Anda di halaman 1dari 8

Kandungan Hara Pupuk Kandang

April 25, 2009 oleh TOHARI YUSUF


Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak, baik berupa padatan
(feces) yang bercampur sisa makanan, ataupun air kencing (urine). Walaupun demikian
sepertinya orang-orang sepertinya enggan membicarakan kotoran cair yang berupa urine ternak.
Dalam hal ini mengumpulkan kotoran padat memang jauh lebih praktis dibanding urin ternak.
Padahal dari segi kadar haranya, urine jauh lebih tinggi dibanding feces.
Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas
tersendiri. Makanan masing-masing ternak berbeda-beda. Padahal makanan inilah yang
menentukan kadar hara. Jika makanan yang diberikan banyal mengandung hara N, P dan K maka
kotorannyapun akan kaya dengan zat tersebut.
Selain jenis makanan usia ternak juga menentukan kadar hara dalam kotorannya. Ternak muda
akan menghasilkan feses dan urine yang kadar harannya rendah terutama N, karena ternak muda
memerlukan sangat banyak zat hara N dan beberapa macam mineral dalam pembentukan
jaringan tubuhnya. berikut komposisi unsur hara kotoran dari berbagai jenis ternak.
KOMPOSISI UNSUR HARA KOTORAN DARI BERBAGAI JENIS TERNAK

Jenis Ternak

Kadar Hara (%)

Nitrogen

Phospor

Kalium

air

0.55

0.30

0.40

75

1.40

0.02

1.60

90

0.40

0.20

0.10

85

1.00

0.50

1.50

92

Kuda
-

padat
cair

Sapi
-

padat

cair

Kerbau
-

padat

cair

0.60

0.30

0.34

85

1.00

0.15

1.50

92

0.60

0.30

0.17

60

1.50

0.13

1.80

85

0.75

0.50

0.45

60

1.35

0.05

2.10

85

1.00

0.80

0.40

55

1.00

0.80

0.40

55

Kambing
-

padat

cair

Domba
-

padat

cair

Ayam
-

padat

cair

Selain mengandung 3 unsur di atas pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara mikro
yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit. Perlu diingat sekali lagi bahwa
makanan yang dimakan ternak dan umur ternak sangat berpengaruh terhadap kandungan hara
yang ada pada kotoran.
Dan sebaiknya saat kita membicarakan pupuk kandang, janganlah kita terpatok pada kandungan
haranya saja, namun lebih dari itu bahwa pupuk kandang mempunyai kelebihan lain yaitu
semakin memperbanyak dan beragamnya bakteri positif tanah yang ada pada alahan kita, dimana
bakteri tersebut sebagian adalah bakteri penambat N, P dan K sehingga secara tidak langsung
bakteri-bakteri tersebut akan menyediakan unsur hara bagi tanaman itu sendiri, dan kelebihan
lain yang didapat dari pupuk kandang dan pupuk organik lain yaitu kemampuannya untuk
memperbaiki struktur tanah. Bisa dikatakan dengan menambahkan pupuk kandang dan pupuk
organik lainnya kita mempunyai keuntungan:

Memperbaiki sifat fisik tanah

Memperbaiki sifat kimia tanah

memperbaiki biologi tanah

Pupuk kandang merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan.


Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak
dan makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dll. Hindarkan
pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih
baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi.
Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun di
tempat yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses peruraian
pupuk kandang perlu diaduk.Tanda-tanda pupuk yang sudah mengalami peruraian
adalah:
- Tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar
- Kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak
- Warna agak kehitam-hitaman
- Mudah ditaburkan

Daur-ulang limbah ternak berperanan dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, dan
secara bersamaan juga meningkatkan produksi tanaman. Suatu hal yang cukup nyata bahwa
limbah ternak yang cukup banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang berharga murah.
Kotoran ternak mempunyai nilai pupuk (padat dan cair) yang tinggi dan mudah terdekomposisi.
Cara tradisional yang umum dilaksanakan untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah,
adalah menambahkan bahan yang belum matang dalam bentuk pupuk kandang, kompos atau
bahan tanaman seperti pupuk hijau. Penggunaan pupuk kandang sebagai sumber hara tanaman
merupakan praktek pertanian yang sudah lama dilaksanakan oleh petani di wilayah tropika Asia,
terutama di tanah sawah.
Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama di identikkan dengan keberhasilan program
pemupukan dan pertanian berkelanjutan. Hal ini tidak hanya karena mampu memasok bahan
organik, tetapi karena berasosiasi dengan tanaman pakan, yang pada umumnya meningkatkan
perlindungan dan konservasi tanah. Kondisi ekonomi yang cukup berat bagi petani disatu pihak
dan usaha mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah di pihak lain. mengharuskan
petani mempertimbangkan kembali semua bentuk pembenah organik yang tersedia setempat,
seperti pupuk kandang, residu tanaman dan pupuk hijau.
Sebelum kita memanfaatkan pupuk kandang di lahan pertanian, maka diperlukan pengkajian
yang cukup mendalam tentang kebiasaan petani terhadap pupuk kandang yang dimiliki, karena
masalah teknis dan sosial petani sering mengharnbat program yang telah disusun, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pupuk kandang berhubungan dengan komposisi
hara yang dikandung. Pilihan antara pupuk kandang dan pupuk anorganik hanya karena
pertimbangan kandungan tiara, ekonomis, transportasi dan aksesbilitas.
1. Pupuk Kandang Kering
Penggunaan pupuk kandang kering dianjurkan berdasarkan alasan kebersihan, pupuk kandang
kering juga mengurangi pengaruh kenaikan temperatur selama proses dekomposisi dan
terjadinya kekurangan nitrogen yang diperlukan tanaman. Untukk mempercepat proses
pengeringan, maka pupuk kandang dicampur debu atau lumpur kering dalam jumlah yang
seimbang, kemudian diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan
diberi penutup sampai pupuk tersebut dimanfaatkan.
Abu bakaran dapur atau abu bakaran yang lain dapat ditambahkan, dengan komposisi 40%
pupuk kandang dan masing-masing 30% untuk debu atau lumpur. Campuran ini disimpan dalam
kondisi analog sampai saatnya diperlukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang kering mempunyai kandungan nitrogen
yang bervariasi, sapi 2,41%, kerbau, 1,09%, babi 2,11%, dan ayam ras 3,17%. Kandungan
nitrogen tidak pernah stabil dan berubah setiap waktu.
2. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair juga baik sebagai sumber hara tanaman. Mengumpulkan pupuk kandang cair
dilakukan dengan cara yang baik, maka bahan ini merupakan sumber pupuk yang dapat
dimanfaatkan dengan mudah. Saran menggunakan pupuk kandang cair:
1. Lantai kandang dan tempat memandikan ternak harus terbuat dari semen demikian juga bak
penampungan limbah cair dan kencing dibuat dengan ukuran 3 x 3 m dan kedalaman 1,5 m.
Gulma dan tanaman air dimasukkan ke dalam bak penampungan dan biarkan selama 2 minggu
untuk proses fermentasi. Pupuk kandang cair dapat dimanfaatkan dengan cara menyiramkan
pada tanaman.
2. Buat kolam penampungan sehingga kencing ternak dan limbah cair lainnya dapat ditampung.
Sebelum kencing dan limbah cair lainnya mencapai kolam. buang atau pisahkan bahan padat dan
dimanfaatkan untuk membuat kompos. Untuk menyaring bahan padat dapat menggunakan kasa
atau jaring pada ujung saluran pembuang.
3. Buat bak yang terbuat dari beton atau semen berukuran 2 x 2 m dan ketinggian 1 m. Campur
kencing ternak dengan air untuk mengencerkan sebelum digunakan untuk menyiram tanaman.
4. Dapat membuat saluran pembuang yang terbuat dart semen atau beton langsung ke lahan
pertanian.
3. Mengelola Pupuk Kandang
Sebetulnya tidak mudah memanthatkan kotoran ternak sebagai pupuk kandang tanpa
mengandung limbah yang lain karena bersifat ruah dan mudah rusak. Menyebar pupuk kandang
ke lahan pertanian mengurangi kehilangan hara yang dikandung pupuk kandang. Cara terbaik
untuk mengelola pupuk kandang adalah melindungi dari terik matahari langsung atau terkena air
hujan sampai pupuk tersebut digunakan. Ada empat sistem yang umum dilakukan untuk
menangani pupuk kandang:
a. Mengumpulkan pupuk kandang segar setiap hari dan ditaburkan langsung di lahan.

b. Disimpan dalam lubang atau ditimbun dan dihindarkan dari terik matahari langsung dengan
diberi pelindung/penutup. Biarkan pupuk kandang tersebut mengalami proses fermentasi
sebelum digunakan.
c. Pupuk cair disimpan dalam kondisi aerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum
digunakan.
d. Pupuk cair disimpan secara anaerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan.
Tujuan penggunaan superfosfat adalah untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang, yakni:
1. menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak;
2. meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan kandungan hara
berimbang;
3. meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman, karena pada umumnya koloid tanah
mengikat kuat fosfat yang diberikan dalam bentuk pupuk.
4. Penggunaan Pupuk Kandang Segar Setiap Hari
Kotoran ternak dari kandang dibersihkan kemudian dikumpulkan di tempat penimbunan,
dicampur atau diperkaya dengan pupuk fosfat, kemudian disebar di lahan. Cara terbaik untuk
menghindarkan terjadinya kehilangan akibat proses dekomposisi dan volatilisasi, adalah
meningkatkan kualitas hara pupuk kandang yang akan digunakan.
Penggunaan pupuk kandang segar secara langsung ke tanaman selalu tidak menguntungkan dan
menimbulkan masalah karena kandungan, gulma, organisme penyebab penyakit dan senyawa
toksik yang kemungkinan dikandung ekskresi. Penggunaan pupuk kandang segar kemungkinan
besar timbul panas selama proses dekomposisi dan juga tanaman kekurangan unsur tertentu.
Terlepas dari masalah polusi, proses fermentasi kemungkinan dihasilkan bahan pupuk yang lebih
baik daripada bahan yang segar.
5. Komposisi Pupuk Kandang
Limbah yang berasal dari kandang ternak jumlahnya cukup banyak terutama di desa-desa yang,
masih memanfaatkan ternak sebagai tenaga mengolah atau ternak sebagai salah satu usaha
meningkatkan kegiatan pertanian secara terpadu. Limbah ternak tersebut ada yang dimanfaatkan
untuk pupuk kandang, tetapi ada juga yang dibakar. Bahan-bahan ini semua cukup potensial
sebagai sumber hara untuk campuran residu tanaman pada saat pengomposan.
Salah satu faktor kritis yang perlu dipahami dalam proses pengomposan adalah kandungan
nitrogen dan nisbah C/N dan bahan dasar yang dikomposkan. Kencing ternak merupakan
Limbah, akan tetapi dengan teknik konservasi yang sederhana kandungan hara dalam kencing
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
6. Kelebihan Pemanfaatan Pupuk Kandang
Apabila kita mempunyai pupuk kandang yang berasal dari usaha tani kita sendiri tanpa harus
membeli, maka harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk pupuk yang dikombinasikan
dengan pupuk kimia.
Pupuk organik pada umumnya lebih bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah. Pada umumnya
bahan-bahan ini mengandung N, P, dan K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok

unsur hara mikro esensial. Sebagai bahan pembenah tanah bahan organik dan pupuk kandang
mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pengerakan tanah, dan retakan tanah. Di samping
itu, mampu meningkatkan kemampuan tanah mengikat lengas, memperbaiki struktur dan
pengatusan tanah. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan
biota tanah lainnya.
Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik di lepaskan secara perlahanlahan. Dengan demikian pemberian yang berkesinambungan tnembantu dalam membangun
tanah, terutama dalam jangka parkiang.
7. Toksisitas Pupuk Kandang
Pada umumnya, kotoran babi banyak mengandung unsur Cu (tembaga), Zn (seng) dan As
(arsenikum). Pupuk kandang sapi mengandung 1% NaCl. Kotoran ayam yang digunakan untuk
pupuk sering mengandung koksidiostat yang berfungsi sebagai herbisida. Apabila pupuk
kandang yang mengandung bahan kimia seperti koksidiostat dimanfaatkan untuk pupuk dengan
dosis tinggi secara terus menerus, maka kemungkinan besar dapat bertUngsi sebagai zat alelopati
yang dapat menghambat pertumbuhan benih maupun bibit.
Penggunaan pupuk kandang dalam jumlah banyak, akan mendorong perkembangan lalat dan
menimbulkan bau yang menyengat. Berkenaan dengan masalah pencemaran, bau busuk
merupakan pencemaran udara yang paling besar mendapatkan perhatian.
8. Penggunaan Pupuk Kandang
Pupuk kandang selalu diaplikasikan sebelum atau pada saat pengolahan tanah sebelum benih
atau bibit ditanam. Pupuk kandang setelah disebar merata di permukaan tanah kemudian tanah
dibajak dan digaru. Pupuk kandang dapat ditambahkan bersama pupuk kimia pada saat tanam
dengan cara membenamkan di antara tanaman sejajar dengan baris tanaman.
Pupuk kandang cair diberikan dengan cara menyiramkan pada tanaman. Apabila dalam jumlah
cukup banyak dapat diberikan bersama-sama air irigasi.
9. Takaran Penggunaan Pupuk Kandang
Takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang sangat bervariasi, tergantung pada: jenis
tanaman, tanah, musim, dan jenis pupuk kandang.
10. Pupuk Kandang dalam Mempertahankan Kesuburan Tanah
Nilai pupuk kandang, tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan organik tetapi besarnya
pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme kemudian
dimanfaatkan oleh tanaman.
Pupuk kandang, mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah.
Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk praktek
pertanian organik. Penggunaan pupuk kandang yang dipadukan dengan pupuk kimia, kapur
pertanian dan tanaman legum serta didukung pengolahan tanah yang baik. pengendalian gulma
dan praktek pertanian yang lain akan berdampak baik bagi pengembangan pertanian organik.

11. Penggunaan Limbah Ternak sebagai Sumber Pakan


Limbah ternak dapat digunakan langsung sebagai pakan ternak. Kenyataannya, praktek ini sudah
lama dilaksanakan dan diperkirakan hara yang dikandung limbah ternak 3 -10 kali lebih
bermanfaat apabila langsung digunakan sebagai pakan daripada didaur-ulang secara tradisional
melalui tanaman. Hara dalam pupuk kandang berasal dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak;
lebih dari 70% N yang dimakan oleh hewan dapat dilihat dalam kotorannya, demikian juga
kalium sebesar 80%. Di antara kotoran ternak, kotoran ayam mempunyal kandungan hara
tertinggi, terendah sapi, sedang kotoran babi berada di antaranya.
12. Pengolahan Limbah untuk Pakan
Limbah ternak besar biasanya diolah untuk pakan dalam keadaan kering, tetapi apabila proses
pengeringan terlalu tinggi akan menurunkan kandungan protein. Aroma dan rasa (meskipun nilai
gizinya rendah) dapat diperbaiki melalui proses fermentasi. Kotoran ternak kecil dapat dibuat
pakan melalui proses silase yang dicampur dengan sekam padi, dan menghasilkan pakan dengan
kualitas baik.
Perbandingan bahan campuran dalam proses silase adalah 505 jerami padi, 20% kotoran ternak
kecil kEmudian diberi sekam padi. Dari hasil penelitian campuran silase melalui proses ini, akan
membuat sapi perah memproduksi susu yang lebih banyak daripada silase hanya menggunakan
jagung.
Teknologi yang lebih berkembang adalah menggunakan teknologi EM. Melalui teknologi EM
dapat dibuat bokashi menggunakan campuran dedak, kotoran ayam dan kotoran kambing untuk
pakan ayam, sedang bokashi dengan campuran dedak dan kotoran ayam digunakan untuk pakan
babi.
13. Pembuatan Bokashi Kotoran Ayam dan Kotoran Kambing
a. Satu bagian dedak padi ditambah 1 bagian kotoran ayam dan satu bagian kotoran kambing
dicampur merata dan diusahakan kandungan air masing-masing bahan sama. Kotoran ayam yang
digunakan dapat kotoran ayam murni atau yang telah bercampur dengan sekam padi. Selain
menggunakan tiga campuran tersebut dapat juga dipersiapkan bokashi yang tidak menggunakan
kotoran kambing, hanya kotoran ayam saja.
b. Ditambahkan salah satu yang tersedia sebanyak satu sendok makan gula pasiri, gula merah
cair/molase, 1 sendok makan EM dan 1 liter air.
c. Kadar air bahan adonan diatur 30% (cara cepat apabila digenggam tidak menggumpal)
d. Selanjutnya masukkan dalam karung dan diikat. Proses berjalan selama 2 hari. Selama proses
berlangsung akan mengeluarkan aroma manis dan bau amoniak yang berasal dari kencing
kambing hilang.
Setelah dua hari bokashi siap untuk pakan ternak ayam. Membuat stok bokashi yang berasal dari
kotoran ternak tidak lebih dart 7 hari, karena setelah lewat masa tersebut rasa dan aroma bokashi
berubah.
14. Kendala Pemanfaatan Kotoran Ternak sebagai Sumber Pakan
Kemungkinan besar konsumen akan menolak jenis pakan yang berasal dart kotoran ternak.
Masalah serius lain yang sering dihadapi bahwa kotoran ternak kadangkala mengandung bahan
mineral dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga tidak layak untuk digunakan sebagai pakan.
Hal ini karena kebanyakan pakan yang kaya mineral tidak mudah dihancurkan daripada bahan

kaya organik. Bahan mineral kemungkinan bukan berasal dari pakan atau sumber lain, misalkan
CuSO4 (tembaga sulfa) yang digunakan sebagai disinfektan untuk ternak babi. Di samping itu,
kebanyakan pabrik pakan menolak untuk memproses kotoran ternak.
Sumber: http://requestartikel.com/

Anda mungkin juga menyukai