Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Aisyah Carlyani

NIM : E211441011

Resume Pembentukan Nilai dan Moral


Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan dengan
dosen pengampu Bapak Tatang Kusmana.

1) Pengertian
Sebelum kita mengetahui pembentukan nilai dan moral, alangkah
baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu pengertian nilai dan
moral secara umum dan menurut para ahli.
Diambil dari jurnal yang ditulis oleh Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.
nilai sama dengan sesuatu yang menyenangkan kita, nilai identik dengan
apa yang diinginkan, nilai merupakan sarana pelatihan kita, nilai
pengalaman pribadi semata, nilai ide platonic esensi.
1. Menurut Driyarkara (1966, 38)
Nilai adalah hakekat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas
dikejar oleh manusia.
2. Menurut Fraenkel (1977:6)
Nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang
dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya
mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika
benar salah atau keadilan justice. (Value is any idea, a concept ,
about what some one think is important in life)

Sementara pengertian moral adalah ajaran baik dan buruk tentang


suatu kelakuan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:
592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara
terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi
substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya
berbeda. Agar lebih memahami apa itu moral, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. Maria Assumpta
Menurut Maria Assumpta, pengertian moral adalah aturan aturan
(rule) mengenai sikap (attitude) dan perilaku manusia (human
behavior) sebagai manusia.
2. Elizabeth B. Hurlock

Menurut Elizabeth B. Hurlock, pengertian moral adalah suatu kebiasaan,


tata cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam masyarkat.

2) Pembentukan Nilai dan Moral

Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan


kualitas pelaksanaan Pendidikan Nilai pada lembaga pendidikan formal.
Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang,
yakni kekerasan yang ditunjuk kan oleh kenakalan remaja dalam
masyarakat seperti perkelahian massal, perusakan lingkungan hidup, dan
korupsi merupakan tiga contoh permasalahan yang semakin lama
dirasakan sebagai permasalahan yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Perilaku seseorang ditentukan oleh faktor lingkungan dengan


landasan teori kondisioning, ada fungsi bahwa karakter ditentukan oleh
lingkungan. Seseorang akan menjadi pribadi yang berkarakter apabila
dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Tentunya ini
memerlukan usaha secara menyeluruh yang dilakukan semua pihak:
keluarga, sekolah, dan seluruh komponen yang terdapat dalam
masyarakat.

Nilai moral ini memiliki kualitas baik-buruk yang sudah


dimanifestasikan dalam tindakan sebagai adat kebiasaan seseorang. Nilai
dan moral ini diyakini dapat mendasari prinsip dan norma yang memandu
sikap dan perilaku dalam hidup sebagai pembentuk karakter seseorang.

Untuk mengantisipasi, perlu dibangun character building yang


didasari dengan nilai-nilai dan moral kemanusiaan di kalangan
masyarakat, baik sebagai individu maupun kelompok. Nilai- nilai dan
moral yang kokoh serta etika standar yang kuat sangat diperlukan bagi
individu maupun masyarakat melalui pendidikan nilai pada proses
pendidikan, khususnya di sekolah secara eksplisit (terencana), terfokus,
dan komprehensip untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan
agar pembentukan masyarakat yang berkarakter. (Sumber : Jurnal
Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 1, Februari 2012)

Langkah utama yang mendesak harus dilakukan adalah melakukan


pemberdayaan masyarakat sebagai masyarakat yang memiliki nilai dan
norma yang baik melalui pembinaan dan pendidikan atau yang sering
dikenal dengan mengedukasi. Hal tersebut mendesak untuk diterapkan
karena pendidikan nilai dan moral tidak hanya sekedar menawarkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan tindakan yang
merupakan ciri-ciri individu yang berkarakter.

A. Perolehan Pembentukan Nilai dan Moral melalui Beberapa


Faktor

Pendidikan nilai tanggung jawab, bijaksana, kritis, sederhana,


dan menghargai uang menurut siswa sering diperoleh melalui
pengaruh keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media masa.
(Jurnal Pembentukan Karakter Bangsa melalui Pendidikan
Nilai).

Rahman (2013 : 188) mengemukakan


“Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku moral,
yaitu faktor kognitif, faktor Emosi, Faktor kepribadian,
dan faktor situasional”.

B. Pengembangan Pembentukan Nilai-nilai dan Moral

Berdasarkan hasil refleksi guru melalui kegiatan FGD,


teridentifikasi 17 nilai - nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan
tersebut berketerkaitan dengan seluruh dimensi pembentuk
karakter, yaitu:

Nilai kesadaran diri dan tanggung jawab dengan nilai


kepercayaan; nilai bijaksana dan toleransi sosial dengan nilai
menghargai orang; kesadaran diri, tanggung jawab, menghargai
dan nasionalisme dengan tanggung jawab; nilai bijaksana dan
keadilan dengan nilai keadilan; nilai toleransi sosial, peduli dan
sadar lingkungan dengan nilai kepedulian; nilai tanggung jawab
dan nasionalisme dengan nilai kewarganegaraan; nilai tanggung
jawab dengan nilai kejujuran; nilai kritis dengan nilai keberanian;
nilai kesadaran diri, tanggung jawab, hemat, teliti, produktif dan
menghargai dengan nilai kerajinan; kesadaran diri dan tanggung
jawab dengan nilai totalitas.

Hal iintegrasikan ke dalam mata pelajaran, khususnya: PKn,


Etika Keperawatan, IPS.

C. Upaya Pembentukan Nilai dan Norma

Dengan pendidikan karakter, peradaban mulia suatu bangsa dapat tercapai


karena seperti yang dikatakan oleh Aqib (2012: 85) pendidikan karakter
lebih menekankan kepada pembentukan potensi dasar seperti:

1. Membangun imam.
2. Memupuk akhlak.
3. Pendidikan berbasis minat dan bakat.
4. Pendidikan berbasis doa dan riyadha (berlatih).

Rasulullah mengajarkan bahwa doa merupakan sesuatu yang penting bagi


setiap insan. Menurut Diknas mulai tahun ajaran 2011, seluruh pendidikan
di Indonesia harus menyisipkan nilai-nilai pendidikan berkarakter kepada
para siswa dalam proses pendidikannya.

Ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu: Religius Sikap dan perilaku


yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Dan sisanya yaitu,

1. Jujur
2. Kerja Keras, berfikir kreatif
3. Rasa ingin tahu
4. Semangat kebangsaan
5. Cinta Tanah air
6. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
7. Bersahabat/Komunikatif Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
8. Cinta Damai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
9. Gemar Membaca
10. Peduli Lingkungan
11. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
12. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa. Jika seorang siswa berkarakter maka akan
menjadi pribadi yang berkualitas, cerdas secara intelektual dan juga
bermoral.

3) Manfaat mengetahui Pembentukan Nilai dan Moral

Manfaat umum yaitu, agar kita mengetahui dan mendalami


pembentukan nilai dan moral yang ada di masyarakat sehingga tecipta
masyarakat yang lebih baik, khususnya pada beberapa profesi.

4) Tujuan Mengetahui Pembentukan Nilai dan Moral

Tujuan penulisan ini adalah untuk (1) mengembangkan dimensi


pembentuk nilai dan norma, yaitu nilai-nilai kehidupan masyarakat (2)
menelaah perolehan dimensi pendidikan nilai sebagai pembentuk
karakter melalui beberapa factor;

Penulisan resume ini penting untuk dilaksanakan karena dapat


menambah pemahaman para calon guru tentang pengembangan
kurikulum menuju integrated learning, dan pengembangan sekolah
tinggi sebagai pusat budaya yang kuat dalam pembentukan karakter
bangsa.

Oleh karena itu, diharapkan hasil penulisan ini memberikan wacana


baru dalam merekonstruksi mata pelajaran mulai dari pengembangan
konstruk, pembuatan modul pembelajaran nilai, dan proses penilaian.

Anda mungkin juga menyukai