Anda di halaman 1dari 13

PERMUKAAN SEL

MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Sel
Dosen Pengampu :
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd.

disusun oleh:
Denia Dwi Citraresmi (1704637)
Deri Anggara (1700038)
Dwi Lestari D (1700622)
Nisrina Nur Aini (1701590)
Rey Tamara Jessica (1705269)
Zaitun Hidayat (1703654)

PROGAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur, penulis telah menyelesaikan penyusunan


makalah ini, walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi,
tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang
Mahakuasa.Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliahBiologi Sel.
Makalah ini masih banyak kekurangan dan belum dikatakan sempurna
karena keterbatasan wawasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun penulis harapkan agar dalam membuat makalah di waktu
yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan penulis semoga makalah ini bisa
berguna bagi pembaca dan menambah ruang lingkup ilmu pengetahuan yang ada.
Terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk mahasiswa.

Bandung, 30 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…………. ii

BAB IPENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………...………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...……….. 1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………... 1
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..………..... 3
2.1 Reseptor.……………...……………..................................................................3
2.2 Antigen……….…………...…………………...……….....................……….. 3
2.3 Adhesi………...……...…………………………...……………...…. ..............5
2.4 Komunikasi Sel………………………………………………………………. 9

BAB III PENUTUP………………………………….…………………..…..… 16


3.1Kesimpulan…………………………………………………………….…..... 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………...………………………...…… 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permukaan sel merupakan bagian terluar dari suatu sel yang membatasi
lingkungan luar dengan sel. Permukaan sel memiliki peran penting untuk
berinteraksi, menerima, dan mengirimkan sinyal kepada sel lain. Pada permukaan
sel terdapat reseptor-reseptor yang dapat mengenal sinyal dan dapat diketahui oleh
molekul-molekul sinyal.
Sel bersifat antigen jika sel tersebut berinteraksi dengan sel lain dan sel
lain tersebut akan memproduksi antigen. Komponen untuk antigen permukaan
adalah protein dan hidrat arang atau kombinasinya.
Adhesi merupakan proses biologi yang dilakukan oleh sel tunggal untuk
membentuk jaringan dalam tubuh. Adhesi berperan dalam agregasi platelet di
dalam darah (thrombosis).
Sel dapat berinteraksi dengan sel lainnya melalui komunikasi sel. Terdapat
berbagai jenis reseptor di membran plasma untuk menjalankan aktivitas
komunikasi sel.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa saja reseptor yang ada di permukaan sel?
2. Apa saja antigen yang ada di permukaan sel?
3. Apa saja adhesi yang terjadi di permukaan sel?
4. Apa saja jenis komunikasi yang terjadi pada sel?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi macam-macam reseptor yang ada di permukaan sel.
2. Mengidentifikasi macam-macam antigen yang ada di permukaan sel.
3. Mengodentifikasi macam-macam adhesi yang terjadi di permukaan sel.
4. Mengidentifikasi jenis komunikasi yang terjadi pada sel.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reseptor

Sel makhluk hidup seringkali menerima sinyal-sinyal kimia untuk


memproduksi atau membentuk suatu protein tertentu. Sinyal-sinyal tersebut dikirim
oleh sel sel lain yang ada dalam tubuh. Sinyal-sinyal tersebut mempunyai reseptor
khusus dalam sel target. Reseptor tersebut bisa berada pada permukaan sel (membran
sel) membran sel atau dalam sel.
Sinyal-sinyal yang bersifat larut dalam lemak (lipid-soluble) atau merupakan
molekul yang sangat kecil sangat mudah memasuki sel sehingga biasanya reseptornya
ada dalam sel. Ada beberapa macam resepotor intraselular berdasarkan sifatnya yaitu:
1. Reseptor yang berperan sebagai gen regulator
Reseptor yang bertindak sebagai gen regulator memiliki daerah pengikatan
(binding site ) pada DNA. Namun reseptor tersebut tidak bisa berikatan
denganbinding site pada DNA karena ada protein inhibitor yang menempati binding
sitepada DNA tersebut. Ketika molekul sinyal masuk ke dalam sel dan berikatan
dengan reseptor, inhibitor akan lepas dari binding site pada DNA dan reseptor
berikatan dengan binding sitepada DNA. Ikatan tersebut akan mengaktifkan gen
tertentu karena proses transkripsi akhirnya dapat berlangsung.
2. Reseptor berperan sebagai enzim
Contoh reseptor yang berperan sebagai enzim adalah reseptor untuk
gas nitric oxide (NO). Gas tersebut merupakan senyawa yang sangat kecil
sehingga dengan mudah masuk ke dalam sel. Ketika sampai di dalam sel, gas
tersebut akan berikatan dengan enzim guanylyl cyclase. Ikatan antara gas nitric
oxide (NO) dan enzim guanylyl cyclase mengkatalis sintesis dari cyclic guanosine
monophosphate (GMP). GMP adalah molekul messenger intraseluler yang
menstimulasi respon spesifik seperti relaksasi pada sel otot.
a. Reseptor pada Permukaan Sel
Sebagian besar sinyal sinyal untuk komunikasi antar sel merupakan senyawa
atau molekul yang terlarut dalam air (water-soluble ) seperti neurotransmitter,
hormon, dan growth factors. Senyawa atau molekul yang larut dalam air tidak
bisa masuk langsung ke dalam sel melalui membran sel sehingga reseptornya
berada di permukaan membran sel. Agar bisa menghasilkan respon di dalam sel,
reseptor sinyal yang ada di permukaan membran sel harus mengubah sinyal
ekstraselular tersebut menjadi sinyal intraseluler.
Berikut adalah beberapa macam dari reseptor pada permukaan membran sel :
1. Chemically Gated Ion Channels
Chemically Gated Ion Channelsadalah suatu protein reseptor yang dapat
dilintasi oleh ion. Reseptor tersebut merupakan protein transmembran ( protein
yang menembus membra sel ). Pada bagian tengah protein terdapat lubang atau
pori yang ,menghubungkan antara cairan ekstraseluler dengan sitoplasma sel. Pori
atau lubang yang dimiliki cukup untuk jalan keluar masuknya ion sehingga protei
tersebut seringkali disebut ion chanel. Pori atau lubang reseptor hanya terbuka
ketika senyawa kimia ( neurotransmitter ) menempel pada reseptor tersebut. Ion –
ion yang masuk juga dapat bervariasi (sodium, potassium, calcium, chloride)
tergantung dari struktur spesifik dari chanel / pori.
2. Enzymic Receptors
Banyak reseptor yang berada di permukaan sel adalah enzim tertentu atau
berhubungan dengan enzim. Ketika molekul sinyal mengikat reseptor maka suatu
enzim akan aktif. Enzim tersebut seringkali disebut dengan protein kinases.
Reseptor merupakan protein transmembran, bagian protein yang mengikat sinyal
berada di luar sel sedangkan bagian yang melakukan aktivitas enzimatis berada di
dalam sel.
3. G-Protein-Linked Receptors
G-Protein-Linked Receptors adalah reseptor sinyal pada plasma membran sel
yang berperan tidak langsung sebagai enzim atau ion channel yang dibantu /
difasilitasi oleh suatu protein pendamping yaitu guanosine triphosphate(GTP)-
binding proteinatau sering disebut dengan G protein. Reseptor menggunakan
protein G untuk memediasi sinyal dari permukaan membran ke dalam bagian
dalam sel.
Ketika sinyal datang, sinyal akan diikat oleh protein signal-binding site dari
reseptor yang berada di bagian permukaan luar membran sel. Setelah terbentuk
ikatan antara sinyal dan protein signal-binding site G-Protein-Linked Receptors
berubah strukturnya. Perubahan struktur tersebut menyebabkan dapat berikatan
dengan G-Protein-Linked Receptors pada G-protein-binding sites dan
menyebabkan protein G aktif. Protein G aktif kemudian akan mengaktivasi suatu
reaksi enzimatis atau ion channeltertentu. Namun aktivasi dari GTP tersebut
relatif hanya dalam waktu yang singkat beberapa detik saja atua paling lama
beberapa menit. Agar reaksi yang difasilitasi oleh protein G ini berjalan terus,
harus ada sinyal terus menerus pada sel tersebut.

B. Antigen
a. Pengertian Antigen
Antigen adalah zat asing bagi tubuh yang menyebabkan reaksi kekebalan. Ini
merupakan sebuah respon imun yang terjadi ketika antibodi yang merupakan
protein dalam sistem kekebalan tubuh untuk menyerang antigen.
Contohnya :
Tipe darah A memberitahu orang-orang untuk membuat antibodi hanya untuk
jenis B. Antigen ini dapat menempel pada permukaan sel-sel darah atau protein di
tubuh.
Seorang tipe B membentuk antibodi untuk melawan tipe A, ini juga disebut
sebagai jenis yang dominan. Jika anda tipe jenis B dan O, makan anda dapat
menyubangkannya ke tipe darah A dan darah AB. Jika Anda adalah tipe darah
AB, sel-sel Anda tidak membuat antibodi terhadap tipe A atau tipe B dalam
antigen permukaan. Anda hanya dapat menerima donor darah dari golongan AB
saja. Dan hanya dapat menyumbangkan darah dengang tipe darah AB juga.
Kalau anda tipe darah golongan O, berarti sel-sel anda membuat antibodi
terhadap kedua tipe A dan B di antigen. Jika ada yang membutuhkan donor darah,
dia hanya dapat menerima lebih banyak donir dari golongan darah O. Namun, jika
anda ingin menyumbangkan darah, maka anda dapat menyumbangkan darah
kepada siapa saja. Karena anda termasuk seorang pendonor yang universal. Dan
golongan darah O adalah yang paling umum.
Antigen adalah molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari
limfosit. Salah satu cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan
cara mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut antibodi. Istilah
antigen sendiri merupakan singkatan antibodi-generator(pembangkit
antibodi).Masing-masing antigen mempunyai bentuk molekuler khusus dan
merangsang sel-sel B tertentu untuk mensekresi antibodi yang berinteraksi secara
spesifik dengan antigen tersebut (Campbell, 2004)
b. Antigen Permukaan Sel
Sifat sel adalah antigenik, karena itu jika sel satu spesies dimasukkan pada
tubuh spesies lain, penerima sel akan membuat antibodi yang akan berintraksi
secara khusus dengan sel asing tadi. Protein dan hidrat arang atau kombinasinya
merupakan komponen untuk antigen permukaan sel. Karena komposisi sangat
komplek jumlah diterima antigen pada satu jenis sel sangat banyak.
Beberapa antigen permukaan telah dipelajari secara mendetail, ada tiga
macam antigen permukaan yaitu:
1. Antigen Golongan Darah ABO
Antigen golongan darah ABO adalah antigen utama yang ada pada eritrosit
manusia. Seseorang mungkin mempunyai antigen A atau B, Adan B atau tidak
punya antigen.jika tidak mempunyai antigen maka golongan darahnya O.
Sesungguhnya pada eritrosit golongan darah O mempunyai antigen yang disebut
antigen H yang merupakan struktur dasar untuk antigen A dan B. Antigen dari
sisten ABO adalah gikolipida dan bagian glikolipida yang berupa oligosakarida
menentukan sifat antigeniknya. Molekul-molekul gula sederhana melekat pada
bagian terminal siligolipida pada lapisan lipida bimolekuler.
2. Antigen Golongan Darah MN
Sistem golongan darah kedua pada manusia adalah sistem MN. Sistem ini
seperti sistem ABO ditentukan secara genetika. Seseorang mempunyai faktor MM
atau NN (homozigot) atau heterozigot MN. Diterminan antigennya berupa
glikoprotein pada permukaan membran (glikoporin), mengenai struktur
antigennya masih belum diketahui secara pasti seperti pada sistem ABO.
Meskipun demikian komponen-komponen esensialnya telah diketahui yaitu
galatosa, sialic ocid dan N-acetyl galaktosamine. Kedua diterminan M dan N akan
rusak jika darah diberi enzim neuraminidase.
3. Antigen Pada Sel-sel Jaringan
Antigen pada setiap jaringan individu sangat spesifik dan berbeda untuk setiap
individu. Antigen-antigen ini berupa protein permukaan sel. Antigen-anitigen
untuk tiap idividu yang sesuai disebut “histocompability antigens”. Perbedaan
antigen jaringan individu yang berlainan dapat diketahui karena penolakan pada
pencangkokan jaringan. Karena kompleknya genetika manusia akan terdapat
banyak sekali kombinasi antigenik yang mungkin pada permukaan jaringan.
Karena itu sulit sekali untuk mendapatkan kulit atau organ lain yang cocok dalam
operasi trensplantasi (pencangkokan).
Beberapa antigan “histocompability antigens” merupakan antigen yang kuat
dan yang lain berupa antigen yang lemah. Pada tikus dekenal sistem H-2 berupa
antigen yang kuat. Sistem antigen semacam ini pada manusia disebut HLA.
Kedua sisten itu mempunyai veriasi genetik tapi dengan cara tertentu (inbreeding)
dapat diperoleh tikus-tikus dengan antigen yang homogen.
Antigen H-2 pada membran plasma dibentuk oleh due rantai polipeptida.
Satu berupa rantei polipeptida panjang dan satulagi berupa rantai polipeptida
pendek. Kedua rantai yang panjang dan pendek bergabung tetapi bukan berupa
ikatan kovalen. Rantai panjang dua buah antigen dapat bergabung secara kovalen
membentuk dimar. Terdapat hidrat arang pada sistem H-2 yang bergabung dengan
rantai panjang.
Antigen H-2 tidak dapat dipisahkan dari mimbran plasma kecuali dengan
bahan pelarut seperti detergen. Dengan enzim papan rantai polipeptida yang
panjang akan putus menjadi dua bagian. Bagian yang larut dalam air (Fs) akan
terlepas sedang bagian yang tak larut (Fm) akan tetap menempal pada
membran.satuhal yang menarik ialah bahwa rantai polipeptida yang pendek dari
antigen H-2 dibuat oleh setiap sel tubuh dan terdapat pada berbagai macam
spesies hewan. Rantai polipeptida pendek itu disebut β-2mikroglobulin.

4. Fungsi Biologis Antigen Permukaan


Fungsi antigen permukaan secara biologis maasih meripakan tanda tanya dan
masih merupakan penelitian bidang para ahli. Salah satu postulan mengenai peran
antigen H-2 pada tikus yaitu dalam proses terjadinya imunitas. Menurut pandapat
ini, timbulnya permukaan sel yang abnormal karena mutasi atau hal lain
menyebabkan terjadi reaksi pada linfosit yang menemukannya dan memberi berita
kepada kelenjar getah bening yang mengaktifkan linfosit T untuk membunuh sel-
sel yang abnormal. Untuk kerja limfosit T sel target harus mempunyai antigen H-
2 yang akan dimusnahkan. Diduga terdapat antigen H-2 ditembah antigen
abnormal atau modifikasi yang ditemukan oleh linfosit pembuluh. Jika tidak ada
antigen H-2 sel abnormal tidak dapat dibasmi dan berkembang terus.

C. Adhesi

Adhesi sel merupakan proses biologi dengan sel tunggal membentuk


jaringan-jaringan sel di dalam tubuh seperti pada pembuluh darah. Sel-sel yang
normal di-adhesi ke matriks ekstraseluler dengan menggunakan reseptor-reseptor
(protein) yang berada di permukaan sel. Reseptor-reseptor ini melekat ke protein-
protein matriks ekstraseluler, seperti Fibronectin (Fn), Vitronectin (Vn),
Fibrinogen (Fg), Laminin (Lm), dan Collagen (Cg). Reseptor di permukaan sel
berasal dari family protein yang bernama Integrin.
a. Jenis Adhesi Sel
Adhesi sel dimediasi oleh reseptor protein di permukaan sel yang berasal
dari famili Integrin, Immmunoglobulin, dan Cadherin. Ada dua kategori dari
adhesi sel:
1. Adhesi sel ke protein matriks ekstraseluler seperti Fibronectin, Vitronectin, dan
lain-lain
2. Adhesi sel ke sel-sel lain.
Adhesi sel bisa dengan sel yang sejenis (homotipik) dan sel yang berbeda
jenis (heterotipik). Contoh homotipik, yaitu adhesi sel epitel pembuluh darah
dengan sel epitel usus halus. Contoh heterotipik, yaitu adhesi sel T dengan sel
antigen atau adhesi sel T dengan pembuluh darah.

b. Mekanisme Interaksi Antar Sel


Pada bentuk interaksi sel ini terjadi kontak antar sel-sel yang berhadapan.
Daerah tersebut merupakan modifikasi permukaan sel sehingga sel-sel
bersangkutan mengadakan hubungan dengan sekitarnya. Terdapat dua jenis
mekanisme interaksi antar sel, yaitu:
1. Adhesi Penghubung Tetap
2. Adhesi Penghubung Sementara

c. Adhesi Penghubung
1. Gap Junction
Gap juntion merupakan bentuk hubungan sel yang paling umum terdapat
pada jaringan dari semua hewan dan manusia, kecuali pada sel-sel otot dan
pembuluh darah. Gap junction disusun oleh saluran-saluran kecil yang dibentuk
oleh konekson (protein membran dari tiap sel).
2. Tight Junction
Tight junction merupakan persambungan antar sel berupa protein spesifik
yang sangat rapat. Hubungan ini dihubungkan oleh protein kompleks yang
terdapat di masing-masing membran sel. Contoh tight junction terdapat pada sel
epitel usus. Bahan makanan yang ada di dalam usus harus melalui membran sel
yang berhubungan dengan ruang usus.
3. Desmosom
Desmosom merupakan hubungan antar sel yang memiliki sitoskeleton
yaitu filamen intermediet berupa keratin. Fungsi dari desmosom yaitu sebagai
tempat perlekatan mekanik antara dua sel yang berdekatan. Desmosom banyak
ditemukan pada sel otot jantung, sel epitel leher rahim, dan epidermis kulit.

d. Adhesi Penghubung Sementara


Hubungan antar sel ini bersifat sementara, biasanya melibatkan berbagai
jenis molekul protein yang merupakan molekul integral dari membran sel.
Molekul protein tersebut antara lain cadherin, integrin, dan selectin. Hubungan ini
terjadi antara leukosit dengan sel endotelium.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga


Tanpa Nama, Tanpa Tahun. Pengertian Antigen Dalam Darah Dan Penjelasan
Sel Darah Merah. [online]. Tersedia di:
http://www.podfeeder.com/kesehatan/pengertian-antigen-dalam-darah-
dan-penjelasan-sel-darah-merah/ (diakses tanggal 30 September 2018)
Tanpa Nama, 2018. Reseptor Intraseluler dalam Sel dan Reseptor pada
Permukaan Sel. [online]. Tersedia di:
https://www.referensibiologi.com/2018/01/reseptor-intraseluler-dalam-sel-
dan.html (diakses tanggal 30 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai