NPM : 200110160202
pencernaan yang terdiri atas empat bagian penting yaitu mulut, perut usus halus
sejati) dan lambung muka yang terdiri atas tiga bagian yaitu rumen (perut
beludru), retikulum (perut jala), dan omasum (perut buku). Pada tiga bagian
utama tersebut tidak terdapat mucus dan enzim pencernaan atau asam, akan tetapi
dan retikulum Pada ternak ruminansia muda, rumen dan retikulum masih kecil
dan belum berkembang. Bila ternak muda tersebut mulai mengkonsumsi makanan
berukuran daya tampung isi makanan yang mencapai 60-65% dari seluruh
dsaluran pencernaan.
a. Mulut
saliva. Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
Fungsi saliva:
a) membantu penelanan
makanan dari mulut ke lambung. Kosnoto M. 2000 mengatakan hal serupa yaitu
dapat berjalan menuju lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut
terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang
c. Lambung
1. Rumen
rumen. Di dalam rumen terjadi pencernaan secara enzimatik dan mekanik. Rumen
berupa suatu kantung muskular yang besar yang terentang dari diafragma menuju
pelvis dan hampir menempati sisi kiri dari rongga abdominal. Di dalam rumen
terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Mikroba rumen dapat
dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa dan fungi. Kehadiran fungi
di dalam rumen diakui sangat bermanfaat bagi pencernaan pakan serat, karena dia
membentuk koloni pada jaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh
menembus dinding sel tanaman sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis
protozoa tertentu. Kapasitas rumen pada ternak ruminansia dewasa mencapai 80%
dari total kapasitas perut ruminansia, sedangkan pada ternak ruminansia baru lahir
perkembangan rumen belum sempurna kapasitasnya sekitar 30%. Oleh sebab itu
pada anak ternak ruminansia yang baru lahir belum diberikan pakan yang berserat
karena masih belum ada pencernaan fermentatif dan mikroba rumen belum
tumbuh. Pencernaan pada ternak ruminansia yang baru lahir hanya berupa
pencernaan enzimatik. Namun setelah ternak tersebut berumur dua bulan ukuran
rumen sudah baik dan mikroba rumen sudah dalam jumlah yang cukup untuk
mencerna bahan berserat. Mikroba pada rumen merupakan mikroba yang berasal
dari susu yang diberikan induk saat masa menyusui maupun mikroba yang berasal
2. Reticulum
makanan yang masih kasar kemudian makanan yang masih kasar tersebut kembali
ke rumen dan diremastikasi. Terdapat sekat antara rumen dan retikulum yang
ke hati. Surtadi (2012) mmenjelaskan retikulum sering disebut sebagai perut jala
atau hardware stomach. Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan
pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan
tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum
dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi
dan lainnya.
3. Omasum
suatu organ seferis yang terisi oleh lamina muskuler yang turun dari bagian
dorsum atau bagian atap. Membrana mukosa yang menutupi lamina, ditebari
dengan papile yang pendek dan tumpul yang akan menggiling hijauan atau serat -
kambing jauh lebih kecil dibandingkan omasum sapi dalam keadaan normal tidak
Bentuk : ellips
abomasum seperti, pepsin, tripsin dan asam klorida atau HCl. Fungsi omaso
abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali
Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi
abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu: deudenum, jejenum, dan ileum,
Deudenum merupakan bagian yang pertama dari usus halus dan berfungsi sebagai
dengan jelas dapat dipisahkan dengan duodenum. Jejenum dan ileum itu
bersambung dan tidak ada batas yang jelas di antaranya. Bagian terakhir dari usus
halus adalah ileum. Ileum berfungsi sebagai penyerapan besar-besaran zat zat
makanan Persambungannya dengan usus besar adalah pada osteum iliale (bukaan
ileal).
e. Pankreas
Usus besar terdiri atas sekum, yang merupakan suatu kantung buntu dan
kolon yang terdiri atas bagian-bagian yang naik, mendatar dan turun. Bagian yang
turun akan berakhir direktum dan anus. Variasi pada usus besar (terutama pada
bagian kolon yang naik) dari satu spesies ke spesies yang lain, jauh lebih
menonjol dibandingkan dengan pada usus halus. Kolon yang menurun, bergerak
ke depan di antara dua lapis mesenteri yang menyangga usus halus. Lop
proksimal (ansa proksimalis) terletak di antara sekum dan kolon spiral (ansa
spiralis). Ansa spiralis itu tersusun dalam bentuk spiral. Bagian yang pertama
terakhir dari kolon yang naik yaitu ansa distalis, menghubungkan ansa spiralis
dengan kolon transversal. Kolon transversal menyilang dari kanan ke kiri dan
berlanjut terus ke arah kaudal menuju ke rektum dan anus, bagian terminal dari
saluran pencernaan.
mM)
g. Sekum
Hal ini disebabkan karena makanan hewan pemakan tumbuhan bervolume besar
kecil dan percernaan berlangsung dengan cepat. Materi pakan yang masuk ke
dalam sekum selanjutnya dicerna lagi oleh sekelompok mikroorganisme yang ada
didalamnya.
h. Rektum
dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila
feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan
penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan
otot lurik.
usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum dan illeum, usus besar, usus buntu
(secum) dan kloaka. Di samping itu, terdapat kelenjar pencernaan yang berperan
sebagai penghasil enzim dalam proses pencernaan makanan yaitu pankreas, hati,
dan limpa. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994) yang menyatakan
bahwa organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, esophagus, tembolok, lambung,
kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat
Mulut ayam tidak memiliki bibir dan gigi. Peranan saliva dalam proses
pencernaan makanan yakni sebagai pengganti gigi sebab ayam tidak memiliki gigi
dalam hal ini untuk mengunyah makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso
(1998) bahwa saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluarkan dalam
mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk
esofagus. Perut terdiri dari perut kalenjar (proventriculus) yang merupakan pipa
terdiri atas serabut otot yang keras dan kuat yang berfungsi untuk menggiling dan
yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat
getah-getah (asam garam, pepsin, dan HCl) untuk membantu pencernaan makanan
di dalam perut dan perut muscular (ventriculus) yang berfungsi sebagai alat
atau perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari ujung akhir
karena makanan hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang
relatif singkat.
Usus terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodeum, yaitu usus
halus di bagian depan, jejunum, ileum, dan berakhir di rektum atau usus besar di
bagian paling belakang. Hal ini sesuai dengan pendapat Srigandono (1997) yang
menyatakan bahwa percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum.
dengan bantuan mikroorganisme yang mencerna serat kasar. Usus buntu selalu
berisi sejumlah makanan atau bahan yang tidak tercerna. Makanan dari usus halus
masuk kedalam usus besar kemudian berjalan dan berakhir di kloaka. Kloaka
kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju kloaka. Hal ini sesuai
pendapat Akoso (1998) bahwa kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi
usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum, yaitu bagian pertama dari
usus besar. Kapasitas 50% dari saluran pencernaan kelinci berada di sini.
Sekitar umur tiga minggu, kelinci mulai mampu mencerna kembali kotoran
lunaknya yang berasal dari anus tanpa proses mencerna kembali kotoran lunaknya
yang berasal dari anus tanpa proses pengunyahan. Proses ini disebut caecotrphy.
Kotoran lunak tersebut terdiri atas konsentrat bakteri yang dibungkus oleh mukosa
kemampuan kelinci dalam mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari
hijauan tidak sebanyak seperti pada hewan ternak ruminansia murni. Daya cerna
tersebut tidak terjadi pada kelinci karena kelinci tidak memiliki rumen.
sedikit bahan kering (31%), tetapi mengandung protein dalam jumlah tinggi
Sementara kotoran keras mengandung 53% bahan kering dan 9,2% protein.
nitrogen dari urea darah yang memasuki caecum. Proteinn mikroba ini
menyumbang protein kotoran lunak dalam jumlah besar. Kelinci sapihan dengan
setiap hari. Dari hasil 28,0 g kotoran lunak tersebut, terkandung 0,35 g nitrogen
1. Mulut
2. Kerongkongan (Esophagus)
3. Lambung
5. Usus Buntu/sekurn
6. Kolon
7. Anus
hati yang memproduksi garam empedu dan pankreas yang memproduksi enzim-
enzim pankreas. Penjelasan mengenai bagian-bagian sistim pencernaan kelinci di
a. Mulut
Makanan nabati yang merupakan jenls makanan kelinci dimakan dan masuk
gigi atas (4 buah) dan bawah (dua buah) atau disebut gigi incisors. Makanan
kemudian menuju bagian belakang mulut dan dikunyah lebih lanjut oleh gigi di
bagian belakang mulut (gigi molai') menjadi berukuran semakin kecil dan
kemudian ditelan dan menuju esofagus. Di antara esofagus dan lambung terdapat
Katup ini berkembang sangat baik dan membuat kelinci tidak dapat
lambung.
b. Lambung
makanan dengan adanya HCl dan pemecahan enzimatis dengan adanya Pepsin.
halus dan sebelumnya melalui pylorus yaitu batas antara lambung dan usus
halus.
c. Usus Halus
Seperti halnya monogastrik yang lain usus halus terdiri dari duodenum,
jejenum, dan lleum. Penyerapan nutrlen darl makanan terjadi paling besar di
sini. Di akhir bagian ileum terdapat pelebaran dan penebalan dinding dan
daerah ini disebut sebagai Sacculus rotundus. Sacculus rotundus kaya akan folikel
kolon atau usus besar dan melewati "ilea-cecal valve" atau katup antara usus
mendorong digesta ke arah kolon dan menyerap air sebelum menuju ke anus.
Pada saat yang sama gerakan peristaltik tersebut (anti peristaltik) memisahkan
partikel yang berserat dan tidak berserat dan mendorong kembali partikel
berserat ke arah ilea-cecal valve menuju sekum. Di dalam sekum partikel berserat
dan jenis lainnya yang mampu mencerna serat kasar dari sayuran yang dimakan
oleh kelinci. Tiga sampai delapan jam setelah makan, pelet bertekstur lunak
dan dlapisi oleh mukus dan menyerupai kumpulan buah anggur kecil keluar dari
anus. Pelet ini disebut Cecotrope. Secara insting, kelinci akan memakan
cecotrope begitu keluar dari anus. Saat memakan lnl seakan akan kelinci sedang
dalam mulut sehingga lapisan mukus tersebut tetap utuh. Lapisan mukus yang
utuh ini melindungi nutrien dalam cecotroph dari asam lambung sampai akhirnya
Serat kasar dalam berbagai jenis pakan kelinci tidak saja penting untuk
Jakarta.
Blakely, James and David H. Bade. Ilmu Peternakan edisi IV. Yogyakarta:
1/www.cnsweb.orq/digestvertebrates/WWWEdStevensMammalRabbit.html
University Press.
Kosnoto, M. 2000. Teknologi Limbah Rumen untuk Pakan dan Pupuk Organik.
Masanto, Rian. dan Ali Agus. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya.
Jakarta
Prakkasi, A. 2000. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta: UI Press.
Yogyakarta.
Pertanian Bogor.
Tillman. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.