Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN HASIL EVALUASI DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

(TEKNIS, SOSIAL, DAN EKONOMI)


KELOMPOK TANI WATABEA KELURAHAN TAMPUNA KECAMATAN BUNGI

OLEH :

BAMBANG SUPRAPTO, S.P


NIP. 19650306.198710.1.001

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN


KOTA BAUBAU
TAHUN 2023
LAPORAN HASIL EVALUASI DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN
(TEKNIS, SOSIAL, DAN EKONOMI)
KELOMPOK TANI WATABEA KELURAHAN TAMPUNA KECAMATAN BUNGI

A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektivitas, dan dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif.
Definisi evaluasi dapat diambil dari pendapat beberapa ahli antara lain Soedijanto
(1996), menyatakan: evaluasi adalah sebuah proses yang terdiri dari urutan
rangkaian kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi merupakan proses
mengumpulkan data yang sistematis untuk mengetahui efektifitas suatu program.
Menurut Mardikanto (2009), bahwa dari beberapa pengertian tersebut, terdapat
beberapa pokok pikiran yang terkandung dalam pengertian evaluasi sebagai
kegiatan terencana dan sistematis yang meliputi (a). Pengamatan untuk
pengumpulan data atau fakta, (b).Penggunaan pedoman yang telah ditetapkan,
(c).Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman-
pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, dan (d).Pengambilan keputusan
atau penilaian.
Kegiatan Evaluasi bagi seorang Penyuluh Pertanian merupakan salah satu
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2006 tentang SP3K, kemudian dijelaskan dalam berbagai
Peraturan Menteri Pertanian diantaranya adalah Permentan Nomor 35 tahun 2009
Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya. dan terakhir adalah Permentan Nomor 09 tahun 2023 tentang Petunjuk
Teknis Jabatan Fungsional penyuluh pertanian.
Dalam Permentan No. 09 Thn 2023 didalamnya terdapat bahwa khusus
Jabatan Penyuluh pertanian Madya dan Utama diwajibkan melakukan Evaluasi
pada setiap kegiatan, termasuk pelaksanaan desiminasi informasi pertanian.
Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau
individu agar mereka memperoleh informasi, sehingga timbul kesadaran,
menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Istilah umumnya yang
digunakan sebagai sinonim dari “penyebaran”. atas dasar pengertian itu dalam
kaitannya dengan inovasi teknologi pertanian, diseminasi dapat diartikan sebagai
kegiatan penyebarluasan teknologi pertanian spesifik lokasi.
Kegiatan diseminasi Teknologi pertanian bertujuan meningkatkan adopsi dan
inovasi pertanian hasil melalui berbagai kegiatan komunikasi, promosi dan
komersialisasi serta penyebaran paket teknologi unggul yang dibutuhkan dan
menghasilkan nilai tambah bagi berbagai khalayak pengguna dan
menyelenggarakan kegiatan penyebarluasan materi penyuluhan baik secara
tercetak maupun media elektronik.
Pada tingkat Petani, Desiminasi dilakukan dengan metode tatap muka dengan
kelompok tani dan selanjutnya dilakukan evaluasi.
2. Tujuan.
a. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data evaluasi diseminasi informasi
pertanian (teknis, sosial dan ekonomi).
b. Melakukan analisis data evaluasi diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial
dan ekonomi)
c. Merumuskan hasil evaluasi diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial dan
ekonomi).
3. Manfaat.
Sebagai bahan perbaikan kegiatan diseminasi informasi pertanian
4. Landasan Teori
a. Evaluasi
1) Pengertian.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektivitas, dan dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif.
Definisi evaluasi dapat diambil dari pendapat beberapa ahli antara lain
Soedijanto (1996), menyatakan: evaluasi adalah sebuah proses yang terdiri
dari urutan rangkaian kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi merupakan
proses mengumpulkan data yang sistematis untuk mengetahui efektifitas
program pendidikan dan pelatihan. Pada dasarnya pengembangan Sumber
Daya Manusia mempunyai misi memaksimalkan efektivitas pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Pengembangan juga dimaksudkan memberikan fasilitas pegawai melalui
pemberian belajar dalam rangka perkembangan dan perubahan pribadinya,
dalam hal ini pengembangan SDM meliputi tiga hal yaitu Pelatihan
(training), Pendidikan (education) dan Pengembangan (development).
2) Tujuan Evaluasi
Berikut dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.
a) Tujuan Kegiatan (activity objective)
 Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program
(keadaan umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah,
kebutuhan dan minat, sumber daya, faktor-faktor pendukung).
 Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
 Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan
 Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan
program.
 Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.
 Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.
b) Tujuan Managerial (managerial objective)
 Memberikan data / informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
 Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
 Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake
holder.
 Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
c) Tujuan Program (Program objective)
 Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk
memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa
perlu dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
 Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
 Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga
terkait
 Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari
masyarakat.
3) Manfaat Evaluasi
Manfaat melakukan evaluasi adalah: (a) menentukan tingkat perubahan
perilaku petani setelah penyuluhan dilaksanakan; (b) perbaikan program,
sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan
pertanian; dan (c) penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.
4) Jenis-jenis Evaluasi
Adapun Jenis-jenis evaluasi antara lain:
a). Evaluasi Penyuluhan Pertanian, b). Evaluasi Program Penyuluhan, c).
Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian, d). Evaluasi Metode, e). Evaluasi
Sarana Prasarana, f). Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Pertanian, dan g). Evaluasi dampak penyuluhan pertanian
5) Prinsif Evaluasi
Prinsip-prinsip evaluasi penyuluhan pertanian adalah:
a). Berdasarkan fakta, b). Bagian integral dari proses penyuluhan, c).
Berhubungan denganTujuan program penyuluhan, d). Menggunakan alat
ukur yang sahih, e). Dilakukan terhadap proses dan hasil penyuluhan, dan
f). Dilakukan terhadap hasil kuantitatif maupun kualitatif.
Karakteristik proses evaluasi:
a). evaluasi merupakan proses terstruktur, b). evaluasi didasarkan pada
indikator yang dapat diamati, c). evaluasi menganalisis hal-hal rumit menjadi
sederhana, d). evaluasi menghasilkan informasi yang tidak memihak dan
disetujui semua orang dan keputusan yang andal masuk akal, dan e).
evaluasi mengeliminir pengaruh pribadi evaluator
6) Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
a) Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi. Unsur-
unsurnya dalam tujuan penyuluhan antara lain:
 sasaran (S)
 perubahan perilaku yang dikehendaki (P)
 materi (M)
 kondisi/situasi (K)
b) Menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kemajuan-kamajuan
yang dicapai.
c) Membuat alat pengukur untuk mengumpulkan data
d) Menarik sampel (sampling) dan melakukan pengumpulan data
e) Melakukan analisis dan interpretasi data
f) Membuat alat pengukur/instrumen evaluasi harus memenuhi persyaratan
alat ukur
g) Alat pengukur evaluasi penyuluhan pertanian. Alat pengukurnya dapat
berupa:
 Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan
 Pertanyaan untuk mengukur pengertian
 Pertanyaan untuk mengukur kemampuan untuk memecahkan masalah
 Skala nilai atau rating scale untuk mengukur ketrampilan, dimensi
ketrampilan: kekuatan; kecepatan; ketepatan; keseimbangan; dan
keharmonisan.
 Skala sikap
Sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk berbuat
 jika sudah berbuat menjadi perilaku (Behavior)
 merupakan manifestasi dari perilaku
Evaluasi terhadap sikap petani apakah menerima inovasi atau
menolaknya ini berhubungan dengan strategi penyuluhan pertanian.
Alat ukur untuk mengukur sikap antara lain:
 Skala likert :
Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang, tentang inovasi pertanian yang
direkomendasikan. Inovasi pertanian yang akan dievaluasi
dijabarkan menjadi unsur-unsur. Komponen-komponen yang dapat
diukur, dan dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen.
Instrumen berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh
responden
1) Materi Desiminasi
a) Pengertian
Bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada
pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi
informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum dan
kelestarian lingkungan
b) Tujuan
Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan petani dan pelaku usaha
pertanian lainnya dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya pertanian
c) Ruang Lingkup
Semua informasi pertanian seperti :Pengalaman praktek petani yang
telah berhasil; Hasil pengujian lokal; Saran rekomendasi; Keterangan
Pasar; Berbagai kebijaksanaan dan peraturan' Latihan keterampilan;
Teknis pertanian seperti cara memupuk, penggunaan alat pertanian, dll;
Mengelola usahatani
d) Pengelompokan Materi Penyuluhan
 Ilmu Teknik Pertanian: Kegiatan pra panen, pasca panen, dan lain-lain
 Ilmu Ekonomi Pertanian: Pengelolaan usahatani yang lebih efisien;
Penguasaan dan pemasaran hasil pertanian; Penggunaan atau
pemanfaatan kemudahan kredit prod. Pertanian; dan Kelembagaan
ekonomi pertanian : koperasi, dll
 Ilmu Tata laksana Rumah Tangga Petani: Pengenalan tentang makna
usahatani bagi rumah tangga petani; Proses manajemen
secara keseluruhan(penetapan tujuan, masalah, alternatif pemecahan
masalah, dll; Persiapan anggaran; dan Penerapan perencanaan
usahatani
e) Sumber-Sumber Materi Penyuluhan
 Sumber resmi dari instansi pemerintah baik, yang berasal dari
:Departemen/dinas terkait; Lembaga penelitian dan pengembangan;
Pusat-pusat pengkajian; Pusat-pusat informasi; dan Pengujian lokal
yang dilaksanakan oleh penyuluh.
 Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya
masyarakat, yang khusus bergerak dibid. Penelitian, pengkajian dan
penyebaran informasi
 Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri atau
hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan
atau tanpa bimbingan penyuluhnya
 Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi, dll.
f) Pemilihan Materi Harus Sesuai Kebutuhan, dengan syarat :
 Provitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran
 Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer dari
kegiatan yang ada sekarang
 Compability, tidak boleh bertentangan dengan adat istiadat dan
kebudayaan masyarakat sasaran
 Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan tidak memerlukan skill
yang terlalu tinggi
 Availibility, pengetahuannya, biaya, sarana yang diperlukan dapat
disediakan oleh sasaran
 Immediate aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan
hasil yang nyata
 In Expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu
besar
 Law risk, tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya
 Spectaculer impact, impact dari penerapannya menarik dan menonjol
 Expandible dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah
diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda
g) Penggunaan materi penyuluhan
Materi penyuluhan pertanian yang telah didapatkan selanjutnya dapat
disampaikan ke sasaran setelah terlebih dahulu dikemas dengan
menggunakan media tertentu mulai metode dan teknik tertentu pula
h) Materi penyuluhan pertanian ditinjau dari Sifatnya
 Yang berisikan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
 Yang berisikan petunjuk atau rekomendasi teknis yang perlu
dilaksanakan pada usahataninya secepatnya,
 Yang bersifat intrumental
2) Metode Desiminasi
Berdasarkan permentan Nomor 52 tahun 2009 tentang metode penyuluhan
pertanian bahwa Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada
pelakuutamadanpelakuusaha agar mereka tahu, mau, dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan,sumberdaya lainnyasebagaiupaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
a) Metodepenyuluhanpertanianterdiriatas:
 TeknikKomunikasi yaitu: Metode Penyuluhan Langsung dan Metode
Penyuluhan Tidak Langsung
 JumlahSasaran: Pendekatan Perorangan; Pendekatan Kelompok; dan
Pendekatan Massal.
 Indera Penerima dari Sasaran. Metode penyuluhan pertanian
berdasarkan indera penerima dari sasaran terdiri atas: Indera
Penglihatan; Indera Pendengaran; dan Kombinasi Indera Penerima
b) Jenis metode penyuluhan pertanian berdasarkan tujuan
 Pengembangankreativitasdaninovasi antaralain:1) Temu Wicara, 2)
Temu Lapang (fieldday), 3) Temu Karya, dan 4) Temu Usaha,
 Pengembangankepemimpinanantaralain:1) Rembug Paripurna, 2)
RembugUtama, 3) RembugMadya, dan 4) Mimbar Sarasehan,
 Pengembangankerukunandenganmasyarakat antaralain: 1)
TemuAkrab, 2 ) Ceramah, 3) Demonstrasi,
Ditinjaudarimateri,demonstrasidibedakanatas:
Demonstrasi cara,Demonstrasi hasil, dan Demonstrasicaradanhasil.
Ditinjaudari luasanarealdanpelaksanademonstrasidibedakanatas: 1)
Demonstrasiplot(Demplot); 2) Demonstrasiusahatani(Demfarm); dan 3)
Demontrasi area (Dem area),
c) Dasar-Dasar pertimbangan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu tahapan dan
kemampuan
adopsi,sasaran,sumberdaya,keadaandaerahdankebijakanpemerintah
sbb:
 TahapandanKemampuanAdopsi terdiri dari: TahapanAdopsiInovasi
danKemampuanAdopsiInovasi.
 Sasaran (Pelaku Utama dan Pelaku Usaha) terdiri dari: Tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran; Sosial budaya
mencakup antara lain adat kebiasaan, norma-norma yang berlaku dan
status kepemimpinan yang ada; dan Jumlah sasaran yang hendak
dicapai pada suatu waktu tertentu.
 SumberDayaPenyuluhan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan metode penyuluhan dari aspek sumber daya penyuluhan
antara lain: Kemampuan penyuluh; Materi penyuluhan; dan Sarana
dan biaya penyuluhan
 KeadaanDaerah. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan metode penyuluhan dari aspek kondisi daerah, antara
lain: Musim; Keadaan usahatani; dan Keadaan lapangan.
 Kebijakan Pemerintah
d) Tujuan Pemilihan Metode
Tujuan pemilihan metode penyuluhan pertanian adalah untuk adalah:
Menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat
dalam kegiatan penyuluhan pertanian; dan Meningkatkan efektivitas
kegiatan penyuluhan pertanian agar tujuan penyuluhan pertanian efisien
dan efektif.
e) Langkah Pemilihan Metode
Menghimpun dan Menganalisa Data.
 Sasaran :
1) Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-
masing golongan dan keseluruhan;
2) Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan;
3) Bentuk-bentuk usahatani sasaran; dan
4) Ketersediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani.
 PenyuluhdanKelengkapannya:
1) Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan
keterampilan penyuluh;;
2) Materipenyuluhan/pesan;
3) Sarana dan prasarana penyuluhan;
4) Biaya yang ada.
 Keadaan Daerah dan Kebijakan Pemerintah:
1) Musim/iklim;
2) Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan
pertanaman;
3) Perhubunganjalan,listrik dantelepon; dan
4) Kebijakanpemerintahpusatdandaerahsetempat.
Setelah mempunyai data dasar, kegiatan selanjutnya menetapkan tahap
penerapan sasaran dan menganalisa data.
Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian:
1) Metode dengan pendekatanmassal;
2) Metodedenganpendekatankelompok;
3) Metodedenganpendekatanperorangan,
f) Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian.
Penyuluhan pertanian dapat mengunakan satu atau lebih metode
penyuluhan. Apabila lebih dari satu metode penyuluhan yang terpilih,
maka pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut: Pengulangan;
Berurutan; dan Kombinasi.
Dalam menetapkan metode penyuluhan tersebut perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Dapat mengembangkan
keswadayaan; Dapat menjangkau sasaran dalam jumlah dan mutu
cukup, tepat sasaran dan waktu, mudah diterima dan dimengerti, dan
menggunakan fasilitas dan media secara efektif danefisien; Dapat
menjamin keberlanjutan pelaksanaannya; dan Partisipasi aktif sasaran.
3) Media Desiminasi
Media penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan pelaku utama
dan pelaku usaha sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar
pada diri pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut.
Media penyuluhan merupakan salah satu kunci suksesnya penyuluhan.
dengan bantuan media penyuluhan, akan meminimalisir perbedaan
perspektif antara penyuluh dan petani.
a) Macam-macam media penyuluhan antara lain :
 Media penyuluhan tercetak;
Contoh adalah leaflet, folder, buku, poster.; Kelebihan media
penyuluhan tercetak antara lain: Relatif tahan lama; Dapat dibaca
berulang-ulang; Dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-
masing; Mudah dibawa; Kekurangan media penyuluhan tercetak
antara lain: Proses penyampaian sampai pencetakan butuh waktu
relatif lama; Sukar menampilkan gerak; Membutuhkan tingkat literasi
yang memadai; dan Cenderung membosankan bila padat dan
panjang.
 Media penyuluhan audio.
Contoh adalah kaset, mp3, mp4, cd.
 Media penyuluhan berupa objek fisik atau benda nyata .
contoh adalah spesimen tanaman yang dibawa saat pertemuan.
Media penyuluhan visual dan audio-visual.
 Contoh adalah film, website, ppt, aplikasi pertanian. aplikasi pertanian
cantohnya sipindo, tani hub, desa apps. aplikasi ini bisa didownload di
play store.
b) Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih
dahulu dilakukan pemilihan.Tujuannyaadalah supaya media penyuluhan
yang dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan
pertanian, yakni perubahan perilaku petani.
c) Kriteria Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian.
Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan
pertanian adalah: tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai,
tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media,
dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu:
d) Prosedur Pemilihan Media Pertanian.
Prosedur pemilihan media penyuluhan pertanian perlu mendapat
perhatian sebagai berikut :
 Tetapkan pesan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran
yakni kebutuhan petani.
 Rumuskan tujuan yang hendak dicapai yakni perubahan prilaku petani
dengan aspek pengetahuan keterampilan dan sikap.
 Lakukan pemilihan terhadap media penyuluhan yang tersedia, potensi
lingkungan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai media
penyuluhan dan penilaian terhadap tahap adopsi sasaran
 Perhitungan biaya yang diperlukan untuk persiapan pembuatan atau
pengadan media penyuluhan.
 Tetapkan media penyuluhan sesuai dengan metode penyuluhan yang
telah ditetapkan.
 Lakukan evaluasi pemilihan dan penggunaan metode
Evaluasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana media
penyuluhan pertanian yang telah dipilih dan digunakan. Dirasakan
manfaatnya terhadap pemilihan bahan perbaikan dalam rangka
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan media penyuluhan
pertanian pada periode berikutnya secara berkesinambungan.
Media tidak dapat dipilih dan digunakan asal saja, tetapi harus dipilih
dengan seksama dan digunakan dengan benar. Tidak ada suatu
mediapun yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan, sehingga
tidak mungkin semua diperlakukan dengan media yang sama. Dalam
penyelenggaraan penyuluhan, pemilihan jenis media yang digunakan
perlu dipertimbangkan pada kebersamaan antara metode belajar
mengajar, tujuan dan situasi pelatihan.
B. METODE
1. Waktu dan tempat.
Kegiatan Evaluasi Desiminasi Informasi Pertanian dilaksanakan dilakukan selama
40 jam hari kerja atau 5 hari kerja mulai pada tanggal 16, 17, 18, 19 dan 22
Januari 2024, di Kelompoktani Watabea Kelurahan Tampuna Kecamatan Bungi
Kota Baubau.
2. Metode Evaluasi
Dalam evaluasi ini menggunakan metode kombinasi antara Metode kualitatif
dan Metode kuantitatif. Kedua metode ini digunakan untuk memahami keadaan
persepsi, Keyakinan prilaku, pemahaman, output dan hasil yang diinginkan.
3. Teknik Pengumpulan dan analisis data
Data dikumpulkan dengan cara Wawancara berdasarkan kuisioner yang telah
di persiapkan, lalu mengumpulkan data hasil Desiminasi, kemudian diolah lalu
dianalisis dengan statistik deskriptif yaitu suatu analisis yang bertujuan
menganalisa, mengolah dan menginterpretasi data mentah menjadi data yang
mudah di pahami dan disajikan secara lebih praktis.
C. HASIL EVALUASI
1. Hasil Data
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Identifikasi kebutuhan
sasaran, penyiapan materi dan media serta metode yang digunakan sudah tepat
sebagai mana pada tabel C.1 dibawah ini:
Tabel C.1. Hasil analisis Identifikasi kebutuhan sasaran, Penyiapan Materi, Media
yang digunakan dan metode yang digunakan pada disiminasi informasi
pertanian (Teknik, Sosial, Ekonomi).

Rata-
No Pertanyaan Rata Median Modus
A Melakukan identifikasi kebutuhan sasaran 4 4 4
diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial
dan ekonomi) sesuai kebutuhan informasi;
B Melakukan penyiapan materi diseminasi 4 4 4
informasi pertanian (teknis, sosial dan ekonomi)
sesuai kebutuhan sasaran.
C Menentukan Jenis Media diseminasi informasi 4 4 4
pertanian (teknis, sosial dan ekonomi) sesuai
kebutuhan.
D Mengetahui pemahaman terhadap materi 4 4 4
diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial
dan ekonomi) sesuai kebutuhan:
E Menyusun laporan hasil diseminasi nformasi 4 4 4
pertanian (teknis, sosial dan ekonomi) sesuai
kebutuhan:
2. Pembahasan
a. Identifikasi kebutuhan sasaran diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial dan
ekonomi) sesuai kebutuhan informasi.
Hasil analisis statistik nampak bahwa Identifikasi kebutuhan sasaran disiminasi
Informasi Pertanian sesuai kebutuhan informasi dan nilai menidian (median dan
Modusnya. Hal ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan Identifkasi kebutuhan
sasaran diseminasi informasi pertanian telah dilaksanakan dengan baik.
b. penyiapan materi diseminasi informasi pertanian (teknis, sosial dan ekonomi)
sesuai kebutuhan sasaran.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai median dan Mode = 4.
Tabel C.1. Hal ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kegiatan Penyiapan
Materi disiminasi Informasi pertanian dilakukan dengan tepat.
c. Jenis mediadiseminasiinformasipertanian(teknis, sosial dan ekonomi) sesuai
kebutuhan.
Hasil analisis statistik menunjukkan median dan Modenya 4. Hal ini berarti
bahwa media yang ditentukan untuk melaksanakan desiminasi sudah sesuai
kebutuhan sasaran.
d. Jenis Metoda diseminasiinformasipertanian(teknis, sosial dan ekonomi) sesuai
kebutuhan
Dari hasil analisis statistik menunjukkan median dan Mode = 4. Ini berarti bahwa
Metode yang ditentukan untuk melaksanakan disiminasi informasi Sangat
sesuai dengan kebutuhan.
e. Menyusun laporan hasil diseminasi nformasi pertanian (teknis, sosial dan
ekonomi) sesuai kebutuhan.
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan median dan Mode = 3. Ini
berarti bahwa Metode yang ditentukan untuk melaksanakan disiminasi informasi
Sesuai dengan Ketentuan Format yang ada (Format 60).
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Desiminasi Informasi Pertanian merupakan salah satu tugas utama penyuluh
pertanian
b. Berdasarkan hasil Evaluasi disiminasi informasi kebutuhan sasaran
menunjukkan bahwa Pelaksanaan Disiminasi informasi dan laporan
pelaksanaannya sangat sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Saran
a. Pelaksanaan desiminasi seperti hasil evaluasi sedapat mungkin dipertahankan
dan atau ditingkatkan.
b. Materi disiminasi Informasi yang disampaikan kepada sasaran sebaiknya tepat
waktu yakni sesuai kebutuhan sasaran pada saat itu.

Baubau, 23 Januari 2024


Penyuluh Pertanian

Bambang Suprapto, S.P


NIP. 19650306.198710.1.001
Lampiran 1.a.Hasil pengumpulan dan pengolahan data evaluasi diseminasi informasi
pertanian (teknis, sosial dan ekonomi).

A Identitas Responden
1 Nama Kelompok tani : Watabea
2 Nama Ketua : Samsu
3 Alamat : Kelurahan Tampuna
4 Jumlah anggota kelompok : 11 Orang
5 Jumlah anggota yang hadir : 11 Orang
B KUisioner
1 Kapan Melakukan desiminasi 16,17,18,19 dan 22Januari 2024
2 ApaKebutuhan Informasi sasaran yang telah Identifikasimenjadi kebutuhan
sasaran:
a Jadwal tanam, Penggunaan Varietas Unggul baru dan pemupukan
4 Media apa yang anda pilih untuk melakukan desiminasi informasi pertanian
(teknik, Sosial, Ekonomi) sesuai kebutuhan.
a Bahan Tayang dan Leaflet / Liptan
b
c .........................................................................................................................
5 Metode apa yang anda pilih untuk melakukan desiminasi informasi pertanian
(teknik, Sosial, Ekonomi) sesuai kebutuhan.
a Ceramah, Demonstrasi dan Diskusi/Tanya Jawab.
b .........................................................................................................................
c .........................................................................................................................
6 Apakah laporan yang dibuat Setelah melakukan desiminasi informasi
Pertanian (teknik, Sosial, Ekonomi) sesuai kebutuhan sesuai Ketentuan
format.
a Ada Hasil kerja sesuai ketentuan teknis dan format.
b
c
Lampiran 2.

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data disiminasi Informasi (Teknik, Sosial, Ekonomi) sesuai
kebutuhan.

Rata-
No Pertanyaan Skoor Jumlah Median Mode
Rata
A Apa Kebutuhan Informasi sasaran 4 4 8 4 4 4
yang telah Identifikasi menjadi
kebutuhan sasaran:
B Materi apa yang disiapkan 4 4 8 4 4 4
Sebelum melakukan desiminasi
informasi Pertanian (teknik,
Sosial, Ekonomi) sesuai
kebutuhan (Judul Materi)
C Media apa yang anda pilih untuk 4 4 8 4 4 4
melakukan desiminasi informasi
pertanian (teknik, Sosial,
Ekonomi) sesuai kebutuhan
D Metode apa yang anda pilih untuk 4 4 8 4 4 4
melakukan desiminasi informasi
pertanian (teknik, Sosial,
Ekonomi) sesuai kebutuhan
E Apakah laporan yang dibuat 4 4 8 4 4 4
Setelah melakukan desiminasi
informasi Pertanian (teknik,
Sosial, Ekonomi) sesuai
kebutuhan sesuai Ketentuan
format.
LAPORAN HASIL EVALUASI DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN
“PEMANFAATAN PEKARANGAN”
PADA KWT MAWAR KRPL
KELURAHAN LOWU-LOWU KECAMATAN LEA-LEA

Disusun Oleh:

BAMBANG SUPRAPTO, S.P


NIP. 19650306.198710.1.001

KECAMATAN LEA-LEA
TAHUN 2023
LAPORAN HASIL EVALUASI
DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Pekarangan sebagai salah satu bentuk usaha tani belum mendapat


perhatian, meskipun secara sadar telah dirasakan manfaatnya. Di beberapa

daerah terutama di pedesaan pengembangan pekarangan umumnya


diarahkan untuk memenuhi sumber pangan sehari-hari, sehingga seringkali

diungkapkan sebagai lumbung hidup atau warung hidup. Pekarangan


didefenisikan sebagai sebidang tanah yang mempunyai batas-batas

tertentu, yang diatasnya terdapat bangunan tempat tinggal dan mempunyai


hubungan fungsional baik ekonomi, biofisik maupun sosial budaya dengan

penghuninya.
. Usahatani untuk mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa

lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-


baiknya. Usahatani merupakan cara-cara menentukan, mengorganisasikan,

dan mengkoordinasi penggunaan factorfaktor produksi seefektif dan


seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan

semaksimal mungkin
Lahan pekarangan telah lama dimanfaatkan masyarakat sebagai

sumber pangan. Dari waktu ke waktu, peran pekarangan sebagai sumber


pangan terus menurun sejalan dengan semakin sempitnya lahan

pekarangan akibat pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya


kesejahteraan dan kecenderungan diferensiasi/spesialisasi pekerjaan,

semakin mudahnya memperoleh bahan pangan di pasar, serta terjadinya


perubahan selera masyarakat. Saat ini aspek estetika dalam penataan

pekarangan menjadi lebih dominan. Peran lahan pekarangan sebagai


pemasok bahan pangan, dalam beberapa tahun terakhir kembali
dimunculkan oleh pemerintah sebagai respon dari meningkatnya ancaman

krisis pangan akibat perubahan iklim global serta tingginya laju


pertambahan penduduk dan alih fungsi lahan. Kesadaran masyarakat

terhadap keseimbangan gizi dan perlunya penyediaan bahan pangan sehat


bagi keluarga juga mendorong menguatnya upaya memfungsikan kembali

lahan pekarangan sebagai sumber pangan. Pemanfaatan lahan pekarangan


sebagai penyedia bahan pangan potensial bagi keluarga pada dasarnya

merupakan salah satu wujud peningkatan peran serta masyarakat dalam


mewujudkan ketahanan pangan.

Peranan dan pemanfaatan lahan bervariasi dari satu daerah dengan

daerah lainnya, tergantung pada tingkat kebutuhan, sosial budaya,


pendidikan masyarakat, maupun faktor fisik dan ekologi daerah setempat.

Lahan pekarangan jika di kelolah dengan baik bukan tidak mungkin akan
dapat menambah penghasilan keluarga. Dengan demikian, peranan lahan

pekarangan secara tidak langsung mampu mempengaruhi pendapatan


petani. Salah satu fungsi lahan pekarangan adalah sebagai sumber

pendapatan harian. Pendapatan rumah tangga merupakan sumberdaya


ekonomi yang sangat penting, yang memungkinkan setiap anggota rumah

tangga mempunyai kemampuan untuk memperoleh segala kebutuhan


rumah tangga termasuk kebutuhan pangan. Pemanfaatan lahan pekarangan

yang dirancang untuk meningkatkan Pendapatan rumah tangga dapat


diarahkan pada komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi, seperti

sayuran, buah, biofarmaka, serta ternak (Kementerian Pertanian, 2011).


Pembangunan pertanian melalui penyuluh pertanian diharapkan

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku utama


dan pelaku usaha, untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas dan
out put dari dilaksanakannya kegiatan penyuluhan pertanian maka perlu
dilakukan evaluasi.

Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas


sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan

informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan


dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian

hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya


dari suatu kegiatan

Salah satu kegiatan yang digalakkan di Kecamatan Tikala, khususnya

di Lembang Embatau adalah kegiatan pemanfaatan pekarangan yang


bertujuan untuk meningkatkan gizi keluarga, meningkatkan penghasilan

rumah tangga, untuk meningkatkan konsumsi aneka sumber pangan lokal,


serta melakukan pelestarian sumber daya genetik yang sangat bermanfaat

bagi generasi yang akan datang


Untuk mengetahui tingkat pencapaian penyuluhan melalui kegiatan

diseminasi informasi tentang pemanfaatan pekarangan serta untuk


mengetahui kinerja pelaksanaan program penyuluhan, maka dilakukan

evaluasi diseminasi informasi pertanian pada kegiatan penyuluhan


pemanfaatan pekarangan.

2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi yang dilaksanakan yaitu :

1. Mengetahui dampak pelaksanaan diseminasi informasi pertanian

terhadap tingkat perubahan pengetahuan, keterampilan dan perilaku


petani;

2. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan


lahan pekarangan untuk kebutuhan ekonomi petani
3. Untuk mengetahui efektifitas penyuluhan mengenai penerapan
pemanfaatan pekarangan pada pelaku utama di Lembang Embatau

3. Manfaat
Manfaat dari evaluasi ini adalah :
1. Perbaikan program penyuluhan tentang pola pemanfaatan
pekarangan;

2. Penyempurnaan pelaksanaan penyuluhan pertanian;


3. Sebagai bahan perbaikan kegiatan diseminasi informasi pertanian.

4. Landasan Teori

A. Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisiensi suatu program. Dalam konteks evaluasi di

lingkungan penyuluhan, terdapat tiga istilah yang memiliki arti berbeda


karena tingkat penggunaan yang berbeda, yaitu istilah pengukuran

(measurement), penilaian (evaluation) dan pengambilan keputusan


(decision making). Ketiga istilah ini berkaitan erat dan merupakan suatu

rangkaian aktivitas evaluasi dalam dunia Penyuluhan.


Pengukuran adalah suatu prosedur untuk mendapatkan informasi

atau data secara kuantitatif, dengan pemberian angka kepada suatu sifat
atau karakteristik tertentu kepada seseorang berdasarkan aturan

tertentu.Hasil pengukuran berupa data kuantitatif dalam bentuk angka-


angka (skor).Oleh karena itu, dalam pengukuran dibutuhkan adanya alat

ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data.


Penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program

telah berhasil dan efisien.Penilaian bersifat kualitatif untuk menentukan


apakah sesuatu (seseorang) tergolong kategori baik atau kurang, tepat

atau tidak tepat, dan kualitas lainnya.Penilaian pada dasarnya adalah


pemberian pertimbangan (judgement) terhadap skor atau angka-angka
yang diperoleh melalui pengukuran.

Pengambilan keputusan (kebijakan) adalah tindakan yang diambil


oleh seseorang atau lembaga berdasarkan data (informasi) yang telah

diperoleh dengan memasukkan berbagai pertimbangan.


Dalam perspektif critical event models, evaluasi merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari seluruh tahapan siklus Penyuluhan. Pada


konteks ini evaluasi dilakukan terhadap setiap tahapan mulai dari analisis

kebutuhan Penyuluhan, pelaksanaan Penyuluhan sampai dengan setelah


selesai pelaksanaan atau pasca Penyuluhan.

Perkembangan konsep evaluasi yang ada pada saat ini

menunjukkan arah yang lebih luas. Konsep tersebut pada umumnya


berkisar pada pandangan sebagai berikut :

1. Evaluasi tidak hanya diarahkan kepada tujuan Penyuluhan yang


ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi,

termasuk efek yang mungkin timbul


2. Evaluasi tidak hanya melalui pengukuran perilaku peserta

Penyuluhan, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-


komponen Penyuluhan, baik masukkan – proses – keluaran

3. Evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai


tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk

mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi peserta


Penyuluhan dan bagaimana peserta mencapainya

4. Mengingat luasnya tujuan dan obyek evaluasi, maka alat yang

digunakan dalam pengukuran sangat beraneka ragam, tidak hanya


terbatas pada tes, tetapi juga yang bukan tes.
B. Pemanfaatan Pekarangan
Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di
usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro

melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut


sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup. Dalam kondisi

tertentu, pekarangan dapat memanfaatkan kebun/rawa di sekitar rumah


(Riah, 2002). Pemanfaatan pekarangan adalah pekarangan yang dikelola

melalui pendekatan terpadu. Kegiatan dengan menanam berbagai jenis

tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan


pangan yang beranekaragam secara terus-menerus, guna pemenuhan

gizi keluarga (Riah, 2002). Tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran


seringkali menjadi tanaman pokok yang ditanam di lahan pekarangan.

Tanaman hortikultura termasuk tanaman yang secara tidak langsung


memiliki nilai keindahan. Itulah sebabnya, banyak orang yang menanam

sayur-sayuran di pekarangan.
Pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan dengan tiga model

penanaman yaitu penanaman secara konvensional, penanaman dengan


menggunakan pot dan penanaman secara vertikultur. Penanaman
konvensional adalah penanaman tanaman langsung di tanah dan
prinsipnya sama dengan berkebun sayuran dalam arti sebenarnya, tetapi

skalanya lebih kecil sesuai dengan lahan yang tersedia. Sementara,


penanaman dengan menggunakan pot adalah sebuah alternatif untuk

lebih memperbanyak jumlah tanaman dan jenis sayur yang diusahakan


dan penanaman secara vertikultur adalah pola bercocok tanam yang

menggunakan wadah tanam vertikal untuk mengatasi keterbatasan


lahan. Dan setiap model penanaman membutuhkan persiapan tersendiri

(Agus, 2001).
B. METODE EVALUASI

1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan evaluasi diseminasi informasi pertanian dengan materi
pemanfaatan pekarangan dilaksanakan pada bulan April 2023 berlokasi

di KWT Mawar KRPL Kelurahan Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea.


2. Metode Evaluasi

Evaluasi penyuluhan dilaksanakan dengan metode evaluasi formatif


yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan penyuluhan
dilaksanakan dengan mengukur hasil perubahan perilaku yang terjadi

sebagai akibat adanya penyuluhan. Metode pengumpulan data evaluasi


dilaksanakan dengan memadukan metode wawancara dan menggunakan

kuisioner, dipilihnya metode wawancara dan kuesioner dalam


pengumpulan data karena metode ini paling sederhana, namun lebih

teliti karena pertanyaan yang diajukan telah dipersiapkan terlebih dahulu


dalam kuesioner.

Penentuan Responden
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan dievaluasi.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Dalam kegiatan evaluasi


penyuluhan pertanian sampel yang akan dievaluasi adalah anggota

kelompok tani yang pernah mendapatkan materi penyuluhan pertanian


tentang pemanfaatan pekarangan. Adapun kelompok tani yang disampel

adalah KWT Mawar KRPL dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang.

Instrument
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,

sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data

mengenai suatu variabel.


Instrument yang digunakan pada kegiatan evaluasi ini adalah

sebagai berikut :
1. Untuk mengukur pencapaian tujuan penyuluhan digunakan instrument
test tertutup (benar – salah 5 soal) yang terkait dengan substansi

materi penyuluhan. Evalusi ini dilakukan sebelum dan sesudah


penyuluhan(soal terlampir)

2. Untuk mengukur dan menilai kinerja pelaksanaan penyuluhan yang


menyangkut materi penyuluhan, metode penyuluhan, penguasaan

materi, cara menyampaikan materi, penggunaan media.


3. Instrument yang digunakan berupa kuesioner(Kuesioner terlampir)

3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Analisis adalah cara mengolah data sehingga menjadi informasi yang

mudah dibaca dan dimengerti dan dapat bermanfaat untuk menjawab


masalah-masalah yang akan dievaluasi. Analisis diskriptif kuantitatif

digunakan untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan


menghitung distribusi frekuensi berbentuk tabel.

a. Pembobotan
Tingkat Kinerja hasil penyuluhan diberi bobot dengan menggunakan

skala likert sebagai berikut:

 Jawaban Sangat Baik diberi bobot 5

 Jawaban Baik diberi bobot 4


 Jawaban Cukup Baik diberi bobot 3

 Jawaban KurangBaik diberi bobot 2


 Jawaban Tidak Baik diberi bobot 1

b. Kategori
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan

dengan tabel kriteria.


Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase untuk Tingkat Kinerja
Hasil Penyuluhan adalah sebagai berikut :
Tingkat Penerapan Kategori

87,5% - 100 % Sangat Baik


75% - 87,5 % Baik

62,5% - 75% Cukup Baik


50% - 62,5% Kurang Baik

< 50 % Tidak Baik

c. Tahapan Analisis data


Untuk selanjutnya dilakukan analisis data dengan tahapan sebagai
berikut :

1) Mentabulasi data hasil evalusi

2) Menghitung nilai bobot skor penilaian masing-masing atribut/objek


penyuluhan yang dinilai

3) Menghitung rata-rata nilai tingkat pengetahuan responden


4) Menghitung rata-rata tingkat kinerja pelaksanaan penyuluhan

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil

Tabel 2. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Petani/Responden

JAWABAN RESPONDEN

NO PERTANYAAN SS S R TS STS
5 4 3 2 1

1. Menanam sayuran dipekarangan 15 5


mudah dilaksanakan

2. Benih sayuran mudah diperoleh 10 10


3. Budidaya sayuran dengan sistem

vertikultur dan penanaman di polybag 15 7


mudah dilaksanakan

4. Pemanfaatan pekarangan untuk 15 7


mendukung produksi Sayuran, toga

dan sumber makanan bergizi untuk


keluarga.

5. Penanaman sayuran di pekarangan

merupakan awal untuk penanaman 20 3


sayuran organik
Sumber : Hasil Olah Data, 2023

Tabel 3. Rekapitulasi Penghitungan Nilai Bobot Responden

JAWABAN RESPONDEN
Total Indeks
NO PERTANYAAN SS S R TS STS
Skor Persen
5 4 3 2 1

1. Menanam sayuran dipekarangan 100 20 120 96%


mudah dilaksanakan

2. Benih sayuran mudah diperoleh 40 30 70 56%

3. Budidaya sayuran dengan sistem


118 94,4%
vertikultur dan penanaman di polybag 90 28
mudah dilaksanakan

4. Pemanfaatan pekarangan untuk


118 94,4%
mendukung produksi Sayuran, toga 90 28
dan sumber makanan bergizi untuk
keluarga.

5. Penanaman sayuran di pekarangan 110 12 97,6%


122
merupakan awal untuk penanaman

sayuran organik

Rata-Rata 109,6 87,68%

Sumber : Hasil Olah Data, 2023


Berdasarkan hasil analisis data tersebut diatas menunjukkan bahwa
pengetahuan responden terhadap diseminasi informasi mengenai

pemanfaatan pekarangan adalah sebesar 87,68% (kategori baik) . Hal ini


berarti KWT Sambali telah mengetahui dan menerapkan pemanfaatan

pekarangan dengan baik.


2. Pembahasan

Hasil Evaluasi kinerja penyuluh oleh responden pada kegiatan


penyuluhan pemanfaatan pekarangan disajikan pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 4. Evaluasi Kinerja Penyuluh
Jawaban Bapak/Ibu
No Total Tingkat
Pertanyaan SB B CB KB TB
Skor Kinerja
5 4 3 2 1
1 Bagaimana Penilaian 20 125 100%
bapak/ibu terhadap isi
pesan/materi penyuluhan.?

2 Bagaimana penilaian 10 15 115 92%


bapak/ibu terhadap cara
penyampaian penyuluhan
3 Bagaimana penilaian 15 5 90 72%
bapak/ibu terhadap alat
bantu/sarana penyuluhan
4 Bagaimana Penilaian 15 5 120 96%
bapak/ibu terhadap
penguasaan isi pesan /materi
penyuluhan oleh penyuluh.?
5 Bagaimana Penilaian 15 5 120 96%
bapak/ibu terhadap penyuluh
dalam menggunakan alat
bantu/ sarana penyuluhan.?
Rata-Rata 114 91,2%
Sumber : Data Sekunder, 2019

Tingkat Kinerja = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟


x 100%
(𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛gg𝑖𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛)

Rata-Rata Tingkat Kinerja Pelaksanaan Penyuluhan : 570


x 100% = 91,2%
(5𝑥25)
Tabel 5. Pencapai Kinerja Penyuluh
No Atribut Tingkat Kinerja Kategori
Penguasaan Materi
1 100% Sangat Baik
Penyuluhan
2 Metode Penyuluhan 92% Sangat Baik
Alat dan Bahan Penyuluhan
3 72% Cukup Baik
yang digunakan
Cara mencapaikan materi
4 96% Sangat Baik
penyuluhan
Keterampilan penyuluh
menyampaikan materi
5 penyuluhan 96% Sangat Baik

Rata-Rata 91,2 % Sangat Baik

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat kinerja pelaksanaan

penyuluhan sebesar 91,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan


terlaksana dengan sangat baik. Dengan demikian tidak terdapat atribut yang

tingkat kinerjanya kurang.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi penyuluhan mengenai “Pemanfaatan


Pekarangan” yang telah dilaksanakan pada KWT Mawar KRPL, kelurahan

Lowu-lowu dapat disimpulkan :


1. Pencapaian tujuan penyuluhan mengenai pemanfaatan pekarangan

menunjukkan adanya persentase pengetahuan responden dalam


memanfaatkan pekarangan, yaitu sebesar 87,68%. Hal ini menunjukkan

adanya perubahan perilaku pelaku utama setelah dilaksanakannya


penyuluhan.

2. Tingkat kinerja penyuluh dalam penyampaian materi pada penyuluhan


mengenai pemanfaatan pekarangan adalah sebesar 91,2%.Hal ini
menunjukkan kinerja pelaksanaan penyuluhan berlangsung dengan
sangat baik.

2. Saran
Pelaksanaan penyuluhan kedepannya hendaknya lebih sering dilakukan
dengan mengulang materi penyuluhan yang disampaikan sehingga

penyampaian pesan penyuluhan kepada pelaku utama lebih meningkat


pencapaiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin B. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia (Perspektif ekonomi,


etika, praksis kebijakan.

Mardikanto T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: UNS Press


Rukminto I. 2003, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Syahyuti. 2006. Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan


Pertanian. Jakarta: Kementrian Pertanian

Surjono A. 2008, Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan


Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang:
Lembaga Penerbitan dan Dokumentasi FIA-UNIBRAW

Sugandhy, A dan Hakiam, R. 2009. Prinsip Dasar kebijakan Pembangunan


Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Lampiran 1. Instrumen Evaluasi pencapaian Tujuan

NO SOAL BOBOT

Benar – Salah (B-S)

1. Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang 20


terletak langsung di sekitar rumah dengan batas-
batas yang jelas (baik pagar hidup maupun yang

lain) dan masih mempunyai hubungan dengan


pemiliknya. 20
2. Salah satu manfaat pola pekarangan sebagai
sumber pangan dan apotik hidup 20
3. Sayuran hanya dapat ditanam di lahan yang
berbentuk bedengan 20
4. Pemanfaatan Pola Pekarangan dapat memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi keluarga. 20
5. Penanaman sayuran di lahan pekarangan tidak

mampu meningkatkan ekonomi petani

Untuk mengetahui kemampuan afektif, dibuat kuisioner dengan skala likert

JAWABAN RESPONDEN
NO PERTANYAAN
SS S R TS STS

1. Menanam sayuran dipekarangan


mudah dilaksanakan

2. Benih sayuran mudah diperoleh

3. Budidaya sayuran dengan sistem


vertikultur dan penanaman di polybag

mudah dilaksanakan
4. Pemanfaatan pekarangan untuk
mendukung produksi Sayuran, toga

dan sumber makanan bergizi untuk


keluarga.
5. Penanaman sayuran di pekarangan
merupakan awal untuk penanaman
sayuran organik

Lampiran 2. Instrumen Evaluasi Kinerja Penyuluhan


Evalusi ini ditujukan untuk menilai kinerja pelaksanaan penyuluhan pertanian,

mohon kepada bapak/ibu untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan objektif.
Petunjuk pengisian

Berilah tanda silang (x) pada kolom penilaian sesuai dengan pertanyaan pada
kalom pertanyaan,

Keterangan :
SB= Sangat Baik, B= Baik, C= Cukup Baik, KB= Kurang Baik, TB= Tidak baik

Jawaban Bapak/Ibu
No
Pertanyaan SB B CB KB TB
5 4 3 2 1
1 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap isi pesan (materi)
penyuluhan.?
2 Bagaimana penilaian bapak/ibu
terhadap cara penyampaian
penyuluhan
3 Bagaimana penilaian bapak/ibu
terhadap alat bantu/sarana
penyuluhan
4 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap penguasaan isi pesan
(materi) penyuluhan oleh peyuluh.?
5 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap penyuluh dalam
menggunakan alat bantu/ sarana
penyuluhan.?

Lampiran 3. Blangko Identitas Responden

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden :

2. Umur :
3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga :

6. Luas Lahan :
7. Alamat :
8. Kelompok Tani :

Anda mungkin juga menyukai