Anda di halaman 1dari 20

Edisi ke-2 Tahun 2013

PANDUAN
OPERASIONAL
PENANAMAN BENIH BAWANG MERAH
(TSS = True Shallot Seed)
MENJADI UMBI BIBIT DAN
UMBI KONSUMSI BERKUALITAS

Disusun Oleh :

TECHNICAL TEAM BAWANG MERAH

PT. East West Seed Indonesia


PURWAKARTA INDONESIA

1|Panduan

Operasional

DAFTAR ISI

MAKSUD DAN KEGUNAAN BUKU PANDUAN

SKEMA PENYEDIAAN BIBIT G0 DARI BENIH TSS


CAP PANAH MERAH ... ..

I. PERSIAPAN INFRASTRUKTUR

II. PENGOLAHAN TANAH & APLIKASI DOLOMIT, PUPUK


KANDANG DAN PUPUK DASAR ...

III. APLIKASI HERBISIDA PRA-TUMBUH ..

IV. TEKNIK PENANAMAN: TABUR BENIH LANGSUNG (TABELA)..

V. TEKNIK PENANAMAN: SEMAI PINDAH TANAM (SEPIT) ..

10

VI. PEMELIHARAAN ..
1. PENYIRAMAN
2. PEMUPUKAN
3. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

12

VII. PANEN DAN PASCA-PANEN

17

VIII. PENGEMASAN

19

IX. ANALISIS USAHA NURSERY .

20

2|Panduan

Operasional

MAKSUD DAN KEGUNAAN BUKU PANDUAN


Panduan ini menjelaskan Prosedur Kerja yang harus diikuti
oleh para pelaksana di lapangan. Para pelaksana tersebut antara
lain Petugas Lapangan EWINDO, Tenaga Penyuluh, Pengelola
Usaha Pertanian, Petani Penangkar dan atau Pekerja. Kegiatan
lapangan adalah menanam benih bawang merah (yang sering disebut
TSS = True Shallot Seed) varietas Cap Panah Merah (salah satunya
adalah TUKTUK) menjadi umbi bibit dan atau umbi konsumsi yang
berkualitas.
Kegiatan utama dalam Panduan Operasional ini mencakup:
1. Kegiatan penyiapan lahan, pra-sarana, sarana produksi.
2. Penanaman TSS menjadi G0 dilakukan dalam fasilitas
rumah-jaring (net-house) dan kebun terbuka.
3. Lama masa tanam dalam rumah jaring hingga panen menjadi
G0 adalah 90 hari.
Lama masa tanam di kebun terbuka hingga panen menjadi
G0 adalah 90 hari.
4. Lama masa simpan G0 agar menjadi umbi bibit yang baik: 30
50 hari.
Perlakuan pasca panen untuk umbi konsumsi: ....
5. Pengemasan G0 sebelum dijual petani penangkar kepada
para petani untuk ditanam pada musim tanam bawang MK-1
atau MK-2.
6. Kegiatan pelatihan Petani Penangkar agar trampil dalam
pengelolaan usaha (tanam, pelihara, panen, pemasaran)
secara berkesinambungan
Pelaksana utama kegiatan adalah Pengelola Usaha
Pertanian dan atau Petani sebagai pemilik usaha penangkarana
(penanaman benih varietas bawang merah Cap Panah Merah menjadi
umbi bibit) dan atau usaha produksi umbi konsumsi.
Pemimpin teknis (technical leader) dalam operasional di
lapangan adalah Petugas Lapangan Ewindo, dalam hal ini Product
Promotor (PP) atau Staf Teknologi Transfer (TT). PP dan/atau Staf
TT dibantu oleh tenaga lokal yang berfungsi sebagai Pendamping dan

3|Panduan

Operasional

Penyuluh Petani agar pelaksanaan prosedur kerja ini berjalan baik.


Diharapkan petani penangkar secara terus menerus
menanam benih (biji) bawang merah menjadi umbi bibit G0 dan
atau umbi konsumsi yang berkualitas. Tersedianya umbi bibit G0
berkualitas dan produk umbi konsumsi dengan harga terjangkau,
diharapkan memudahkan konsumen menikmati produk bawang
merah dan mendorong peningkatan hasil dan pendapatan petani.

