Anda di halaman 1dari 26

SISTEM PENCERNAAN

Fisiologi Hewan Manusia| Oktober 2019

Kelompok 5:
Aisy Hanifah (180342618060)
Sania Saniyya (180342618002)
Shabrina Andira (180342618086)
Fungsi Sistem Pencernaan

cara yang dilakukan hewan untuk memperoleh makanan, harus


didukung oleh alat yang memadai, yaitu alat/organ pencernaan
makanan khusus. Tugas ini dilakukan oleh tractus digestivus.
yang mempunyai fungsi :

1. ingesti
2. pencernaan
3. penyerapan
4. ekskresi
• Pencernaan intraseluler mengacu pada bentuk
pencernaan di mana pemecahan bahan menjadi
komponen-komponen kecil terjadi di dalam sel.
• Enzim hidrolitik yang disimpan dalam lisosom
bertanggung jawab untuk pencernaan kimia partikel
makanan.
• Ada dua macam pencernaan intraseluler.
• Pencernaan Heterofage melibatkan pemecahan benda
di luar sel
• Pencernaan autofage melibatkan mengkonsumsi
komponen dari dalam sel.
Pencernaan Internal pada Paramecium sp.
• Pencernaan ekstraseluler mengacu pada
bentuk pencernaan di mana pemecahan bahan
menjadi komponen yang lebih kecil terjadi di
luar sel.
• Enzim hidrolitik disekresikan pada bahan
makanan melalui membran sel.
• Pada hewan, pencernaan ekstraseluler terjadi
di dalam lumen saluran pencernaan.
Pencernaan Eksternal pada Rongga Gastrovaskuler Hydra sp.
• Hipotalamus menerima sinyal saraf dari saluran
pencernaan yang memberikan informasi sensorik
mengenai isi lambung
• sinyal kimia dari zat nutrisi dalam darah yang
menandakan rasa kenyang
• Sinyal dari hormon gastrointestinal, sinyal dari hormon
yang dilepaskan dari jaringan lemak, dan sinyal dari
korteks serebri (penglihatan, penciuman, dan
pengecapan) yang mempengaruhi prilaku makan .
• Pusat makan dan kenyang di hipotalamus memiliki
kepadatan reseptor yang tinggi untuk neurotransmiter
dan hormon yang mempengaruhi prilaku makan.
• Dalam Jangka panjang diatur oleh hormon leptin dan
insulin
• leptin mengurangi asupan makanan dan menigkatkan
cadangan lemak
• insulin
• Dalam jangka pendek (antar waktu makan) diatur oleh
hormon ghrelin dan PYY3-36.
• ghrelin untuk meningkatkan nafsu makan, sedangkan
PYY3-36 untuk menekan nafsu makan
Insekta
Pencernaan pada Insekta
Tempat
pencernaan

Ekstrainstestinal Intrainstestinal
Digestion Digestion

Dalam rongga
Di dalam usus
mulut
Saluran Pencernaan

1. Saluran pencernaan depan (Stomodeum)


terdiri atas sejumlah bagian serta fungsinya, yakni:
a. Rongga mulut, menjadi masuknya makanan.
b. Faring, bagian setelah rongga mulut meneruskan makanan menuju
esofagus.
c. Oesofagus, bagian usus depan untuk mendorong makanan dari faring
menuju tembolok.
d.Proventrikulus.
Saluran Pencernaan
2. Saluran pencernaan tengah (Mesenteron)

Sistem pencernaan di bagian tengah berfungsi dalam pencernaan serta


penyerapan makanan. Saluran tersebut berasal dari mesodermal sehingga
saluran tersebut tidak memiliki kutikula dan peran kutikula digantikan oleh
lapisan peritropik halus. Sistem ini disusun oleh :
 Otot longitudinal
 Otot melingkar
 Sel-sel epitelium yang bentuknya kolumnar
 Se-sel regeneratif
 Membrane peritropik
Saluran Pencernaan

3. Saluran pencernaan belakang (Proktodeum) h

• Saluran pada sistem pencernaan ini terdiri atas :


• Pylorus, tempat berpangkalnya tabung malphigi.
• Ileum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimf atau juga penyerapan
amonia pada serangga “blowfly”. Pada rayap di illeum ini terdapat kantung-
kantung tempat organisme lain bersimbiosis (Chapman, 1982).
• Rectum, terjadi proses reabsorbsi air dan asam amino
• Anus, tempat keluarnya feses.
AVES
Saluran Pencernaan

