Anda di halaman 1dari 41

PAKAN KELAS 2

Pasture (padang gembalaan), tanaman padangan, hijauan yang diberikan


dalam bentuk segar

Termasuk dalam kelompok ini adalah semua hijauan yang dipotong atau
tidak, dan diberikan dalam bentuk segar.

Hijauan makanan ternak adalah bagian dari tanaman baik berupa pucuk,
daun atau bagian atas dari tanaman yang biasa dimakan oleh ternak
tanpa menimbulkan gangguan fisiologis ternak yang mengkonsumsinya.
Ternak mengkonsumsi hijauan tiada lain adalah untuk mencukupi
kebutuhan energi.
Dilihat dari kandungan nutriennya (zat gizi), hijauan makanan ternak
dibagi menjadi dua golongan

 hijauan pakan sumber serat (Rumput  6000 spesies)


 hijauan pakan sumber protein (Legume  14000 spesies)

Hijauan pakan sumber serat adalah pakan yang berasal dari tanaman
yang memiliki kandungan serat di atas 10% (kandungan dinding sel
lebih dari 35%) dan kandungan protein kasar kurang dari 20%.

Hijauan pakan sumber protein adalah pakan asal tanaman yang


memiliki kandungan serat kasar di atas 10% (kandungan dinding
lebih dari 35%) dan kandungan protein kasarnya di atas 20%.
Fungsi Hijauan Pakan bagi Ternak
Ruminansia

 Penggertak agar rumen (perut) dapat berfungsi normal

 Sumber serat bagi ternak. Pada sapi laktasi, hijauan yang


diberikan minimal 40% dari total BK ransum atau sekitar
1,5% dari BB ternak.

 Sumber vitamin A, D, dan E


Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hijauan
 Umur Panen. kualitas nutrien dan kecernaan tanaman tua menurun

 Kualitas nutrisi bagian daun lebih baik daripada batang/ranting


tanaman

 Kualtas nutrisi hijauan yang telah menguning umumnya lebih rendah

 Daun hijauan yang berkualitas baik, jika diraba halus, merunduk dan
terkadang mudah rebah

 batang tanaman yang kaku dan tidak lentur menunjukkan sudah tua
(lignifikasi)

 kadar protein Leguminosa lebih tinggi daripada rumput-rumputan

 Kesuburan Tanah

 Variasi jenis hijauan memberikan hasil yang lebih baik, karena ada
efek saling melengkapi dari masing-masing hijauan
Jenis Hijauan Makanan Ternak

 Hijauan asal rumput-rumputan (Gramineae)

 Hijauan asal kacang-kacangan (Leguminosa)


- Legume pohon (berkayu)
- Legume semak “forbs” : berdaun lebar dan tanaman tidak
berkayu (merambat/semak)

 Hijauan asal limbah pertanian dan perkebunan


Rumput-rumputan (Gramineae)
A. Rumput Potongan rumpun
B. Rumput Padang Gembala hamparan
a. Rumput Potong

Ciri-ciri rumput potong adalah :


 Produksi persatuan luas cukup tinggi
 Tumbuh tinggi secara vertikal
 Banyak anakan dan responsif terhadap pemupukan

Termasuk kelompok ini adalah rumput Gajah (Pennisetum purpureum),


rumput Raja (Pennisetum purpupoides), rumput Benggala (Panicum
maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Bede
(Brachiaria decumbens) dan lain-lain
1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput Napier/Rumput Uganda
 Asal rumput : Afrika tropis
 Berumur panjang (6 tahun produktif), tumbuh tegak membentuk
rumpun dan tinggi tanaman dewasa 1,5 - 3 meter
 Tumbuh baik pada daerah curah hujan > 1000 mm, dan relatif
tahan kering
 Dapat tumbuh sampai pada ketinggian 3000 m dpl
 Perbanyak dg stek atau sobekan rumpun, jarak tanam 60 x 90 cm
 Responsif terhadap pupuk N, pupuk kandang membantu perbaikan
sistem perakarannya
 Pemotongan pertama umur 50–60 hari, selanjutnya setiap 40 hari
pada musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau
 Produksi hijauan sebanyak 100–200 ton per ha per tahun
 Cocok untuk ruminansia besar (sapi perah, sapi potong, kerbau),
untuk domba sebaiknya dipilih bagian rumput yang lunak
RUMPUT

Disebut dengan rumput napier atau


Rumput Gajah
rumput Uganda berasal dari afrika
(Pennisetum
tropika. Rumput gajah memiliki
purpureum)
umur panjang (parenial) 3-5 th.
Tumbuh tegak, tinggi tanaman 1,8-
2,4 meter. Potensi produksi 100-200
ton/ha/th, jika pemupukan baik
sampai 300 ton/ha/th. Dipanen 60
hari setelah tanam, selanjutnya 40-
60 hari tergantung musim
2. Rumput Raja (Pennisetum purpurhoides)
 Hasil persilangan antara Pennisetum purpureum dengan
Pennisetum typoides.
 Penanaman dg stek ditancapkan tegak lurus atau miring,
jarak tanam 1 x 1 m.
 Tumbuh di dataran rendah sampai tinggi, menyukai
tanah subur dan curah hujan yang merata
 Pemotongan pertama dilakukan pada umur 2 – 3 bulan
sebagai pemotongan paksa berikutnya dilakukan setiap
6 minggu
 Produksi hijauan dari rumput ini bisa mencapai 250 -
300 ton/hektar
 Digunakan untuk ransum ruminansia besar (sapi perah,
sapi potong dan kerbau).
 Kurang cocok untuk domba dan kambing, karena tekstur
daun dan batangnya keras dan berbulu
Rumput raja mempunyai karakteristik
tumbuh tegak berumpun-rumpun,
ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4
m, batang tebal dan keras, daun lebar agak
tegak, dan ada bulu agak panjang pada
daun helaian dekat liguna. Permukaan daun
luas dan tidak berbunga kecuali jika di
tanam di daerah yang dingin.Rumput raja
dapat di tanam di daeah yang subur di
dataran rendah sampai dataran tinggi,
dengan curah hujan tahunan lebih dari
1.000 mm.Produksi hijauan rumput raja
dua kali lipat dari produksi rumput gajah,
yaitu dapat mencapai 40 ton rumput
segar/hektar sekali panen atau setara 200-
250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu
hijauan rumput raja lebih tinggi jika
dibandingkan dengan rumput gajah Hawai
ataupun rumput Afrika.
3. Rumput Benggala (Panicum maximum)
 berasal dari Afrika subtropik
 Umur tanaman dapat mencapai 5-7 tahun
 Tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi tanaman dewasa
mencapai 1 – 1,8 m
 Tekstur daun lebih halus dibandingkan rumput Gajah
 Rumput ini sangat sesuai dengan dataran rendah, dan pada daerah
yang memiliki curah hujan 100 – 875 mm
 Rumput ini tidak tahan terhadap genangan air
 Perbanyakan dengan biji atau sobekan. Jarak tanam 60 x 60 cm
 Pemotongan pertama pada umur 50 – 60 hari (tinggi 1 m),
selanjutnya setiap 40 hari pada musim hujan dan 60 hari pada
musim kemarau
 Produksi hijauan 100–150 ton per ha pertahun
 Dapat diberikan pada ruminansia kecil (domba dan kambing) dan
ruminansia besar (sapi perah, sapi potong dan kerbau).
Rumput Benggala
(Panicum maximum)

Nama rumput adalah rumput Guinea


daerah afrika tropika dan subtropika
dikenal dengan rumput Benggala.
Berumur panjang, membentuk rumpun
seperti tanaman padi, Tinggi 1-1,8 m
memiliki bunga mayang atau panicle.
Produksi 100-150 ton/ha/th dapat
digembalai dan dipanen 60-90 hari
setelah tanam
4. Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
 Berasal dari Afrika tropika
 tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi 1,5–2 m
 Cepat membentuk anakan
 Tumbuh pada ketinggian 2000–3000 m dpl dan curah hujan 760
mm atau lebih
 Jarak tanam 70x90 cm atau 90x120 cm, ditanam dengan
menggunakan pols
 Pemotongan pertama umur 50–60 hari (tinggi 1 m), selanjutnya
setiap 35 - 40 hari (musim hujan) dan 60 hari pada musim kemarau
 Produksi hijauan antara 60–100 ton per ha pertahun
 Tekstur daun sangat lunak dan agak berbulu pada permukaan atas
terutama dekat batang, pangkal batang kemerahan
 dapat diberikan pada ruminansia kecil (domba dan kambing) dan
ruminansia besar (sapi perah, sapi potong dan kerbau).
 Banyak varietas : Nandi, Kazungula, Narok, Setaria lampungensis
Rumput Setaria
Setaria
anceps.Stapt

Dikenal dengan rumput Setaria


berasal dari afrika tropika tepatnya
Kenya, varietasnya Namdi,
Kazungula, dan Narok. Di
indonesia satu varietas yaitu
Setaria lapmpungensis, ditandai
dengan warna ungu pada bagian
pangkal batangnya. Membentuk
rumpun sampai tinggi 2
m.Berdaun lebat dan cepat
membentuk anakan sehingga
dapat digunakan sebagai rumput
potongan.
5. Rumput Bede (Brachiaria decumbens)
= Signal Grass

 Asal dari Afrika tropika (Uganda)


 Tumbuh bervariasi, daun pendek, kaku dan membentuk hamparan
tinggi 80 – 200 cm, agresif
 Peremajaan dilakukan setiap 5-7 tahun
 Tumbuh pada dataran rendah sampai pada ketinggian tempat 1200
m dpl
 Jarak tanam 40 x 40 cm, ditanam dengan menggunakan sobekan
rumpun atau biji sebanyak 2-4 kg per hektar
 Pemotongan pertama pada umur 50 – 60 hari, pemotongan
selanjutnya setiap 40 hari pada musim penghujan dan 60 hari pada
musim kemarau
 Produksi hijauan antara 37 ton per ha pertahun
 diberikan pada ruminansia kecil (domba dan kambing) dan
ruminansia besar (sapi perah, sapi potong dan kerbau)
Rumput Signal Braciaria
decumbens

Dikenal dengan nama rumput BeDe


berasal dari Uganda (Afrika tropika).
Berumur panjang tumbuh
membentuk hamparan lebat dan
sangat agresif. Tinggi mencapai 35-
40 cm karena agresif rumput ini
hanya dapat tumbuh bersama jenis
lehume yang bersifat memanjat.
Bila pola tanam campuran
Kapasitas produksinya 90-150
ton/ha/th.di Australia tekanan
pengembalaan 5 ekor/ha dapat
menghasilkan lebih kurang 960
kg/ha/th.
Nutrien Rumput Potong

Jenis Rumput BK Abu Prot Lemak Serat BETN TDN Ca P

--------------------------------% ---------------------------------

R. Gajah 23,2 12,0 8,7 2,7 32,3 43,7 52,4 0,48 0,35

R. Raja 24,6 8,6 9,0 2,5 35,2 44,7 53,1 0,37 0,38

R. Benggala 23,6 12,5 10,9 2,4 32,9 41,3 53,6 0,62 0,27

R. Setaria 15,9 12,0 10,3 2,9 33,7 41,1 52,0 0,37 0,19

R. Bede 27,5 7,1 9,8 2,4 28,9 51,8 61,7 0,24 0,18
b. Rumput Gembala

Ciri-ciri rumput gembala adalah :


 Tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon

 Tahan renggut dan injak (perakaran kuat dan dalam)

 Tahan kekeringan

Termasuk kelompok rumput gembala antara lain : Chloris


gayana, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica.
Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, dan lain-lain.
1. Rumput Rhodes (Chloris gayana KUNTH
= Rhodes Grass)

 berasal dari Afrika selatan


 tumbuh cepat membentuk hamparan dengan batang langsing,
tinggi tanaman bisa mencapai 60 - 150 cm
 Batangnya bercabang-cabang lebat, berkembang pesat dengan
stolon
 Hidup baik pada dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 m
dpl, dengan curah hujan tahunan 762 - 1270 mm
 Penanaman dengan biji, jarak tanam 50 x 70 cm
 tahan penggembalaan dan injakan, serta palatabel
 Helai daun halus dan panjang sekitar 50 cm dengan lebar 0,5 – 1
cm.
2. Rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis)
 berasal dari Kenya (Afrika tropis)
 berumur panjang, tumbuh cepat membentuk hamparan vertikal dan
horizontal dengan tinggi tanaman bisa mencapai 60 - 120 cm
 Hidup baik pada dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 m
dpl, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1000 mm
 tetapi tidak tahan terhadap genangan air
 Penanaman dengan pols stek, jarak tanam 40 x 40 cm atau 30 x 30
cm tergantung pada kesuburan tanah
 ditanam bersama leguminosa seperti Centrosema dan Stylosantes.
 batang yang menjalar bersinggungan dengan tanah, dengan daun
lebar dan halus
 setiap stolon tumbuh akar, perakaran luas dan dangkal.
 Kurang tahan renggutan.
 hanya digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia kecil
seperti domba dan kambing
3. Rumput Para (Brachiaria mutica)
 Berasal dari Afrika tropis
 Berumur panjang, tumbuh cepat membentuk hamparan horizontal
 Tumbuh menjalar dengan stolon bisa mencapai 4,5 m
 tinggi tanaman mencapai 60-90 cm.
 Hidup pada dataran rendah sampai 1000 m dpl, dengan curah hujan
tahunan lebih dari 1000 mm
 tahan terhadap genangan air dan tanah masam tetapi tidak tahan
terhadap tanah asin.
 Penanaman dengan pols atau stolon, panjang 20-30 cm (2-3 buku)
ditanam miring. Jarak tanam 60 x 120 cm atau 90 x 100 cm
 Ditanam bersama Centrosema
 Tumbuh menjalar dengan stolon, setiap buku stolon tumbuh akar
dan bercabang. Batang dan daun berbulu
 Jika dijadikan rumput potongan, pemotongan pertama pada umur 3
bulan, dan selanjutnya setiap 2 bulan. Sebagai rumput
penggembalaan, dilakukan setelah umur tanaman satu tahun
4. Rumput Australia (Paspalum dilatatum)

 Berasal dari Amerika selatan


 Berumur panjang, tumbuh tegak mencapai 60 - 150 cm.
 Hidup baik pada dataran rendah sampai 2000 m dpl, dengan curah
hujan tahunan 900 - 1200 mm
 Tahan terhadap genangan air
 Penanaman dengan pols, jarak tanam 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm
 Perakaran luas dan dalam sehingga tahan genangan
 Jika dijadikan rumput potongan, pemotongan pertama dilakukan
pada umur 2 bulan, dan selanjutnya setiap 40 hari pada musim
penghujan atau setiap 60 hari pada musim kemarau.
 Jika digunakan sebagai rumput penggembalaan, maka
penggembalaan dilakukan setelah umur tanaman tiga bulan
5. Rumput Pangola (Digitaria decumbens)
 Berasal dari Afrika selatan
 berumur panjang, tumbuh merayap dan membentuk hamparan,
tinggi tanaman bisa mencapai 60-120 cm
 Hidup baik pada pada ketinggian 200-1500 m dpl, dengan curah
hujan tahunan 750-1000 mm
 Hidup pada lahan kering atau tergenang
 Penanaman dengan pols atau stolon dengan panjang 20 - 30 cm (2-
3 buku) ditanam miring (45o). Jarak tanam 30 x 50 cm.
 Dapat ditanam bersama leguminosa seperti Calopogonium.
 tumbuh menjalar dengan stolon, setiap buku stolon tumbuh akar
dan bercabang.
 Jika dijadikan rumput potongan, pemotongan pertama pada umur 3
bulan, selanjutnya setiap 2 bulan. Jika digunakan sebagai rumput
penggembalaan, penggembalaan dilakukan setelah umur satu tahun
6. Cynodon plectostachyus = African star grass
Naivasha star grass, Giant star gras

 Berasal dari Afrika timur


 Tanaman tahunan
 Cepat menutup tanah gundul dengan adanya stolon
 Tahan penggembalaan
 Peka terhadap pemupukan N
 Disukai ternak
 Agresif (daya saing tinggi)
 Produksi 25 ton/ha (dengan pemupukan
7. Pennisetum clandestinum

 Tanaman tahunan
 Rumput padang gembala terbaik diatas 1500 m dpl
 Tidak tahan kekeringan
 Dikenal dengan nama Kikuyu (Cisarua, Lembang, Pangalengan)
Nutrien Rumput Gembala

Jenis Rumput BK Abu Protein Lemak Serat BETN TDN Ca P


---------------------------------- persen -------------------------------------

R. Rhodes 21,0 10,4 8,1 12,9 36,0 43,6 52,0 0,54 0,20

R. Ruzi 24,7 9,6 7,9 2,0 34,8 45,7 52,3 0,53 0,34

R. Para 21,0 13,3 10,5 2,9 29,5 43,8 55,0 0,38 0,19

R. Australia 27,0 11,9 9,98 2,88 21,4 53,8 56,8 0,33 0,10

R. Pangola 19,8 10,7 11,9 3,2 32,9 41,3 55,2 0,47 0,22
C plectostacyus 28,0 10,4 10,0 1,8 32,2 45,5

P clandestinum 18,0 6,8 6,8 1,6 16,8 67,9


c. Rumput Lapangan

Rumput lapangan adalah sekumpulan beberapa jenis rumput yang


tumbuh alami atau liar tanpa ada campur tangan manusia dalam
berkembang-biaknya.

Berdasarkan tempat tumbuhnya dibagi dua yaitu


a. rumput alam daratan
b. rumput alam perairan

Rumput alam daratan penyebarannya sering ditemukan di beberapa


kawasan seperti pertanian, kehutanan dan perkebunan

Rumput alam perairan sering ditemukan dipinggiran rawa-rawa, sungai


dan danau
 Rumput lapangan sangat disukai ruminansia.
 Cara penyabitannya sebaiknya digunakan sabit yang
tajam agar tidak merusak dan memusnahkan
sekumpulan rumput yang dipotong.
 Untuk mendapatkan kualitas rumput yang baik
sebaiknya rumput dipotong menjelang berbunga.
 Hal yang harus diingat, pada penyabitan rumput
sebaiknya rumput yang tumbuh jangan diambil semua,
tetapi harus menyisakan sebagian rumput yang
berbunga agar terjadi pelestarian tanaman.
 Penyabitan rumput sebaiknya dilakukan pada setelah
embun hilang atau setelah kering, karena rumput yang
basah mudah terjadi pembusukan
Nutrien Rumput Lapangan
No
Ingredien BK Abu Prot Lemak Serat BETN TDN Ca P

------------------------------------% ---------------------------------------
1
R Alam daratan 24,4 14,5 8,2 1,4 31,7 44,2 56,2 0,37 0,23
2 R Alam perairan 19,7 12,5 10,2 2,8 35,4 39,1 51,1 0,22 0,13
3 Rumput Karpet 26,3 10,6 8,1 1,8 29,3 50,1 57,4 0,34 0,13
4 R Kakawatan 30,6 10,9 10,2 2,8 29,7 46,9 57,4 0,42 0,25
5 Alang-lalang 31,0 6,6 5,2 2,2 40,4 40,9 44,4 0,40 0,26
6 Rumput Haseum 25,0 9,2 7,5 2,5 33,5 47,3 53,3 0,46 0,32
7 Paparean 19,5 17,2 16,6 1,9 37,0 27,2 74,2 0,22 0,15
8 Rumput pahit 26,3 11,3 9,9 1,4 30,0 47,3 58,5 0,43 0,25
9 Rumput teki 20,0 13,5 10,1 1,6 30,6 44,2 56,1 0,53 0,23
Pakan Hijauan Asal Kacang-kacangan
(Leguminosa)
 Leguminosa tropik yang hidup lebih dari satu tahun
(perenial) dapat menyediakan hijauan lebih banyak
daripada yang hidup hanya satu tahun (annual)

 Leguminosa memiliki kemampuan mengikat unsur nitrogen


(N) dari udara bebas dengan bantuan bakteri Rhizobium
yang hidup pada nodul-nodul akarnya. Dengan demikian
dimungkinkan hijauan asal leguminosa mengandung
protein lebih tinggi daripada rumput-rumputan

 Pakan hijauan asal leguminosa dikelompokan menjadi dua


berdasarkan daya konservasi tanah, yaitu :
a. Leguminosa pencegah erosi
b. Leguminosa penutup tanah
Legum Pohon
1. Gamal (Gliricidia sepium), cebreng (Sunda)
Ganyang mati alang-alang

