Anda di halaman 1dari 17

Nama : Ishaq

Kelas : 2H
NIRM : 05.10.19.1991
No. urut : 17
Mata Kuliah : Padang Penggembalaan
PLP : Isrowiyah, S. Tr.

MACAM-MACAM RUMPUT PASTURE

A. Pengertian Pasture
Menurut Reksohadiprodjo (1994) padang penggembalaan adalah suatu daerah
padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang
dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang
penggembalaan adalah tempat atau lahanyang ditanami rumput unggul dan atau
legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan
untuk menggembalakan ternak (Yunus, 1997).
Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan
kualitas ungguldan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia
(Parakkasi, 1999), sehingga dapatdisebut sebagai padang penggembalaan.
Sebelum adanya mekanisasi pertanian, padang rumputadalah sumber makanan
utama untuk penggembalaan ternak seperti kuda dan sapi. Hal tersebutmasih
digunakan secara ekstensif, terutama sekali di daerah kering apabila padang
rumputdaratan tidak cocok untuk produksi pertanian. Di daerah yang lebih lembab,
padang penggembalaan dimanfaatkan secara ekstensif dalam bentuk “free range”
dan pertanian organik. Pasture terdiri dari rumput-rumputan, leguminosamaupun
hijauan lain (Wikipedia, 2008).
B. Macam-Macam Rumput Pasture

1. Rumput Brachiaria decumbens (bede)

Rumput Brachiaria decumbens disebut juga rumput signal berasal dari Afrika


timur. Brachiaria decumbens mempunyai ciri-ciri, tinggi tanaman 30-45 cm,
daun kaku dan pendek, ujung daun meruncing, mudah berbunga, bunga
berbentuk seperti bendera. Brachiaria decumbens disebut rumput gembalaan
yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan yang lebat.
Rumput bede termasuk rumput berumur panjang, dapat tumbuh dengan
membentuk hamparan lebat dan penyebarannya sangat cepat melalui stolon.
Rumput bede tahan penggembalaan berat, tahan injakan dan renggutan serta
tahan kekeringan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen. Selain itu
rumput ini juga cepat tumbuh dan berkembang sehingga mudah menutup tanah,
tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Rumput ini merupakan bahan hay
yang balk, karena batangnya kecil mudah menjadi kering. Rumput bede dapat
tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m (dataran rendah sampai dataran tinggi)
dengan curah hujan 762-1500 mm/tahun, kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono
dan Susetyo, 1977).

Klasifikasi Rumput Bede (Signal)


Divisi                    : Angiospermae
Class                     : Monocotyledoneae
Ordo                     : Graminales
Family                  : Graminaea
Genus                   : Brachiaria
Species                 : Brachiaria Decumbens
Di Indonesia rumput bede banyak dijumpai di pinggir jalan, pinggir
selokan, lapangan, pematang sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu.
Perkembangbiakan rumput bede di Indonesia sebenarnya sudah tersebar luas,
namun pengembangan secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat
terbatas dibandingkan dengan pengembangan rumput raja (king grass) dan
rumput gajah (elephant grass) yang sudah dikenal lebih dahulu oleh petani
peternak. Jarak tanam yang sering digunakan untuk penaman rumput bede
adalah 30x30 cm atau 40x40cm (Akk, 1983).
Kandungan isi sel rumput Bede mengalami menurun dengan meningkatnya
tingkat kedewasaan tanaman, sedangkan kandungan fraksi serat (NDF, ADF,
dan Lignin) meningkat dengan meningkatnya tingkat kedewasaan tanaman.
Kualitas serat terbaik ditunjukkan oleh hijauan rumput Bede yang dipotong
pada umur 30 hari, dan pemotongan rumput masih tetap dapat dilakukan
sampai umur 40 hari. Keistimewaan rumput ini adalah tahan hidup di musim
kemarau (tahan kering), selain itu karena mempunyai perakaran yang sangat
kuat dan cepat menutup tanah sehingga dapat mengurangi erosi (Siregar, 1987).
Pemotongan atau penggembalaan pertama dapat dilakukan setelah tanaman
rumput bede berumur 2 bulan bila keadaan memungkinkan (cukup hujan)
dengan tujuan untuk meratakan dan merangsang pertumbuhan akar tanaman.
Pemotongan/penggembalaan berikutnya dilakukan setiap 5-6 minggu (40 hari)
pada musim hujan, sedangkan musim kemarau diperpanjang sampai 8 minggu
(60 hari). Tinggi potong rumput bede biasanya 5-15 cm dari permukaan tanah
pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau biasanya lebih dari 15 cm
dari permukaan tanah.
Kandungan protein kasar dan serat kasar pada berbagai taraf pemotongan
dilaporkan oleh Siregar dan Djajanegara (1972) adalah, 13,8% dan 29,69%
pada pemotongan 20 hari, 8,86% dan 30,63% pada pemotongan 30 hari, 6,24
dan 33,27 pada pemotongan 45 hari serta 5,90 dan 34,1 pada pemotongan 60
hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa protein kasar pada Brachiaria akan
cenderung menurun dan serat kasar akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya umur potong rumput.

2. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)


Rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah rumput berukuran besar
bernutrisi tinggi yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak
seperti sapi, kambing, gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika
karena ketahanannya terhadap cuaca panas. Dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai elephant grass, naper grass, atau Uganda grass.
Karakteristik morfologi rumput gajah adalah tumbuh tegak lurus,
merumpun lebat, tinggi tanaman dapat mencapai 7 meter, berbatang tebal dan
keras, aun panjang, dan berbunga seperti es lilin. Kandungan zat gizi rumput
gajah terdiri dari 19,9% bahan kering; 10,2 % protein kasar; 1,6% lemak;
34%,2 serat kasar; 11,7% abu; dan 42,3% bahan esktrak tanpa nitrogen.

Rumput gajah tumbuh subur di permukaan tanah dengan ketinggian 2000 meter di
atas permukaan laut.

Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas Afrika dan Hawai.

 Varietas Afrika ditandai dengan batang dan daun kecil, tumbuh tegak,


berbunga, dan produksi lebih rendah dari varietas Hawai.
 Varietas Hawai ditandai dengan batang dan daun lebar, pertumbuhan rumpun
sedikit menyamping, produksi lebih tinggi, juga berbunga.
Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari pasca-tanam. Panen
selanjutnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau.
Tinggi pemotongan dari permukaan tanah kira-kira 10–15 cm. Produksi hijauan
rumput gajah antara 100-200 ton rumput segar per hektar per tahun. Peremajaan
tanaman tua dilakukan setelah 4-6 tahun untuk diganti dengan tanaman yang baru.

Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman
lain, misalnya ketela pohon atau jagung. Tanaman ini berfungsi untuk mengurangi
terpaan hembusan angin yang merobohkan tanaman lain. Penanaman rumput gajah
dapat dilakukan di ladang, guludan, dan pematang sawah. Laju pertumbuhan tanaman
rumput gajah relatif cepat karena memiliki respons tinggi terhadap tanah yang subur.
Bila dirawat dengan baik dan dilakukan pemotongan secara berkala maka
pertumbuhannya cepat.

Penanaman Rumput Gajah sangat mudah, hanya dengan menanam batangnya


dengan sudut tanam 45 derajat dengan panjang tiga sampai lima ruas. Setiap ruas
akan muncul daun baru. Selain itu, tanaman ini juga cepat menyebar ke samping
menjadi rumpun.

Rumput Gajah banyak dibudidaya untuk keperluan makanan ternak. Untuk


penggemukan sapi, kebutuhan minimal berkisar 1,5-0,8 bahan kering dari bobot sapi
yang digemukkan. Jadi, seekor sapi yang akan digemukkan berbobot 200 kg akan
diberikan rumput gajah segar yang mengandung 21% bahan kering. Dengan
demikian, kebutuhan minimal hijauan sapi yang akan digemukkan itu adalah 200 x
0,5/100 x 1 kg = 1.0 kg bahan kering atau 4,8 kg bentuk segar rumput gajah. Namun,
dikarenakan selalu ada bagian yang tidak dimakan (sisa batang), maka pemberian
dilebihi 5% dari kebutuhan, jadi kira kira rumput gajah segar yang akan diberikan
kepada sapi yang akan digemukkan sebanyak 105/100 x 4,8 kg = 5, 05 kg. Selain
sebagai makanan ternak, rumput gajah dapat dimanfaatkan untuk bahan
produksi fiber, penahan erosi tanah, maupun sebagai pagar.
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tanpa takson): Angiospermae

(tanpa takson): Monokotil

(tanpa takson): Commelinids

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Bangsa: Paniceae

Genus: Pennisetum

Spesies: P. purpureum

Nama binomial

Pennisetum purpureum

3. Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides)


Salah satu jenis tanaman rumput dengan tingkat produksi tinggi adalah
rumput raja yang telah banyak dikembangkan oleh peternak. Rumput raja
mempunyai nama latin Pennisetum purpuphoides atau disebut juga dengan
nama king grass. Rumput raja adalah jenis rumput baru yang merupakan hasil
persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpereum) dengan pennisetum
typhoides. 
Rumput raja merupakan jenis rumput unggul sebab mudah dibudidayakan
dan memiliki potensi produksi yang tinggi. Dibandingkan rumput gajah,
produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu
dapat mencapai 40 ton rumput segar per hektar sekali panen atau setara dengan
200-250 ton rumput segar per hektar per tahun (Wibisono, 2008). Tingginya
produktivitas rumput raja tersebut menjadikan rumput raja ini banyak
digunakan sebagai pakan dalam usaha penggemukan ruminansia (sapi,
kambing, domba, dan kerbau).
Klasifikasi tanaman rumput raja adalah sebagai berikut : 
Filum : Spermatophyta
Subfilum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Famili : Gramineae
Subfamili : Penicoideae
Genus: Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpuphoides
Ciri-Ciri Rumput Raja 
Rumput raja termasuk tanaman berumur panjang, tumbuh tegak, berbentuk
rumpun, perakarannya dalam dan tingginya dapat mencapai 4 meter. Rumput
ini berbatang tebal dan keras, dan setelah tua daunnya lebar dan panjang
dimana tulang daunnya keras. 
Kandungan Nutrisi/ Gizi 
Rumput Raja mempunyai kandungan nutrisi yang cukup baik yaitu
kandungan BK 12,18%; PK 11,68; SK 32,49; LK; 1,70; ABU 18,15 dan TDN;
66,04 .
Penanaman Rumput Raja 
Rumput raja mudah ditanam, dapat tumbuh baik pada dataran rendah hingga
dataran tinggi sampai dengan ketinggian 1.500 meter diatas pennukaan laut,
menyukai tanah yang subur dan curah hujan diatas 1.000 min/th dengan
penyebaran yang merata sepanjang tahun. Dilahan yang subur dengan
pemupukan intensif produksi rumput ini dapat mencapai 1076 ton/ha/th rumput
segar, dimana dengan rasio batang dan daun 48:52 (Siregar, 1988) 
Penanaman Rumput Raja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu stek dan
sobekan. Menurut Siregar (1988) batang yang digunakan untuk stek sebaiknya
yang berumur cukup tua yaitu yang sudah berumur delapan bulan, panjang stek
kira-kira 25-30 cm dan memiliki dua mata tunas. Bila menggunakan sobekan
rumpun, maka dipilih rumput yang muda yang tingginya 20-25 cm. Penanaman
Rumput Raja dengan menggunakan stek harus diperhatikan yaitu tunas jangan
sampai terbalik. Stek dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah
tegak lurus atau miring dengan jarak tanamnya 1 x 1 m, untuk penanaman
dengan menggunakan sobekan rumpun, perlu dibuat lubang sedalam 20 cm
(Rukmana, 2005). Waktu tanam yang baik adalah pada awal sampai
pertengahan musim hujan. Dengan perlakuan yang baik, maka rumput raja
dapat dipanen 8-9 kali setahun dan akan terus berproduksi selama 10 tahun
(Siregar, 1988). 
Keunggulan Rumput Raja 
Produksi rumput raja dua kali lebih tinggi dari pada rumput gajah varietas
hawai, sedangkan rumput gajah varietas Afrika tiga kali lebih tinggi. Persentase
berat daun rumput raja juga lebih tinggi dari pada rumput gajah varietas hawai
maupun Afrika, dan hal ini didukung dengan kandungan zat yang cukup baik
yaitu : berat kering 22,40%; protein kasar 13,50%; serat kasar 34,10% (Siregar,
1994) 
Rumput Raja mempunyai keunggulan yaitu lebih disukai ternak, relatif lebih
cepat dipanan dan tahan kering. Pemotongan rumput Raja pertama kali pada
umur 2 sampai 3 bulan dan selanjutnya tiap 6 minggu sekali, kecuali pada
musim kemarau interval pamotongannya diperpanjang.
Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides)
4. Rumput Setaria (setaria splendida)
Rumput setaria merupakan salah satu jenis rumput yang hijauan dan biasanya
ini menjadi salah satu rumput yang akan digunakan untuk suatu pakan ternak.

