Anda di halaman 1dari 6

BOOKLET

Jenis Rumput Pakan


dan Jenis Legum

Penyusun :
1. Ananggadipa Andaru Adi (23010120140167)
1. Muhammad Yusuf (23010120140176)
2. Labiibah Az-zahroh 2021
(23010120140256)
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Eny Fuskhah, M. Si

1
1. Jenis Rumput Pakan ( Rumput Gajah)

Pennisetum purpureum atau yang dikenal sebagai rumput


gajah/rumput raja adalah rumput berukuran besar bernutrisi tinggi
yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing,
gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika karena
ketahanannya terhadap cuaca panas. Rumput ini merupakan salah
satu jenis pakan ternak yang tumbuh didaerah marginal. Rumput
gajah dapat tumbuh dengan optimal di berbagai tempat dengan
ketinggian 0 sampai 3000 meter diatas permukaan laut.
Biasanya rumput gajah dipilih sebagai hijauan pakan ternak
karena memiliki produktifitas yang tinggi. Berikut ini adalah ciri-
ciri atau karakteristik rumput gajah:
• Tumbuhnya tegak keatas
• Merumpun lebat
• Tinggi tanaman mencapai 4 meter
• Berbatang tebal dank eras
• Daun panjang
• Bunga seperti es lilin

Labiibah, Kuningan Ananggadipa, Semarang

Rumput gajah memiliki kandungan protein kasar yaitu


sekitar 10% dan serat kasarnya sekitar 31%. Kandungan protein ini
akan menurun seiring bertambahnya umur, ini dikarenakan
semakin tua tanaman maka rasio daun lebih kecil daripada batang.
Rumput gajah sangat disukai para peternak karena hasil
produksinya yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis
rumput hijauan pakan ternak lain.
2

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


1 PRODI PETERNAKAN
2020
Menanam rumput gajah sama halnya dengan menanam
jenis rumput untuk pakan ternak lainnya. Rumput gajah dapat
tumbuh di berbagai jenis tanah sehingga tidak akan berkompetisi
dengan tanaman pangan. Perkembangan secara vegetatif dapat
dilakukan dengan membagi rumpun akar dan bonggol atau dengan
stek batang.

Rumput gajah dapat dipanen umur 60 hari. Pemotongan


rumput yaitu pendeknya sejajar dengan tanah. Peternak sering
sekali menggunakan rumput gajah ini sebagai tanaman pakan
ternak mereka karena memang dari segi hasil panennya
dibandingkan dengan luas lahan yang di gunakan lebih banyak
daripada jenis rumput lainnya.

Umur panen yang relatif cepat juga merupakan salah satu


kelebihan yang dimiliki oleh rumput ini, sehingga banyak peternak
yang memilih untuk budidaya rumput gajah ini untuk dijadikan
pakan ternak. Namun dari segi nutrien, kandungan protein pada
rumput ini tergolong rendah jadi peternak masih membutuhkan
tambahan konsentrat untuk pemenuhan kebutuhan ternak mereka.

2. Jenis Legum Pakan Ternak (Alfalfa)

Alfalfa (Medicago sativa) adalah spesies tanaman yang


dimanfaatkan sebagai makanan ternak (pakan) untuk sapi perah,
kuda, sapi potong, domba, dan kambing. Alfalfa juga digunakan
dalam sistem rotasi tanaman pangan karena dapat mengikat
nitrogen, memperbaiki struktur tanah, dan mengontrol gulma
untuk tanaman berikutnya yang akan dibudidayakan. Sejarah tertua
mengenai tanaman ini berasal dari sisa-sisa alfalfa berusia 6000
tahun telah ditemukan di Iran. Tulisan tertua mengenai alfalfa
diperkirakan berangka tahun 1300 SM dan ditemukan di Turki.

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


2 PRODI PETERNAKAN
2020
Sebagai pakan ternak, tanaman ini memiliki kandungan
protein, vitamin, dan mineral yang tinggi. Untuk melakukan
budidaya alfalfa, kondisi tanah yang harus diperhatikan adalah pH
(tingkat keasaman) tanah berkisar 6,3-7,5 dan kandungan garam
dalam tanah tidak boleh terlalu tinggi. Selama masa aktif
pertumbuhannya, alfalfa tidak membutuhkan tanah yang basah.
Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik di berbagai macam
iklim dan kondisi tanah yang berbeda. Tanaman ini juga mampu
hidup di tanah dengan pH normal hingga basa, dan mampu hidup
pada curah hujan 200-2500 mm/tahun.

Berikut ciri morfologi dari tanaman alfalfa:


• Tanaman bercabang dan membentuk rhizome
• Batang tumbuh mendatar
• Tinggi mencapai 30-120 cm
• Daun petiol (satu tangkai)
• Berdaun tiga (trifoliate) dengan panjang 5-15 mm
• Bunga berbentuk tandan
• Mahkota bunga berwarna ungu atau biru

Muhammad Yusuf, Bogor

Kandungan protein kasar pada tanaman ini yaitu 16-29 %,


NDF antara 40,45-44,9%, dan ADF antara 16,2-25,4 %. Tanaman
ini dapat diberikan dengan sistem cut and carry atau dapat
dilakukan grazing.

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


3 PRODI PETERNAKAN
2020
Budidaya alfalfa dapat dilakukan dengan penyebaran biji pada
lahan yang sudah diolah. Panen pertama tanaman alfalfa bisa dilakukan
setelah tanaman berumur 51 hari. Panen kedua setelah umur 35 hari dan
panen ketiga sampai seterusnya setelah berumur 21 hari.
Bagian yang diambil dari tanaman yaitu bagian batang dan
daunnya. Panen dilakukan dengan cara dipangkas hingga mendekati
bagian pangkal batang paling bawah. Rata-rata produksi alfalfa dalam
bahan segar yaitu 80 ton/ha/tahun atau setara dengan 20 ton/ha/tahun
dalam bahan kering.
Pemberian pada ternak cukup dilayukan agar tidak terjadi
kembung pada ternak. Kelebihan dari tanaman ini yaitu dapat berproduksi
sepanjang tahun, kualitas tinggi, mampu beradaptasi dengan berbagai
iklim, dan responsive terhadap irigasi. Sedangkan kelemahannya yaitu
tingkat energy tanaman ini rendah, dapat menyebabkan kembung, tidak
dapat terus menerus dilakukan grazing.

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


4 PRODI PETERNAKAN
2020
Fakultas Peternakan dan Pertanian - Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto No.50275, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50275

Anda mungkin juga menyukai