Rongga Tembolok Proventikulus Ampela


mulut (crop)

Kloaka
Usus halus
Usus besar
Ruminansia
Pencernaan pada Ruminansia

Hewan Poligastrik (ruminansia) adalah hewan herbivora yang


mencerna makanannya dengan dua langkah, pertama dengan
menelan bahan makanan mentah, kemudian mengeluarkan
makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan
mengunyahnya lagi. Lambung hewan ruminansia tidak hanya
memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi memiliki lebih dari satu
ruang (poligastrik).
Proses Pencernaan Ruminansia

a. Rongga mulut

Rongga mulut menjadi tempat


pertama dalam proses pencernaan hewan
ruminansia. Di dalam rongga mulut terdapat
gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang
sesuai untuk meotong dan menjepit
makanan yang berupa dedaunan dan
rerumputan. Kemudian gigi taringnya
berfungsi untuk merenggut rumput atau
dedaunan yang agak keras. Sedangkan
proses pengunyahan selanjutnya dengan
gigi geraham depan (premolare) dan
geraham belakang (molare). Selain itu
rahang hewaan ruminansia dapat bergerak
menyamping untuk menggiling makanan.
b. Esofagus (kerongkongan)
Setelah mengalami fase pengunyahan di dalam mulut, makanan kemudian melewati
kerongkongan. Kerongkongan merupakan organ penghubung antara mulut dan lambung.
Makanan yang melewati kerongkongan cukup singkat dikarenakan sebagian banyak hewan
ruminansia memiliki organ kerongkongan yang relatif pendek.

c. Lambung
Setelah melewati esofagus, makanan kemudian menuju lambung. Pada proses
pencernaan yang pertama lambung berperan untuk menampung makanan sementara sebelum
dikeluarkan kembali. Selain itu lambung pada hewan ruminansia juga berfungsi untuk proses
pembusukan makanan yang merupakan simbiosis antara hewan pemamah biak dengan
flagellata (dari jenis Copromonas subtitis) dan bakteri dari genus Cytopaga dan Bacterium
penghasil enzim selulase yang dapat mengurai selulosa.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
Bagian Lambung Ruminansia
1. Rumen
Rumen merupakan bagian lambung yang paling besar. Rumen juga menjadi tempat
pertama masuknya makanan setelah melewati esophagus. Dalam rumen terdapat simbiosis
antara flagellata dengan hewan pemamah biak yang menghasilkan enzim selulase,
oligosakharase, hidrolase, glikosidase, dan enzim amilase. Enzim tersebut berfungsi untuk
mengurai selulosa.

2. Retikulum
Setelah melewati rumen, makanan kemudian menuju retikulum. Retikulum memiliki
dinding otot yang cukup kuat, sehingga mampu untuk menggiling dan memproses makanan
menjadi lebih halus. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, namun di antara keduanya
tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan,
sehingga partikel makanan menjadi tercampur.
3. Omasum
Setelah melalui proses di rumen dan retikulum, kemudian makanan menuju omasum.
Di dalam omasum terdapat enzim-enzim yang berperan untuk menghaluskan makanan. Di
dalam omasum terjadi proses absorpsi yaitu penyerapan air yang dilakukan oleh dinding
omasum. Bentuk permukaan omasum berbuku-buku.

4. Abomasum
Setelah melalui proses di omasum, kemudian makanan menuju abomasum.
Abomasum juga disebut dengan perut sejati. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan
mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh
abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl.
Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus
berjalan secara otokatalitik. Di abomasumlah semua enzim-enzim bekerja dengan optimal.
d. Usus Halus
Setelah melewati berbagai tahap pencernaan yang terdapat dalam lambung, kemudian
makanan menuju usus halus. Usus halus berperan untuk menyerap sari-sari makanan yang
telah di giling halus di dalam lambung. Kemudian sari-sari makanan yang telah diserap di
edarkan ke seluruh tubuh dan menjadi energi. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu
duodenum, jejenum dan ileum. roses penyerapan sari makanan dari organ gastrointestinal
terjadi dengan cara transpor pasif atau dengan difusi dipermudah.

e. Usus Besar
Di dalam usus besar terjadi penambahan air dan pembusukan sisa-sisa makanan.

f. Anus
Setelah proses pembusukan sisa makanan oleh usus besar, kemudian ampas dari
proses tersebut di bawa menuju anus. Kemudian ampas tersebut menumpuk ampas
sebelumnya dan menjadi kotoran yang siap untuk dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai