JAWA BARAT
OLEH
RIMA SAGITA
D1E013235
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2016
ii
JAWA BARAT
OLEH
RIMA SAGITA
D1E013235
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2016
iii
JAWA BARAT
OLEH
RIMA SAGITA
D1E013235
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi yang telah melimpahkan karunia dan
praktik kerja ini. Laporan praktik kerja yang berjudul “Tatalaksana Pemeliharaan
Sapi Perah di PT. Fajar Taurus Indonesia Sukabumi, Jawa Barat” merupakan salah
bergerak di bidang usaha sapi perah. Tujuan dari praktik kerja ini adalah untuk
tersebut perlu dipelajari karena usaha pemeliharaan sapi perah memiliki keterkaitan
1. Ir. Catur Nugroho Wicaksono, M.P. selaku direktur PT. Fajar Taurus Indonesia
3. Dr. Yusuf Subagyo dan Ir. Suwarno, Ph.D. selaku pembimbing yang senantiasa
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moril dan doa.
5. Sahabat seperjuangan praktik kerja, Andini, Esti, Fiqqi, Nurfaizin dan Irfan
Harapan penulis, semoga laporan praktik kerja ini dapat menjadi gambaran
dalam usaha pemeliharaan sapi perah yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi
semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Letak Geografis ........................................................................................ 1
1.2. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 1
1.3. Bidang Usaha yang Dijalankan ................................................................ 2
1.4. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 3
II. METODE ........................................................................................................ 4
2.1. Materi ....................................................................................................... 4
2.2. Cara Kerja................................................................................................. 5
2.3. Waktu dan Tempat ................................................................................... 6
III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 7
3.1. Kegiatan Rutin ............................................................................................. 7
3.1.1. Pemeliharaan ......................................................................................... 7
3.1.2. Pakan ............................................................................................... 12
3.1.3. Kandang .......................................................................................... 26
3.1.4. Pemerahan ....................................................................................... 32
3.1.5. Kesehatan Hewan ............................................................................ 33
3.2. Kegiatan Insidental ................................................................................. 35
3.2.1. Pemotongan Tanduk........................................................................ 35
3.2.2. Pemotongan Kuku ........................................................................... 35
3.2.3. Mutasi Sapi ..................................................................................... 36
3.2.4. Pengobatan dan Perawatan Ternak Sakit ........................................ 37
3.2.5. Sanitasi Kandang............................................................................. 38
3.2.6. Penimbangan Berat Badan .............................................................. 38
3.2.7. Penanganan Reproduksi .................................................................. 39
3.3. Kegiatan Penunjang ................................................................................ 44
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi Sapi FH PT. Fajar Taurus Indonesia .......................................... 4
Tabel 2. Luas Lahan Hijauan Pakan Ternak PT. Fajar Taurus Indonesia............. 17
Tabel 3. Pemberian Pakan Pedet ........................................................................... 19
Tabel 4. Konsumsi Pakan Pedet ............................................................................ 21
Tabel 5. Evaluasi Kecukupan Nutrien Pakan Pedet .............................................. 21
Tabel 6. Model Pemberian Pakan Sapi Dara ........................................................ 23
Tabel 7. Evaluasi Kecukupan Pakan Sapi Dara .................................................... 24
Tabel 8. Pengelompokan Sapi Dara ...................................................................... 39
Tabel 9. Skoring sapi birahi .................................................................................. 40
viii
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
10, tepatnya di jalan Tenjo Ayu, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. PT. Fajar Taurus Dairy Farm menempati area seluas 41 ha
dengan luas bangunan 10 ha, luas lahan hijauan 23 ha dan luas lahan palawija 8 ha.
Desa Benda secara geografis berada pada ketinggian 500-550 m diatas permukaan
laut. Suhu udara 19-28˚c, curah hujan 3.200 mm per tahun dan kelembaban relatif
udara 70-80%. Adapun batas-batas wilayah PT. Fajar Taurus Dairy Farm adalah
sebagai berikut:
suatu hobi rumah tangga Ny. Suhardani Bustanil Arifin yang memelihara 9 ekor
sapi induk PFH. Usaha tersebut dimulai pada tahun 1966 berlokasi di Cijantung,
Jakarta pada tahun 1973 dibuka unit cabang di Tenjo Ayu, Sukabumi. Tanggal 12
Mei 1974 perusahaan ini diubah menjadi perseroan dengan nama PT. Taurus Dairy
2
sebanyak 30 ekor dan pada tahun yang sama telah mempunyai lahan kurang lebih
pimpinan di lokasi yang baru dan memperluas lahan menjadi 15 ha. Tahun 1977
dan 100 m dari kandang Taurus II. Pada tahun 1979 seluruh kegiatan dipindahkan
ke Kampung Tenjo Ayu Kabupaten Sukabumi. Tahun 1996 dimulai usaha kambing
perah jenis Saanen yang berasal dari Brisbane, Australia sebanyak 20 ekor yang
terdiri dari 15 ekor betina dan 5 ekor pejantan, yang sampai sekarang produknya
dijadikan salah satu pendapatan usaha. Tahun 2001 dilanjutkan dengan merintis
bidang usaha peternakan sapi perah dan kambing perah, yang mempunyai tujuan
utama membuka lapangan usaha dan meningkatkan gizi masyarakat. Kegiatan yang
sapi
3
berupa pendinginan
3. Pemasaran produk susu sapi ke PT. Yummy Food Utama, dan sebagai
melengkapi antara setiap bidang. Perusahaan ini dipegang oleh seorang direktur
di perusahaan yang dibantu juga oleh supervisor. Manajer PT. Fajar Taurus Dairy
Farm ini bertugas untuk mengatur dan mengawasi sistem manajemen usaha pada
semua bidang khususnya bagian program usaha dalam perusahaan itu sendiri agar
divisi yang setiap divisi dipimpin oleh seorang supervisor. Supervisor ini memiliki
dan mengawasi setiap kegiatan yang ada di bidangnya sesuai dengan perintah
II. METODE
2.1. Materi
PT. Fajar Taurus Indonesia memelihara sapi Frisian Holstein (FH)
sebanyak 647 ekor yang terdiri atas berbagai umur fisiologis (Tabel 1). Sapi FH di
PT. Fajar Taurus terdiri dari sapi yang berasal dari hasil perkawinan di Indonesia
(lokal) dan sapi yang langsung di datangkan dari luar negeri (impor). Selain sapi
FH, terdapat perlengkapan lain guna mendukung usaha peternakan di PT. Fajar
slang air, ember, karung. Perlengkapan penunjang pakan dan hijauan pakan ternak
(HPT) meliputi arit, truk pengangkut pakan, chopper, Total Mixed Ratio (TMR),
alat pemerahan, air kaporit, kain lap, dipping, dan air hangat.
Laktasi 322
Total 647
bunting.
karantina.
atau mutasi sapi ke kandang lain, sanitasi kandang, penimbangan bobot badan
serta kendaraan.
2016 – 16 Februari 2016. Tempat praktik kerja di PT. Fajar Taurus Indonesia yang
Pedet yang baru lahir dilakukan penanganan berupa memotong tali pusar
hingga panjangnya 3-5 cm. Penyemprotan antiseptik dilakukan disekitar tali pusar
seteleh pemotongan tali pusar. Hal ini bertujuan untuk menghindari infeksi dan agar
luka cepat kering. Pemotongan tali pusar ini berdasarkan Agromedia (2011) harus
kolostrum (PMK), pedet minum susu (PMS), dan pedet lepas susu (PLS). PMK
berumur 0-3 hari, PMS berumur 0-120 hari, dan PLS berumur 121-180 hari. Setiap
melewati masa pedet, sapi masuk ke fase dara yang memiliki beberapa fase juga.
memudahkan pemberian susu dan pakan di tiap fase umurnya. Umur 0-3 hari pedet
kandang individu lain untuk menentukan jumlah pemberian susu yang semakin
Pemberian susu dan pakan untuk pedet diberikan pada pagi hari dan sore hari.
5 menit guna membunuh bakteri pada susu. Pemberian susu dan pakan pada pedet
sebanyak 3 liter/ekor/hari dan diberikan 2 kali sehari. Pedet dengan umur 5-30 hari
liter/ekor/hari, dan umur 61-90 hari sebanyak 3 liter/ekor/hari. Pada umur 60-90
kg/ekor/hari. Pengenalan konsentrat pada sapi dilakukan pada saat sapi berumur
2,5-3 bulan dikarenakan pada umur tersebut rumen dan retikulum sapi sudah
omasum menyusut mencapai 30% dari seluruh lambung. Pemberian rumput dimulai
pada umur 21-30 hari sebanyak 0,25kg/ekor/hari, umur 31-60 hari sebanyak 0,5
kg/ekor/hari, dan umur 61-90 hari sebanyak 1 kg/ekor/hari. Pemberian rumput pada
dilakukan di PT. Fajar Taurus Indonesia. Perlakuan yang di lakukan di PT. Fajar
2. Sapi Dara
9
Pemeliharaan dara dibagi dalam 4 fase, yakni Dara Pra Kawin 1 (DPK 1),
Dara Pra Kawin 2 (DPK 2). Dara Pra Kawin 3 (DPK 3), Dara Siap Kawin (DSK),
Dara Bunting (DB). Lokasi kandang pemeliharaan sapi dara terpisah dengan sapi
laktasi dan pedet. Kandang pemeliharaan sapi dara terletak di Taurus Dairy Farm 2
pengelompokkan adalah untuk mencapai bobot yang ideal agar nantinya saat kawin
bobot sapi telah mencapai 300 kg lebih. Berdasarkan SNI 2735-2008 tentang Bibit
Sapi Perah Indonesia, berat minimum sapi betina yang dijadikan bibit adalah 300
kg.
pemberian pakan, sanitasi kandang, penimbangan sapi tiap bulan, dan mutasi sapi.
Kandang dibersihkan sebanyak 2 kali sehari, yakni dengan cara menyemprotkan air
ke lantai kandang, sehingga kotoran sapi yang ada dilantai terdorong ke selokan.
Pemberian pakan pada pagi hari biasanya menggunakan pakan yang disediakan
sore hari sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya alat transportasi
hijauan segar baru dapat diberikan pukul 09.00 WIB dan langsung didistribusikan
Tujuan pemeliharaan sapi dara ada dua yakni sapi sehat dan Average Daily
Gain (ADG) tercapai. Kriteria sapi sehat adalah sapi selalu dalam keadaan bersih
dan mengurangi kasus terjangkit penyakit, baik penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme maupun fisik seperti pincang karena jatuh. Sapi yang sehat
diharapkan memiliki ADG yang dicapai ideal seperti Lampiran 3. ADG yang ideal
karena telah dewasa tubuh. Salah satu syarat untuk mengawinkan sapi dara adalah
tercapainya bobot badan yang ideal. Walaupun umurnya sudah mencukupi waktu
kawin, tapi jika bobot tubuh belum mencukupi maka sapi belum siap dikawinkan.
Sapi laktasi, bunting, bunting kering, dan kering kosong terdapat di Taurus
Dairy Farm 1 (TDF 1). Sapi-sapi tersebut ditempatkan dalam 3 kandang yakni
kandang 1, kandang 2, dan kandang 3. Kandang 1 diisi oleh sapi laktasi yang
produksi susunya tinggi. Kandang 2 diisi oleh sapi laktasi yang produksinya sedang,
bunting, dan bunting kering. Kandang 3 diisi oleh sapi laktasi dengan produksi
rendah sampai sedang dan sapi kering kosong. Setiap kandang terdiri atas beberapa
pen yang berguna untuk memisahkan sapi sesuai status produksi susu maupun
fisiologis sapi tersebut. Pemisahan sapi menjadi beberapa pen ini dikarenakan
pemeliharaan sapi dara yakni meliputi pembersihan kandang, pemberian pakan dan
sanitasi. Hal yang membedakan adalah teknis yang dilakukan karena perbedaan
11
namun untuk pen 3.4 menggunakan pakan hijauan dan konsentrat yang tidak di
campur dalam TMR. Pakan setiap saat harus dibolak-balik agar tidak tengik, namun
tempat pakan berbentuk bak pakan atau kokopan. Air minum disediakan secara
pengeringan sapi laktasi di PT. Fajar Taurus Indonesia dimulai ketika umur
sampai produksi susu mencapai 3 liter/hari. Sapi tidak diperah kembali dan
Sapi laktasi di PT. Fajar Taurus Indonesia dibedakan dalam 3 kelas yakni
peak, medium, dan low. Sapi dikategorikan peak ketika produksi mencapai >20
liter/hari, medium 15 liter/hari, dan low <10 liter/hari. Namun target pencapaian
Fajar Taurus Indonesia dapat dilihat dari lima hal, yakni sapi cukup makan, sapi
cukup minum, sapi cukup istirahat, sapi bersih dan kandang bersih. Sapi cukup
makan dilakukan dengan cara menjaga kualitas pakan tetap terjaga. Salah satu yang
membuat kualitas pakan menurun adalah pakan yang tengik akibat terlalu lama
menumpuk. Hal di atas terjadi di kandang 2 dan 3 karena sulit untuk membolak-
balikan pakan yang disebabkan model tempat pakan berupa kokopan. Di kandang
12
2 dan 3 kejadian pakan cepat tengik lebih cepat dibanding kandang 1 yang sering
dilakukan pembolak-balikan pakan (Gambar 9). Air minum yang disediakan sudah
cukup baik karena setiap pagi air minum diganti setiap hari. Pembersihan tempat
minum juga rutin dilakukan ketika bak air minum sudah terdapat lumut yang
kapur.
3.1.2. Pakan
3.1.2.1. Gudang Pakan
Pakan adalah bagian terpenting dalam pemeliharaan ternak, karena hampir
60% biaya pemeliharaan dihabiskan untuk pakan ternak. Selain dilihat dari
kandungan nutrisi dan susunan ransumnya, kualitas pakan ternak juga tergantung
ternak di PT. Fajar Taurus Dairy Farm ada 2 yaitu gudang hijauan yang melakukan
1. Gudang Hijauan
di chopper di diamkan dahulu selama satu malam agar kadar air dalam rumput
yang diberikan berupa rumput gajah (Penisetum purpureum) dan jerami jagung
(hanya diberikan pada saat kekurangan rumput). Rumput gajah yang diberikan
rumput yang berumur sekitar 40-60 hari. Hal ini karena sapi laktasi membutuhkan
nutrisi yang cukup untuk produksi susu dan juga hidup pokoknya. Sesuai pendapat
Luas gudang konsentrat yaitu 133.06 m2, proses mixing dalam gudang
menggunakan vertical mixer dengan kapasitas mixing 1 ton untuk satu kali proses
mixing. Suhu gudang kurang lebih 25oC dengan kelembaban berkisar sekitar 60.
Bahan baku konsentrat terdiri dari : pollard, wheat brain, jagung halus, bungkil
kedele, bungkil kelapa, bungkil kopra, CaCO3, vitamin ADE, vetamun Se Cu,
mineral dan garam. Bahan baku tersebut dipilih sesuai dengan ketersediaannya
(kontinyuitas), kandungan gizi, tingkat kecernaan, nilai nutrisi dan harga yang
terjangkau. Menurut Sutardi (1984), pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya
berupa vitamin dan mineral. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang
Vitamin yang dibutuhkan ternak sapi adalah vitamin A, vitamin C, vitamin D dan
14
gudang yang menurun ke bawah, sementara bahan pakan sumber energi dan protein
disimpan di bagian gudang diatas. Konsentrat adalah pakan yang kaya akan sumber
protein dan atau sumber energi, serta dapat mengandung pelengkap pakan dan atau
imbuhan pakan. Pakan konsentrat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
protein yaitu pakan konsentrat yang kandungan proteinya lebih dari 20 % dan
sistem kunci, namun pada saat penggunaan tidak menerapkan sistem FIFO (First In
First Out) karena bahan pakan tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama.
hammer mill. Bahan pakan penyusun konsentrat tersebut diperoleh dari berbagai
daerah sekitar Sukabumi, seperti bungkil kelapa dari Serang-Banten, SBM dan
Wheat Bran dari Semarang, premix dan vitamin dari Jakarta, kapur dari Bandung,
garam dari Bogor, bungkil kopra dari Jakarta dan jagung dari Jakarta.
yang telah ditentukan. Penggunaan TMR pada industri sapi perah sangat efisien
seperti yang diungkapkan Ginting (2009) bahwa, pakan komplit (total mixed ration)
merupakan suatu strategi pemberian pakan yang relevan digunakan pada sapi yang
energi) yang sangat tinggi, dan pada saat yang sama mampu menyumbang
kebutuhan serat (NDF) yang sangat penting bagi stabilitas ekosistem rumen. Di PT.
16
Fajar Taurus Indonesia, pakan yang dicampur di TMR khusus diberikan untuk sapi
Waktu yang dibutuhkan untuk sekali mixing dalam TMR adalah 6-12 menit.
Waktu ini bervariasi sesuai banyaknya pakan yang dicampur dan tingkat
dikerjakan oleh TMR ke dalam bak pakan setiap kandang dengan pengaturan
jumlah pakan yang diberikan secara otomatis disesuaikan kebutuhan sapi (Gambar
7). Berdasarkan Direktorat Pakan Ternak (2014), dalam penerapannya beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah penggunaan hijauan pakan ternak yang berkualitas,
pengamatan terhadap sifat memilih pakan dan perlu disusun kebutuhan nutrisi
Error! Reference source not found.. Setiap harinya, hijauan dari lahan yang
dimiliki dapat menyuplai kebutuhan hijauan untuk sapi di PT. Fajar Taurus
Indonesia sebanyak 25 ton dari total kebutuhan 26,5 ton. Hijauan yang dibutuhkan
sapi di PT. Fajar Taurus Indonesia masih kurang sebanyak 1,5 ton. Kekurangan
Tabel 2. Luas Lahan Hijauan Pakan Ternak PT. Fajar Taurus Indonesia
pekerja tetap dan pekerja borongan. Pekerja borongan terdiri atas 2 orang. Tugas
pekerja borongan adalah memotong rumput. Pekerja borongan dalam sehari dapat
tanah dibawah buku-buku terbawah. Jarak pemotongan ini tidak sesuai dengan
sebaiknya 10-15 cm dari permukaan tanah. Pemotongan yang terlalu tinggi (>15
cm) menyebabkan banyak sisa batang yang mengayu (keras). Demikian juga
pemotongan yang terlalu rendah dapat mengurangi mata atau tunas muda yang
dengan umur potong 40-60 hari. Namun target tersebut belum tercapai karena
rumput gajah yang dapat dihasilkan 4-5 kg/m2 dengan umur potong 50-70 hari.
Umur yang tua (>70 hari) disebabkan karena kondisi rumput yang belum mencapai
tinggi optimum. Menurut Prasetyo (2014), rumput gajah dipanen sebaiknya pada
umur 50-60 hari setelah tanam, dan dipotong selanjutnya setiap 40 hari pada musim
hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau kemudian segera dilakukan
(2013) yang menggunakan sistem tiga strata (STS) tanpa pemupukan adalah 2,14
kg/m2, sedangkan rata-rata produksi hijauan segar rumput gajah dengan dosis
pupuk 100 kg urea/ha, 50 kg TSP/ha, dan 10 ton pupuk kandang adalah 0,27 kg/m2.
Produksi rumput di PT. Fajar Taurus Indonesia berada diatas rata-rata produksi
pupuk cair, pupuk dasar, pupuk urea, dan sisa pakan. Pupuk cair berasal dari feses
sapi yang masih basah, sedangkan pupuk dasar berasal dari feses sapi yang telah
bersama-sama. Blok hijauan yang dekat dekat farm menggunakan pupuk cair dan
19
sebagian pupuk dasar. Blok yang sangat jauh dari farm menggunakan pupuk urea,
karena distribusi pupuk cair maupun dasar terlalu jauh dan tidak efisien Pemupukan
dengan pupuk cair cukup disemprotkan ke area rumput yang telah dipotong.
Pemupukan dengan pupuk dasar cukup diratakan diatas tanah. Pemupukan urea
pakan hijauan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan pakan penguat
berupa konsentrat yang diolah sendiri. Sudono (2003) menyatakan bahwa pakan
diperlukan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan
produksi susu. Pakan diberikan berdasarkan umur, jenis kelamin dan bobot badan
4-14 4
15-30 6 0,4
31-60 3 3 0,6
61-70 3 1
71-80 2 1,2
81-90 2 1,5
91-100 2 2
20
101-120 2 2,5
121-150 4 3
151-180 10 3
Pemberian pakan pada pedet dibedakan menjadi lima kelas. Pertama, pedet
umur 0-3 hari hanya diberi susu kolostrum saja sebagai pakannya. Sistem
pencernaan pedet ini belum bisa berfungsi secara normal untuk mencerna bahan
pakan (konsentrat dan hijauan khususnya), selain itu kolostrum juga berfungsi
sebagai antibodi. Watson dkk. (1992) menjelaskan bahwa pedet yang baru lahir
tidak mempunyai kekebalan tubuh (antibodi) dan hanya akan diperoleh dari
Kedua, pedet umur 4-14 hari diberi susu murni sebanyak 4 liter per
ekor/hari, diberikan setiap pagi dan pukul 07.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB.
Ketiga, pedet umur 15-30 diberi susu murni dan konsetrat. Menurut Gillespie
rumen. Keempat, pedet umur 31-120 hari diberi susu murni (namun apabila susu
murni tidak mencukupi, maka diganti dengan susu skim), konsentrat 1-2.5 kg per
ekor/hari. Kelima, pedet lepas susu diberi pakan konsentrat sebanyak 3 kg per
ekor/hari dan hijauan berupa rumput gajah sebanyak 4 kg per ekor/hari (umur 121-
No Umur Umur ADG Berat Lama Berat Fase Rumput Konsentrat Susu
PK TDN PK TDN
Pemberian ransum untuk pedet jika dilihat dari formulasi ransumnya sudah
mencukupi kebutuhan, karena PK dan TDN sudah terpenuhi, akan tetapi pada saat
dilakukan penimbangan masih ada ternak yang belum tercapai ADG. Hal ini karena
pada saat pemberian terkadang tidak semua pakan yang diberikan dapat
terkonsumsi semuanya, selain itu terkadang dari jumlah pakan yang diberikan
masih ada pakan yang tercecer. Sehingga meskipun secara perhitungan kebutuhan
Pakan pada sapi dara diberikan dua kali sehari setiap pagi pukul 07.30 WIB
dengan presentase 20% dari stok pencacahan rumput kemarin sore dan pukul 08.30
60% secara segar. Pakan untuk sore hari diberikan pada pukul 13.30 WIB. Hijauan
yang diberikan berupa rumput gajah umur 60 hari yang sudah dicacah terlebih
dahulu dan kemudian ditambah dengan konsentrat yang ditaburkan diatas rumput
untuk meningkatkan feedintake. Banyaknya pakan yang diberikan pada sapi dara
berdasarkan target pencapaian ADG. Model pemeliharaan sapi dara terbagi menjadi
lima, yaitu DPK 1 (umur 6-8 bulan), DPK 2 (umur 8-10 bulan), DPK 3 (umur 10-
tetapi setelah pemeliharaan masih ada sapi yang belum tercapai ADG nya.
Tercapainya target ADG pada sapi dara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
suplai pakan yang mengandung nutrient yang baik, kuantitas pakan yang terpenuhi
07.30 dan 09.30 serta siang jam 13.30, tersedianya air minum secara adlibitum.
a. Umur dan Bangsa ternak, pertumbuhan berat badan sangatlah cepat untuk
ternak yang relative lebih muda, dan akan menurun sesuai dengan bertambahnya
pertambahan berat badan. Sapi jantan Bull berbeda pertambahan berat badanya
dengan Steer, begitu juga dengan sapi betina heifer dan cow.
tentu akan mempunyai berat badan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan
mempunyai pertambahan berat badan yang lebih baik dibandingkan dengan ternak
sapi. Sapi yang terkena penyakit akan terhambat atau terganggu pertambahan berat
Pemberia 0.72 3.34 0.94 4.79 1.04 5.47 1.12 5.85 1.37 6.75
n
Kebutuha 0.69 2.73 0.726 3.93 0.848 4.52 0.985 5.14 1.311 6.34
n
+0.03 +0.6 +0.21 +0.8 +0.19 +0.9 +0.13 +0.7 +0.0 +0.1
1 4 6 2 5 5 1 6 4
Hasil evaluasi pakan yang dilakukan, susunan nutrient dari ransum sudah
pemberian yang dilebihkan tersebut diharapkan sapi tidak akan kekurangan pakan.
Ketepatan waktu pemberian pakan sudah dijalankan sesuai SOP yang ada serta
ketersediaan air minum yang baik tidak pernah terlihat kurang dari kapasitas bak
Sapi laktasi di PT. Fajar Taurus Indonesia dibedakan dalam 3 kelas yakni
peak, medium, dan low. Sapi dikategorikan peak ketika prouksi mencapai >20
liter/hari, medium 15 liter/hari, dan Low <10 liter/hari. Pengelompokan ini penting
untuk menentukan kuantitas dan kualitas pakan yang harus diberikan. Akoso (1996)
menyatakan bahwa ransum induk laktasi pada dasarnya terdiri dari hijauan
protein dan lemak, perlu di perhatikan sifat supplementary effect dari bahan pakan
ternak, dan ransum tersusun dari bahan pakan yang dibutuhkan ternak.
berproduksi susu sesering mungkin dilakukan, minimal dua kali dalam sehari
pemerahan, yaitu dilakukan setiap 1-2 jam sebelum pemerahan (Siregar, 1996).
Model pemberian pakan untuk sapi perah laktasi adalah dengan menggunakan
TMR (Total Mix Ratio). Hijauan dan konsentrat yang akan diberikan terlebih
dahulu dicampur dalam TMR dan diberikan pada ternak setiap pagi mulai pukul
Menurut Sutardi (1981), pakan diperlukan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan
hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang,
tingkat produksi susunya tidak akan maksimal. Secara kasar di lapangan, jumlah
konsentrat yang diberikan adalah 50% dari jumlah susu yang dihasilkan (rasio 1:2).
