Anda di halaman 1dari 28

PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

PETANI DAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI


Pokok Bahasan
Peserta dapat menjelaskan:
1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kelembagaan
Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani;
2. Menumbuhkan dan Mengembangkan
Kelembagaan Petani (kelompoktani, gabungan
kelompoktani, asosiasi komoditas, P3A, dll);
3. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Tani;
4. Menumbuhkan Kelembagaan Ekonomi Petani
(KUB, LKM-A, Koperasi Tani, BUMP lainnya).
Indikator Hasil Belajar
Peserta dapat menjelaskan:
• Menjelaskan Pengertian, Tujuan dan Fungsi
Kelembagaan Petani dan Kelembagaan
Ekonomi Petani;
• Memahami cara Menumbuhkan dan
Mengembangkan Kelembagaan Petani
(kelompoktani, gabungan kelompoktani, asosiasi
komoditas, P3A, dll);
• Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Tani;
• Menumbuhkan Kelembagaan Ekonomi Petani
(KUB, LKM-A, Koperasi Tani, BUMP lainnya).
kelembagaan
PETANI

?
?

???
?
Lembaga yang
ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani guna
memperkuat dan
Kelembagaan memperjuangkan kepentingan

PETANI petani, mencakup Kelompok


Tani, Gabungan Kelompok Tani,
Asosiasi Komoditas Pertanian,
dan Dewan Komoditas
Pertanian Nasional.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/Permentan/SM.050/12/2016 TENTANG PEMBINAAN


KELEMBAGAAN PETANI
POKTAN
Kelompok Tani adalah
kumpulan
petani/peternak/pekebu
n yang dibentuk oleh
para petani atas dasar
kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi
lingkungan sosial,
ekonomi, dan
sumberdaya, kesamaan
komoditas, dan
keakraban untuk
meningkatkan dan
mengembangkan usaha
anggota.
1. Kebutuhan
2. Kedekatan
3. Daya tarik
4. Tujuan kelompok
5. Ekonomi, dll

Alasan Membentuk Kelompok


(Gibson dkk,1989,205-207, Marvin E.Shaw 1981,81-97)
Unsur Pengikat
Poktan
1. kawasan Usahatani yang menjadi
tanggungjawab bersama di antara
anggota;
2. kegiatan yang manfaatnya dapat
dirasakan oleh sebagian besar anggota;
3. kader yang mampu menggerakkan
Petani dengan kepemimpinan yang
diterima oleh anggota;
4. pembagian tugas dan tanggung jawab
sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama; dan
5. motivasi dari tokoh masyarakat dalam
menunjang program yang telah
ditetapkan.
Fungsi Poktan
Dasar Penumbuhan Poktan
• Dapat dimulai dari kelompok-
kelompok/organisasi sosial yang ada di
masyarakat,
• Anggota Poktan harus memiliki kegiatan
Usahatani sebagai mata pencaharian
utama;
• Poktan dapat ditumbuhkan dari Petani
dalam satu wilayah berdasarkan domisili,
hamparan/lahan Usahatani atau jenis
Usahatani sesuai dengan kebutuhan
mereka di wilayahnya;
• Jumlah anggota antara 20 sampai dengan
30 orang Petani sesuai dengan kondisi;
• Kegiatan Poktan yang dikelola
berdasarkan kesepakatan anggota, sesuai
jenis usaha dan/atau unsur-unsur
subsistem agribisnis
Prinsip-prinsip
Penumbuhan Poktan
Kebebasan,
Keterbukaan,
Partisipatif,
Keswadayaan,
Kesetaraan,
Kemitraan,
GAPOKT
AN
Gabungan Kelompok
Tani yang selanjutnya
disebut Gapoktan
adalah kumpulan
beberapa Kelompok
Tani yang bergabung
dan bekerjasama
untuk meningkatkan
skala ekonomi dan
efisiensi usaha.
Fungsi Gapoktan
• Unit Usaha Penyedia Sarana dan
Prasarana Produksi
• Unit Usahatani/Produksi
• Unit Usaha Pengolahan
• Unit Usaha Pemasaran
• Unit Usaha Keuangan Mikro (simpan-
pinjam)
• Kebebasan,
• Kesepahaman,
Prinsip • Partisipatif,
Penumbuhan • Kesukarelaan,
Gapoktan • Keswakarsaan,
• Keterpaduan,
• Kemitraan,
Peningkatan Kemampuan Gapoktan

Peningkatan kemampuan Gapoktan dimaksudkan


agar dapat berfungsi sebagai
a. Unit usaha sarana dan prasarana produksi,
b. Unit Usahatani/produksi,
c. Unit usaha pengolahan,
d. Unit usaha pemasaran,
e. Unit usaha keuangan mikro (simpan-pinjam), dan
f. Unit penyedia informasi serta unit jasa penunjang
lainnya.
PENGEMBANGAN PERTANIAN

PEMBANGUNAN PENDEKATAN PASAR SBG


PERTANIAN AGRIBISNIS ACUAN

PARADIGMA

PRODUCT ORIENTED MARKET ORIENTED


(menjual apa yg (menjual apa yg
di hasilkan) di inginkan)

16
Latar belakang

• Peningkatan kapasitas kelembagaan petani


bertujuan untuk meningkatkan skala ekonomi
dan efesien usaha, dan posisi tawar petani
• Peningkatan kapasitas ini diarahkan untuk
meningkatkan kelembagaannya menjadi
kelembagaan ekonomi petani
Kondisi Kelembagaan

Manajemen organisasi dan usaha yang masih


lemah, belum berorientasi usaha produktif
serta hukum sehingga
belum memiliki kekuatan
mempunyai posisi tawar dan aksesibilitas yang
rendah terhadap sumber informasi, teknologi,
pembiayaan maupun pasar
ARAH PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

• Peningkatan kapasitas petani yang


berkualitas, andal, berkemampuan manajerial,
kewirausahaan dan organisasi bisnis;
• Peningkatan kelembagaan petani dan
kelembagaan ekonomi petani yang kuat dan
mandiri;
• Peningkatan usahatani yang berdaya saing
dan berkelanjutan.
PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI
PETANI

1. Sasaran dan Lokasi


2. Persiapan
3. Penumbuhan Kelembagaan
Ekonomi Petani
4. Pengembangan
Kelembagaan Ekonomi
Petani
A. Kriteria Umum bagi kelembagaan petani
yang akan membentuk KEP

1.Telah melakukan kegiatan usaha berkelompok


yang berorientasi pasar;
2.Struktur organisasi kelembagaan petani telah
memiliki kepengurusan yang melakukan kegiatan
usaha atau unit usaha agribisnis;
3.Memiliki perencanaan usaha yang disusun
secara partisipatif dalam kurun waktu atau siklus
usaha tertentu;
A. Kriteria Umum bagi kelembagaan petani
yang akan membentuk KEP

  4. Memiliki pencatatan dan pembukuan usaha;


5.Telah membangun jejaring dalam pengembangan
usaha dengan kelembagaan petani lainnya;
6.Telah membangun kemitraan usaha dengan
pengusaha atau kelembagaan ekonomi petani
lainnya;
7.Membutuhkan dukungan aspek legal formal
untuk memperkuat pengembangan usaha.
B. Sasaran

a. Penumbuhan
1) Kelompoktani (poktan) dan gabungan kelompoktani
(gapoktan) yang telah melakukan kegiatan usaha berbasis
komoditas unggulan;
2) Diutamakan pada poktan/gapoktan yang berpotensi
memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi tujuh
komoditas unggulan;
3) Minimal 20% KEP ditumbuhkan dari usaha yang dikelola oleh

  perempuan (Kelompok wanita tani/KWT).

Sasaran/CPCL untuk penumbuhan KEP mempergunakan format


identifikasi penumbuhan KEP (Lampiran 1).
b. Pengembangan

1)Kelembagaan ekonomi petani, baik yang belum berbadan


hukum (KUB, LKMA) maupun telah berbadan hukum
(koperasi/PT);
2)Diutamakan pada kelembagaan ekonomi petani
yangberpotensi memberikan kontribusi terhadap
peningkatan produksi tujuh komoditas unggulan.

Sasaran/CPCL untuk pengembangan KEP mempergunakan


format identifikasi pengembangan KEP (Lampiran 2).
c. Pelaksanaan kegiatan penumbuhan
dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani
dilakukan pada sasaran yang berbeda.
Pelaksana/ sasaran kegiatan penumbuhan tidak
dapat sekaligus difasilitasi untuk kegiatan
pengembangan kelembagaan ekonomi petani.
C. Persiapan

1. Bimbingan Teknis Penumbuhan dan


Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani
Oleh PUSAT DAN PROVINSI

3. Temu Teknis Tingkat Kabupaten

4. Temu Teknis Tingkat Kecamatan


D. Penumbuhan KEP

Identifikasi
Kelembagaan Petani
Calon KEP

Rembug Tani

Fasilitasi
Pengembangan Pembelajaran
Organisasi Petani Penguatan
oleh Tim Kapasitas
Pengembangan Kelembagaan
Organisasi Petani Petani
(TPOP)
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENJADI
BADAN USAHA MILIK PETANI (BUMP)
KELEMBAGAAN PETANI KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

• Struktur Organisasi Sederhana Manajemen • Struktur Organisasi Kompleks


• Kelas Belajar Organisasi • Jejaring Usaha
• Wadah Kerjasama • Mitra Bisnis
• Unit Produksi • Unit Usaha

POKTAN GAPOKTAN TRANSFORMASI BUMP KOPERASI

• Usahatani agribisnis
• Usahatani subsisten
Manajemen • Skala ekonomi basis kawasan
• Skala Rumah Tangga
Usahatani • Teknologi Mekanik (mesin)
• Teknologi tradisional (manual)
• Bersifat on farm dan Off farm
• Bersifat on farm (Hulu)
(hulu-hilir)
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN // KEMENTERIAN PERTANIAN SAHABAT PETANI

Anda mungkin juga menyukai