 Cepat tumbuh dan tahan kekeringan


 Pertumbuhan dengan tunas, setelah pemangkasan tumbuh tunas
baru sekitar 20 tunas
 Mampu bersaing dengan alang-alang
 Perbanyakan tanaman dengan stek. bibit harus mempunyai mata
tunas dengan panjang  1 meter, ditanam dengan kedalaman 15 cm
 Produksi hijauannya sekitar 1,1 ton bahan kering/ha/tahun
 Sebelum diberikan kepada ternak perlu dilakukan pelayuan
 Ternak yang belum terbiasa perlu dilatih. Pembiasaan pada sapi
dewasa, harus dilaparkan dahulu selama satu hari di dalam kandang
 Perbandingan rumput dan daun Gamal adalah 70% dan 30%.
 Faktor pembatas adanya Tannin. Pada dosis tinggi dapat
menurunkan kecernaan pakan karena tanin membentuk senyawa
kompleks dengan protein.
2. Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam)
De Wit.)
 Tinggi pohon bisa mencapai 10 m
 Pemotongan pada tahun pertama dilakukan setelah tanaman
berumur 6 bulan. Panen berikutnya 2-3 bulan setelah pemotongan
awal
 Daun lamtoro untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba dan
kambing) dapat diberikan dalam bentuk segar atau kering
 Penggunaan daun lamtoro sebaiknya tidak melebihi dari 50%
kebutuhan pakan hijauan
 Faktor pembatas adanya senyawa mimosin.
 Kandungan mimosin dalam biji lamtoro sekitar 3,7%, sedangkan
dalam daun antara 3-5%
 Mimosin termasuk asam amino yang apabila dikonsumsi dalam
jumlah berlebih dapat menghambat pertumbuhan ternak ruminansia
atau merontokan bulu pada ternak non-ruminansia
3. Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
 Asal tanaman ini dari Guatemala, menyebar di seluruh pelosok
Indonesia sejak tahun 1970
 Dua spesies di Indonesia, yaitu :
a. Calliandra callothyrsus (bunga merah)
b. Calliandra tetragone (bunga putih)
 Tanaman perdu berkayu, tinggi 5-10 m
 Produksi daun 7-10 ton BK/ha.tahun
 Makin sering dipangkas pertumbuhan akan lebih baik
 Dapat tumbuh curah hujan 700–3000 mm/tahun. Biasa tumbuh
pada tanah berstruktur ringan seperti pasir
 Lebih tahan kekeringan dibandingkan lamtoro.
 Bunga unt lebah madu, batang unt kayu bakar, daun unt pakan
 penggunaan kaliandra sebagai pakan domba atau kambing perlu
dibatasi, karena di dalam daunnya terdapat antinutrisi yaitu tannin
4. Turi (Sesbania grandiflora)
 Tanaman ini berasal dari Srilangka
 Tumbuh menahun, pohon berbatang lurus dengan cabang dan
ranting dibagian atas, serta tingginya bisa mencapai 5 –10 m.
 Daun sirip berganda, bentuk oval dan berwarna hijau agak kaku.
Bunga berwarna putih atau merah, buah berbentuk polong panjang.
Daya adaptasi tanaman ini cukup baik, dapat tumbuh pada daerah
tandus berkapur serta tahan naungan.
 Bunga untuk lalaban pecel, batang untuk kayu bakar, daun untuk
pakan.
 Domba dan kambing sangat menyukai daun turi
 penggunaan daun Turi sebagai pakan domba atau kambing perlu
dibatasi, karena di dalam daunnya terdapat antinutrisi yaitu tannin.
Sebelum diberikan pada ternak, sebaiknya daun Turi dilayukan
terlebih dahulu.
Nutrien Daun Legum Pohon

Ingredien BK Abu Protein Lemak Serat BETN TDN Ca P


---------------------------------% ------------------------------------

Daun Gamal 25,0 6,3 18,8 3,7 15,5 53,7 64,7 0,66 0,11

Daun Lamtoro 24,8 7,5 24,2 3,72 21,5 43,1 69,0 1,68 0,21

Daun Kaliandra 25,0 5,0 24,0 3,0 27,0 41,0 75,0 0,54 0,34

Daun Turi 18,3 10,2 29,2 3,4 17,1 40,1 67,2 0,99 0,47
Legume Merambat
1. Kacang Sentro (Centrocema pubescens BENTH)

 berasal dari Amerika Selatan tropika


 Perrenial (hidup lebih dari satu tahun), berdaun tiga (trifoliate)
 sangat agresif, batangnya merambat, memanjat dan menjalar dan
membentuk pertanaman penutup tanah 4 sampai 6 bulan setelah
penanaman dari biji
 Batangnya agak berbulu dan panjang mencapai 5 m
 Berdaun lebat dan batangnya tidak berkayu meskipun tanaman
telah berumur 18 bulan
 beradaptasi dengan baik di daerah tropis dan sub-tropis dengan
curah hujan antara 1200 – 1500 mm
 Produksi bahan kering mencapai 2-5 ton/ha/tahun
 cukup baik untuk digunakan pada pertanaman campuran dengan
berbagai jenis rumput seperti Panicum maximum , Pennisetum
purpureum, Brachiaria mutica, dan Digitaria decumbens
2. Kacang Kalopo (Calopogonium mucunoides
DESV)

 berasal dari Amerika Selatan tropika


 perrenial (hidup lebih dari satu tahun),
 Batangnya merambat, memanjat dan menjalar
 kurang tahan terhadap naungan dan genangan air. Biasa hidup ada
daerah dengan ketinggian 200 sampai 1000 m dpl dengan curah
hujan sekitar 1270 mm/tahun
 Termasuk legume pioner karena dapat segera tumbuh di tanah-
tanah yang penuh dengan herba atau semak
 Kalopo ditanam sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan
kelapa, kopi dan karet serta pada lahan yang baru dibuka
 tidak tahan tumbuh di bawah naungan perkebunan karet yang tua
 Hijauan Kalopo dapat digunakan sebagai campuran pakan
3. Kacang Puero (Pueraria phaseloides (Roxb.)
BENTH)

 Puero atau Kudzu berasal dari Malaysia dan daerah-daerah tropis


 perrenial (hidup lebih dari satu tahun), batangnya bisa merambat,
memanjat dan menjalar sampai 4,5 – 6 m.
 Hamparan yang terbentuk di atas permukaan tanah dapat mencapai
tinggi 60-75 cm
 hidup di daerah dengan curah hujan sekitar 1270 mm/tahun atau
lebih
 sangat baik untuk makanan ternak dan sangat disukai oleh sapi
 Sebagai tanaman perintis untuk tanah-tanah marginal, karena
perakaran dalam dan luas
4. Kacang Stilo (Stylosanthes guianensis (Aubl.)
Sw)

 berasal dari Amerika Tengah dan Selatan beriklim tropis


 perrenial (hidup lebih dari satu tahun), membentuk rumpun atau
semak dengan batang yang tebal dan agak tegak kuat
 bisa hidup di daerah yang bebas embun beku dengan curah hujan
sekitar 890 - 4065 mm/tahun
 Sangat tahan terhadap kekeringan dan toleran terhadap tanah
masam dan drainase yang buruk, tetapi tidak tahan terhadap
naungan.
 sangat disukai ternak terutama tanaman yang masih muda.
 Sangat baik digunakan sebagai suplemen protein di padang
penggembalaan alam, dan dapat dicampur dengan rumput
Brachiaria humidicola, Cencrus ciliaris atau Heteropogon contortus
Nutrien Daun Legum Merambat

Ingredien BK Abu Protein Lemak Serat BETN TDN Ca P


---------------------------------------% ----------------------------------

Centrosema 24,1 9,4 16,8 4,0 33,2 36,5 60,2 1,20 0,38

Calopo 29,4 8,8 15,8 3,2 33,7 38,4 57,7 1,21 0,23

Puero 29,2 6,7 20,5 2,0 37,9 32,9 48,8 0,71 0,18

Kacang Stilo 29,2 8,3 18,1 2,1 26,8 44,7 61,5 1,56 0,56

Anda mungkin juga menyukai