OLEH:
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Mengukur dan menilai perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi
adalah pengertian Evaluasi secara umum. Dengan mengetahui hasil penilaian atau
evaluasi, maka kelompok dan anggotanya dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahannya.
Dalam pelaksanan penyuluhan pertanian, evaluasi bertujuan untuk
memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program
penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai dan menafsirkan informasi
atau data yang didapat sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang kemudian
digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan–pertimbangan terhadap
program penyuluhan yang dilakukan.
Alternatif penggunaan pestisida organik yang jauh lebih ramah lingkungan
dan tidak beracun sehingga dapat dijadikan solusi yang lebih baik untuk
menggantikan peran pestisida kimia (Astuti, 2016).
pengembangan pupuk berbasis mikrooganisme yang dapat menggantikan
bahan kimia pertanian (Rinanto, 2015). Selain itu, perlunya dilakukan
pemanfaatan pertanian organik secara optimal untuk mengurangi dampak negatif
penggunaan bahan kimia pertanian
Dengan mengetahui permasalahan tersebut, penyuluhan pertanian tentang
pembuatan pupuk MOL sangat penting, karena merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam pemanfaatan
bahan organik yang ada di alam dan kesuburan tanah jangka panjang. Perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dapat diketahui dengan cara
melakukan evaluasi.
1
2
B. Tujuan Evaluasi
1. lebih ramah terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai
menjadi bentuk lain sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam
waktu yang lama di alam bebas.
C. Manfaat Evaluasi
1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan tentang
pembuatan pupuk mikroorganisme lokal (MOL).
2. Perbaikan programa, sarana, prosedur, pengorganisasian petani, dan
pelaksanaan penyuluhan tentang pembuatan pupuk mikroorganisme lokal
(MOL).
3. Penyempurnaan kebijaksanaan penyuluhan tentang pembuatan pupuk
mikroorganisme lokal (MOL).
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
4
balik dalam proses komunikasi. Agen penyuluhan yang bekerja tanpa informasi
evaluasi, tidak mengetahui apakah masih menempuh jalur yang benar.
Evaluasi harus dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan
intuisi seseorang dan menggunakan pedoman-pedoman tertentu. Hasil evaluasi
harus secara jelas memberikan gambaran tentang perubahan perilaku yang terjadi
di masyarakat sasaran, baik mengenai pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.
Prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan acuan dasar dalam melaksanakan
evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi harus berdasarkan fakta.
2. Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau
program penyuluhan.
3. Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dari
program penyuluhan bersangkutan.
4. Evaluasi penyuluhan pertanian harus menggunakan alat ukur yang
berbeda, untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
5. Evaluasi penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap hasil-hasil
kuantitatif dan kualitatif.
6. Evaluasi penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode
penyuluhan yang digunakan.
7. Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti.
8. Evaluasi harus dijiwai dengan prinsip mencari kebenaran.
Analisa data ini tergantung tujuan evaluasi dan kesimpulan yang akan
diambil serta pertimbangan-pertimbangan yang akan dihasilkan. Dalam
melakukan pengolahan data dapat memanfaatkan alat komputasi seperti program
excel, Program SPSS, atau dihitung secara manual dengan kalkulator. Pada
prinsipnya, penulisan laporan evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan
penelitian pada umumnya, baikdalam sistimatika, pokok-pokok isi laporan yang
disampaikan, hanya bahasa sertatata tulis yang digunakan lebih populer, mudah
dipahami karena para pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat
pendidikan dan pengalaman.
III. METODE PELAKSANAAN
10
11
Hasil Evaluasi
Dari responden yang berjumlah 20 orang dengan jumlah pertanyaan untuk
tingkat pengetahuan berjumlah 5 pertanyaan. Adapun tabel tabulasi hasil
reakpitulasi evaluasi awal dan akhir dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Tes dan Post Tes tentang Evaluasi Hasil
Penyuluhan tetang Pembuatan Pupuk Mikroorganisme Lokal (MOL).
Hasil Evaluasi
No Daftar Pertanyaan
Pre Tes (%) Post Tes (%)
1 Mengetahui pengertian pupuk 45 100
miroorganisme lokal (MOL)
2 Mengetahui Kelebihan pupuk 40 85
miroorganisme lokal (MOL)
3 Mengetahui Kelemahan pupuk 40 90
miroorganisme lokal (MOL)
4 Mengetahui tahapan pembuatan 35 95
pupuk miroorganisme lokal (MOL)
Mengetahui pengaplikasian pupuk 35 95
miroorganisme lokal (MOL)
Dilihat dari tabel 1. di atas hasil tes awal atau pre test menunjukan bahwa
tingkat pengetahuan petani tentang pengertian pupuk miroorganisme lokal (MOL)
masih rendah ini terbukti dari nilai yang diapat yaitu hanya berkisar antara 35%
sampai 45% petani yang mengetahui setiap pertanyaan tetang pengertian pupuk
miroorganisme lokal (MOL). Seperti pertanyaan yang paling banyak belum
diketahui adalah tentang tahapan pembuatan dan pengaplikasian pupuk
12
13
miroorganisme lokal (MOL) ini terbukti dari 20 orang petani yang menjawab
mengetahui adalah 7 orang (35%) dan yang lainnya menjawab tidak mengetahui,
artinya sebagian petani belum mengetahui tentang apa itu tahapan penanaman
jagung sistem tanpa olah tanah.
Setelah dilakukan evaluasi post tes, secara keseluruhan dapat dilihat
adanya peningkatan yang jelas. Salah satunya seperti pertanyaan no 1 yaitu
mengetahui pengertian tentang pengertian pupuk miroorganisme lokal (MOL),
responden menjawab semua bisa mengetahui artinya setelah penyuluhan adanya
peningkatan dari 9 orang (45%) yang mengetahui menjadi seluruh responden atau
sebanyak 20 orang (100%) telah mengetahui pengertian pupuk miroorganisme
lokal (MOL).
Dari tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa materi tentang pembuatan pupuk
miroorganisme lokal (MOL) yang telah disampaikan dirasakan sesuai dengan
kebutuhan petani saat itu, karena dari 20 responden seluruhnya menjawab materi
yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan petani. Metode ceramah dan diskusi
dirasakan sesuai oleh 18 orang petani dan hanya 2 orang yang menyatakan kurang
sesuai karena mereka lebih menginginkan langsung praktek lapangan. Tetapi
secara umum metode ceramah dan diskusi sudah sesuai dengan keinginan petani
dalam rangka memudahkan mereka memahami materi yang disampaikan. Media
slide power point seluruh responden menyatakan sesuai dengan media ini karena
jelas lebih membantu memahi materi yang disampaikan. Media ke -2 yaitu folder,
hanya 1 orang yang menyatakan kurang sesuai dengan media folder ini, tetapi
mayoritas petani, tepatnya 19 orang, menyatakan sesuai dengan media folder
tersebut sehingga media folder sudah sesuai sebagai alat bantu untuk
mempermudah penerapan pemahaman materi penyuluhan yang disampaikan
kepada petani.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil evaluasi hasil penyuluhan yang telah dilakukan dapat diartikan
bahwa peserta mengalami peningkatan pengetahuan tentang pemahaman materi
yang disampaikan saat penyuluhan. Isi materi yang disampaikan benar-benar
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani, begitu pula metoda dan media yang
digunakan dalam kegiatan penyuluhan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai kepada sasaran.
Antusias petani untuk mengetahui cara pembuatan pupuk mikroorganisme
lokal (MOL) begitu tinggi. Bahkan pada sesi tanya jawab juga berjalan dua arah,
hal ini karena banyaknya bahan yang tersedia di alam sehingga bisa mereka
manfaatkan untuk pertanian.
B. Saran
Diharapkan kepada pemerintah terkait, yang melalui laporan evaluasi ini
dapat menjadi sebuah informasi tentang bagaimana respon petani terhadap
teknologi yang telah disampaikan penyuluh untuk adanya perbaikan kedepannya.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, N. B. 2016. Sikap Petani Terhadap Profesi Petani. Jurnal Agrisep Vol 15
No. 1,
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/846.Casley,
Dennis J. Dan Khrisna Kumar.1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek
Mardikanto T.2008. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press
Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta