Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KONSULTASI DI BIDANG PERTANIAN SECARA


KONSTITUSI/ KELOMPOK

1. Nama Petani : Anton


2. Jabatan : Bendahara Kelompok Tani Karya Mukti
3. Alamat : Desa Boilan
4. Hari / Tanggal : Rabu, 16 Januari 2019
5. Permasalahan : Belum Memahami Tentang Konsep Pemupukan Berimbang.

Petani

Anton
I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting selain lahan,
tenaga kerja dan modal. Pemupukan berimbang memegang peranan penting dalam
upaya meningkatkan hasil tanaman. Anjuran (rekomendasi) pemupukan harus
dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan
hara dan kebutuhan tanaman akan unsur hara, sehingga meningkatkan efektivitas
dan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi tanpa merusak lingkungan akibat
pemupukan yang berlebihan. Hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi
tanaman dan sekaligus menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman.
Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat
meningkatkan kadar protein, akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka
terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi, pemupukan
P yang dilakukan terus menerus tanpa menghiraukan kadar P tanah yang sudah
jenuh dapat pula mengakibatkan menurunnya tanggap tanaman terhadap
pemupukan P tanaman yang dipupuk P dan K saja tanpa disertai N, hanya mampu
menaikkan produksi yang lebih rendah.
Pemupukan berimbang adalah penyediaan semua kebutuhan zat hara yang
cukup sehingga tanaman mencapai hasil dan kualitas yang tinggi yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu jenis dan dosis
pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan
kebutuhan tanaman. Dengan demikian jenis dan dosis pupuk yang diaplikasikan
tidak dapat disamaratakan tetapi harus spesifik lokasi karena: a) setiap jenis tanah
mempunyai kemampuan menyediakan karena sifat-sifat tanah yang berbeda anatar
lain pH tanah, kadar bahan organik, sifat dan jenis mineral – mineral tanah, b) tiap
jenis dan varientes tanaman memerlukan jumlah dan hara yang berbeda,
banyaknya hara yang terangkut panenpun berbeda, dan c) tiap lokasi/unit usaha
tani mempunyai sejarah pengelolaan yang berbeda baik dari segi pengelolaan hara,
tanah dan airnya. Faktor-faktor seperti, pencucian, run off sangat mempengaruhi
keseimbangan hara dalam tanah.
Pemupukan tanaman (padi), harus diberikan berimbang karena : a) untuk
meningkatkan hasil dan kualitas beras, tanaman padi memerlukan zat hara dalam
jumlah banyak diantaranya N (Nitrogen), P (Phospor), K (Kalsium) dan Sulfur (S)
sebagai unsur hara makro dan unsur hara sekunder seperti kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) serta unsur Zn (Seng) dan (Cu) tembaga dan besi (Fe), b) agar
pertumbuhan tanaman sehat dengan produktifitas dan kualitas beras yang tinggi,
maka zat-zat hara tersebut cukup tersedia dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan
tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya tidak cukup, maka hasil
dan kualitas akan menurun.
Oleh karena itu pemupukan harus dilakukan secara berimbang; baik jenis, dosis
sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat-zat hara yang tersedia di dalam
tanah (tingkat kesuburan tanah).
Pemupukan berimbang spesifik Lokasi merupakan pemupukan yang disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah setempat.
Denganmengetahuikebutuhan pemupukan tanaman setempat, petani dapat
memupuk lebih efisien karenaan jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah.Apabila tanah subur, dimana
kadar Posphat dan Kaliumnya cukup tinggi maka sebenarnya cukup diberi pupuk
nitrogen (N) pemberian pupuk P dan K sedikit saja, untuk mengganti hara P dan K
yang diangkut pada waktu panen, yaitu 50 Kg SP-36 dan 50 kg KCI per ha. Jika
pemberian pupuk P dan K tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai
sebagian hilang bersama air irigasi atau air hujan dan ini merupakan pemborosan.
Namun sebaiknya bila kondisi tanahnya kekurangan posphat dan kalium maka
harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran.

b. Tujuan
Konsultasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku utama
tentang konsep pemupukan berimbang.

c. Rumusan
Pelaku utama belum memahami konsep pemupukan berimbang.
II. METODE KONSULTASI

a. Gambaran Tentang Responden dan Usahatani-nya


Responden merupakan salah satu petani yang ada di Desa Boilan yang sangat aktif
baik di tingkat kelompok maupun di tingkat Desa, dengan usia yang masih tergolong
muda (45 Thn), luas lahan yang diolah 1,75 Ha dengan produksi rata-rata 6,7 – 7,2
ton/Ha GKP.

b. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan konsultasi dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2019, bertempat di lahan
petani

c. Teknik Pemberian Konsultasi


Konsultasi dilakukan dengan metode diskusi dan praktek.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil (saran yang akan dilaksakan oleh petani)


Dari hasil diskusi yang dilakukan bersama responden, ada beberapa saran yang di
harapkan bisa ditindak lanjuti oleh responden, yaitu :
- Pemupukan sebaiknya di lakukan sesuai dengan umur dan kebutuhan tanaman.
- Pelaksanaan pemupukan diupayakan mengikuti konsep 6 tepat.

b. Pembahasan (acuan teori, kerangka teori untuk pemecahan masalah)


Konsep pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai
ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan optimum ke dalam tanah, dengan
tujuan untuk : 
1. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
2.Meningkatkan efisiensi pemupukan
3. Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah
4. Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman
Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status hara tanah, maka
kebutuhan tanaman dan target hasil (neraca hara) bisa tercapai. Adapun penentuan
dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan
uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pupuk anorganik.
Pupuk berimbang "dapat" menggunakan pupuk majemuk tetapi "tidak sama" dengan
pupuk majemuk karena penerapan pupuk berimbang harus disesuaikan status hara
tanah dan produktivitas padi atau varietaspadi, dimana formula pupuk majemuk harus
bersifat "spesifik lokasi" (sesuai status hara dan produktivitas). Pupuk majemuk tetap
memerlukan "tambahan" pupuk tunggal seperti urea, SP-36 dan/atau KCl.
Prinsip Pemupukan Berimbang adalah pemupukan dengan empat tepat:
1. Tepat Jenis/Bentuk yaitu formula pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan
tanaman.
2. Tepat Dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target
hasil .
3. Tepat Waktu yaitu hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak
4. Tepat Cara yaitu penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif mengakses
hara
Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air irigasi dan hujan
serta pengelolaan petani. Sehingga Kesuburan tanah sangat erat hubungannya dengan
bahan induk, pengelolaan bahan organik dan dosis pemupukan. Keseimbangan hara
merupakan keseimbangan antara hara yang ditambah dan diambil tanaman yang
muara pada suatu status hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang
diambil tanaman maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang
ditambah lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan
hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi kejenuhan)
kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil tanaman maka yang
demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah. Produktivitas tanaman akan sangat
tergantung dengan ketersediaan hara, dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam
tanah yang paling minimum. Penambahan hara yang kurang berpengaruh terhadap
ketersediaan hara lain. Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi
akan semakin rendah. Hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan, hara P dan K tergantung
status haranya. Sedangkan waktu pemupukan disesuaikan dengan stadia pertumbuhan
tanaman.
Teknologi pendukung pemupukan berimbang dan prediksi kebutuhan pupuk dapat
dilakukan dengan:
1. Peta status Hara P dan K, peta ini biasa digunakan untuk penyusunan kebutuhan
pupuk
2. KATAM (Kalender Tanah), untuk penyusunan kebutuhan pupuk dan rekomendasi
pupuk spesifik lokasi
3. Software (PHSL, PUPS, PKDSS, Sipapudi), untuk penyusunan rekomendasi pupuk
spesifik lokasi
4. Perangkat Uji Tanah (PUTS,PUTK, PUTR, PUHT), untuk penyusunan rekomendasi
pupuk spesifik lokasi
IV. PENUTUP

a. Kesimpulan

Dengan adanya konsultasi ini, petani lebih memahami tentang konsep pemupukan
berimbang.

b. Saran
Diharapkan dari hasil konsultasi ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
petani.

Anda mungkin juga menyukai