Anda di halaman 1dari 5

PROSES PENCERNAAN PADA HEWAN MEMAMAH-BIAK (RUMINANSIA)

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai
hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih
panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit
dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem
pencernaan hewan lain non ruminansia.

Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur
gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat
modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Rumen (perut besar 80%);
2. Retikulum (perut jala 5%);
3. Omasum (perut kitab 7-8%); dan
4. Abomasum (perut masam 7-8%).

Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat
dari bentuk gentingan pada saat otot spincter berkontraksi. Abomasum merupakan
lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.

Hewan herbivora lain, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur
lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau
pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung
bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di
lambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan
selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu di sekum.

Sedangkan pada sapi, proses pencernaan secara fermentasi terjadi dua kali, yaitu di
lambung dan sekum. Keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

Adanya bakteri selulolitik di lambung hewan memamah-biak merupakan bentuk simbiosis


mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu,
bakteri ini dapat menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam
pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.

Dengan memahami proses pencernaan pada hewan ruminansia, nantinya tidak perlu ada
lagi yang bertanya apakah bahan baku pakan dan atau pakan yang difermentasi jangka
panjangnya aman bagi ternak terutama betina yang sedang bunting.

Bahwa, ternak ruminansia itu kodratnya adalah mencerna makanan secara fermentatif
dengan bantuan mikro organisme probiotika.

Yang jadi masalah adalah fermentasi di luar tubuh ternak (fermentasi secara in
vitro) apakah sinkron dengan fermentasi di dalam tubuh ternak (fermentasi secara in
vivo). Bila sinkron, antara fermentasi yang in vitro dengan yang in vivo, jelas
aman dan sangat membantu efisiensi dan efektifitas proses pencernaan in vivo, di
dalam tubuh ternak ruminansia.

ANATOMI DAN FUNGSI SALURAN PENCERNAAN RUMINANSIA

SALURAN PENCERNAAN :
- Mulut;
- Esofagus;
- Lambung : Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum;
- Usus Halus;
- Usus Besar (kolon);
- Anus.
MULUT
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh
mastikasi dan diteruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut terdapat saliva.

Pengertian saliva
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan
ke dalam cavitas oral.

Komposisi saliva :
Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan anorganik. Namun demikian,
kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva
penyusun utamanya adalah air. Komponen anorganik terbanyak adalah sodium, potassium
(sebagai kation), khlorida, dan bikarbonat (sebagai anion-nya).

Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase,
maltase, serum albumin, asam urat, kreatinin, mucin, vitamin C, beberapa asam
amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.

Selain itu, saliva juga mengandung gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung
immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%.

Fungsi saliva :
a. membantu proses penelanan makanan;
b. buffer karena pH-nya alkali (pH 8,4 � 8,5);
c. suplai nutrien mikroba.

Mekanisme sekresi saliva


Di kelenjar saliva, granula sekretorik (zymogen) yang mengandung enzim-enzim saliva
dikeluarkan dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Karakteristik ketiga kelenjar
saliva pada mamalia dapat diringkas sebagai berikut:

SALIVA :
SAPI � 150 liter/hari;
DOMBA � 10 liter/har;i
Enzim : Pre-gastric esterase.

LAMBUNG RUMINANSIA
1. RUMEN
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen
terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan
fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan
kandungan selulose, hemi selulose dan lignolase yang tinggi. Sedangkan pencernaan
hidrolitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Ternak ruminansia besar
seperti sapi potong dan sapi perah dapat memanfaatkan pakan dengan kandungan
nutrisi yang sangat rendah, akan tetapi boros dalam penggunaan energi.

Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang besar
dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga abdominal
bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut
dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat
pakan yang dimakan akan mengendap di bagian ventral. Pada retikulum dan rumen
terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat ber-
milyar-an mikroba.

LETAK : sebelah kiri rongga perut


ANATOMI :
- Permukaan dilapisi papila (papila lidah) ? memperluas permukaan untuk absorbsi
- Terdiri 4 kantong (saccus)
- Terbagi menjadi 4 zona

KONDISI :
- Bahan kering isi rumen 10-15%;
- Temperatur : 39 - 40� C;
- pH = 6,7 � 7,0;
- BJ = 1,022 � 1,055;
- Gas: CO2, CH4, N2, O2, H2, H2S;
- mikroba : bakteri, protozoa, jamur, kapang;
- an-aerob.

