayukan Dewasa - Energi 11%
Carpus
integra)
Indigofera PK:
17. (Indigofera Daun Segar Dewasa 60 hari Protein 27%
sp)
Rumput
Odot PK:
18. (Penisetum Aerial Segar Dewasa 35 hari Energi 14%
purpureum
cvmoot)
4.1.1.2 Nomenklatur Konsentrat
Tabel 2. Nomenklatur Konsentrat
Nama
No. Asal Mula Bagian Proses Sumber Grade Gambar
Bahan
Dikeringkan,
Tepung
1. Animal Daging Digiling Protein PK 40%
Ikan
Dihaluskan
Bungkil Cocus Daging buah Sisa ekstrak
2. Protein PK 20%
Kelapa nucivera kelapa minyak
CGM
(Corn Sisa ekstrak
3. Zea mays Biji Protein PK 45%
Gluten minyak
Meal)
Sisa
5. Dedak Padi Oryza sativa Biji penggilingan Energi PK 11,5%
padi
Sisa
Manihot Umbi tanpa
6. Onggok pembuatan Energi PK 0,8%
kutilisima kulit
tepung
Pennisetum
7. Millet Biji Dikeringkan Energi PK 8,4%
glaucum
Tepung
9. Zea mays Biji Dihaluskan Energi PK 8,3%
Jagung
Sisa
Saccharum
11. Molases Batang tebu pembuatan Adiktif -
oficinale
gula
Kapur
12. CaCO3 Butiran Dihaluskan Mineral Ca 40%
Dolomid
Nitrogen:
13. Urea Co (NH2)2 Butiran - Adiktif
46%
Tembaga
14. CUSO4 Butiran Dihaluskan Mineral Cu 34%
Sulvat
Tepung Sisa
Manihot Umbi tanpa
15. Limbah pembuatan Energi PK 10%
kutilisima kulit
Soun soun
mikroorganis Feed
16. EM4 - - -
me Adictive
4.1.3Uji Fisik
4.1.3.1Sudut Tumpukan
Tabel 4. Sudut Tumpukan
Kelompok Naman Bahan Pakan STo
4.1.3.2Berat Jenis
Tabel 5. Berat Jenis
Kelompok Nama Bahan Pakan BJ g/m
4.1.3.3Daya Ambang
Tabel 6. Daya Ambang
Kelompok Nama Bahan Pakan DA m/s
1,2 Bungkil Kedelai 0,85
14 Bau = Asam
Jamur = Sedikit
Tekstur=Sedikit remah
4.2 Pembahasan
4.2.4.2 Amoniasi
Amoniasi adalah pengolahan secara kimiawi dengan penambahan urea
untuk memecah ikatan lignoselulosa sehingga kecernaan meningkat dan kadar
protein juga meningkat.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kartadisastra (2007)
yang menyatakan bahwa amoniasi merupakan suatu proses perombakan dari
struktur keras menjadi struktur yang lebih lunak atau struktur fisiknya saja dan
penambahan bahan unsur N saja.Proses amoniasi terdapat teknik yaitu
penggunaan urea sebagai sumber ammonia yang dicampurkan kedalam
bahan.Urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk menghancurkan ikatan-ikatan
lignin,selulosa,dan silica yang terdapat pada bahan pakan.
Ciri-ciri amoniasi yang baik yaitu memiliki bau seperti amonia, berwarna
kecoklat-coklatan seperti bahan asal, tekstur berubah menjadi lebih lunak dan
kering. Hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan dengan jerami asalnya, tidak
berjamur dan menggumpal, tidak berlendir dan pH yang dihasilkan sekitar 8
teknik amoniasi dapat meningkatkan kecernaan pakan. Peningkatan kadar protein
kasar sampai dengan dua kali lipat dan meningkatkan nilai energi sebesar 70% –
80%.(Suprijanto dkk, 2010).
Berdasarkan hasil praktikum amoniasi bagasse tebu dengan
menambahkan urea sebanyak 2-4 %.Selanjutnya bagasse tebu yang telah
tercampur dengan urea ditunggu selama 14-21 hari agar teramoniasi dengan
sempurna.Hal tersebut sependapat dengan Bata (2008) yang menyatakan bahwa
pemberian urea dalam amoniasi yaitu sebesar 5 % untuk meningkatkan
kencernaan bahan kering.Hasil praktikum untuk tekstur bagase tebu pada hari ke-
3 masih bertekstur kasar seperti awal dimasukkan.Pada hari ke-14 tekstur menjadi
remah.Hal ini sependapat dengan Permata (2012) yang menyatakan amoniasi
menyebabkan tekstur menjadi lebih lembut,lunak ,dan akan halus ketika di
pegang dibandingkan sebelum diamoniasi.
5.1Kesimpulan
1.Jenis-jenis hijauan bisa berasal dari rambanan,garminae,leguminosa,dan limbah
pertanian.sedangkan untuk konsentrat yaitu terdiri dari bahan pakan yang
mengandung energi,mineral,protein,dan zat aditif.
2 Alat laboratorium terdiri atas alat laboratorium luar dan alat laboratorium
dalam. Alat-alat yang ada didalam laboratorium memiliki fungsinya masing-
masing sehingga memiliki bentuk, nama, dan spesifikasi yang berbeda
3. Pembuatan silase hijauan bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi hijauan.
Amoniasi yaitu salah satu cara untuk meningkatkan kecernaan protein dalam
ransum ternak
4. Pelet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan dari bahan konsentrat
atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Wafer
merupakan salah satu bentuk pakan yang berisi nutrisi yang lengkap
5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam melakukan kegiatan praktikum lebih berhati-hati
2. Selalu menjaga kebersihan pada saat praktikum
3. Teliti pada saat melakukan perhitungan dan diharapkan pengadaan alat
diperbarui agar praktikan dapat melaksanakan semua acara praktikum dengan
tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil, Hadi, M., Fadhilah, Risnawan, E. 2016. Pengantar Praktikum Kimia
Organik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. DIKTI. Jakarta.
Bahri, Syaiful. 2008. Evaluasi Energi Metabolisme Pakan Lokal pada Ayam Petelur.
Jurnal Agroland. (15) : hal 75-78
Bata, Muhammad. 2008. Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi
Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan
Organik In Vitro. Jurnal Agribisnis Peternakan. 8 (2).
Cairns. 2008. Applied Animal Nutrition; Feed and Feeding. Third Edition. Prentice-
Hall, Inc : New Jersey
Coleman and Lawrence.2000. Chemical Engineering Handbooks, Me. Graw Hill,
New York
Damayanti,R.2010.Kinerja Alat Bom Kalorimeter Pada Pengukuran Nilai Kalori
Tepung Beras dan Tepung Tapioca.Universitas Diponegoro Semarang
Fani,Fanya.2012.Kriteria Pakan Berkualitas.Universitas Indonesia.Press.Jakarta
Guntoro, Suprio. 2008. Membuat Pakan Ternak Dari Limbah Perkebunan.
Agromedia Pustaka. Jakarta
Hanafi,ND.2008.Teknologi Pengaweran Pakan Ternak .Universitas Sumatera
Utara.Medan
Hartadi, H., Soedomo R., Dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Pakan Untuk
Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hartadi, H. 2012. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan UGM.
Yogyakarta.
Hartati, Sri. 2002. Nutrisi Ternak Dasar. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Jaelani A. 2010. Kualitas Sifat Fisik Dan Kandungan Nutrisi Bungkil Inti Sawit Dari
Berbagai Proses Pengolahan True Palm. Jurnal Al – Ulum. 33(3)
Kartadisastra, H. R. 2008. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.
Kanisius. Jakarta.
Khalil. 2009. Pengelolaan Sumber Daya Bahan Makanan Ternak Bahan Kuliah
Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Khomar,A.1984.Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak.Yayasan
Dian Grahita.Bandung
Lalitya, D. 2004. Pemanfaatan Serabut Kelapa Sawit Dalam Wafer Ransum Komplit
Domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Maryati, B. A. 2008. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.
Mujnisa, 2010. Pembuatan Pakan Ternak Unggas. Penerbit Amisco. Jakarta
Moningka, Rantan dan Ginting,.S.P. 2008. Penggunaan Solid E Decanter Sebagai
Perekat Pembuatan Pakan Komplit Berbentuk Pelet: Evaluasi Fisik
Pakan Komplit Berbentuk Pelet. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner.
Munier,.F.F,. 2011. Evaluasi Karakteristik Silase Campuran Kulit Jagung Dan Daun
Lamtoro (Leucaena Leucochepala) Tanpa Dan Dengan Molases.
Noviagama, V.R. 2012. Penggunaan tepung gaplek sebagai bahan perekat alternatif
dalam pembuatan wafer ransum komplit. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Novyta C.Thomas,Charles H.L.Kaunang.M.Najoan.2017.Potensi Hijauan Pakan Dan
Kapasitas Tampung Ternak Sapi Di Bawah Pohon Kelapa Di Kecamatan
Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe.Jurnal LPPM Bidang
Sains dan Teknologi .Nomor 2.
Nugroho, F.D. 2001. Performans Sapi Batina Brahman Cross Yang Diberi Wafer
Ransum Komplit Berbahan Baku Jerami Padi. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurlina.Siti.2008.Teknologi Bahan.Bargei Media.Malang
Patrick and Schaible. 2008. Silase Technology, A trainer Manual. PODF for The
Asia and The Pacific. Inc. 15-24
Permata.A,.R .2012.Pengaruh Amoniasi Dengan Urea Pada Ampas Tebu Terhadap
Kandungan Bahan Kering,Serat Kasar,dan Protein Kasar Untuk
Penyediaan Pakan Ternak.Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga.Surabaya
Purbowati E. 2009. Usaha Pengggemukan Domba. Penebar Swadaya. Depok
Putra S. 2014. Perbaikan Mutu Pakan Yang Di Suplementasi Seng Aseat Dalma
Upaya Meningkatkan Populasi Bakteri Dan Protein Mikroba. Jurnal
Nutrisi Ternal. 3(2)
Rahardi, Muhammad. 2009. Uji kualitas Amoniasi Jerami Padi. Jurnal Agribisnis
Peternakan
Rahardjo.2004.Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum.Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman.Purwokerto
Retnani, Y., L. Herawati dan S. Khusniati. 2011. Uji Sifat Fisik Ransum Broiler
Starter Bentuk Crumble Berperekat Tepung Tapioka, Bentonit dan
Onggok. JITP. 1 (2)
Ridwan. 2008. Pengaruh Penambahan Dedak Padi dan Lactobacillus planlarum
lBL2 dalam Pembuatan Silase Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum).
Institut Pertanian Bogor
Salim, R., B. Irawan, Amirudin, H. Hendrawan, dan M. Nakatani. 2002.
Produksi dan Pemanfaatan Hijauan. Penerbit Dairy Technology
Improvement Project in Indonesia.
Saking.N,Qamariyah N.2017.Identifikasi Hijauan Makanan Ternak Lokal
Mendukung Produktivitas Sapi Potong Di Sulawesi Selatan.Prosedur
Seminar Nasional.558-565
Schalbroeck.2001.Toxicologikal Evaluation Of Reduksi Mold Rice.DFG-Senate
Comision On Food Savety.Ternak Monogastrik.Karya Ilmiah.Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.Bogor
Shiddieqi, M. I. 2008. Pakan Ternak Jerami Olahan. Departemen Produksi. Ternak,
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung
Sudarmadji. 2008. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta
Suparjo. 2014. Analisi Bahan Pakan Secara Kimiawi. Fakultas Peternakan.
Universitas Jambi. Jambi
Suprijanto., T. Ratnaningsih dan I. Prasetyaningrum. 2010. Biokonversi Selulose dari
Limbah Tongkol Jagung Menjadi Glukosa Menggunakan Jamur
Aspergilus niger. Jurnal Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi
Surabaya
Sutardi, Tri Rahardjo. 2003. Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum. Purwokerto :
Universitas Jenderal Oedirman.
Sutardi. 2009. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
Tambak Manurung.1999.Penggunaan Hijauan Leguminosa Pohon Sebagai Sumber
Protein Ransum Sapi Potong.Balai Penelitian Ternak,Bogor.Indonesia
Tillman, A.D. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Tjokrokoesoemo, P. S. 1989. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. PT. Gramedia.
Jakarta.
Wijaya, A. 2008. Pengaruh Imbangan Hijau dengan Konsentrat Berbahan Baku
Limbah Pengolahan Hasil Pertanian dalam Ransum terhadap Penampilan
Sapi PFH Jantan. Universitas Sebelas Maret Solo
Wina.E.2001.Tanaman Pisang Sebagai Ternak Ruminansia.Jurnal Watazoa
11(1):20-27