Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA

“ SISTEM LIMFATIK “

N
OLEH:

KELOMPOK 5:

ALMISWANA

MUHFRIANA MAULANI SAID

ASMI AMALIA AKBAR

SRI WAHYUNI

FIFIANI

ANDI FAUZIAH NURANNISA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran sang khalik ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
mencitakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa
syukur atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami diberikan kekuatan dan
kesempatan menyelesaikan makalah “Sistem Kardiovaskuler” yang terlaksana dengan baik.
Salawat dan salam tercurah kepada baginda Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, yang
telah diutus ke permukaan bumi ini untuk menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju
ke puncak peradaban.
Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
tantangan dan hambatan. Namun berkat izin ALLAH Subhanahu Wa ta’ala melalui kerja
keras dan motivasi dari pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya
penyusunan makalah ini. Olehnya itu, secara mendalam kami menyampaikan terima kasih
atas bantuan dan motivasi yang diberikan sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa hanya kepada
ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala jualah kami menyerahkan segalanya. Semoga kita semua
mendapat curahan rahmat dan ridha-Nya, Aamiin.

Makassar, 22 Mei 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki dua sistem peredaran darah yaitu system
kardiovaskular dan sistem limfatik (Kelenjar getah bening). Kelenjar getah bening
terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolan-benjolan di
daerah tempat kelenjar getah bening berada. Sistem limfatik merupakan bagian
penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh
melawan infeksi dan kanker. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran
limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial.
Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein
lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh
limfatik.
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang
datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang
yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang
tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh
manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem
sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke
dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa
melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri atas
konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan kembali ke
kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan
membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe,
organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus (misal
tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase
jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas.
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya
sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena
tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh)
adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem
imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar
timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh,
sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal
dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan
respons spesifik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem limfa?
2. Apa saja fungsi dari sistem limfa?
3. Bagaimana proses aliran limfa?
4. Sebutkan pembuluh atau saluran limfa?
5. Bagaimana organ limfatik?
6. Apa saja fungsi dari tonsil?
7. Sebutkan kasus-kasus yang berkaitan dengan sistem limfa?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem limfa
2. Mengetahui fungsi dari sistem limfa
3. Mengetahui proses aliran limfa
4. Mengetahui pembuluh atau saluran limfa
5. Mengetahui organ limfatik
6. Mengetahui fungsi dari tonsil
7. Mengetahui kasus-kasus yang berkaitan dengan sistem limfa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Limfa


Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal
dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi
ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan
sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa termasuk
salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe.
Limpa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara anatomis, tepi
limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan
makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan
terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah.
Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan
jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan kapsula ke
dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung arteri, vena, saraf,
dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri atas pulpa merah dan
pulpa putih. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan limpa segar. Pulpa
merah terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih tersebar dalam pulpa merah, berbentuk
oval dan berwarna putih kelabu.
B. Fungsi Sistem Limfa
Adapun fungsi dari sistem limfa, yaitu:
1. Mengangkut limfosit.
2. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah.
3. Membawa lemak emulsi dari jaringan sekitar usus halus ke darah .
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap mikroorganisme
C. Proses Aliran Limfa
Proses jalan limfe dimulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan
interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya, keluar dari kapiler darah.
Setelah keluar dari kapiler darah, kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringan
disekelilingnya. Kemudian cairan interstisiil ini akan memberikan zat-zat makanan
dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak
jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-
jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe itu
masuk kedalam kapiler. Antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan
akhirnya menjadi besar, yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe
akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter.
Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakan systerna cycli.
Pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh
pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher
sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter,
pangkalnya menereima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah kanan, kepala
sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada
ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang terletak di
dekat dada. Dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi
satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah.
Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus
limfatikus. Karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit
dan benda-benda debu seperti zat arang, sebelum dialirkan ke dalam pembuluh darah
limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus
limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan
disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe.
Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikian dapat terjadi, bila terdapat
kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-
kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk
ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ginjal, di ginjal tersebut zat-zat
yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Di dalam pembuluh limfe juga
terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali.
D. Pembuluh Limfa

Ada 2 saluran utama yaitu duktus torasikus dan duktus limfe kanan
1. Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)
Pembuluh limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada sebelah
kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada pembuluh balik
di bawah vena subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah
kanan).
2. Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfe Dada)
Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara
ke pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang melewati tulang
selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya
pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam
lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe
berwarna kuning keputih-putihan.
Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di
dalam limfe terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu
difilter oleh pembuluh limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe. Jadi, bila
terdapat kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum
masuk ke dalam sirkulasi darah.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa kelenjar tubuh sebagai berikut :
1. Kelenjar limfe di lipat siku, ketiak, lipatan paha, lutut, dan leher.
2. Kelenjar limfe di selaput lendir usus.
3. Kelenjar folikel di pangkal lidah.
4. Tonsil.
5. Adenoid di dinding tekak

Fungsi Pembuluh Limfe (getah bening)


Sistem sirkulasi limfe juga mempunyai beberapa fungsi penting di dalam
tubuh di antaranya sebagai berikut :
1. Mengambil kelebihan cairan di dalam jaringan dan mengirimkannya ke darah.
2. Mengabsorpsi lemak dan asam laktat di usus halus dan mengangkutnya ke darah.
3. Membantu mempertahankan tubuh dari penyakit yaitu dengan melawan bibit
penyakit yang masuk, menyaring racun yang dihasilkan oleh bibit penyakit
tersebut, serta membentuk antibodi.

E. Organ limfatik
1. Organ Limfatik Primer
a. Sumsum Tulang Merah : merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel
limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit
yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B.
Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi
limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.
b. Kelenjar Timus : memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan
limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus
tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada
organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T
ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.
2. Organ Limfatik Sekunder
a. Nodus Limfe : berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di
sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil
lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi
nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam
limfa. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax,
abdomen, dan lipatan paha.
b. Limpa : Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang
dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung.
Fungsi limpa antara lain: membunuh kuman penyakit; membentuk sel darah
putih (leukosit) dan antibodi; menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
c. Nodulus Limfatikus : merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar
di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang
membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan
saluran respirasi. Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan folikel
limfatik. Tonsil terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di
permukaan dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis untuk
berperan dalam respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh
melalui pencernaan atau pernafasan.

F. Tonsil
Tonsil atau amandel terdiri atas jaringan limfe terletak di antara dua tiang
fause (lengkung langit-langit) dan banyak terdapat persediaan limfosit. Tonsil atau
amandel adalah bagian dari sistem kelenjar getah bening yang berada pada sisi kiri
dan kanan bagian belakang rongga mulut. Disebut amandel karena bentuknya mirip
buah amandel. Seperti kelenjar getah bening lainnya, amandel adalah bagian dari
sistem kekebalan yang menjaga tubuh manusia dari infeksi, khususnya infeksi saluran
nafas atas dan faring.
Fungsinya membantu pertahanan tubuh bagi anak-anak di bawah usia 6 tahun
melawan penyakit. Mulai anak usia 6 tahun ke atas fungsi amandel akan digantikan
oleh pertahanan tubuh yang lain.Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak
menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui
mulut, hidung, dan kerongkongan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh, yang didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang
berusaha masuk ke tubuh kita melalui mulut.Dengan bertambahnya usia seharusnya
amandel tersebut akan mengecil dengan sendirinya, kecuali apabila sering terjadi
infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan adanya faktor alergi pada badan, amandel
akan bertambah besar.
Patologi Amandel meradang dan membengkak, terdapat bercak abu-abu atau
kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran.
Bercak-bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang
mati, juga kuman-kuman baik yang hidup maupun yang sudah mati.
Macam- macam Tonsil:
1. Tonsilla Lingualis, pada Radix Linguae;
• Epitel : berlapis pipih melapisi kripta (cekungan)
• Keliling mukus (weber) bermuara pada dasar kripta
• Lumen kripta bersih à jarang beradang
2. Tonsilla Palatina, diantara arcus glossopalatinus dan arcus pharingopalatinus;
• Epitel: berlapis pipih
• Kripta dalam, bercabang – cabang
• Lumen kripta kotor à sering beradang
3. Tonsilla Pharingica, pada dinding belakang nasopharynx
• Epitel: berderet silindris bersilia dengan sel-sel goblet
• Tak ada kripta

G. Kasus-kasus
1. Limfangitis
Limfangitis akut mempengaruhi anggota penting dari sistem kekebalan
tubuh-sistem limfatik. Limbah bahan-bahan dari hampir setiap organ dalam tubuh
mengalir ke pembuluh limfatik dan akan disaring dalam organ kecil yang disebut
kelenjar getah bening. Benda asing, seperti bakteri atau virus, diproses dalam
kelenjar getah bening untuk menghasilkan respon imun untuk melawan infeksi.
Limfangitis akut, bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan, gigitan
serangga, luka bedah, atau kulit lainnya cedera. Setelah bakteri masuk ke sistem
limfatik, mereka berkembang biak dengan cepat dan mengikuti pembuluh limfatik
seperti jalan raya. Pembuluh limfatik yang terinfeksi menjadi meradang,
menyebabkan garis-garis merah yang tampak di bawah permukaan kulit.
Pertumbuhan bakteri terjadi begitu cepat sehingga sistem kekebalan tubuh tidak
merespon cukup cepat untuk menghentikan infeksi.
Jika tidak diobati, bakteri dapat menyebabkan kerusakan jaringan di
daerah infeksi. Sebuah penuh nanah, menyakitkan benjolan disebut abses juga
bisa terbentuk di daerah yang terinfeksi. Selulitis, sebuah infeksi umum lapisan
kulit yang lebih rendah, dapat juga terjadi.
Limfangitis akut paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pyogenes. Bakteri berbahaya ini juga menyebabkan radang tenggorokan, infeksi
jantung, saraf tulang belakang, dan paru-paru, dan pada 1990-an telah disebut
sebagai "bakteri pemakan daging." Staphylococci bakteri juga dapat menyebabkan
limfangitis.
Gejala : Gejala karakteristik limfangitis akut adalah lebar, garis-garis
merah memanjang dari tempat infeksi ke ketiak atau pangkal paha. Daerah yang
terkena merah, bengkak, dan nyeri. Blistering kulit yang terkena bencana dapat
terjadi. Infeksi bakteri menyebabkan demam 100-104° F (38°-40° C). Di samping
itu muncul rasa, sakit umum, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, dan hilangnya
nafsu makan dapat dirasakan.
Perawatan : Karena sifat serius infeksi ini, pengobatan akan dimulai
segera, bahkan sebelum hasil kultur bakteri yang tersedia. Satu-satunya
pengobatan untuk limfangitis akut adalah memberikan dosis sangat besar
antibiotik, biasanya penisilin, melalui pembuluh darah. Tumbuh bakteri
streptokokus biasanya dihilangkan dengan cepat dan mudah dengan penisilin.
Antibiotik klindamisin dapat dimasukkan dalam pengobatan untuk membunuh
streptokokus yang tidak tumbuh dan berada dalam keadaan istirahat. Atau, sebuah
"spektrum luas" dapat digunakan antibiotik yang akan membunuh banyak jenis
bakteri.
2. Obstruksi limfatik
Penyumbatan kelenjar getah bening, pembuluh yang mengalirkan cairan
dari jaringan ke seluruh tubuh. Obstruksi limfatik juga disebut lymphedema, yang
berarti pembengkakan pada bagian kelenjar getah. Ada banyak penyebab obstruksi
limfatik, termasuk: infeksi kulit seperti selulitis (lebih umum pada pasien
obesitas), infeksi parasit seperti filariasis, cedera, tumor, bedah, terapi radiasi.
3. Leukimia
Leukeumia dianggap sebagai keadaan arsinogenik (seperti karsinoma)
ditandai dengan produksi leukosit yang terlampau banyak. Hal ini diklasifikasikan
sesuai dengan jenis leukosit yang terkena, sebagai leukeumia limfatik atau
leukeumia mieloid. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur dan paling banyak
pada masa kanak-kanak. Keadaan ini dapat akut atau khronik sesuai dengan
kecepatan bertambahnya. Prognosanya tidak memberi harapan pada leukeumia
akut, kematian dapat terjadi dalam beberapa minggu,tetapi pasien dengan
leukeumia kronik dapat hidup beberapa tahun.
4. Filariasis limfatik (FL)
Merupakan salah satu penyakit yang paling melemahkan dan merusak
penampilan seseorang. Infeksinya disebabkan oleh tiga cacing helmintik –
Wucheraria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori, dan ditularkan oleh
nyamuk yang termasuk dalam 4 kelompok vector – Culex, Anopheles, Aedine dan
Mansonia. Cacing – cacing tersebut menghuni saluran limfatik (getah bening) dan
menyebabkan terjadinya penyumbatan rongga limfatik, yang pada fase selanjutnya
menyebabkan pembengkakan (lymphoedema) dan elephantiasis.
5. Tonsilitis (peradangan pada amandel)
Peradangan pada amandel disebut sebagai tonsilitis. Infeksi parah pada
amandel dapat mengakibatkan amandel membengkak hingga harus dioperasi
untuk diambil, namun diambilnya amandel dapat mengakibatkan melemahnya
sistem kekebalan tubuh. Radang amandel (bahasa Inggris: tonsillitis) adalah
infeksi pada amandel yang terkadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan
demam.
Gejala Keluhan :
a. Sulit atau sakit saat menelan
b. Sakit kepala
c. Demam dan kedinginan
d. Pembesaran, pembengkakan kelenjar disekitar rahang dan leher.
e. Kehilangan atau berubahnya suara
f. Sakit pada kerongkongan dan mudah berubah menjadi parah.
g. Membengkaknya amandel.
h. Amandel berubah menjadi merah.
i. Titik putih pada amandel
6. Bovine Leukosis
Suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya sel-sel leukosit dalam
darah terutama sel leukosit berinti 1 (leukosit). Hal ini terjadi karena adanya
rangsangan oleh agen penyakit ini pada jaringan sehingga sel-sel jaringan tersebut
mengalami hipertropi (pembengkakan). Penyebab bovine leukosis enzootik (BLE)
adalah jenis virus onkogenik yang mempunyai inti RNA (disingkat onkorna).
Partikel-partikel yang dimilikinya bertipe C. Partikel inilah yang menyebabkan
leukimia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Limfe berkaitan erat dengan sistem peredaran. Pembuluh limfe ini
mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut lemak
dan bahan-bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Cairan Limfe mengandung sel-
sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Cairan ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi
seluruh jaringan tubuh. Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat pada
semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat.
Pembuluh limfe dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfe kanan dan
pembuluh limfe kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfe yang
berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan. Pembuluh
ini bermuara pada vena yang berada di bawah selangkang kanan. Pembuluh limfa kiri
berfungsi menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri,
dan lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di bawah
selangka kiri.
Kelenjar limfe berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar
tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfe terdapat di sepanjang pembuluh limfe,
terutama terdapat pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Alat tubuh yang mempunyai
fungsi yang sama dengan kelenjar limfe yaitu limpa dan tonsil. Limpa merupakan sebuah
kelenjar yang terletak di belakang lambung dan berwarna ungu.
B. Saran
Untuk menghindari penyakit yang berkaitan dengan sistem limfa, hendaknya
tubuh kita harus selalu mempunyai banyak cairan. Kelenjar limfe sangat berperan penting
dalam menghasilkan sel darah putih (anti body), sehingga dapat menjaga tubuh kita dari
infeksi dan sebaiknya penuhi tubuh dengan nutrisi yang dapat menyeimbangkan sel darah
putih.
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius


Snell. 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC
Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia
Peters TR, Edwards KM. 2000. Cervical Lymphadenopathy and Adenitis. Pediatrics in
Review.(21);12.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai