Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian merupakan proses perubahan perilaku petani
agar dengan pengetahuan/ ketrampilan yang dimiliki dan diterima dalam
kegiatan penyuluhan dapat merubah/ perilaku petani menjadi petani yang
mempunyai pengetahuan yang tinggi (aspek kognitif), kemauan untuk
melaksanakan (aspek affektif) dan mampu menerapkan teknologi (aspek
psychomotor) sesuai teknologi yang dianjurkan. Untuk mengetahui sejauh
mana tingkatan kemampuan petani maka salah tugas yang diemban oleh
penyuluh pertanian adalah melaksanakan kegiatan evaluasi dan pelaporan
yang juga sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan ditahun
berikutnya.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, sebagai upaya
memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan
pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk
memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja
penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.Begitu pula dengan evaluasi dampak penyuluhan pertanian,
bagaimana pengaruhnya terhadap petani yang telah dilakukan kegiatan
penyuluhan pertanian oleh penyuluh itu sendiri. Karena tanpa melakukan
evaluasi dampak penyuluhan ini seorang penyuluh pertanian tidak akan
bisa memperbaiki kinerjanya selama ini. Seorang Penyuluh Pertanian Ahli
untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dengan benar harus
merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakannya dengan

1 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
metoda ilmiah, untuk itu maka tahapan-tahapan yang dilakukan harus
jelas, sistematis dan mengikuti kaidah berfikir ilmiah.
Evaluasi penyuluhan pertanian sebagai sebuah komponen
manajemen, memiliki peranan yang penting bagi kemajuan pembangunan
pertanian, evaluasi berfungsi untuk mengetahui sejauhmana efektifitas
suatu program dijalankan, efisiensi biaya yang dianggarkan dan aspek-
aspek apa saja yang harus diperbaiki dari program tersebut, sehingga
dimasa yang akan datang program-program yang dijalankan berjalan
dengan efektif menjangkau sasaran dan biaya (cost) yang dikeluarkan juga
lebih efisien.
Evaluasi dampak dimaksudkan untuk memberikan umpan balik,
berupa berbagai kebijaksanaan rancangan, kerangka kelembagaan, strategi
pelaksanaan, dan peranan yang diambil oleh berbagai faktor lingkungan
dalam menimbulkan efek dan dampak kegiatan
Mengingat pentingnya evaluasi terutama evaluasi dampak bagi
kegiatan penyuluhan dan program pembangunan pertanian, maka sudah
sewajarnya, pemilik kebijakan dibidang pertanian baik pusat dan daerah
mendorong lebih kuat agar penyuluh di lapangan mau dan mampu
melaksanakan evaluasi terutama evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian.
Salah satu materi penyuluhan yang diberikan pada kegiatan
penyuluhan pertanian adalah materi “Pemupukan Berimbang pada
Tanaman Padi Sawah”.Materi ini diberikan mengingatsalah satu komponen
penting dalam budidaya padi yang benar adalah penggunaan pupuk sesuai
dengan kebutuhan tanaman atau yang dikenal dengan pemupukan
berimbang.Pemupukan berimbang dapat memberikan hasil yang maksimal
pada peningkatan produksi dan produktivitas pertanaman yang secara

2 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
karena tidak boros menggunakan pupuk.
Penerapan penggunaan pupuk berimbang merupakan teknologi
peningkatan produksi yang masih relevan, dimana pemberian pupuk pada
dosis/jumlah, waktu dan cara yang tepat sangat dibutuhkan oleh tanaman
padi sebab setelah pemanenan unsur hara yang terkandung didalam tanah
telah terkuras oleh tanaman yang telah dipanen.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian penyuluhan “Pemupukan
Berimbang pada Tanaman Padi Sawah” serta mengetahui kinerja
pelaksanaan penyuluhan, maka dilakukan evaluasi dampak penyuluhan
pertanian.

B. Tujuan
Tujuan evaluasi pelaksanaan penyuluhan ini adalah :
1. Untuk mengetahui perubahan perilaku petani terhadap tingkat
penerimaan materi penyuluhan dalam hal penggunaan pupuk berimbang
pada tanaman padi sawah;
2. Untuk mengetahui kinerja pelaksanaan penyuluhan yang sudah berjalan.

C. Manfaat
........................................................Manfaatevaluasi ini adalah sebagai bahan masukan dalam ra
perbaikan pelaksanaan penyuluhan dimasa akan datang.

3 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi merupakan suatu komponen sebagai bagian integral dalam
sistem instruksional bidang ilmu pertanian.Maka dalam setiap kegiatan
diawali dam diakhiri dengan evaluasi. Jadi evaluasi merupakan suatu
kegiatan terencana dan sistematis yang meliputi pengamatan untuk proses
pengumpulan data dan fakta, pengolahan, penggunaan pedoman yang
telah ditetapkan, pembuatan pertimbangan dengan membandingkan hasil
pengamatan dengan pedoman-pedoman yang telah ditetapkan lebih dulu
dan pembuatan keputusan serta penilaian tentang tercapainya suatu
kegiatan. Selain itu pengertian lain menyebutkan bahwa evaluasi harus
obyektif dalam arti evaluasi harus dilakukan berdasarkan data atau fakta
bukan berdasarkan pada praduga atau intuisi seseorang.
Effendy (2011) menjelaskan bahwa evaluasi dampak adalah kegiatan
menilai perubahan-perubahan dalam kondisi kehidupan kelompok sasaran,
yang diakibatkan oleh program/proyek dan merupakan hasi kegiatan-
kegiatan program/proyek. Dalam konteks ini dapat diuraikan bahwa
kegiatan evaluasi dampak adalah kegiatan menilai perubahan kondisi
kehidupan kelompok sasaran sebagai akibat dari adanya program/proyek,
sehingga dapat diketahui apakah proyek itu efektif atau tidak.Evaluasi
dampak pada umumnya dilaksanakan setelah kegiatan berakhir dan
memiliki jeda waktu setelah kegiatan.
Setiap kegiatan yang ingin maju pasti tidak luput dari adanya evaluasi,
evaluasi ini dalam kegiatan penyuluhan pertanian berkaitan erat dengan
pengembangan kelembagaan pertanian melalui kelompok tani dan
gabungan kelompok tani serta tanggapan terhadap berbagai kegiatan dan

4 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
rencana kegiatan yang akan sedang dan telah berjalan. Evaluasi kinerja
sebuah program atau proyek dikemas dalam sebuah pertemuan yang
dirancang secara partisipatif, sehingga memungkinkan semua peserta yang
hadir akan dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut. Langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk evaluasi kinerja sebuah program atau
proyek dalam kelompok adalah sebagai berikut:
1. Pemaparan tujuan pertemuan, dimaksudkan agar peserta pertemuan
memahami maksud dan tujuan diselenggarakannya pertemuan multi
pihak ini adalah untuk melaksanakan evaluasi kinerja terhadap program
atau proyek yang telah dilaksanakan.
2. Kilas balik perjalanan program atau proyek yang telah dilakukan oleh
para pihak. Tahapan ini dimaksudkan untuk membantu peserta
pertemuan untuk mengingat kembali kegiatan dalam program atau
proyek yang telah dilaksanakan bersama.
3. Pemaparan prinsip, kriteria dan indikator yang digunakan dalam
evaluasi kinerja. Tahapan ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta tentang prinsip, kriteria dan indikator yang
digunakan untuk penilaian kinerja sebuah program atau proyek.
4. Pemaparan tentang cara penilaian terhadap indikator yang digunakan
dalam penilaian kinerja sebuah program atau proyek.
5. Penilaian terhadap kinerja sebuah program atau proyek dengan
menggunakan indikator dan cara penilaian yang telah ditentukan dan
disepakati bersama.
6. Pemaparan hasil penilaian kinerja dari setiap kelompok, dimaksudkan
agar hasil penilaian terhadap kinerja yang dilakukan oleh setiap
kelompok dapat diketahui oleh kelompok-kelompok yang lain (Awang,
2008).
Kegiatan evaluasi sangatlah penting, selain mewujudkan iklim

5 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
organisasi yang dinamis dan berkembang, evaluasi juga mendorong
semangat kompetisi menuju perbaikan di masa yang mendatang. Selain
pengertian evaluasi di atas, menurut Mardikanto (1993) secara konseptual,
evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengukuran dan penilaian, agar
dapat dipertanggungjawabkan keterhandalannya, biasanya dilakukan
dengan menerapkan metode ilmiah yaitu :
1. Jelas masalah dan tujuan evaluasi
Permasalahan yang akan di bahas dalam evaluasi harus jelas
berdasarkan analisa data dan kondisi di lapangan. Misalkan produksi
menurun dilihat dari hasil ubinan, evaluasinya adalah mencari penyebab
penurunan produksi dari hasil ubinan serta langkah kongkrit yang bisa
diambil agar produksinya bisa meningkat.
2. Berdasarkan data bukan opini
Evaluasi dilakukan didasarkan pada data bukan sekedar opini semata,
oleh karena itu data dan fakta perlu dikumpulkan terlebih dahulu
sebagai bahan yang nanti bisa di bahas pada saat pertemuan evaluasi.
3. Menggunakan metode yang baku, menyangkut :
a. Indikator dan kriteria evaluasi
b. Teknik pengumpulan data
c. Instrumen pengumpulan data yang tepat (valid) dan teliti (reliable)
d. Pengukuran dan analisis yang digunakan
Hal yang tidak kalah penting selain mengevaluasi kegiatan kelompok
tani dan petani adalah mengevaluasi terlebih dahulu kegiatan
penyuluhannya. Evaluasi kegiatan penyuluhan itu sendiri jika di rangkum
terdiri dari tiga tahap, yaitu input, proses, dan hasil. Uraiannya sebagai
berikut:
1. Evaluasi input
Evaluasi input yang dilakukan adalah mengevaluasi alat bantu, peraga,

6 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
dan media yang digunakan. Evaluasi alat bantu, alat peraga dan media
bertujuan untuk mengetahui fungsi alat-alat tersebut sudah dapat
membantu dan mewakili jalannya kegiatan penyuluhan atau belum. Alat
bantu apa saja yang digunakan pada saat penyuluhan? Selama proses
penyuluhan, alat bantu tersebut sudah dapat digunakan dengan baik dan
membantu dalam proses kegiatan penyuluhan tidak?. Setiap gagasan
yang muncul dari tiap peserta dapat langsung ditulis alat bantu
penyuluhan, sehingga semua gagasan yang sudah terkumpul bisa lebih
jelas. Alat peraga apa saja yang digunakan/dimanfaatkan dalam proses
penyuluhan? Dalam melakukan evaluasi juga perlu untuk mencari tahu
keefektivan dari masing-masing metode penyuluhan dan media-media
yang dipergunakan.
2. Evaluasi Proses
Evaluasi tahap kedua yaitu evaluasi proses. Tahap ini penyuluh
mengevaluasi apakah selama proses penyuluhan kondisi yang tercipta
kondusif atau tidak. Evaluasi proses yang dilakukan adalah mengevaluasi
apakah jalannya penyuluhan berjalan lancar atau tidak. Selain
mengevaluasi jalannya penyuluhan, penyuluh juga mengevaluasi apakah
alat bantu dan peraga dapat berjalan dengan optimal. Peserta
penyuluhan harus di dorong untuk dapat berperan lebih dominan dan
aktif dalam menyampaikan gagasannya mengenai materi penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi tahap terakhir adalah evaluasi hasil.Pada tahap ini penyuluh
membandingkan hasil yang dicapai setelah diadakan penyuluhan dengan
sebelum penyuluhan. Melalui evaluasi hasil, penyuluh dapat mengambil
kesimpulan atau keputusan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Adanya kesepakatan dan kesatuan pendangan merupakan contoh
keberhasilan kegiatan penyuluhan.

