Anda di halaman 1dari 5

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tugas dan fungsi Penyuluhan adalah menyelenggarakan pengkajian tentang suatu
teknologi pertanian/ kaji terap pada komoditas pertanian yang dianggap perlu dilaksanakan
penerapan teknologi pertanian tertentu. Sehingga dari hasil kaji terap teknologi pertanian itu
dapat diperoleh suatu kesimpulan, apakah teknologi pertanian tersebut layak diterapkan pada
lokasi persawahan diwilayah setempat.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, lahan sawah masih tetap menjadi
andalan bagi produksi padi nasional. Program intensifikasi yang dicanangkan sejak sekitar
tiga dekade yang lalu, pada awalnya telah mampu meningkatkan produktivitas dan produksi
padi secara nyata. Tetapi, beberapa tahun terakhir produktivitas padi cenderung melandai dan
bahkan ada yang menurun di beberapa lokasi.

Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu yang sering diringkas Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan holistik yang semakin populer dewasa
ini. Pendekatan ini bersifat partisipatif yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi
sehingga bukan merupakan paket teknologi yang harus diterapkan petani di semua lokasi.
Tujuan PTT adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang
cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras serta
menjaga kelestarian lingkungan.

Penerapan pengelolaan tanaman terpadu terdiri dari komponen teknologi dasar dan pilihan
yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi setempat. Komponen teknolodi dasar
terdiri dari (1) Varietas Unggul Baru; (2) Benih bermutu dan berlabel; (3) Bahan organik; (4)
Pengaturan populasi tanam; (5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman; (6)
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) berdasarkan konsep PHT. Komponen
teknologi pilihan terdiri dari (1) Pengolahan tanah; (2) Bibit muda (<21 hss) (3) Tanam 1-3
bibit per rumpun; (4) Pengairan secara efektif dan efisien; (5) Penyiangan dengan
landak/gasrok; (6) Panen tepat waktu dan perontokan gabah segera setelah panen.

Salah satu varietas unggul baru padi sawah yang direkomendasikan adalah Inpari 28
Kerinci yang merupakan varietas spesifik lokasi yang cocok dibudidayakan di daerah Kerinci
pada umumnya termasuk Kota Sungai Penuh yang merupakan bagian dari pemekaran
wilayah Kabupaten Kerinci. Oleh karena itu, perlu dilakukan kaji terap agar petani mau dan
mampu untuk menggunakan varietas ini di lahan persawahan mereka.

1.2 Tujuan

1. Melakukan uji coba varietas Inpari 28 Kerinci pada lahan sawah Desa Koto Bento
sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan apakah varietas ini cocok untuk
dibudidayakan atau tidak diwilayah persawahan setempat.

2. Mengenalkan pada pelaku utama tentang teknologi pengelolaan tanaman terpadu


(PTT) padi sawah
3. Sebagai media pembelajaran bagi penyuluh pertanian untuk menyebarkan
informasi teknologi pertanian

1.3 Sasaran

Seluruh Pelaku utama yang berada pada wilayah binaan Desa Koto Bento khususnya
dan Kota Sungai Penuh pada umumnya.

II. REALISASI PELAKSANAAN KAJI TERAP

3.1 Lokasi Kaji Terap

Pelaksana Kaji Terap : Kelompok Tani Suka Maju Desa Koto Bento

Lokasi Sawah : Lahan Persawahan Desa Koto Bento

Luas Sawah : 1 Ha

Desa : Koto Bento

Kecamatan : Pesisir Bukit

Kota : Sungai Penuh

Provinsi : Jambi

3.2 Realisasi Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kaji Terap

No Uraian Kegiatan Pelaksanaan Keterangan

Buah, Bonggol Pisang, Keong Mas, Rebung


1 Pembuatan MOL 04 Juni 2014
Bambu,

Seleksi Benih dg air garam indikator telur


2 Persemaian 05 Juni 2014
(Benih 17 kg)
3 Persiapan Lahan 18 Juni 2014 Handtraktor

4 Aplikasi Pupuk Kompos 23 Juni 2014 1 ton/ha

26 Juni 2014
5 Penanaman Jajar Legowo 4 : 1
(21 hss)

05 Juli 2014
6 Pemupukan Dasar NPK Mutiara 160 kg
(9 hst)

10 juli 2014
7 Aplikasi MOL Rebung 28 ltr
(14 hst)

16 Juli 2014
8 Penyiangan 1 Manual
(20 hst)

26 Juni 2014 s.d.


Pengendalian Hama dan
9 Pengamatan
Penyakit
22 Oktober 2014

17 Juli 2014
Aplikasi MOL Bonggol Pisang +
10 MOL 14 ltr + NHS 6 ltr
NHS
(21 hst)

05 Agustus 2014
11 Penyiangan 2 Manual
(40 hst)

08 Agustus 2014
Pemupukan Susulan Urea +
12 Urea 30 kg, Phonska 60 (90 Kg)
Phonska
(43 hst)

11 Agustus 2014
13 Aplikasi MOL Buah + NHS MOL 7 ltr + NHS 6 ltr
(46 hst)
20 Agustus 2014
14 Penyiangan 3 Manual
(hst)

05 September
Aplikasi MOL Keong Mas + 2014
15 MOL 28 ltr + NHS 6 ltr
NHS
(71 hst)

13 Oktober 2014
16 Panen
(109 hst)

III. HASIL UBINAN DAN PRODUKTIVITAS

Petak Ubinan Hasil Produktivitas

(2,5 m x 2,5 m) (Kg) (ton/ha GKP)

Ulangan 1 7,1 11,36

Ulangan 2 7,2 11,52

Ulangan 3 6,9 11,04

Rata-rata 7,1 11,31

1. Tinggi Tanaman : 94 cm

Diukur dari pangkal batang sampai ujung malai tertinggi.

2. Umur Berbunga : 92 hss


Dihitung jumlah hari mulai sebar/semai sampai 50% dari rumpun
berbunga.

3. Jumlah Malai : 622 /m2

Jumlah malai yang ada pada rumpun tanaman yang terdapat pada
petak contoh seluas 1 m2 yang ada ditengah-tengah petak
percobaan, diamati pada saat menjelang panen.

4. Bobot 1000 butir : 30 gram

5. Gabah Isi : 81 /malai

Hitung jumlah gabah isi dari 3 rumpun contoh (6794 biji) yang
diambil secara acak pada arah diagonal petak percobaan, kemudian
bagi dengan jumlah malai dari 3 rumpun contoh (84).

6. Gabah Hamp a : 22 /malai

Hitung jumlah gabah hampa dari 3 rumpun contoh (1806 biji) yang
diambil secara acak pada arah diagonal petak percobaan, kemudian
bagi dengan jumlah malai dari 3 rumpun contoh (84).

7. Anakan Produktif : 15-22 batang/rumpun

IV. KESIMPULAN

1. Teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan teknologi yang cocok


untuk diterapkan di Desa Koto Bento yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu
beras serta menjaga kelestarian lingkungan.

2. Varietas Inpari 28 Kerinci merupakan varietas yang cocok untuk diterapkan di Desa
Koto Bento karena memiliki produktivitas yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai