Anda di halaman 1dari 32

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

DESA PARBULUAN III KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN


DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

RADA RANTIKA

NIRM : 01.01.20.191

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, hidayah
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Identifikasi
Potensi Wilayah (IPW) yang dilaksanakan di Desa Parbuluan III Kecamatan
Parbuluan Kabupaten Dairi Sumatera Utara.
Laporan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dibuat sebagai acuan dari
pelaksanaan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) yang dilaksanakan dari tanggal
10 Mei - 31 Agustus 2023 di Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan Kabupaten
Dairi Sumatera Utara.
Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini M.Si. Selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan (POLBANGTAN) Medan.
2. Selaku Ketua Jurusan Pertanian .
3. selaku Dosen Pembimbing I.
4. selaku Pembimbing Eksternal.
5. selaku Kepala Desa Parbuluan III.
6. Panitia Pelaksana PKL II dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan solusi yang membangun
sehingga laporan ini dapat lebih baik dan berguna kedepannya.
Penulis berharap semoga laporan Identifikasi Potensi Wilayah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Parbuluan , Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
DAFTAR TABEL...................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................5
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................6
A. Latar Belakang.......................................................................................................6
B. Tujuan....................................................................................................................7
C. Manfaat..................................................................................................................8
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................9
A. Identifikasi Potensi Wilayah...................................................................................9
B. Participatori Rural Appraisal (PRA).....................................................................10
C. Penentuan Komoditas Unggulan..........................................................................12
D. Pengumpulan Data Primer....................................................................................13
E. Pengumpulan Data Sekunder...............................................................................14
III. METODE PELAKSANAAN.......................................................................................16
A. Waktu dan Tempat...............................................................................................16
B. Metode Pelaksanaan.............................................................................................16
C. Kegiatan Identifikasi Potensi Wilayah.................................................................16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................20
A. Gambaran Umum Desa Parbuluan III.................................................................20
B. PRIORITAS MASALAH.....................................................................................27
C. Masalah................................................................................................................28
PENUTUP..........................................................................................................................31
A. Kesimpulan..........................................................................................................31
B. Saran....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................32
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Lahan Yang Digunakan Parbuluan III.......................................................22


Tabel 2. Data Luas Lahan Produktivitas Tanaman Perkebunan.......................................23
Tabel 3.Data Jumlah Penduduk Laki- Laki Dan Perempuan............................................23
Tabel 4.Data Jumlah Penduduk Menurut Golongan Pendidikan......................................24
Tabel 5. Kalender Musim Tanam Parbuluan III...............................................................25
Tabel 6.Kelompok Tani Desa Parbuluan III.....................................................................26
Tabel 7.Gapoktan Desa Parbuluan III..............................................................................26
Tabel 8.Kios Dan Saprodi................................................................................................27
Tabel 9. Prasarana Dan Sarana.........................................................................................27
Tabel 10. Prioritas Masalah Di Desa Parbuluan III..........................................................28
Tabel 11.Skor Skala.........................................................................................................29
Tabel 12.masalah di desa parbuluan.................................................................................29
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada sektor pertanian, prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah


melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi
pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
pembangunan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama
pembangunan pertanian maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah
yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah,
berkelanjutan, berkeadilan dan demokrasi.
Keberhasilan programa penyuluhan tergantung pada kemampuan penyuluh
menguasai/mengindentifikasi keadaan suatu wilayah kerjanya yang kemudian
menyusun strategi pengembangan potensi, sehingga materi penyuluhan yang
disampaikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan petani dan sesuai dengan
spesifik lokalita.
Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya merumuskan dan
mengaplikasikan kerangka teori kedalam teori kedalam kebijakan ekonomi dan
program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah
dengan mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju tercapainya
kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan.
Penyuluh harus mengasah kemampuan agar mampu melihat dan menggali
potensi agroekosistem wilayah dimana bekerja untuk bersama-sama serta
masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha mengubahnya menjadi
pertanian/perkebunan yang lebih bermanfaat. Untuk mencapai hasil yang baik
seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu instrument pengolah potensi
wilayah agroekosistem sehingga fenomena agroekosistem menjadi mudah
dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan dan
pengembangan usaha tani tertentu.
Potensi desa dikelola dan diolah dalam bentuk angka dan data yang mudah
dipahami dan disajikan secara tertulis. Data yang diolah selanjutnya berfungsi
sebagai monografi dan potensi wilayah agroekosistem (data potensi dan data
monografi wilayah). Pengambilan data potensi dilakukan dengan metode
Participatori Rural Aprasial (PRA), dimana penyuluh sebagai bekerjasama
dengan petani serta instansi terkait sebagai narasumber yang dapat memberikan
data yang baik.
Berdasarkan dari hal tersebut pada kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) II ini
mahasiswa harus serta melakukan identifikasi potensi wilayah di lokasi yang
ditempatkan guna untuk mengasah kompetensi dengan berhadapan langsung pada
kondisi nyata dilapangan, sehingga diharapkan mahasiswa mendapat pengalaman
terkait tekhnik melakukan IPW agar mampu menjadi penyuluh pertanian yang
professional yang dapat mendukung tercapainya pertanian yang maju, mandiri dan
modern.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan Identifikasi Potensi Wilayah di Desa


