0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan23 halaman
1. Sistem pencernaan ruminansia terdiri atas mulut, esofagus, empat lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus, usus besar, dan rektum.
2. Perbedaan utama dengan non-ruminansia adalah jumlah lambung, di mana ruminansia memiliki empat lambung.
3. Proses pencernaan meliputi mekanis, fermentasi, dan enzimatik.
1. Sistem pencernaan ruminansia terdiri atas mulut, esofagus, empat lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus, usus besar, dan rektum.
2. Perbedaan utama dengan non-ruminansia adalah jumlah lambung, di mana ruminansia memiliki empat lambung.
3. Proses pencernaan meliputi mekanis, fermentasi, dan enzimatik.
1. Sistem pencernaan ruminansia terdiri atas mulut, esofagus, empat lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus, usus besar, dan rektum.
2. Perbedaan utama dengan non-ruminansia adalah jumlah lambung, di mana ruminansia memiliki empat lambung.
3. Proses pencernaan meliputi mekanis, fermentasi, dan enzimatik.
Oleh : Eci Elviani Samosir ALAT PENCERNAAN (Apparatus digestorius)
Saluran pencernaan Organ pembantu
(Tractus (Organa alimentarius) accesoria) Mulut Esofagus Lambung : Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum Usus halus Usus Besar (Kolon) Rektum Mulut Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh mastikasi dan di teruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut terdapat saliva. Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral. Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan anorganik. Fungsi saliva: membantu penelanan, buffer (ph 8,4 – 8,5), dan suplai nutrien mikroba (70% urea). Mekanisme sekresi saliva : Kelenjar saliva mensekresikan granula sekretorik (zymogen) yang mengandung enzim-enzim saliva kemudian dikeluarkan dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Organ yang berfungsi mencerna makanan secara mekanik pada ruminansia adalah gigi (dentis). Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut: Berdasarkan susunan gigi tersebut, terlihat bahwa sapi tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. ESOPHAGUS Saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung. RUMEN Bagian sistem pancernaan ruminansia yang paling berperan besar adalah rumen. Rumen berupa suatu kantung muskular yang besar yang terentang dari diafragma menuju pelvis dan hampir menempati sisi kiri dari rongga abdominal. FUNGSI RUMEN: a. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen b. Absorbsi : VFA, amonia c. Lokasi mixing d. Menyimpan bahan makanan→ RETIKULUM Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Secara fisik tidak terpisahkan dari rumen Terdapat lipatan-lipatan esofagus yang merupakan lipatan jaringan yg langsung dari esofagus ke omasum Permukaan dalam : papila → sarang laba-laba (honey comb) perut jala Fungsi : Tempat fermentasi Membantu proses ruminasi Mengatur arus ingesta ke omasum Absorpsi hasil fermentasi Tempat berkumpulnya benda-benda asing OMASUM Omasum sering juga disebut dengan perut buku Omasum merupakan suatu organ seferis yang terisi oleh lamina muskuler yang turun dari bagian dorsum atau bagian atap. Membrana mukosa yang menutupi lamina, ditebari dengan papile yang pendek dan tumpul yang akan menggiling hijauan atau serat - serat sebelum masuk ke abomasum (perut sejati). Omasum letaknya disebelah kanan rumen dan retikulum persis pada posisi kaudal hati. Omasum domba dan kambing jauh lebih kecil dibandingkan omasum sapi dalam keadaan normal tidak menyentuh dinding abdominal ruminansia kecil itu. ABOMASUM Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Ph pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik. Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. USUS HALUS Fungsi : pencernaan enzimatis dan absorpsi Kedalam usus halus masuk 4 sekresi: Cairan duodenum : alkalis, fosfor, buffer Cairan empedu : dihasilkan hati, K dan Na (mengemulsikan lemak), mengaktifkan lipase pankreas, zat warna Cairan pancreas : ion bikarbinat untuk menetralisir asam lambung Cairan usus Usus halus terbagi menjadi : Duodenum, Jejunum dan ileum Duodenum Bagian pertama dari usus halus dan terikat pada mesenteri yang pendek, yaitu mesoduodenum. Jejunum bermula dari kira- kira pada posisi dimana mesenteri mulai kelihatan memanjang Ileum Bagian terakhir dari usus halus dan persambungannya dengan usus besar adalah pada SEKUM DAN KOLON Usus besar terdiri atas sekum, yang merupakan suatu kantung buntu dan kolon yang terdiri atas bagian-bagian yang naik, mendatar dan turun. Bagian yang turun akan berakhir direktum dan anus. 1. Bentuk : tabung berstruktur sederhana, kondisi = rumen 2. Fungsi : fermentasi oleh mikroba 3. Absorpsi VFA dan air → kolon 4. Konsentrasi VFA : sekum : 7 mM, kolon : 60 mM (rumen = 100 – 150 mM) RECTUM Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun PROSES PENCERNAAN RUMINANSIA Kesimpulan 1. Saluran pencernaan ruminansia, secara sistematis terdiri atas mulut, esophagus, rumen, reticulum, omasum, abomasums, duodenum, JeJenum, ileum, secum, colon, dan rectum. 2. Beda dengan system pencernaan non- ruminansia adalah pada jumlah lambungnya, non-ruminansia hanya mempunyai 1 lambung, sedangkan ruminansia mempunyai lambung yang terdiri dari 4 bagian yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik masing-masing. 3. Proses pencernaan pada ruminansia terjadi secara mekanis, fermentatif, dan enzimatis. SEKIAN DAN TERIMAKASIH