Anda di halaman 1dari 17

LAMPIRAN

EVALUASI HASIL PENYULUHAN,


MATERI, METODE DAN MEDIA
PENYULUHAN
DESA PADAMUKTI KECAMATAN PASIRWANGI
KABUPATEN GARUT

OLEH:

NAMA : Zakky Abdillah Sofyan


NPM : 24031116080

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI P1 UNIVERSITAS GARUT


Jl. Raya Samarang No 52 A Tarogong Kaler Kabupaten Garut
Kode POS : Bandung 441151
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN PEMBUATAN PUPUK
MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Mengukur dan menilai perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi
adalah pengertian Evaluasi secara umum. Dengan mengetahui hasil penilaian atau
evaluasi, maka kelompok dan anggotanya dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahannya.
Dalam pelaksanan penyuluhan pertanian, evaluasi bertujuan untuk
memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program
penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai dan menafsirkan informasi
atau data yang didapat sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang kemudian
digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan–pertimbangan terhadap
program penyuluhan yang dilakukan.
Alternatif penggunaan pestisida organik yang jauh lebih ramah lingkungan
dan tidak beracun sehingga dapat dijadikan solusi yang lebih baik untuk
menggantikan peran pestisida kimia (Astuti, 2016).
pengembangan pupuk berbasis mikrooganisme yang dapat menggantikan
bahan kimia pertanian (Rinanto, 2015). Selain itu, perlunya dilakukan
pemanfaatan pertanian organik secara optimal untuk mengurangi dampak negatif
penggunaan bahan kimia pertanian
Dengan mengetahui permasalahan tersebut, penyuluhan pertanian tentang
pembuatan pupuk MOL sangat penting, karena merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam pemanfaatan
bahan organik yang ada di alam dan kesuburan tanah jangka panjang. Perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dapat diketahui dengan cara
melakukan evaluasi.

1
2

B. Tujuan Evaluasi
1. lebih ramah terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai
menjadi bentuk lain sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam
waktu yang lama di alam bebas.

2. residu pestisida organik tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga


tanaman yang disemprot lebih aman untuk dikonsumsi.

3. dilihat dari sisi ekonomi, penggunaan pestisida organik memberikan nilai


tambah pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-pestisida
harganya lebih baik dibanding produk konvensional. Selain itu, pembuatan
pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh petani sehingga menghemat
pengeluaran biaya produksi.

C. Manfaat Evaluasi
1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan tentang
pembuatan pupuk mikroorganisme lokal (MOL).
2. Perbaikan programa, sarana, prosedur, pengorganisasian petani, dan
pelaksanaan penyuluhan tentang pembuatan pupuk mikroorganisme lokal
(MOL).
3. Penyempurnaan kebijaksanaan penyuluhan tentang pembuatan pupuk
mikroorganisme lokal (MOL). 
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi Penyuluhan Pertanian Adalah kegiatan untuk menilai efektifitas
dan efisiensi suatu kegiatan dengan menggunakan indikator-indikator tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi ini dilakukan secara sistematik dan objektif serta terdiri
dari evaluasi sebelum kegiatan dimulai, saat kegiatan berlangsung, dan sesudah
kegiatan selesai. Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan upaya penilaian
terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi atau
fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, evektivitas dan efisiensi
pencapaian hasil kegiatan. (Deptan, 1995).
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah mengukur dan menilai
perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi. Dengan mengetahui hasil
penilaian atau evaluasi, maka pihak yang dievaluasi misalnya kelompok dan
anggotanya dapat mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Kelompok dan
anggota kelompok tersebut akan mengetahui bahwa model tingkah laku yang
diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap.
Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas
sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan
informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil
kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu
kegiatan. Sedangkan menurut Padmowihardjo (1996). Evaluasi penyuluhan
pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang
relevan tentang sejauhmana program tujuan program penyuluhan pertanian
disuatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian
digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap
program penyuluhan yang dilakukan.
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan seberapa jauh suatu hal
itu berharga, bermutu dan bernilai. Jadi dalam evaluasi ada dua unsur utama yaitu

3
4

menilai dan mengukur. Evaluasi penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian


terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi dan
fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan hasil dan
dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi
pencapaian hasil kegiatan.Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan
analisis data dilakukan oleh petugas penyuluh yang bertugas diwilayah BPP yang
bersangkutan. Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan
dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi
dan efek serta konsentrasinya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin
(Van den Ban dan Hawkins, 1999).
Menurut Hornby dan Parnwell (Mardikanto, 1993), kata evaluasi dalam
kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari penilaian, yaitu
suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai sesuatu obyek, keadaan,
peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Casley dan Kumar (1991)
melihat pengertian evaluasi dalam perspektif manajemen, yakni evaluasi sebagai
suatu penilaian berkala terhadap relevansi, prestasi, efisiensi, dan dampak proyek
dalam konteks tujuan yang telah disepakati.
Menurut Mardikanto (1993), terdapat beberapa pokok pikiran yang
terkandung dalam pengertian “Evaluasi” yang merupakan kegiatan terencana dan
sistematis yang meliputi:
1. Pengamatan untuk pengumpulan data dan fakta.
2. Penggunaan pedoman yang telah ditetapkan.
3. Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman-
pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
4. Pengambil keputusan atau penilaian.
Evaluasi biasa dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode ilmu-
ilmu sosial, tetapi sebagian besar dilakukan oleh agen penyuluhan. Evaluasi
sebagai pemberi informasi digunakan agen penyuluhan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Evaluasi dalam program penyuluhan merupakan umpan
5

balik dalam proses komunikasi. Agen penyuluhan yang bekerja tanpa informasi
evaluasi, tidak mengetahui apakah masih menempuh jalur yang benar.
Evaluasi harus dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan
intuisi seseorang dan menggunakan pedoman-pedoman tertentu. Hasil evaluasi
harus secara jelas memberikan gambaran tentang perubahan perilaku yang terjadi
di masyarakat sasaran, baik mengenai pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.
Prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan acuan dasar dalam melaksanakan
evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi harus berdasarkan fakta.
2. Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau
program penyuluhan.
3. Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dari
program penyuluhan bersangkutan.
4. Evaluasi penyuluhan pertanian harus menggunakan alat ukur yang
berbeda, untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
5. Evaluasi penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap hasil-hasil
kuantitatif dan kualitatif.
6. Evaluasi penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode
penyuluhan yang digunakan.
7. Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti.
8. Evaluasi harus dijiwai dengan prinsip mencari kebenaran.

B. Karakteristik proses evaluasi:


1. Evaluasi merupakan proses terstruktur
2. Evaluasi didasarkan pada indikator yang dapat diamati
3. Evaluasi menganalisis hal-hal rumit menjadi sederhana
4. Evaluasi menghasilkan informasi yang tidak memihak dan disetujui semua
orang dan keputusan yang andal masuk akal.
5. Evaluasi mengeliminir pengaruh pribadi evaluator`
Tujuan dan manfaat evaluasi adalah dua konsepsi yang berbeda yang dapat
mengundang perdebatan tentang pengertiannya ditinjau dari segi bahasa
6

(language),istilah teknis (technical or scientificconcept), dan tingkat analisis


(levelof analysis).
Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan (Cerbea and
Tepping, 1977; FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992), disamping itu tujuan dan
manfaat bersifat implisit. Berikut dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan
evaluasi :
1. Tujuan Kegiatan (activity objective)
1. Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program (keadaan
umum daerah, sosial, teknis,ekonomis, budaya, masalah, kebutuhan dan
minat, sumber daya, faktor-faktor pendukung).
2. Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
3. Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan.
4. Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan program.
5. Mengidentifikasi “strongdan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.
6. Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.
 
