Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN ANTIBIOTIK DARI BIAKAN MIKROORGANISME

SIMBION ALGA LAUT Eucheuma cottonii SECARA FERMENTASI


PROJECT MIKROBIOLOGI TERAPAN
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Terapan
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Peristiwati, M.Kes
Dr. Kusnadi, M.Si

Oleh :
Kelompok 7
Biologi C 2017
Amanah Muthmainnah I 1703093
Dwi Lestari Damayanti 1700622
Yunita 1702716

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. Judul
Pembuatan Antibiotik dari Biakan Mikroorganisme Simbion Alga Laut
Eucheuma cottonii Secara Fermentasi

B. Tujuan Penyelidikan
1. Untuk memproduksi antibiotic dari biakan mikroorganisme simbion
Eucheuma cottonii secara fermentasi
2. Untuk mendapat isolat bakteri simbion Eucheuma cottonii yang memiliki
daya hambat paling besar
3. Untuk meningkatkan nilai ekonomis Eucheuma cottonii di pasaran

C. Alasan Pemilihan Judul


1. Bahan baku pembuatan antibiotic di Indonesi masih impor, Untuk
mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, bahan baku antibiotika
diproduksi secara fermentasi, dengan memanfaatkan sumberdaya alam
yang dimilik
2. Diharapkan melalui penelitian ini, diperoleh variasi baru dari suatu produk
3. Dapat bernilai ekonomis di pasaran

D. Produk yang Diharapkan


Antibiotik dari Biakan Mikroorganisme Simbion Alga Laut Eucheuma
cottonii yang memiliki daya hambat besar

E. Rumusan Masalah
Bagaimana cara pembuatan antibiotik menggunakan bakteri mikroorganisme
simbion alga laut Eucheuma cottonii secara fermentasi?

F. Pertanyaan Penelitian
1. Mikroorganisme endofit apa saja yang dapat menghasilkan antibiotic dari
alga laut Eucheuma cottonii?
2. Bagaimana isolate bakteri endofit alga laut Eucheuma cottonii yang baik
untuk memiliki daya hambat terbesar?
G. Variabel
Variabel Bebas : isolat bakteri simbion alga
Variabel Terikat : diameter daya hambat
Variabel Kontrol : lama waktu fermentasi, suhu inkubasi, lama waktu inkubasi

H. Hipotesis
Semakin besar daya hambat yang dihasilkan, maka isolat bakteri simbion alga
semakin baik dalam memproduksi antibiotik.

I. Landasan teori
Penggunaan antibiotika di dunia lebih dari 40.000 ton/tahun dalam industri
pangan, pakan, pertanian, kesehatan, biokimia, genetika, dan biologi
molekuler serta ada kecenderungan untuk terus meningkat dan dapat
menimbulkan resistensi terhadap mikroba target (Neu, C. H., 1992). Dana
yang di-perlukan untuk pengadaan antibiotika kurang lebih 23,3 % dari
seluruh anggaran obat-obatan yang terpakai di Indonesia (Sirait, M., 1984).
Sejak ditemukannya antibiotika yang per-tama pada tahun 1929 oleh
Alexander Fleming, maka perkembangan penelitian yang mengarah pada
penemuan-penemuan baru terus berkem-bang dengan pesatnya. Program
skrining intensif di semua negara maju berlanjut sehingga jumlah antibiotika
baru bertambah sekitar 50 – 100 jenis setiap tahun. Pada tahun 1963 baru
dikenal 513 jenis antibiotika tetapi pada tahun 1974 sudah menjadi 4076 jenis
dan sampai saat ini diperkira-kan sudah ditemukan lebih dari 6000 jenis anti-
biotika. Dari jumlah tersebut 91 jenis antibiotika di-produksi secara komersial
dengan cara fermentasi dan 46 jenis antibiotika yang diproduksi secara
semisintetik (Akmal, dkk, 1997). Langkah-langkah mendapatkan jenis
antibiotika baru masih sangat diperlukan baik lewat sintesis kimia, biokimia
baru atau penemuan isolat mikrobia baru (Tscherter H, Dreyfuss, 1992).
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antibiotika
adalah alga merah yaitu Eucheuma cottonii. Alga merupakan salah satu bahan
alami yang tidak menimbulkan resistensi untuk mengatasi penyakit pada
makhluk hidup karena memiliki metabolit sekunder yang dapat
menghambat/membunuh pertumbuhan bakteri (Herwin, 2018). Banyak jenis
alga yang berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan pemanfaatannya sebagai
sumber obat. Alga memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder.
Kandungan metabolit sekunder dari alga berpotensi sebagai penghasil
metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas yang sangat luas sebagai
antibakteri, antivirus, anti jamur dan sitotastik (Rante, et al., 2010).

J. Alat dan Bahan


Tabel J.1. Alat yang Digunakan
No Nama Alat Jumlah
1 Inkubator 1 unit
2 Laminar air flow 1 unit
3 Autoklaf 1 unit
4 Cawa petri 10 unit
5 Shaker 1 unit
6 Erlenmeyer 3 unit
7 Gelas ukur 2 unit
8 Jarum ose 1 unit
9 Lampu spirtus 1 unit
10 Lemari pendingin 1 unit
11 Mikropipet + tip 1 unit
12 Tabung reaksi 3 unit
13 Tabung sentrifuge 9 unit

Tabel J.2. Bahan Yang Digunakan


No Nama Bahan Jumlah
1 Euchema cottonii 5g
2 Aquades 1L
3 Etanol 70% 1L
4 Etanol 96% 1L
5 Kapas steril 500 gram
6 Kasa steril 500 gram
7 Kertas cakram (d= 6mm) 10 unit
8 Medium NA 1L
9 NaCl Fisiologis 5 ml
K. Prosedur Kegiatan
Bagan Alir K.1. Desain Penelitian

Sampel Euchema Diisolasi bakteri


cottonii simbion

Bakteri isolat A

Bakteri isolat B

Bakteri isolat C

Diujikan zona
hambat

Bagan Alir K.2. Langkah kerja Penelitian


L. Keunggulan dan Kelemahan
Keunggalan :
 Antibiotik yang dihasilakn berasal alam dan merupakan bakteri endofit
yang hidup dalam jaringan tumbuhan
 Selain senyawa antibiotik yang dihasilkan terdapat senyawa bioaktif
lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan
 Bahan baku yang digunakan cukup banyak di Indonesia
 Bersifat tidak toksik terhadap konsumen
Kelemahan:
 Belum dalam bentuk produk seperti kapsul, tablet atau bentuk lainnya
 Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang senyawa bioaktif didalamnya
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, dkk. (1997). Ensiklopedi kesehatan untuk umum. Jogjakarta: Ar-ruzz


Media
Herwin. (2018). Isolat Fungi Endofit Penghasil Antibiotika Pada Alga Merah
Jenis Gracilaria verrucosa Secara KLT-Bioautografi. As-Syifaa
Vol 10 (01)
Ismail, A. (2010). Isolasi dan Identifikasi Mikroba Endofit Penghasil Antibiotika
pada Algae Merah Eucheuma cottonii asal Rappoa Kabupaten
Bantaeng. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Islam
Negeri Alauddin. Makassar.
Neu, C. H. (1992). The crisis in antibiotic resistence. Science. 257:1064-1073.
Rante, et al. (2010). Isolasi fungi endofit penghasil senyawa antimikroba dari
daun katakokkon (Capsicum annuun L var.chinensis) dan profil
KLT-Biauotografi. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17(2):39-
46.
Tscherter H, Dreyfuss. (1992). New Metabolites, Processes for Their Production
and Uses. International Application Published Under The Patent
Cooperation Treaty (PCT). International Publication. 38: 28-45.

Anda mungkin juga menyukai