Konsentrat lebih berpengaruh terhadap kadar berat jenis susu dan produksi,
26
sehingga semakin tinggi nilai gizi konsentrat, berat jenis susu akan tinggi dan susu
yang dihasilkan akan berkualitas. Perhitungan evaluasi pakan untuk sapi laktasi
nutrisi yang ada di dalam tubuhnya untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga dapat
pula menyababkan nilai BCS ternak menurun dan bahkan target produksi susu tidak
tercapai apabila negatif konsumsi nutrient tersebut terus berlanjut. Sehingga dalam
pemberian pakan perlu diperhatikan pola pemberian dan distribusi pakan, agar
ransum yang telah disusun sedemikian rupa dapat terkonsumsi seluruhnya oleh sapi
3.1.3. Kandang
1. Kandang Pedet
Kandang pedet yang terdapat di PT. Fajar Taurus Dairy Farm yaitu 2 jenis
kandang, terdiri dari kandang individu dan kandang kelompok. Kandang individu
mempunyai luas 2,38 m2 dengan kepadatan kandang satu ekor. Hal ini sesuai
dengan pendapat Foley (1973) yang menyatakan bahwa luas kandang individu
adalah 1,65 m2, sehingga kandang individu pedet dapat dikatakan sangat
mencukupi kebutuhan. Kandang kelompok untuk pedet lepas susu (umur >4 bulan)
kelompok untuk pedet minum susu (umur <4 bulan) luasnya 16,36 m2 dengan
kepadatan kandang 2,7 m/ekor. Hal ini sedikit kurang sesuai dengan pendapat
Henderson dan Reaves (1954) yang menyatakan bahwa luas kandang individu 2,3
Pembersihan kandang pedet dilakukan rutin setiap hari yaitu mulai pukul
08.00 WIB, selain pembersihan lantai kandang juga dilakukan pula pergantian litter
(alas pada lantai) yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 hari sekali, karena lantai
kandang pedet masih dialasi oleh serbuk gergajian kayu. Seperti pendapat
Apriyantono (2007) bahwa pemberian alas bertujuan agar lantai kandang tidak
terlalu licin, sehingga pedet tidak mudah jatuh dan memperkecil cidera pada pedet.
litter yang kotor, sedangkan untuk kandang individu apabila terjadi mutasi pedet
dibersihkan lalu ditaburi dengan kapur untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang
berbahaya.
2,3 m; lebar 0,5 m; dan tinggi 0,63 m, sedangkan tempat pakan dan air minum untuk
pedet di kandang individu berupa ember yang berukuran kecil. Ukuran tempat
pakan mempengaruhi jumlah pakan yang dapat dikonsumsi pedet, tempat pakan
yang terlalu sempit pada kandnag kelompok akan meningkatkan daya saing dalam
mengkonsumsi pakan akibatnya ada pedet yang tidak memiliki kesempatan untuk
28
makan dan jumlah pakan yang dikonsumsi kurang sehingga tubuh pedet menjadi
kurus.
membersihkan ember tersebut dengan sikat dan kemudian dibilas dengan air bersih.
Tempat pakan dan air minum yang bersih akan berpengaruh pada selera ternak
kelompok yaitu dengan cara menyapu dan mengumpulkan sisa pakan, sehingga
pada tempat pakan tidak ada sisa pakan yang tersisa. Sementara pembersihan
tempat air minum dilakukan setiap hari yaitu dengan cara mengurasnya dan
Kandang sapi dara terletak di farm Taurus Dairy Farm 2 (TDF 2) berada
terpisah dari farm TDF 1, jenis kandang kelompok stall barn dengan jenis atap
gable yang menggunakan atap genteng diselingi fiber untuk pencahayaan dan
dinding kandang berupa besi serta lantai semen. Atap kandang merupakan
komponen kandang yang penting, karena atap kandang akan melindungi ternak dari
panas dan hujan. Ditengah kandang terdapat selokan yang berfungsi untuk
membuang feses dan kotoran lainnya pada saat kandang dibersihkan. Bangunan
kandang di PT. Fajar Taurus Dairy Farm tersebut telah sesuai dengan pendapat
ventilasi dan sinar matahari sempurna, bahan-bahan yang digunakan tahan lama dan
29
biaya terjangkau, pembuangan air limbah dan kotoran tersalur dengan baik,
Pembersihan lantai kandang dengan dilakukan setiap hari yaitu pada pukul
07.00 dan 13.00 WIB dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi ke bagian lantai
sebesar 1,74o. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Siregar (1995) bahwa,
kemiringan kandang sapi perah adalah 6°, hal ini untuk menjaga lantai kandang
tetap kering dan memudahkan saat pembersihan lantai kandang. Suhu lingkungan
mencapai 20oC – 30oC sehingga ketika suhu sedang mencapai 30oC akan terasa
adalah 44,64 m2. Tempat pakan dibersihkan dengan membersihkan sisa pakan
berupa rumput dan konsentrat, setelah tidak ada lagi sisa pakan dalam kokopan
dilaksanakan setiap dua hari sekali yaitu dengan menguras bak air minum kemudian
menggosok dindingnya apabila tedapat lumut atau kotoran yang lainnya. Luas
tempat pakan (kokopan) adalah 1,05 m x 0,67 m x 0.4 m dan luas tempat minum
adalah 1,88 m x 0,73 m x 0,60 m. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh
Sudarmono (1993), tempat pakan dapat dibuat memanjang sepanjang kandang dan
diusahakan sapi dapat mengambil pakan yang disediakan. Tempat pakan dapat
dibuat dengan kedalaman sekitar 50 cm, dengan luas tempat pakan sekitar 1 m2.
Tempat minum dapat diletakkan pada ember plastik atau dari bahan lain, diletakkan
dengan cara digantung dengan ketinggian kurang lebih 80 cm dari lantai dengan
Tipe kandang yang digunakan di PT. Fajar Taurus Indonesia adalah Free
Stall Barn untuk kandang induk. Tipe kandang ini dapat memberikan keleluasaan
sapi untuk bergerak. Kandang sapi laktasi harus memenuhi persyaratan konstruksi
kandang yang baik, karena konstruksi kandang yang salah merupakan salah satu
penyebab sapi stress karena selain itu pekerjaan kandang pun menjadi susah, malas
atau membuang banyak tenaga untuk bekerja di dalam kandang yang tidak nyaman
(Alwie, 2010). Ukuran kandang sapi laktasi di PT. Fajar Taurus Dairy Farm adalah
kandang 1 luas 1633 m2 terbagi atas 5 pen, kandang 2 luas 1580 m2 terbagi atas 7
pen, dan kandang 3 luas 814 m2 terbagi atas 3 pen. Ukuran dan kepadatan dari
lantai kandang dengan cara menyiram feses dan pakan yang tercecer di lantai
kandang dengan air yang disemprotkan dari selang, air yang keluar dari selang
tersebut memiliki tekanan yang tinggi sehingga kotoran tersebut dapat terdorong ke
sebagian serbuk gergajian kayu yang sudah basah atau bercampur dengan feses,
dengan serbuk gergajian kayu yang baru dilakukan setiap satu minggu sekali.
Penyediaan bedding dalam free stall barn ini dimaksudkan untuk menjaga
agar sapi tetap bersih dan terhindar dari kotoran sapi. Alas bedding yang digunakan
di PT. Fajar Taurus Indonesia adalah serbuk gergajian kayu. Bewley (2001)
menerangkan bahwa dalam sebuah survey yang dilakukan diperoleh tipe bedding
yang menjadi pilihan responden adalah pasir (59%) dan matras (28%). Pasir dikenal
sebagai stall base karena merupakan bahan anorganik, daya serap baik, lebih sedikit
kualitas susu.
pakan dan tempat minum. Tempat pakan dibersihkan setiap hari yaitu pada pagi
dilantai, maka pembersihan area tempat pakan tersebut cukup dengan menyapu dan
membersihkan sisa pakan yang ada. Kandang 2 dan 3 yang memiliki tempat
berbentuk bak pakan (kokopan), dibersihkan dengan cara disapu dahulu untuk
mengumpulkan sisa pakan kemudian kokopan dibersihkan lagi sehingga tidak ada
sisa pakan yang tertinggal. Pembersihan tempat minum dilakukan dengan cara
menguras air minum yang tersisa di dalam bak air, kemudian menyikat bak dinding
32
bak air apabila terdapat lumut atau kotoran yang menempel. Pembersihan tempat
air minum dilaksanakan dua hari sekali yaitu apabila tempat air minum sudah
terlihat kotor.
3.1.4. Pemerahan
Pemerahan dilakukan 2 kali dalam sehari dengan rentang waktu 12 jam
yakni pukul 09.00 WIB dan 21.00 WIB. Pemerahan dilakukan menggunakan alat
pemerahan yakni milking parlour (Gambar 10). Pemerahan dimulai dari kandang
kandang sapi mastitis. Sebelum dilakukan pemerahan, terlebih dahulu ternak sapi
pemerahan di area milking parlour dengan menggunakan air panas dan air dingin
serta menggunakan deterjen. Proses pemerahan dari awal sampai akhir harus
menjaga kebersihan milking parlour agar susu yang dihasilkan berkualitas baik.
Setelah sapi digiring dan memasuki area pemerahan, ambing dan puting sapi
stripping kemudian dikeringkan menggunakan lap. Satu lap digunkan untuk satu
sapi. Selanjutnya dipasang cluster pada puting sapi. Secara otomatis apabila susu
telah habis, maka cluster akan terlepas. Namun ada beberapa cluster yang rusak,
sehingga tidak secara otomatis lepas ketika susu sudah habis. Saat selesai proses
pemerahan, dilakukan proses recording data produksi untuk setiap sapi. Post
Dipping dilakukan setelah cluster terlepas dari puting sapi untuk menghindari
formalin.
tersebut sesuai dengan Blowey (2010) yang menyatakan bahwa, lamanya proses
penurunan hormon oxytocin sangat pendek yakni tidak lebih dari 10 menit, oleh
sebab itu sapi harus diperah kurang dari 10 menit. Selain itu, area bawah pemerahan
hanya terdiri dari 1-2 orang untuk menjaga ketenangan selama proses pemerahan.
Total produksi susu yang dihasilkan per pen tersaji pada Lampiran 5.
sakit. Biosecurity mulai diterapkan pada setiap kendaraan yang baru masuk farm
dengan cara menyemprotkan desinfektan pada ban mobil dan motor atau pun orang
yang baru masuk farm dengan cara menyemprotkan desinfektan pada daerah
sepatu. Ketika memasuki kandang pedet, kaki atau alas kaki pekerja harus
dimasukkan ke dalam ember yang berisi desinfektan. Namun hal tersebut sering
tidak dilakukan.
34
ditemukan sapi yang demam mencapai 40 oC, dilakukan injeksi obat sulfidon dan
Hal tersebut dilakukan karena tidak semua puting dalam satu ambing sapi menderita
mastitis, sehingga aman untuk diperah. Puting sapi yang menderita mastitis diberi
injeksi melalui puting dengan mastilak. Treatment dengan mastilak ini dapat
tingkat keparahan mastitis yang dialami. Apabila sapi masih belum sembuh, maka
membersihkan alat-alat medis seperti spuit, baskom, dll. Setelah alat-alat tersebut
selesai digunakan, maka harus segera dicuci dengan air panas. Sebelum alat-alat
14). Hal tersebut dimaksudkan agar ketika sapi dewasa sudah tidak tumbuh tanduk
lainnya karena sapi suka menggaruk-garukkan kepalanya kepada sapi yang lain.
Berdasarkan SNI 2735-2008 tentang Bibit Sapi Perah Indonesia bahwa bibit sapi
setiap 6 bulan sekali untuk menghindari kepincangan karena sapi yang mempunyai
sedangkan untuk pemberian obat cacing 4 bulan sekali, namun di PT. Fajar Taurus
pemotongan kuku lebih diinsentifkan kepada sapi yang sudah tidak produksi atau
36
pada > 150 hari laktasi. Tujuan pemotongan kuku diatas hari ke-150 laktasi yaitu
ditangani. Sapi yang dipilih untuk dipotong kukunya adalah sapi-sapi yang celah
kukunya sudah tidak renggang dan kuku sudah melengkung keatas. Pemotongan
kuku dilakukan oleh petugas kesehatan. Kegiatan pemotongan kuku juga bertujuan
supaya sapi terhindar dari penyakit Penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit
mulut kuku atau yang biasa disingkat PMK adalah penyakit yang cukup berbahaya
dan sangat merugikan. Penyakit ini disebabkan oleh picorna-virus. Penyakit ini
DSK dan DB yang berada di TDF 2 di pindahkan (mutasi) ke TDF 2 atau pun
sebaliknya, pedet yang berstatus PLS dipindahkan dari TDF 1 ke TDF 2, kemudian
badannya. Sapi dara dilakukan penimbangan setiap satu bulan sekali untuk melihat
tingkat pertambahan bobot badannya. Selain itu, ketika ternak mengalami gejala
sakit atau bunting, maka sapi tersebut dipindahkan ke kelompok sapi yang sakit
terhadap penyakit, seperti dengan melakukan biosecurity dan sanitasi yang ketat di
gerbang pintu masuk TDF dan biosecurity di gerbang kandang pedet. Sementara
kaporit, kapur, dan destan setiap satu minggu sekali. Kegiatan kuratif meliputi
pengobatan terhadap sapi yang sakit atau sudah mulai menimbulkan gejala sakit.
sulfidon dan biotan.. Adapun pemberian vaksin brucellosis pada umur 4 bulan, fase
dingin atau tanpa penyinaran langsung dari matahari. Peralatan medis selalu
merupakan salah satu kegiatan sanitasi yang dilakukan untuk menghindari lantai
yang licin. Lantai yang licin dapat disebabkan karena adanya lumut, sehingga dapat
membahayakan sapi yakni sapi dapat terpeleset dan dapat menyebabkan cidera atau
pincang.
Saat menyikat lantai digunakan bahan tambahan yakni kaporit dan kapur.
Penggunaan kaporit dianggap kurang aman bagi ternak, sehingga di PT. Fajar
Taurus Dairy Farm lebih sering menggunakan kapur sebagai bahan tambahan untuk
menyikat lantai. Kaporit merupakan senyawa kimia yang berbahaya apabila tertelan
dan dari segi bau juga sangat menyengan, sehingga dapat mengganggu kenyamanan
ternak. Menurut Komala dan Feni (2014), calsium hipoclorit [Ca(ClO)3] atau
lain-lain, namun ada kekhawatiran efek samping akibat penggunaan kaporit yang
tepat agar terbebas dari DBP. Kapur dapat digunakan sebagai desinfektan karena
menurut Karseno, dkk. (2013) bahwa kapur sebagai bahan pengawet disebabkan
dara (Gambar 15). Kegiatan ini dilakukan setiap satu bulan sekali untuk mengetahui
ADG (Average Dairy Gain) sapi dara sehingga dapat menentukan sapi dara tersebut
masuk ke dalam kelompok mana. Selain dari bobot badan, pengelompokan sapi
39
dara juga berdasarkan tinggi badan sehingga pada saat penimbangan juga dilakukan
DB 14 – 23 350 – 461
Farm meliputi:
a. Deteksi Birahi
Tanda-tanda birahi yang nampak seperti, sapi tidak nafsu makan, mulai menempel
di pundak temannya dan mulai menaiki temannya. Namun ketika tanda-tanda birahi
tidak muncul, maka artinya sapi tersebut silent heat karena di ovary terdapat CL
40
dan kemudian ditreatmen dengan PGF2 alfa untuk menstimulasi lisisnya CL untuk
mengovulasikan ovum. Setelah itu mulailah muncul pencatatan buku IB. Ternak
yang birahi dicatat dalam form yang sudah tersedia nilainya (Tabel 9).
apakah sudah waktunya untuk dikawinkan atau belum. Pencatatan deteksi birahi
tersebut jika jumlah sudah >50 maka ternak segera dikawinkan (IB). Namun jika
hasil dari monitoring petugas kandang tidak sesiau dengan recording yang ada,
maka petugas dari bagian reproduksi terlebih dahulu akan mengecek kondisi ternak
dengan cara mempalpasi terlebih dahulu. Setelah kondisi ternak sudah diketahui,
barulah muncul beberapa penanganan khusus apabila terjadi kelainan pada sistem
b. Inseminasi Buatan
Sapi dikawinkan pada saat DSK yaitu umur 12-14 bulan, karena sudah
dianggap mencapai dewasa tubuh dan dewasa kelamin. Selain itu, sapi dikawinkan
apabila sudah muncul tanda-tanda birahi seperti yang sudah dijelaskan diatas.
diantaranya tampak tidak tenang, nafsu makan kurang, vulva memerah dan
sekeliling vulva. Waktu perkawinan yang tepat bagi sapi yang sedang birahi
42
dilakukan pada masa-masa subur. Masa subur ini dicapai 9 jam setelah tanda-tanda
birahi terlihat atau 6 jam sesudah birahi itu berakhir. Ovulasi terjadi sesudah 10-12
jam sesudah birahi berakhir. Apabila dikawinkan terlambat, 10-12 jam sesudah
mendapatkan laporan sesuai dengan form dan recording maka segera dilakukan IB.
Pejantan yang digunakan untuk IB yaitu berasal dari Balai Inseminasi Buatan
Lembang dengan nama pejantan Toyjet dan Flaun. Straw disimpan di dalam
melakukan inseminasi, pertama monitoring semen beku per 10 hari; sterilisasi gun
IB, pinset dan gunting; disiapkan air hangat 37oC untuk mengaktifkan semen yang
berdasarkan umur kebuntingan, dan monitor lebih ketat pada saat P-1 menjelang
43
kelahiran. Saat ternak bunting muda yaitu umur kebuntingan 1-6, pakan yang
diberikan berupa campuran hijauan dan konsentrat dari TMR. Saat umur
kebuntingan menjelang 7 bulan, pakan yang diberikan berupa hijauan yang telah di
chopper dan campur konsentrat yang ditabur diatasnya, hal ini dilakukan untuk
memulai masa pengeringan pada ternak. Saat umur kebuntingan 8-9 bulan, pakan
yang diberikan berupa campuran hijauan dan konsentrat dari TMR, karena pada
saat ini ternak akan mendekati masa kelahiran dan masa produksinya, sehingga
membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk anak dan produksi susu.
d. Penanganan Kelahiran
Kelahiran sapi dibiarkan secara normal dan alami, karena pada proses
kelaahiran ini ada skor penilaian tersendiri. Diupayakan skor kelahiran ternak
tersebut 1, yang artinya melahirkan secara normal tanpa campur tangan manusia.
Tanda-tanda sapi melahirkan seperti gelisah, nafsu makan turun, dan mulai keluar
lendir dari vulva. Apabila proses kelahiran tinggal hitungan waktu, lendir yang
keluar biasanya sudah mulai encer dan diikuti pecahnya selaput pembungkus
anaknya.
placenta, jika terjadi maka placenta harus dikeluarkan dan diberi antibiotic
intrauteri untuk menjaga agar bakteri tidak masuk. P+14 dilakukan palpasi rektal
untuk mengontrol uterus apakah kondisinya masih bengkak atau tidak, jika bengkak
maka diberi antibiotic intra uteri. P+21 memonitoring hal yang sama seperti P+14.
P+40 memonitoring kemunculan tanda-tanda birahi pada sapi, jika pada 40-50 hari
post partus sudah muncul tanda birahi maka sapi tersebut boleh di IB. P+60, jika
pada sapi belum muncul tanda-tanda birahi maka dapat di treatment dengan
adalah pembuatan awetan hijauan segar atau silase. Silase merupakan hijauan yang
diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air yang tinggi. Keunggulan
pakan yang dibuat silase adalah pakan awet (tahan lama), tidak memerlukan proses
populasi mikroorganisme pada rumen (perut) sapi (Sofyan, 2007). Silo atau tempat
pembuatan silase adalah sebuah lubang berbentuk persegi panjang yang berdinding
menampung 200 ton silase. Tempat tersebut dilapisi terpal agar ruangan
Bahan pembuatan silase adalah rumput gajah yang dipanen dari lahan milik
21). Setelah itu, rumput gajah diberi molases sebanyak 0.5 % dari berat daun. Setiap
udara dalam silase. Proses pembuatan silase sampai selesai membutuhkan waktu
kurang lebih 5 bulan karena pasokan rumput gajah tidak selalu tersedia setiap hari
dan keterbatasan mesin chopper. Silase yang dihasilkan dapat digunakan selama 7-
yang tidak terpisahkan dalam usaha sapi perah. Perawatan tersebut penting guna
46
menjaga kualitas barang agar tetap bertahan lama. Alat-alat yang sering dilakukan
perawatan adalah pisau pemotong rumput. Pisau ini sering sekali tumpul apabila
Kendaraan yang membawa bahan pakan atau hijauan tetap harus dijaga
kebersihannya. TMR dan truk adalah dua kendaraan yang sering digunakan untuk
langsung dibersihkan. Hal tersebut guna menjaga kendaraan agar tetap bersih.
yang mendapatkan pakan berkualitas baik, akan menghasilkan produksi susu yang
tinggi pula. Namun tetap harus memperhatikan aspek lainnya yang turut serta
berpengaruh terhadap produktifitas ternak. Salah satu cara untuk menilai efisiensi
pakan yang diberikan terhadap ternak, maka dilakukan evaluasi kecukupan gizi atau
nutrien. Contoh evaluasi pakan tersaji dalam Error! Reference source not found.
Fase dara pra kawin sangat membutuhkan PK dan TDN guna menunjang
pencapaian bobot badan yang diharapkan. Ketika sapi pada fase DPK 1 kekurangan
(2011) menyatakan bahwa, kekurangan protein dalam ransum ternak betina dapat
mengakibatkan birahi yang lemah, kawin berulang, kematian embrio dini dan
aborsi embrio. Namun pencapaian bobot badan akan kembali normal karena pada
fase DPK 2 dan DPK 3 kebutuhan PK dan TDN telah tercukupi bahkan berlebih.
Fase DSK dan DB merupakan fase persiapan untuk menjalani siklus reproduksi
47
yang pertama kali yakni birahi dan kebuntingan. Oleh karena, itu perlu nutrisi yang
cukup untuk hidup pokok dan mempertahankan kebuntingan bagi sapi DB.
48
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
hewan.
3. Produksi susu di PT. Fajar Taurus Indonesia tinggi yakni dari 370 ekor
liter/hari.
4. Pemeliharaan sapi induk atau sapi yang sedang laktasi perlu diperhatikan
5. Usaha yang dijalankan bai dan sudah efisien dilihat dari nilai R/C sebesar
4.2. Saran
1. Perlu adanya teknis pemberian pakan terhadap sapi dengan benar dan
tempat pakan. Kandang 2 dan 3 memiliki bak pakan yang seharusnya tidak
konsisten.
50
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI 2735-2008 tentang Bibit Sapi Perah.
BSN. Jakarta.
Blowey, R., dan Edmondson, P. 2010. Mastitis Control in Dairy Herds 2nd Edition.
CABI. UK.
Direktorat Pakan Ternak. 2014. Apresiasi Pengembangan Pakan Sapi Perah. (on
line). http://pakan.ditjennak.deptan.go.id/index.php/blog/read/kegiatan/apr
esiasi, diakses, 15 Maret 2015.
Karseno, Retno S., dan Pepita H. 2013. Penggunaan Bubuk Kulit Buah Manggis
Sebagai Laru Alami Nira Terhadap Karakteristik Fisik Dan Kimia Gula
Kelapa. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 13 (1): 27-38.
Komala, P. S., dan Feni A. 2014,. Kinerja Kaporit dalam Penyisihan E.Coli pada
Air Pengolahan PDAM. TeknikA, 21 (2): 66-76.
Prasetyo, A. 2014. Model Usaha Rumput Gajah Sebagai Pakan Sapi Perah Di
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokakarya Nasional Tanaman
Pakan Ternak, 57-63.
Purwanto, H., dan Muslih D. 2006. Tata Laksana Pemeliharaan Pedet Sapi Perah.
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian, 206-209.
51
Santosa, S. I., Agus, S., dan Ratih, W. 2013. Analisis Potensi Pengembangan Usaha
Peternakan Sapi Perah dengan Menggunakan Paradigma Agribisnis di
Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Buletin Peternakan, 37 (2): 125-
135.
Seseray, D. Y., Budi S., dan Marlyn N. L. 2013. Produksi Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum) yang Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0, 50
dan 100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan, 11 (1): 49-55.
Direksi
Ir. Catur Nugroho W.
Staf Staf
Supervisor Supervisor Supervisor
Gudang Pakan Pastura HMT
∑ Susu induk ∑ Susu murni ∑ CMR ∑ Skim ∑ Pakan betina ∑ Pakan jantan
No Umur Janta Betin Janta Rumpu Konsentra Rumpu Konsentra
. (hari) Betina Jantan Betina Jantan Betina n a n t t t t
Liter/ekor Kg
1. 0-1 0 0 - - - - - - - - - -
2. 2-3 6 0 - - - - - - - - - -
3. 4-14 0 0 8,00 12,00 - - - - - - - -
4. 15-30 0 0 30,00 - - - - - - 2,0 - -
5. 31-60 0 0 24,00 - 24,00 - 3,43 - - 4,8 - -
6. 61-70 0 0 - - 9,00 - 1,29 - - 3,0 - -
7. 71-80 0 0 - - 12,00 - 1,71 - - 7,2 - -
8. 81-90 0 0 - - - - - - - - - -
9. 91-100 0 0 - - 2,00 - 0,29 - - 2,0 - -
10. 101-120 0 0 - - - - - - - - - -
11. 121-150 0 0 - - - - - - - - - -
12. 151-180 0 0 - - - - - - - - - -
Total 6 0 62,00 12,00 47,00 0 6,72 0 0 19,00 0 0
56
Berat Lama
Umur Berat Akhir Rumput Konsentrat
No Umur (hari) ADG Awal Pemeliharaan Fase Susu (ltr)
(bulan) (kg) (kg) (kg)
(kg) (hari)
1 0-120 0-4 0,4 35 120 83 PMS 1,8 340
2 121-180 4-6 0,5 60 113 PLS 10 2,0
3 181-240 6-8 1 60 173 DPK 1 16 2,5
4 241-300 8-10 1 60 233 DPK 2 23 3,0
5 301-360 10-12 1 60 293 DPK 3 28 3,0
6 360-420 12-14 1 60 353 DSK 32 3,0
7 421-690 14-23 0,4 270 461 DB 40 3,5
57
58
Luas kokopan - 65 m2 76 m2
Bedding (buah) 28 48 20 17 81
Bedding
12 34 8 36 36 41 13
(buah)
Bak Air
Minum 2 2 1 3 2 3 3
(buah)
Jumlah
Ternak 9 21 4 14 9 34 22
(ekor)
Kepadatan
8,17 12,61 21,99 17,15 11,94 9,41 10,87
(m2/ekor)
Total Evaluasi
Bahan Pakan Per Ekor BK PK TDN
Pemberian BK TDN PK
BK PK TDN
Evaluasi PK TDN