Anda di halaman 1dari 12

RANCANGAN MODEL DATA

POTENSI WILAYAH

OLEH
SURIYADI
FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

UNIT PELAKSANA TEKNIS


PELATIHAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN

2024
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Penyuluh yang bergerak di sektor pertanian harus mampu


menggali potensi agroekosistem wilayah binaan sehingga dapat memberi
manfaat kepada pembangunan pertanian khususnya di bidang agribisnis.
Sebagai bahan dasar pelaksanaan penyuluhan pertanian, penyuluh
harus mampu melakukan identifikasi potensi wilayah senyata mungkin
sehingga dapat bermanfaat dalam menetapkan kebijakan penyuluhan
pertanian agar dapat meningkatkan produktifitas, pendapatan dan nilai
tambah atau secara umum dapat menigkatkan kesejahteraan masyarakat
yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian. Namun untuk
mencapai hal tersebut kegiatan penyuluhan pertanian dirancang sesuai
dengan kebutuhan petani.
Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai bagian dari
pembangunan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam pembangunan sumberdaya manusia pertanian. Melalui kegiatan
penyuluhan pertanian dapat dikembangkan kemampuan dan kemandirian
petani dan keluarganya agar mampu mengelola usaha taninya secara
produktif, efektif dan efesien. Dalam mewujudkan keterpaduan antara
pendekatan wilayah, usahatani dan komoditas dalam suatu wilayah kerja
binaan penyuluh pertanian diperlukan adanya Identifikasi Potensi
Wilayah (IPW)
Pelaksanaan identifikasi potensi wilayah merupakan langkah
awal yang harus dilakukan di lokasi kegiatan di setiap tingkatan
wilayah pengkajian. Identifikasi potensi wilayah merupakan penggalian
data potensi wilayah yang terdiri dari data sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan sumberdaya ek0nomi. Dalam pelaksanaan
identifikasi potensi wilayah dibutuhkan data-data yang terdiri dari data
monografi desa, penerapan teknologi budidaya, komoditi pertanian yang
dikelola petani dan lain sebagainya.
Perancangan data potensi wilayah diperoleh dari data primer
yakni melakukan wawancara langsung dengan petani dan data sekunder
yang diperoleh dari berbagai instansi terkait
2. Tujuan
Model data ini membantu barbagai pemangku kepentingan untuk
menciptakan pandangan terpadu mengenai data potensi wilayah.
Pemodelan data memberi kesempatan untuk memahami data serta
memili teknlogi yang tepat untuk menyimpan dan mengelola data
tersebut
1. 3. Manfaat
Pemodelan data meberikan manfaat untuk:
- Megurangi kesalahan dalam pengembangan perangkat lunak
basis data
- Menfasilitasi kecepatan dan efesiensi desain serta pembuatan
basis data
- Menciptakan konsistensi dalam dokumentasi data dan desain
system.
II. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Data
Data adalah sumber informasi yang betuknya masih mentah.
Menurut (1990), data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data dapat diperoleh
dalam bentuk simbol simbol, karakter huruf, angka, gambar, suara,
sinyal, dan lain sebagainya.
a. Jenis-Jenis Data
Jenis-jenis data berdasarkan pengambilan data antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari obyek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
2) Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara
langsung dari obyek penelitian. Peneliti mendapatkan data
yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan
berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun
non komersial
Jenis-jenis data berdasarkan pengambilan data antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Data Kuntitatif
Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk
angka-angka
2) Data Kualtatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-
kata yang mengandung makna
III. METODE

1. Waktu dan Tempat


Lokasi pelaksanaan penyusunan rancangan model data potensi
wilayah adalah di Kota Makassar. Waktu pelaksanaan bulan
januari 2024
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data antara lain :
a. Review data sekunder, termasuk peta wilayah dan
pengamatan lapang secara ringkas
b. Observasi/pengamatan lapang secara langsung
c. Wawancara dengan informan kunci
d. Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik
e. Studi kasus
f. Pembuatan kuesioner sederhana dan singkat
g. Pembuatan laporan secara cepat
3. Analisis Data
Analisis data adalah proses sistematis untuk menguraikan,
menginterpretasi, dan mengolah data agar dapat diambil
kesimpulan yang berharga. Proses analisis data melibatkan
beberapa tahap seperti pengumpulan data, penyusunan data,
pengolahan data, pengujian hipotesis dan pembuatan laporan
hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Perancangan model data potensi wilayah
dilaksanakan untuk skala pemerintahan tingkat provinsi.
Pelaksanaan ini tidak hanya dilakukan oleh penyuluh
pertanian semata tapi oleh stakeholder terkait seperti KTNA,
pelaku uatama, pelaku usaha serta instansi terkait lainnya.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Variabel Potensial
- Sumberdaya alam meliputi tanah, iklim, air,
topografi dan vegetasi
- Sumberdaya manusia meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, keterampilan tenaga kerja dan
kesehatan masyarakat
- Sumberdaya ekonomi meliputi PRODUK DOESTIK
BRUTO perkapita, infrastruktur ekonomi, tingkat
pengangguran dan ketersediaan modal
2. Pengumpulan Data
- Data spasial dan statistik dari lembaga terkait
seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian
Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan Lembaga Penelitian terkait.
- Data ketersdiaan lahan pertanian,curah hujan,
suhu, kepadatan penduduk, angka kemiskinan dan
sebagainya
3. Pengolahan Data
- Normalisasi data untuk memastikan setiap variabel
memiliki rentang nilai yang serupa
- Pengolahan spasial menggunakan Geographic
Information System (GIS) untuk memetakan
distribusi variabel potensi di wilayah Sulawesi
Selatan
4. Pembentukan Indeks Potensi
- Gabungan data dari berbagai varibel untuk
membentuk indeks potensi wilayah
- Berikan bobot pada setiap variable sesuai dengan
kepentingannya dalam pembangunan pertanian
5. Analisis dan Interpretasi
- Analisis indeks potensi wilayah untuk
mengidentifikasi area dengan potensi tertinggi dan
terendah
- Menginterpretasi hasil analisis untuk memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi potensi wilayah
dan relevansinya dengan pembangunan pertanian
6. Penyusunan Kebijakan
- Berdasarkan hasil analisis, identifikasi kebijakan
yang sesuai untuk memaksimalkan potensi wilayah
dalam pembangunan pertanian
- Kebijakan dapat berupa pengembangan
infrastruktur pertanian, peningkatan kualitas SDM
melalui pendidikan dan pelatihan serta dukungan
kebijakan ekonomi untuk mendorong investasi di
sektor pertanian
7. Evaluasi dan pemantauan
- Evaluasi berkala terhadap kebijakan dan
dampaknya terhadap pembangunan pertanian
- Menggunakan data pemantauan untuk
mengidentifikasi perubahan potensi wilayah dan
melakukan penyesuaian kebijakan yang diperlukan

2. PEMBAHASAN
Untuk merancang model data potensi wilayah dibutuhkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumberdaya alam merupakan faktor penting dalam
pembangunan pertanian. Beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan sumberdaya alam
adalah :
- Kondisi Tanah
Menganalisis jenis tanah, ketersediaan air dan
tingkat kesuburan tanah
- Iklim
Mempertimbangkan pola hujan, suhu dan faktor-
faktor iklim lainnya yang mempengaruhi pertanian
- Topografi
Memahami struktur topografi untuk menentukan
potensi lahan pertanian serta dampaknya terhadap
erosi dan drainase
Data-data dimaksud akan digunakan untuk
memetakan potensi pertanian di setiap wilayah
serta menentukan jenis tanaman yang sesuai untuk
di tanam
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumberdaya manusia sangat berperan terhadap
pebangunan pertanian. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan adalah :
- Pendidikan
Menganalisis tingkat pendidikan petani dan
ketersediaan tenaga kerja terlatih dalam sector
pertanian
- Pengetahuan Pertanian
Memahami pengetahuan lokal tentang praktek
pertanian yang efektif dan ramah lingkungan
- Kesehatan
Mempertimbangkan akses terhadap layanan
kesehatan karena kesehatan yang baik
mempengaruhi produktifitas petani
Dengan memahami SDM yang tersedia, dapat
dirancang program pendidikan dan pelatihan yang
sesuai untuk meningkatkan keterampilan petani
dan mendorong terciptanya inovasi-inovasi baru
3. Sumber Daya Ekonomi (SDE)
Sumberdaya ekonomi menjadi faktor penentu dalam
keberlanjutan pertanian. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
- Akses Pasar
Menganalisis akses petani terhadap pasar lokal
dalam negeri dan luar negeri untuk memastikan
pemasaran yang efesien
- Infrastruktur
Menilai keberadaan infrastrutur yang mendukung
pertanian seperti jalan, irigasi dan listrik
- Pendapatan
Menganalisis tingkat pendapatan petani untuk
menentukan keberlanjutan usaha pertanian
Dengan memahami SDE yang ada dapat diracang
kebijakan yang mendukung petani dalam
menghadapi tantangan ekonomi dan
meningkatkankesejahteraan mereka
4. Perancangan Model Data Potensi Wilayah
Langkah kerja dalam merancang model data potensi
wilayah melikputi :
- Menyusun kerangka model data potensi wilayah
sebagai bahan penyusunan kebijakan
- Menyiapkan kuesioner pengumpulan data
rancangan model potensi wilayah
- Melakukan pengumpulan data dan analisis data
rancangan model potensi wilayah
- Merumuskan konsep rancangan model data
potensi wilayah
- Membahas konsep ranncangan model data potensi
wilayah
- Merumuskan model data potensi wilayah sebagai
bahan penyusunan kebijakan
5. Implikasi Untuk Kebijakan Pembangunan Pertanian
Model data potensi wilayah yang disusun dapat menjadi
landasan untuk merancang kebijakan pembangunan
pertanian.
- Pengalokasian Sumber Daya
Mengalokasikan sumber daya secara efisien
berdasarkan potensi wilayah yang
teridentifikasi.
- Program Pelatihan
Merancang program pelatihan dan pendidikan
yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan
petani.
- Pengembangan Infrastruktu
Melakukan investasi dalam pengembangan
infrastruktur yang mendukung pertan
- Pemasaran dan Promosi
Mendorong pemasaran dan promosi produk
pertanian lokal untuk meningkatkan akses
pasar dan pendapatan petani.
IV. KESIMPULAN
Perancangan model data potensi wilayah merupakan
langkah penting dalam membuat kebijakan pembangunan
pertanian yang berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan memperhatikan aspek SDA, SDM, dan SDE, dapat
dirancang strategi yang tepat untuk meningkatkan
produktivitas, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan
di wilayah Sulawesi Selatan. Diperlukan kolaborasi antara
pemerintah, lembaga riset, dan pemangku kepentingan
lainnya untuk memastikan implementasi kebijakan yang
berhasil

Anda mungkin juga menyukai