Oleh:
Anggi Mardiyanto
A34204037
Menyetujui,
Ir. Qodarian Pramukanto, M. Si. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M. Agr.
NIP 19620214 198703 1 002 NIP 19491105 197403 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal disetujui :
PERENCANAAN LANSKAP PEKARANGAN DENGAN
SISTEM PERTANIAN TERPADU
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Anggi Mardiyanto
A34204037
Segala puji dan syukur bagi Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul Perencanaan Lanskap
Pekarangan dengan Sistem Pertanian Terpadu. Salawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada suri teladan Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir mahasiswa program sarjana.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Ir. Qodarian Pramukanto, Dip. Env. M., M. Si. dan Prof. Dr. Ir. Wahju
Qamara Mugnisjah, M. Agr. sebagai dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan nasihat, arahan, dukungan, dan doa;
2. Dr. Ir. Afra D. N. Makalew, M. Sc. selaku dosen penguji atas saran dan
nasihat yang diberikan;
3. Bapak, ibu, adik, dan keluarga tercinta atas nasihat, doa, dan
dukungannya;
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor atas izin yang diberikan;
5. Bapak Ubeng Sasmita dan keluarga atas izin, tempat tinggal, doa, bantuan,
dan dukungannya;
6. Bapak Atma dan keluarga atas doa, dukungan, dan bantuannya;
7. Bapak Kepala Dusun Teluk Waru atas doa, dukungan, dan bantuannya;
8. Teman-teman tercinta atas doa, dukungan, dan bantuannya.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan nilai manfaat dan menjadi
amal saleh yang diterima oleh Allah Swt., amin.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Tujuan............................................................................................. 2
Manfaat........................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 5
METODOLOGI............................................................................................ 12
Metode............................................................................................ 13
Inventarisasi........................................................................... 14
Analisis.................................................................................. 18
Sintesis .................................................................................. 20
Perencanaan........................................................................... 21
x
INVENTARISASI ........................................................................................ 22
Aspek Biofisik................................................................................ 22
Aspek Pendidikan........................................................................... 37
Fasilitas .......................................................................................... 39
Infrastruktur ................................................................................... 39
Utilitas ........................................................................................... 40
ANALISIS.................................................................................................... 42
SINTESIS..................................................................................................... 66
PERENCANAAN......................................................................................... 72
Rencana Lanskap............................................................................ 72
Simpulan ........................................................................................ 80
Saran .............................................................................................. 81
LAMPIRAN ................................................................................................. 84
DAFTAR GAMBAR
11. Penyebaran Suhu Rata-Rata Bulanan Tahun 2007 dan Tahun 2008....... 26
18. Pengelolaan Sumber Daya Alam oleh Warga Dusun Teluk Waru........... 38
21. Kondisi Jalan dari Kecamatan Nanggung Menuju Dusun Teluk Waru... 40
10. Alternatif 2 Jenis Tanaman, Ternak, dan Ikan dengan Konsep LEISA... 47
11. Biaya Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan di Pekarangan Alternatif
1………………………………………………………………………… 49
12. Biaya Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan di Pekarangan Alternatif
2………………………………………………………………………… 50
15. Pendapatan per Tahun (Benefit) Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan
di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Alternatif 1…………… 52
xv
16. Pendapatan per Tahun (Benefit) Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan
di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Alternatif 2…………… 53
17. Keuntungan (Net Benefit) per Tahun Usaha Tani di Tanaman, Ternak,
dan Ikan di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Altrnatif 1………... 56
18. Keuntungan (Net Benefit) per Tahun Usaha Tani di Tanaman, Ternak,
dan Ikan di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Altrnatif 2………... 57
2. Asumsi Teknis Pengusahaan Tanaman, Ternak, dan Ikan Alternatif 1.. 139
1. Kuisioner................................................................................................. 84
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang jumlahnya
terbatas dan suatu saat dapat habis. Oleh karena itu, perlu efisiensi dalam
menggunakan bahan bakar tersebut. Harga minyak dunia yang meningkat
mempengaruhi peningkatan biaya produksi pupuk dan pestisida sehingga harga
jualnya menjadi mahal.
Varietas unggul yang digunakan sangat responsif terhadap unsur hara.
Dalam hal ini, semakin tinggi pemberian pupuk, semakin tinggi produksi yang
dihasilkan dan semakin tinggi pula biaya produksi yang diperlukan. Bagi petani
kecil hal ini sangat memberatkan dan menjadikan mereka semakin miskin
ditambah dengan kepemilikan lahan yang sempit yang mengakibatkan produksi
mereka sedikit. Dengan, disatu sisi, lahan pertanian yang semakin berkurang,
keanekaragaman hayati yang menyusut, dan permasalahan pertanian yang ada,
maka di sisi lainnya sumber daya alam yang melimpah diperlukan pemanfaatan
secara optimal sumber daya yang ada melalui perencanaan lanskap pekarangan
dengan sistem pertanian terpadu berkonsep LEISA (low-external-input and
sustainable agriculture). Pekarangan merupakan lahan yang potensial untuk
dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif karena lokasinya dekat dengan
tempat tinggal sehingga mudah dalam pengelolaannya.
Sistem pertanian terpadu adalah suatu sistem yang menggunakan kembali
dan mendaur ulang, menggunakan binatang dan tumbuhan sebagai mitra,
menciptakan suatu ekosistem buatan yang sesuai, serta meniru bekerjanya proses-
proses alam (http://utafoundation.org diakses tanggal 26 Januari 2008). Menurut
Reijntjes, Haverkort, dan Waters-Bayer (1999), LEISA adalah pertanian yang
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia di
tempat (seperti tanah, air, tumbuhan, tanaman dan hewan lokal, serta tenaga
manusia, pengetahuan, dan keterampilan) dan yang secara ekonomis layak, secara
ekologis mantap, sesuai menurut budaya, dan secara sosial adil.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan merencanakan lanskap pekarangan dengan sistem
pertanian terpadu dengan konsep LEISA melalui pemanfaatkan secara optimal
sumber daya yang tersedia dengan memperhatikan fungsi-fungsi ekologi,
3
ekonomi, dan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidup layak (KHL) petani
sehingga didapatkan luas lahan minimum untuk kelayakan usaha tani.
1.3. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi petani, pemerintah
daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan instansi-instansi terkait serta
masyarakat umum dalam menciptakan pertanian terpadu yang berwawasan
lingkungan.
hewan, dan energi serta meminimalkan masukan dari luar yang mengganggu
kelangsungan proses-proses ekosistem.
Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang di dalamnya terdapat
hubungan saling terkait dan kebergantungan antarelemen yang ada di dalam
sistem tersebut. Komponen dalam sistem tersebut meliputi tumbuhan, ternak, dan
manusia. Keluaran yang dihasilkan oleh satu elemen menjadi masukan bagi
elemen yang lain. Dalam sistem tersebut terdapat perputaran energi, yaitu energi
yang berasal dari dalam sistem itu sendiri. Dalam sistem pertanian terpadu dengan
konsep LEISA digunakan masukan dari luar seperti pupuk inorganik dan pestsida
buatan digunakan dalam jumlah yang terbatas.
Sistem pertanian terpadu dengan konsep LEISA menggunakan masukan
luar rendah sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal. Produk dari sistem
pertanian tersebut aman dari racun karena masukan berasal dari sistem itu sendiri.
Sistem pertanian terpadu berusaha memperbaiki kondisi dari tiap-tiap komponen
sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Dalam perencanaan lanskap
pekarangan dengan sistem pertanian terpadu berkonsep LEISA akan didapatkan
luas lahan minimum untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani. Kebutuhan
hidup layak petani dapat terpenuhi dengan optimalisasi praktik usaha tani sesuai
dengan ketersediaan lahan yang ada melalui pertimbangan ekonomi (kelayakan
finansial), ekologi, dan sosial usaha tani dengan menciptakan lanskap pekarangan
dengan sistem pertanian terpadu berkonsep LEISA (Gambar 1).
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
pestisida buatan dalam jumlah yang terbatas, diupayakan dari toko sarana
produksi tanaman/ternak terdekat (Mugnisjah, 2000). Gambar 2 menunjukkan
daur energi dalam agribisnis dengan sistem LEISA menurut Mugnisjah (2000).
Arus energi yang membangun sistem tertutup karena mampu menghasilkan masukan internal
Arus energi yang memungkinkan sistem terbuka sehingga mendatangkan masukan eksternal
(2003) menjelaskan bahwa dengan sistem terpadu, terdapat siklus yang tidak
terputus dan saling menguntungkan dari subbidang budi daya tanaman,
perkebunan, peternakan, dan perikanan untuk jangka waktu yang panjang tanpa
kekhawatiran terjadinya pencemaran zat beracun karena semua masukan berasal
dari dalam ekosistem sendiri.
Hubungan saling terkait dan interaksi antarelemen yang terdapat dalam
pertanian terpadu merupakan suatu konsep ekosistem yang antarkomponennya
saling mempengaruhi. Pengintegrasian antarkomponen dalam pertanian terpadu
bertujuan mencapai efisiensi penggunaan energi agar pertanian dapat
berkelanjutan. Energi yang dibutuhkan dalam sistem sesuai dengan konsep
permanent agriculture. Menurut Mollison dan Slay (1991), dalam semua
pertanian permanen atau secara umum, budi daya oleh manusia yang
berkelanjutan membutuhkan energi yang berasal dari sistem tersebut.
Januari 2008). Konsep zero waste juga dapat mengurangi limbah rumah tangga
dengan memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk bagi tanaman.
BAB III
METODOLOGI
∑ (1 + i ) t ∑ (C t − Bt )(DF ) ∑ (NetBenefitMinus )( DF )
t =1 t =1 t =1
4.1.2. Tanah
Berdasarkan peta tanah Kabupaten Bogor yang bersumber dari
BAPPEDA Kabupaten Bogor, Dusun Teluk Waru mempunyai jenis tanah latosol
coklat kemerah-merahan, latosol merah kekuning-kuningan, dan litosol yang
masuk dalam ordo Inceptisols. Tanah inceptisols adalah tanah yang mempunyai
tanah yang mempunyai sedikit horison atau horison yang tidak jelas. Rejim
kelembaban tanah ini tergolong baik sampai cukup baik, memiliki mineral yang
mudah lapuk. Sifat fisik tanah inceptisols yaitu bertekstur lebih halus dari pasir
berlempung halus dengan fraksi liat beraktivitas sedang sampai tinggi (Abdullah,
1999). Tanah ini mempunyai subhorison kambik dengan KTK sedang. Kesuburan
tanah ini rendah sampai tinggi. Tanah di dusun Teluk Waru ini mempunyai pH
tinggi antara 7 - 8,5 (Gambar 9).
4.1.3. Hidrologi
Di Dusun Teluk Waru terdapat aliran sungai Ci Durian yang
dimanfaatkan warga untuk air minum dan irigasi lahan pertanian. Dusun Teluk
Waru memiliki curah hujan sepanjang tahun 2007 sebesar 5441 mm/tahun dengan
curah hujan bulanan berkisar dari 119-635 mm dengan rata-rata curah hujan 453
mm/bulan. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Agustus dan curah hujan
tertinggi tercatat pada bulan April.
Pada tahun 2008 curah hujan sebesar 6235,3 mm/tahun dengan curah
hujan bulanan berkisar 156-1035 mm dengan rata-rata curah hujan 519,6
mm/bulan. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Juli dan curah hujan tertinggi
tercatat pada bulan Oktober. Penyebaran data curah hujan sepanjang tahun 2007
dan 2008 dapat dilihat pada Gambar 8. Data curah hujan sepanjang tahun 2007
dan 2008 ditakar di Perkebunan Cianten.
Gambar 9. Peta Jenis Tanah Kabupaten Bogor (BAPPEDA Kabupaten Bogor, 2009)
25
Sumber air yang digunakan oleh warga berasal dari mata air Gunung
Halimun. Air tersebut digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan air
sehari-hari dan untuk mengairi sawah. Berdasarkan hasil analisis laboratorium
Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor sumber air yang digunakan mempunyai kandungan pH 6,75, kandungan
total amoniak (NH3-N) sebesar 0,02 mg/l, dan kadar DO 2 mg/l (Tabel 2).
Gambar 10 memperlihatkan kondisi hidrologi Dusun Teluk Waru.
Tabel 2. Kualitas Air Dusun Teluk Waru
No. Parameter Satuan Nilai
1 pH 6,75
2 Total Amoniak (NH3-N) mg/l 0,02
3 DO mg/l 2
Sumber: Analisis Laboratorium Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan, IPB
penyinaran, dan kecepatan angin. Data iklim yang didapat merupakan data pada
tahun 2007 dan 2008.
a. Suhu
Suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2007 dan 2008 tidak
memperlihatkan perbedaan yang signifikan setiap bulannya. Sepanjang tahun
2007 suhu rata-rata bulanan berkisar dari 25.1 hingga 26.1 0C. Suhu rata-rata
bulanan terendah terdapat pada bulan Februari dengan suhu maksimum 29.7 0C
dan minimum 22.6 0C, sedangkan suhu rata-rata bulanan tertinggi pada terdapat
pada bulan Januari dengan suhu maksimum 31.7 0C dan minimum 22.4 0C.
Sepanjang tahun 2008 suhu rata-rata bulanan berkisar 25.1-25.9 0C.
Suhu rata-rata bulanan terendah terdapat pada bulan Maret dengan suhu
maksimum 30.9 0C dan minimum 22 0C, sedangkan suhu rata-rata bulanan
0
tertinggi terdapat pada bulan September dengan suhu maksimum 32.8 C dan
minimum 21.7 0C. Penyebaran suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2007 dan
2008 dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Penyebaran Suhu Rata-Rata Bulanan Tahun 2007 dan Tahun 2008
b. Kelembaban
Udara atmosfer merupakan campuran dari udara kering dan uap air.
Kelembaban merupakan jumlah uap air yang terdapat di udara (Tjasjono, 1999).
Sepanjang tahun 2007 stasiun meteorologi dan geofisika Darmaga mencatat
kelembaban tertinggi pada bulan Februari, yaitu 90%. Kelembaban terendah
terjadi pada bulan September, yaitu 77%. Rata-rata kelembaban udara sepanjang
tahun 2007 adalah 83.3%. Sepanjang tahun 2008 tercatat kelembaban tertinggi
pada bulan Februari, yaitu 90%. Kelembaban terendah pada bulan Juli yaitu 77%.
27
Rata-rata kelembaban udara sepanjang tahun 2008 adalah 84.2%. Data tentang
penyebaran kelembaban sepanjang tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada
Gambar 12.
Gambar 12. Penyebaran Kelembaban Rata-Rata Bulanan Tahun 2007 dan Tahun
2008
c. Lama Penyinaran
Lama penyinaran yang tercartat sepanjang tahun 2007 rata-rata 66.3%.
Lama penyinaran tertinggi terdapat pada bulan September, yaitu 90%. Lama
penyinaran terendah terdapat pada bulan Desember, yaitu 39%. Lama penyinaran
yang tercartat sepanjang tahun 2008 rata-rata 6.6%. Lama penyinaran tertinggi
terdapat pada bulan Juli, yaitu 93%. Lama penyinaran terendah terdapat pada
bulan Februari, yaitu 18%. Penyebaran data lama penyinaran sepanjang tahun
2007 dan 2008 dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Penyebaran Lama Penyinaran Tahun 2007 dan Tahun 2008
28
d. Kecepatan Angin
Kecepatan angin yang tercatat sepanjang tahun 2007 rata-rata adalah 2.6
km/jam. Kecepatan tertinggi terdapat pada bulan Maret sebesar 3,7 km/jam.
Kecepatan terendah terdapat pada bulan Mei sebesar 1.9 km/jam. Kecepatan angin
yang tercatat sepanjang tahun 2008 rata-rata adalah 2.5 km/jam. Kecepatan
tertinggi terdapat pada bulan Februari sebesar 3.2 km/jam. Kecepatan terendah
terdapat pada bulan Juni sebesar 2 km/jam. Penyebaran data mengenai kecepatan
angin sepanjang tahun 2007 dan tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Penyebaran Kecepatan Angin Tahun 2007 dan Tahun 2008
4.1.5. Vegetasi
Vegetasi yang terdapat dalam tapak yang akan direncanakan didominasi
oleh pepohonan dan semak belukar. Vegetasi yang terdapat pada pekarangan
masyarakat Dusun Teluk Waru sangat beragam mulai dari tanaman hias, sayur-
sayuran, musiman, bumbu-bumbuan, industri, dan kayu-kayuan (Tabel 3).
Tananaman hias yang ditanam adalah, antara lain, mertua (Sansevieria trifasciata
Laurentii), adam hawa (Rhoeo discolor), kaktus (Opuntia spp.), bayam-bayaman
(Coleus sp. Salmon Lace), lolipop (Pachystachys lutea), peacy lily (Spathiphyllum
wallisii) dan kuping gajah (Anthurium crystallinum). Tanaman musiman yang
ditemukan seperti durian (Durio zibethinus), singkong (Manihot utilissima Pohl),
pepaya (Carica papaya), talas (Colocasia esculenta), dan pisang (Musa spp.).
Tanaman tahunan yang ditemukan adalah sengon (Paraserianthes falcateria L.
Nielsen), afrika (Maesopsis eminii Engl). Pada lahan pertanian kering warga
terdapat tanaman padi gogo (Oryza sativa), jagung (Zea mays), kacang panjang
(Vigna sinensis), kacang merah (Vigna umbellate), sengon (Paraserianthes
falcateria L. Nielsen), dan afrika (Maesopsis eminii Engl). Lahan pertanian basah
29
C. Tanaman Hias
No. Nama Lokal Nama Latin
1 Adam hawa Rhoeo discolor
2 Aglonema Aglonema sp.
3 Bambu pagar Bambusa multiplex
4 Bayam-bayaman Coleus sp. Salmon Lace
5 Beras tumpah Aglonema sp.
6 Beringin Ficus benjamina
7 Bunga kertas Zinia elegan
8 Bunga matahari Helianthus anuus
9 Bunga pukul empat Zypherantus rosea
10 Bunga sepatu Hibiscus rosa sinensis
11 Cemara kipas Casuarina equisetifolia
12 Daun beludru Episcia cupreata
13 Drasaena hijau Dracaena fragrans
14 Drasena Dracaena reflexa Variegata
15 Enceng gondok Eichornia crassipes
16 Euphorbia Eiphorbia milii
17 Hanjuang hijau Dracaena fragrans
18 Hanjuang merah Cordyline terminalis
19 Kacapiring Gardenia jasminoides
20 Kaki laba-laba Osmoxylum lineare
21 Kaktus Opuntia spp.
22 Kana Canna sp.
23 Kastuba Euphorbia pulcherrima
24 Kecapi Sandoricum kcetjapie
25 Keladi-keladian Caladium bicolor
26 Krokot Althernantera ficoides
27 Kucai Carex marrowi
28 Kuping gajah Anthurium crystallinum
29 Lidah buaya Aloe vera
30 Lidah mertua Sansevieria trifasciata
31 Lili paris Chlorophytum comosum
32 Lolipop Pachystachys lutea
33 Marantha Marantha leuconeura Kerchoviana
34 Melati costa Brunfelsia calycina Benth.
35 Mona lavender Salvia splendens
36 Paku sarang burung Asplenium nidus
37 Paku tanduk rusa Platycerium bifurcatum
38 Palem raja Roystonea regia
39 Palem weregu Rhapis excelsa
40 Palisota Palisota barteri
41 Pandan pohon Pandanus tectorius
42 Pandanus amaryllifolius Roxh. Pandanus amaryllifolius Roxh.
43 Pangkas kuning Duranta sp.
44 Peace lily Spathiphyllum wallisii
45 Puring Codiaeum sp. Golden finger
31
Domba Itik
Gambar 16. Jenis Hewan Ternak Warga Teluk Waru
Tanaman utama yang dibudidayakan di lahan pertanian adalah sengon dan padi
(Gambar 17).
Tabel 4. Distribusi Mata Pencaharian Responden
Mata pencaharian utama Nilai (%)
1. Buruh 3,33
2. Guru 6,67
3. Pedagang 3,33
4. Petani 70,00
5. Peternak 3,33
6. Sopir 3,33
7. Tukang Ojeg 3,33
8. Wiraswasta 6,67
Total 100
Mata pencaharian sampingan
1. Buruh 16,67
2. Pedagang 10,00
3. Petani 16,67
Total 43,33
komoditi tanaman, ternak, dan ikan pada pekarangan selama satu bulan sebelum
wawancara dilakukan. Penggunaan data 10 responden disebabkan karena
responden tidak menjawab dengan lengkap kuisioner yang diberikan. Nilai hasil
rata-rata produksi pekarangan tidak mencukupi kebutuhan hidup bulanan warga.
Warga yang mempunyai pengeluaran tinggi memiliki lahan pertanian yang relatif
luas atau mempunyai penghasilan lain selain bertani.
1 Beras 111.110,00
2 Lauk pauk 324.000,00
3 Gas 44.166,67
4 Listrik 49.444,44
5 HP 42.500,00
6 Transportasi 177.777,78
7 Keamanan 2.000,00
8 Perayaan hari raya 76.666,30
9 Kesehatan 32.500
10 Pendidikan 151.388,67
11 Bacaan 10.583,00
12 Baju 98.699,80
13 Baju muslim 73.749,80
14 Sajadah 20.981,57
15 Sepatu 12.314,44
16 Sandal 64.033,20
17 Bolam 14.333,30
18 Rehabilitasi rumah 24.491,57
19 Mudik 54.166,40
20 Rekreasi/wisata 20.333,00
21 Menabung 81.666,67
22 Zakat 4.875,00
23 Sumbangan/infak 25.333,30
Total 1.284.414,40
37
alam, yaitu kotoran dari ternak kambing ada yang dipisah dengan sampah rumah
tangga kemudian digunakan sebagai pupuk, beberapa warga menempatkan
kandang ayam di atas kolam ikan, dan sampah rumah tangga dibuang dalam satu
tempat dengan kotoran kambing kemudian dibakar (Gambar 18). Setelah dibakar,
warga menggunakan sampah tersebut sebagai pupuk.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
4.6. Fasilitas
Warga umumnya mempunyai kandang untuk memelihara ternaknya.
Kandang tersebut biasanya diletakkan di samping atau di belakang rumah
(Gambar 20). Pemeliharaan ikan ditempatkan pada kolam yang umumnya
berbentuk segi empat.
4.7. Infrastruktur
Jalan menuju Dusun Teluk Waru dari Kecamatan Nanggung mempunyai
lebar 5 meter. Kondisi jalan saat sebagian bagus dan sebagian terdapat kerusakan.
Jalan menuju dusun Teluk Waru berkelok-kelok dan terdapat banyak tanjakan dan
40
turunan. Jalan yang mendekati dusun kondisinya berbatu. Apabila turun hujan,
kondisinya becek dan licin (Gambar 21). Di dalam dusun terdapat jalan yang
cukup lebar, sekitar 4 meter (Gambar 22).
Gambar 21. Kondisi Jalan dari Kecamatan Nanggung Menuju Dusun Teluk Waru
4.8. Utilitas
Sebelum dibuang di pekarangan, sampah ditempatkan pada tempat
sampah yang terdapat di dalam rumah (Gambar 23). Ada beberapa keluarga yang
tidak mempunyai tempat sampah di dalam rumah. Belum terdapat pemisahan
antara sampah organik dan sampah inorganik.
41
5.1.2. Utilitas
a. Tempat Sampah
Di beberapa pekarangan warga masih terlihat sampah yang berceceran.
Sampah organik belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai pupuk. Sampah
dibuang ke pekarangan kemudian dibakar. Pada pekarangan warga tidak terdapat
tempat sampah khusus organik dan inorganik. Tempat sampah di pekarangan ada
yang di tempatkan di bawah kandang kambing dan ada yang terpisah.
b. Irigasi dan Drainase
Untuk keperluan air bersih dan kolam warga mendapatkannya dari mata
air pegunungan yang disalurkan melalui pipa. Air buangan dari rumah tangga
dibuang ke pekarangan. Air buangan tersebut tidak mempunyai penampungan
khusus. Untuk mengaliri kolam beberapa warga juga memakai air limbah rumah
tangga. Hal tersebut membahayakan ikan apabila air limbah tersebut tercampur
dengan sabun.
Gambar 26. Air Limbah Rumah Tangga
5.1.3. Tanah
Jenis tanah latosol atau Inceptisols mengandung kadar liat ≥60% dan
mempunyai kedalaman solum >150 cm. Karena mempunyai solum yang dalam,
tanah ini sesuai untuk tanaman yang mempunyai perakaran dalam seperti tanaman
perkebunan dan buah-buahan. Selain itu, tanah latosol juga sesuai untuk tanaman
palawija, sayuran, dan padi. Tanah ini mempunyai KB <30% dan relatif kurang
subur. KTK tanah yang sedang masih memerlukan pupuk untuk meningkatkan
produksi tanaman. pH tanah yang tinggi sesuai untuk tanaman jagung, singkong
dan sengon. Untuk menanam cabai, kacang panjang, kacang merah, pisang, dan
talas diperlukan penambahan pupuk organik untuk meningkatkan produksi.
5.1.4. Iklim
Berdasarkan data iklim pada tahun tahun 2007 dan tahun 2008, Dusun
Teluk Waru menurut klasifikasi iklim Koppen termasuk ke dalam daerah beriklim
tipe Af, yaitu suhu bulan terdingin lebih dari 18o dan selalu basah dengan curah
hujan setiap bulan lebih dari 60 mm. Menurut klasifikasi iklim Oldeman, data
iklim pada tahun 2007 adalah tipe A1/A2, yaitu bulan lembab (BL) sebanyak satu
dan bulan basah (BB) sebanyak sebelas. Data iklim pada tahun 2008 merupakan
tipe A1, yaitu bulan lembab (BL) sebanyak dua dan bulan basah (BB) sebanyak
sepuluh. Dalam tipe iklim A1 dan A2 tersedia air sepanjang tahun karena hujan
terjadi hampir sepanjang tahun.
5.1.5. Hidrologi
Kondisi air yang ada cukup baik dan belum tercemar. Kondisi air yang ada
memungkinkan untuk memelihara ikan terutama ikan lele karena memiliki kadar
DO yang relatif rendah. Air di Dusun Teluk Waru mempunyai pH yang kurang
tinggi untuk pemeliharaan ikan lele sehingga untuk menurunkan pH diperlukan
penambahan kapur
5.2.2. Satwa
Satwa yang dipelihara warga meliputi kerbau, burung, ayam, kambing,
domba, ikan, dan itik. Domba dan kambing dipelihara warga untuk dijual. Ayam
dipelihara untuk sesekali diambil telur, disembelih atau dijual. Satwa sebagian
besar masih dipelihara secara semi intensif. Beberapa satwa yang diinginkan
warga untuk dipelihara adalah ayam kampung, kambing, ikan gurami, ikan lele,
dan ikan mas.
Kandang kambing disekat untuk membatasi masing-masing kambing.
Ukuran sekat yang dibuat berukuran 1 x 2 meter untuk setiap kambing atau
domba. Dalam memelihara ayam warga tidak mempunyai ukuran kandang
khusus. Ikan yang ditanam di kolam tidak memperhatikan luas kolam. Dalam
memelihara ternak ada yang memadukan antara ayam dan ikan atau longyam.
Ikan yang banyak dijumpai adalah ikan lele.
Tabel 10. Alternatif 2 Jenis Tanaman, Ternak, dan Ikan Dengan Konsep LEISA
No. Komoditi Luas Lahan Luas Jarak Jumlah
(m2) Kandang Tanam (m) (ekor)
(m2)
A. Tanaman
1. Jagung 172 0,7 x 0,7
2. Kacang Panjang 172 0,3 x 0,3
3. Kacang Merah 172 0,3 x 0,3
4. Talas 24 1x1
5. Ubi Jalar 24 0,2 x 0,3
6. Cabai Merah 172 0,3 x 0,3
7. Sengon 172 4x2
B. Ternak
1. Kambing 12,5 5
2. Ayam Kampung 8 100
3. Ikan Lele(3 daur) 25 1250
Pada Tabel 9 luas tanaman yang akan diproduksi adalah sebagai berikut:
jagung 100 m2, kacang panjang 100 m2, kacang merah 100 m2, cabai merah 100
m2, talas 42 m2, ubi jalar 42 m2, dan singkong 42 m2. Jumlah hewan yang akan
dipelihara adalah kambing 5 ekor, ayam kampung 50 ekor, dan ikan lele 1250
ekor/daur. Tampak dalam Tabel 10 luas tanaman yang akan diproduksi, yaitu
jagung 172m2, kacang panjang 172 m2, kacang merah 172 m2, cabai merah 172
m2, sengon 172 m2, talas 24 m2, ubi jalar 24 m2, dan singkong 24 m2. Jumlah
hewan yang akan dipelihara adalah kambing 5 ekor, ayam kampung 100 ekor, dan
ikan lele 1250 ekor/daur.
5.4. Analisis Biaya dan Kelayakan Finansial
5.4.1. Asumsi Teknis Produksi
Asumsi teknis dari pengusahaan tanaman, ternak, dan ikan dapat dilihat
pada Tabel Lampiran 4 dan 5. Hasil yang akan didapat dari pengusahaan tanaman,
ternak, dan ikan pada Tabel Lampiran 4 (Alternatif 1) adalah jagung 20 kg, cabai
merah 50 kg, kacang panjang 40 kg, kacang merah 20 ikat, talas 168 batang, ubi
jalar 68, 57 kg, pisang 24 tandan, dan singkong 231 kg. Jagung dirotasikan
dengan cabai merah, kacang panjang, dan kacang merah per tahun masing-masing
satu kali tanam. Pisang ditanam selama satu tahun untuk diambil buahnya. Talas
dirotasikan dengan ubi jalar per tahun masing-masing satu kali tanam. Hasil
ternak terdiri dari induk kambing 5 ekor, anak kambing 8 ekor, ayam afkir 47
ekor, telur ayam 4275 butir, dan ikan lele 148,44 kg/daur. Ternak kambing
diusahakan dengan pembesaran selama satu tahun dengan asumsi menghasilkan
anak kambing sejumlah 8 ekor. Ayam diusahakan selama satu tahun dengan
asumsi hanya diambil telurnya. Ikan lele diusahakan per tahun tiga kali tanam.
Hasil sampingan berupa kotoran, yaitu 14 karung kotoran ayam dan 22 karung
kotoran kambing.
Hasil yang akan didapat dari pengusahaan tanaman, ternak, dan ikan
pada Tabel Lampiran 5 (Alternatif 2) adalah jagung 34,37 kg, cabai merah 65,29
kg, kacang panjang 85,92 kg, kacang merah 68,7 ikat, talas 96 batang, ubi jalar
39,18 kg, dan sengon 27 pohon. Jagung dirotasikan dengan cabai merah, kacang
panjang, dan kacang merah per tahun masing-masing satu kali tanam. Talas dan
ubi jalar dirotasikan per tahun masing-masing satu kali tanam. Sengon diusahakan
mencapai umur 5 tahun. Hasil ternak terdiri dari induk kambing 5 ekor, anak
kambing 8 ekor, ayam afkir 95 ekor, telur ayam 8550 butir, dan ikan lele 148,44
kg/daur. Ternak kambing diusahakan dengan pembesaran selama satu tahun
dengan asumsi menghasilkan anak kambing sejumlah 8 ekor. Ayam diusahakan
selama satu tahun dengan asumsi hanya diambil telurnya. Ikan lele diusahakan per
tahun tiga kali tanam. Hasil sampingan berupa kotoran, yaitu 28 karung kotoran
ayam dan 22 karung kotoran kambing.
5.4.2.Struktur dan Sumber Biaya Produksi
5.4.2.1. Biaya Usaha dan Penyusutan
Biaya usaha tani terdiri dari biaya investasi dan modal kerja. Biaya
investasi meliputi biaya pembuatan kandang ayam, kandang kambing, pembelian
alat-alat dan pajak tanah serta bibit ayam kampung, bibit kambing, dan bibit ikan
lele. Tabel 11 menunjukkan struktur biaya usaha tani di pekarangan Alternatif 1.
Biaya modal kerja terdiri dari biaya produksi jagung, kacang panjang, kacang
merah, cabai merah, talas, ubi jalar, pisang, singkong, ayam kampung, kambing
dan ikan lele. Biaya investasi sebesar Rp 11.367.000,00 dan modal kerja sebesar
Rp 6.785.502,00 sehingga total biaya usaha menjadi Rp 18.152.502,00.
Tabel 12 menunjukkan struktur biaya usaha tani di pekarangan Alternatif
2. Biaya modal kerja terdiri dari biaya produksi jagung, kacang panjang, kacang
merah, cabai merah, talas, ubi jalar, sengon, ayam kampung, kambing, dan ikan
lele. Biaya investasi sebesar Rp 12.867.000,00 dan modal kerja sebesar Rp
9.149.146,00 sehingga total biaya usaha menjadi Rp 22.016.146,00.
Tabel 11. Biaya Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan di Pekarangan
Alternatif 1
Besar Biaya
Komponen Biaya
(Rp)
Investasi:
Pajak lahan 17.000,00
Alat-alat produksi tanaman 375.000,00
Bibit dan kandang ayam kampung 2.000.000,00
Bibit dan alat-alat produksi ikan lele 475.000,00
Bibit dan kandang kambing 8.500.000,00
Total Investasi 11.367.000,00
Modal Kerja:
Biaya produksi jagung, 1 tahun 51.700,00
Biaya produksi kacang panjang, 1 tahun 102.125,00
Biaya produksi kacang merah, 1 tahun 98.875,00
Biaya produksi cabai merah, 1 tahun 104.423,00
Biaya produksi talas, 1 tahun 39.620,00
Biaya produksi ubi jalar, 1 tahun 24.634,00
Biaya produksi pisang, 1 tahun 60.000,00
Biaya produksi singkong, 1 tahun 120.000,00
Biaya produksi ayam kampung, 1 tahun 1.800.000,00
Biaya produksi ikan lele, 1 tahun (3 daur) 4.384.125,00
Total Modal Kerja 1 tahun 6.785.502,00
Tabel 12. Biaya Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan di Pekarangan
Alternatif 2
Besar Biaya
Komponen Biaya
(Rp)
Investasi:
Pajak lahan 17.000,00
Alat-alat produksi tanaman 375.000,00
Bibit dan kandang ayam kampung 3.500.000,00
Bibit dan alat-alat produksi ikan lele 475.000,00
Bibit dan kandang kambing 8.500.000,00
Total Investasi 12.867.000,00
Modal Kerja:
Biaya produksi jagung, 1 tahun 88.924,00
Biaya produksi kacang panjang, 1 tahun 175.655,00
Biaya produksi kacang merah, 1 tahun 170.065,00
Biaya produksi cabai merah, 1 tahun 472.140,00
Biaya produksi talas, 1 tahun 22.680,00
Biaya produksi ubi jalar, 1 tahun 14.077,00
Biaya produksi sengon, 1 tahun 221.480,00
Biaya produksi ayam kampung, 1 tahun 3.600.000,00
Biaya produksi ikan lele, 1 tahun (3 daur) 4.384.125,00
Total Modal Kerja 1 tahun 9.149.146,00
Tabel 13. Pinjaman ke Bank dan Angsurannya Selama 5 Tahun Proyek Usaha
Tani LEISA Alternatif 1 di Dusun Teluk Waru
Total Kredit Sisa Kredit Angsuran Pembayaran
Tahun (Rp) (Rp) Pokok (Rp) Bunga 20% (Rp)
0 18.152.202,00 18.152.202,00 0 0
1 14.521.762,00 3.630.440,00 3.630.440,00
2 10.891.321,00 3.630.440,00 2.904.352,00
3 7.260.881,00 3.630.440,00 2.178.264,00
4 3.630.440,00 3.630.440,00 1.452.176,00
5 0 3.630.440,00 726.088,00
Tabel 14. Pinjaman ke Bank dan Angsurannya Selama 5 Tahun Proyek Usaha
Tani LEISA Alternatif 2 di dusun Teluk Waru
Total Kredit Sisa Kredit Angsuran Pembayaran
Tahun (Rp) (Rp) Pokok (Rp) Bunga 20% (Rp)
0 22.016.146,00 22.016.146,00 0 0
1 17.612.917,00 4.403.229,00 4.403.229,00
2 13.209.687,00 4.403.229,00 3.522.583,00
3 8.806.458,00 4.403.229,00 2.641.937,00
4 4.403.229,00 4.403.229,00 1.761.292,00
5 0 4.403.229,00 880.646,00
5.4.3. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani
Pendapatan dari usaha tani merupakan hasil dari kegiatan usaha tani
berupa tanaman, ternak, dan ikan. Pendapatan atau penerimaan merupakan hasil
kali dari produksi dengan harga pasar masing-masing komoditi. Pendapatan dari
usaha tani berupa penjualan produk utama dan produk ikutan (limbah). Tabel 15
menyajikan pendapatan dari produksi pekarangan Alternatif 1, yaitu tanaman
sebesar Rp 2.082.630,00 per tahun, ayam kampung beserta limbahnya sebesar Rp
9.753.000,00 per tahun, kambing beserta limbahnya sebesar Rp 15.544.000,00 per
tahun, dan ikan lele dengan 3 daur sebesar Rp 6.679.650,00 per tahun. Total dari
penerimaan pada usaha tani di pekarangan Alternatif 1 mencapai Rp
34.059.280,00. Tabel 16 menyajikan pendapatan dari produksi pekarangan
Alternatif 2, yaitu tanaman sebesar Rp 6.236.344,00 per tahun, ayam kampung
beserta limbahnya sebesar Rp 19.531.000,00 per tahun, kambing beserta
limbahnya sebesar Rp 15.544.000,00 per tahun, dan ikan lele dengan 3 daur
sebesar Rp 6.679.650,00 per tahun. Total dari penerimaan pada usaha tani di
pekarangan Alternatif 2 mencapai Rp 47.990.994,00. Penyebaran pendapatan
usaha tani Alternatif 1 dapat dilihat pada Gambar 27. Penyebaran pendapatan
usaha tani Alternatif 2 dapat dilihat pada Gambar 28.
