3. Materi Perkuliahan
Cahaya sendiri memiliki karakter ganda yaitu sebagai gelombang dan sebagai
foton. Sebagai gelombang cahaya dikenali sebagai gelombang elektromagnetik
transversal yang merambat dengan kecepatan (c) 3 x 108 m/s dengan panjang
gelombang (λ) dan frekuensi (v) yang bervariasi.
c = λ.v (1)
Cahaya juga merupakan partikel elementer dari fenomena elektromagnetik yang
membawa energi dalam bentuk kuantum (jamak quanta). Jumlah energi (E) yang ada
pada setiap foto berbeda-beda tergantung pada frekuensinya (v). Hal ini berlaku pada
Hukum Planck:
E = h.v (2)
Dimana h adalah konstanta Planck (6,626 x 10 Js)
-34
Berdasarkan persamaan (1) dan (2) dapat diketahui bahwa energi cahaya pada
foton berbanding lurus dengan frekuensinya dan berbanding terbalik dengan panjang
gelombangnya. Pada organisme fotosintetik, cahaya dengan panjang gelombang
tertentu ditangkap dan dipantulkan oleh molekul yang disebut pigmen. Pigmen yang
paling melimpah dan berperan penting dalam proses fotosintesis adalah klorofil yang
menyerap cahaya Biru (~ 400 nm) dan merah (600-700 nm).
Penangkapan foton oleh klorofil, menyebabkan eksitasi klorofil ke tingkat energi
yang lebih tinggi dan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan strukturnya, klorofil
melepas elektron yang perubahan energi menjadi energi kimia. Proses ini disebut
pelepasan energi secara fotokimia. Energi kimia tersebut digunakan proses
fotofosforilasi untuk mengkonversi energi dalam bentuk satuan universal yaitu ATP.
Reaksi terang fotosintesis terjadi pada membran tilakoid dari kloroplas.
Kompleks penangkap cahaya, transporter electron, dan enzim-enzim yang
terkait merupakan kompleks protein integral ataupun peripheral dari
membran tilakoid (gambar 3 dan 4). Pemanenan energi cahaya dimulai dari
kompleks penangkap cahaya (Light Harvesting Complex, LHC) yang
mengarahkan foton cahaya matahari menuju fotosistem. Penangkapan foton
mengakibatkan eksitasi pusat reaksi fotosistem dan melepaskan 2 elektron
sebagai langkah untuk mentransfer energi yang diperoleh dan penstabilan
kembali molekul pusat reaksi. Transport electron merupakan perjalanan
elektron secara reaksi redoks yang menghasilkan gradien proton (H+) untuk
pembentukan ATP. Untuk dapat memahami lebih jelas mengenai transport electron
pada fotosintesis anda dapat membuka laman berikut :
Gambar 3. Struktur daun (Hopkins & , kloroplas dan lokasi terjadinya reaksi terang fotosintesis, (kiri)
Prediksi struktur protein D1 penyusun pusat reaksi PSII, menunjukkan letak komponen-komponen
fotosintesis pada membran tilakoid (Taiz dan Zeiger, 2010)
Gambar 4. Organisasi kompleks protein fotosintesis pada membrane tilakoid. (Taiz dan Zeiger, 2010
Selama proses transpor elektron, tiap molekul penerima elektron
melepas proton ke lumen tilakoid dan menyebabkan gradasi potensial
elektrokimia. Perbedaan muatan ini dimanfaatkan enzim ATP synthase /
ATPase untuk mengaktifkan reaksi penambahan fosfat anorganik pada ADP
menjadi ATP. Produk akhir dari reaksi terang dari fotosintesis adalah NADPH,
ATP dan O2. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa cahaya
berfungsi untuk menggerakkan reaksi kimia fotosintesis, reduksi NADP+, dan oksidasi
air menjadi molekul oksigen. Keseluruhan tahapan reaksi terang fotosintesis dapat
disebut juga sebagai fotofosforilasi.
4. Evaluasi
1. Berdasarkan cara memperoleh nutrisinya, tumbuhan juga dibedakan menjadi autotrof dan
heterotrof, jelaskan apa maksud istilah tersebut dan berikan masing-masing contohnya!
2. Apakah fungsi cahaya pada reaksi terang? Pigmen apa saja yang berperan dalam untuk
penyerapan cahaya?
3. Sebutkan perbedaan fotofosforilasi siklik dan non siklik!
4. Apakah sintesis ATP dapat terjadi saat tidak ada cahaya matahari? Jelaskan apa yang
dimaksud fotosistem dan bagaimana fotosistem mengkonversi energi cahaya menjadi
energi kimia!
5. Berdasarkan gambar berikut diketahui bahwa persebaran PS I, PS II, dan ATP synthase tidak
merata di semua permukaan membrane tilakoid. Berikan pendapat anda mengenai lokasi
terjadinya fotofosforilasi siklik dan non-siklik!
5. Berapa banyak ATP dan NADPH yang dihasilkan pada 1 kali reaksi fotofosforilasi non-
siklik? Materi Perkuliahan
Gambar 6. Hubungan sederhana reaksi terang dan Siklus Calvin (Daniel Mayer, 2008).
Fotosintesis dibagi menjadi 2 reaksi yang berbeda, reaksi terang yang
merupakan proses panen energi cahaya dan konversi menjadi energi kimia,
dan reaksi gelap yang merupakan pembentukan senyawa organik dari gas
CO2. Energi yang dihasilkan pada reaksi terang kemudian digunakan untuk fiksasi dan
reduksi CO2 dan menjadi senyawa karbon organik yaitu gula monosakarida. Gula yang
dihasilkan berfungsi sebagai buiding block berbagai senyawa penyusun struktur tubuh
tumbuhan dan cadagan makanan yang dapat dikonversi sebagai energi.
Reaksi terang yang terjadi pada membran tilakoid kloroplas
menghasilkan ATP yang merupakan satuan energi untuk melakukan berbagai
reaksi kimia lanjutan pada fotosintesis yaitu Siklus Calvin. Siklus Calvin
dijelaskan oleh Melvin Calvin dan rekannya pada tahun 1950an, yang
kemudian memperoleh hadiah Nobel atas temuannya ini pada 1962. Pada
reaksi ini bahan utama fotosintesis lainnya selain air dan cahaya, yaitu CO2,
mulai digunakan. CO2 digunakan untuk membentuk rantai karbon gula triose
fosfat yaitu Gliseraldehid-3-fosfat (G3P). Satu molekul glukosa-6-fosfat
disusun oleh 2 molekul G3P. Siklus ini secara umum dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu Fiksasi CO2, Reduksi dan Regenerasi. Secara keseluruhan proses ini terjadi pada
stroma atau bagian yang berupa cairan pada kloroplas. Bukalah tautan dibawah ini
untuk membantu memahami tahapan pada Siklus Calvin:
6. Evaluasi
1. Penyebutan Siklus Calvin sebagai reaksi gelap adalah kurang tepat, tetapi istilah
tersebut terus digunakan dari waktu ke waktu. Jelaskan pendapat anda mengenai
istilah reaksi gelap? Setujukah anda bahwa Siklus Calvin dapat berlangsung tanpa
cahaya?
2. Apakah bahan baku yang diperlukan pada Siklus Calvin dan apa kaitannya dengan
reaksi terang?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi CO2 pada laju reaksi siklus Calvin?
4. Tanaman CAM mengikatan CO2 pada saat malam hari. Mengapa demikian?
Hubungkan dengan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya!
5. Mekanisme pengikatan CO2 pada tanaman CAM memiliki persamaan dan perbedaan
dengan tanaman C4. Sebutkan persamaan dan perbedaannya!
6. Apa yang dimaksud dengan fotorespirasi dan terjadi pada jenis tanaman apa?
Mengapa fotorespirasi dapat terjadi?
How would you do it: Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan radiasi cahaya
matahari.
Gambar 5. A. tanaman penaung (sun plant) dan tanaman ternaung (shade plant)
B. Perbedaan laju fotosintesis (penyerapan CO2) pada radiasi cahaya matahari yang sama.
Tanaman penaung, tanaman cahaya terbuka atau sun plant adalah tanaman yang tumbuh
dengan normal pada cahaya matahari terik atau intensitas cahaya tinggi. Sedangkan tanaman
naungan atau shade plant adalah tanaman yang tumbuh dibawah naungan tumbuhan yang lebih
tinggi dan jangkauan daun lebih luas. Kedua jenis tanaman ini memiliki laju fotosintesis yang
berbeda pada intensitas cahaya yang sama. Irradiance atau radiasi cahaya matahari
dideskripsikan sebagai besarnya energi yang diterima pada bidang datar, dalam fotosintesis
daun diibaratkan sebagai bidang datar yang menangkap cahaya. Berdasarkan gambar di atas
diketahui bahwa sun plant memiliki rentang pemanfaatan radiasi cahaya matahari yang lebih
luas dibanding shade plant. Hal ini mengakibatkan laju fotosintesis (penyerapan CO2) sun
plant lebih tinggi dari pada shade plant.
Berdasarkan fakta di atas, susunlah sebuah rancangan percobaan yang dapat dilakukan
pada saat praktikum, berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan cahaya
pada daun sun plant dan shade plant.
Rumusan Masalah:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
Hipotesis:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
Alat dan Bahan:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
Prosedur Kerja:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
7. Daftar Referensi
Hopkins, W.G. dan N.P.A. Huner, 2009. Introduction to Plant Physiology, 4th edition.USA: John
Wiley & Sons, Inc.
