Anda di halaman 1dari 3

PENINGKATAN PRODUKSI PADI

MELALUI PELAKSANAAN IP PADI 400

Berbagai upaya peningkatan produksi


dan produktivitas telah dilakukan pada tahun
2007 maupun tahun–tahun sebelumnya,
namun hal ini belumlah cukup, perlu
terobosan di tahun 2009. Salah satu upaya
yang mungkin dapat dilakukan adalah
mengembangkan Indeks Pertanaman Padi
400 (IP Padi 400) yang merupakan pilihan
menjanjikan guna meningkatkan produksi 1. Pola tanam
padi nasional tanpa memerlukan tambahan Tabel 2. Rencana penelitian pola tanam IP
padi 400
fasilitas irigasi.
Musim Tanam (MT)
Pola
IP Padi 400 artinya petani dapat panen I II III IV

padi empat kali dalam setahun pada lahan A VUG VUSG VUSG VUSG

yang sama. Dalam pelaksanaannya terdapat B VUG VUG VUSG VUSG

minimal 4 faktor kunci sebagai pendukung C VUSG VUSG VUSG VUSG

yaitu: a). Menggunakan benih varietas padi D VUG VUG VUG -

umur sangat genjah (90–104 hari) (Dodokan, VUG VUG VUG VUG
+VUSG+ +VUSG+ +VUSG+ +VUSG+Ga
Superim
Silugonggo, dan Inpari 1), b). Pengendalian pose
Galur Galur Galur lur ultra
ultra ultra ultra genjah
hama dan penyakit terpadu (PHT) dilakukan genjah genjah genjah

Total
lebih operasional, c). Pengelolaan hara
Ket. :
secara terpadu dan spesifik lokasi, d). 1. VUSG = Varietas Umur Sangat Genjah,
90 – 104 hari (Silugonggo, Inpari 1, Dodokan).
Managemen tanam dan panen yang efisien. 2. VUG = Varietas Umur Genjah >105-124 hari
(Ciherang, Mekongga, Cibogo, Way Apo Buru,
Cigeulis, Situ Bagendit
TEKNOLOGI MENUNJANG IP PADI 400 3. VUUG = Varietas umur Ultra Genjah < 90 hari
4. VUS = Varietas umur sedang >125 – 164 hari (IR42,
Cisokan, Cisadane)
Untuk menunjang keberhasilan 5. VUD = Varietas umur Dalam >165 hari, kelompok
varietas lokal.
pelaksanaan atau pengembangan IP padi 400
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut 2. Persemaian
sebagai asupan teknologi:
 Gunakan benih bermutu yang bernas
sebanyak 25 kg/ha.
 Pesemaian dibuat di luar lahan atau warna daun padi menggunakan Bagan
menggunakan kotak/besek dengan media Warna Daun (BWD).
tanah dan bahan organik seperti kompos,  Sedangkan PUTS (Perangkat Uji Tanah
pupuk kandang. Sawah) digunakan untuk mengukur status
3. Pengolahan tanah hara P, K, dan pH tanah yang dapat
 Pengolahan tanah secara sempurna atau dikerjakan secara langsung di lapangan
pengolahan tanah minimum. dengan relatif cepat, mudah, dan cukup
 Tanpa olah tanah (TOT). akurat.
4. Cara Tanam  Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman,
Beberapa modifikasi cara tanam untuk arang sekam, abu dapur dapat digunakan
memperpendek umur panen: sebagai sumber pupuk organik untuk
 Tanam benih langsung (TABELA). pemeliharaan kesuburan lahan.
 Tanam pindah (Tapin). 7. Pengairan

 Teknik gogorancah.  Lakukan teknik pengairan berselang


5. Penanaman dalam satu musim tanam.

 Dengan menanam dua kali varietas padi  Bibit ditanam pada kondisi tanah jenuh air
berumur genjah seperti Ciherang dan dan petakan sawah baru diairi lagi.
varietas berumur sangat genjah seperti 8. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dodokan, apabila ditanam menggunakan  Pada daerah endemik suatu


persemaian antara 15-22 hari maka akan hama/penyakit dapat ditanam varietas padi
memakan waktu lebih dari satu tahun (2 x yang tahan hama/penyakit tersebut.
115 hari + 2 x 85 hari = 400 hari). Agar IP  Hama dan penyakit utama yang perlu
padi 400 tidak melebihi 365 hari maka mendapat perhatian adalah hama tikus,
persemaian harus disiapkan pada lahan wereng coklat, penggerek batang, dan
lain atau persemaian kering sebelum penyakit tungro.
panen. 9. Panen dan Pascapanen
6. Pemupukan  Penentuan umur panen
 Pada PTT penggunaan pupuk disesuaikan  Alat panen
dengan kebutuhan tanaman dan  Cara dan sistem pemanenan
ketersediaan hara dalam tanah.  Perontokan
 Kebutuhan N tanaman dapat diketahui  Pengeringan/penjemuran
dengan cara mengukur tingkat kehijauan Penyimpanan

No: 09 /Julistia Bobihoe/2009

Anda mungkin juga menyukai