Parbuluan III adalah:
1. Mengetahui dan menetapkan potensi usaha tani dan mengetahui dan
menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat spesifik di Desa
Parbuluan III.
2. Membuat peta usaha tani desa sebagai bahan penyusun programa penyuluhan
pertanian desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan.
3. Untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang keadaan masalah
kebutuhan dan potensi (masyarakat dan wilayah) pedesaan secara menyeluruh
(holistic).
4. Mendorong partisipasi masyarakat pedesaan dalam menggali dan memahami
situasi kondisi dan potensi daerah serta kebutuhannya. Meningkatkan
efisiensi dalam mengidentifikasi dan menggali informasi tentang situasi
kondisi dan potensi wilayah pedesaan.
C. Manfaat

Kegunaan yang diharapkan dari pelaksanaan identifikasi potensi wilayah di


Desa Parbuluan III,antara lain:
1. Mahasiswa mengetahui dan menetapkan potensi dan permasalahan wilayah di
Desa Parbuluan III.
2. Mengetahui dan mampu menetapkan komoditas agribisnis unggulan bersifat
spesifik di Desa Parbuluan III.
3. Mahasiswa dapat memperoleh data primer monografi dan potensi wilayah
agroekosistem desa tahun 2023.
4. Mahasiswa dapat mengumpulkan data sekunder dalam rangka penyusunan
programa penyuluhan pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi wilayah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui


topografi, jenis tanah, vegetasi, tata guna lahan dan informasi mengenai gambaran
umum kondisi desa (kehidupan, kebiasaan, kecenderungan, kebutuhan aspirasi,
potensi dan masalah yang ada di masyarakat) yang dilakukan secara partisipatif.
Identifikasi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah
agroekosistem meliputi keadaan wilayah fisik, keadaan sosial, keadaan ekonomi
dan potensi pendukung dari data primer dan data sekunder (Ananoim,2009).
Data Primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan
pendekatan secara partisipatif dan wawancara semi terstruktur yang menggunakan
teknik PRA. Sedanngkan sumber data sekunder diperoleh dari monografi desa dan
dari sumber lain yang relevan (Anonim, 2009).
Identifikasi masalah adalah upayamerumuskan hal-hal yang tidak dikehendaki
atau faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki.
Di dalam identifikasi masalah yang terpenting adalah kita harus mengetahui apa
yang dimaksud dengan istilah masalah. Masalah adalah suatu keadaan dimana ada
gap atau kesenjangan antara apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi
dan adanya hal tersebut menyebabkan ketidaknyamanan atau kerugian
(Mardikanto, 2009).
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah pengamatan atau penelitian
keadaan desa atau kelurahan melalui pengalaman belajar bersama yang intensif,
singkat dan interaktif. Dalam metode ini ada beberapa cara yang perlu dikaji
antara lain menyusun profil desa, analisis profil keluarga, menyusun rencana
agribisnis keluarga, menyusun rencana kegiatan kelompok, pemilihan kegiatan
usaha agribisnis dan peluang agribisnis. Kegiatan yang dilakukan dalam PRA
lebih banyak melibatkan orang dalam yang terdiri dari semua pemangku
kepentingan kegiatan dengan difasilitasi oleh orang luar sebagai narasumber atau
fasilitator (Mardikanto, 2009).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwasanya dalam kegiatan
identifikasi potensi wilayah ini yakni untuk menganalisis potensi dan masalah di
suatu wilayah yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan baik bagi
perencanaan usahatani maupun pelaksanaan penyuluhan pertanian.

B. Participatori Rural Appraisal (PRA)

Participatori Rural Appraisal (PRA) diterjemahkan secara harfiah sebagai


penilaian/pengkajian/penelitian desa secara partisipatif. Dengan demikian metode
PRA diartikan cara yang digunakan dalam melakukan kajian untuk memahami
keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Namun
dengan adanya perkembangan PRA itu sendiri yang sangat pesat dan pentingnya
fungsi membelajarkan masyarakat,maka PRA dikenal dengan pendekatan dan
metode pembelajaran mengenai kondisi dan kehidupan pedesaan dari dan oleh
masyarakat desa sendiri dengan catatan :
1. Pengertian “belajar“ ini luas, meliputi kegiatan menganalisis merencanakan
dan bertindak.
2. PRA lebih cocok disebut sekumpulan metode (Jamak) bukan hanya metode
tunggal.
3. PRA memiliki teknik-teknik dan instrumen-instrumen yang biasa kita pilih.
Sifatnya selalu terbuka untuk menerima cara-cara dan metoda-metoda yang
baru dianggap cocok.
Dengan demikian defenisi PRA disepakati sebagai: sekumpulan pendekatan
dan metoda-metoda yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta
meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka (Masyarakat tersebut)
mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana
dan tindakan untuk memperbaiki kehidupannya (Adimihardja dan Harry, 2004 ).

1. Tujuan PRA
a. Tujuan Strategis adalah untuk mencapai pemberdayaan masyarakat dan
perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan pendekatan
pembelajaran
b. Tujuan Praktis:
1) Untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang keadaan, masalah,
kebutuhan dan potensi (masyarakat dan wilayah) pedesaan secara
menyeluruh (holistic).
2) Mendorong partisipasi masyarakat pedesaan dalam menggali dan
memahami situasi, kondisi dan potensi daerah serta kebutuhannya.
3) Meningkatkan efisiensi dalam mengidentifikasi dan menggali informasi
tentang situasi, kondisi dan potensi wilayah perdesaan dengan selalu
mempertimbangkan akurasi data/informasi yang dihimpun.

2. Prinsip-Prinsip PRA
Adapun prinsip-prinsip PRA yaitu sebagai berikut :
a. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan);
b. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat;
c. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator;
d. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaa;
e. Prinsip santai dan informal;
f. Prinsip triangulasi;
g. Prinsip mengoptimalkan hasil;
h. Prinsip orientasi praktis;
i. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu;
j. Prinsip belajar dari kesalahan; dan
k. Prinsip terbuka.

3. Unsur-Unsur PRA
a. Proses Belajar
Dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman peserta
belajar,diharapkan saling bertukar pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki masing-masing.
b. Alat Belajar
Alat belajar PRA menyangkut didalamnya metode, teknik dan peralatan
PRA. Metode PRA bermanfaat bagi banyak tujuan, antara lain untuk
mengumpulkan data dan informasi, menganalisis informasi, mengumpulakan
dan menganalisis data dan dapat juga untuk berkomunikasi.
c. Hasil Belajar atau Output Belajar
Hasil belajar yang di harapkan yaitu tercapainya tujuan jangka pendek
yaitu rencana program serta tercapainya tujuan jangka panjang yaitu
tercapainya kearah pemberdayaan masyarakat yang sekaligus perubahan
sosial.

4. Teknik PRA
a. Penelusuran sejarah desa;
b. Pembuatan bagan kecenderungan perubahan;
c. Kalender musim;
d. Jadwal sehari;
e. Pembuatan peta desa;
f. Penelusuran desa (transek);
g. Kajian lembaga-lembaga desa (diagram venn);
h. Bagan alur;
i. Kajian mata pencaharian;
j. Bagan urutan (matrix rangking); dan
k. Wawancara keluarga petani.

C. Penentuan Komoditas Unggulan

Setiap wilayah yang merupakan lokasi bidang pertanian pasti memiliki


komoditas unggulan. Dan yang dimiliki wilayah pada komoditas unggulan
berbeda-beda, dimana dilihat dari segi kecocokan wilayah seperti
iklim/temperatur, jenis tanah dan lain-lain. Komoditas Unggulan di suatu wilayah
merupakan suatu jenis tanaman yang dapat memberi produksi yang tinggi
sehingga jenis tanaman tersebut merupakan yang paling banyak di usahakan oleh
petani.
Dikembangkannya komoditas unggulan pada suatu wilayah dapat
meningkatkan produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat
meningkatkan kesejahteraan masayarakat yang bergerak terkait dengan sektor
pertanian.

D. Pengumpulan Data Primer

Potensi secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai


arti “kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan,
kesanggupan, daya”, wilayah dalam hal ini bermakna “lingkungan daerah
(propinsi, kabupaten, kecamatan)”.Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah
tertentu, misalnya meliputi potensi wilayah kecamatan. Potensi kecamatan
mengandung arti kemampuan yang dimiliki kecamatan yang memungkinkan
untuk dikembangkan (Anonim, 2001).
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pelaku utama
dan pelaku usaha dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara
semi terstuktur meggunakan tehnik PRA.
Wawancara semi terstruktur yang digunakan untuk mengkaji sejumlah
topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani, yang disusun di
dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi terbuka
karena hanya merupakan bahan acuan wawancara, yang dapat diubah dan
disesuaikan dengan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian. Jenis wawancara
semi terstruktur antara lain 1) wawancara individu, 2) wawancara keluarga/rumah
tangga petani, 3) wawancara kelompok (petani) (Deptan, 2006).
Untuk mencapai hasil yang baik dalam menggali potensi wilayah, maka
seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu “instrument” untuk menggali
potensi wilayah agroekosistem. Adapun instrument yang harus dipersiapkan untuk
mengumpulkan data primer yaitu:
1. Peta Sumber Daya
Peta sumber daya bertujuan untuk mengetahui kondisi desa, khususnya
mengenai sumber daya alam, tataguna lahan, batas wilayah, tata letak sarana dan
prasarana, perumahan, dan lain-lain.
Sketsa desa yang merupakan penggambaran keadaan masyarakat desa
yang dituangkan dalam bentuk sebuah peta sederhana yang dapat dibuat di atas
tanah, kertas, maket sesuai dengan kesepakatan dan ketersedian bahan.
2. Peta Transek
Peta Transek adalah gambar irisan muka bumi untuk mengamati lingkungan
sumber daya masyarakat dengan jalan menelusuri wilayah Kelurahan mengikuti
suatu lintasan tertentu yang disepakati.
Penelusuran wilayah desa (transek) bertujuan untuk mengetahui potensi
pemanfaatan sumber daya alam seperti a) bentuk dan keadaan permukaan/
topografi; b) jenis tanah dan tingkat kesuburan daerah tangkapan air, dan sumber
air; c) pemanfaatan lahan; d) pola usahatani; e) teknologi setempat.
3. Kalender Musim
Kalender musim bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan, peristiwa-
peristiwa dalam kurun waktu tertentu seperti curah hujan, suhu udara, peta tanam,
hama penyakit, tenaga kerja, volume produksi, luas tanam/produksi, dan siklus
usaha.
4. Hubungan Kelembagaan/Diagram venn
Bagan kelembagaan (diagram venn) bertujuan untuk mengetahui: a) lembaga-
lembaga yang ada di masyarakat baik lembaga formal maupun nonformal,
lembaga pemerintah maupun swasta; b) hubungan antarlembaga dan dengan
masyarakat; c) keberadaan, peran, dan manfaat lembaga tersebut untuk
masyarakat.
5. Kajian Mata Pencaharian
Kajian mata pencaharian, bertujuan untuk memberikan gambaran mata
pencaharian masyarakat desa yang dilakukan di desa maupun di luar desa
(Anonim, 2001).
6. Bagan Kecenderungan dan Perubahan Sektor Pertanian
Bagan perubahan dan kecenderungan bertujuan untuk mengetahui perubahan-
perubahan keadaan desa, baik perubahan sosial maupun perubahan lingkungan.

E. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dan diolah untuk mempelajari keadaan


desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk tertulis
yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dan lain-lain). Di desa yang
terpencil biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan wilayah
tersebut, tetapi data sekunder ini sifatnya sebagai pendukung dari informasi/data
yang diperoleh secara langsung melalui teknik PRA.
Data sekunder diperlukan untuk menyusun Programa.Programa
Penyuluhan Pertanian yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan pertanian.Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan
Desa/Kelurahan, atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan Kecamatan,
programa penyuluhan Kabupaten/Kota, programa penyuluhan Provinsi dan
programa penyuluhan Nasional. Programa Penyuluhan pertanian terdiri dari
empat unsur yang saling berkaitan dan tersusun menurut urutan yang tidak dapat
di ubah. Keempat unsur tersebut adalah keadaan, tujuan, permasalahan dan
rencana kegiatan (Anonim, 2009).
Jenis-jenis data sekunder yang dikumpulkan di antaranya:
1. Data agroklimat wilayah;
2. Batas wilayah;
3. Kependudukan
4. Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah;
5. Tata guna lahan;
6. Jenis usaha rakyat;
7. Tingkat pendapatan rata-rata;
8. Sarana dan prasarana wilayah;
9. Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang
pernah dilaksanakan di wilayah;
10. Teknologi yang diterapkan; dan
11. Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama
yang dikembangkan di wilayah. (Deptan, 2006).
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Penyusunan data dilakukan sejak 10 Mei sampai dengan 31 Agustus 2023


yang berlokasi di Desa Parbuluan III, Kecamatan Parbuluan , Provinsi Sumatera
Utara.

B. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam kegiatan identifikasi potensi wilayah adalah


metode pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), dimana partisipasi
masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan dari identifikasi ini. Di samping
metode PRA juga dilakukan metode anjangsana dan observasi langsung, hal ini
ditujukan agar adanya kesesuaian data dengan kondisi yang ada.

C. Kegiatan Identifikasi Potensi Wilayah

Dalam pemetaan potensi dan pengumpulan serta pengolahan data potensi


wilayah desa Parbuluan, menggunakan alat dan bahan seperti buku panduan,
kertas karton, spidol, peta desa, format pengumpulan data, alat tulis serta bahan
lain yang dipergunakan.

1. Identifikasi Potensi Wilayah


Identifikasi mengumpulkan data potensi wilayah Desa Parbuluan dengan
menggunakan metode wawancara langsung dengan petani. Langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Pertemuan Dengan Elemen Masyarakat
Kegiatan pertemuan dengan beberapa elemen masyarakat adalah guna
untuk melaksanakan kegiatan identifikasi menggunakan metode PRA, yang
dimana diminta partisipasi masyarakat dalam menjelaskan dan menuangkan
pengetahuannya tetang desa Parbuluan. Masyarakat dibagi kebeberapa kelompok
yang dibagi sesuai dengan jumlah instrument kelengkapan data identifikasi yang
dibutuhkan.
Kegiatan ini dilakukan guna untuk melihat kebenaran dan pengetahuan
masyarakat baik itu ibu rumah tangga, pemuda karangtaruna, orangtua, tertua desa
dan pihak pemerintahan desa yang kemudian akan didapatkan data yang real dan
benar.
b. Pengumpulan Data Primer Metode Wawancara
Teknik wawancara petani adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji
sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani yang
disusun dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi
terbuka karena hanya merupakan bahan acuan wawancara.
1) Wawancara individu
a) Wawancara informan kunci: dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan
sumber informasi khusus. Informasi kunci adalah orang yang dianggap
pengalaman dan memiliki pengalaman luas mengenai sesuatu yang
terkait dengan keadaan di masyarakat tersebut baik sosial, ekonomi,
budaya maupun yang lainnya.
b) Wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat dianggap
mewakili kelompok masyarakat tertentu misalnya ketua kelompok
tani/poktan/gapoktan, petani buruh, tuan tanah, hasil tersebut disebut
profil perorangan.
2) Wawancara keluarga/rumah tangga petani
a) Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek
kehidupan keluarga petani, hasilnya disebut profil keluarga petani.
b) Keluarga adalah keluarga inti (ayah, ibu,dan anak) atau keluarga besar.
Rumah tangga adalah unit pengelolaan perekonomian di dalam keluarga.
c. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung untuk
penyuluhan agribisnis antara lain:
1. Data agroklimat wilayah
a) Batas wilayah
b) Kependudukan
c) Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
d) Tata guna lahan
e) Jenis usaha masyarakat
f) Tingkat pendidikan rata-rata
g) Sarana dan prasarana di wilayah
h) Teknologi yang diterapkan
2. Data produksi, luas areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang
dikembangkan di wilayah
Jenisdata yang dilakukan identifikasi dengan menggunakan metode
wawancara, adalah sebagai berikut:
1. Data sumber daya manusia (SDM)
a) Data penduduk berdasarkan umur, agama, pendidikan, jenis kelamin,
dan mata pencaharian.
b) Data kelembagaan meliputi : lembaga pemerintah, lembaga agama,
lembaga adat, lembaga sosial, dan lembaga kelompoktani.
2. Data sumber daya alam (SDA)
a) Karakteristik tanah.
b) Data curah hujan 5 tahun terakhir.
c) Data luas wilayah berdasarkan penggunaan meliputi: bangunan dan
pekarangan, luas tanaman pangan dan hortikultura, luas tanaman
perkebunan, luas kehutanan, dan luas padang rumput.
d) Data populasi tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan,
dan populasi ternak.
d. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
1) Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,
tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
2) Coding (pengkodean)
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada
suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
3) Pemberian Skor atau Nilai
Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah
satu cara untuk menentukan skor.
4) Tabulasi
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi
diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.
5) Analisis
Kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur
bahasa tersebut secara mendalam.
e. Penetapan Komoditas Agribisnis Unggulan Spesifik Lokasi
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan komoditas unggulan
adalah dengan metode Location Quotient (LQ) yang merupakan suatu pendekatan
tidak langsung untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau
non basis. Metode LQ ini merupakan perbandingan antara pangsa relatif produksi
komoditas pada tingkat provinsi terhadap total produksi di provinsi tersebut
dengan pangsa relatif produksi komoditas pada tingkat nasional terhadap total
produksi di tingkat nasional.

f. Pembuatan Peta Usaha Tani


Pembuatan peta usaha tani desa dilaksanakan secara musyawarah
berdasarkan data potensi dan permasalahan dan yang dihadapi berdasarkan
identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem desa lokasi praktik lapangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Parbuluan III

Secara administratifsi Desa Parbuluan III berada dalam wilayah Kecamatan


Parbuluan. Desa Parbuluan III terdiri dari Dusun Barisan Nainggolan, Huta
Ginjang, Huta Nainggolan, Huta Napa, Huta Sinaga, Lumban Pandiangan,
Nainggolan Toruan, Parbakalan, Siringkabor, dan dusun lainnya. Wilayah kerja
penyuluh pertanian Parbuluan III mempunyai luas wilayah 1180 Ha, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara, Desa Parbuluan IV


 Sebelah Selatan Desa Parbuluan II
 Sebelah Timur Dengan Kabupaten Pakpak Bharat
 Sebelah Barat Dengan Desa Parbuluan VI

Luas wilayah Desa Parbuluan III adalah 1180 ha, dengan bentuk wilayah datar.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 586 KK, dengan jumlah jiwa 2616 jiwa. yang
terdiri dari laki laki 1303 jiwa, perempuan 1313 jiwa. 90% warga desa Bangun
bermata pencaharian sebagai petani.Desa Parbuluan III terletak pada ketinggian ±
1200-1300 meter dari permukaan laut. Dengan suhu ± 190C dengan curah hujan
bervariasi ± 2000-3000 mm/tahun,dengan tipe iklim C (klasifikasi Oldeman), pH
5-6.
Bulan basah pada bulan Oktober sampai Desember dan bulan kering pada bulan
Februari sampai Juni Keadaan jalan usaha tani di Desa Parbuluan III, sekitar 20%
masih jalan pengerasan dan masih tahap perbaikan. Untuk menuju Desa Parbuluan
III transportasi tersedia karena desa Parbuluan III merupakan jalan lintas
sumatera.
Adapun tabel persebaran luas wilayah yang digunakan di Desa Parbuluan III
Tabel 1. Luas Lahan Yang Digunakan Parbuluan III
Penggunaan Lahan Luas(ha)
1 Sawah 20
2 Ubi Jalar 86
3 Pemukiman 190
4 Pekarangan 156
5 Tanah Hortikultura 20
6 Tanah Perkebunan 75
7 Fasilitas Umum 34
Jumlah 581

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa luas wilayah dan tata guna
lahan di Desa Parbuluan III Kecamatan Parbuluan untuk luas (Ha) Sawah seluas
20 Ha, sedangkan untuk luas wilayah tanaman Ubi Jalar 86 (Ha) pemukiman 190
Ha, sedangkan untuk luas wilayah pekarangan 156 (Ha) tanah hortikultura 20 Ha,
sedangkan untuk luas wilayah tanah perkebunan 75 (Ha) fasilitas umum 34 Ha,

a. Topografi dan Iklim

Desa Parbuluan III memiliki topografi datar s/d bergelombang dan jenis lahan
yang dijumpai di desa Parbuluan III adalah Podsolik Merah Kuning (PMK) dan
Aluvial dengan ph tanah 5-6. Tipe iklim desa parbuluan III adalah tipe iklim
basah, yaitu tipe iklim yang mempunyai bulan basah/curah hujan lebih dari 2000-
3000 mm/bulan selama 6-7 bulan, dan bulan kering/curah hujan kurang dari 220
mm/bulan 3-4 bulan. Musim penghujan puncaknya pada bulan April sampai Juni,
suhu rata-rata berkisar 28 c.

a. Keadaan Produksi Dan Produktivitas Komoditi Pertanian

1. Data Usaha Tani


Potensi kegiatan usaha perkebunan dan pertanian di Desa Parbuluan III
sangat memiliki potensi yang besar untuk di kembangkan. Keadaan tofografi dan
iklim Parbuluan III yang memilki karakteristik yang cocok sebagai wilayah untuk
menanam berbagai tanaman pangan dan hortikultura contohnya padi sawah, Ubi
jalar, Cabe Merah, Cabai Rawit, Kubis, Kentang, Buah-Buahan dll.

Tabel 2. Data Luas Lahan Produktivitas Tanaman Perkebunan

No. Komoditas Luas (Ha) Produksi Ket


(Ton)
1 Tanaman pangan dan hortikutura
a. Cabe Merah 16,50 2,0 -
b. Cabe Rawit 28,50 1,80 -
c. Kubis 2 35,00
d. Kentang 2 25
e. Padi Sawah 20 3,5
f. Ubi Jalar 80 31
g. Jeruk 5,00 35,00
2 Tanaman Perkebunan
a. Kopi 75 56,81 -
-

Berdasarkan tabel 2 di atas data luas lahan produktivitas tanaman di Desa


Parbuluan III yaitu, Cabe Merah dengan luas 16,50 Ha dapat mencapai 2,0 ton ,
Cabai Rawit dengan luas 28,50 Ha mencapai produktivitas 1,80 ton , Kubis 35,00
ton/ 2 Ha, tanaman Kentang memilki luas 2 Ha produktivitas 25 ton, Padi Sawah
luas lahan 20 Ha dengan tingkat produktivitas 3,5 ton.Sedangkan Ubi jalar
merupakan komoditi yang unggul di desa parbuluan III dengan luas lahan 80 Ha
dengan tingkat produktivitas 31 ton,dan untuk Jeruk dengan luas lahan 5 Ha
memiliki produktivitas 35 ton, untuk tanaman perkebunan kopi luas 75 Ha
produktivitas 56,81 ton.

b. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk


1. Penduduk
Tabel 3.Data Jumlah Penduduk Laki- Laki Dan Perempuan

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Kk (kepala


(jiwa) (jiwa) (jiwa) keluarga)
1 Parbuluan 1.303 1.313 2.616 585
III

Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa data jumlah penduduk Laki-laki dan
Perempuan berdasarkan jumlah jiwa yang ada di Desa Parbuluan III Kecamatan
Parbuluan berjumlah 2.616 jiwa yang terdiri dari golongan Pria berjumlah 1.303
jiwa dan golongan wanita berjumlah 1.313 jiwa. Berdasarkan sumber Profil Desa
Parbuluan tahun 2020 dapat kita simpulkan bahwa jumlah penduduk terbanyak
adalah golongan Wanita berjumlah 1.313 jiwa.

Tabel 4.Data Jumlah Penduduk Menurut Golongan Pendidikan

Tingkatan Pendidikan Jumlah Persentase %


(Orang)
Usia 3-6 Tahun yang belum masuk TK 55 3,86
Usia 3-6 Tahun yang sedang TK/Playgroup 40 2,81
Usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah 424 29,792
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 1 0,07
Tamat SD/Sederajat 64 4,49
Tamat SMP/sederajat 173 12,15
Tamat SMA/Sederajat 546 38,36
Tamat D3/Sederajat 26 1,82
Tamat S1/Sederajat 92 6,46
Tamat S2/Sederajat 1 0,07
Total 1.423 100

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk Desa


Parbuluan III berdasarkan ting kat pendidikan terbanyak yaitu penduduk dengan
tingkat usia 3-6 Tahun yang belum masuk TK sebesar 3,86%, kemudian
penduduk dengan tingkat usia 3-6 Tahun yang sedang TK/Playgroup sebesar
2,81%, penduduk yang tingkat usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah sebesar
29,792%, penduduk dengan tingkat pendidikan usia 18-56 tahun tidak pernah
sekolah sebesar 0,07%, penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan tamat
SD/Sederajat sebesar 4,49%,penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan tamat
SMP/Sederajat sebesar 12,15%, penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan
tamat SMA/Sederajat sebesar 38,36%, penduduk dengan tingkatan pendidikan
lulusan tamat D3/Sederajat sebesar 1.82%, tamat S1/Sederajat sebesar 6,46%,
penduduk dengan tingkatan pendidikan lulusan tamat S2/Sederajat sebesar 0,07%.
Berdasarkan data tersebut, maka metode penyuluhan pertanian yang dilakukan
adalah ceramah dan diskusi dalam untuk pemahaman teori dan praktik lapangan
untuk pemahaman lapangan petani. Ceramah dan diskusi yang dilakukan bersifat
sederhana agar mudah dipahami oleh petani dan harus didukung dengan media
yang menarik minat petani.

Tabel 5. Kalender Musim Tanam Parbuluan III

BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi
sawah
Kopi
Cabai
merah
kentang
Ubi jalar

Keterangan:
Padi
Kentang
Ubi jalar
Kopi
Cabai
merah

Dari tabel 5 di atas dijelaskan untuk tanaman Padi petani pada Desa Parbuluan
III mulai menanam Padi pada bulan April, Mei, Juni, sedangkan untuk tanaman
Kopi petani melakukan panen pada bulan Septemver, Oktober, dan November,
untuk tanaman Cabai Merah petani mulai melakukan penanaman di bulan Januari
sampai Juni dan berlangsung pada bulan September sampai November. Untuk
tanaman kentang pertahun di desa Parbuluan III hanya satu kali musim tanam
yaitu pada bulan Oktober, November dan Desember serentak dengan musim
tanam Ubi Jalar.
c. Keberagaman Kelompok Tani
a) Poktan

Kelompok tani merupakan kelembagaan pendukung yang memilki peran


sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan – tujuan penyuluhan melalui tabel
berikut.
Tabel 6.Kelompok Tani Desa Parbuluan III

No Nama Luas Nama Ketua Tahun Jumlah Lokasi Kelas


Kelompok lahan Berdiri Anggota Kelompok Kelompok
(Ha) Tani Tani
1 Saoloan 40 Tua Bernandus 2020 19 Huta Napa Pemula
Limbong
2 Bintang TanI 40 Mariono Simarmata 2016 25 Huta Napa Lanjut
3 MM.HT.Napa 40 Eko Situmorang 2020 20 Huta Napa Pemula
4 Suka Maju 40 Arya K Sinaga 2020 20 Parbakalan Pemula
5 Bersatu Maju 40 Heddy Siburian 2020 22 Nainggolan Pemula
6 Jaya Bersama 40 Patimah Situmorang 2020 22 T.Sinaga Pemula
7 Marsaor 40 Agustinus Nainggolan 2012 19 Parbuluan3 Pemula
8 Marsitoguan 40 A.Manungkalit 2012 22 Parbuluan3 Pemula
9 Karya Murni 40 Makran Sinaga 2012 19 Parbuuan3 Pemula
10 Family 40 Ober Pandiangan 2012 17 Parbuuan3 Pemula
11 Satahi Tani 40 Surya Sianturi 2012 20 Parbuluan3 Lanjut
12 Maju 40 Marulak Pandiangan 2012 19 Parbuluan3 Pemula
Bersama
13 Maju Tani 20 Anjuran Nainggolan 2012 20 Parbuluan3 Pemula
14 Bona Pasogit 40 Andi Nainggolan 2020 25 Parbuluan# Pemula

b) Gapoktan

Tabel 7.Gapoktan Desa Parbuluan III

No Nama gapoktan Nama pengurus Jlh anggota Tahun Jenis lokasi


berdiri keg/usaha
1 Fama Karya Marulak.P 2008 Parb,III
c) Kios Dan Saporodi

Tabel 8.Kios Dan Saprodi

No Nama Kios saprodi Nama Pemilik Jumlah kios saprodi Lokasi kios

1 UD. ANDRI A.Nainggolan 1 Parbakalan

2 UD. K.NainggolaN 1 Parbakalan

d. Prasarana Dan Sarana Pendukung


Yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesungguhnya adalah
adanya teknologi yang bersifat praktis dan bisa diterapkan sesuai dengan kondisi
perekonomian warga. Disamping itu petani juga sangat membutuhkan adanya
kepastian dalam berusahatani melalui ketersediaan sarana dan prasarana usahatani
yang memadai seperti irigasi serta penguatan modal agribisnis.
Selain masalah sarana dan prasarana kendala lain yanag dihadapi oleh
masyarakat tani yaitu terkendala sarana produksi (saprodi) terutama masalah
pemupukan yang disebabkan oleh masalah distribusi pupuk, dimana pupuk sering
mengalami kelangkaan dilapangan sehingga jadwal pemupukan sering terlambat
yang mengakibatkan kurangnya produksi pertanian di Desa Parbuluan III.

Tabel 9. Prasarana Dan Sarana

No Nama alsintan Jumlah (unit) kondisi Lokasi


1 Cultivator 2 Baik Parbuluan III
2 Hand Traktor 3 Baik Parbuluan III
B. PRIORITAS MASALAH

Tabel 10. Prioritas Masalah Di Desa Parbuluan III

No Jenis Masalah Skor Jumlah


Gawat Mendesak Penyebaran Skor
1. Sistem tanam jajar 2 2 2 6
legowo belum sesuai
dengan anjuran
2. Pemanenan dan 2 2 2 6
penanganan
pascapanen padi
masih menggunakan
alat tradisional
3. Hama Penggerek 1 1 1 3
Tanaman Kopi
(PBKo) pada
tanaman kopi

4. Petani belum dapat 3 3 2 8


mengendalikan hama
Lalat Buah pada
tanaman kopi
Petani belum
mengetahui
5. pemangkasan 3 2 2 7
tanaman kopi

6. Petani belum
mengetahui cara 2 2 2 6
pembuatan pupuk
organik cair (POC)

teknik pengendalian 2 2 2 6
hama penyakit
7. sayuran secara benar

Petani belum 5
mengetahui cara 2 2 1
membuat pupuk
bokhasi
8.
9. Petani belum 2 2 2 6
mengetahui cara
menyemai kol dengan
benar
10. Petani belum 1 1 1 3
melakukan tanam
serentak padi sawah

Skor Skala Prioritas


Tabel 11.Skor Skala

Gawat *) 3**)
Agak gawat 2
Tidak gawat 1
Mendesak 3
Agak mendesak 2
Tidak mendesak 1
Penyebaran tinggi 3
Penyebaran cukup 2
Penyebaran rendah 1
*) Skor ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan petani
**) Jumlah skor tertinggi menjadi prioritas

C. Masalah

Tabel 12.masalah di desa parbuluan

Jenis Usahatani Urutan Tinjauan Aspek Masalah


prioritas Pengetahuan Ketrampilan Sikap
masalah
Tanaman Hama Ѵ V V
Perkebunan Penggerek
Tanaman Kopi
(PBKo) pada
tanaman kopi
Petani belum
mengetahui
cara
mengedalikan
hama lalat
buah pada
tanaman kopi

Petani belum
mengetahui
kriteria panen
pada tanaman
kopi

Petani belum
mengetahui
pemangkasan
tanaman kopi

Petani belum
mengetahui
cara
pembuatan
pupuk organik
cair (POC)
Tanaman Adanya Ѵ - -
Hortikultura serangan jamur
pada tanaman
Cabai Merah
setelah
dilakukan
pemeliharaan
Tanaman Sistem tanam Ѵ - -
Pangan jajar legowo
belum sesuai
dengan anjuran

Pemanenan Ѵ - -
dan
penanganan
pasca panen
padi masih
menggunakan
alat tradisional

Produktivitas V - -
ubi jalar yang
masih kurang

Sumber: Indentifikasi WKPP Desa Parbuluan III, 2023

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrument/teknik yang telah


dikumpulkan maka dilakukan rekapitulasi masalah-masalah yang ada di desa yang
menyangkut tanaman perkebunan, tanaman hortikultura dan tanaman pangan .
Hal ini bertujuan untuk memilah masalah yang ada dimasing-masing desa
mungkin saja ada masalah yang sama dengan cara pemeringkatan dan prioritas
masalah.
Berdasarkan peringkat masalah dan faktor penyebab masalah yang ada,
diharapkan petani bersama dengan penyuluh dan dinas terkait dapat mengetahui
masalah apa yang paling mendesak untuk dipecahkan. Sehingga masalah yang
dihadapi petani dapat terselesaikan dengan baik dan tepat.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II yang dilaksanakan


oleh mahasiswa semester VI dimulai dari 11 Mei sampai dengan 31 Agustus 2023
yang berlokasi di Desa Parbuluan III. Dari hasil pelaksanaan Identifikasi Potensi
Wilayah di Lapangan tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Potensi usahatani di Desa Parbuluan III yaitu tanaman Ubi jalar dan kopi
menjadi salah satu potensi terbesar karena memiliki kondisi topografi yang
mendukung dan jejaring pasar yang luas serta luas tanam yang tidak sedikit.
2. Potensi yang terdapat di Desa Parbuluan III sangat mendukung dan
berpotensi untuk dikembangkan. Dilihat dari Peta sumber daya, Transek,
Bagan Kecenderungan dan perubahan serta kalender musim yang telah dibuat
semuanya mendukung kemajuan sektor pertanian desa tersebut.
3. Potensi yang terdapat di Desa Parbuluan III (SDM, SDA dan Lingkungan)
sangat mendukung dalam berusahatani, permasalahan yang dihadapi juga
termasuk masih mudah untuk melakukan pengendaliannya karena banyaknya
potensi.
4. Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa adalah disusun setiap tahun
dan memuat rencana penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan serta
mencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya

B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis kepada berbagai pihak bahwa:
1. Hendaknya penyuluh dilapangan setiap tahunnya membuat pemeringkatan
masalah yang dihadapi dilapangan pada potensi usahatani yaitu padi sawah,
Cabai merah , Kol dan ubi jalar sesuai dengan keadaan dilapangan sehingga
permasalahan dapat diprioritaskan dan dikendalikan.
2. Adanya kerjasama yang sinergi dan berkesinambungan antara PPL, petani,
dan kelompok tani serta pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai