CPNS 2021
Disusun oleh
SIMALUNGUN
2021
DAFTAR ISI
1
Gambaran Umum Bentuk dan Materi Ujian Seleksi Kompetensi Bidang
Berdasarkan pengalaman penulis yang mengikuti tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)
formasi Penyuluh Pertanian pada tes CPNS Tahun 2018 serta hasil Field Report (Laporan
lapangan) teman-teman penulis yang mengikuti tes SKB formasi Penyuluh Pertanian pada tes
CPNS Tahun 2019, soal SKB CPNS untuk formasi penyuluh pertanian terdiri atas 100 soal.
maka tes SKB hanya terdiri atas satu bagian saja, yaitu tes dengan menggunakan platform CAT
milik BKN.
Sistem penilaian dijalankan tanpa menggunakan passing grade alias ambang batas nilai.
Artinya untuk menentukan pemenang atau peserta yang berhak menduduki formasi CPNS
Total poin maksimal yang bisa didapatkan oleh peserta ujian SKB adalah 500 poin di mana
peserta akan mendapat 5 poin jika menjawab benar dan tidak mendapat poin jika menjawab
Secara keseluruhan materi Seleksi Kompetensi Bidang untuk formasi penyuluh pertanian dapat
2
Ketiga materi tersebut wajib dikuasai oleh peserta seleksi CPNS formasi Penyuluh Pertanian.
Karena, selain dibutuhkan saat ujian, seluruh materi tersebut nantinya juga akan dibutuhkan
Nah, di modul SKB untuk formasi penyuluh pertanian ini kita akan membahas ketiganya secara
terperinci.
3
BAB I
Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut sistem
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang
selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani,
agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam
agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja,
4
Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut pelaku
utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani, pekebun, peternak,
Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang
mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan
tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut
Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluh kehutanan, baik penyuluh PNS,
swasta, maupun swadaya, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara
Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyuluh PNS adalah pegawai negeri
sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk
5
1.9 Pengertian Penyuluh Swasta
Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang
Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat
lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh.
Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh
kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi,
Programa penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut programa
penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Komisi
Penyuluhan adalah kelembagaan independen yang dibentuk pada tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota yang terdiri atas para pakar dan/atau praktisi yang mempunyai keahlian dan
6
2. Asas, Tujuan dan Fungsi Penyuluhan Pertanian
Tujuan pengaturan sistem penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya manusia dan
4. memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku utama dan
pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta bagi penyuluh dalam
5. mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai pelaku dan
2. mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber informasi,
teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya;
tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha;
6. menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi
lingkungan; dan
3. Metode Penyuluhan
3.1 Anjangsana
Anjangsana atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan secara
langsung kepada sasaran. Kunjungan dapat dilakukan ke tempat sasaran yaitu lahan usaha tani
atau ke rumah berupa pendekatan perorangan. Selain itu, apabila penyuluh melakukan
8
kunjungan pada kelompok tani disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh memberikan
ceramah kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut pendekatan kelompok.
3.2 Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan.
Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud agar memperlihatkan suatu inovasi baru
kepada sasaran secara nyata atau konkret. Melalui kegiatan demonstrasi sasaran (audience)
b) demonstrasi hasil
demonstrasi usaha tani perorangan dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha
tani kecil dengan komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan
penghijauan). Luas lahan yg digunakan 0,1 ha. Pembiayaannya berasal dari pemerintah
demonstrasi usaha tani dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani yang
demonstrasi usaha tani gabungan kelompok dengan penerapan teknologi pertanian pada
usaha tani yang dilakukan secara kerja sama antara kelompok dalam satu gabungan
9
kelompok. Luas lahan yang digunakan 25 – 100 ha. Dem-area ini merupakan pola
perdesaan.
3.3 Pameran
pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya pada petani tetapi juga orang yang bukan
petani. Dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid yang digunakan secara
b) memperlihatkan suatu cara, misalnya cara mengetahui benih yang baik, cara
c) memajukan usaha, artinya mengajak para pengunjung untuk ikut melaksanakan atau
a) Temu Wicara
Pertemuan dan dialog 2 arah antara petani atau kontak tani dengan pejabat pemerintah
kehutanan serta ide, gagasan, laporan dan usulan petani kepada pemerintah.
10
b) Temu Bisnis – Temu Usaha
Seperti halnya temu wicara, temu bisnis, atau temu usaha adalah pertemuan antara
petani atau kontak tani dengan para pengusaha, baik pengusaha Agroindustri di segmen
hulu (pengusaha banih, pupuk, obat dan alsintan) maupun para pengusaha pengolahan
Temu karya atau temu hasil adalah pertemuan antara petani atau kelompok tani dengan
petani dan kelompok tani lain untuk saling tukar menukar informasi ikhwal hasil karya
masing-masing petani.
d) Temu Lapangan
Temu Lapangan adalah pertemuan antara petani–nelayan dengan peneliti untuk saling
tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan
Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam waktu tertentu dengan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara wakil para petani beserta
pembangunan pertanian.
11
4. Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian
obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani,
bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan
komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media).
Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi:
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang dijadikan sebagai pedoman
12
a) Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan
b) Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh
baik.
tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan
pengendalian.
Tenaga penyuluh pertanian terdiri atas tiga kelompok, yaitu penyuluh pertanian pemerintah
(ASN dan Tenaga Honor), penyuluh pertanian swasta, dan penyuluh pertanian swadaya.
Penyuluh pertanian pemerintah dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu penyuluh pertanian
berbasis keterampilan dan penyuluh pertanian berbasis keahlian (Penyuluh Pertanian Ahli).
13
Penyuluh Pertanian Madya, dan
1. melakukan inventarisasi dan identifikasi data potensi wilayah sumber daya alam,
3. melakukan penyebaran informasi pertanian (teknis, sosial dan ekonomi) melalui tatap
muka kelompok;
5. meningkatkan kelas kemampuan Poktan dari kelas Pemula menjadi kelas lanjut;
7. meningkatkan kelas kemampuan Gapoktan dari kelas Pemula menjadi kelas lanjut;
14
13. melakukan fasilitasi Poktan/Gapoktan dalam pengumpulan dan rekapitulasi data
15. melakukan inventarisasi, identifikasi dan rekapitulasi data sebagai bahan penumbuhan
17. melakukan inventarisasi, identifikasi dan rekapitulasi data sebagai bahan penumbuhan
1. melakukan rekapitulasi data potensi wilayah sumber daya alam, sumber daya manusia,
subsektor;
3. melakukan penyebaran informasi pertanian (teknis, sosial dan ekonomi) secara massal;
4. meningkatkan kelas kemampuan Poktan dari kelas lanjut menjadi kelas madya;
5. meningkatkan kelas kemampuan Gapoktan dari kelas lanjut menjadi kelas madya;
6. meningkatkan kelas kemampuan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dari kelas lanjut
15
9. melakukan fasilitasi Poktan/Gapoktan dalam penerapan teknologi melalui studi
10. melakukan fasilitasi validasi data hasil pengumpulan data peningkatan skala usaha tani
Poktan, Gapoktan;
12. melakukan pengolahan data hasil rekapitulasi data sebagai bahan penumbuhan Pos
13. melakukan pengolahan data hasil rekapitulasi data sebagai bahan pengembangan Pos
14. melakukan pengolahan data hasil rekapitulasi data sebagai bahan penumbuhan
15. melakukan pengolahan data hasil rekapitulasi data sebagai bahan pengembangan
1. melakukan rekapitulasi data potensi wilayah sumber daya alam, sumber daya manusia,
4. meningkatkan kelas kemampuan Poktan dari kelas madya menjadi kelas utama;
5. meningkatkan kelas kemampuan Gapoktan dari kelas madya menjadi kelas utama;
7. melakukan fasilitasi kemitraan Poktan, Gapoktan, dan KEP dengan pihak lain;
16
8. melakukan fasilitasi Poktan/Gapoktan dalam meningkatkan aksesibilitas terhadap
informasi pembiayaan;
teknologi;
usaha
11. tani;
1. melakukan rekapitulasi dan mengolah data potensi wilayah sumber daya alam, sumber
Pertanian;
kebutuhan;
17
9. mengumpulkan dan mengolah data pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani
(KEP);
11. melakukan fasilitasi peningkatan akses informasi teknologi, pasar, sarana dan prasarana
Poktan/Gapoktan;
12. mengumpulkan dan mengolah data fasilitasi penerapan teknologi melalui kegiatan
13. mengumpulkan, mengolah, dan merekapitulasi data fasilitasi peningkatan skala usaha
tani Poktan/Gapoktan;
14. melakukan evaluasi fasilitasi peningkatan produktivitas usaha tani melalui Demonstrasi
plot (demplot);
swadaya; dan
swadaya;
1. melakukan analisis hasil rekapitulasi data potensi wilayah sumber daya alam, sumber
18
2. melakukan analisis hasil rekapitulasi data kegiatan penyuluhan pertanian sesuai
pertanian;
kebutuhan;
Poktan/Gapoktan;
10. melakukan analisis hasil rekapitulasi data fasilitasi peningkatan skala usaha tani
Poktan/Gapoktan;
11. melakukan evaluasi fasilitasi peningkatan produktivitas usaha tani melalui demfam;
12. melakukan evaluasi penumbuhan Pos Penyuluhan Pertanian Desa (Posluhdes); dan
1. merancang model data potensi wilayah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
Pertanian;
19
3. melakukan evaluasi diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial dan ekonomi);
8. merancang model fasilitasi peningkatan akses informasi teknologi, pasar, sarana dan
10. merumuskan hasil analisis fasilitasi peningkatan skala usaha tani Poktan/ Gapoktan;
11. melakukan evaluasi fasilitasi peningkatan produktivitas usaha tani melalui demarea;
12. melakukan evaluasi pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian Desa (Posluhdes); dan
1. merancang model data potensi wilayah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
(KEP);
20
8. merancang model peningkatan kapasitas Poktan, Gapoktan, dan Kelembagaan
9. merancang model fasilitasi peningkatan akses informasi teknologi, pasar, sarana dan
13. merancang model penumbuhan dan pengembangan Pos Penyuluhan Pertanian Desa
Kinerja dan keberhasilan penyuluh pertanian diukur melalui 9 indikator sebagai berikut :
Kabupaten/Kota)
3. Tersedianya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi sesuai
kebutuhan petani
menguntungkan.
21
7. Terwujudnya akses petani ke lembaga keuangan, informasi sarana produksi pertanian
dan pemasaran
kerja
8. LAKU SUSI
Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan serta Supervisi yang selanjutnya disebut Sistem Kerja
LAKU SUSI adalah pendekatan yang memadukan antara pelatihan bagi penyuluh dan
dan didukung dengan supervisi teknis dari penyuluh senior serta ketersediaan informasi
teknologi sebagai materi kunjungan. Tujuan disusunnya pedoman ini adalah untuk:
dalam pelaksanaan Sistem Kerja Latihan, Kunjungan dan Supervisi dari tingkat pusat,
Media penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut.
22
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara petani dan penyuluh.
d) Memungkinkan petani belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
Penentuan jenis media yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah
awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan. Paling tidak
ada 6 (enam) pertanyaan yang perlu diajukan berkaitan dengan penentuan jenis media yang
Contoh: Gambar, Sketsa, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta singkap, Kartu kilat,
Diagram, Grafik, bagan, peta, Brosur, majalah, buku. Kelebihannya : relatif tahan lama,
23
waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang
tetap, terpatri dan tetap sama bila direproduksi. Produksi dan reproduksinya tergolong
Contoh: Slide film, Movie film, Film strip, Video (VCD,DVD) film, Televisi,
lebih kongkret, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan
Pendidikan orang dewasa dengan penyuluhan pertanian sangat berkaitan erat terutama bagi
penyuluh dalam menentukan metode apa yang akan digunakan dalam memberikan penyuluhan
Dalam menentukan metode penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memahami prinsip –
a) Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila metode pembelajaran yang diberikan
menarik.
b) Orang dewasa akan belajar dengan giat apabila dosen/tenaga pengajarnya menarik
24
c) Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila suasana ruang belajar sesuai dengan
suasana hatinya .
d) Orang dewasa akan belajar dengan tekun apabila selalu mendapat support dari keluarga
e) Orang dewasa akan belajar dengan giat apabila fasilitas ruang belajar memadai.
Keberhasilan seorang penyuluh dalam menyampaikan inovasi baru juga ditentukan dari
bagaimana penyuluh tersebut dapat memahami factor penghambat dan pendukung proses
pembelajaran orang dewasa. Factor – factor ini sangat dibutuhkan oleh seorang penyuluh agar
penyuluhannya mampu untuk menarik perhatian petani, yang nantinya akan diterapkan dan
dapat bermanfaat bagi petani. Adapun factor – factor pendukung orang dewasa dalam belajar
yaitu :
a) Motivasi
seorang penyuluh harus mau dan mampu untuk memberikan motivasi kepada sasaran
agar usahataninya dapat meningkat. Dengan memberikan motivasi, sasaran akan lebih
tertarik kepada kita dan mau untuk menerima inovasi yang akan diberikan. Tentunya
kesejahteraannya.
Orang dewasa selalu merasa kekurangan ilmu sehingga selalu timbul dalam dirinya
untuk selalu mau tahu apa saja yang dapat berguna bagi kehidupannya.
Orang dewasa akan selalu ingin agar kehidupannya dan keluarganya menjadi lebih
baik. Factor inilah yang harus dipahami seorang penyuluh bahwa sasaran akan tertarik
25
pada penyuluhan yang diberikan jika inovasi yang diberikan dapat memperbaiki hidup
sasaran.
a) Kondisi fisik
Kondisi orang dewasa dan implikasinya dalam mengikuti pendidikan di pengaruhi oleh
kondisi fisik (karena kondisi fisik orang dewasa sedikit mengalami kemunduran).
Kondisi fisik orang dewasa merupakan hambatan dalam proses belajar baik di dalam
kelas/ luar. Makanya pendekatan yang perlu ditumbuhkan dalam proses belajar orang
b) Psikologis
Orang dewasa sudah memiliki banyak tanggung jawab terutama keluarga. Terkadang
adanya masalah keluarga yang dihadapi orang dewasa akan menghambat proses
orang dewasa yaitu dengan menyediakan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan
c) Ekonomi
Tidak sedikit orang dewasa yang tidak mau untuk mengikuti pendidikan dengan alasan
kondisi ekonomi. Jika keadaan ekonominya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari atau belum cukup, maka orang dewasa lebih memilih untuk tidak
ditumbuhkan dalam proses belajar orang dewasa yaitu dengan pendidikan nonformal
d) Budaya
26
Budaya juga mempengaruhi orang dewasa dalam belajar. Jika orang dewasa
ditempatkan belajar pada daerah yang memiliki budaya yang tidak sama dengan
asalnya, maka akan menghambat proses pembelajarannya, perlu waktu baginya untuk
Metode pembelajaran orang dewasa yang cocok digunakan bagi kelompok tani yaitu :
metode yang memberikan penjelasan atau memberi deskripsi lisan, tentang suatu materi
pembelajaran tertentu.
b) Tanya jawab
Suatu cara memfasilitasi, fasilitator dan warga belajar aktif bersama, didahului oleh
fasilitator yang memancing dengan pertanyaan, dan warga belajar menjawabnya atau
sebaliknya.
c) Brainstorming
d) Role play
Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan; “permainan
peran” dan melakukan “dialog-dialog” tertentu, yang menekankan pada karakter, sifat
e) Demonstrasi / peragaan
27
f) Study lapangan
yaitu belajar melalui pengalaman orang / lembaga lain. dengan melakukan pengamatan,
g) Penugasan,
metode yang digunakan oleh fasilitator dalam berinteraksi dengan warga belajar,
dengan pemberian tugas tertentu baik perorangan maupun kelompok dengan sistem
hubungan putus.
h) Sosiodrama
terencana dan kelengkapan skenario (skrip) yang jelas tentang peran masing-masing,
berikut dialognya.
28
BAB 2
PERTANIAN DI LAPANGAN
Indonesia sampai saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan bangan pangan utama berupa
Padi, Jagung dan Kedelai dari dalam negeri. Karenanya, pemerintah terus berupaya untuk
menggenjot angka produksi tiga komoditi pangan utama ini, salah satunya adalah dengan cara
menghimbau petani untuk menanam benih komoditas tanaman pangan Varietas Unggul Baru
(VUB).
Beberapa varitas yang direkomendasikan oleh pemerintah untuk ditanam oleh petani adalah
sebagai berikut:
Inpari 32, Inpari 42, Inpari 33, Inpari 30, Inpari 43, Inpari 48 Blas (lebih tahan terhadap
serangan Wereng), Ciherang, Sibali, Mekongga, cianjur, ciliwung, ciherang jumbo, ciherang
ss, cibatu
Pioner (p32, p27, p35), Bisi 18, Betras, Nk 29, bisi 2, nasa 29, pertiwi (jagung manis), JH 29,
JH 30
Gema, Detam, Lokal Grobogan, Gepak Kuning, Gepak Ijo, Denasa 1, Denasa 2
29
2. Pengetahuan Terkait Kebutuhan Benih
Contoh: Pandu berencana untuk menanam jagung di lahan kosong miliknya seluas 10 ha. Jika
Pandu menggunakan jarak tanam 20 x 80 cm, berapa kg benih jagung yang Pandu butuhkan
jika diasumsikan 1 kg benih jagung dengan daya tumbuh 90% terdiri atas 3000 benih jagung
siap tanam dan per lubang tanam Pandu menanam 1 butir benih?
Jawab:
Daya tumbuh = 90 %
Jwb: :
30
3. PTT Jarwo pada Komoditi Padi Sawah
Sistem tanam jajar legowo atau sering disebut Si Jarwo merupakan inovasi pola bertanam
dengan berselangseling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan diselingi satu baris
kosong. Legowo diambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata lego berarti luas dan dowo
bermakna memanjang. Inti dari sistem tanam ini adalah memperbanyak tanaman pinggir
dengan harapan pertumbuhannya lebih bagus dan hasilnya lebih tinggi. Ini artinya, jika
rumpun-rumpun yang ada di pinggir semakin banyak maka hasilnya juga akan lebih banyak.
a) Memanfaatkan radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir petakan, sehingga
b) Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan sistem pengairan
basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-asam organik tanah yang berbahaya
Penelitian jajar legowo dilakukan sejak tahun 2000. Dari hasil penelitian membuktikan, salah
satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah jarak tanam. Jarak tanam yang
rapat mengakibatkan persaingan antar individu tanaman. Persaingan terjadi karena sinar
matahari yang diterima sedikit. Akibatnya, varietas pada umumnya tidak tumbuh optimal.
Pertumbuhan yang kurang optimal ditunjukkan dari jumlah anakan dan malai yang lebih
31
sedikit. Selain itu, panjang malai lebih pendek, dan jumlah gabah per malai berkurang. Hal
tersebut diperkuat dengan fakta di lapangan bahwa penampilan individu tanaman padi pada
Satu unit legowo adalah baris tanaman yang terdiri (dua atau lebih) dan satu baris kosong. Jika
terdapat dua baris tanam per unit legowo disebut legowo 2:1. Dan jika terdapat empat baris
tanam per unit legowo maka disebut legowo 4:1, dan seterusnya. Dengan menggunakan jajar
legowo 2:1, populasinya meningkat sekitar 33%. Jika pola konvensional hanya menghasilkan
populasi tanam 160.000 rumpun/ha, maka untuksistem tanam legowo 2:1 mampu
Untuk jajar legowo 4:1, tergantung tipenya (tipe 1 dan tipe 2). Sistem tanam legowo 4:1 tipe
1, seluruh baris mendapat tanaman sisipan. Kalau disisipkan semua, kenaikan populasinya
sebesar 60% dibanding pola konvensional (25 x 25 cm). Sedangkan legowo 4:1 tipe 2 yang
disisipi hanya tanaman pinggirnya. Yang tengah dua tidak disisipkan. Kenaikan populasinya
Sistem Tanam Jajar Legowo (Si Jarwo) sebagai salah satu komponen teknologi dari
Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah yang dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan produktivitas hasil padi. Pengaturan populasi tanaman dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani dengan pertimbangan tingkat kesuburan
a) Sistem Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm, maka jumlah populasi
tanaman adalah 21 rumpun per m2 atau sekitar 210.000 rumpun per ha.
b) Sistem Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 30 x 15 x 40 cm, maka jumlah populasi
32
c) Sistem Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm, maka jumlah populasi
d) Dan seterusnya.
a) Adanya ruang terbuka yang lebih lebar di antara dua kelompok barisan tanaman akan
memperbanyak cahaya matahari yang masuk ke setiap rumpun tanaman padi. Kondisi
produktivitas tanaman.
pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit, serta lebih mudah dalam mengendalikan
hama tikus.
c) Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo,
d) Petani dapat mengembangkan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau kombinasi
dan Kedelai
33
Pengaturan waktu tanam
Aplikasi insektisida
Aplikasi insektisida
Pengambilan keong
Pasang ajir
Aplikasi niklosamida/saponin
34
Pengaturan musim tanam, hindarkan masa vegetatif padi pada puncak musim hujan
Penggenangan sawah
Aplikasi insektisida
a. Penyakit Tungro
Tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh serangan virus pada tanaman padi. Penyakit
ini biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan sering kali menyebabkan tanaman
Pra Tanam:
Tanam varietas tahan blas, seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Bondoyudo, dan
Kalimas
Tanam Serempak
Pasca Tanam
35
Atur pengairan berkala
b. Penyakit Blas
Penyakit blas disebabkan oleh jamur Prycularia gr insea. Penyakit ini menimbulkan dua gejala
yang khas, yaitu blas daun dan blas leher. Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman,
berbentuk belah ketupat dengan pusat bercak berwarna putih. Di lain sisi blas leher merupakan
bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang dapat mengakibatkan leher malai tidak
Pra Tanam:
Hindari penggunaan varietas Cirata dan Limboto (khusus untuk daerah endemis)
Pasca Tanam:
Penyakit HDB merupakan penyakit bakteri yang terjadi pada musim hujan atau musim
kemarau basah, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang air dan dipupuk dengan kadar
N tinggi. Penyakit HDB menghasilkan 2 gejala yang khas, yaitu kresek dan hawar. Kresek
36
adalah gejala yang terjadi pada tanaman berumur <30 hari. Daun-daun berwarna hijau kelabu,
melipat dan menggulung. Dalam keadaan parah, seluruh daun menggulung, layu dan mati,
mirip tanaman terserang penggerek batang atau terkena air panas. Gejala hawar dijumpai pada
pertanaman fase tumbuh anakan sampai fase pemasakan. Gejala diawali dengan timbulnya
Pemupukan berimbang
Aplikasi pupuk K
Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang dan
bulai. Lalat bibit dapat dikendalikan dengan aplikasi insektisida karbofuran 0,15 – 0,30 kg
ba/ha yang diberikan pada lubang pada saat tanam. Aplikasi karbofuran dengan takaran 0,5 –
10 kg ba/ha saat tanaman berumur 7 hst, dapat mengendalikan penggerek batang. Pencegahan
penyakit bulai dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan secara serempak pada
hamparan yang luas, eradikasi tanaman sakit, dan perlakuan benih dengan fungisida berbahan
aktif metalaxyl dengan takaran 2,5 g/kg benih dicampur dengan 10 ml air yang disuspensikan
37
4.3 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kedelai
Hama pada tanaman kedelai adalah lalat bibit (Ophiomy a phaseo li), ulat grayak (Spodoptera
litura), ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites), ulat Heliotis sp, ulat penggulung daun
(Lamprosema indicate), penggerek batang (Melanagromyza sajae), kutu kebul (Etiella zincke
Pengendalian secara biologis antara lain dengan memanfaatkan musuh alami seperti
ulag grayak, Helicoverpa armigera untuk lalat buah, serta penggunaan sex feromon untuk ulat
grayak. Penggunaan pestisida dilakukan berdasarkan hasil pemantauan, hanya digunakan bila
Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk batang, dan akar
Schloretium rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit karat daun
dikendalikan dengan fungisida yang mengandung bahan aktif mancozeb. Penyakit busuk
batang dan akar dikendalikan dengan menggunakan jamur antagonis Thrichoderma harzianum.
Untuk penyakit virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya (kutu) dengan insektisida
deltametrin dengan dosis 1 ml/l air, dan nitroguanidin/imidakloprit (seperti confidor) dengan
dosis 1 ml/l air. Waktu pengendalian pada umumnya saat tanaman menginjak usia 45-50 hari
Sampai saat ini masih sering terjadi salah kaprah terkait penggunaan pestisida oleh petani.
Dalam hal ini masih banyak petani yang salah dalam mengaplikasikan pestisida, seperti
menggunakan fungisida untuk mengatasi kresek pada tanaman padi, menggunakan insektisida
untuk mengatasi penyakit blast pada tanaman padi, dll. Karenanya, pengetahuan terkait
38
Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, penyakit
tumbuhan baik yang berupa tumbuhan , serangga maupun hewan lain yang nampak atau tidak
nampak mata yang ada di sekitar kita. Berdasarkan jenis hama penyakit yang akan dikendalikan
5.1 Insektisida
Insektisida merupakan pestisida untuk mengendalikan hama sejenis serangga seperti wereng
batang coklat, ulat daun, penggerek batang , tungau dan lain-lain. Bahan aktif dari insektisida
ini banyak ragam dan jenisnya diantaranya sebagai berikut : Dharmabas 500 EC, Dharmacin
5.2 Herbisida
Herbisida adalah jenis pestisida untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan pengganggu,
seperti eceng gondok, alang-alang, rumput teki, babadotan, gunda, semanggi dll.
Contoh herbisida yang beredar di pasaran seperti Gramoxon, Ali plus, Indamin,
5.3 Fungisida
Fungisida adalah jenis pestisida untuk memberantas jamur atau fungi, contohnya seperti Score,
Topsin, Antracol, Anvil, Amistartop, Delsene, Dithane, Benlate, Dense, Policur dll.
5.4 Rodentisida
Rodentisida adalah jenis pestisida untuk mengendalikan binatang pengerat, tikus. Contohnya :
39
5.5 Nematisida
Nematisida adalah jenis pestisida untuk mengendalikan hama cacing, contohnya sepeti
5.6 Bacterisida
Bacterisida adalah jenis pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan
oleh bacteri, seperti penyakit layu bacteri, busuk bacteri, awar daun bacteri dll, adapun contoh
5.7 Akarisida
Akarisida adalah jenis pestisida pertama yang berasal dari kata akari atau tungau, kutu,
pestisida ini sering disebut mitesida yang berfungsi untuk mengendalikan tungau atau kutu
pada tanaman, contohnya seperti Kelthane , Agridan, Marsal, Mitisun, Pegasus dll.
5.8 Mulluskisida
Mulluskisida adalah jenis pestisida untuk mengendalikan siput atau keong mas, contohnya
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi
tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Secara umum pupuk
berfungsi sebagai sumber zat hara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan
memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk pada media tanam dapat meningkatkan kadar
hara dan kesuburan. Aktifitas pertanian yang secara terus menerus dilakukan mengakibatkan
tanah kehilangan unsur hara. Oleh sebab itu untuk mengembalikan ketersediaan hara pada
40
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, produksi komoditas pangan masih bisa ditingkatkan
asalkan petani mau menerapkan dengan benar, teknologi yang dianjurkan oleh pemerintah
yang disampaikan melalui PPL. Salah satu teknologi yang perlu diterapkan yaitu Pemupukan
Berimbang, artinya pemberian pupuk secara berimbang sesuai anjuran dengan persyaratan
a) Tepat Waktu
b) Tepat Jenis
c) Tepat Dosis
e) Tepat Lokasi
Apabila lima persyaratan tersebut dapat diikuti sudah pasti produksi akan meningkat, yang
mana tentunya harus diikuti pula dengan penerapan unsur-unsur teknologi yang lain seperti
a. Pupuk Organik
Pupuk organik disebut pula pupuk alam, adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman,
hewan dan manusia, contohnya: Pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos.
b. Pupuk An-Organik
Pupuk an-organik disebut pula pupuk buatan, karena pupuk ini dibuat dari bahan-bahan kimia
yang diproses melalui pabrik. Pupuk buatan terdiri atas: Pupuk tunggal, pupuk majemuk, pupuk
lengkap.
41
6.1.2 Berdasarkan Cara Penggunaannya
a. Pupuk Akar
Pupuk akar merupakan pupuk yang diberikan kepada tanaman melalui akar. Jenis pupuk ini
paling sering digunakan oleh petani dan pada umumnya berbentuk padat, yaitu: Pupuk alam,
b. Pupuk Daun
Adalah pupuk yang diberikan melalui daun dengan cara disemprotkan, contohnya: Bayfolan,
Gandasil, Wuxal.
a. Pupuk Cair
Pupuk cair merupakan pupuk yang dirpoduksi dalam bentuk cairan dan pada umumnya
tergolong ke dalam pupuk daun. Beberapa contohnya: Bio Konversi, Hydrasil, Cytozim, dll
b. Pupuk Padat
Pupuk padat adalah pupuk yang diproduksi dalam bentuk padat dan biasanya berbentuk
butiran. Beberapa contohnya: Urea/urea briket, TSP, KCL, NPK, SP 36, dll
6.2 Manfaat Unsur Hara yang terdapat dalam Pupuk An-Organik / Buatan:
Unsur N (Nitrogen) dapat membantu membuat daun menjadi hijau dan segar. Selain itu juga
bisa membuat tanaman menjadi lebih subur. Saat kekurangan unsur N, tanaman biasanya
menunjukkan beberapa tanda, seperti: daun terlihat menguning, bagian tanaman tampak
kering, tanaman kerdil, dan buah/biji yang dihasilkan pun juga tidak baik.
42
6.2.2 Unsur P (Posfor)
Unsur P (Posfor) dapat membantu memperbaiki dan memperbanyak struktur akar tanaman,
membantu meningkatkan sistem imun tanaman sehingga lebih tahan terhadap serangan hama
bunga dan buah, serta meningkatkan hasil/jumlah buah. Saat kekurangan unsur P, tanaman
biasanya akan menunjukkan beberapa tanda, seperti: daun berwarna hijau tua atau ungu, batang
menjadi kerdil, pada pucuk tanaman buah-buahan terdapat warna ungu, dan pembentukan biji
akan terhambat.
Unsur K (Kalium) dapat membantu memperkuat batang, meningkatkan mutu hasil (rasa lebih
enak) dan menambah daya tahan terhadap serangan hama penyakit. Saat kekurangan unsur K,
tanaman biasanya akan menunjukkan beberapa tanda, seperti: Daun mengerut dan mengkilat,
daun berwarna kuning, jingga atau coklat, tanaman mudah rebah, buah mudah rontok, dan
43
Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan. Ani-ani umumnya
digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok dan tanaman padi berpostur
Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit bergerigi dapat dilakukan dengan cara
potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.
a) Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan
cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher. Cara panen dilakukan dengan
b) Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan perontokannya
menggunakan mesin perontok (power thresher). Cara panen dilakukan dengan cara
Padi yang telah dipotong dikumpulkan atau digunduk dengan menggunakan alas plastik 1m x
1m. Penundaan perontokan dalam bentuk gundukan tidak boleh lebih dari 1 malam. Gundukan
perontokan dari bahan plastik / terpal berukuran 6m x 6m. Sebaiknya langsung dilakukan
perontokan, namun bila dilakukan penundaan perontokan dalam bentuk gundukan, tidak boleh
lebih dari 1 hari. Gundukan padi diberi alas terpal dan ukuran tinggi gundukan maksimum 1
meter.
Alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:
44
Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat
meningkat
Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat
Sebagai contoh, pekerjaan pengolahan tanah sawah bila menggunakan tenaga manusia
diperlukan 50 hari kerja per hektare. Bila dibajak dengan kerbau, membutuhkan 25 hari kerja
per hektare. Sedangkan jika dikerjakan dengan traktor roda dua, cukup 10 jam per hektare.
Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi dua: alsin budidaya tanaman dan alsin
Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk produksi tanaman dan ternak.
Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah alsin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin
pemanen, dan sebagainya. Contoh alsin budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator,
Alsin pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah
hasil tanaman atau hasil ternak. Contoh alsin penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan
ternak adalah Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji sawit,
dan sebagainya.
45
10. Pengetahuan Terkait PH Tanah
pH tanah dimulai dari 0 – 14, jika saat pengujian tingkat keasaman tanah menunjukan rentang
angka 0 – 7, maka tanah tersebut termasuk ke dalam tanah asam. Sedangkan tanah basa jika
tingkat keasaman menunjukan angka antara 7 – 14. Kondisi tanah normal atau netral jika
tingkat keasaman berada pada angka 6 – 8 dan kondisi idealnya berada pada angka 6,5 – 7,5.
Hal ini berkaitan dengan fase pertumbuhan dari tanaman tersebut. Semakin tinggi pH tanah
(basa) maka unsur hara yang terkandung di dalam tanah akan sangat sulit diserap oleh tanaman,
begitupun sebaliknya saat kondisi tanah cendrung asam atau pH terlalu rendah.
Tanah basa biasanya kandungan hara dan mikroorganismenya sangat sedikit sehingga
pertumbuhan tanaman terganggu. Sedangkan pada tanah asam, tanaman akan mudah
keracunan oleh unsur logam serta kekurangan hara. Unsur hara dan mineral akan mudah
Jika sudah diketahui tingkat keasaman tanah kita harus segera mengambil tindakan untuk
menetralkan pH tanah. Cara yang dilakukan untuk menetralkan tanah asam dan basa tentu
berbeda.
Untuk menetralkan Tanah Asam (pH kurang dari 6,5), petani dapat:
a) Menambahkan bubuk kapur (bubuk, butiran, pelet dan kristal) seperti dolomit
dengan urea, sebab pencampuran kedua bahan tersebut dapat menghasilkan gas amonia.
46
10.2 Penanganan Tanah Basa
Untuk menetralkan Tanah Basa (pH Lebih dari 6,5), petani dapat:
47
BAB 3
PERTANIAN
1. Kostratani
Komando strategis petani yang selanjutnya disebut Kostratani adalah gerakan pembaharuan
pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai
merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam
Tujuan jangka panjang Kostratani adalah mengoptimalkan Tugas, Fungsi dan Peran BPP (Balai
Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional. Selanjutnya tujuan jangka pendek kostratani adalah
pendataan dan penguatan data potensi pertanian di kecamatan, meliputi luas baku
lahan, luas tanam, produksi, luas panen, produktivitas, produksi, pengolahan hasil
dan pemasarana, alsintan pra panen dan pasca panen produk per komoditas;
48
penguatan pos penyuluhan desa;
fasilitasi pengembangan kemitraan petani atau kelompok tani dan pelaku usaha;
dan
pembangunan pertanian, antara lain varietas, benih atau bibit, pupuk, obat-obatan,
pakan, pola tanam, kalender tanam, pascapanen, rencana definitif kelompok tani
2. membentuk, mengawal, dan mendampingi brigade sub sektor sesuai spesifik lokasi;
pembangunan pertanian;
pertanian kepada Ketua Kostrada dan melalui Teknologi Informasi secara periodik
pendataan dan penguatan data potensi pertanian di kabupaten atau kota, meliputi
luas baku lahan, luas tanam, produksi, luas panen, produktivitas, produksi,
49
penetapan sentra produksi pangan berbasis kawasan di kabupaten atau kota
berdasarkan luas areal, luas tanam, luas panen, luas lahan padang penggembalaan,
populasi ternak;
pengusulan dan penetapan calon petani dan calon lokasi program dan kegiatan
pembangunan pertanian;
realisasi penerapan teknologi, meliputi varietas, benih atau bibit, pupuk, obat-
obatan, pakan, pascapanen, pola tanam, kalender tanam, RDK atau RDKK;
2. menyusun rencana kebutuhan sumber daya manusia pertanian di BPP sesuai dengan
2. Kelembagaan Petani
Kelembagaan Petani ditumbuh kembangkan dari, oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan
50
2.1 Kelembagaan petani terdiri atas:
a. kelompok tani
anggota.
anggota.
beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala
Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari petani, Kelompok Tani, dan/atau
51
e. Kelompok Wanita Tani
kelompok wanita tani (kwt) pada dasarnya sama dengan kelompok tani, yang
bidang pertanian, para isteri petani yang juga para anggota kelompok tani.
a. kelas belajar: Poktan merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota untuk
menjadi Usahatani yang mandiri melalui pemanfaatan dan akses kepada sumber
b. wahana kerja sama: Poktan merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama, baik di
antara sesama Petani dalam Poktan dan antarpoktan maupun dengan pihak lain,
merupakan satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
kebutuhan sarana produksi antara lain pupuk, benih bersertifikat, pestisida, alat mesin
52
Pertanian, dan permodalan Usahatani yang bersumber dari kredit/permodalan
b) Unit Usahatani/Produksi
Gapoktan dapat memberikan pelayanan, baik berupa penggunaan alat mesin Pertanian
anggotanya, baik dalam bentuk pengembangan jejaring dan kemitraan usaha dengan
memberikan pelayanan informasi harga komoditas kepada anggotanya agar tumbuh dan
Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani yang
dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani,
53
2.5 Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA)
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) adalah kelembagaan usaha yang mengelola
jasa keuangan untuk membiayai agribisnis berskala kecil di perdesaan, baik yang berbentuk
3. Kartu Tani
Kartu tani adalah sebuah kartu yang dirancang khusus untuk melakukan alokasi pupuk subsidi
kepada kaum petani. Program kartu tani tersebut dimulai di Pulau Jawa pada 2018 di mana 3
bank BUMN menerbitkan kartu tani tersebut yakni BRI untuk Banten, Yogyakarta, dan Jawa
Tengah. Bank Mandiri di Jawa Barat, dan Bank BNI untuk Jawa Timur. Program tersebut
kemudian diterapkan ke 10 provinsi di luar Jawa yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan,
Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi
Selatan.
4. ERDKK
ERDKK merupakan singkatan dari Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani
(Elektronik RDKK). Sistem ini mulai diberlakukan pada Tahun 2018 untuk proses pendataan
kebutuhan pupuk bersubsidi. Dalam praktiknya, pendataan ERDKK juga turut ditautkan
dengan program kartu tani. ERDKK bisa dikatakan merupakan sistem yang diberlakukan untuk
mendata RDKK Kelompok Tani. Data ERDKK dapat diinputkan ke dalam sistem jika RDK
Rencana Definitif Kelompok (RDK sendiri adalah rencana kerja uasaha tani dari kelompok
tani untuk 1 (satu) tahun, yang disusun melalui musyawarah dan berisi rincian kegiatan dan
54
Sedangkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK) adalah rencana kebutuhan
kelompok tani untuk 1 (satu) musim tanam yang disusun berdasarkan musyawarah anggota
kelompok tani, meliputi kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian serta
modal kerja, untuk mendukung pelaksanaan RDK yang dibutuhkan oleh petani yang
merupakan pesanan kelompok tani kepada gabungan kelompok tani atau lembaga lain
5. Simluhtan
berbasis web yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian yang menyajikan data dan
ketenagaan penyuluh pertanian (Penyuluh PNS, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh
6. P4S
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga pelatihan pertanian
dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan
maupun berkelompok dan diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam
pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk
perdesaan. Pembinaan P4S antara lain dilakukan melalui bimbingan pelatihan dari aspek
dan jejaring kerja. Selain itu, Pemerintah melakukan kegiatan klasifikasi P4S, guna mendorong
55
pengelola P4S untuk meningkatkan kualitas pelatihan/permagangan secara terus menerus,
7. Cyber Extension
Cyber Extension adalah suatu mekanisme pertukaran informasi pertanian melalui area cyber,
komunikasi.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media baru penyuluhan ini dirasa
lebih efektif dan efisien dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian guna meningkatkan
akses informasi kepada; PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) sehingga proses transformasi ilmu
ke petani menjadi update. Disamping itu, user juga dapat secara interaktif berbagi informasi
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan produk-produk pertanian, baik
itu yang terkait dengan pangan, sandang, dan kebutuhan lainnya, pemerintah terkadang turut
melakukan upaya khusus yang ditujukan untuk menggenjot produksi komoditas pertanian
tertentu. Beberapa upaya khusus yang pernah dijalankan oleh pemerintah adalah sebagai
berikut:
Upsus Pajale mulai dijalankan oleh pemerintah sejak Tahun 2015. Upsus ini dijalankan dengan
tujuan utama untuk mendongkrak angka produksi tiga kebutuhan pangan utama, yaitu Padi,
Jagung dan Kedele. Harapannya dengan dijalankannya upsus ini Indonesia dapat mencapai
swasembada pangan.
56
8.2 Upsus SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting)
Upsus SIWAB dijalankan dengan dasar hukum Peraturan Menteri Pertanian No.
dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian tanggal 3 Oktober 2016. Dalam
prakteknya, upsus SIWAB mencakup dua program utama, yaitu peningkatan populasi melalui
Pos penyuluhan desa/kelurahan merupakan unit kerja nonstruktural yang dibentuk dan dikelola
secara partisipatif oleh pelaku utama. Pos penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan para
57
10. Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
Usaha di sektor pertanian khususnya usaha tani padi dihadapkan pada resiko ketidakpastian
yang cukup tinggi, antara lain kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir,
kekeringan, serangan hama dan penyakit/ Organisme Penggangu Tumbuhan atau OPT yang
menjadi sebab kerugian usaha petani. Untuk menghindarkan dari keadaan tersebut pemerintah
saat ini memberikan solusi terbaik berupa program Asuransi Usaha Tani Padi yang disingkat
ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk berusaha tani dari
klaim asuransi.
Dari jaminan perlindungan ini maka petani dapat membiayai pertanaman di musim berikutnya.
terjadi gagal panen sebagai akibat resiko banjir, kekeringan, dan serangan oraganisme
pengganggu tumbuhan. Mengalihkan kerugian akibat resiko banjir, kekeringan dan serangan
Sasaran penyelenggaraan AUTP adalah terlindunginya petani dengan memperoleh ganti rugi
jika mengalami gagal panen. Resiko yang dijamin dalam AUTP meliputi banjir, kekeringan,
serangan hama dan OPT. Hama pada tanaman padi antara lain, wereng coklat, penggerek
batang, walang sangit, keong mas, tikus dan ulat grayak. Sedangkan penyakit pada tanaman
padi antara lain, tungro, penyakit blas, busuk batang, kerdil rumput, dan kerdil hampa.
Serangan hama dan penyakit ini akan mengakibatkan kerusakan yang dapat mengakibatkan
Waktu pendaftaran dapat dimulai paling lambat satu bulan sebelum musim tanam dimulai.
Kelompok tani didampingi PPL dan UPTD kecamatan mengisi formulir pendaftaran sesuai
dengan formulir yang telah disediakan. Premi Asuransi Usaha Tani Padi saat ini 3 %.
58
Berdasarkan besaran biaya input usaha tani padi sebesar enam juta rupiah per hektar per musim
tanam, yaitu sebesar 180 ribu rupiah per hektar per musim tanam. Bantuan pemerintah saat ini
sebesar 80% sebesar 144 ribu rupiah per hektar per musim tanam, dan saat ini petani harus
membayar premi swadaya 20 % proporsional, sebesar 36 ribu rupiah per hektar per musim
tanam.
Kelompok tani membayar premi swadaya sebesar 20% proporsional sesuai luas area yang
diasuransikan. Bukti transfernya akan diperoleh, untuk kemudian diserahkan kepada petugas
asuransi yang akan mengeluarkan bukti asli pembayaran premi swadaya dan sertifikat asuransi
kepada kelompok tani. UPTD membuat rekapitulasi peserta asuransi berikut kelengkapannya,
bukti pembayaran premi swadaya untuk disampaikan ke dinas pertanian kabupaten atau kota
Dinas pertanian kabupaten atau kota membuat daftar peserta asuransi definitif, kemudian
menyampaikan ke Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan tembusan dinas
kabupaten atau kota dan menyampaikan ke Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
untuk proses bantuan premi 80 %. Perusahaan asuransi pelaksana akan menagih bantuan pemi
pemerintah 80% dengan melampirkan rekapitulasi daftar peserta asuransi. Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian akan membayar bantuan premi berdasarkan hasil singkronisasi
rekapitulasi peserta asuransi antara usulan dari dinas pertanain kabupaten atau kota dan
Jika terjadi resiko terhadap tanaman yang diasuransikan, serta kerusakan tanaman atau gagal
panen, maka klaim AUTP akan diproses jika memenuhi syarat yang telah ditentukan. Dengan
terpenuhinya syarat dan ketentuan klaim, maka pihak perusahaan asuransi akan membayarkan
59
Berdasarkan ketentuan dalam polis klaim akan diperoleh jika, intensitas kerusakan mencapai
75% berdasarkan luas petak alami tanaman padi. Pembayaran klaim untuk luas lahan satu
hektar sebesar enam juta rupiah. Pembayaran ganti rugi atas klaim dilaksanakan paling lambat
14 hari kalender sejak Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kerusakan. Pembayaran ganti rugi
60
Bahan Bacaan Tambahan
http://perundangan.pertanian.go.id/index.php
61
Sumber Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_dan_mesin_pertanian
https://id.wikipedia.org/wiki/CyberExtension
https://bkpp.jogjaprov.go.id/download/getFile/id/20#:~:text=Sistem%20Kerja%20Latihan%2
0dan%20Kunjungan%20serta%20Supervisi%20yang%20selanjutnya%20disebut,supervisi%
20teknis%20dari%20penyuluh%20senior
http://pertanian-mesuji.id/media-penyuluhan-pertanian/
https://pertanian.bimakota.go.id/web/kontent/44/tanaman_pangan
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77189/MENGENAL-JENIS-PUPUK-DAN-
FUNGSINYA/
http://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/6-cara-menetralkan-tanah
https://abusulaiman21.wordpress.com/2016/08/18/peranan-pendidikan-orang-dewasa-dalam-
penyuluhan-pertanian/
62