BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI BANTEN TAHUN 2011
KAJI TERAP PENGENDALIAN OPT BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGENS HAYATI (CORYNEBAKTERIUM ) PADA TANAMAN PADI KELOMPOK TANI BINA USAHA DESA MUNCANG, KECAMATAN MUNCANG KABUPATEN LEBAK
I. PENDAHULUAN.
1.1. LATAR BELAKANG.
Pemenuhan kebutuhan pangan nasional sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, sasaran produksi padi di provinsi banten pada taun 2009 sebesar 2.001.000 ton gabah kering giling (GKG ).salah satu factor yang dapat menurunkan produksi selain DFI juga OPT diantaranya penyakit Kresek/BLB ( Pykularia oryzae ). Serangan penyakit Kresek /BLB dapat menurunkan hasilpadi sampai 60 % . hingga saat ini petani masih dalam pengendalian masih menggunakan pestisida ( fungisida ). Kendala yang menyebabkan gagalnya petani dalam menanggulangi penyakit Kresek antara lain budidaya tanaman kurang baik, bakterisida susah didapat, daya beli petani kurang, lemahnya pengetahuan petani tentang penyakit padi , tindakan pengelolan terlambat , aplikasi pengendalian kurang tepat, dan belum cukup impormasi tentang bioekologi penyakit tanaman padi Oleh karena itu penting dilakukan kaji terap pengendalian penyakit padi yang ramah lingkungan ,yait pengendalian penyakit Kresek /BLB pada tanaman padi dengan menggunakan Corine bacterium, agens hayati mudah diperbanyak dan murahbiaya pembuatan dan dapat mengurangi biayan usahan tani.
1.2. TUJUAN. Tujuan dari kajian ini adalah Untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan petugas dalam mengendalikan OPT, Khususnya Pengendaliam OPT Ramah Lingkungan yang murah, aman dan efektif dengan penggunaan agens hayati.
1.2. SASARAN. Petugas (POPT, Penyuluh, KCD Mantri tani, Petugas BPTPH Provinsi )dan petani. 1.4. Dasar Pelaksanaan . - Daptar Isian Proyek Anggara tahun anggaran 2011.( APBN ) 1.5. INPUT.. 1. Adanya SDM yang dapat melaksanakan kaji terap. 2. Adanya dana untuk pelaksanaan. 3. Alat dan bahan yang diperlukan untuk kaji terap Pengendalian OPT ramah lingkungan. 1.6. Keluaran. Meningkatnya pemahaman petugas dan petani dalam pengendalian Penyakit Kresek /BLB (Xantomonas campestris oryzae ) dengan menggunakan Agens hayati ( Corine Bacterium ).
I. TINJAUAN PUSTAKA.
HDB atau BLB/Kresek ( Xanthomonas campestris oryzae ) adalah penyakit penting di Indonesia sejak tahun 1950. Selama priode 1986-1990 serangan HDB ini semakin meluas , kerusakan terparah yatu di pulau jawa, kerusakan yang diakibatkan oleh HDB pada musim hujan akan semakin tinggi di banding pada musim kemarau, seiring dengan penggunaan Varitas IR64 maka seragan HDB semakin luas, pada saat ini dengan adanya pencanangan tanam Varitas Hibrida Maka serangan HDB akan semakin luas. Patogen penyebab HDB mempunyai beberapa strain ,sejalan dengan pergeseran strain XOO dari waktu kewaktu di lapangan, menyebabkan usaha penanggulangan menjadi sulit karena strain menjadi tidak menonjol, ketika mendapatkan inag yang cocok akan menonjol, saat ini di Indonesia ada 11 strain XOO dengan tingkat virulensi yang berbeda. Penyakit utama tanaman padi yaitu HDB/BLB yang disebabkan oleh bakteri maka penyebarannya melalui angin, air dan alat - alat pertanian serta benih, perkembangannya di pengaruhi oleh beberapa paktor baik itu kultur teknis ( Usaha tani/ cara bercocok tanam ) dan alam, terutama jika musim hujan dan kelembaban yang tinggi , suhu rendah perubahan iklim dan varitas benih padi yang ditanam. Pengaruh hasil /produksi padi akan menurunkan hasil mencapai 30% artinya akan menimbulkan kerugian bagi petani
II. PELAKSANAAN. 2.1. WAKTU DAN TEMPAT. Kaji terap ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2011 yang dilaksankn pada lokasi kawasan tanaman padi di KELOMPOK Cahaya Tani Desa Muncang, Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak. 2.2. Alat dan Bahan. 1. Sarana Produksi : -Benih padi. -Pupuk Urea. -Pupuk Sp 36. -Pupuk KCL. -Superposs. -Agens hayati corynebacterium. 2. Alat kajian. -Plang Kegiatan, -Plang perlakuan. -ajir. -Hend seprayer. -Papan jalan. -Blangko pengamatan. -Ember. -Gayung. -Gelas Ukur.1000 Ml. -Cat kayu. -Koas. -Triplek. -Paku. 3. Dokumentasi. 4. ATK dan Bahan Komputer. -Kertas HVS F4. -Kertas HVS A4. -Tinta repel computer. -Hekter. -Isi hekter. -Pulpen. -Pensil 2 B. -Pengaris. -Gunting. -Tas Map. -Stop map.
2.3. Tahapan pelaksanaan.. 1. Penentuan lokasi /survai lokasi. 2. Pelaksanaan kajian.( pengolahan tanah, Ploting, Pembuatan Persemaian, Penanaman, pemeliharaan tanaman dan Pengendalian OPT.) 3. Pelaksanaan pengamatan. 4. Bimbingan dan suverisi. 5. Melaksanakan analisa data dan pelaporan. 2.2.1. Penentuan Lokasi.(CPCL ) Lokasi kegiatan kaji terap pada derah sentra produksi tanaman padi yang berpengairan tehnis yang kronis indemis penyakit Kresek ( Xanthomonas camvestris oryzae ) yang dpat dijangkau /dikontrol dengan mudah. 2.2.2. Pelaksanaan kajian. Pengolahan tanah. Pengolahan tanah dilaksanakan dengan cara di traktor ataupun di cangkulsebanyak 2 ( dua ) kali, yaitu bajak dan angler/meratakan. Ploting, Setelah pengolahan tanah dibuat ploting sejumlah 20 plot, denangan ukuran ploting 4 x 5 m untuk ulangan.
Persemaian. Sebelum ditanam maka padi perlu disemai dahulu untuk memudahkan penanaman persemaian disesuaikan dengan kebutuha untuk menanam sebanyak 20 plot, umur tanaman padi pada persemaian selama 20 hari setelah sebar ,
Penanaman ,
Pada umur 20 hari maka bibit padi ditanam pada tiap-tiap plot sebanyak 2-3 batang dengan ukuran jarak tanam 25 x 25 cm.
Pemeliharaan tanaman, pemupukan diberikan sebanyak 3 kali yaitu pupuk dasar diberukan sebelum tanam atau 3 hari setelah tanam, pupuk susulan ke 1 diberikan pada umur anaman 20 hari setelah tanam dan pemupukan susulan ke 2 diberikan pada umur tanaman 40-45 setelah tanam atau pada masa primordi. Pengaturan air dengan baik disesuaikan dengan kebutuhan supaya tidk kekeringan dan kebanyakan, Pnyiangan dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu 2 hari sebelum pemupukan susulan ke 1 dan 2 hari sebelum pemupukam ke 2. Sanitasi pematang dilaksanakan sebanyak 2 kali disesuaikan dengan keadaan gulma
Pengendalian OPT :
pengendalian OPT hama disesuaikan dengan hasil pengamatan,sedangkan pengendalian penyakit dengan pemberian agen hayati yaitu corine bacterium mulai dengan seedtreatmen pada gabah ,10 hari pada umur persemaian, 15-20 hari setelah tanam dan umur 40-45 hari setelah tanam.
2.2.3. Pengamtan:
dilaksanakan dilaksanakan pada parameter yang diamati sebanyak 5 rumpun contoh yang diamati secara diagonal dibutuhkan untuk keabsahan dan keakuratan data yang diperoleh bedasarkan ketentuan statistic dari metode penarikan contoh, sehingga keputusan yang diambil benar , demikian juga terhadap waktu / interpal pengamatan yang dilakukan seminggu sekali sebanyak 12 kali pengamatan, mulai dari tanaman berumur 7 hari setelah tanam sampai menjelang panen.
2.2.4. Bimbingan dan suvervisi.
Bimbingan dan supervise pada kegiatan kajiterap pengendalian OPT ramah lingkungan sangat penting untuk kesempurnaan, kelancaran dan mengatasi segala kekurangan dan permasalahan yang mungkin terjadi selama kegiatan berlangsung 2.2.5. Meode Kajiterap pengendalian OPT ramah limgkungan.
Metode kaji terap menggunakan rancangan acak elompok ( RAK ) yang terdiri dari 4 ( Empat ) Perlakuan , tahapan pelaksnaan pemberian corine bacterium pada seedtreatmen sama tetapi pemberian corine bacterium pada pertanaman berbeda yaitu ;
perlakuan.
1. 2,5 cc/ liter air. 2. 5 cc/ liter air. 3. 7,5 cc/ liter air. 4. 0 cc/ liter air. Dari 4 (Empat ) perlakuan ini masin-masing diulang sebayak 4 ( Empat ) kali ulangan . Pengamatan kaji terap Pengendalian OPT ramah lingkungan dilakukan terhadap 1. Hama Uama Tanaman Padi . 2. Perkembangan Penyakit . 3. Perkembangan musuh alami. 4. Produksi hasil panen. Kaji terap ini dilakukan dengan menggunakan uji Duncan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5 % dan 1 %.