2. Tujuan Managerial (managerial objective)
1. Memberikan data /informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
2. Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
3. Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake holder.
4. Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
5. Tujuan Program (Program objective)
Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk
memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu dilakukan
evaluasi adalah karena mungkin:
1. Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
2. Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga
terkait
7

3. Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari masyarakat.


Manfaat melakukan evaluasi adalah:
1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
dilaksanakan;
2. Perbaikan program, sarana, prosedur,pengorganisasian petani dan
pelaksanaan penyuluhan pertanian;
3. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.
Langkah-langkah evaluasi penyuluhan pertanian yaitu menetapkan obyek,
menetapkan data atau informasi yang akan dikumpulkan,cara pengumpulannya,
alat/instrumen yang digunakan, cara mengolah data/informasi serta melaporkan
hasil-hasilnya.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
1. Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi. Unsur-
unsurnya dalam tujuan penyuluhan antara lain:
2. Sasaran (S)
3. Perubahan perilaku yang dikehendaki (P)
4. Materi (M)
5. Kondisi/situasi (K)
6. Menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kemajuan-kamajuan
yang dicapai. Indikator-indikatornya meliputi:
7. Indicator perubahan kognitif
1)   Penguasaan pengetahuan (knowledge)
2)   Penguasaan pengertian (comprehension)
3)   Kemampuan menerapkan (application)
4)   Kemampuan analisis (analisis)
5)   Kemampuan sintesis (synthesis)
1. Indikator perubahan kemampuan afektif
1)   Menyadari atau mau memilih
2)   Tanggap atau mau
3)   Yakin atau mau mengikuti
4)   Menghayati atau selalu menerapkan
8

5)   Menghayati atau selalu menerapkan.

1. Indikator perubahan psikomotor


1)   Kecepatan
2)   Kekuatan
3)   Ketahanan
4)   Kecermatan
5)   Ketepatan
6)   Ketelitian
7)   Kerapihan
8)   Keseimbangan
Menarik sampel (sampling) dan melakukan pengumpulan data merupakan
langkah penting,hindari sampling error, usahakan sample yang representative
(mewakili). Ada beberapa macam cara menarik sampel, tergantung tujuan dan
keadaan populasinya, tetapi yang perlu diperhatikan sample hendaknya benar-
benar menggambarkan /mewakili populasi yang dievaluasi. Sampel dalam
evaluasi penyuluhan pertanian mengacu pada keterwakilan dari
petani/kelompoktani yang merupakan sasaran penyuluhan. Tidak dapat dipastikan
berapa jumlah sampelnya secara tepat, tetapi prinsipnya sampel tersebut mewakili
populasi (reprensentatif) petani/kelompok tani yang menerima penyuluhan.
3. Melakukan analisis dan interpretasi data
Proses ini merupakan langkah akhir yang menentukan :
1. Lakukan cleaning data dengan cara editing di lapangan, hapuskan data
yang “nyleneh” (out lier)
2. Lakukan coding, pemberian kode untuk memudahkan pada saat
memasukan data
3. Lakukan tabulasi (tally,sheet, tabulasi sheet).
4. Analisis/interpretasi data dapat dilakukan dengan cara :
5. Presentase
6. Deskriptif (mean, modus, median, rerata, Standart Deviasi)
7. Statistik inferensial
9

Analisa data ini tergantung tujuan evaluasi dan kesimpulan yang akan
diambil serta pertimbangan-pertimbangan yang akan dihasilkan. Dalam
melakukan pengolahan data dapat memanfaatkan alat komputasi seperti program
excel, Program SPSS, atau dihitung secara manual dengan kalkulator. Pada
prinsipnya, penulisan laporan evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan
penelitian pada umumnya, baikdalam sistimatika, pokok-pokok isi laporan yang
disampaikan, hanya bahasa sertatata tulis yang digunakan lebih populer, mudah
dipahami karena para pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat
pendidikan dan pengalaman.
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian dengan materi
pembuatan pupuk mikroorganisme lokal (MOL) dilaksanakan pada hari Kamis
Tanggal 16 Maret 2021, bertempat di Masjid Desa Panggalih Kecamatan Cisewu
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.
B. Penentuan Responden
Dalam kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian pembuatan pupuk
mikroorganisme lokal (MOL) sampel yang akan dievaluasi adalah seluruh
anggota kelompok tani yang hadir pada saat penyuluhan yaitu sebanyak 20 orang
petani sebagai responden.
C. Sumber Data
Adapun sumber data yaitu data primer di mana penyuluh pertanian sebagai
evaluator secara langsung memperoleh data dari responden dengan cara
pemberian kuesioner (lampiran 1, dan 2).
D. Analisis Evaluasi
Analisis adalah cara mengolah data sehingga menjadi informasi yang
mudah dibaca dan dimengerti dan dapat bermanfaat untuk menjawab masalah-
masalah yang akan di evaluasi.
Prosedur Analisis evaluasi:
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan
data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap
pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut
variabel-variabel yang diteliti.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian.

10
11

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan realiabilitas


instrumen pengumpulan data.
6. Tahap keputusan, yaitu tahap terakhir dengan melihat hasil dari tabel /
diagram yang nantinya akan dijadikan sebagai kesimpulan evaluasi.
 
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, dengan
menggunakan pre test dan post test
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian


Evaluasi dilakukan untuk mengukur berapa orang petani yang mengetahui
tentang pembuatan miroorganisme lokal (MOL). Evaluasi yang dilakukan terdiri
dari evaluasi awal dan evaluasi akhir.

Hasil Evaluasi
Dari responden yang berjumlah 20 orang dengan jumlah pertanyaan untuk
tingkat pengetahuan berjumlah 5 pertanyaan. Adapun tabel tabulasi hasil
reakpitulasi evaluasi awal dan akhir dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Tes dan Post Tes tentang Evaluasi Hasil
Penyuluhan tetang Pembuatan Pupuk Mikroorganisme Lokal (MOL).
Hasil Evaluasi
No Daftar Pertanyaan
Pre Tes (%) Post Tes (%)
1 Mengetahui pengertian pupuk 45 100
miroorganisme lokal (MOL)
2 Mengetahui Kelebihan pupuk 40 85
miroorganisme lokal (MOL)
3 Mengetahui Kelemahan pupuk 40 90
miroorganisme lokal (MOL)
4 Mengetahui tahapan pembuatan 35 95
pupuk miroorganisme lokal (MOL)
Mengetahui pengaplikasian pupuk 35 95
miroorganisme lokal (MOL)

Dilihat dari tabel 1. di atas hasil tes awal atau pre test menunjukan bahwa
tingkat pengetahuan petani tentang pengertian pupuk miroorganisme lokal (MOL)
masih rendah ini terbukti dari nilai yang diapat yaitu hanya berkisar antara 35%
sampai 45% petani yang mengetahui setiap pertanyaan tetang pengertian pupuk
miroorganisme lokal (MOL). Seperti pertanyaan yang paling banyak belum
diketahui adalah tentang tahapan pembuatan dan pengaplikasian pupuk

12
13

miroorganisme lokal (MOL) ini terbukti dari 20 orang petani yang menjawab
mengetahui adalah 7 orang (35%) dan yang lainnya menjawab tidak mengetahui,
artinya sebagian petani belum mengetahui tentang apa itu tahapan penanaman
jagung sistem tanpa olah tanah.
Setelah dilakukan evaluasi post tes, secara keseluruhan dapat dilihat
adanya peningkatan yang jelas. Salah satunya seperti pertanyaan no 1 yaitu
mengetahui pengertian tentang pengertian pupuk miroorganisme lokal (MOL),
responden menjawab semua bisa mengetahui artinya setelah penyuluhan adanya
peningkatan dari 9 orang (45%) yang mengetahui menjadi seluruh responden atau
sebanyak 20 orang (100%) telah mengetahui pengertian pupuk miroorganisme
lokal (MOL).

B. Analisis Evaluasi Materi, Metode dan Media Penyuluhan Pertanian


Evaluasi dilakukan untuk mengukur berapa orang petani yang menyatakan
sesuai tentang isi materi, media dan metode penyuluhan yang disampaikan oleh
penyuluh. Evaluasi ini dilakukan setelah kegiatan penyuluhan. Adapun hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Evaluasi Materi, Metode dan Media Penyuluhan
Kurang Tidak
No Pernyataan Sesuai (orang) Sesuai Sesuai
(Orang) (orang)
1 Materi penyuluhan pembuatan
Pupuk Mikroorganisme Lokal 20 - -
(MOL)
2 Metode penyuluhan ceramah dalam
penyuluhan pembuatan Pupuk 18 2 -
Mikroorganisme Lokal (MOL)
3 Metode penyuluhan diskusi dalam
penyuluhan pembuatan Pupuk 20 - -
Mikroorganisme Lokal (MOL)
4 Media power point yang digunakan
dalam penyuluhan memudahkan
petani untuk memahami materi 19 1 -
penyuluhan
5 Media folder yang digunakan dalam 19 1 -
14

penyuluhan memudahkan petani


untuk memahami materi penyuluhan

 
Dari tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa materi tentang pembuatan pupuk
miroorganisme lokal (MOL) yang telah disampaikan dirasakan sesuai dengan
kebutuhan petani saat itu, karena dari 20 responden seluruhnya menjawab materi
yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan petani. Metode ceramah dan diskusi
dirasakan sesuai oleh 18 orang petani dan hanya 2 orang yang menyatakan kurang
sesuai karena mereka lebih menginginkan langsung praktek lapangan. Tetapi
secara umum metode ceramah dan diskusi sudah sesuai dengan keinginan petani
dalam rangka memudahkan mereka memahami materi yang disampaikan. Media
slide power point seluruh responden menyatakan sesuai dengan media ini karena
jelas lebih membantu memahi materi yang disampaikan. Media ke -2 yaitu folder,
hanya 1 orang yang menyatakan kurang sesuai dengan media folder ini, tetapi
mayoritas petani, tepatnya 19 orang, menyatakan sesuai dengan media folder
tersebut sehingga media folder sudah sesuai sebagai alat bantu untuk
mempermudah penerapan pemahaman materi penyuluhan yang disampaikan
kepada petani.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil evaluasi hasil penyuluhan yang telah dilakukan dapat diartikan
bahwa peserta mengalami peningkatan pengetahuan tentang pemahaman materi
yang disampaikan saat penyuluhan. Isi materi yang disampaikan benar-benar
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani, begitu pula metoda dan media yang
digunakan dalam kegiatan penyuluhan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai kepada sasaran.
Antusias petani untuk mengetahui cara pembuatan pupuk mikroorganisme
lokal (MOL) begitu tinggi. Bahkan pada sesi tanya jawab juga berjalan dua arah,
hal ini karena banyaknya bahan yang tersedia di alam sehingga bisa mereka
manfaatkan untuk pertanian.
 B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah terkait, yang melalui laporan evaluasi ini
dapat menjadi sebuah informasi tentang bagaimana respon petani terhadap
teknologi yang telah disampaikan penyuluh untuk adanya perbaikan kedepannya.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N. B. 2016. Sikap Petani Terhadap Profesi Petani. Jurnal Agrisep Vol 15
No. 1,
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/846.Casley,
Dennis J. Dan Khrisna Kumar.1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek

Mardikanto T.2008. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press

Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University


Press. Surakarta Pertanian. UI-Press. Jakarta

Padmowiharjo, S. 1996. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka.


Jakarta

Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta

Rinanto. Y. 2015. Pemanfaatan Limbah Sisa Hasil Panen Petani Sayuran di


Boyolali sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk cair Organik menuju
pertanian Ramah Lingkungan. Makalah Seminar Nasional Konservasi dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. h.
243

Anda mungkin juga menyukai