Anda di halaman 1dari 18

Nama Penyusun: 1. Aflil Satria 2. Alviandy Rizky Utomo 3. Dian Nur Utami 4. Eleazar Handoyo 5.

Eva Nur Khasanah 6.Febi Ranti Marantika Kelas : XI IPA 4

Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia

Peta Konsep

Pengertian hewan ruminansia


Hewan Ruminansia adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang mencerna makanannya dalam dua langkah. Pertama dengan menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi (memamah biak). Lambung hewan-hewan ini memiliki lebih dari satu ruang (poligastrik), atau secara umum dikatakan berperut banyak. Yang termasuk hewan ruminansia misalnya: sapi, kambing, domba, jerapah, bison, rusa, kancil.

SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA

Runtutan laju pencernaan makanan pada hewan ruminansia: Mulut Faring Esofagus Rumen Retikulum Mulut Retikulum Omasum Abomasum Usus Halus (duodenum, jejenum dan ileum) Usus Besar Rektum Anus

Rongga Mulut (Kavum oris)


Rongga mulut hewan ruminansia dibentuk oleh tiga atap, yaitu palatum durum (langitlangit keras), palatum mole (langit-langit lunak), serta velum palastini (bagian tepi). Dasar rongga mulut bersifat lunak. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.

a) GIGI
Hewan ruminansia memiliki rahang yang besar sehingga gigi gerahamnya berukuran besar dan lebar. Gigi geraham tersebut jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan manusia karena disesuaikan dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa yang bersifat lebih keras. Sedangkan gigi seri berfungsi untuk memotong dan mencabik makanan serta memperkecil ukurannya agar mudah dikunyah. Gigi taring pada hewan ruminansia, baik rahang atas maupun bawah tidak berkembang.

Susunan gigi hewan ruminansia


3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas M P C I I C P M Jenis gigi 3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah

Keterangan: I = dens insisivus = gigi seri C = dens caninus = gigi taring P = premolar = geraham depan M = molar = geraham belakang

B) Ludah atau Saliva


Kelenjar ludah di dalam mulut hewan ruminansia mensekresikan air liur dalam jumlah yang sangat banyak dan mengandung natrium bikarbonat sehingga dapat membasahi makanan dan menjaga kondisi rumen selalu lembab. Natrium bikarbonat memberikan suasana basa pada makanan, yaitu memiliki pH kurang dari 8,5.

esofagus

Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm. Kerongkongan atau esofagus berfungsi sebagai penyalur bolus ke lambung melalui gerak peristaltik, bukofaringeal, gaya berat (gravitasi). Pada esofagus terdapat kelenjar sekretoris, makanan tidak berubah dan tersusun oleh otot longitudinal dan sirkuler.

Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (untuk kedua kalinya).Tujuan dari aktivitas memamah tersebut adalah untuk menghaluskan makanan yang masih kasar, kemudian ditelan kembali. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pencernaan secara mekanis dan kimiawi, melalui adanya gerakan lambung dan cairan lambung yang bersifat asam.

Lambung pada hewan ruminansia dibedakan menjadi: 1. Rumen (perut besar) 2. Retikulum (perut jala) 3. Omasum (perut masam) 4. Abomasum (perut kitab)

a) rumen
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu yang melakukan simbiosis dnegan rumen hewan pemamah biak. Bakteri di dalam perut besar juga akan membentuk vitamin B-kompleks. Dari rumen, makanan masuk ke retikulum.

b) retikulum
Di retikulum, makanan dibentuk menjadi gumpalangumpalan kasar yang disebut bolus. Pada saat sapi beristirahat, bolus yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari retikulum untuk dikunyah lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke retikulum, lalu ke omasum.

c) omasum
Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Sesudah itu, bolus akan diteruskan ke abomasum,yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

d) abomasum
Didalam abomasum terdapat getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makanan. Hasil pencernaan di abomasum menghasilkan bentuk bubur yang disebut kim. Enzim selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak.

Usus halus
Usus halus ruminansia berukuran lebih panjang daripada hewan lainnya karena makanan dicerna dengan bantuan bakteri dalam waktu yang agak lama didalam usus dan di cerna sedikit demi sedikit. Pada usus halus, terjadi pemecahan bahan makanan secara sempurna dan penyerapan sari makanan secara besar-besaran di duodenum, jejenum, dan ileum.

Usus besar
Usus besar (intestinum crasum= colon) mempuyai ciri-ciri sebagai berikut: Ukuran lebih besar daripada usus halus dan terdapat sakulasi (kantongkantong) Pada usus kasar terjadi fermentasi dan absorpsi air dan elektrolit secara intensif Usus besar hanya sedikit menggunakan gerakan peristaltik.

Manfaat kotoran hewan ruminansia


Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

kesimpulan
Perjalanan makanan pada pencernaan hewan ruminansia: Rumput di mulut dikunyah Esofagus Rumen, pencernaan polisakarida, protein, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase Retikulum, membentuk bolus Mulut, dikunyah lagi Retikulum Omasum Abomasum, pencernaan oleh enzim pencernaan Usus Halus (duodenum, jejenum dan ileum) Usus Besar Rektum Anus.

THANKs FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai