Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN POS PENYULUHAN DESA

I. PENDAHULUAN
Desa/kelurahan merupakan wilayah administrasi negara terkecil mempunyai
makna yang strategis dalam proses pembangunan wilayah. Kegiatan utama
ekonomi perdesaan sebagian besar mengandalkan bidang pertanian, perikanan dan
kehutanan. Keberhasilan dalam memperkuat ekonomi perdesaan akan mendorong
perekonomian secara nasional. Desa sebagai wilayah sentra produksi pertanian,
perikanan, dan kehutanan adalah pemasok bahan pangan dan bahan keperluan
industri perlu diperkuat agar dapat secara berkesinambungan memainkan
perannya sebagai wilayah sentra produksi pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Pembangunan infrasruktur seperti sarana, prasarana dan kelembagaan perdesaan
harus diarahkan untuk memperkuat perekonomian masyarakat perdesaan. Hal ini
mendorong pemerintah untuk menumbuhkembangkan Pos Penyuluhan
Desa/Kelurahan terutama desa/kelurahan yang memiliki potensi pertanian,
perikanan, dan kehutanan dalam rangka mempercepat upaya peningkatan
kemampuan masyarakat perdesaan utamanya pelaku utama dan pelaku usaha.
Keberadaan Pos Penyuluhan Desa telah dijamin dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
(SP3K). Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan merupakan unit kerja non struktural
yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama dalam kegiatan
penyuluhan di desa/kelurahan.
Dalam rangka mengoptimalkan peran Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan
sebagai kelembagaan penyuluhan terdepan dan mitra pemerintah dalam
memberdayakan masyarakat perdesaan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian c.q Pusat Penyuluhan Pertanian menyusun
Pedoman Pengembangan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan.

II. TUJUAN
Penyusunan pedoman ini bertujuan sebagai acuan dalam memperkuat peran
Pos Penyuluhan Desa agar dapat memiliki kemampuan :
1. Terwujudnya pelayanan informasi tentang teknologi, pasar, harga, permodalan
dan pemecahan masalah usahatani serta memberikan pendampingan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usahataninya;
2. Menyusun programa penyuluhan desa/kelurahan sesuai potensi sumber daya
alam dan agro ekosistem perdesaan.
3. Memfasilitasi forum dan kegiatan penyuluhan di tingkat desa/kelurahan.

III. SASARAN
Pedoman Pengembangan Penyuluhan Desa/Kelurahan ini ditujukan bagi
para penyelenggara dan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan, dan
kehutanan yang terdiri dari : para pejabat struktural dan fungsional penyuluhan di
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.

IV. PERENCANAAN
Agar Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan dapat berperan secara optimal
sebagai kelembagaan penyuluhan di desa/Kelurahan harus menyusun suatu
perencanaan yang didasarkan kepada potensi desa.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perencanaan kegiatan Pos
Penyuluhan Desa/Kelurahan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi potensi desa/kelurahan yang meliputi : sumber daya alam,
sumber daya lokal, sumber daya buatan dan sumber daya manusia.
2. Inventarisasi kelembagaan sosial, pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan
ekonomi yang ada di desa/kelurahan.
3. Inventarisasi faktor-faktor penghambat dan faktor–faktor pendorong bagi
kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan serta
pengembangan usaha di perdesaan.
4. Menyusun rencana dan strategi kegiatan penyuluhan berdasarkan skala
prioritas.
5. Menyusun rencana kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dan
menginventarisasi sumber-sumber pembiayaan.
Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi maka perlu disusun suatu
perencanaan tahunan yang menggambarkan seluruh kegiatan penyuluhan yang
akan dilakukan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan selama 1 (satu) tahun. Rumusan
perencanaan ini disampaikan ke desa, kecamatan dan Balai penyuluhan di
Kecamatan untuk menjadi acuan dalam memberikan dukungan bagi kegiatan
penyuluhan di perdesaan.

V. PENGORGANISASIAN
Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan merupakan unit kerja non struktural yang
dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama. Oleh karena itu dalam
penyusunan organisasi harus didasarkan hasil kesepakatan para pelaku utama
melalui musyawarah yang di fasilitasi oleh desa/kecamatan/balai penyuluhan di
kecamatan. Susunan organisasi Pos Penyuluhan Desa terdiri dari bidang-bidang
yang menangani kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Pos Penyuluhan
Desa/Kelurahan.
Bagan organisasi Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan terdiri dari :
1. Pimpinan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan;
2. Sekretaris;
3. Bendahara;
4. Penanggungjawab Bidang Kegiatan;
Pimpinan Pos Penyuluhan berfungsi sebagai koordinator seluruh
pelaksanaan kegiatan pos penyuluhan desa dan berperan sebagai penghubung
antar kelembagaan. Pimpinan Pos Penyuluhan Desa/kelurahan berasal dari pelaku
utama yang berstatus sebagai penyuluh swadaya. Bendahara Pos Penyuluhan
Desa/Kelurahan sebagai penanggungjawab keuangan pos penyuluhan
desa/kelurahan. Sekretaris Pos Penyuluhan Desa bertugas menangani kegiatan
administrasi. Sedangkan penanggungjawab kegiatan bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan kegiatan. Penanggungjawab kegiatan sebaiknya berasal dari pelaku
utama yang berstatus sebagai penyuluh swadaya. Kelompok kerja merupakan tim
kerja dari setiap kegiatan yang akan melaksanakan kegiatan yang
keanggotaannya terdiri dari pelaku utama. Pos Penyuluhan Desa dalam
menjalankan fungsinya memperoleh pendampingan dari penyuluh PNS.
Kelembagaan Pos Penyuluhan Desa disahkan oleh Bupati/Walikota,
sedangkan pengurus disahkan dan dilantik oleh Kepala Desa/Lurah.

VI. FUNGSI POS PENYULUHAN DESA


Pos Penyuluhan Desa memiliki sebagai tempat pertemuan para penyuluh,
pelaku utama dan pelaku usaha untuk melakukan:
1. Menyusun programa penyuluhan di tingkat desa/kelurahan.
2. Melaksanakan penyuluhan di desa/kelurahan.
3. Menginventarisasi permasalahan dan pemecahannya.
4. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan
model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
5. Menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan
pelaku utama dan pelaku usaha.
6. Melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis temu lapang dan metoda
penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
7. Memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi
pelaku utama dan pelaku usaha; dan
8. Memfasilitasi forum penyuluhan perdesaan.

VII. PELAKSANAAN FUNGSI POS PENYULUHAN DESA/KELURAHAN


Pelaksanaan Fungsi Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan sebagai berikut :
A. Penyusunan Programa Penyuluhan Desa/Kelurahan.
Programa Penyuluhan Desa/Kelurahan adalah kesepakatan antara penyuluh
swadaya dan penyuluh swasta dengan para pelaku utama dan pelaku usaha di
wilayah perdesaan/kelurahan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan
dalam kurun waktu tertentu.
Untuk menyusun programa penyuluhan Desa/Kelurahan diperlukan tahapan
sebagai berikut :
1) Pos penyuluhan desa perlu mengadakan pertemuan dengan mengundang
kepala desa, pimpinan Balai Penyuluhan Kecamatan, para pelaku utama
dan pelaku usaha dengan topik utama membicarakan rencana
pembangunan desa/kelurahan di bidang pertanian, perikanan, dan
kehutanan, inventarisasi permasalahan yang dihadapi para pelaku utama
dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnis di desa. Hasil
pertemuan adalah berupa rencana pembangunan pertanian, perikanan,
dan kehutanan dan daftar permasalahan yang dihadapi pelaku utama dan
pelaku usaha.
2) Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan melakukan inventarisasi potensi desa
meliputi sumber daya alam, sumber daya lokal, sumber daya manusia
dengan cara memanfaatkan data desa/kelurahan serta menggali informasi
dari para pelaku utama dan pelaku usaha. Hasil inventarisasi berupa
daftar urutan potensi sumber daya alam, kondisi sumber daya buatan,
kondisi sumber daya manusia dan kondisi pemanfaatan sumber daya.
3) Dengan gambaran yang diperoleh dari kegiatan pertemuan dan
inventarisasi tersebut Pos Penyuluhan Desa memfasilitasi pertemuan
antara penyuluh pertanian PNS, penyuluh swadaya, penyuluh swasta dan
ketua kelompok pelaku utama untuk menyusun dan menyepakati
rencana kegiatan penyuluhan yang akan di lakukan di desa/kelurahan.
4) Hasil kesepakatan berupa programa penyuluhan diketahui oleh Kepala
desa yang disaksikan oleh para pengurus pos penyuluhan desa/kelurahan
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan di perdesaan.

B. Pelaksanaan Penyuluhan di Desa/Kelurahan


Pelaksana penyuluhan di desa/kelurahan adalah penyuluh swadaya dan
penyuluh swasta yang didampingi oleh penyuluh PNS. Kegiatan penyuluhan
oleh penyuluh swadaya dan penyuluh swasta adalah
membimbing/mengajarkan teknologi atau usaha tani/usaha perikanan/usaha
kehutanan dan mengupayakan kemudahan terutama dalam memperoleh
sarana produksi yang dibutuhkan pelaku utama dan pelaku usaha. Dan
mendorong dan memotivasi tumbuh dan berkembangnya kepemimpinan dan
kewirausahaan di kalangan pelaku utama dan pelaku usaha. Dalam kegiatan
penyuluhan para penyuluh swadaya dan penyuluh swasta di dampingi oleh
penyuluh PNS.
Ruang lingkup pembimbingan/pengajaran meliputi :
1. Budidaya;
2. Panen dan pasca panen;
3. Pengolahan hasil;
4. Penyimpanan/pengawetan;
5. Pemasaran;
6. Kepemimpinan;
7. Keorganisasian agribisnis.
Ruang lingkup pengupayaan kemudahan meliputi :
1. Ketersediaan sarana produksi (pupuk, obat-obatan, bibit/benih, modal);
2. Akses pemasaran;
3. Akses sumber teknologi.
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dengan berbagai cara/metoda diantaranya
kunjungan/anjangsana, latihan/kursus, sekolah lapangan, studi banding,
percontohan, demonstrasi, dll.
Sebelum pelaksanaan penyuluhan setiap penyuluh swadaya/swasta sebaiknya:
a) Menyusun rencana/jadwal pelaksanaan penyuluhan yang berisikan :
Waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, topik materi yang akan
disampaikan, alat bantu/materi yang diperlukan, narasumber (bila
diperlukan) dan peserta penyuluhan.
b) Menyiapkan materi dan metoda penyuluhan yang akan digunakan yang
disesuaikan dengan kondisi peserta dan tempat pelaksanaan.
c) Menyiapkan sarana dan alat bantu yang diperlukan.
Selama proses pelaksanaan penyuluhan didampingi oleh penyuluh PNS
dari Balai Penyuluhan di kecamatan. Pada akhir pelaksanaan penyuluhan
perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah peserta dapat menguasai
materi yang disampaikan.

C. Menginventarisasi Permasalahan dan Upaya Pemecahannya


Menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya adalah
kegiatan menemukan/merumuskan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku
utama dan pelaku usaha serta pemecahannya. Permasalahan yang dihadapi
pelaku utama dan pelaku usaha dapat berupa permasalahan perilaku seperti
pengetahuan teknologi, keinginan pelaku utama dan pelaku usaha,
ketrampilan dalam menggunakan alat dsb, sedangkan non perilaku
diantaranya seperti kelangkaan sarana produksi, kesulitan mendapatkan
sarana produksi, mutu sarana produksi, dst.
Untuk menemukan/merumuskan permasalahan dan pemecahannya
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Penyuluh swadaya, penyuluh swasta dan penyuluh PNS dari Balai
Penyuluhan di kecamatan bersama-sama menyusun instrumen/alat
berupa daftar isian atau pertanyaan untuk melakukan inventarisasi
permasalahan. Instrumen/alat terutama diperlukan untuk mengumpulkan
data di lapangan berupa data primer. Hasil pengumpulan data lapangan
merupakan bahan utama untuk di bicarakan di pertemuan yang diadakan
oleh Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan.
b) Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan perlu mengadakan pertemuan dengan
para pelaku utama dan pelaku usaha yang di desa/kelurahan, aparat
desa/kelurahan yang menangani pertanian, perikanan, dan kehutanan,
penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta untuk
merumuskan permasalahan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku
usaha baik yang bersifat perilaku maupun non perilaku dan
pemecahannya terutama dalam mengembangkan usaha tani/usaha
perikanan/kehutanan.
Pelaksanaan Inventarisas dilakukan pada awal penyusunan programa
penyuluhan desa, pada saat pelaksanaan programa atau akhir pelaksanaan
programa.

D. Pelaksanaan Proses Pembelajaran melalui Percontohan dan


Pengembangan Model Usahatani Bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha.

Proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model


usaha tani merupakan salah satu cara mengembangkan usaha agribisnis di
wilayah perdesaan dengan melakukan secara langsung pelaku utama dan
pelaku usaha.
Untuk mengembangkan suatu usaha agribisnis di perdesaan sebaiknya
diawali dengan identifikasi komoditi unggulan (pertanian, perikanan, dan
kehutanan) yang ada di perdesaan.
Pengembangan usaha agribisnis di perdesaan perlu diawali dengan
percontohan. Kegiatan percontohan sangat diperlukan untuk meyakinkan
pelaku utama dan pelaku usaha dalam menerapkan suatu teknologi.
Percontohan dilakukan di lahan pelaku utama. Percontohan dapat berupa
teknologi baru atau dari hasil usaha keberhasilan pelaku utama dalam
mengembangkan model usaha.
Akhir pelaksanaan percontohan dilakukan evaluasi untuk mengetahui
apakah pelaku utama dan pelaku usaha tertarik untuk mengembangkannya.
Apabila percontohan diminati maka dapat dilanjutkan dengan demonstrasi
dengan tahapan sebagai berikut :
a) Demonstrasi Cara (Demcara) dilakukan oleh pelaku utama secara
individu di lahan pelaku utama yang didampingi oleh penyuluh
PNS/swadaya/swasta. Materi demcar meliputi budidaya/panen.
b) Demonstrasi Plot (Demplot) dilakukan oleh pelaku utama secara
individu di lahan pelaku utama yang didampingi oleh penyuluh
PNS/swadaya/swasta. Materi demplot meliputi budidaya/panen/pasca
panen/pengolahan.
c) Demonstrasi Farm (Demfarm) dilakukan oleh kelompok pelaku utama
dan pelaku usaha di hamparan yang dikelola kelompok pelaku utama dan
pelaku usaha yang didampingi oleh penyuluh. Materi demfarm meliputi
budidaya /panen /pascapanen/ pengolahan/ pemasaran/kerjasama/
pengelolaan usaha.
d) Demonstrasi Area (Demarea) dilakukan oleh gabungan kelompok
pelaku utama dan pelaku usaha dalam hamparan yang dikelola gabungan
kelompok didampingi oleh tim penyuluh. Materi Demarea meliputi
budidaya/panen/pasca panen/ pengolahan hasil/ kelayakan usaha/
kerjasama/ pengelolaan usaha agribisnis.
Setiap tahapan akhir demonstrasi harus di evaluasi dan hasil evaluasi
didiskusikan bersama antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha dan
nara sumber lainnya bila diperlukan.
E. Menumbuhkembangkan Kepemimpinan, Kewirausahaan, serta
Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku usaha.

Menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, serta


kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha merupakan suatu upaya
menciptakan kondisi yang dapat mendorong tumbuh dan berkembang
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha. Kondisi yang dimaksud adalah adanya peluang, kebersamaan, rasa
memiliki/tanggungjawab, adanya kebutuhan yang akhirnya akan mendorong
lahirnya pemimpin perdesaan, wirausahawan dan kelembagaan pelaku utama
dan pelaku usaha yang mandiri dan tangguh.
Kepemimpinan, kewirausahaan dan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha dapat ditumbuhkembangkan melalui berbagai cara diantaranya :
1) Program pelatihan/kursus kepemimpinan/kewirausahaan secara
berkelanjutan.
2) Studi banding ke suatu kelembagaan yang maju
3) Permagangan ke perusahaan/pengusaha/pelaku utama yang sukses
4) Berorganisasi yang mendorong iklim demokratisasi dan berkembangnya
kepemimpinan bagi anggota organisasi
5) Mengembangkan jejaring kerjasama /kemitraan usaha.

Untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan dan


kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha Pos Penyuluhan Desa dapat
memprakasai, kegiatan :
1) Mengidentifikasi potensi kepemimpinan dan kewirausahaan yang ada pada
pelaku utama dan pelaku usaha di perdesaan.
2) Mengidentifikasi kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha yang ada
di perdesaan.
3) Memetakan potensi kepemimpinan dan kewirausahaan para pelaku utama
dan pelaku usaha.
4) Memetakan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di tinjau dari
tingkat manajemen, skala usaha, permodalan, jaringan kerjasama.
5) Menyusun kebutuhan materi peningkatan kepemimpinan, kewirausahaan
dan pemberdayaan kelembagaan.
6) Menyusun rencana kegiatan menumbuh kembangkan kepemimpinan,
kewirausahaan dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha.
7) Menyampaikan rencana kegiatan tersebut ke Balai Penyuluhan Kecamatan
untuk tindak lanjut pelaksanaannya.

F. Melaksanakan Kegiatan Rembug, Temu Teknis, Temu Lapang dan


Metoda Penyuluhan lainnya bagi Pelaku Utama dan Temu Usaha.

Rembug, temu teknis, dan temu lapang merupakan media atau alat
komunikasi yang biasa digunakan dalam kegiatan penyuluhan. Sesuai dengan
fungsinya rembug, temu teknis dan temu lapang merupakan kegiatan strategis
dalam pelaksanaan penyuluhan.
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut Pos Penyuluhan Desa
perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
1) Kegiatan Rembug.
Rembug adalah forum pertemuan antar pengurus kelompok pelaku utama
dan pelaku usaha untuk membicarakan rencana kerja, evaluasi kegiatan
dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pelaku utama dan pelaku
usaha.
Peran Pos Penyuluhan Desa dalam kegiatan rembug antara lain :
a) Memfasilitasi tempat rembug;
b) Mengupayakan kehadiran peserta narasumber rembug;
c) Mengatur acara rembug;
d) Mencatat semua hasil rembug;
e) Melaporkan hasil rembug kepada Kepala Desa/Kelurahan dan
Pimpinan Balai Penyuluhan di kecamatan.

2) Temu Teknis.
Temu Teknis adalah forum pertemuan antara pelaku utama dan pelaku
usaha, penyuluh PNS, penyuluh swadaya, penyuluh swasta dan peneliti
untuk mendiskusikan masalah-masalah berkaitan dengan budidaya,
panen, pasca panen, pengolahan, dan penyimpanan.
Peran Pos Penyuluhan Desa dalam kegiatan Temu Teknis antara lain :
a) Memfasilitasi tempat temu teknis;
b) Menyiapkan topik dan materi temu teknis;
c) Mengupayakan kehadiran peserta dan nara sumber temu teknis;
d) Merancang acara temu teknis;
e) Mencatat semua hasil temu teknis;
f) Melaporkan hasil temu teknis kepada Balai Penyuluhan di
Kecamatan.

3. Temu Lapang
Temu Lapang adalah suatu pertemuan yang dilaksanakan di lahan
pertanian, perikanan, dan kehutanan untuk mendiskusikan/
memperlihatkan/mempraktekkan suatu teknologi yang dapat berupa
proses budidaya, hasil dan pengolahan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha oleh penyuluh dan atau peneliti. Temu lapang dapat dijadikan
sebagai media komunikasi penerapan teknologi sekaligus sebagai media
umpan balik.
Peran Pos Penyuluhan Desa dalam kegiatan temu lapang antara lain :
a) Memfasilitasi tempat temu lapang;
b) Menyiapkan topik dan materi temu lapang;
c) Mengupayakan kehadiran peserta dan narasumber temu lapang;
d) Merancang acara temu lapang;
e) Mencatat dan mendokumentasikan pelaksanaan dan hasil temu
lapang;
f) Melaporkan hasil temu lapang kepada Balai Penyuluhan di
Kecamatan;
g) Memfasilitasi Layanan Informasi, Konsultasi, Pendidikan serta
Pelatihan bagi Pelaku utama dan Pelaku Usaha.
G. Fasilitasi Layanan Informasi, Konsultasi, Pendidikan Serta Pelatihan
Fasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan serta pelatihan oleh
Pos Penyuluhan Desa merupakan kegiatan pelayanan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha untuk membantu, memperlancar mendapatkan informasi
baik teknologi, sarana produksi, pasar dan kebijakan pemerintah tentang
kegiatan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan dan informasi
tentang pendidikan/pelatihan berkaitan dengan pertanian, perikanan, dan
kehutanan.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini Pos Penyuluhan Desa perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengupayakan tempat untuk mengarsipkan informasi-informasi yang
diperlukan oleh pelaku utama dan pelaku usaha.
b) Menghubungi sumber-sumber infomasi seperti Balai Penyuluhan di
Kecamatan, Instansi lingkup pertanian di kabupaten.
c) Membuka akses/korenpondensi dengan lembaga-lembaga yang terkait
dengan kegiatan agribisnis, pendidikan dan pelatihan pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
d) Menyusun jadwal konsultasi agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku
usaha.
e) Membentuk tim konsultan agribisnis yang terdiri dari Penyuluh Swadaya,
Penyuluh Swasta, Penyuluh PNS, Pelaku Utama sukses/ahli.
f) Mengupayakan papan pengumuman/panel informasi.
g) Mengisi panel informasi secara periodik.

H. Memfasilitasi Forum Penyuluhan Desa


Forum penyuluhan desa merupakan lembaga pertemuan yang berperan
dalam merencanakan, mengkordinasikan, mensinergikan, menserasikan, dan
memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan penyelenggaraan
penyuluhan di perdesaan. Keanggotaan forum penyuluhan desa adalah tokoh-
tokoh pelaku utama dan pelaku usaha, penyuluh swadaya dan swasta,
penyuluh PNS, aparat desa dan tokoh lainnya yang dianggap perlu. Forum
penyuluhan desa ditumbuhkembangkan oleh Pos Penyuluhan Desa melalui
kegiatan rembug. Forum penyuluhan desa disyahkan oleh kepala desa/lurah.
Untuk memperkuat lembaga forum penyuluhan desa Pos Penyuluhan
Desa melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menginventarisasi calon-calon anggota forum;
2. Menyiapkan dan menyusun tim kerja harian forum penyuluhan;
3. Menyiapkan agenda forum;
4. Mengupayakan fasilitasi yang diperlukan forum penyuluhan (tempat,
peralatan).

I. Sarana Dan Prasarana Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan


Untuk melaksanakan aktivitas Pos Penyuluhan Desa diperlukan sarana dan
prasarana di antaranya adalah :
1) Tempat pertemuan;
2) Ruang kantor;
3) Ruang data/informasi;
4) Meja kursi;
5) Lahan percontohan.
Sebagai bagian dari sistem pembangunan wilayah, maka pengadaan sarana
dan prasarana menjadi tanggungjawab pemerintah daerah.

J. Pembiayaan
Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan di Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan
pembiayaannya di pihak bersama antara Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
pastisipasi masyarakat. Kegiatan penyuluhan seperti temu-temu, penyebaran
informasi, percontohan sebagian dan dipikul oleh pemerintah.

K. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan


1) Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan Evaluasi terhadap proses pelaksanaan penyuluhan di
Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan merupakan tanggungjawab Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kecamatan.
2) Pelaporan
Pos Penyuluhan Desa secara berkala melaporkan pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan oleh Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan kepada pimpinan
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kecamatan.

L. Penutup
Pedoman Pengembangan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan dapat digunakan
untuk menumbuhkembangkan Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan dalam rangka
membangun keswadayaan serta kemandirian perilaku utama dan pelaku usaha
serta masyarakat perdesaan pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai