Anda di halaman 1dari 6

MODUL

APLIKASI SISTEM PERTANIAN TERPADU MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN PETERNAKAN MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS DI DUSUN REJOSARI

PERTANIAN

PETERNAKAN

DUSUN REJOSARI, DESA SRIMARTANI

DUSUN REJOSARI DESA SRIMARTANI KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. LATAR BELAKANG Dusun Rejosari merupakan lokasi yang subur dan memiliki komoditas utama di bidang pertanian dan peternakan yaitu sayuran seperti cabai, bayam, dan kangkung, serta hewan ternak seperti sapi pedaging. Baik sektor pertanian maupun sektor peternakan keduanya menghasilkan limbah yang masih dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah populasi penduduk di Indonesia semakin meningkat namun proses pertambahan hasil semakin berkurang dari suatu faktor produksi yang tetap. Dunia telah berupaya untuk menyeimbangkan antara produksi pangan dengan pertambahan penduduk. Yang paling penting untuk ditindaklanjuti adalah berkurangnya nilai yang diterima petani akibat besarnya biaya input atau biaya produksi dalam pertanian. Ketidakadilan yang dialami petani rakyat dalam skala yang lebih luas juga terjadi karena negara berkembang hanya dijadikan sebagai pemasok bahan baku dan menjadi pasar dari hasil pengolahan bahan baku yang dilakukan oleh negara berkembang. Petani menjual produk dengan harga murah dan terus murah dan membeli hasil olahan yang mahal dan terus mahal. Peternakan adalah salah satu bagian dari pertanian yang memiliki pengaruh penting dalam pertumbuhan ekonomi. Diperlukan inovasi pakan ternak untuk menunjang keberhasilan ternak di masa yang akan datang. Inovasi pakan ternak yang sudah lama dikembangkan adalah pakan ternak fermentasi. Pakan ternak fermentasi merupakan pakan ternak yang pada dasarnya berbahan sama dengan pakan biasa yang diberikan kepada ternak, bedanya pakan ternak fermentasi ini melalui tahap fermentasi dengan beberapa bahan penunjang proses fermentasi seperti molases atau tetes tebu, SBP, dan Agrimix. Di lingkungan yang sebagian besar bermata pencaharian dari sektor pertanian dan peternakan seperti Dusun Rejosari ini sangat menunjang terjadinya sistem yang sinergis dalam sistem pertanian terpadu. Sistem pertanian terpadu modern memadukan pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada dalam sistem. Petani bisa menanam padi, jagung, palawija dan hasil pertanian lainnya. Selain itu petani juga beternak sapi, kambing, ayam atau hewan ternak lainnya. Hasil yang bisa diperoleh petani dari pertanian adalah hasil utama seperti beras, jagung, kedelai, dll. Dari hasil utama ini maka petani bisa menjualnya atau dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. Hasil sampingnya adalah limbah pertanian yang berupa jerami padi, dedak, bekatul, bahkan kulit jagung. Limbah pertanian tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki nutrisi yang tinggi dan tahan lama. Caranya adalah mencampur limbah pertanian dengan mikroorganisme, ditambah urea dan tetes tebu. Hasilnya adalah pakan ternak yang bergizi dan mampu tahan hingga 6 bulan. Bayangkan jika seluruh limbah pertanian diolah dan digunakan sebagai pakan ternak. Tentu para petani tidak akan kekurangan pakan ternak yang pada musim kemarau sulit di dapat. Selain itu akan menurunkan biaya produksi karena rendahnya biaya pakan. Bekatul, dedak, limbah kacang, limbah kedelai, ampas tahu dan ampas tempe bisa digunakan sebagai pakan konsentrat untuk meningkatkan pertumbuhan ternak.