Taiz, L. dan E. Zeiger. 2010. Plant Physiology, 6th edition. Sunderland, MA: Sinauer Associates.
McGraw-Hill Animations, 2017, Photosynthesis Light reaction, Calvin cycle, Electron Transport
3D Animation, https://www.youtube.com/watch?v=PiAUPg4UrrE, diakses 1. September
2018
Daniel Mayer, 2008, A simplified diagram of
photosynthesis, https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Simple_photosynthesis_overview.svg, diakses 1. September 2018
NDSU Virtual Cells, 2008, Photosystem II, https://www.youtube.com/watch?v=3UfV060N27g,
diakses 1 September 2018
NDSU Virtual Cells, 2008, Photosynthesis Light Reaction, https://www.youtube.com/
watch?v=hj_WKgnL6MI&t=20s, diakses 1 September 2018
Ricochet Science, 2017, The Light Reactions of Photosynthesis, https://www.youtube.com/
watch?v=SnnmmKApT-c&t=15s, diakses 1 September 2018
Ricochet Science, 2017, Photosynthesis: Comparing C3, C4 and
CAM, https://www.youtube.com/
watch?v=13h5oC4jIsk , diakses 1 September 2018
Flexiguru, 2015, Photorespiration, https://www.youtube.com/watch?v=fWsU4_Zau0c, diakses
1 September 2018
Climate, 2018, Climate Change: Atmospheric Carbon Dioxide, https://www.climate.gov/news-
features/understanding-climate/climate-change-atmospheric-carbon-dioxide, diakses 1
September 2018
Modul Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan
RESPIRASI SELULER: Pembongkaran energy fotoasimilat
1. Modul ini merupakan pendamping pembelajaran Fisiologi Tumbuhan pada topik Respirasi
Seluler
2. Modul ini memberikan gambaran umum proses pembongkaran fotoasimilat untuk
mengasilkan energi
3. Rubrik “What do you think about” bertujuan untuk memberikan merangsang mahasiswa
untuk mengenal salah satu aspek yang akan dibahas pada modul ini yaitu peran oksigen
dalam proses pembongkaran fotoasimilat mengnghasilkan energi
4. Rubrik “How would you do it?” memberikan topik terkait respirasi seluler pada tumbuhan
dan permasalahan dalam kehidupan yang saling berkaitan yang dapat diamati dan digali
lebih dalam melalui kegiatan penelitian sederhana.
WHAT DO YOU THINK ABOUT: Interaksi metabolik antara kloroplas, mitokondria dan
sitosol pada sel mesofil daun
Substrat respirasi dihasilkan dari proses metabolic seluler dalam plastid dan sitosol
yang selanjutnya masuk ke dalam jalur respirasi seluler di dalam mitokondria. Bagaimana
terjadinya keterkaitan proses metabolik antara kloroplas, sitosol, dan mitokondria ini
terjadi?
Pada gambar 3.1. menunjukkan adanya interaksi metabolic antara kloroplas, sitosol, dan
mitokondria pada sel mesofil daun.
Gambar 3.1: Ineraksi metabolic antara kloroplas, sitosol, dan mitokondria pada sel mesofil
daun
Pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa glikolisis dan jalur pentose fosfat ( pentose
phosphate pathway/PPP) dalam sitosol maupun dalam plastid mengubah gula menjadi
asam organik mealui pembentukan heksosa fosfat dan triosa fosfat. Asam organic
selanjutnya dioksidasi dan masuk dalam siklus Kreb” di mitokondria, menghasilkan NADH,
dan FADH2 yang menyediakan energy untuk sintesis ATP melalui rantai transport electron
dan oksidasi fosforilasi.
Berdasarkan Gambar 3.1 berikan penjelasan anda mengenai:
1. Apa kontribusi jalur pentose fosfat di sitoplasma maupun plastid dalam hal penyediaan
substrat respirasi?
2. Bagaimana mekanisme masuknya asam organic dalam sitosol ke mitokondria?
3. Bagaimana jalur pentose fosfat dapat terjadi di alam plastid?
3. Materi Perkuliahan
Gambar 3.2: Glikolisis terjadi dalam sitosol, pada tahap ini gula heksosa diubah menjadi
piruvat
2). Oksidasi dekarboksilasi asam piruvat: sebelum lanjut masuk ke siklus Kreb’s, asam
piruvat yang dihasilkan pada akhir glikolisis mengalami oksidasi dan
dekarboksilasi menjadi asetil ko A dengan reaksi seperti pada Gambar
3.3 berikut:
Gambar 3.4: Respirasi anaerob, fermentasi asam piruvat menghasilkan etanol atau
asam laktat
3). Siklus Kreb’S: tahap ini disebut juga dengan tahap siklus trikarbokslat atau siklus asam
sitrat (Citric acid cycle/CAC). Tahap ini diawali dengankondensasi asetil Ko A (senyaw
C2) dengan asam oksalo asetat (senyawa C4) menjadi asam sitrat (senyawa C6),
selanjutnya menjadi asam isositrat (C6). Isositrat mengalami oksidasi dan
dekarboksilasi menjadi asam α ketoglutarat (C5) dan menghasilkan NADH. Asam α
ketoglutarat (C5) selanjutnya mengalami oksidasi, dekarboksilasi, dan tiolasi menjadi
Suksinil KoA (C4) dan menghasikan NADH. Suksinil KoA defosforilasi melepaska gugus
fosfat dan melepaskan CoaSH menjadi asam Suksinat (C4) dan menghasilkan ATP.
Asam suksinat selanjutnya teroksidasi menjadi asam fumarat dan terbentuk FADH2.
Asam fumarat menjadi asam malat, selanjutnya asam malat teroksidasi membentuk
asam oksalo asetat dan dihasilkan NADH. Siklus Kreb’s terjadi pada matriks
mitokondria, pada siklus Kreb’s dihasilkan NADH + H+, FADH2, dan ATP. Reaksi dalam
siklus Kreb.s seperti tersaji pada Gambar 3.5 berikut:
Gambar 3.5: Siklus Kreb’s: reaksi oksidasi smpurna dari asam piruvat menjadi karbon
dioksida (CO2) pada siklus asam sitrat (CAC). Dihasilkan senyawa agen
pereduksi NADH dan FADH2
4). Rantai Transpor Elektron: setelah melewati glikolisis dan siklus Kreb’s, satu molekul
glukosa dioksidasi secara sempurna menghasilkan 6 molekul CO2 dan 4 molekul ATP
yang dihasilkan dari glikolisis (2 ATP), dan siklus Kreb’s (2ATP). Sebagian besar enegi
yang berasosiasi dengan glukosa disimpan dalam bentuk pasangan elektron yang
dihasilkan melalui reaksi oksidasi dalam glikolisis dan beberapa senyawa antara
dalam siklus Kreb’s Satu molekul glukosa menghasilkan 12 pasangan electron, 10
sebagai NADH dan 2 sebagai FADH2. Aliran transport electron pada membran dalam
mitokondria tumbuhan seperti skema pada Gambar 3.6 berikut:
Gambar 3.6: Skema transport electron dan pompa proton pada membrane dalam
mitokondria sel tumbuhan.
Elektron dari NADH masuk ke rantai transport electron melalui Komplek I yang
diketahui sebagai ubiquinone-reduktase, dengan penambahan beberapa protein. Pada
komplek I juga terikat Flavin mononukleotida (FMN) dengan besi-sulfur sebagai pusatnya.
Komplek I memindahkan electron dari NADH ke ubiquinone. Ubiquinon adalah senyawa
benzoquinone yang struktur dan fungsinya serupa dengan plastoquinon dalam kloroplas.
Ubiquinon juga larut dalam lemak sehingga dan berdifusi secara bebas dalam membrane.
Ubiquinon tidak berasosiasi secara permanen dengan komplek I tetapi membentuk
kumpulan akseptor electron yang mobile yang memindahkan electron dari komplek I ke
komplek III. Ubiquinol (ubiquinone yang tereduksi secara sempurna) dioksidasi
oleh Komplek III (Sitokrom C reduktase). Pada Komplek III terdapat sitokrom b dan
sitokrom c1. Sitokrom c adalah mobile carrier yang memindahkan electron dari Komplek II
ke komplek akhir (Komplek IV) dari rantai transport electron. Komplel IV diketahui
sebagai sitokrom c-oksidase, komplek IV mengandung sitokrom a dan sitokrom a3 dan
cuprum (Cu). Electron dari sitokrom c dari komplek III berpindah ke sitokrom a kemudian ke
sitokrom a3 dalam komplek IV, dan terakhir electron diterima oleh molekul oksigen sebagai
akseptor electron terakhir. Semua enzim oksidatif siklus asam sitrat terletak di dalam matrix
kecuali enzim suksinat dehydrogenase. Suksinat dehydrogenase merupakan komplek
protein integral (Komplek II)yang terikat erat dalam membran dalam mitokondria. Komplek
II diketahui sebagai suksinat-ubiquinon oksidoreduktase yang mengandung flavin adenine
dinucleotide (FAD), beberapa protein besi non heme, dan pusat besi-sulfur. Suksinat
dehydrogenase mentransfer electron dari suksinat ke ubiquinone selanjutnya melintasi
komplek III dan komplek IV untuk diterima oksigen sebagai akseptor electron terakhir.
Untuk dapat memahami lebih jelas mengenai transport electron pada mitokondria selama
proses respirasi seluler anda dapat membuka laman berikut :
Gambar 3.7: Jalur transport electron alternative pada mitokondria tumbuhan dengan
menggunakan enzim NADH/NADPH eksternal
3). Tumbuhan juga mempunyai jalur Respirasi yang resisten sianida
Sitokrom C oksidase dihambat oleh sianida (CN-), karbon mono oksida (CO), dan azide
(N3-), pada hewan ke tiga inhibitor ini menghambat penyerapan oksigen secara
sempuna dalam proses respirasi. Kebanyakan tumbuhan atau jaringan tumbuhan
resisten terhadap sianida, jaringan pada akar dan daun bayam (Spinacea oleraceae)
dan kacang (Pisum sativum) sebagai contoh respirasi resisten sianida. Respirasi
resisten sianida adalah sensitive terhadap inhibitor turunan asamnhidroksamat seperti
asam salisil hidroksamat (SHAM). Respirasi resisten sianida, sensitive SHAM dikenal
sebagai jalur oksidase alternatif. Oksidase alternatif tersusun dari dua sub unit yang
identik (homodimer) yang berada dalam membrane dalam mitokondria yang
berhadapanlangsung dengan matriks. Oksidase alternative berfungsi sebagai ubiquinin
O2 oksidoreduktase yang menerima electron dari ubiquinone dan langsung
mentransfer ke oksigen tanpa melewati komplek II dan komplek IV. Konsekuensinya
pada jalur oksidase alternative energy tidak disimpan sebagai ATP tetapi energi
diubah dalam bentuk panas. Skema jalur oksidase alternative seperti pada Gambar 3.8
berikut:
4. Evaluasi
1. Jelaskan proses respirasi seluler pada tumbuhan mulai dari hidrolisis amilum
sebagai simpanan senyawa sampai dengan dihasilkan ATP
2. Bagaimana anda menjelaskanadanya interaksi metabolic antara mitokondria,
kloroplas, dan sitosol pada sel mesofil daun terkait dengan pembongkaran
energy dalam fotoasimilat
3. Dimana letak kesamaan antara transport electron di dalam kloroplas dengan
transport electron pada mitokondria
4. Bagaimana dapat terjadi perbedaan jumlah ATP yang dihasilkan jika electron
mengalami perpindahan dari NADH menuju ke oksigen sebagai akseptor electron
terakhir dengan perpindahan electron dari FADH2 menuju ke oksigen
5. Jika tumbuhan kacang hidup dilingkungan yang tercemar sianida, bagaimana
proses respirasi selulernya/ mengapa tumbuhan ini masihtahan hidup?
6. Biji jarak pagar mempunyai simpanan karbon lebih banyak dalam bentuk minyak,
bagaimana jika biji memperoleh energy untuk tumbuh pada masa
perkecambahan
7. Jelaskan bagaimana mekanisme sintesis ATP melalui chemiosmosis
E.How would you do it: Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi tumbuhan
Laju respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan,
seperti cahaya, tempertur, serta ketersediaan oksigen pada lingkunga. Tumbuhan yang
biasa hidup di daerah panas andaikata dipindahkan pada lingkungan yang dingin dapat
mempengarugi laju respirasinya. Tumbuhan yang tidak beradaptasi dengan lingkungan
barunya akan terganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Cahaya juga berpengaruh
secara tidak langsung terhadap kecepatan laju respirasi, karena cahaya mempengaruhi laju
fotosintesis tumbuhan yang memproduksi substrat respirasi. Ketersediaan oksigen sangat
berpengaruh terhadap laju respirasi tumbuhan aerobic.
Berdasarkan fakta bahwa lingkungan tempat hidup tumbuhan mempengaruhi laju respirasi
tumbuhan maka, buatlah rancangan percobaan tentang pengaruh temperature terhadap
laju respirasi tumbuhan dengan metoda titrasi. Susunlah rencana ini berbasis
inkuiri dengan urutan kegiatan mengikuti metoda ilmiah dengan urutan kegiatan berikut:
.
MODUL PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN
Metabolit Sekunder
Identitas Mata Kuliah
Mata Kuliah /Kode Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan/NBIO613
Topik Perkuliahan : Metabolit Sekunder
CPMK : 1. menguasai konsep-konsep dasar fisiologi
tumbuhan yang terintegrasi dengan biologi
sel, struktur tumbuhan, serta biokimia secara
cermat, kritis dan sistematis.
3. menganalisis data untuk memformulasikan
pemecahan masalah dalam bidang fisiologi
tumbuhan secara kreatif, dan inovatif
Sub- CPMK : 1.2. Menganalisis hubungan konsep dan prinsip fisiologi
tumbuhan dengan bidang keilmuan lain yang
terkait
3.2. Mengidentifikasi kandungan senyawa
metabolit sekunder tumbuhan
3.3. Merancang penelitian sederhana untuk
memecahkan permasalahan yang terkait
dengan fisiologi
tumbuhan
Hipotesis masih merupakan prediksi yang belum pasti kebenarannya dan harus diuji melalui
eksperimen. Langkah selanjutnya anda diminta untuk membuat prosedur eksperimen
skrining fitokimia daun jeruk purut untuk menguji hipotesis yang anda buat. Sebagai
contohnya: jika akan melakukan skrining fitokimia ekstrak daun jeruk dengan menggunakan
pelarut yang berbeda maka tahap pertama yang harus dilkukan adalah ekstraksi daun jeruk
purut dengan pelarut yang sudah ditentukan. Langkah selanjutnya melakukan identifikasi
kandungan senyawa metabolit sekundernya…. dst.
Tugas yang harus dilakukan setiap kelompok adalah: mencari prosedur (dari literatur atau
jurnal untuk uji Fenolik, Flavonoid, Tanin, Saponi, Alkaloid, Triterpen, dan alkaloid.
Dan Tuliskan alat dan bahan yang diperlukan serta prosedur eksperimennya.
Dari data yang sudah disajikan pada tabel 1 cobalah diskusi antar teman untuk membahas
hasil eksperimen skrining fitokimia dari ekstrak daun jeruk purut dengan pelarut yang
berbeda, apakah hipotesis anda dapat diterima, dan tuliskan hasil diskusi kelompok anda
Tahapan terakhir buatlah simpulan dari hasil eksperimen skrining fitokimia ekstrak daun
jeruk purut, apakah simpulan kelompok anda sudah sesuai dengan rumusan
masalahnya?
Karbohidrat, Lemak, Protein, dan Asam Nukleat dikenal sebagai metabolit primer,
yang merupakan komponen penyusun sel. Tumbuhan juga menghasilkan senyawa organik
selain metabolit primer yang dikenal sebagai metabolit sekunder. Berbeda dengan
metabolit primer, senyawa metabolit sekunder bukan merupakan komponen struktur sel
dan tidak berperan langsung dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. Senyawa
metabolit sekunder yang dikenal dengan sebutan Natural Product mempunyai nilai
ekonomi dan obat2an yang signifikan. Distribusi metabolit sekunder pada tumbuhan lebih
terbatas, dalam arti tidak seperti metabolit primer yang selalu ditemukan pada setiap
tumbuhan. Metabolit sekunder tertentu seringkali hanya ditemukan pada spesies tanaman
tertentu, setiap spesies memiliki kandungan metabolit sekunder yang spesifik. Biosintesis
metabolit sekunder berkaitan dengan metabolit primer, keterkaitan antara metabolit primer
dan sekunder digambarkan secara sederhana pada Gambar 1.
Beberapa senyawa antara yang terbentuk dalam proses metabolisme karbon seperti
Eritrosa 4 P (siklus Calvin), Phosphoenol Piruvat (Glikolisis), Piruvat (Glikolisis), Asetil CoA
(dekarboksilasi oksidasi Piruvat), 3 Phosphogliserat (siklus Calvin, dan Glikolisis) merupakan
senyawa prekursor yang terlibat dalam biosintesis metabolit sekunder. Eritrosa 4P dan PEP
bergabung dalam jalur Asam Sikimat , asetil KoA dapat masuk ke Jalur Asam
Malonat maupun Asam Mevalonat, sedangkan piruvat dan 3 Fosfogliserat masuk ke Jalur
MEP. Ke empat Jalur tersebut yang akan menghasilkan berbagai senyawa metabolit
sekunder. Jalur asam sikimat dapat menghasilkan beberapa asam amino aromatik yang
mensintesis metabolit sekunder yang mengandung nitrogen seperti alkaloid, disamping itu
dari jalur ini juga dihasilkan beberapa senyawa fenolik. Senyawa fenolik juga disintesis
melalui jalur asam malonat, sedangkan jalur mevalonat dan jalur Metileritritol fosfat (MEP)
menghasilkan senyawa Terpenoid.
Metabolit sekunder dibagi dalam empat kelompok besar yaitu (1) terpenoid
termasuk hormon, pigmen, minyak esensial (atsiri), steroid, dan karet; (2) Senyawa Fenolik
termasuk flavonoid, coumarin, lignin, dan tannin; (3) glikosida termasuk saponin, glikosida
cardiac, dan glikosida cyanogenic; (4) alkaloid.
1. Terpenoid
Terpen atau terpenoid merupakan kelompok terbesar dari metabolit sekunder,
umumnya tidak larut dalam air. Terpen disintesis dari asetil KoA yang merupakan senyawa
antara dalam katabolisme karbohidrat. Terpen dibentuk dari hasil fusi isoprene yaitu
senyawa ber karbon lima, seperti berikut:
Gambar 3.3: Biosintesis terpenoid dari jalur asam mevalonat dan jalur MEP (sumber: Taiz &
Ziger, 2010)
Terpenoid dibedakan berdasarkan jumlah atom C penysunnya: monoterpen (10 C); sesquiterpen
(15 C), diterpen (20 C), triterpen (30 C), dan tetraterpen (40C).
1. Fungsi Terpenoid
a). Beberapa senyawa terpen berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Beberapa senyawa terpen terlibat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Giberelin dan asam absisat merupakan hormone yang sangat penting dalam beberapa
proses pertumbuhan dan perkembangan. Giberelin termasuk golongan diterpen, sedangkan
asam absisat adalah kelompok sesquiterpen. Sterol merupakan turunan sesquiterpen adalah
komponen esensial dari membrane sel yang membuat solid lapisan fosfolipid. Karotenoid
adalah tetraterpen sebagai pigmen asesori dalam fotosintesis dan juga berfungsi mencegah
fotooksidasi jaringan fotosintetik oleh cahaya. Fitol merupakan senyawa rantai samping
pigmen klorofil adalah turunan terpen.
b). Terpen berfungsi sebagai pertahanan untuk melawan serangga
Terpen adalah senyawa yang dapat bersifat racun dan memberi efek jera bagi banyak
serangga dan mammalia yang menyerang tumbuhan. Pada beberapa tanaman seperti
jagung, tembakau, kapas dan spesies tanaman tertentu akan mensintesis volatile oil dari
golongan monoterpen dan sesquiterpen hanya kalau ada serangan serangga, senyawa ini
dapat menarik predator alami untuk memakan serangga yang menyerang tumbuhan
sehingga kerusakan lebih lanjut dapat dicegah.melalui. Senyawa terpen khususnya
untuk volatile oil ini sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat
penggunaan insektisida sintetis.
c). Terpen sebagai bahan aditif alami untuk industry makanan dan kecantikan
Minyak esensial golongan sesquiterpen yang diekstrak dari tanaman dengan cara destilasi
uap mempunyai komesial yang penting dalam industry. Senyawa ini dapat digunakan
sebagai aroma untuk makanan dan parfum
d). Terpen dapat membunuh serangga karena gagal dalam proses molting
Senyawa Phytoecdysones pertama kali diisolasi dari tanaman paku Polypodium
vulgare, merupakan steroid tanaman yang memiliki struktur kimia serupa dengan hormone
ecdyson. Serangga yang menelan senyawa ini akan terganggu proses moltingnya dan
menghambat perkembangan lebih lanjut, sebagai konsekuensinya serangga mati.
2. Senyawa-senyawa Fenolik
Biosintesis senyawa fenolik pada tanaman melalui dua jalur dasar, (1) jalur asam sikimat, (2)
jalur asam malonat. Jalur asam sikimat merupakan jalur yang sangat penting untuk
biosintesis senyawa fenolik pada hampir semua tumbuhan tinggi, sedangkan jalur asam
malonat lebih banyak terjadi pada biosintesis fenol pada fungi dan bakteri.
Gambar 3.4: Biosintesis Senyawa Fenolik dari Jalur Sikimat dan Malonat
(sumber: Taiz & Ziger, 2010)
Senyawa fenol merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder tumbuhan,
mempunyai fungsi yang bervariasi dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan
pertahanan tumbuhan. Senyawa fenol meliputi senyawa yang berperan dalam proses
signaling, pigmen, penghasil rasa yang dapat menarik atau mengusir hewan, seperti
halnya senyawa yang dapat melindungi tumbuhan dari serangan insekta, bakteri, jamur
dan virus. Senyawa fenol dapat dalam bentuk ester, glikosida, maupun senyawa bebas
tetapi kebanyakan fenol dalam bentuk senyawa ester dan glikosida. Senyawa Fenolik
dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jumlah atom C penysunan:
a. Fenol sederhana
Beberapa senyawa fenol sederhana tersebarluas pada tanaman berpembuluh dan
memperliahtkan fungsi yang berbeda. Contoh Fenol sederhana adalah: asam cafeat (Cafeic
acid), asam benzoat (Benzoic acid), Kumarin (Coumarin). Beberapa senyawa fenol sederhana
diaktivasi oleh sinar, contohnya senyawa furanocoumarins merupakan senyawa yang tidak
aktif sampai diaktivasi oleh sinar UV-A. UV-A menyebabkan furanocoumarins menjadi
bersifat toxik dan dapat masuk dalam dobel helix DNA berikatan dengan basa pirimidin
sitosin dan timin yang menghambat transkripsi DNA dan menyebabkan kematian sel
b. Asam fenolat dan aldehid
Asam hidroksi benzoate dicirikan dengan adanya substitusi gugus karboksil pada suatu
fenol, contohnya: asam galat, asam salisilat, dan asam vanilat.
c. Asam sinamat
Kelompok ini yang umum ditemukan pada tumbuhan adalah asam p kumarat,
asamcafeat, asam ferolat, asam hidroksi ferolat, asam sinapat. Asam sinamat umumnya
ditemukan dalam tumbuhan sebagai ester dari asam quanat, asam sikimat, dan asam
tartarat. Contohnya asam chlorogenat adalah ester asam cafeat dengan asam quinat. Ester
sinamat juga ditemukan sebagai ester gula atau ester dengan asam organic lain.
d. Lignin
Lignin polimer fenolik yang sangat kompleks. Struktur yang pasti dari lignin belum
dikatahui karena sulit diekstraksi dari tanaman, lignin umumnya berukatan secara kovalen
dengan selulosa dan polisakarida lain dalam dinding sel. Lignin banyak ditemukan pada
berbagai jaringan penguat, terutama pada tracheid dan elemen pembuluh xylem. Deposit
lignin terutama pada penebalan dinding sekunder tetapi juga terdapat pada lamella tengah
dinding primer yang langsung berhubungan dengan selulosa dan hemiselulosa. Lignin
menyebabkan batang dan pembuluh vaskuler menjadi kuat dan untuk pertumbuhan keatas,
disamping itu dengan adanya lignin mempermudah penyerapan air dan mineralmelalui
xylem dibawah tekanan negative tanpa menyebabkan jaringan collapse. Lignin juga
mengakibatkan batang keras dan tidak disukai herbivore, andai termakan oleh herbivora
tidak dapat dicerna sehingga secara tidak langsung lignin berperan melindungi tanaman
dari serangan herbivora.
e. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa dengan C15 yang mempunyai struktur C6 – C3 - C6, flavonoid
dibedakan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan struktur dasarnya. Secara umum
flavonoid tersusun dari 2 cincin benzene yang tergabung melalui melalui suatu kelompok
tiga karbon. Flavonoid dibedakan menjadi 3 golongan terutama berdasarkan susunan C3 :
chalcone, auron, dan flavonoid.
1). Chalcone memiliki rantai C3 linier yang menghubungkan dua ring benzene, contoh dari
senyawa chalcone adalah butein suatu pigmen kuning pada bunga, floridzin suatu
senyawa yang ditemukan dalam daun apel yang dilaporkan mempunyai aktivitas
antikanker.
2). Aurone, senyawa ini dibentuk dari hasil siklisasi chalcone. Aurone juga merupakan
pigmen kuning pada bunga.
3). Flavonoid, rangka karbon flavonoid terdiri dari 15 atom karbon yang tersusun dalam 2
cincin benzene yang dihubungkan melalui “jembatan” 3 karbon. Flavonoid dibedakan
menjadi beberapa kelompok senyawa seperti :
a). antosianidin; pigmen yang tidak dalam bentuk aglikon bebas, contohnya: pelargonidin
(orange–red), cyaniding (re), peonidin (rose-red), delphinidin (blue-viole), petunidin
(Blue-purple), malvidin (purple).
b). antosianin, glikosida yang larut air dari antosianidin
4). Flavon dan Flavonols, flavonoid ini menyerap cahaya pada panjang gelombang yang lebih
pendek daripada antosianin yang tidak tampak oleh mata manusia. Flavon dan
flavonol tidak hanya terdapat pada bunga tetapi juga ditemukam pada jaringan
epidermal daun dan batang. Senyawa ini berperan mencegah kerusakan organ
fotosintetik oleh sinar ultra violet karena kemampuannya menyerap cahaya pada
panjang gelombang pendek.
f. Tanin
Tanin melimpah pada spesies tumbuhan yang berbeda. Tanin dapat ditemukan daun,
batang, maupun buah untuk melindungi tumbuhan untuk melawan infeksi dan serangan
herbivora.
3. Alkaloid
Kelompok senyawa alkaloid mempunyai karakteristik: larut dalam air, sedikitnya mengandung
satu molekul nitrogen, dan memperlihatkan aktivitas biologi yang tinggi. Alkaloid dapat
menghasilkan berbagai tingkat respon psikologis dan fisiologis pada manusia seringkali
dengan cara mengganggu neurotransmitter. Alkaloid atau ekstrak tumbuhan yang
mengandung alkaloid telah banyak digunakan untuk tujuan farmakologi dan medis seperti
untuk relaksasi otot, penghilang rasa sakit, sebagai antitusif, racun, dan anastesi. Salah satu
yang sudah dikenal sejak lama adalah opium yang merupakan exudat dari kapsul
biji Papaver senniferon (opium poppy) muda yang digunakan sebagai campuran wine untuk
merangsang rasa kantuk dan menghilangkan rasa sakit. Alkaloid lain yang biasa digunakan
untuk penghilang rasa sakit adalah morfin, codein, dan papaverin. Senyawa alkaloid
mempunyai nilai sebagai bahan obat yang kadang disalahgunakan pemakaiannya dan dapat
menyebabkan kecanduan.