Oleh
Lusiana
4122.5.13.31.10010
USULAN PENELITIAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
BANDUNG
2015
PENGARUH JARAK TANAM DALAM BARIS DAN
TAKARAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG
MANIS
(Zea Mays Saccharata Sturt) VARIETAS
1
MASTER SWEET
Oleh
Lusiana
4122.5.13.31.10010
USULAN PENELITIAN
Bandung,
Disetujui dan disahkan Komisi Pembimbing,
dan
Takaran
Pupuk
Kandang
Ayam
terhadap
ini
dengan
segala
kerendahan
hati,
penulis
maupun materil
6. Semua pihak yang
telah
membantu
penulis
selama
Subang,
2015
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Penulis
April
33.
2.1 Kajian Pustaka..7
2.2 Kerangka Pemikiran/Pendekatan Masalah....18
2.3 Hipotesis Penelitian...22
34. BAB III. METODE PENELITIAN
35.
36.
3.1
..23
3.2
Operasionalisasi Variabel..
.24
37.
3.3
38.
Data/Informasi.....................27
3.4
Teknik Pengumpulan
39.
Data.....27
3.5
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis..
.34
40.
41. DAFTAR
PUSTAKA.
42. LAMPIRAN
.
43.
44. DAFTAR TABEL
45.
46.
N
47.
50.
53.
1
51.
54. Persentase Kandungan Hara Pupuk Kandang Beberapa
jenis
Hewan
Ternak
...
55.
59. Operasionalisasi Variabel
60.
63. Kombinasi Perlakuan Jarak Tanam dan Dosis Pupuk
Kandang
Ayam
64.
68. Daftar Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok
Pola
Faktorial
58.
2
62.
3
67.
4
71.
Judul
48. H
al
a
m
a
n
49.
52.
56.
57. 1
7
61. 2
5
65.
66. 2
6
69.
70. 3
6
75. Judul
76. Hala
man
77.
79. Denah
Tata
1
78.
Percobaan...
80. Deskripsi
Jagung
Varietas
Letak
Master
81. 50
82. 51
83.
84.
85.
2
86.
Sweet
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
BAB I
PENDAHULUAN
110.
113.
114.
Jagung
Manis
116.
Energi (cal)
117.
96.0
119.
Protein (g)
120.
3.5
122.
Lemak (g)
123.
1.0
Karbohidrat (g)
126.
22.8
Kalsium (mg)
129.
3.0
Fosfor (mg)
132.
111
Besi (mg)
135.
0.7
137.
Vitamin A (SI)
138.
400
140.
Vitamin B (mg)
141.
0.15
143.
Vitamin C (mg)
144.
12.0
Air (g)
147.
72.2
125.
128.
131.
134.
146.
Oleh
karena itu dalam usaha pertanian saat ini lebih dianjurkan menggunakan pupuk
organik. Pemanfaatan pupuk organik sangat diperlukan untuk perbaikan
produkivitas. Bahan organik di dalam tanah sangat berperan dalam proses kimia,
fisika dan biogis dalam tanah. Proses kimia berkaitan dengan meningkatkan daya
jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar
kation (KTK) tanah berasal dari bahan organic,
kesuburannya
adalah
organik karena selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah,
pupuk
organik terbukti
potensi pengikat dari tanah terhadap zat makanan tanaman karena tanah
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lingga,
2001).
158.
manis dipengaruhi oleh faktor lingkungan kesuburan tanah. Salah satu cara untuk
meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan menambahkan bahan organik ke
dalam tanah. Pemupukan dengan pupuk organik merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah secara fisik,kimia dan biologi
terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.
159. Perbaikan terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah melalui
pemupukan sangat diperlukan untuk memacu pertumbuhan tanaman. Pupuk
kandang sebagai pupuk organik berperan dalam menambah ketersediaan unsur
hara, memperbaiki struktur tanah dan mendorong aktivitas jasad renik tanah,
selain itu pupuk kandang juga mengandung unsur -unsur mikro (tembaga ,
mangan dan boron) yang penting bagi pertumbuhan tanaman.
160.
Peningkatan produktivitas jagung manis selain ditentukan
oleh peningkatan kesuburan tanah melalui pemupukan organik juga
dipengaruhi oleh pengaturan jarak tanam, karena dalam suatu pertanaman,
tanaman akan mengalami persaingan/kompetisi antar tanaman dengan
tanaman lain (gulma) dalam hal unsur hara, air, cahaya matahari maupun
ruang tumbuh. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan
mempengaruhi
populasi
tanaman,
jagung
efisiensi
oleh: (a) jenis/varietas jagung yang ditanam, (b) pola tanam, (c) kesuburan tanah,
dan (d) bagian tanaman yang akan dipakai sebagai pendekatan ekonomi. Jarak
tanam yang tidak teratur akan mengakibatkan terjadinya kompetisi baik terhadap
cahaya matahari, air, maupun unsur hara, jarak tanam yang rapat mengakibatkan
proses penyerapan unsur hara menjadi kurang efesien, karena kondisi perakaran
didalam tanah yang saling bertaut sehingga kompetisi antar tanaman dalam
mendapatkan unsur hara menjadi lebih besar. Pengaturan jarak tanam pada suatu
areal tanah pertanian merupakan salah satu cara yang berpengaruh terhadap hasil
yang akan dicapai. Makin rapat jarak tanam menyebabkan lebih banyak tanaman
yang tidak berbuah. Harjadi, (2002) mengatakan bahwa jarak tanam juga
mempengaruhi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara,
sehingga akan mempengaruhi hasil.
162. Berbagai pola pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna
mendapatkan produksi yang optimal. Penggunaan jarak tanam pada tanaman
jagung dipandang perlu, karena untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman
yang seragam, distribusi unsur hara yang merata, efektivitas penggunaan
lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada perkembangan hama dan
penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang diperlukan pada
saat penanaman. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat antara daun
sesama tanaman akan saling menutupi, akibatnya pertumbuhan tanaman akan
tinggi memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan
menghambat proses fotosintesis dan produksi tanaman tidak optimal.
163.
Penelitian mengenai pemberian pupuk kandang ayam dan
pengaturan jarak tanam dalam baris merupakan suatu alternatif yang perlu
adalah
produktivitas. Ada
diperhatikan dalam
meningkatkan
lima
hal
penting
produktivitas
pemupukan,
yang
tanaman,
pengendalian
hama,
harus
yaitu :
dan
jarak tanam dalam baris dengan takaran pupuk kandang ayam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis serta mengetahui takaran
pupuk kandang optimum pada setiap jarak tanam dalam baris yang
menghasilkan jagung manis varietas Master Sweet tertinggi.
170.
171.
1.4 Kegunaan Penelitian
172.
173.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi mengenai pengaturan jarak tanam dalam baris dan takaran
pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis
varietas Master Sweet , sehingga diperoleh hasil jagung manis yang tinggi.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
BAB II
10
190.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN/PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DAN
HIPOTESIS
191.
192.
193.
2.1
Kajian Pustaka
Jagung manis atau Sweet corn sudah sejak lama dikenal oleh
bangsa Indian, Amerika. Hal ini terbukti ketika tahun 1779 Sullivar melakukan
ekspedisi
melawan
suku
Indian,
dalam
perjalanannya
melalui
sungai
terdapat 16 varietas
11
198.
dengan jagung biasa. Perbedaan antara kedua jagung tersebut umumnya pada
bunga jantan. Bunga jantan jagung manis berwarna putih krem, sedangkan pada
jagung biasa kuning kecoklatan. Rambut pada jagung manis berwarna putih,
sedangkan pada jagung biasa berwarna merah.
199. Jagung manis mengandung lebih banyak gula pada endospermnya
daripada jagung biasa dan pada proses pematangan, kadar gula yang tinggi
menyebabkan biji keriput. Keadaan yang keriput inilah yang membedakannya
dengan biji jagung biasa, selain itu tinggi tanaman jagung manis sedikit lebih
pendek daripada jagung biasa. Perbedaan lainnya adalah jagung manis berumur
lebih genjah dan memiliki tongkol yang lebih kecil dibandingkan jagung biasa.
Tongkol jagung manis biasanya sudah siap panen ketika tanaman berumur 60-70
hari (Palungkun dan Budiarti, 2000).
200. Jagung merupakan tanaman berumah satu monoecious dimana
letak bunga jantan dan betina terpisah pada satu tanaman dan bunga jantan
terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina terletak pada pertengahan
batang. Tanaman jagung bersifat protandry dimana bunga jantan umumnya
tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut pada bunga betina (Subandi dkk.,
1988).
201.
batangnya yang disebut tassel.Tiap bunga kecil tersebut terdapat tiga buah benang
sari. Bunga jantan yang terbungkus ini di dalamnya terdapat benang sari.Bunga
betina juga mengandung banyak bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar,
pada saat masak disebut tongkol. Setiap bunga betina mempunyai satu putik
(Palungkun dan Budiarti, 2000). Bunga terbentuk pada saat tanaman sudah
12
mencapai pertengahan umur.Sel telur yang terdapat pada bunga betina dilindungi
oleh tangkai putik, sedangkan yang berbentuk benang biasanya disebut rambut
(AAK, 1993). Lebih kurang 95% dari bakal biji terjadi karena perkawinan silang
dan hanya 5% terjadi perkawinan sendiri. Hampir semua tepung sari yang
menyerbuki putik datang dari malai tanaman terdekat, tetapi tepung sari dapat
diterbangkan angin sampai sejauh 1 kilometer (Suprapto, 1990).
202. Sistem perakaran jagung terdiri atas akar primer, akar lateral, akar
horizontal, dan akar udara.Akar primer adalah akar yang pertama kali muncul
pada saat biji berkecambah dan tumbuh ke bawah. Akar lateral adalah akar yang
tumbuh memanjang ke samping. Akar udara adalah akar yang tumbuh dari bulubulu di atas permukaan tanah (Najianti dan Danarti, 1992). Tanaman jagung
berakar serabut, menyebar ke samping dan ke bawah sepanjang 25 cm (Suprapto,
1990).
203.
bulat silindris dan tidak berlubang tetapi padat dan berisi berkas-berkas pembuluh
sehingga makin memperkuat berdirinya batang. Batang jagung beruas-ruas dan
pada bagian pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah sekitar 8-20
ruas. Rata-rata panjang (tinggi) tanaman jagung antara 1 meter s.d. 3 meter di
atas permukaan tanah. Batang tanaman jagung dapat tumbuh membesar dengan
diameter sekitar 3-4 cm.
204. Daun jagung berbentuk pita atau garis dan mempunyai ibu tulang
daun yang terletak tepat di tengah-tengah daun. Jumlah daun sekitar 8-48 helai
setiap batangnya, tergantung pada jenis atau varietas yang ditanam. Panjang daun
30-45 cm dan lebarnya antara 5-15 cm (Warisno, 1998).
13
205.
tongkol tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah
jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus
(kolobot). Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1-2 tongkol. Bakal biji yang
sudah siap diserbuki ditandai dengan rambut yang memanjang dan keluar melalui
sela-sela antara tongkol dan kelobot. Pada setiap bakal biji selalu terdapat tangkai
putik berupa rambut. Bunga betina siap untuk dibuahi, akan diiringi dengan
bertambahnya jumlah rambut yang keluar melewati ujung tongkol jagung (AAK,
1993). Biji tersusun rapi pada tongkol, setiap tongkol terdiri atas 10-14 baris,
sedangkan setiap tongkol terdiri kurang lebih 200-400 butir biji (Muhajir, 1988).
206. Jagung manis mempunyai tipe pertumbuhan determinate. Jagung
manis tergolong jagung yang berumur genjah.
tergantung pada jenisnya. Umumnya jagung manis siap dipanen pada umur 60-70
hari setelah tanam, tetapi di daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80
hari. Jagung termasuk tanaman C-4 yang mampu beradaptasi dengan baik pada
faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil.
207. Tanaman C-4 dapat beradaptasi pada terbatasnya banyak faktor
seperti intensitas radiasi matahari yang tinggi dengan suhu siang dan malam yang
tinggi, curah hujan rendah, serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Sifat-sifat
yang menguntungkan dari jagung sebagai tanaman C-4 antara lain aktivitas
fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah,
transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. Meskipun demikian, jagung
memerlukan air yang cukup selama masa pertumbuhannya, khususnya saat
menjelang berbunga dan pengisian biji (Muhajir, 1988).
14
208.
di dataran rendah, baik tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi di
musim kemarau, tetapi juga dapat pula ditanam pada ketinggian 1000-1800 meter
dpl. Pertanaman jagung sangat memerlukan drainase dan aerasi yang baik. Tanah
yang baik untuk pertumbuhan jagung adalah tanah yang gembur dan subur, kaya
humus dan menghendaki tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu atau
lempung berpasir.
209. Tanaman jagung toleran terhadap reaksi kemasaman tanah (pH)
pada kisaran 5,6-7,5. Pada lahan yang tidak beririgasi , pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan optimum sekitar 85-200 mm/bulan secara merata. Suhu
yang dikehendaki tanaman jagung antara 210C- 340C, namun suhu optimum
untuk pertumbuhan jagung manis berkisar antara 230C - 270C (Purnomo dan
Purnamawati, 2010).
210.
Jarak Tanam
211.
Jarak tanam mempunyai hubungan
dipisahkan dengan jumlah hasil yang diperoleh dari sebidang tanah. Jarak
tanam atau populasi tanaman penting diketahui untuk menentukan sasaran
agronomi, yaitu produksi maksimum (Jumin , 2008). Pada program
pemerintah dikenal panca usaha atau lima tindakan budidaya yang harus
dilakukan untuk mendapatkan produksi maksimum yang meliputi:
penanaman dengan bibit unggul, penanaman dengan jarak tanam teratur
dalam barisan teratur (tandur jajar), pengairan yang baik, pemupukan yang
tepat, proteksi tanaman terhadap hama dan penyakit (Harjadi,1984).
212.
Pengaturan jarak tanam dalam budidaya pertanian sangat
dianjurkan karena mempermudah ruang tumbuh, mempermudah dalam
15
Pada
umumnya jarak tanam sama segala penjuru lebih efisien daripada jarak
tanam lainnya karena awal titik kompetisi tertunda terjadinya.
Arah
16
pupuk
17
18
224.
225.
226.
Je
227.
228.
nis
P2
229.
O5
Ternak
230.
Ka
231.
mbing
232.
,83-
K
O
0,3
233.
5-0,51
1,
00-1,20
0,95
234.
Sa
235.
pi
236.
,10-
0,6
237.
4-1,15
0,
45-1,00
0,96
238.
Ba
239.
bi
240.
,46-
0,3
241.
5-0,41
0,
36-1,00
0,50
242.
Ku
243.
da
244.
,64-
0,1
245.
8-0,25
0,
55-0,64
0,70
246.
Ay
am
250.
251.
252.
253.
247.
1
,00-
248.
2,8
0-6,00
249.
0,
40-2,90
3,13
Sumber : Musnamar, 2003
2.2
Kerangka Pemikiran/Pendekatan Pemecahan Masalah
Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi
19
didalam tanah yang saling bertaut sehingga kompetisi antar tanaman dalam
mendapatkan unsur hara menjadi lebih besar.
254. Pengaturan jarak tanam pada suatu areal
tanah pertanian
merupakan salah satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai.
Makin rapat jarak tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah.
Harjadi, (2002) mengatakan bahwa jarak tanam juga mempengaruhi persaingan
antar tanaman dalam mendapatkan air
dan unsur
mempengaruhi hasil.
255. Berbagai pola pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna
mendapatkan produksi yang optimal. Penggunaan jarak tanam pada tanaman
jagung dipandang perlu, karena untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman
yang seragam, distribusi unsur hara yang merata, efektivitas penggunaan
lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada perkembangan hama dan
penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang diperlukan pada
saat penanaman. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat antara daun
sesama tanaman saling menutupi akibatnya pertumbuhan tanaman akan tinggi
memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan
menghambat proses fotosentesis dan produksi tanaman tidak optimal.
256. Pengaturan jarak tanam pada tanaman akan berhubungan dengan
tingkat kepadatan populasi tanaman per satuan luas lahan. Produksi tanaman per
satuan luas ditentukan oleh produksi per tanaman dan jumlah tanaman per satuan
luas.Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi populasi per satuan luas,
maka produksi semakin tinggi.Kepadatan populasi tanaman terkait dengan
pemanfaatan ruang media tumbuh.Pada kepadatan rendah menyebabkan
menyebabkan pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak optimal, tetapi
20
tanaman
jagung
untuk
produksi
biji
pada
umumnya
adalah
50.000
21
Poerwowidodo
22
Hairiah dkk.,
menyatakan
pertanian
secara
23
mikro. Pupuk kandang juga dapat meningkatkan daya mengikat air, kelembaban
tanah
268.
menetralisir sifat
269.
racun dari Al dan Fe. Kurnianingsih (2004) dan Tatipata (2005 )
menyatakan
270.
bahwa peningkatan pH tanah, menurunkan kejenuhan basa dan
menurunkan KTK
271.
tanah dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman pada lahan
gambut.
272. Bahan organik dapat berperan menyimpan dan melepaskan unsur
hara bagi tanaman. Handayanto (1996) menyatakan bahwa dekomposisi bahan
organik mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kesuburan
tanah. Pengaruh langsung disebabkan karena pelepasan unsur hara melalui
mineralisasi, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah menyebabkan akumulasi
bahan organik tanah, yang pada gilirannya juga akan meningkatkan penyediaan
unsur hara tanaman. Salah satu upaya perbaikan bahan organik tanah yang cukup
murah adalah dengan mengembalikan bahan organik ke dalam tanah, baik berupa
perombakan sisa tanaman atau hewan oleh mikroorganisme.
273.
Banyak dilaporkan bahwa penggunaan pupuk anorganik
secara terus menerus menjadi tidak efisien dan dapat mengganggu
keseimbangan sifat tanah (fisik, kimia dan bioogi) sehingga menurunkan
produktivitas lahan dan mempengaruhi produksi hasil jagung manis.
Pemberian pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik dapat
meningkatkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk baik
pada lahan sawah atau lahan kering (Musnamar, 2002).
24
274.
dengan pemberian pupuk organik (pupuk dari kotoran hewan). Pupuk kandang
ayam merupakan pupuk kandang yang memiliki kandungan unsur hara makro N,
P dan K yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang sapi, kambing,
babi dan kuda (Tabel 1.). Pupuk kandang ayam memiliki kandungan N tiga kali
lebih besar daripada kotoran hewan ternak lainnya dan memiliki kandungan P dan
K lebih tinggi dibandingkan kotoran hewan ternak lainnya, (Musnamar, 2002).
275. Menurut Mayadewi (2007) pupuk kandang ayam dapat
meningkatkan hasil jagung manis dan menurunkan berat kering gulma bila
dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk kandang
kambing. Pemberian pupuk kandang ayam yang dikombinasikan dengan jarak
tanam 50 cm x 40 cm dapat menghasilkan tongkol layak jual tertinggi yaitu 11,6
ton/ha.
276.
kandang
25
tertinggi?
3. BAB III
4. METODE PENELITIAN
5.
6. 3.1
7.
8.
eksperimen di lapangan.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Cimekar, Kecamatan
Cileunyi Kulon, Kabupaten Bandung dimulai bulan Mei 2015 sampai
10.
24
11.
20. Variabel
24.
1
26.
30.
2
37.
3
38. Karakteristik
Pertumbuhan
41.
42. Karakteristik
jarak
tanam
dalam baris
27. j1= 70 cm x 20 cm =
60 tan
28. j2= 70 cm x 25 cm =
48 tan
29. j3= 70 cm x 30cm =
40 tan
32. Takaran
pupuk
33. p0 = tanpa pupuk
kandang
kandang
34. p1 = 10 ton ha-1
35. p2 = 20 ton ha-1
36. p3 = 30 ton ha-1
39. Bertambahnya
a. Tinggi tanaman (cm)
b. Jumlah daun
ukuran,volume
40.
atau
bobot
tanaman
yang
bersifat
tidak
balik
43.
a. Panjang tongkol
25
44.
5
Komponen
Hasil
45. Hasil
46.
b. Diameter tongkol
c. Bobot
Tonggkol
berkelobot/tanaman
d. Bobot Tongkol tanpa
kelobot/tanaman
a. BobotTongkol
berkolobot/petak
b. Bobot Tongkol tanpa
kolobot/petak
47. Selain respon utama, diamati pula respons penunjang sebagai berikut:
1. Serangan Hama dan Penyakit selama percobaan
2. Gulma yang tumbuh selama percobaan
3. Analisis tanah tempat penelitian sebelum percobaan
4. Analisis Pupuk Kandang Ayam
5. Data suhu harian selama percobaan
48.
49.
50.
51.
52.
54. Jarak
Tanam (j)
61. j1
66. j2
71. j3
76.
77.
26
1. Tinggi Tanaman
79. Merupakan rata-rata tinggi tanaman dari setiap tanaman contoh pada setiap
petak percobaan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman
mulai dari pangkal batang sampai dengan ujung daun yang terpanjang saat
tanaman berumur 14 HST, 28 HST, 42 HST. Tinggi tanaman diukur
dengan menggunakan alat meteran.
2. Jumlah Daun
80. Merupakan rata-rata Jumlah daun dari tiap tanaman contoh pada setiap
petak percobaan.Pengamatan dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST, 42
HST.
3. Panjang tongkol per tanaman (cm) dengan mengukur panjang tongkol
dengan kolobotnya dan panjang tongkol tanpa kolobotnya kemudian
dirata-ratakan. Pengukuran menggunakan meteran pada saat tanaman
setelah dipanen.
4. Diameter Tongkol dengan mengukur pertengahan tongkol menggunakan
jangka sorong pada tanaman sampel setelah dipanen.
5. Bobot Tongkol Berkolobot/tanaman yaitu dengan menimbang setiap
tongkol berkolobot per
27
yang berhubungan dengan penelitian serta orientasi yang luas mengenai topik
yang dipilih guna mendapatkan data sekunder.
2. Penelitian Lapangan (Field research)
89.
28
tanaman jagung manis setelah melalui perlakuan pengaturan jarak tanam dan
pemberian pupuk kandang ayam dengan takaran yang berbeda.
90. Tahapan produksi tanaman Jagung manis adalah sebagai berikut
1. Pemilihan Benih
91.
memiliki syarat bermutu tinggi baik secara mutu genetik, fisik maupun
fisiologinya. Benih berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak
tercampur varietas lain, tidak tercemar hama dan penyakit). Berdasarkan
hal tersebut maka benih jagung manis yang digunakan adalah benih
hibrida varietas Master Sweet. Deskripsi varietas Master Sweet (Lampiran
2).
2. Persiapan Lahan
92.
Pengolahan
lahan
meliputi
pembersihan
lahan,
ayam
sesuai
takaran
masing-masing
perlakuan
(tanpa
29
2 biji dengan
30
sesuai
kebutuhan
tanaman.
Penyiraman
bertujuan
untuk
31
Panen
32
33
115.
116.
117. Sumber
Keragam
an
118.
124.Ulangan
119.
120. JK
121.
125.
2
122. Fh
123. F0.
KT
2
126. X.. /t2
X.. /rt
127.
05
128. K
JKr/
129.
Tr/
K
Tg
130.
131.Perlakua
n
132.
1
133. X..bc
/r-
134.
135. K
JKt/
136.
Tt/
X.. /rt
K
Tg
137.Jarak
Tanam
138.
2
139. X..j /r
2
p-X.. /rt
140.
141. K
JKj/
142.
Tj/
K
Tg
143.Pupuk
Kandang
ayam
144.
3
2
145. X..k /
146.
rj-
JKp/
147. K
148.
Tp
X.. /rt
/K
Tg
149.Interaksi
150.
6
151. JKt-JKjJKp
152.
153. K
JKjp/
154.
Tj
p/
K
Tg
155.Galat
156.
2
161.Total
162.
3
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
Keterangan
157. JKT-
158.
JKr-JKt
163.
2
Xabc X..2/rp
: DB
JK
KT
Fh
F0,05
159.
160.
165.
166.
JKg/
164.
= Derajat Bebas
= Jumlah Kuadrat
= Kuadrat Tengah
= F hitung
= F table pada tingkat kepercayaan 5%
34
174.
Sx = KTG
rxj
Keterangan :
LSR : Least Significan Ranges
SSR : Studenttized Significant Ranges
Sx
: Galat baku rata-rata
: Taraf nyata
p
: Jarak antar perlakuan
dbG : Derajat bebas Galat
j
: Banyaknya perlakuan jarak tanam
p
: Banyaknya perlakuan pupuk kandang ayam
KTG : Kuadrat Tengah Galat
Mengetahui Takaran Pupuk Kandang ayam Optimum:
Xopt y = 0 + 1X + 2X2 +
= b0 + b1 + b2x2
Xopt = - b
2b2
Ymax = bo + (b1/2b2) + b2 (-b1/2b2)2
35
206.
DAFTAR PUSTAKA
207.
208.
AAK. 1994. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta
209.
210.
Asmara, A.A. dan E. Rahayu. 2001. Peran bahan organik terhadap
kesuburan
211.
tanah. Buletin Ilmiah Instiper . 8(1):69-78
212.
213. BPS. 2010-2012. Produktivitas dan Produksi jagung di Indonesia. Jakarta
214.
215. Bunting, E. S. 1978. Agronomic and Fhysiological Factor Affecteing
Forages Maize Production, pp. 57-237. In E. S. Bunting (Ed). Forages
Maize. ARC, London.
216.
217. Chapman, S. R. dan L. P. Carter. 1976. Crop Production Principles and
Practices. WH Freeman and Co., San Francisco.
218.
219. Doorenbos, J. dan A. H. Kassam. 1986. Yield Response to Water. FAO
Irrigation and Drainage Paper. FAO of The United Nations, Rome.
220.
221. Donald, C. M. 1963. Competition among crop and pasture plant. Adv.
Agron 15 : 1-118.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230. Hairiah .,Widiarto, S.R.Utami, D.Suprayogo, S.M.Sitompul, Sunaryo,
B.Lusiana, R.Mulia, M.van Noorwijk & G.Cadish, 2000. Pengelolaan
kesuburan Tanah Masam Secara Biologi.International Centre for Research in
Agroforestry (ICRAF) Bogor.
231.
232. Handayanto, E., 1996. Ekologi Tanah dan Pengelolaah Kesuburan tanah
secara Biologi. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang
36
233.
234. Jumin, H. B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi.Raja Grafindo. Jakarta.
235.
236. Jugerheimer, R. W. 1976. Corn Improvement Seed Production and Uses.
John Willey and Son Inc., New York.
237.
238. Loomis, R. S. dan W. A. William. 1969. Productivity and the
morphology of crop stand, pp. 27-45. In R. C. Dinavers (Ed),
Physiological Aspect of Crop Yield. Crop Sci., Madison.
239.
240. Muhajir, F. 1988. Karakteristik Tanaman Jagung. Dalam Subandi,
Mahddin Syam dan Adi Widjono, 1988. Jagung.Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. Hal 33-48
241.
242. Musnamar, I. E. 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta
243.
244. Odum, E. P. 1959. Fundamentals of Ecology. 2nd. WB Saunders Co.,
London.
245.
246. Palungkun, R. dan A. Budiarti. 2000. Sweet Corn Baby Corn.Penebar
Swadaya. Jakarta. 79 hlm.
247.
248. Purwono dan Purnamawati, H. 2010. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
249.
250. Salisbury,
F.B.
&
C.W.
Ross.
1992.
Plant Physiology.
4thEd.Wadsworth Publishing Company Bellmount, California. 681 hal
251.
252. Satari, G. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Pustaka Giratuna. Bandung.
253.
254. Sutejo, M. M. dan Kartasapoetra. 1988. Pengantar ilmu Tanah. Bina
Aksara. Jakarta.
255.
256. Suprapto, H. S. 1990. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta. 59
hlm.
257.
258. Subandi, S, Sunarno dan Adiwidodo, 1988. Prosiding lokakarya
Penelitian Komoditi dan Studi Kasus. Proyek Pembangunan Penelitian
Terapan. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
259.
260. Syekhfani. 1993. Pengaruh Sistem Pola Tanam terhadap Kandungan
Pupuk Organik dalam Mempertahankan Kesuburan Tanah. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional IV Budidaya Pertanian Olah Tanah
Konservasi di UNILA. Bandar Lampung.
261.
37
262.
264.
265.
266.
267.
268.
Tisdale, S.L., W.L., Nelson, and J.D. Beaton. 1995 Soil Fertility and
Fertilizer.
263. MacMillan Publishing Company. New York. 754 p
Warisno, 1998. Budidaya JagungHibrida. Kanisius.Yogyakarta.
Young RD, Weat Fall DG, Cilliver GW. 1985. Production, Marketing, and
Used of Phosphorus Fertilizers. In : O.P. Engested (Ed). Fertilizer
Technology and Use. Third Ed. Published by Soil Soc of Am., Inc.
Madison, Wisconsin. PP.323-376.
269.
270.
271.
272.
273.
__
______________________ULANGAN______________________
274.
275.
276.
II
III
278.
279.
j
280.
281.
j
283.
289.
284.
290.
j
285.
291.
286.
292.
j
294.
300.
295.
301.
j
296.
302.
297.
303.
j
305.
311.
306.
312.
j
307.
313.
308.
314.
j
j
277.
282.
287.
j
288.
293.
298.
j
299.
304.
309.
38
310.
315.
320.
316.
322.
317.
323.
j
318.
324.
319.
325.
j
327.
333.
328.
334.
j
329.
335.
330.
336.
j
338.
344.
339.
345.
j
340.
346.
341.
347.
j
349.
355.
350.
356.
j
351.
357.
352.
358.
j
360.
366.
361.
367.
j
362.
368.
363.
369.
j
371.
377.
372.
378.
j
373.
379.
374.
380.
j
382.
388.
383.
389.
j
384.
390.
385.
391.
j
j
321.
326.
331.
j
332.
337.
342.
j
343.
348.
353.
j
354.
359.
364.
j
365.
370.
375.
j
376.
381.
386.
39
387.
392.
397.
393.
399.
394.
400.
j
395.
401.
396.
402.
j
398.
403.
408.
409.
410.
411.
412.
404.
405. 406.
407.
Keterangan:
Luas Petak Perlakuan
= 2,8 m x 3 m
Jarak antar petak
= 0,5 m
Jarak antar ulangan
= 1m
Lampiran 2. Deskripsi Jagung Manis Varietas BISI SWEET 1
413.
Nama
Varietas
416.
Kategori
419.
SK
422.
Tahun
425.
Tetua
428.
Rataan
Hasil
431.
Potensi
Hasil
434.
Pemulia
437.
Golonga
n
440.
Umur
50% Keluar
Rambut
443.
Umur
Panen Segar
446.
Batang
449.
Warna
Batang
414.
:
417.
:
420.
:
423.
:
426.
:
429.
:
432.
:
435.
:
438.
:
441.
415.
BISI SWEET 1
418.
Jagung Manis
421.
46/Kpts/TP.240/2/2000
424.
2000
427.
Silangan MK x S 9301 dan
FK x S 9801
430.
15 ton/ha berkolobot; 13 ton
ha tanpa kolobot
433.
12 ton/ha berkolobot;
9,5ton/ha tanpa kolobot
436.
Putu Darsana, Nasib Wignjo
Wibowo, Setio Giri
439.
Hibrida Silang Tunggal
442.
47 hari di dataran rendah;
68-73 hari di dataran tinggi
444. 445.
64 hari di dataran rendah;
:
100 hari dataran tinggi
447. 448.
Sedang, Tegap dan seragam
:
450. 451.
Hijau
:
40
452.
Tinggi
Tanaman
455.
Daun
458.
Warna
Daun
461.
Keraga
man tanaman
464.
Perakara
n
467.
Bentuk
Malai
470.
Warna
Sekam
473.
Warna
Rambut
476.
Ukuran
Tongkol
479.
Tinggi
tongkol
482.
Kelobot
485.
Biji
488.
Warna
Biji
491.
Baris
Biji
494.
Jumlah
baris/tongkol
497.
Ketahan
an thd Penyakit
500.
Keteran
gan
503.
Sumber:
504.
453.
:
456.
:
459.
:
462.
:
465.
:
468.
:
471.
:
474.
:
477.
:
480.
:
483.
:
486.
:
489.
:
492.
:
495.
:
498.
:
501.
:
454.
160 cm
457.
460.
Hijau Cerah
463.
Seragam
466.
Baik
469.
Besar, terkulai
472.
Hijau Pucat
475.
Kuning
478.
Medium
481.
74 cm
484.
487.
Semi mutiara
490.
Kuning
493.
496.
14-16 baris
499.
Tahan terhadap karat daun
Toleran terhadap bulai
502.
Beradaptasi baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi
506.
K
OMPON
EN
507.
KAN
DUNGAN
508.
K
RITERI
A
509.
41
510. 511.
Li
1
at (%)
512.
66
514. 515.
De
bu (%)
518. 519.
Pa
sir (%)
522. 523.
N
2
-total(%)
526. 527.
C
3
-Organik(
%)
530. 531.
C/
4
N
534. 535.
Ph
5
H2O
538. 539.
Ph
6
KCL
542. 543.
P2
7
O5 Olsen
516.
17
513.
Li
at
Berpasir
517.
520.
16
521.
524.
0,10
528.
1,10
525.
R
endah
529.
R
endah
532.
11
536.
5,6
540.
4,6
544.
21,3
546. 547.
Ca
8
(me/100g)
550. 551.
M
9
g
(me/100g)
554. 555.
K
1
(me/100g)
548.
6,93
552.
1,7
556.
0,31
557.
S
edang
558. 559.
Na
1
(me/100g)
560.
0,10
561.
R
endah
562. 563.
1
TK
564.
11,68
565.
R
endah
566. 567.
Ke
1
jenuhan
Basa
570. 571.
1
568.
77,5
569.
nggi
572.
0,9
574. 575.
576.
573.
S
angat
Tinggi
577.
Fe
533.
S
edang
537.
A
gak asam
541.
M
asam
545.
S
angat
tinggi
549.
S
edang
553.
S
edang
Ti
42
(ppm)
578. 579.
1
n
580.
1,6
581.
582. 583.
1
Cu
584.
0,12
585.
586. 587.
1
Zn
588.
52,5
590. 591.
1
Al
592.
179,4
589.
S
angat
tinggi
593.
594. 595.
2
596.
16,30
597.
R
endah
600.
82,26
%)
602. 603.
2
P2O5(HCl 25
601.
S
angat
Tinggi
604.
605.
%)
606. 607.
2
Al-dd
608.
0,09
609.
598. 599.
2
K2O (HCL 25
(me/100
g)
610. 611.
H-
612.
613.
dd
(me/100
g)
614.
Lembang 2014
615. *)Kriteria berdasarkan Hardjowigeno s, 1992
616.
617.
618.
43
619.
620.