Selain itu urine ternak dan limbah cair lainnya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair. Limbah cair paling banyak dihasilkan dari peternakan sapi perah, namun peternakan yang lain juga menghasilkan limbah cair yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Pupuk cair dapat digunakan untuk pupuk tanaman hias atau sayuran yang diberikan dengan cara disemprotkan. Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bagaimana sistem pertanian terpadu bekerja. Pertanian menghasilkan hasil utama yang bisa dimanfaatkan langsung oleh petani. Namun hasil samping pertanian menjadi input bagi peternakan. Petani juga bisa mendapatkan hasil utama peternakan dan hasil samping peternakan menjadi input bagi pertanian. Ketersediaan input dari dalam sistem pertanian terpadu sangat memberikan manfaat bagi petani dan lingkungan. Dan alamlah yang memberikan contoh dalam menerapkan keseimbangan sistem pertanian terpadu.

B. TUJUAN Tujuan dari pembinaan dan pelatihan kali ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat khususnya masyarakat Dusun Rejosari tentang pentingnya Inovasi Pakan Ternak Fermentasi dan Pengolahan Limbah Cair Ternak sebagai suatu bagian dalam Sistem Pertanian Terpadu yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.

C. RUMUSAN MASALAH Bahan pakan berupa jerami biasanya diperoleh dari petani padi secara langsung dan diangkut dengan sepeda atau dengan jalan kaki oleh petani ternak. Selain itu pakan ternak berupa daun kolonjono diperoleh oleh petani ternak dengan mencari sendiri di ladang kolonjono. Sistem ini terogolong masih konvensional dan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Untuk itu diperlukan inovasi pakan ternak yang dapat menghemat waktu dan tenaga petani ternak sekaligus meningkatkan kualitas pakan sehingga dapat lebih menunjang pertumbuhan ternak yang secara langsung dapat meningkatkan nilai jual ternak nantinya.

D. PUSTAKA 1. Pakan ternak fermentasi Pakan ternak fermentasi merupakan pakan ternak yang dihasilkan dari proses fermentasi secara alami. Fermentasi adalah suatu proses penguraian bahan yang masih ikatannya masih kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan suatu pakan berasa asam yang mudah dicerna oleh ternak dan bersifat mengandung nutrisi tinggi dengan daya simpan yang lama. Bahan pembuatan pakan ternak fermentasi adalah jerami padi, starter (misal starbio), pupuk urea, air, dan tempat untuk menyimpan jerami seperti drum atau trashbag untuk menghindari hujan dam sinar matahari secara langsung.

Cara pembuatan pakan ternak fermentasi adalah : Untuk pakan fermentasi yang hanya berbahan dasar jeramu, Jerami diangin-anginkan sehingga kadar air 40%. Jerami ditumpuk dengan panjag 2,5 m, lebar 2,5 m, dan ketebalan 25 cm. diatas lapisan jerami disiram air yang telah dicampur dengan urea sampai merata. Diatas lapisan jerami ditaburi starter hingga merata. Jerami ditumpuk kembali dengan ketebalan 25 cm, kemudian diinjakinjak hingga padat. Diulangi penyiraman air yang telah dicampur dengan urea hingga merata. Diulangi penaburan starter hingga merata. Demikian diulangi sampai tumpukan jerami mencapai 3 meter. Setelah selesai bagian atas ditutupi dengan daun-daun kering seperti daun pisang. Jerami padi dibiarkan selama minimal 3-4 minggu. Setelah itu jerami padi fermentasi atau yang dapat disebut dengan TAPE DAMI dapat diberikan kepada ternak secara bertahap agar ternak dapat beradaptasi. Untuk pakan fermentasi yang berbahan dasar Jerami dan daun Kolonjono, Jerami 35%, Kolonjono yang dicacah 35%, 0.45% Mollases/ tetes tebu, dan Agrimix 0.05 %. Bahan bahan tersebut dicampur sempurna, kemudian dimasukkan ke dalam trashbag atau drum dan ditutup sampai rapat. Tidak boleh ada celah sedikitpun untuk mendapatkan proses dan hasl yang sempurna. Fermentasi tersebut berlangsung selama 2-3 minggu dan pakan fermentasi yang sudah jadi dapat diberikan ke ternak secara bertahap untuk proses adaptasi. Ciri jerami fermentasi yang sudah jadi : Warna kuning agak kecoklatan (warna dasar jerami masih terlihat)/ teksturnya lemas (tidak kaku). Tidak busuk, tidak berjamur, dan baunya agak harum. Cara pemberian kepada ternak : Setelah 3-4 minggu jerami padi siap diberikan kepada ternak, namun sebelumnya dikeringkan dan diangin-anginkan terlebih dahulu. Jika ternak tidak langsung mau makan, maka perlu penyesuaian sedikit demi sedikit. Untuk penyimpanan dengan waktu yang lama harus dikeringkan betul di bawah terik matahari. Jerami fermentasi kering bisa disimpan sampai 6 bulan. SKEMA PEMBUATAN PAKAN FERMENTASI JERAMI PADI Biostarter Pupuk urea

Dimasukkan ke dalam drum atau trash bag dan ditutup rapat 2-3 minggu

PAKAN FERMENTASI

Gambar 1. Bagan pembuatan Pakan Fermentasi

2. Pengolahan limbah cair ternak Suatu peternakan pasti menghasilkan suatu limbah cair dari urin sapi maupun dari hasil pencucian kandang. Biasanya limbah cair dibuang langsung ke sungai sehingga dapat mencemari lingkungan dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare dan penyakit kulit. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi pengolahan limbah cair untuk menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Limbah cair ternak dari urin sapi dapat diolah menjadi pupuk cair yang dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman seperti sayuran. Prinsip pembuatan pupuk cair yaitu dengan menambahkan biostarter seperti EM4, dan Molases. Pembuatan pupuk cair membutuhkan 2-3 minggu. Setelah itu dapat ditambahkan kotoran sapi kemudian disaring sebelum penggunaan. Hal ini dapat meningkatkan nutrisi pupuk cair yang akan digunakan. Pupuk cair ini bernilai ekonomis karena setiap liternya dapat dijual berkisar 40-50 ribu rupiah. Daripada dibuang langsung tanpa menghasilkan uang bahkan dapat mencemari lingkungan, dengan modal yang kecil dapat diolah menjadi pupuk cair yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan. Pupuk cair yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk memupuk tanaman sayuran yang ditanam di pekarangan sendiri. Cara pemakaiannnya adalah dengan mencampurkannya dengan air dengan perbandingan 1:5. Selanjutnya langsung disemprotkan ke tanamannya secara langsung. Tanaman yang diberi dengan pupuk cair ini lebih higienis dan alami dikarenakan bahannya yang tanpa bahan kimia. SKEMA PEMBUATAN PUPUK CAIR URIN SAPI 7 Liter EM-4/ 2 tutup (2 Dimasukkan ke dalam jrigen/ botol dan ditutup rapat, disimpan selama 2-3 minggu MOLASES/ TETES TEBU (2 tutup)

PUPUK CAIR

Gambar 2. Skema Pengolahan Limbah Cair Ternak

E. KESIMPULAN Sistem pertanian terpadu merupakan hubungan yang erat antara sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Hubungan tersebut terjalin secara sinergis dengan manfaat yang melimpah dari hasil pengolahan limbah dari salah satu sektor dan dapat dimanfaatkan di sektor lainnya. Misalnya dari limbah pertanian seperti jerami padi dapat dimanfaatkan menjadi pakan fermentasi yang dapat diaplikasikan ke ternak sehingga dapat menghasilkan ternak yang berkualitas dengan asupan makanan yang bergizi dan terjamin kehigienisannnya. Selain itu limbah ternak berupa urin sapi dapat diolah menjadi pupuk cair sehingga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk alami untuk tanaman seperti sayuran dan buah-buahan. Hal tersebut merupakan ilmu yang penting untuk diaplikasikan oleh masyarakat Dusun Rejosari agar masyarakat sendiri sadar akan pentingnya suatu sustem pertanian terpadu yang dapat memicu perbaikan kualitas ekonomi masyarakat sendiri dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara turun temurun . Inovasi sistem pertanian terpadu memiliki beberapa kelebihan, selain dapat memanfaatkan bahan yang sudah terbuang, juga dapat melatih ketrampilan masyarakat agar lebih peka dalam memanfaatkan hal yang ada di sekitar kita menjadi suatu produk olahan yang bernilai ekonomis dengan sistem pengontrolan yang fleksibel sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai