Anda di halaman 1dari 64

PENGUATAN KEALA SEKOLAH

PERAN KEPALA
SEKOLAH
DALAM
MENINGKATKAN
BUDAYA MUTU
SEKOLAH

DRS. WAWAN MURWANTO,MM


ABAD 21:
SEPERTI APAKAH?
SEBUTAN ABAD 21:
ABAD KEMARAHAN
ABAD PENGETAHUAN
ABAD EKONOMI INOVASI
FENOMENA ABAD 21:

KECEPATAN NOMOR SATU:


keusangan, kesesaatan
KETAKPASTIAN SANGAT TINGGI:
turbulensi, kesemrawutan
KEDATARAN/KEMENYATUAN :
internasionalisasi, globalisasi
KETERHUBUNGAN GLOBAL:
telekomunikasi, jejaring sosial
KOMPLEKSITAS TINGGI:
kerumitan, kejlimetan, dll.
EMPAT PILAR
PENDIDIKAN ABAD 21

Belajar mengetahui
Belajar melakukan
Belajar hidup bersama
Belajar menjadi diri sendiri
Siswa Abad 21
Kreatif, mobile, mulitasking, kolaboratif dan produsen
Siswa Abad 21
Terhubung dgn cara yang baru dan innovatif
Koneksi Masyarak Konten
Baru at Baru Baru

2000 2003 2005

Terkoneksi Masyarakat Masyarakat


secara Virtual Kolaboratif
individual
Perubahan apa yang Anda
lihat pada siswa Anda?
Perubahan apa yang Anda
lihat pada siswa Anda?
GURU ABAD 21
MENGAKSES
KREATIF DAN
WEB
SUKA
PUBLIKASI
MEMBANGUN
PARADIGMA MENGELOLA
BARU INFORMASI

BERPIKIR
PEDAGOGIS
KETRAMPILAN
NYA DI SET
UNTUK ABAD
21 MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN
PENGHASILAN PEMBELAJARA
UNTUK DI N YG
RUMAH KONDUSIF
Demokratisasi Pendidikan
Tujuan
Memberi kesempatan sekolah untuk
menyusun program sesuai dengan kondisi
atau kemampuan sekolah sendiri
Prinsip Pendidikan demokrasi di sekolah:
- interaksi dan kerjasama
- saling menghormati
- berfikir kreatif
FILOSOFI PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN

Kualifikasi dan
Penilaian
Kompetensi

Kinerja Pendidik dan Proses dan Isi Kompetensi


Tenaga Kependidikan Lulusan

Sarana & Prasarana


Pengelolaan

Kesejahteraan Pembiayaan
KECERDASAN MAJEMUK

16
Menggunakan agama sebagai panglima
dalam kehidupan

17
KUALITAS MANUSIA

Daya pikir

Kualitas Daya qolbu


Dasar

Kualitas Daya
Manusia pisik

Kualitas ilmu
Kualitas pengetahuan,
Instrument teknologi dan
al seni
18
KUALITAS DASAR MANUSIA

1.Daya Pikir
Berfikir Analitis Berfikir Nalar
Berfikir Kritis Berfikir
Berfikir Kreatif Lateral
Berfikir
Berfikir Deduktif
Sistem
Berfikir Induktif
Berfikir Ilmiah

19
Berpikir lateral :
memecahkan masalah melalui
pendekatan langsung dan
pendkatan kreatif dgn menggunakan
penalaran yang tidak secara jelas
dan melibatkan ide-ide yang
mungkin tidak diperoleh dengan
hanya menggunakan tradisional
langkah demi langkah logika (cara
berpikir diluar kotak)
Berpikir nalar
Berpikir Sistem
Penalaran adalah Suatu proses
proses berpikir u/memahami suatu
yang bertolak dari fenomena dengan
pengamatan indera tidak hanya
(observasi empirik) memandang dari
yang menghasilkan satu atau dua sisi
sejumlah konsep tertentu
dan pengertian.
Mustopa Kamal
Berpikir
INDUKTIF
DEDUKTIF
Cara berpikir yang Berpikir berangkat
berlandaskan dari temuan fakta
kepada teori umum yang khusus. Berpikir
atau kaidah umum. dari yang khusus ke
Berpikir dari yang yang umum.
umum ke khusus.
2. Daya Qolbu
Iman & Takwa terhadap Tuhan
YME
Rasa kasih sayang
Kesopanan
Toleransi
Kejujuran & kebersihan
Disiplin diri
Harga diri
Tanggung jawab
Respek thd. diri sendiri & orang
lain 23
Integritas
Keberanian moral
Kerajinan
Komitmen
Loyalitas
Seni /estetika
3. Daya Pisik (Kinestetika)
Kesehatan
Ketahanan
Kestaminaan
Keterampilan (kejuruan, olah raga,
dsb.) 24
Kualitas Instrumental (Disiplin
Ilmu)
Ilmu Keras: Teknologi:
- Matematika - Konstruksi
- Fisika - Manufaktur
- Kimia - Transportasi
Disiplin - Biologi - Komunikasi
Ilmu - Astronomi - Bio
- Energi
- Bahan

Ilmu Lunak: Rekayasa Sosial:


- Sosiologi - Pemerintaha
- Politik n
- Ekonomi - Kebijakan
- Psikologi - Manajemen
- Antropologi - Tata Kelola
- Seni - Kepemimpin
- Dsb. an 25
- Perpolitikan
ILMU-ILMU YANG HARUS DIMILIKI
OLEH KEPALA SEKOLAH DAN
PENGAWAS
1. Pendidikan Pengembangan manusia
2. Teori perubahan Perubahan kehidupan
3. Kebijakan Alokasi kepentingan
4. Manajemen Pengembangan teknik
5. Organisasi Pengembangan wadah
(siapa melakukan apa)
6. Administrasi Pengaturan & pember-
dayaan sumberdaya
26
7. Perencanaan Kegiatan masa depan
8. Regulasi Aturan main
9. Kepemimpinan Pemberdayaan
orang dan pembangunan team work
yang kompak, cerdas, dinamis,
harmonis, dan lincah
10.Komunikasi & jejaring pengembang-
an kerjasama/kolaborasi
11.Supervisi fasilitasi penjaminan dan
kontrol mutu internal
12.Akreditasi sekolah evaluasi ekternal
27
MUTU
Menurut Crosby (1979: 58):

Mutu adalah sesuai


dengan yang
disyaratkan atau
distandarkan
(conformance to
requirement), yaitu
sesuai dengan
standar mutu yang
telah ditentukan, baik
inputnya, prosesnya,
maupun outputnya (Hadis
& Nurhayati, 2012: 85).
UNSUR MUTU
Dari beberapa definisi:

mutu mengandung tiga unsur,


yaitu:
1) kesesuaian dengan standar,
2) kesesuaian dengan harapan
stakeholders,
3) pemenuhan janji yang diberikan.
BUDAYA MUTU
adalah sistem nilai organisasi yang
menghasilkan suatu lingkungan yang
kondusif bagi pembentukan dan
perbaikan mutu secara terus menerus.
Goetsch D.L dan Davis D.L (2002:110):

Budaya Kualitas:
adalah pola nilai-nilai, keyakinan dan
harapan yang tertanam dan berkembang
di kalangan anggota organisasi mengenai
pekerjaannya untuk menghasilkan
produk dan jasa yang berkualitas.
Hardjosoedarmo (2004:92):
KEUNGGULAN SEKOLAH
Owens, (1995: 81) :
lebih dipengaruhi dari kinerja individu dan
organisasi itu sendiri yang mencakup:
nilai-nilai (values),
keyakinan (beliefs),
budaya, dan
norma perilaku yang disebut sebagai
the human side of organization
(sisi/aspek manusia dan organisasi).
Budaya Mutu Sekolah

Adalah keseluruhan
latar fisik
lingkungan
suasana
rasa
sifat dan
iklim sekolah secara produktif mampu
memeberikan pengalaman dan
bertumbuhkembangnya sekolah untuk
mencapai keberhasilan pendidikan
berdasarkan spirit dan nilai-nilai yang
dianut oleh sekolah
Proses Pengembangan
Budaya Mutu Sekolah

dapat dilakukan melalui tiga tataran,


yaitu
(1)pengembangan pada tataran spirit
dan nilai-
nilai;
(2) pengembangan pada tataran
teknis; dan
(3) pengembangan pada tataran sosial.
pengembangan pada tataran
spirit dan nilai- nilai;
mengidentifikasi berbagai spirit dan nilai-nilai kualitas
kehidupan sekolah yang dianut sekolah, misalnya
spirit dan nilai-nilai disiplin,
spirit dan nilai-nilai tanggung jawab,
spirit dan nilai-nilai kebersamaan,
spirit dan nilai-nilai keterbukaan,
spirit dan nilai-nilai kejujuran,
spirit dan nilai-nilai semangat hidup,
Spirit dan nilai-nilai sosial dan menghargai orang lain,
serta
persatuan dan kesatuan

(Torrington & Weightman, dalam Preedy, 1993).


tidak ada pengembangan budaya
mutu sekolah secara sistematik
tanpa identifikasi berbagai spirit
dan nilai-nilai yang dapat
dijadikan landasan.
Pengembangan pada Tataran Teknis

Mengembangan berbagai prosedur kerja


manajemen (management work procedures),
Sarana manajemen (management toolkit), dan
Kebiasaan kerja (management work habits)
berbasis sekolah yang betul-betul merefleksikan
spirit dan nilai-nilai yang akan dibudayakan di
sekolah.
Pengembangan Tataran Sosial

Pengembangan tataran sosial dalam


konteks pengembangan kultur
sekolah
adalah
Proses implementasi dan
institusionalisasi sehingga menjadi
sebagai suatu kebiasaan (work
habits) di sekolah dan di luar sekolah.
Budaya Sekolah
Sekolah sebagai suatu sistem

Balikan Motivatif

Kondisi Proses Hasil

Balikan Formatif
Kondisi
Semua masukan (input) yang diperlukan
sebagai kondisi dalam proses.
Misal: SDM, ruangan tempat belajar dan
bekerja, peralatan belajar mengajar,
struktur organisasi, prosedur, instruksi,
kebijakan pemerintah (kurikulum),
hubungan antar pribadi, dana, dan
suasana kerja.
Proses
Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai hasil (keluaran/output),
misal: interaksi semua komponen
sekolah dalam pembelajaran.
Hasil
Semua keluaran, yaitu segala sesuatu
yang dihasilkan dari proses kerja.
Misal; hasil sekolah sebagai suatu sistem
adalah lulusan sekolah, yaitu siswa yang
telah menyelesaikan proses pembe-
lajaran formal dalam jenjang tertentu.
Balikan Motivatif
Informasi yang dipergunakan untuk
mempengaruhi kuantitas hasil/keluaran.
Informasi ini mendorong upaya untuk
meningkatkan kecepatan atau bekerja
lebih giat,
Misalnya kepala sekolah memuji seorang
guru yang berkerja dengan baik dalam
menangani keluhan orang tua siswa.
Balikan Formatif
Informasi yang digunakan untuk mem-
pengaruhi kualitas hasil.
Balikan ini mengharuskan adanya peru-
bahan dalam cara menghasilkan atau
kinerja dalam proses,
Misalnya kepala sekolah meminta guru
atau beberapa guru menggunakan teknik
mengajar tertentu dalam proses belajar
mengajar.
Model Sekolah Unggul
(Syaiful Sagala, 2004)

NO INDIKATOR SEKOLAH
1 DEFINISI Sekolahyangmemilikistandarakad
emik tinggi untuk semua mata
pelajaran yang diukur dari
kemampuan para siswanya
mencapai standar
2 DASAR Filosofidannilai-
nilaipersaingan,sekolah unggul
merupakan budaya dan sebagai
gerakan reformasi sekolah
3 TUJUAN Menggambarkanstandaryangharus
dicapai.
4 SUPERVISI DAN Evaluasi secara teratur
EVALUASI menggunakan instrumen yang baku,
tetapi dapat dikembangkan.
Diperlukan kepercayaan yang tinggi,
baik pimpinan sekolah maupun para
guru
5 KEPEMIMPINAN Kepemimpinankepalasekolahdiduk
ung partisipasi yang kuat dari
Kriteria Sekolah Unggul
(Syaiful Sagala, 2004, hal 38)

No Substansi Indikator Kualitas



Indikator
1 Visi dan Konsistensi Konsisten dengan
misi Pencapaian tujuandan target tampak
pada program kerja dan
dukungan anggaran.
2 Manajem Perencanaan Berdasar data yang akurat,
en Semua unit organisasi
Pengorganisasi melaksanakan
an tanggungjawab secara
Kepemimpinan optimal.
Pengawasan Kepemimpinan yang
visioner.
Semua sistem dan unit
organisasi dapat dikontrol.
3 Sumber Sarana dan Sesuai standar, tersedia
daya prasarana sesuai bidang
Fasilitas keilmuan,naskah buku
5 KBM Pelayanan belajar Dilaksankan sesuai
dikelas, waktu dengan
laboratorium, dan menggunakan alat yang
praktik kerja sesuai dengan
lapangan kebutuhan.

6 Penguku Pengukuran melalui Memperoleh


ran tes yang standar hasilminimal sama
Kemamp dengan rata-rata yang
uan ditargetkan.
Belajar
7 Dukunga Dewan/ komite
n sekolah untuk Bantuan sesuai potensi
Masyrak tingkat sekolah dan untuk memperoleh mutu
at dewan pendidikan yang ditentukan
untuk di tingkat bersama.
propinsi dan kota.
8. Dukunga Pemerintah Memfasilitasi
n pusat,propinsi dan satuanpendidikan
pemerint kabupaten/ kota berkaitan dengan
Budaya sekolah dapat
dikatakan bermutu
bilamana memungkinkan
bertumbuhkembangnya
sekolah dalam mencapai
suatu keberhasilan
pendidikan.
Sekolah Efektif
1. Kepemimpinan profesional,
2. berbagi visi dan tujuan,
3. lingkungan pembelajaran,
4. fokus pada belajar dan mengajar,
5. pengharapan capaian yang tinggi,
6. pengajaran yang memiliki tujuan,
7. penguatan positif,
8. pemantauan perkembangan,
9. hak dan tanggung jawab siswa,
10. kemitraan dengan masyarakat, dan
11. organisasi belajar.
12. Setiap faktor sekolah efektif tersebut memiliki peran
penting dalam perbaikan sekolah.
13. Setiap faktor saling berhubungan satu sama lain.
Setiap poin sekolah efektif
merupakan bagian dari budaya sekolah.
PERAN KEPALAH SEKOLAH
Budaya sekolah dapat mempengaruhi
pemikiran, perasan dan tindakan warga
sekolah.
Budaya adalah kunci kesusksesan
pengembangan staf dan pembelajaran
siswa.
Menurut Kowalsky : kepala sekolah dan
suprivisor seharusnya memahami
bagaimana memperbaiki budaya sekolah.
Dengan kebijakannya kepala sekolah
akan lebih mudah membentuk nilai,
keyakinan, dan sikap yang diperlukan
untuk lingkungan pembelajaran.
50
MODEL PEMETAAN TUGAS
KEPSEK

51
MODEL PEMETAAN TUGAS KEPSEK
(2)

52
Model Pemetaan Tugas Kepala
SMA/SMK

53
PRINSIP PENGEMBANGAN BUDAYA
SEKOLAH

Makin kuat pemahaman,


keyakinan, dan
kepatuhan warga
terhadap norma dan
nilai-nilai sekolahnya,
makin tinggi kebanggaan
terhadap sekolahnya.
Rasa persatuannya
makin menguatkan motif
berprestasi dan daya
belajarnya.
Ruang Lingkup Pengembangan
Budaya Sekolah

55
Manajemen Perilaku, KS role
model

Dibuat ceritera yg terkait dg


manajemen perubahan, psang
simbol, atribut , moto

Memilih orang yang berwibawa


untuk mempromosikan perubahan
Merubah
Kultur Memperbarui metode
(Robbin 2009) sosialisasi dg nilai-nilai baru
Mengembangan sistem
pemberian hadiah dan
hukuman
Mengembangkan norma baru
yang diterima oleh para
pegawai

Rotasi pekerjaan
Karakter Pengembang Budaya
Sekolah
Kepala sekolah yang efektif mendukung
pengembangan budaya sekolah:
Visioner, tujuan terukur dan objektif
Pemimpin partisipatif_pengambil keputusan
bersama
Inovatif dan yakin guru dan siswa dapat
berprestasi
Membangun persepsi dia pemimpin
benar.
Mengembangkan kerja sama pendidik
secara formal dan nonformal
57
Model Tindakan
Menyepakati slogan yang
dilandasi norma dan nilai-
nilai yang melandasi
semangat persatuan,
kekompakan, dan
berprestasi.
Memasukan gerakan peduli
pengembangan sekolah
dalam program tahunan.
Melakukan pertemuan
berkala untuk mengevaluasi
perkembangan MUTU sekolah
Model Kegiatan Siswa

Penguatan
kebersamaan
Penguatan
kolaborasi
Penguatan nilai-
nilai kompetisi
Peningkatan target
bidang akademik.

59
Diskusi

1. Apa yang sesungguhnya yang


kepala sekolah sudah lakukan
dalam pengembangan sekolah
bermutu?
60
2. Apakah
kepala sekolah
telah berperan
sesuai dengan
konsep
pengembanga
n sekolah
bermutu?

61
3. Apakah kepala
sekolah berhasil
atau belum
berhasil dalam
mengembangkan
budaya MUTU
sekolah?

62
4. Tindakan apa
yang kepala
sekolah
rencanakan
dalam
pengembangan
budaya MUTU
sekolah pada
TAHUN 2015?

63
Apakah Saudara terinspirasi untuk
mengembangkan keunggulan budaya
MUTU sekolah?

64

Anda mungkin juga menyukai