4|Panduan

Operasional

SKEMA PENYEDIAAN BIBIT G0 DARI BENIH TSS


CAP PANAH MERAH
1. Jadwal tanam diatur sedemikian rupa agar bibit tersedia pada
musim tanam petani
2. Umur TSS setelah tanam benih hingga panen menjadi G0
memakan waktu 90 hari.
3. Pengeringan dan penyimpanan G0 agar siap tanam perlu waktu
sekitar 30 50 hari.
4. Rotasi tanaman sangat dianjurkan (menjaga kesuburan tanah;
tambahan pendapatan).
Jadwal usaha penyediaan umbi bibit oleh petani penangkar kepada
para petani digambarkan sebagai berikut:

Penanaman

TSS menjadi
bibit G0
(Penangkar)

Penanaman
TSS menjadi
G0

10

Penanaman
TSS menjadi
G0

Rotasi
Tanaman

lain

11

12

lain

Simpan
G0

Simpan
G0

Jadwal Musim
Tanam
Bawang
Merah di
Petani

Rotasi
Tanaman

Musim
Tanam
Bawang
Merah
MK-1

Musim
Tanam
Bawang
Merah
MK-2

Untuk ilustrasi:
Nursery/penangkaran umbi asal TSS pada periode AgustusOktober menyediakan bibit G0 untuk MK-1 (bulan
Maret/April/Mei); sedangkan nursery TSS pada periode
Februari-April menyediakan bibit G0 untuk MK-2 (bulan
July/Agustus/September).

5|Panduan

Operasional

I. PERSIAPAN INFRASTRUKTUR
1. Penetapan lokasi:
Pilih lokasi lahan:
a. yang dekat dengan sumber air;
b. sedapat mungkin lahan rata.
2. Memastikan sumber air
yang memadai untuk irigasi.
Sumber air: sumur gali, sumur
bor, air sungai. Perlu mesin
pompa dan pipa/selang untuk
mengalirkan air ke lokasi
pertanaman.

3. Jika akan ditanam dalam rumah-jaring (nett-house), m a k a


d i p i l i h dengan b a h a n d e n g a n ukuran IC (intensitas cahaya) 8082% dengan
30 36 mesh.
Gambaran rumah-jaring yang dibangun adalah seperti
gambar di bawah ini. Ukuran panjang 25 meter, lebar 20
meter, dan tinggi 2,5 3 meter. Luas 1 (satu) unit rumahjaring yang disarankan adalah 500 m2.

6|Panduan

Operasional

II. PENGOLAHAN TANAH, APLIKASI DOLOMIT,


PUPUK KANDANG DAN PUPUK DASAR
Pengolahan tanah dilakukan sebagai berikut:
a. Tanah diolah bajak dengan kedalaman 30 cm.
b. Bila diperlukan, aplikasi dolomite dilakukan pada saat
pengolahan tanah pertama ini (sesuai dosis yang
dianjurkan).
Untuk luasan 1.000 m2 berikan 1 kwintal
dolomite secara merata.
c. Pembuatan
bedengan:
Lebar
bedengan 120-150 cm, Panjang
bedengan 20 Meter, lebar saluran
air 30-50 cm.
d. Tanah bedengan yang telah rata
dihaluskan dengan menggunakan
cangkul sampai benarbenar
halus, setelah itu disiram air
e. Pada tahap ini, aplikasi pupuk kandang (pilih yang sudah
matang) dan pupuk dasar dapat dilakukan dengan cara
mencampurkannya dengan top-soil/tanah atasan secara
merata.
Dosis pupuk kandang dan pupuk dasar dianjurkan:
Jenis Pupuk
Pupuk Kandang (Ton)
SP-36 (Kilogram)

Dosis per 1000 m2


1,5
30

III. APLIKASI HERBISIDA PRA-TUMBUH


Untuk teknis budidaya sistim direct sowing (sebar/TABELA =
tanam benih langsung), pengendalian gulma pra tumbuh
sangat dibutuhkan.
7|Panduan

Operasional

Aplikasi herbisida pra-tumbuh sebaiknya dilakukan sekitar 3


5 hari setelah pengolahan tanah secara rata selesai dilakukan,
dan sekitar 3 sd 7 hari sebelum penaburan benih.
Siapkan herbisida pra-tumbuh, dan semprotkan merata pada
permukaan tanah di atas bedengan dengan menggunakan alat
semprot punggung (Knapsack sprayer).
Penyemprotan
herbisida pra-tumbuh ini sebaiknya dilakukan pada kondisi
tanah dengan kadar air Kapasitas Lapang1 (KL).

IV. TEKNIK PENANAMAN: TABUR BENIH LANGSUNG


(TABELA)
Penaburan benih dapat dilakukan dengan 2 cara atau teknik.
Untuk mendapatkan kerapatan pertumbuhan umbi yang
merata, dapat menggunakan takaran sebar benih TSS 2,5 5
gr/m2.

1. Teknik penaburan benih dalam alur


Buat alur semai sedalam 1-2 cm dengan jarak antar alur 10
cm.
Kemudian benih (biji)
bawang merah TSS (al:
TUKTUK) ditabur merata
pada
alur
dengan
kepadatan 2,5 5 gram
per m2 atau s e t a r a
d e n g a n 2,5 - 5 gram
untuk 10 alur. Setelah
penaburan
benih
dilakukan dengan merata,
1

Kondisi tanah dengan KL (kapasitas lapang) dicirikan tanah yang lembab


(tidak basah dan tidak kering).

8|Panduan

Operasional

tutup alur dengan tanah yang halus. Lebih baik lagi


kalau alur ditutup dengan campuran sekam bakar dan
tanah halus.
Kemudian lakukan
penyiraman
dengan hati-hati
dan merata agar
benih yang
tertanam tidak
terpercik keluar.
Penyiraman
sebaiknya
dilakukan dengan
gembor/tangki
siram dengan
lubang corong halus.
2. Teknik tabur benih merata di permukaan tanah
Terlebih dahulu bedengan disiram air, sebelum benih
ditabur. Bedengan tidak dibuat alur.
Adapun teknik menyebar benih merata di tanah ini, adalah
dengan menggunakan kaleng bekas yang bagian bawahnya
dilubangi dengan paku ukuran 7 cm dengan jumlah 11
lubang.
Benih dimasukkan dalam
kaleng
dan
disebar
secara merata diatas
bedengan yang akan
ditanam.
Untuk membantu
mengontrol sebaran,
benih yang akan ditabur dapat dicampur dulu dengan
fungisida yang berwarna terang (putih misalnya).
9|Panduan

Operasional

Penaburan benih dengan kaleng dilubangi membantu


sebaran yang merata pada permukaan bedengan.
Kemudian benih yang telah disebar ditutup merata dengan
kompos atau campuran sekam dan tanah halus.
Setelah itu disiram air lagi dengan menggunakan alat timba
prapen (timba dengan ukuran lubang kecil) atau gembor
halus.
Jika diperlukan (khususnya melindungi benturan curah
hujan yang tinggi/lebat) permukaan bedengan dapat diberi
pelindung berupa paranet sementara dengan sistem buka
tutup sampai umur dua minggu, kemudian dibuka total.

V. TEKNIK PENANAMAN: SEMAI PINDAH TANAM


(SEPIT)
Teknik penanaman kedua adalah semai lalu pindah tanam.
Bagan alirnya sebagai berikut:

10 | P a n d u a n

Operasional

Media persemaian yang dibutuhkan adalah media yang


remah dan gembur serta teraduk secara merata. Bisa
gunakan campuran:
a. Pupuk kandang halus dan tanah halus (1:1), atau
b. Tanah halus, pupuk kandang halus, arang sekam bakar
(1:1:1).
Untuk 1 Ha produksi, dibutuhkan 5 6 Kg benih TSS yang bisa
disemai di lahan persemaian seluas 750 m2.
Benih bawang merah TSS berukuran kecil, untuk persemaian
harus diperhatikan ukuran lubang alat siram

Tahapan persemaian:

11 | P a n d u a n

Operasional

VI. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan dilahan meliputi :
A. Penyiraman
Penyiraman untuk penanaman dengan teknik TABELA
mulai dilakukan umur 0 15 hari setelah semai.
Apabila lahan dalam kondisi kering
penyiraman
dilakukan 2 kali dalam 1 hari ( pagi dan sore hari). Dan
apabila lahan dalam kondisi basah cukup dilakukan 1 kali
dalam 1 hari. Alat siram yang dipakai Timba Prapen atau
gembor halus. Penyiraman untuk umur diatas 15 hari
dengan menggunakan Timba Kewer.

Timba siram lubang kecil


(Prapen)

Timba siram lubang besar


(Kewer)

B. Pemupukan
Pemupukan susulan pertama (I) dilakukan umur 30 hari
setelah semai (HSS), yakni campuran pupuk ZA 20 kg dan
KCl 20 kg untuk lahan seluas 1.000 m2.
Pemupukan susulan kedua (II) dilakukan umur 50 HSS,
yakni campuran ZA 20 kg, Superphos 10 kg dan KCl 20
kg.

12 | P a n d u a n

Operasional

Ringkasnya, Dosis dan Jenis pupuk susulan sbb.:

Jenis dan waktu aplikasi


Pemupukan 1 ( 30 HSS)
- ZA
- KCl
Pemupukan 2 ( 50 HSS)
- ZA
- Superphos
- KCl

Dosis (kg/1.000 m2)


20
20
20
10
20

Pemberian pupuk susulan ini dilakukan dengan cara sebar


merata diatas bedengan.

C. Pengendalian Hama dan Penyakit


1. ULAT GRAYAK, SPODOPTERA EXIGUA

Ngengat

Telur

Ulat Grayak, Spodoptera Eexigua


13 | P a n d u a n

Operasional

Kerusakan

pada tanaman bawang merah


ditimbulkan oleh ulat grayak.

yang

Pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan


menyemprotkan insektisida berbahan aktif Klorfenapir atau
Klorantraniliprol dengan dosis anjuran 2 cc/liter (34 cc/tangki
17 ltr).

2. ANTRAKNOSE
Bagian yang terinfeksi: Daun dan Umbi

GEJALA : Bercak oval pada daun/umbi, bintik-bintik oranye


atau hitam, umbi busuk dan kering. Penyebabnya adalah:
jamur Colletotrichum gloeosporioides
14 | P a n d u a n

Operasional

SEBARAN PENYAKIT : Seragam


FAKTOR PEMBAWA
bertahan di dalam tanah.

: Tersebar melalui udara airborne,

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG : Kelembaban


tinggi, hujan yang cukup, disemua elevasi
TEKNIK PENGENDALIAN :
Sanitasi, monitoring, pembuangan umbi terinfeksi secara
mekanik,
Aplikasi fungisida, misalnya yang berbahan aktif mankozeb,
tembaga sulphat, tembaga oksiklorida, atau yang lain
sesuai dosis anjuran.

3. FUSARIUM
BAGIAN YANG
TERINFEKSI : Seluruh
tanaman
GEJALA : Tanaman kuning,
melintir, tumbuhnya
terhambat/kerdil
AGENSIA

PENYEBAB

JAMUR Colletotrichum gloeosporioides, JAMUR Fusarium


sp
SEBARAN PENYAKIT : Repetitive/pengulangan
FAKTOR PEMBAWA : Tersebar secara soil borne/melalui tanah
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG: Temperatur
hangat, curah hujan tinggi, kelembaban tinggi, semua
elevasi/ketinggian.
15 | P a n d u a n O p e r a s i o n a l

TEKNIK PENGENDALIAN :

Sanitasi,

monitoring,

pembuangan

bagian

tanaman

terinfeksi secara manual,

Aplikasi

fungisida

berbahan

aktif

dimetomorf,

folpet,

kloratalonil, kaptan, ziram, mankozeb, propineb, asibenzolar


s-metyl,

50%

famoxadonet

cymoxanil

azoxystrobin (sc) sesuai dosis anjuran.

16 | P a n d u a n

Operasional

(wg),

23%

VII. PANEN DAN PASCA PANEN


Panen dilakukan pada umur kurang lebih 90 hari setelah sebar
TABELA. Ciri-ciri siap panen jika pangkal batang yang
menempel ke umbi sudah kempes dan umbi muncul ke
permukaan tanah. Kadang tanaman sudah rebah dan atau daun
berubah warna hijau kekuning-kuningan.

Cara pemanenan dengan


mencabut batang tanaman.
Kemudian 3 4 rumpun
bawang merah diikat dan
diletakkan secara teratur
membentuk barisan.
Setelah 1 2 jam di
anginkan di lahan lalu diangkat dan dibawa ke tempat
penjemuran umbi bawang merah. Penjemuran bawang merah
berlangsung
7 10 hari setelah panen untuk mendapatkan
kualitas umbi yang baik. Selanjutnya disortir dan kemudian
disimpan selama periode waktu yang ditentukan.

Penjemuran umbi G0 selama 7 10 hari


17 | P a n d u a n

Operasional

Penyimpanan sementara di kebun.

Penyortiran umbi G0 untuk dikemas menjadi bahan tanam.


Ukuran umbi besar dapat dijual langsung untuk konsumsi.

Penjemuran tambahan 2-3 hari untuk daya simpan lebih lama.


18 | P a n d u a n

Operasional

Penyimpanan dengan sistim rak bambu: menjada kualitas umbi


dalam jangka waktu lama

VIII. PENGEMASAN
Setelah penyimpanan selama periode 30 50 hari, umbi G0
siap digunakan sebagai umbi bibit. Bibit ini dapat digunakan
sendiri oleh petani atau dijual kepada petani bawang merah
lainnya dengan harga yang disepakati.
Pengemasan umbi G0 dapat menggunakan karung jala yang
dirancang khusus, misalnya kapasitas 25 kg per karung.
Jika sistim standarisasi mutu dan sertifikasi bibit telah
tersedia di wilayah Anda, sebaiknya diikuti.
Hal ini
memberikan nilai tambah untuk
pemasarannya, sekaligus
memberikan keyakinan kepada calon-calon pembeli akan
kualitas baik.

19 | P a n d u a n

Operasional

IX. ANALISIS USAHA NURSERY


Analisis usaha dihitung pada luasan 1.000 m2 sebagai acuan
saja (Investasi rumah-jaring tidak dimasukkan).
No

Uraian

Penyiapan Lahan

Biaya Tenaga Kerja (HOK)

Harga/satuan
(Rp '000)

Nilai (Rp
'000)

1 paket

200

200

- Penaburan Benih
- Penyiangan Gulma (termasuk
aplikasi herbisida pra-tumbuh)

50

150

50

400

- Pengairan

50

400

- Pengendalian HPT

50

400

- Pemberian Pupuk

50

300

20

50

1,000

- Panen dan Pasca-panen


3

Jumlah
Satuan

Biaya Pembelian Bahan

DOLOMIT (ZAK 40 kg)

2.5

36

PUPUK KANDANG (TON)

1.5

300

SP-36 (pupuk dasar)

30

90

Benih TSS Tuktuk (kg)

2.5

1,500

3,750

PUPUK 1 ( 30 HSS)

90
450

- ZA

20

60

- KCl

20

140

PUPUK 2 ( 50 HSS)

- ZA

20

60

- SUPERPHOS

10

30

- KCl

20

140

500

500

PESTISIDA (paket)
4

TOTAL BIAYA

PRODUKSI (kg)

KEUNTUNGAN

20 | P a n d u a n

Operasional

8,160
2,000

12.5

25,000
16,840

Anda mungkin juga menyukai