Rumput setaria ini digunakan ternak ruminansia, misalnya domba, sapi,


kambing, kerbau dan lain sebagainnya. Rumput setaria ini termasuk pada jenis
rumput yang menyebar secara cepat dan berasal dari Afrika.

Rumput setaria ini menjadi salah satu yang berasal dari Afrika dan diambil
dari nama latin Setaria sphacelata. Namun, dalam terjemahan inggris lebih
dikenal sebagai Setaria, sedangkan Malaysia lebih akrab dengan nama Sekoi.
Coduoi cho merupakan sebuah nama rumput setaria yang sering dipanggil oleh
negeri Vietnam.
Itulah nama spesies dari rumput setaria, jika kita melihat lebih jelas lagi tentang
klasifikasinya, maka klasifikasi rumput setaria akan menjadi sebagai berikut.

 Kingdom – Plantae
 Sub Kingdom – Tracheobionta
 Divisi – Magnoliopsida
 Super Divisi – Spermatophyta
 Kelas – Magnoliophyta
 Ordo – Cyperales
 Famili – Poaceae
 Genus – Setaria
 Spesies – Setaria sphacelata

Morfologi rumput setaria ini menjadi salah satu jenis rumput yang berbeda
dengan rumput lainnya. Secara habitat, rumput setaria ini biasanya akan tumbuh
di daerah yang mencapai ketinggian 1000 hingga sampai dengan 3000 meter dpl.

Rumput setaria ini juga dapat tumbuh dengan baik apabila curah hujan
mencapai 750 hingga 1000 mm. Akan tetapi, untuk proses menanam pada
rumput ini bisa dilakukan dengan cara yang mudah, karena rumput setaria ini
dapat ditanam dengan cara seperti rumput-rumput pada umumnya.

Rumput setaria ini memiliki teknik yang mudah untuk ditanam, dimana
rumput setaria ini dapat bertumbuh pada berbagai jenis tanah yang ada. Jadi,
anda tak perlu repot dalam menanam rumput setaria ini. Dalam hal ini, anda
hanya perlu untuk melakukan pengolahan tanah yang seperti penggemburan serta
pemberian pupuk. Hal ini bertujuan agar rumput setaria ini dapat bertumbuh
dengan baik di sebuah jenis tanah. Ciri-ciri rumput ini bisa dilihat dari proses
untuk penanaman bibit, tapi tenang disini kita tidak akan membahas tentang
prosesnya.

 Akar Rumput Setaria

Jika anda ingin mengenal lebih jauh tentang rumput setaria ini,
maka alangkah baiknya anda mencoba untuk mencari tahu akar yang
dimiliki oleh rumput setaria ini. Biasanya, akar yang berasal dari rumput
setaria ini memiliki akar yang sangat berfungsi. Melalui akarnya, maka
bencana banjir bisa dicegah, karena akar rumput setaria ini mampu
menyerap genangan air.

Pada umumnya, akar rumput setaria ini termasuk pada akar yang
majemuk dan berserabut. Rumput setaria ini memiliki akar yang dapat
bertumbuh pada permukaan tanah dan bisa tumbuh di rhizome serta
stolon yang pendek.Pada akar rumput setaria ini terdapat buku-buku yang
terlihat rapat. Mungkin akar inilah yang membuat rumput setaria berbeda
dengan tanaman lain.

 Batang Rumput Setaria

Rumput setaria ini merupakan rumput yang bisa bertumbuh tegak


lurus keatas apabila proses pertumbuhannya dilakukan dengan cara yang
baik.Tanaman ini berumpun yang lebat dan memiliki batang yang
berbeda dengan beberapa jenis tanaman lainnya. Batang tegak dan
memiliki bulu menjadi salah satu jenis menjadi salah satu jenis rumput
yang unik dan menarik. Batang yang dimiliki oleh rumput setaria ini
memiliki sebuah warna yang agak kemerahan. Batang rumput setaria ini
memiliki buku-buku yang akan terdiri atas 5 hingga sampai dengan 6
buku. Tentunya, tidak semua jenis tanaman yang memiliki ciri-ciri seperti
ini.
 Daun Rumput Setaria

Daun rumput setaria ini sama halnya dengan jenis tanaman lainnya,
dimana pada rumput setaria ini terdapat daun yang berwarna hijau muda
dan juga tua. Rumput setaria ini memiliki daun yang berbentuk gepeng
serta memanjang di bagian pelepah yang dimilikinya. Yang menjadi
menarik dari rumput setaria ini adalah rumput setaria memiliki daunyang
lembut dan juga lunak.

Pada umumnya, rumput setaria ini memiliki daun yang lebar,


namun tidak memiliki bulu seperti pada batang yang dimilikinya. Akan
tetapi, bulu-bulu dari daun ini biasanya hanya muncul di bagian
permukaan dari lidah daun atau ligula. Inilah yang menjadi sebuah alasan
kenapa rumput setaria ini memiliki keunikan yang tersendiri dan berbeda
dengan jenis tanaman lainnya.

5. Rumput Benggala (Panicum maximum)


Rumput benggala merupakan rumput yang berasal dari Afrika tropika dan
sub tropika. Masuk ke Indonesia tahun 1865 dan dibudidayakan karena nilai
gizi yang tinggi sebagai makanan ternak.
Ciri-ciri rumput benggala : bentuk rumpun dan tingginya bisa mencapai
1,25 m, tergantung varietasnya. Batang tegak, sedikit berbulu, daun lebar,
bunga membentuk  mayang berbiji sehingga mudah rontok, agak tahan pada
kondisi tanah kering dan naungan tetapi tidak tahan genangan air. Rumput
benggala mengandung protein kasar 5,5% - 7,5% tergantung varietas.
Rumput benggala bisa dibudidayakan dengan biji dan pols, bisa juga
dengan stek batang. Jarak tanam 60 x 660 cm atau disesuaikan dengan kondisi
tanah. Umur pemanenan 90 hari setelah tanam dengan interval pemotongan
pada musim hujan (30 - 40 hari) dan musim kemarau (50 – 60 hari), tinggi
pemotongan sebaiknya 5 - 10 cm dari permukaan tanah. Produksi berat segar
100 sampai 150 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan
setiap 45 hari berkisar 8 - 12 ton bobot segar), yang berarti dapat mencukupi
kebutuhan pakan ternak sapi kurang lebih 10 - 13 ekor pada kondisi berat
badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tanpa takson): Angiosperma

(tanpa takson): Tumbuhan berbiji tunggal

(tanpa takson): Commelinids

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Megathyrsus

Spesies: M. maximus

.
Rumput Benggala (Panicum maximum)
6. Rumput mexico ( Euchelena Mexicana ) 
Rumput Meksiko ( Euchelena Mexicana ) – Rumput meksiko berasal dari
Meksiko, dan Amerika  tengah. Rumput ini menyebar luas keberbagai daerah
dengan cepat, dikarenkan pertumbuhannya yang sangat cepat dibandingkan
dengan rumput lainnya. Rumput ini biasanya digunakan sebagai olahan pakan
ternak baik dilakukan dengan cara pembudidayan maupun tanaman liar.
Rumput ini diperkiraan masuk ke Indonesia pada tahun 1878 yang pertama
kalinya muncul dan ditemukan di Pulau Jawa.
Hal ini dikarenakan memiliki ketinggian minimal 0- 1.200 m dpl, dengan
cuaca yang relatigf lembab dan juga subur. Selain itu, rumput ini dapat tumbuh
dengan curah hujan baik sekitar 1.000 mm pertahunnya, jika musim kemarau
tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik, karena sangat rentan terhadap
kekeringan media tanah. Secara umum sistematis rumput meksiko ini dapat
dilakukan dengan tingkatan  mulai dar morfologi, klasifikasi dan antominya
sebagai berikut:
Klasifikasi rumput meksiko
Kingdom : Plantae
Kelas : Liliposida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Echelenae
Spesies : Euchelena mexicana
Karakteristik rumput meksiko
 Berdaun tunggal dan halus
 Berwarna kehijauan mudah hingga tua
 Panjang rumput mencapai 1,5 – 4 meter.
 Perekaran kuat dan dalam
 Perakaran serabut
 Permukaan batang halus dan berongga serta beruas – ruas
 Panjang batang mencapai 1 – 3 meter tergantung pertumbuhan
 Memiliki bunga berwarna kecoklatan
Manfaat  rumput meksiko
 Sebagai pakan ternak
 Sumber asupan protein, lemak dan lainnya
 Sebagai pakan tambahan
 Dan penghambat kelongsoran, karena memiliki perakaran kuat dan dalam
Kandungan rumput meksiko

Protein BETN
Nama Lemak kasar
kasar ( PK )
Rumput ( LK ) % (%)
%

Rumput
9,16 2,43 47,33
meksiko

Rumput mexico ( Euchelena Mexicana )


7. Rumput ruzi/kongo (B. ruziziensis )
Rumput Brachiaria sering disebut rumput bede dan untuk kultivar ruziziensis
disebut rumput ruzi. B. ruziziensis berasal dari benua Afrika, khususnya dilembah
Ruzizi dibagian Timur Zaire dan Burgundi. Tanaman ini telah berkembang luas di
benua Afrika, terutama Negara Uganda, Afrika Selatan, Kongo dan Kenya.
Tanaman ini juga telah berkembang dikawasan tropik terutama di Asia Tenggara
dan wilayah Pasifik.
Rerumputan kongo dapat dibuat dari biji yang tidak mahal meskipun perlu
disimpan selama enam bulan setelah panen. Sebagai alternatif, rumput dapat
ditanam secara vegetatif dari stek batang dengan simpul akar. Ini membutuhkan
tanah ringan dengan kesuburan sedang hingga tinggi meskipun tidak mentolerir
kondisi asam kuat dan berkinerja terbaik di tanah yang dikeringkan dengan
baik. Ini membutuhkan curah hujan yang cukup tinggi, meskipun dapat bertahan
pada musim kering, dengan 1000 mm atau lebih lebih disukai. Membutuhkan
bedeng benih yang dipersiapkan dengan baik tetapi penggarukan cakram ringan
memberikan hasil yang baik. Meskipun merespon dengan baik terhadap cahaya,
dengan intensitas cahaya yang meningkatkan hasil, dapat juga ditanam untuk
penggembalaan di bawah perkebunan kelapa. 

Brachiaria ruziziensis

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak Angiospermae
memiliki
peringkat):

(tidak Monokotil
memiliki
peringkat):

(tidak Commelinids
memiliki
peringkat):

Memesan: Poales

Keluarga: Poaceae

Marga: Brachiaria

Jenis: B. ruziziensis

Nama binomial

Brachiaria ruziziensis

Anda mungkin juga menyukai