Tabel 15. Pendapatan per Tahun (Benefit) Usaha Tani Tanaman, Ternak dan Ikan
di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Alternatif 1
Komponen Pendapatan Nilai Pendapatan Waktu Perolehan (bulan)
(per tahun) (Rp)
1. Tanaman
a. Jagung 60.000,00 Juli
b. Kacang panjang 200.000,00 Oktober
c. Kacang merah 100.000,00 Desember
d. Cabai merah 570.000,00 April
e. Talas 420.000,00 Desember
f. Ubi jalar 137.130,00 Mei
g. Pisang 480.000,00 Desember
h. Singkong 115.500,00 Desember
Total 2.082.630,00
2. Ayam kampung
a. Telur 8.550.000,00 Setiap hari
b. Ayam kampung afkir 1.175.000,00 Desember
c. Kotoran 28.000,00 Setiap hari
Total 9.753.000,00
4.Kambing
a. Induk 7.500.000,00 Desember
b. Kambing muda 8.000.000,00 Desember
c. Kotoran 44.000,00 Setiap hari
Total 15.544.000,00
Tabel 16. Pendapatan per Tahun (Benefit) Usaha Tani Tanaman, Ternak dan Ikan
di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Alternatif 2
Komponen Pendapatan Nilai Pendapatan Waktu Perolehan (bulan)
(per tahun) (Rp)
1. Tanaman
a. Jagung 103.104,00 Juli
b. Kacang panjang 343.680,00 Oktober
c. Kacang merah 171.850,00 Desember
d. Cabai merah 979.350,00 April
e. Talas 240.000,00 Desember
f. Ubi jalar 78.360,00 Mei
g. Sengon 4.320.000,00 Desember tahun ke-5
Total 6.236.344,00
2. Ayam kampung
a. Telur 17.100.000,00 Setiap hari
b. Ayam kampung afkir 2.375.000,00 Desember
c. Kotoran 56.000,00 Setiap hari
Total 19.531.000,00
4. Kambing
a. Induk 7.500.000,00 Desember
b. Kambing muda 8.000.000,00 Desember
c. Kotoran 44.000,00 Setiap hari
Total 15.544.000,00
Pisang
24 tandan (Rp 480.000,00)
Singkong
231 kg (Rp 115.500,00)
Ayam kampung
12-13 butir per hari (Rp 24.000,00); 4275 butir per tahun (Rp 8.550.000,00); ayam afkir 47 ekor (Rp 1.175.000,00)
Kambing
5 ekor induk (Rp 7.500.000); 8 ekor kambing muda (Rp 8.000.000,00)
Ayam kampung
25 butir per hari (Rp 50.000,00); 8550 butir per tahun (Rp 17.100.000,00); ayam kampung afkir 95 ekor (Rp 2.375.000,00)
Kambing
5 ekor induk (Rp 7.500.000); 8 ekor kambing muda (Rp 8.000.000,00)
Tabel 17. Keuntungan (Net Benefit) per Tahun Usaha Tani di Tanaman, Ternak,
dan Ikan di Pekarangan Warga Dusun Teluk Waru Alternatif 1
Komponen Keuntungan (per tahun) Keuntungan (Rp)
1. Tanaman
a. Jagung 8.300,00
b. Kacang panjang 97.875,00
c. Kacang merah 1.125,00
d. Cabai merah 465.550,00
e. Talas 380.380,00
f. Ubi jalar 112.496,00
g. Pisang 480.000,00
h. Singkong 55.500,00
Total 1.601.226,00
4. Kambing 15.544.000,00
4. Kambing 15.544.000,00
Pola tanam disesuaikan dengan rata-rata curah hujan bulanan pada tahun 2007 dan
2008 (Gambar 31).
Cabai Merah Jagung Bera Kacang Panjang Kacang Merah
Pisang
Ayam kampung
Kambing
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sengon (5 tahun)
Ayam kampung
Kambing
1000
800
mm/tahun
600
400
200
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
Bulan
Tanaman
Pasar Ikan
Rumah Tangga
Keterangan:
: Aliran hasil produksi
: Aliran limbah
: Aliran masukan
Gambar 32. Konsep Sirkulasi dan Daur Energi
BAB VII
PERENCANAAN
8.1. Simpulan
Dari hasil perencanaan lanskap sistem pertanian terpadu pada
pekarangan warga di Dusun Teluk Waru dengan luas lahan 350 m2 diperoleh hasil
analisis kelayakan finansial usaha tani Alternatif 1 memperoleh NPV sebesar Rp
45.261.784,00, IRR sebesar 111%, dan Net B/C 3,49. Usaha tani Alternatif 1
layak untuk dijalankan karena mempunyai NPV>0, IRR di atas suku bunga 20%
dan Net B/C>1. Hasil analisis kelayakan finansial usaha tani Alternatif 2 diperoleh
NPV sebesar Rp 72.128.612,00, IRR sebesar 137%, dan Net B/C 4,28. Usaha tani
Alternatif 2 layak pula untuk dijalankan karena mempunyai NPV>0, IRR di atas
suku bunga 20% dan Net B/C>1.
Nilai produksi dari usaha tani Aternatif 1 dan Alternatif 2 masing-
masing sebesar Rp 34.059.280,00 dan Rp 47.990.994,00 per tahun. Keuntungan
usaha tani di pekarangan alternatif 1 dan alternatif 2 masing-masing adalah Rp
27.393.751,00 dan Rp 38.841.848,00 per tahun atau Rp Rp 2.282.816,00 dan Rp
3.236.821,00 per bulan. Keuntungan yang diperoleh dari produksi pekarangan
dapat mencukupi kebutuhan keluarga petani karena masih di atas kebutuhan
bulanan keluarga petani sebesar Rp 1.284.450,00 atau Rp 13.742.045,00 per
tahun. Untuk mencukupi kebutuhan hidup bulanan petani, usaha tani Alternatif 1
dan Alternatif 2 masing-masing membutuhkan luas lahan minimum 175,57 m2
dan 123,83 m2. Berdasarkan hasil analisis usaha tani tersebut disusun rencana
lanskap pekarangan dengan sistem pertanian terpadu. Terdapat dua zonasi yang
dikembangkan yang masing-masing terdiri dari zona publik, zona keluarga, zona
privat, zona pelayanan, dan zona produksi. Kedua zonasi tersebut selanjutnya
mengakomodir fungsi produksi yang dihasilkan dari analisis usaha tani, fungsi
ekologi, fungsi ekonomi, fungsi estetika, dan fungsi sosial.
81
8.2. Saran
Dalam kegiatan penelitian ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai jumlah limbah dan produk ikutan dari masing-masing komoditi
tanaman untuk mengetahui jumlah pupuk organik yang dapat diproduksi. Kajian
tentang sistem pertanian terpadu serupa, perlu dilakukan dengan menggunakan
acuan teknik budi daya pada Lampiran 2.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
kategori responden
I. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : ………………
Nama …………………..
Jenis Kelamin …………………..
Agama …………………..
Jenjang Pendidikan 1. Tidak Sekolah 2. SD
3. SMP 4. SMU
5. Akademi 6. PT
7. Lainnya (sebutkan) …………………
Pekerjaan Utama 1. Petani 2. Buruh
3. Pedagang 4. Guru
5. PNS 6. Tukang
7. Karyawan 8. Dosen
9. Lainnya (sebutkan) …………………
Tinggal di desa ini sejak tahun …………..
Pengalaman sebagai petani sejak tahun …………………
Pekerjaan Sampingan …………. dengan penghasilan sebesar …
…………. dengan penghasilan sebesar …
…………. dengan penghasilan sebesar …
Status Responden 1. Belum menikah 2. Menikah 3. Duda 4. Janda
Nama Agama Hubu- Jenis Tempat tinggal Menjadi Status Umur Pendi-
ngan Kelamin Bersa- Man- tanggu- Perni- dikan
ma diri ngan kahan
Respon- respon-
den den
B. Kebutuhan Hidup
1. Pendapatan kotor tiap bulan?
(a) < Rp 600.000
(b) Rp 500.000 – Rp 600.000
(c) Rp 600.000 – Rp 700.000
(d) Rp 700.000 – Rp 800.000
(e) Rp 800.000 – Rp 900.000
(f) > Rp 900.000
2. Kebutuhan beras per bulan per orang ? ………… kg
(a) < 4
(b) 4 – 6
(c) 6 – 8
(d) 8 – 10
3. Kebutuhan lauk pauk per bulan ? Rp …………….
(a) < Rp 10.000
(b) Rp 10.000 – Rp 15.000
(c) Rp 15.000 – Rp 20.000
(d) Rp 20.000 – Rp 25.000
(e) > Rp 25.000
4. Apa bahan bakar yang digunakan untuk memasak (jawaban bisa lebih dari satu)?
(a) kayu bakar
87
13. Apa pendidikan anak Anda saat ini dan berapa biayanya dalam setahun (jawaban bisa
lebih dari satu)?
(a) TK : Rp …………… /orang
(b) SD : Rp …………… /orang
(c) SMP : Rp …………… /orang
(d) SMA : Rp …………… /orang
(e) PT : Rp …………… /orang
(f) Lainnya (sebutkan) …………. : Rp …………… /orang
14. Berapa kebutuhan bacaan (majalah, buku, koran dll) per bulan? Rp ………………….
15. Berapa kali Anda membeli baju (pakaian) dalam setahun?
(a) 1 : Rp ………………. /orang/tahun
(b) 2 : Rp ………………. /orang/tahun
(c) 3 : Rp ………………. /orang/tahun
(d) 4 : Rp ………………. /orang/tahun
(e) 5 : Rp ………………. /orang/tahun
88
16. Berapa kali Anda membeli baju (pakaian) muslim dalam setahun?
(a) 1 : Rp ………………. /orang/tahun
(b) 2 : Rp ………………. /orang/tahun
(c) 3 : Rp ………………. /orang/tahun
(d) 4 : Rp ………………. /orang/tahun
(e) 5 : Rp ………………. /orang/tahun
(f) Lainnya (sebutkan) …………. : Rp ………………. /orang/tahun
17. Berapa kali dalam setahun Anda membeli sajadah?
(a) 1 : Rp ……………….
(b) 2 : Rp ……………….
(c) 3 : Rp ……………….
(d) 4 : Rp ……………….
(e) 5 : Rp ……………….
(f) Lainnya (sebutkan) ……….. : Rp ……………….
18. Berapa kali Anda membeli sepatu dalam setahun?
(a) 1 : Rp ………………. /orang/tahun
(b) 2 : Rp ………………. /orang/tahun
(c) 3 : Rp ………………. /orang/tahun
(d) 4 : Rp ………………. /orang/tahun
(e) 5 : Rp ………………. /orang/tahun
(f) Lainnya (sebutkan) …………. : Rp ………………. /orang/tahun
19. Berapa kali Anda membeli sandal dalam setahun?
(a) 1 : Rp ………………. /orang/tahun
(b) 2 : Rp ………………. /orang/tahun
(c) 3 : Rp ………………. /orang/tahun
(d) 4 : Rp ………………. /orang/tahun
(e) 5 : Rp ………………. /orang/tahun
(f) Lainnya (sebutkan) …………. : Rp ………………. /orang/tahun
20. Berapa kali Anda mengganti bohlam dalam sebulan?
(a) 1
(b) 2
(c) 3
(d) 4
(e) 5
(f) Lainnya (sebutkan) …………..
21. Berapakah biaya Anda merehabilitasi (memperbaiki) rumah dan berapa selang waktunya?
Rp …………/……bulan/tahun
22. Berapa kali dalam setahun Anda mudik dan berapa biayanya?
(a) 1 : Rp ……………….
(b) 2 : Rp ……………….
(c) 3 : Rp ……………….
(d) 4 : Rp ……………….
(e) 5 : Rp ……………….
(f) Lainnya (sebutkan) ……….. : Rp ……………….
23. Berapa kali dalam setahun Anda melakukan wisata (rekreasi) dan berapa biayanya?
(a) 1 : Rp ……………….
(b) 2 : Rp ……………….
(c) 3 : Rp ……………….
(d) 4 : Rp ……………….
(e) 5 : Rp ……………….
(f) Lainnya (sebutkan) ……….. : Rp ……………….
24. Apakah Anda menabung?
(a) Ya, Rp ………….. /bulan
(b) Tidak
25. Berapa uang yang dikeluarkan untuk zakat per tahun? Rp …………….
26. Berapa uang yang dikeluarkan untuk sumbangan per bulan? Rp …………….
89
III. BUDAYA
1. Apa kearifan lokal yang Anda lakukan dalam bertani? Sebutkan!
No. Kegiatan Bertani
2. Apa kearifan lokal yang Anda lakukan dalam mengelola sumber daya alam? Sebutkan!
No. Kegiatan Bertani
6. Tempat sampah:
(a) Di dalam rumah
(b) Di pekarangan
(c) Di luar pekarangan yang berjarak ……… m dari rumah
(d) Tidak ada
(e) Lainnya (sebutkan) ……………….
90
7. Cara penanganan sampah rumah tangga oleh rumah tangga itu sendiri:
(a) Adanya pemisahan sampah organik dengan inorganik
(b) Sampah organik dan inorganik dicampur jadi satu
(c) Pembuatan kompos dari sampah organik
(d) Tidak ada
(e) Lainnya (sebutkan) …………….
8. Apakah Anda bersedia jika pekarangan Anda dijadikan tapak pertanian terpadu?
(a) Ya
(b) Tidak
9. Apakah Anda bersedia jika bersedia jika pekarangan Anda digabungkan dengan
pekarangan tetangga untuk dijadikan lanskap pertanian terpadu?
(a) Ya
(b) Tidak
10. Jika Anda bersedia pekarangan Anda dijadikan pertanian terpadu, apa saja komoditiya
berikut luas/jumlahnya?
(a) Tanaman
(b) Ternak
(c) Ikan
11. Sketsa tata letak tanaman, ternak, dan ikan di pekarangan?
12. Apakah Anda mempunyai lahan lain?
(a) Ya
(b) Tidak
13. Apa jenis lahan yang Anda miliki (jawaban bisa lebih dari satu)?
(a) Basah : ……………. m2
(b) Kering : ……………. m2
14. Berapakah luas total lahan lain yang anda miliki?............m2
15. Jenis tanaman tahunan apa saja yang ada di lahan Anda?
17. Pola tanam dan varietas apa saja yang terdapat pada lahan Anda?
Nyatakan!
……….. à ………….. à ………….
18. Jadwal pola tanam?
Tahun 2007/2008
Musim Tanam 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
MH 2007/2008
MK 2008
MH 2008
91
Limbah apa saja yang dihasilkan dari usaha ini, sebutkan (jawaban boleh lebih dari satu)?
(a) Limbah padat : ………………………………………………………………
(b) Limbah cair : ………………………………………………………………
(c) Limbah gas : ………………………………………………………………
Dimana limbah itu dibuang dan adakah pengolahan untuk masing-masing jenis limbah itu?
Jenis Limbah Tempat Pembuangan Cara Penanganan
92
Lampiran 2
g/tanaman.
• Pupuk susulan II (6 MST) : urea= 5 g/tanaman, KCl= 5
g/tanaman.
Umur Panen : • 75-85 Hari setelah tanam
Produktivitas : • 18-28 ton/ha
Sumber : Disarikan dari http://www.ristek.go.id
97
4. Berak Darah
Pengobatan: Prepara Sulfa atau anyrolium
dilarutkan dalam air minum, dosis 0,012 -0,024%
untuk 3 - 5 hari.
5. Pilek
Pengobatan: sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan
dalam air minum selama 5 - 7 hari.
6. Cacar
Pencegahannya: vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.
Sumber : Disarikan dari http://www.ristek.go.id
100
Syarat Tumbuh : • Sengon dapat tumbuh pada curah hujan 1.500 – 4.500
mm/tahun. Namun, curah hujan yang paling baik
untuk tanaman sengon adalah 2.000 – 2.700
mm/tahun.
• Suhu 10-36 oC dan suhu optimal 22 – 34 oC
• Sinar matahari 80%.
• Sengon dapat tumbuh pada berbagai jenis tekstur
tanah. Namun tekstur tanah yang ideal adalah
lempung berpasir atau pasir berlempung.
• Struktur tanah remah dan memiliki porositas yang
sedang.
• Kedalaman tanah minimal 40 cm.
• pH tanah 5 – 7,2 dan pH tanah ideal 6,5 – 7.
• Ketinggian 0 – 1.600 m dpl dan ketinggian ideal 0 –
800 m dpl.
Pembibitan : • Benih berasal dari pohon yang sehat,
pertumbuhannya baik, serta tidak terserang hama dan
penyakit.
• Benih berasal dari tanaman sengon yang berumur
minimal 7 tahun.
• Benih harus benar-benar telah masak, ditandai
dengan polong yang berwarna kuning kecoklatan.
Jarak Tanam : Jarak tanam sengon adalah 1 x 3 m, 1 x 4 m, 2 x 2 m,
dan 1 x 5 m.
Penanaman Langkah-langkah penanaman bibit adalah
• Lubang tanam dipersiapkan dengan ukuran 30 x 30 x
30 cm dan dibiarkan selama seminggu.
• Separuh tanah galian lubang dicampur dengan pupuk
organik dengan perbandingan 1 : 1 hingga merata.
111
Bibit : Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan
sehat, tidak cacat, bulu, bersih dan mengkilat, dan daya
adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
Ciri untuk calon induk
a. Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis
punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi
tidak terlalu gemuk.
b. Jinak dan sorot matanya ramah.
c. Kaki lurus dan tumit tinggi.
d. Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik
(efisien), rahang atas dan bawah rata.
e. Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi
dari induk yang muda.
f. Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing
2 buah.
Ciri untuk calon pejantan
a. Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang
lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu
gemuk, gagah, aktif, dan memiliki libido (nafsu
kawin) tinggi.
b. Kaki lurus dan kuat.
c. Dari keturunan kembar.
d. Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Pemeliharaan : Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali
dalam dua tahun. Hal-hal yang harus diperhatikan
adalah
a. Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6
s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur
10-12 bulan atau saat bobot badan mencapai 55 -
114
60 kg.
b. Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang
selama 17 - 21 hari.
c. Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan
minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering
kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.
d. Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah
a. Masa bunting 144 - 156 hari (± 5 bulan).
b. Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2
bulan.
Perkandangan : Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari,
bersih, dan minimal erjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah
a. Kandang beranak 20 cm x 120 cm /ekor.
b. Kandang induk 100 cm x 125 cm /ekor.
c. Kandang anak 100 cm x 125 cm /ekor.
d. Kandang pejantan 110 cm x 125 cm /ekor.
e. Kandang dara/dewasa 100 cm x 125 cm /ekor.
juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan
garam berjodium secukupnya.
b. Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing
perah, dan pejantan yang sering dikawinkan perlu
ditambahkan makanan penguat dalam bentuk
bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
Penyakit dan : Pengendalian Penyakit
Pencegahan a. Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit
melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang
cukup gizi dan vaksinasi.
b. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah:
cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat),
paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.
Sumber : Disarikan dari http://www.ristek.go.id
116
Cara pemindahan
a. Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air
10-20 cm.
b. Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau
ember yang diisi dengan air di sarang.
c. Samakan suhu pada kedua kolam.
d. Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan
dengan cawan atau piring.
e. Pindahkan benih dari penampungan ke kolam
pendederan dengan hati-hati pada malam hari,
karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
Pendederan.
Pendederan adalah pembesaran hingga berukuran siap
jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga
berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi
pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari
plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai
dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini.
Kolam : Kedalaman air yang ideal adalah 15 – 20 cm. Ukuran
kerapatan yang ideal adalah 50 ekor/m2.
Pakan Jadwal pemberian pakan dilakukan setiap hari pada
pukul 08.00 - 09.00, 16.00 – 17.00, dan 21.00 – 22.00.
Jumlah pakan yang diberikan berdasarkan kelompok
umur (hari) adalah
3 – 7: telur ayam 0,01 g/ekor/hari
8 – 20: kutu air 0,1 g/ekor/hari
21 – 40: pelet 0,5 mm 0,32 g/ekor/hari
41 – 60: pelet 1 mm 0,62 g/ekor/hari
61 – 80: pelet 2 mm 0,96 g/ekor/hari
81 – 100: pelet 2 mm 1,95 g/ekor/hari
118
Lampiran 4.
Analisis Usaha Tani Tanaman, Ternak, dan Ikan di Pekarangan Warga Dusun
Teluk Waru Alternatif 1 (Luas 350 m2)
No. Uraian Kegiatan Volume Harga Biaya
Satuan (Rp)
(Rp)
A. Investasi (Peralatan)
1 Lahan (pajak) 350 m² 48.57 17000
2 Tanaman
Cangkul 2 buah 25000 50000
Golok 2 buah 50000 100000
Parang 2 buah 20000 40000
Kored 2 buah 20000 40000
Garpu 1 buah 25000 25000
Linggis 1 buah 20000 20000
Sepatu lapang 2 buah 50000 100000
3 Ayam kampung
Kandang 1 buah 500000 500000
Bibit 50 ekor 30000 1500000
4 Ikan lele
Benih 1250 ekor 300 375000
Ember plastik 2 buah 20000 40000
Jaring 1 buah 60000 60000
5 Kambing
Kandang 1 buah 1000000 1000000
Bibit 5 ekor 1500000 7500000
Total Investasi (A) 11367000
g Pisang (1 daur)
Tanam 2 HOP 30000 60000
Total biaya produksi pisang, 1 tahun 60000
h Singkong
Tanam 2 HOP 30000 60000
Total biaya produksi singkong, 1
tahun 120000
C. Pendapatan
1 Tanaman
127
2 Ayam kampung
Telur 4275 butir 2000 8550000
Ayam kampung afkir 47 ekor 25000 1175000
Kotoran 14 karung 2000 28000
Total 9753000
4 Kambing
Induk 5 ekor 1500000 7500000
Kambing muda 8 ekor 1000000 8000000
Kotoran 22 karung 2000 44000
Total 15544000
4 Kambing 15544000
Total 27393751
128
Analisis Usaha Tani Tanaman, Ternak dan Ikan di Pekarangan Warga Dusun
Teluk Waru Alternatif 2 (Luas 350 m2)
No. Uraian Kegiatan Volume Harga Biaya
Satuan (Rp)
(Rp)
A. Investasi (Peralatan)
1 Lahan (pajak) 350 m² 48.57 17000
2 Tanaman
Cangkul 2 buah 25000 50000
Golok 2 buah 50000 100000
Parang 2 buah 20000 40000
Kored 2 buah 20000 40000
Garpu 1 buah 25000 25000
Linggis 1 buah 20000 20000
Sepatu lapang 2 buah 50000 100000
3 Ayam kampung
Kandang 1 buah 500000 500000
Bibit 100 ekor 30000 3000000
4 Ikan lele
Benih 1250 ekor 300 375000
Ember plastik 2 buah 20000 40000
Jaring 1 buah 60000 60000
5 Kambing
Kandang 1 buah 1000000 1000000
Bibit 5 ekor 1500000 7500000
Total Investasi (A) 12867000
e Talas (1 daur)
Benih 4000 batang 150 600000
Urea 0.25 kg 2000 500
Pupuk kandang 1 karung 2000 2000
Pembasmi serangga 1 botol 12500 12500
Pengolahan lahan 2 HOP 30000 60000
Menanam 5 HOP 30000 150000
Penyiangan 2 HOP 30000 60000
Panen 2 HOP 30000 60000
Total biaya produksi talas, 1 daur 945000
Total biaya produksi talas, 1 tahun 945000
Total biaya produksi talas, 24 m² 22680
g Sengon
Bibit 27 batang 1200 32400
Pestisida 1 kaleng 55000 55000
Penyiapan lahan 2 HOP 30000 60000
Penanaman 2 HOP 30000 60000
Penyiangan dan penyemprotan 20 HOP 30000 600000
Panen 10 HOP 30000 300000
Total biaya produksi, 1 daur 1107400
Total biaya produksi, 1 tahun 221480
C. Pendapatan
1 Tanaman
a. Jagung 34.37 kg 3000 103104
b. Kacang panjang 85.92 kg 4000 343680
c. Kacang merah 68.74 ikat 2500 171850
d. Cabai merah 65.29 kg 15000 979350
e. Talas 96 batang 2500 240000
f. Ubi jalar 39.18 kg 2000 78360
g. Sengon
Per daur 27 batang 800000 21600000
Per tahun 4320000
Total 6236344
2 Ayam kampung
Telur 8550 butir 2000 17100000
Ayam kampung afkir 95 ekor 25000 2375000
Kotoran 28 karung 2000 56000
Total 19531000
4 Kambing
Induk 5 ekor 1500000 7500000
Kambing muda 8 ekor 1000000 8000000
Kotoran 22 karung 2000 44000
Total 15544000
4 Kambing 15544000
Total 38841848
142
Tabel Lampiran 4. Produksi Tanaman, Ternak, dan Ikan di Pekarangan Dusun Teluk Waru Per Responden (KK)
Jenis Nilai Produksi (Rp) / Responden
No. Rata-Rata
Komoditi 1 4 6 7 12 13 22 26 28 29
1 Tanaman 18000 52600 414000 249200 21000 226600 46500 40000 24000 1439000 253090
2 Ternak 6000 4000 260000 250000 62500 240000 6000 125000 0 220000 117350
3 Ikan 0 0 0 15000 0 0 80000 0 0 0 9500
Total 24000 56600 674000 514200 83500 466600 132500 165000 24000 1659000 379940
Rata-Rata 379940 419488.89 464850 434971.43 421766.67 489420 495125 616000 841500 1659000 622206.20