Anda di halaman 1dari 11

Paper Anatomi

ORGAN GENETALIA FEMININA PADA ANJING

Di susun oleh :
Dody Syahputra (1102101010069)
Eka Jani Haqqawiy (0802101010045)
Fahrur Rodho (1102101010021)
Kiki Ayu Lestari (1102101010097)
Muarrif (1102101010091)
T.M Alfadhly Irfa (1102101010135)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2012

ORGAN GENETALIA FEMININA PADA ANJING

Organ reproduksi anjing betina hampir sama dengan mamalia lain yaitu meliputi
ovarium, tuba falopii (tuba uterina atau oviduct), uerus, servik, vagina dan vulva. Sistem
reproduksi pada betina terdiri atas ovarium, saluran kelamin dan alat penggantungnya.
Saluran kelamin terdiri dari : tuba fallopii (oviduk), tanduk rahim (kornua
uteri), badan rahim (korpus uteri), leher rahim (servik uteri), vagina dan vulva.
Sistem reproduksi pada betina tidak hanya menerima sel-sel telur yang diovulasikan
oleh ovarium dan membawa sel-sel telur tersebut ke tempat implantasi yaitu rahim,
tetapi juga menerima sperma dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu tuba
fallopii.

Ovarium dan bagian saluran kelamin dari sistem reproduksi tidak berhubungan
satu dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dipertautkan oleh alat
penggantungnya. Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang
juga melekat pada uterus.

Tuba fallopii berada di dalam lipatan mesosalping,

sedangkan mesosalping melekat pada ligamen ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri
ke ligamen inguinal, yang homolog dengan gubernakulum testis. Bagian lain ligamen
ini membentuk ligamen bulat pada uterus yang kemudian melebarkan diri dari uterus
ke daerah inguinal.

A. Ovarium

Ovarium berfungsi ganda yaitu sebagai alat tubuh yang memproduksi sel kelamin betina yaitu ovum dan hormon-hormon kelamin betina yaitu estrogen dan
progesteron. Pada kucing ovarium jumlahnya sepasang dan relatif sangat kecil
dibandingkan dengan besar tubuh, serta jumlah sel telur yang dihasilkan dalam satu
kali periode pemasakan lebih dari satu sel telur.
Ovarium anjing relatif kecil, kurang lebih 1,5 x 0,7 x 0,5 cm pada anjing dengan
berat 12 kg, berlokasi di bagian dorsal dari rongga perut, di sebelah kaudal dari ginjal
kurang lebih pada tingkat ketiga atau keempat dari vertebrae lumbalis. Ovarium
disokong oleh lapisan peritoneum (mesovarium) yang berisi saraf dan suplai darah yang
berasal dari arteri ovaria dan dari anastomosis arteri uterina. Setiap ovarium diselimuti
oleh lemak dan dikelilingi oleh bursa yang terbuka sepanjang 0,2 1,8 cm (Junaidi,
2006).

B. Tuba Fallopii

Tuba fallopii terdiri dari infundibulum berikut fimbre, ampula dan ismus.
Gerbang infundibulum disebut osteum tubae abdominal.

Fimbre mengandung

jaringan erektil dan pembuluh-pembuluh darah melingkar, fimbre aktif membantu


masuknya sel telur yang diovulasikan ke dalam tuba fallopii.

Fimbre berada didekat

ovarium, namun tidak melingkupi seluruh ovarium sehingga terdapat kemungkinan sel
ovum yang diovulasikan terlempar keluar fimbre. Namun kejadian tersebut di alam
jarang terjadi karena terdapat substansi kimia yang menarik ovum untuk mendekat
fimbre dan selanjutnya terdorong masuk ke osteum tubae abdominal. Substansi kimia
tersebut belum jelas diketahui, sedang kemampuan untuk menarik ovum tersebut disebut
ovotaksis.
Tuba fallopii digantung oleh alat penggantung yang disebut mesosalping yang
berasal dari mesovarium. Mesosalping bersama-sama ligamentum ovarii dan ovarium
membentuk bursa ovarii dan bentuknya meluas pada kucing sehingga menyebabkan
ovarium tidak terlihat (Tanudimadja, 1983).
Tuba fallopii panjangnya 4 10 cm dan diameternya 1 2 mm, tampak seperti saluran
yang terbuka pada akhir ovarium dan diameternya mengecil ke arah uterus. Kornu uteri
berbentuk elips pada potongan melintang, panjang dan menyempit dan bergabung di
kaudal membentuk korpus uteri (Junaidi, 2006).

C. Uterus

Rahim merupakan bagian caudal tuba fallopii yang terdiri dari sepasang
tanduk rahim / kornua uteri, badan rahim / korpus uteri, dan leher rahim / servik
uteri. Rahim kucing tipenya bipartitus yang ditandai oleh satu leher rahim, korpus uteri
satu dengan dua buah kornua.

Letak uterus seluruhnya dalam cavum abdomen kecuali servik yang masih
mencapai bagian peritoneal dari cavum pelvis. Pada bagian dorsal, uterus berhubungan
dengan belitan colon (alat penggantung yang menyusup diantara colon). Alat
penggantung adalah ligamentum lata uteri mesometrium yang merupakan otot-otot licin,
berserat pipih yang berasal dari bagian dinding cavum pelvis dari daerah lumbal
mencapai uterus. Panjang korpus uteri anjing 1,5 2 Cm dan kornua terbentang
memanjang dari vertebre 6-7 hingga ke ginjal (sepanjang 9 10 Cm) dengan diameter 3
4 mm (Tanudimadja, 1983; Christiansen, 1984).

Tipe uterus anjing adalah duplex, yang terdiri dari dua kornu uteri masingmasing dengan saluran vagina. Ukuran dan berat dari uterus meningkat sewaktu anjing
menginjak dewasa dan memasuki proestrus dan estrus, mencapai ukuran maksimal
selama awal metestrus. Kemudian menurun sewaktu mulainya anestrus, meskipun tidak
kembali ke ukuran anjing dewasa. Ketebalan dan lebar mencapai maksimal 7 9
minggu sesudah mulainya estrus (Junaidi, 2006).

D. Servik
Leher rahim merupakan otot pengunci (sphincter) yang terletak antara badan
rahim dan vagina, lumennya menyempit karena penjuluran-penjuluran selaput lendir
yang mengarah ke lumen. Penjuluran tersebut dikenal sebagai cincin anuler. Lapisan
epitel yang membatasi lumen terdiri dari sel-sel epitel silindris, selaput lendirnya

berkelenjar dan dindingnya selain berotot tebal juga berserabut kolagen dan fibrosa.
Saluran servik tertutup selama kebuntingan kecuali pada saat menjelang kelahiran
anak, birahi dan dalam keadaan sakit.

Di gerbang leher rahim hewan sedang bunting ada timbunan lendir kental
yang berasal dari sekresi kelenjarnya. Lendir ini bertindak sebagai lendir penyumbat,
oleh karena itu servik bertindak sebagai penutup lumen rahim terhadap gangguangangguan yang datang dari arah luar. Oleh pengaruh hormon, lendir penutup tersebut
mencair menjelang kelahiran.
Servik berbentuk oval memisahkan uterus dan vagina. Vagina memanjang dari
servik ke selaput dara (hymen) dan vestibula memanjang ke vulva. Ciri utama dari servik
adalah tidak dapat dijangkau lewat vagina karena vaginanya yang sangat panjang. Pada
anjing yang tidak estrus dan belum pernah bunting, saluran servik bagian kaudal
membuka ke arah bawah, ke arah dinding kranial vagina. Servik tetap tertutup pada
anjing normal kecuali selama siklus estrus dan parturisi (Junaidi, 2006).

E. Vagina
Vagina anjing sangat panjang, diukur berdasarkan panjang total dari vulva ke
servik, termasuk vestibula. Pada anjing dengan berat 12 kg panjangnya mencapai 10
14 cm. Vestibula dan vagina meningkat lebarnya selama siklus estrus,dan saluran genital
menjadi tegang dan bengkak (Andersen, 1959). Pada fase proestrus dan anestrus servik
dan vagina membesar, menebal dan oedematus, dan ketebalan myometrium meningkat.
Pada fase anestrus servik dan vagina dalam keadaan pasif (Junaidi, 2006).

Vagina merupakan bagian saluran kelamin betina yang terdiri dua bagian,
yaitu vagina sebenarnya dan vestibulum.
orifisium uretra

Ke dua bagian tersebut dibatasi oleh

eksterna dan pada batas ini terdapat suatu lipatan selaput

melintang, epitelnya banyak lapis, lipatan selaput tersebut adalah himen.

Vagina

berfungsi selain sebagai tempat penumpahan semen, juga untuk jalur keluar fetus dan

plasenta pada saat partus. Dindingnya terdiri dari tiga bagian, yaitu selaput lendir,
lapisan otot dan serosa.
Epitel dinding vagina berbentuk banyak lapis, dan jumlah lapisannya bisa
berubah-ubah sesuai dengan siklus birahi. Perubahan bentuk sel-sel epitel diatur
oleh sekresi hormon ovarium. Di dalam selaput lendir tidak ada kelenjar, lendir
vagina kebanyakan berasal dari sekresi kelenjar leher rahim.

Pada vestibulum

terdapat seperti kelenjar vestibular, disebut kelenjar Bartholini. Kelenjar tersebut


berbentuk tubuloalveolar dan saluran kelenjar bermuara ke labia minor, hasil
sekresinya berupa lendir pelumas.
Vagina mempunyai dinding yang tipis dan terletak dalam cavum pelvis di antara
colon dan vesika urinaria dengan urtera berada di bagian ventral. Pada bagian cranial
masih mencapai peritoneal cavum pelvis dan bagian terbesar masuk dalam cavum
retroperitoneal. Bagian cranial vagina yang mencakup portio vaginalis dan permukaan
luar uterus yang dinamakan fornix vaginae (Tanudimadja, 1983).

F. Vulva
Vulva merupakan ujung akhir dari alat kopulasi pada hewan betina dan
bersatunya kedua labia vulva membentuk comissura dorsalis dengan bentuk bulat dan
ventral yang bentuknya meruncing. Labia vulva menyerupai menyerupai labia minora
pada manusia dan labia major pada kucing tidak jelas. Antara comissura ventral dengan

anus terdapat perineum yang dapat robek karena kelahiran berat. Permukaan luar
berambut dan berkelenjar.

Comissura ventralis yang menggantung melalui ischium dan pada daerah


tersebut ditemukan klitoris. Klitoris terletak di belahan ventral vestibulum yang pada
masa embrional berasal dari penis. Klitoris mengandung jaringan erektil, epitelnya
pipih banyak lapis dan kaya dengan ujung-ujung serabut saraf sensoris (Tanudimadja,
1983).
Pada anak anjing, vulva adalah organ yang relatif kecil yang dihiasi oleh berkas
rambut sampai mendekati pubertas. Mulai membesar selama periode prepubertal (4 -8
bulan) dan setelah memasuki estrus pertama bentuk sudah sama seperti dewasa (Junaidi,
2006).

Anda mungkin juga menyukai