7 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
B. Tahapan Evaluasi
Langkah 1 : Persiapan Evaluasi
Pada langkah ini terdapat tiga kegiatan pokok yang berkaitan dengan
pelaksanaan evaluasi yaitu : menentukan tujuan atau maksud evaluasi,
merumuskan informasi yang akan dicari atau memfokuskan evaluasi dan
menentukan cara pengumpulan data.
Beberapa kriteria yang digunakan dalam merumuskan tujuan evaluasi
adalah : (1) kejelasan, (2) keterukuran, (3) kegunaan dan kemanfaatan, (4)
relevansi dan kesesuaian atau compatibility. Jadi tujuan evaluasi harus jelas,
terukur, berguna, relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan
program Penyuluhan.
Dalam merumuskan informasi atau memfokuskan evaluasi harus
berdasarkan kepada tujuan evaluasi. Terdapat beberapa metode dalam
merumuskan pertanyaan evaluasi yaitu : (1) menganalisis objek, (2)
menggunakan kerangka teoritis, (3) memanfaatkan keahlian dan
pengalaman dari luar, (4) berinteraksi dengan audien kunci.
Menentukan cara pengumpulan data, misalnya survei atau yang lain,
ditentukan pula pendekatan dalam pengumpulan data. Terdapat beberapa
prosedur pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif, misalnya
observasi, tes, survei atau lainnya.

Langkah 2 : Mengembangkan Instrumen


Setelah metode pengumpulan data ditentukan, selanjutnya ditentukan
pula bentuk instrumen yang akan digunakan serta kepada siapa instrumen
tersebut ditujukan (respondennya). Terdapat syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh instrumen evaluasi sebagai berikut : (1) validitas adalah
keabsahan instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur, (2)
reliabilitas adalah ketetapan hasil yang diperoleh, misalnya bila melakukan

8 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
pengukuran dengan orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau
oraSng yang lain dalam waktu yang sama, (3) objektivitas adalah upaya
penerjemahan hasil pengukuran dalam bilangan atau pemberian skor tidak
terpengaruh oleh siapa yang melakukan, (4) standarisasi untuk memastikan
evaluator mempunyai persepsi yang sama dalam mengukur karena adanya
petunjuk khusus pengisian data, (5) relevansi adalah kepatuhan untuk
mengembangkan berbagai pertanyaan agar sesuai dengan maksud
instrumen, (6) mudah digunakan.

Langkah 3 : Mengumpulkan Data


Dalam melakukan pengumpulan data ini dilakukan dengan berbeda-
beda pada masing-masing level. Pada level reaksi data yangg dikumpulkan
berupa data kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Kemudian
pada level pembelajaran data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif
dengan menggunakan tes. Selanjutnya pada level perilaku, data yang
dikumpulkan melalui observasi atau dapat juga dengan rencana aksi (action
plan), yaitu rencana tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peserta
penyuluhan dalam mengimplementasikan hasil penyuluhan yang telah
diikuti. Dalam hal ini para peserta harus mempunyai suatu sasaran
peningkatan kinerja/kompetensi yang bersangkutan yang kemudian diukur
dengan mengunakan patokan kinerja/kompetensi yang bersangkutan.
Kemudian yang terakhir, yaitu pada level hasil atau dampak, pada data yang
dikumpulkan dapat melalui atasan, peserta penyuluhan, bawahan atau
rekan kerja (client).

Langkah 4 : Mengolah dan Menganalisis Data


Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka langkah
berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data.Dalam menganalisis

9 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
data dan menafsirkannya (menginterpretasikan) harus berdasarkan hasil
data yang telah berhasil didapatkan.Kemudian menyajikannya dalam bentuk
yang mudah dipahami dan komunikatif.

Langkah 5 : Menyusun Laporan


Melaporkan merupakan langkah terakhir kegiatan evaluasi
penyuluhan. Laporan disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim.
Langkah terakhir evaluasi ini erat kaitannya dengan tujuan diadakannya
evaluasi. Langkah-langkah tersebut dapat dengan digunakan untuk
menjawab sejauh mana evaluasi penyuluhan yang akan dilakukan dan
bagaimana pelaksanaan proses penyuluhandari awal hingga akhir sehingga
memberikan hasil untuk improvisasi pada kegiatan penyuluhan selanjutnya.

C. PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN PADI SAWAH


Usaha peningkatan produksi padi di Indonesia terus dikembangkan
secara berkelanjutan melalui peningkatan kesuburan tanah dan
produktivitas padi.Rachmat et al. (2008) menyatakan bahwa kesuburan
tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara
dalam keadaan cukup, seimbang dan tersedia sesuai dengan kebutuhan
tanaman.Usaha untuk memenuhikecukupan unsur hara dalam tanah dapat
dilakukan dengan pemupukan.Kasniari dan Supadma (2007) menyatakan
pemupukan merupakan salah satu faktor penentu di dalam upaya
meningkatkan produktivitas pangan.
Pupuk adalah bahan yang dimasukan kedalam tanah dengan tujuan
mengubah sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga menjadi lebih baik
untuk pertumbuhan tanaman (Yowono dan Rosmarkam, 2002).
Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan
berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk

10 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
NPK.Pengertian ini kurang tepat karena pemupukan berimbang adalah
menyediakan semua zat hara yang cukup sehingga tanaman padi mencapai
hasil tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan petani.Oleh
karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan
tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman.dengan demikian jenis
dan dosis pupuk yang diberikan tidak dapat disamaratakan tetapi harus
memiliki spesifik lokasi.
Konsep pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk
untuk mencapai ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan
optimum ke dalam tanah, dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
2.Meningkatkan efisiensi pemupukan
3. Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah
4. Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman
Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status
hara tanah, maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neraca hara) bisa
tercapai.Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan
kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah.Pengelolaan bahan
organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pupuk anorganik.
Pupuk berimbang "dapat" menggunakan pupuk majemuk tetapi "tidak
sama" dengan pupuk majemuk karena penerapan pupuk berimbang harus
disesuaikan status hara tanah dan produktivitas padi atau varietaspadi,
dimana formula pupuk majemuk harus bersifat "spesifik lokasi" (sesuai
status hara dan produktivitas). Pupuk majemuk tetap memerlukan
"tambahan" pupuk tunggal seperti urea, SP-36 dan/atau KCl.
Prinsip Pemupukan Berimbang adalah pemupukan dengan empat
tepat, yaitu :

11 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
1. Tepat Jenis/Bentuk yaitu formula pupuk sesuai kondisi tanah dan
kebutuhan tanaman.
2. Tepat Dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan
tanaman, dan target hasil .
3. Tepat Waktu yaitu hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam
jumlah banyak
4. Tepat Cara yaitu penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif
mengakses hara
Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air
irigasi dan hujan serta pengelolaan petani. Sehingga Kesuburan tanah
sangat erat hubungannya dengan bahan induk, pengelolaan bahan organik
dan dosis pemupukan.Keseimbangan hara merupakan keseimbangan antara
hara yang ditambah dan diambil tanaman yang muara pada suatu status
hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang diambil tanaman
maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang ditambah
lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan
hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi
kejenuhan) kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil
tanaman maka yang demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah.
Produktivitas tanaman akan sangat tergantung dengan ketersediaan hara,
dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum.
Penambahan hara yang kurang berpengaruh terhadap ketersediaan hara
lain. Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi akan
semakin rendah. Hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan, hara P dan K
tergantung status haranya.Sedangkan waktu pemupukan disesuaikan
dengan stadia pertumbuhan tanaman.
Teknologi pendukung pemupukan berimbang dan prediksi kebutuhan
pupuk dapat dilakukan dengan cara menggunakan :

12 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
1. Peta status Hara P dan K, peta ini biasa digunakan untuk
penyusunan kebutuhan pupuk
2. KATAM (Kalender Tanah), untuk penyusunan kebutuhan pupuk dan
rekomendasi pupuk spesifik lokasi
3. Software (PHSL, PUPS, PKDSS, Sipapudi), untuk penyusunan
rekomendasi pupuk spesifik lokasi
4. Perangkat Uji Tanah (PUTS,PUTK, PUTR, PUHT), untuk penyusunan
rekomendasi pupuk spesifik lokasi (among wibowo)
Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah
petani dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah.
Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan kaliumnya cukup
tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Pemberian pupuk P dan K
sedikit saja, untuk menggangi hara P dan K yang terangkut saat panen,
yaitu sebesar 50 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha. Apabila pemberian pupuk P
dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai,
sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan
pemborosan.
Namun sebaliknya jika tanah kekurangan fosfat dan kalium, maka
harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran.Inilah sebenarnya
pengertian pemupukan berimbang.

13 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
BAB III
METODE EVALUASI

A. Waktu dan Tempat


1. Lokasi
Lokasi pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian terhadap Penggunaan
Pupuk Berimbang pada Tanaman Padi Sawah dilaksanakan di Lembang
Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila’, Kabupaten Toraja Utara.
2. Waktu
Kegiatan Evaluasi Penyuluhan Pertanian ini dilaksanakan pada bulan
September 2020.

B. Penentuan Responden
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan dievaluasi. Pengambilan
sampel dilakukan secara acak. Dalam kegiatan evaluasi penyuluhan
pertanian sampel yang akan dievaluasi adalah anggota kelompok tani yang
pernah mendapatkan materi penyuluhan pertanian tentang pemupukan
berimbang pada tanaman padi sawah. Adapun kelompok tani yang
disampel adalah Kelompok Tani Sese Saludengan jumlah sampel sebanyak
15 orang.

C. Metode Evaluasi
Evaluasi penyuluhan dilaksanakan dengan metode evaluasi formatif
yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan
dengan mengukur hasil perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat
adanya penyuluhan.Metode pengumpulan data evaluasi dilaksanakan
dengan memadukan metode wawancara dan menggunakan kuisioner,
dipilihnya metode wawancara dan kuesioner dalam pengumpulan data

14 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
karena metode ini paling sederhana, namun lebih teliti karena pertanyaan
yang diajukan telah dipersiapkan terlebih dahulu dalam kuesioner.

D. Instrument
Instrument yang digunakan pada kegiatan evaluasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengukur pencapaian tujuan penyuluhan digunakan instrument
test tertutup (benar - salah 3 soal) dan tes terbuka (essay 1 soal) yang
terkait dengan substansi materi penyuluhan. Evalusi ini dilakukan
sebelum dan sesudah penyuluhan(soal terlampir)
2. Untuk mengukur dan menilai kinerja pelaksanaan penyuluhan yang
menyangkut materi penyuluhan, metode penyuluhan, penguasaan
materi, cara menyampaikan materi, penggunaan media. Instrument yang
digunakan berupa kuesioner(Kuesioner terlampir)

E. Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Statistik deskriptif.
1. Pembobotan
Tingkat Kinerja hasilpenyuluhan diberi bobot dengan menggunakan
skala likert sebagai berikut:
 Jawaban sangat Baik diberi bobot 5
 Jawaban Baik diberi bobot 4
 Jawaban cukup Baik diberi bobot 3
 Jawaban Kurang diberi bobot 2
 Jawaban Tidak baik diberi bobot 1
2. Kategori
Kategori untuk tingkat Kinerja hasil Penyuluhan adalah sebagai berikut :

Tingkat Penerapan Kategori

15 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
87,5% - 100 % Sangat Baik
75% - 87,5 % Baik
62,5% - 75% Cukup Baik
50% - 62,5% Kurang Baik
< 50 % Tidak Baik

3. Tahapan Analisis data


Untuk selanjutnya dilakukan analisis data dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengukur tingkat pencapaian tujuan penyuluhan, dilakukan :
1) Mentabulasi data hasil evalusi
2) Menghitung nilai masing –masing peserta penyuluhan
3) Menghitung rata-rata nilai tingkat pengetahuan responden
b. Menghitung tingkat kinerja pelaksanaan penyuluhan
1. Menghitung skor penilaianmasing-masing atribut/objek
penyuluhanyang dinilai.
2. Menghitung tingkat kinerja masing –masing atribut yang dinilai
c. Menghitung rata-rata tingkat kinerja penyuluhan

BAB IV

16 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pencapaian Tujuan Penyuluhan


Salah satu metode evaluasi adalah metode Before and After
Evaluation, yaitu suatu bentuk evaluasi yang didasarkan pada perbandingan
antara sebelum program dilaksanakan dan setelah program dilaksanakan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data evaluasi awal dan evaluasi akhir
yang diperoleh dari responden/petani, hasilnya dapat dilihat pada tabel 2:
Tabel 2. Hasil Analisis Data Pencapaian Tujuan Penyuluhan

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir


Jumlah Jawaban yang Benar Jumlah Jawaban yang Benar
Peserta B/S Bobot Total B/S Bobot Total
nilai nilai
1 2 20 40 4 20 80
2 1 20 20 4 20 80
3 1 20 20 4 20 80
4 2 20 40 5 20 100
5 2 20 40 5 20 100
6 2 20 40 4 20 80
7 3 20 60 5 20 100
8 2 20 40 4 20 80
9 2 20 40 4 20 80
10 1 20 20 4 20 80
11 3 20 60 5 20 100
12 3 20 60 5 20 100
13 2 20 40 4 20 80
14 2 20 40 4 20 80
15 2 20 40 4 20 80
Total 600 1300
Rata-rata 40 86,67
Sumber : Data Olahan Hasil Kuisioner, 2020

17 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
Hasil analisis data evaluasi awal dan akhir diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 3. Hasil Analisis Data Evaluasi Awal dan Akhir

Rata-rata Tingkat Pengetahuan


No Evaluasi
responden (%)
1 Awal 40
2 Akhir 86,67

Berdasarkan hasil analisis data tersebut diatas menunjukkan bahwa


tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan hanya sebesar 40%
dan setelah penyuluhan mengalami peningkatan menjadi 86,67%. Hal ini
berarti tujuan penyuluhan telah tercapai, yaitu petani memahami tentang
pemupukan berimbang.

B. Kinerja Pelaksanaan Penyuluhan


Atribut atau objek yang dinilai sebagai kinerja pelaksanaan
penyuluhan adalah materi penyuluhan pertanian, media penyuluhan
pertanian, metode penyuluhan pertanian, penguasaan materi oleh peyuluh,
keterampilan menyampaikan materi, keterampilan menggunakan media.
Hasil Evaluasi kinerja penyuluhan oleh responden pada kegiatan
penyuluhan pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah disajikan
pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Evaluasi Kinerja Penyuluhan

Jawaban Bapak/Ibu
No Total Tingkat
Pertanyaan SB B CB KB TB
Skor Kinerja
5 4 3 2 1
1 Bagaimana Penilaian 5 1 65 86,67
bapak/ibu terhadap isi 0
pesan/materi penyuluhan.?

18 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
Jawaban Bapak/Ibu
No Total Tingkat
Pertanyaan SB B CB KB TB
Skor Kinerja
5 4 3 2 1
2 Bagaimana penilaian 5 8 2 63 84
bapak/ibu terhadap cara
penyampaian penyuluhan
3 Bagaimana penilaian 2 7 5 1 55 73,33
bapak/ibu terhadap alat
bantu/sarana penyuluhan
4 Bagaimana Penilaian 4 7 4 60 80
bapak/ibu terhadap
penguasaan isi pesan
/materi penyuluhan oleh
penyuluh.?
5 Bagaimana Penilaian 4 7 4 60 80
bapak/ibu terhadap
penyuluh dalam
menggunakan alat bantu/
sarana penyuluhan.?
Rata-Rata 60,6 80,8
Sumber : Data Olahan, 2020

Tabel 5. Kinerja Pelaksanaan Penyuluhan

No Atribut Tingkat Kinerja Kategori


Penguasaan Materi
1 86,67% Baik
Penyuluhan

2 Metode Penyuluhan 84% Baik

Alat dan Bahan


3 Penyuluhan yang 73,33% Cukup
digunakan
Cara mencapaikan materi
4 80% Baik
penyuluhan
Keterampilan penyuluh
menyampikan Materi
5 penyuluhan 80% Baik

Rata-Rata 80,8% Baik

19 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
Berdasarkan hasil analisis data evalusi menunjukkan rata-rata kinerja
pelaksanaan penyuluhan sebesar 80,8%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
pelaksaaan penyuluhan sudah berlangsung dengan baik. Dari 5 (lima) atribut
yang dinilai terdapat satu atribut yang kinerjanya hanya cukup baik, yaitu
alat dan bahan penyuluhan yang digunakan sebesar 73,33%.

20 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dataevaluasi penyuluhan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang
diharapkan. Hasil analisis data menunjukkan tingkat pengetahuan
responden meningkat setelah diberikan materi penyuluhan, yaitu rata-
rata sebesar 86,67%
2. Kinerja pelaksanaan penyuluhan secara keseluruhan sudah berlangsung
baik, hal ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata kinerja
penyuluhan sebesar 80,8 %. Namun demikian terdapat atribut yang
perlu diperbaiki yaitu alat dan bahan penyuluhan yang digunakan
dinilai kurang baik oleh responden.

B. Saran
1. Perlu dilakukan perbaikan terhadap media penyuluhan yang digunakan
2. Kinerja pelaksanaan penyuluhan masih perlu ditingkatkan

21 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman S, E. Suhartatik, A. Kasno, dan D. Setyorini, 2008. Modul


Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.

Awang, SA., dkk. 2008. Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa


Hutan(LMDH).http://www.cifor.cgiar.org/publications/pdf_files/Books/
Bawang0801Ina.pdf. diakses tanggal 23 September 2020

Badan Penelitian dan Pengenbangan Pertanian, 2007. Pengelolaan Tanaman


Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Petunjuk Teknis Lapang.

Hasil Sembiring dan Suyamto, 2009. Pemupukan Tanaman Padi. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Mardikanto. T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta

22 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
Lampiran 1. Instrumen Evaluasi Pencapaian Tujuan
Judul Materi Penyuluhan : Pemupukan Berimbang pada Tanaman Padi Sawah
Kegiatan penyuluhan diikuti oleh 15 orang Anggota Kelompok Tani
Pa’biteran”Evaluasi Pencapaian Tujuan Penyuluhan Pertanian
Tahap I : Menentukan tujuan dan Indikator
Kemampuan Kognitif

NO TUJUAN INDIKATOR
1 Meningkatkan pengetahuan  Petani mampu menjelaskan
petani tentang Pemupukan pengertian pupuk berimbang
berimbang pada tanaman padi  Petani mampu menjelaskan
sawah mengapa pemupukan harus
berimbang
 Petani mengetahui keuntungan
pemupukan berimbang

Kemampuan Afektif

NO TUJUAN INDIKATOR
1 Meningkatkan keyakinan untuk Petani Mau melakukan Pemupukan
mau melakukan Pemupukan Berimbang
Berimbang pada tanaman padi
sawah

23 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
Tahap II :Menyusun Instrumen
Untuk mengetahui kemampuan kognitif, dibuat soal secara Benar/salah 3 soal
dan Essay 1 soal

NO SOAL BOBOT
I Benar – Salah
1 ( B – S) Pemupukan berimbang adalah penyediaan 20
semua kebutuhan zat hara yang cukup
sehingga mencapai hasil yg maksimal.

2 ( B – S) N, P, dan K merupakan unsur hara makro 20

3 ( B – S ) Jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan


harus sesuai dengan tingkat kesuburan 20
tanah dan kebutuhan tanaman.
II Essay
1 Jelaskan keuntungan pemupukan berimbang ! 40

Untuk mengetahui kemampuan afektif, dibuat kuisioner dengan skala likert

JAWABAN RESPONDEN
NO PERTANYAAN
SS S R TS STS
1 Pemupukan berimbang mudah
diaplikasikan pada tanaman
2 Pemupukan berimbang mudah
3 dilaksanakan
Sarana dan prasarana (berupa pupuk)
4 mudah diperoleh.
Pemupukan berimbang dapat merubah
taraf hidup masyarakat tani

Lampiran 2. Instrumen Evaluasi Kinerja Penyuluhan


24 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian
“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
Evaluasi ini ditujukan untuk menilai kinerja pelaksanaan penyuluhan pertanian,
mohon kepada bapak/ibu untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan objektif
Petunjuk pengisian
Berilah tanda silang (x) pada kolom penilaian sesuai dengan pertanyaan pada
kalom pertanyaan,
Keterangan :
SB= Sangat Baik, B= Baik, C= Cukup Baik, KB= Kurang Baik, TB= Tidak baik

Jawaban Bapak/Ibu
No
Pertanyaan SB B CB KB TB
5 4 3 2 1
1 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap isi pesan (materi)
penyuluhan?
2 Bagaimana penilaian bapak/ibu
terhadap cara penyampaian
penyuluhan?
3 Bagaimana penilaian bapak/ibu
terhadap alat bantu/sarana
penyuluhan
4 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap penguasaan isi pesan
(materi) penyuluhan oleh peyuluh?
5 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap penyuluh dalam
menggunakan alat bantu/ sarana
penyuluhan?

Lampiran 3. Blangko Identitas Responden

25 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
6. Luas Lahan :
7. Alamat :
8. Kelompok Tani :

26 Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian


“Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Sawah”

Anda mungkin juga menyukai