FUNGSI :
- Tempat fermentasi oleh mikroba rumen;
- Absorbsi : Volatile Fatty Acid (VFA), amonia;
- Lokasi mixing;
- Menyimpan bahan makanan ? fermentasi;

PEMBAGIAN ZONA DI DALAM RUMEN

PEMBAGIAN MIKRO BIOLOGIS :


1. Zona gas : CO2, CH4, H2, H2S, N2, O2;
2. Zona apung (pad zone) : Ingesta yang mengapung (ingesta baru dan mudah dicerna);
3. Zona cairan (intermediate zone) : cairan dan absorbsi metabolit yang terlarut
dalam cairan (>mikroba);
4. Zona endapan (high density zone) : ingesta tidak dapat dicerna dan benda-benda
asing.

2. RETIKULUM
Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach. Fungsi retikulum
adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum
berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi di antara keduanya tidak ada dinding
penyekat. Pembatas di antara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan,
sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
- Secara fisik tidak terpisahkan dari rumen;
- Terdapat lipatan-lipatan esofagus yang merupakan lipatan jaringan yg langsung
dari esofagus ke omasum;
- Permukaan dalam : papila ? sarang laba-laba (honey comb) perut jala;

Fungsi:
- tempat fermentasi;
- membantu proses ruminasi;
- mengatur arus ingesta ke omasum;
- absorpsi hasil fermentasi;
- tempat berkumpulnya benda-benda asing;

3. OMASUM
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. pH
omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasums terdapat lubang
yang disebut omaso abomasal orifice.
- Letak : sebelah kanan (retikulum) garis median (di sebelah rusuk 7-11);
- Bentuk : ellips;
- Permukaan dalam berbentuk laminae ? perut buku (pada lamina terdapat papila untuk
absorpsi);
- Fungsi: grinder, filtering, fermentasi, absorpsi.

4. ABOMASUM
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orifice
adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. pH pada
abomasum asam yaitu berkisar antara 2,0 - 4,1. Abomasum terletak di bagian kanan
bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah
ke sebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi
untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum.
Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl.
Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi
terus berjalan secara otokatalitik.

Letak : dasar perut (kanan bawah)


- Bentuk : memanjang;
- Bagian dalam terdapat tonjolan : fold ? absorpsi;
- Terdiri 3 bagian :
- kardia : sekresi mucus (lendir);
- Fundika: pepsinogen, renin, HCl, mucus;
- Pilorika : sekresi mucus;
- Fungsi: - tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) ? Pencernaan
protein;
- mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum.

PENCERNAAN FERMENTATIF MIKROBA (RUMEN, RETIKULUM, OMASUM)

PENCERNAAN ENZIMATIS ABOMASUM


KEUNTUNGAN PENCERNAAN FERMENTATIF :
� Dapat makan cepat dan menampung pakan banyak;
� Dapat mencerna pakan kasar : sumber energi (VFA);
� Dapat menggunakan Non Protein Nitrogen (NPN) : sumber protein.

KERUGIAN PENCERNAAN FERMENTATIF :


� Banyak energi terbuang sebagai gas metan;
� Protein nilai hayati tinggi didegradasi : ammonia;

USUS HALUS (INTESTINUM TENUE)


Fungsi : pencernaan enzimatis dan absorpsi
Ke dalam usus halus masuk 4 sekresi :
- cairan duodenum: alkalis, fosfor, buffer;
- cairan empedu: dihasilkan hati, K dan Na (mengemulsikan lemak), mengaktifkan
lipase pankreas, zat warna;
- cairan pankreas: ion bikarbonat untuk menetralisir asam lambung;
- cairan usus;

PANKREAS
Letak : di dalam lengkungan duodenum;
Mensekresikan enzim :
� Amilase : alfa amilase, maltase, sukrase;
� Protease : tripsinogen, kemotripsinogen,prokarboksi, peptidase;
� Lipase : lipase, lesitinase, fosfolapase, kolesterol, esterase;
� Nuklease: ribonuklease, deoksi ribonuklease.

SEKUM DAN KOLON


� Bentuk: tabung berstruktur sederhana, kondisi = rumen;
� Fungsi: fermentasi oleh mikroba;
� Absorpsi VFA dan air ? kolon;
� Konsentrasi VFA: sekum: 7 mM, kolon: 60 mM (rumen = 100 � 150 mM).

GERAKAN YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN RUMEN


1. Prehensi;
2. Mastikasi : ensalivasi (94 x per menit);
3. Deglutisi;
4. Eruktasi : CO2 dan CH4;
5. Rumminasi :
* Re-gurgitasi;
* Re-mastikasi (55 x per menit);
* Re-ensalivasi;
* Re-deglutisi.

Anda mungkin juga menyukai