Anda di halaman 1dari 36

MODUL PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOSINTESIS: REAKSI TERANG

1. Identitas Mata Kuliah

Mata kuliah / Kode mata kuliah : Fisiologi Tumbuhan / NBIO


Topik perkuliahan : Fotosintesis : Reaksi Terang
CPMK : 2. mampu menemukan dan menganalisis permasalahan
dalam bidang fisiologi tumbuhan dan merancang
penyelidikan melalui pendekatan ilmiah sehingga diperoleh
data yang akurat dan akuntabel.
Sub-CPMK : 2.2 Menjelaskan mekanisme konservasi energi dalam
fotosintesis (reaksi terang dan reaksi gelap)

2. Petunjuk penggunaan modul

1. Modul ini merupakan pendamping pembelajaran Fisiologi Tumbuhan pada topik


Fotosintesis.
2. Modul ini memberikan gambaran umum reaksi terang fotosintesis serta konsep yang
mendukung.
3. Rubrik “What do you think about” bertujuan untuk memberikan merangsang mahasiswa
untuk mengenal salah satu aspek yang akan dibahas pada modul ini yaitu peran cahaya dan
pigmen, konsentrasi CO2 dan reaksi asimilasi karbon.
4. Rubrik “How would you do it?” memberikan topik terkait fotosintesis dan permasalahan
dalam kehidupan yang saling berkaitan yang dapat diamati dan digali lebih dalam melalui
kegiatan penelitian sederhana.

WHAT DO YOU THINK ABOUT: Cahaya dan Pigmen.


Gambar 1. a. Spektrum penyerapan cahaya beberapa pigmen pada tumbuhan.
b. Hubungan panjang gelombang cahay dengan energi.
Keterangan: Kurva 1, bacteriochlorophyll a; kurva 2, chlorophyll a; kurva 3, chlorophyll b;
kurva 4, phycoerythrobilin; kurva 5, β-carotene.
Bagaimana bisa cahaya digunakan untuk membuat makanan? Ketika seseorang menyalakan
lampu, energi listrik menjadi energi cahaya. Fotosintesis memanfaatkan sumber energi yang
tidak dapat digunakan oleh organisme lain, memberikan kemandirian tumbuhan dalam
memperoleh energi.
Pada perkuliahan fisika dasar, anda telah mempelajari bahwa cahaya matahari merupakan
kumpulan sinar dengan panjang gelombang yang bermacam-macam. Seperti semua bentuk
energi kinetik lainnya, cahaya dapat melakukan perjalanan, mengubah bentuk, dan dimanfaatkan
untuk melakukan pekerjaan. Gambar di atas menunjukkan adanya variasi spektrum sinar dari
cahaya matahari yang diserap oleh pigmen yang ada pada tumbuhan. Berdasarkan gambar
tersebut, berikan pendapat anda mengenai:

1. Kaitan dari kemampuan absorbsi/ penyerapan gelombang cahaya matahari terhadap


fotosintesis.
2. Apakah semua pigmen tersebut terlibat dalam fotosintesis?
3. Pigmen dan spektrum cahaya manakah yang paling sesuai untuk fotosintesis?

3. Materi Perkuliahan

Keberhasilan survival dan dominasi permukaan bumi oleh tumbuhan ditentukan


oleh aktivitas fotosintesis. Fotosintesis memanfaatkan sumber energi yang tidak dapat
digunakan oleh organisme lain, memberikan kemandirian tumbuhan dalam
memperoleh energi. Aktivitas kunci ini terjadi pada organ yang mendominasi struktur
morfologi tumbuhan yaitu daun. Struktur anatomi daun tiap tumbuhan didesain untuk
memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas fisiologis dan biokimia. Penyerapan
cahaya secara efektif, daun tiap jenis tumbuhan memiliki struktur dan posisi yang
bervariasi menyesuaikan arah datangnya cahaya. Oleh karena daun dikenal sebagai
organ menunjukkan hubungan yang nyata antara struktur dan fungsi, serta sebagai
mesin fotosintesis pada tumbuhan.
Gambar 2. Tumbuhan mengunakan nutrisi anorganik dan energi cahaya untuk menghasilkan bahan baku
pertumbuhan dan perkembangannya.
Organisme fotosintesis selain tumbuhan adalah alga hijau dan beberapa
golongan prokaryota seperti Cyanobacteria. Organisme uniseluler melangsungkan
proses fotosintesis pada membran sel dan sitoplasmanya. Sedangkan pada organisme
eukaryota seperti tumbuhan tingkat tinggi dan alga hijau memiliki fotosintesis terjadi
pada organel fotosintetik sel-sel mesofil daun dimana terdapat organel plastida khusus
fotosintesis yang disebut Kloroplas. Penamaan kloroplas didasari oleh pigmen utama
yang berperan dalam fotosintesis yang disebut Klorofil. Kloroplas menangkap energi
cahaya dalam bentuk foton dan mengubah energi tersebut menjadi energi kimia yang
bersifat lebih stabil. Proses pemanenan energi cahaya ini disebut reaksi terang atau
light-dependent reaction.
Energi yang dihasilkan pada reaksi yang bergantung pada cahaya kemudian
digunakan untuk fiksasi dan reduksi CO2 dan menjadi senyawa karbon organik yaitu
gula monosakarida. Gula yang dihasilkan berfungsi sebagai buiding block berbagai
senyawa penyusun struktur tubuh tumbuhan dan cadagan makanan yang dapat
dikonversi sebagai energi.
Kehidupan di Bumi sepenuhnya bergantung pada energi cahaya
matahari (energi surya). Meskipun demikian energi tersebut tidak dapat
digunakan secara langsung oleh semua makhluk hidup. Fotosintesis
merupakan satu-satunya proses biologis yang dilakukan tumbuhan, ganggang,
cyanobakteria dan bakteri yang dapat memanen energi tersebut.

Cahaya sendiri memiliki karakter ganda yaitu sebagai gelombang dan sebagai
foton. Sebagai gelombang cahaya dikenali sebagai gelombang elektromagnetik
transversal yang merambat dengan kecepatan (c) 3 x 108 m/s dengan panjang
gelombang (λ) dan frekuensi (v) yang bervariasi.
c = λ.v (1)
Cahaya juga merupakan partikel elementer dari fenomena elektromagnetik yang
membawa energi dalam bentuk kuantum (jamak quanta). Jumlah energi (E) yang ada
pada setiap foto berbeda-beda tergantung pada frekuensinya (v). Hal ini berlaku pada
Hukum Planck:
E = h.v (2)
Dimana h adalah konstanta Planck (6,626 x 10 Js)
-34

Berdasarkan persamaan (1) dan (2) dapat diketahui bahwa energi cahaya pada
foton berbanding lurus dengan frekuensinya dan berbanding terbalik dengan panjang
gelombangnya. Pada organisme fotosintetik, cahaya dengan panjang gelombang
tertentu ditangkap dan dipantulkan oleh molekul yang disebut pigmen. Pigmen yang
paling melimpah dan berperan penting dalam proses fotosintesis adalah klorofil yang
menyerap cahaya Biru (~ 400 nm) dan merah (600-700 nm).
Penangkapan foton oleh klorofil, menyebabkan eksitasi klorofil ke tingkat energi
yang lebih tinggi dan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan strukturnya, klorofil
melepas elektron yang perubahan energi menjadi energi kimia. Proses ini disebut
pelepasan energi secara fotokimia. Energi kimia tersebut digunakan proses
fotofosforilasi untuk mengkonversi energi dalam bentuk satuan universal yaitu ATP.
Reaksi terang fotosintesis terjadi pada membran tilakoid dari kloroplas.
Kompleks penangkap cahaya, transporter electron, dan enzim-enzim yang
terkait merupakan kompleks protein integral ataupun peripheral dari
membran tilakoid (gambar 3 dan 4). Pemanenan energi cahaya dimulai dari
kompleks penangkap cahaya (Light Harvesting Complex, LHC) yang
mengarahkan foton cahaya matahari menuju fotosistem. Penangkapan foton
mengakibatkan eksitasi pusat reaksi fotosistem dan melepaskan 2 elektron
sebagai langkah untuk mentransfer energi yang diperoleh dan penstabilan
kembali molekul pusat reaksi. Transport electron merupakan perjalanan
elektron secara reaksi redoks yang menghasilkan gradien proton (H+) untuk
pembentukan ATP. Untuk dapat memahami lebih jelas mengenai transport electron
pada fotosintesis anda dapat membuka laman berikut :
Gambar 3. Struktur daun (Hopkins & , kloroplas dan lokasi terjadinya reaksi terang fotosintesis, (kiri)
Prediksi struktur protein D1 penyusun pusat reaksi PSII, menunjukkan letak komponen-komponen
fotosintesis pada membran tilakoid (Taiz dan Zeiger, 2010)
Gambar 4. Organisasi kompleks protein fotosintesis pada membrane tilakoid. (Taiz dan Zeiger, 2010
Selama proses transpor elektron, tiap molekul penerima elektron
melepas proton ke lumen tilakoid dan menyebabkan gradasi potensial
elektrokimia. Perbedaan muatan ini dimanfaatkan enzim ATP synthase /
ATPase untuk mengaktifkan reaksi penambahan fosfat anorganik pada ADP
menjadi ATP. Produk akhir dari reaksi terang dari fotosintesis adalah NADPH,
ATP dan O2. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa cahaya
berfungsi untuk menggerakkan reaksi kimia fotosintesis, reduksi NADP+, dan oksidasi
air menjadi molekul oksigen. Keseluruhan tahapan reaksi terang fotosintesis dapat
disebut juga sebagai fotofosforilasi.

4. Evaluasi

1. Berdasarkan cara memperoleh nutrisinya, tumbuhan juga dibedakan menjadi autotrof dan
heterotrof, jelaskan apa maksud istilah tersebut dan berikan masing-masing contohnya!
2. Apakah fungsi cahaya pada reaksi terang? Pigmen apa saja yang berperan dalam untuk
penyerapan cahaya?
3. Sebutkan perbedaan fotofosforilasi siklik dan non siklik!
4. Apakah sintesis ATP dapat terjadi saat tidak ada cahaya matahari? Jelaskan apa yang
dimaksud fotosistem dan bagaimana fotosistem mengkonversi energi cahaya menjadi
energi kimia!
5. Berdasarkan gambar berikut diketahui bahwa persebaran PS I, PS II, dan ATP synthase tidak
merata di semua permukaan membrane tilakoid. Berikan pendapat anda mengenai lokasi
terjadinya fotofosforilasi siklik dan non-siklik!

WHAT DO YOU THINK ABOUT: Karbondioksida dan Laju Fotosintesis


Gambar 5. a.Peningkatan kelimpahan CO2 di atmosfer dari tahun 1980-2017 (
b. Hubungan peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer dengan laju asimilasi CO2 oleh tanaman.
Keterangan: 1 ppm = 1 µl/l
Salah satu bahan baku utama dalam fotosintesis adalah Karbon dioksida atau CO 2. Pada
proses fotosintesis, CO2 digunakan untuk pembentukan senyawa karbon organik yaitu gula. Gas
CO2 menyusun sekitar 0,035% dari total gas di atmosfir bumi dan terus meningkat akibat
aktivitas manusia yang melepaskan gas CO2 ke atmosfir. Konsentrasi CO2 di udara menembus
angka 405,0 ppm (gambar 5a). Seperti halnya pada pabrik, tentunya ketersediaan bahan baku
yang melimpah meningkatkan menggunaan bahan tersebut untuk menghasilkan produk yang
diharapkan. Meskipun demikian hasil penelitian di laboratorium, menunjukkan bahwa laju
asimilasi CO2 oleh tumbuhan mulai memasuki fase stasioner pada konsentrasi CO 2 di atas 380
ppm (gambar 5b). Laju asimilasi CO2 menggambarkan laju fotosintesis, karena semakin banyak
pengikatan CO2 maka semakin banyak gula yang dihasilkan. Berdasarkan gambar di atas,
berikan pendapat anda dan apa yang anda ketahui mengenai:

1. Proses asimiliasi CO2 pada fotosintesis.


2. Faktor apakah yang mungkin membatasi laju asimilasi CO2?
3. Jika ingin meningkatkan laju asimilasi CO2 sehingga terus meningkat seiring dengan
konsentrasi CO2 di udara, apa yang menurut anda harus dilakukan?

5. Berapa banyak ATP dan NADPH yang dihasilkan pada 1 kali reaksi fotofosforilasi non-
siklik? Materi Perkuliahan

Keberhasilan survival dan dominasi permukaan bumi oleh tumbuhan ditentukan


oleh aktivitas fotosintesis. Fotosintesis memanfaatkan sumber energi yang tidak dapat
digunakan oleh organisme lain, memberikan kemandirian tumbuhan dalam
memperoleh energi.

Gambar 6. Hubungan sederhana reaksi terang dan Siklus Calvin (Daniel Mayer, 2008).
Fotosintesis dibagi menjadi 2 reaksi yang berbeda, reaksi terang yang
merupakan proses panen energi cahaya dan konversi menjadi energi kimia,
dan reaksi gelap yang merupakan pembentukan senyawa organik dari gas
CO2. Energi yang dihasilkan pada reaksi terang kemudian digunakan untuk fiksasi dan
reduksi CO2 dan menjadi senyawa karbon organik yaitu gula monosakarida. Gula yang
dihasilkan berfungsi sebagai buiding block berbagai senyawa penyusun struktur tubuh
tumbuhan dan cadagan makanan yang dapat dikonversi sebagai energi.
Reaksi terang yang terjadi pada membran tilakoid kloroplas
menghasilkan ATP yang merupakan satuan energi untuk melakukan berbagai
reaksi kimia lanjutan pada fotosintesis yaitu Siklus Calvin. Siklus Calvin
dijelaskan oleh Melvin Calvin dan rekannya pada tahun 1950an, yang
kemudian memperoleh hadiah Nobel atas temuannya ini pada 1962. Pada
reaksi ini bahan utama fotosintesis lainnya selain air dan cahaya, yaitu CO2,
mulai digunakan. CO2 digunakan untuk membentuk rantai karbon gula triose
fosfat yaitu Gliseraldehid-3-fosfat (G3P). Satu molekul glukosa-6-fosfat
disusun oleh 2 molekul G3P. Siklus ini secara umum dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu Fiksasi CO2, Reduksi dan Regenerasi. Secara keseluruhan proses ini terjadi pada
stroma atau bagian yang berupa cairan pada kloroplas. Bukalah tautan dibawah ini
untuk membantu memahami tahapan pada Siklus Calvin:

Tahapan fiksasi CO2. Sumber karbon utama pada tumbuhan,


merupakan reaksi pengikatan CO2, karboksilasi, pada molekul akseptor
ribulosa-1,5-bifosfat (RuBP). Karbon dioksida masuk ke dalam sel tumbuhan
melalui stomata. Pengikatan CO2 pada RuBP dikatalisis oleh enzim ribulose
bifosfat karboksilase/oksidase atau disingkat menjadi Rubisco. Berdasarkan
namanya, dapat diketahui bahwa enzim ini dapat mengikat baik CO2 maupun
O2 dan pengikatan terhadap kedua gas tersebut bersifat kompetitif. Hal ini
menunjukkan bahwa selain sebagai fasilitator pengikatan CO2, aktivitas
oksigenase dari Rubisco mengakibatkan penghambatan fotosintesis.
Tahapan Reduksi. Pengikatan CO2 pada molekul RuBP membentuk
senyawa 6 karbon yang tidak stabil dan masih berikatan dengan Rubisco.
Molekul tersebut segera dihidrolisis menjadi 2 senyawa 3-karbon yang stabil
yaitu 3-fosfogliserat (3PG atau PGA). Tumbuhan yang mengikat CO2 pada
senyawa stabil pertama berupa molekul 3-karbon disebut tumbuhan C3. PGA
selanjutnya akan difosforilasi oleh enzim PGA-Kinase menjadi 1,3-bifosfogliserat.
Senyawa 1,3 fosfogliserat hanya bersifat sebagai intermediat, sebab akan dilakukan
reduksi menjadi Gliseraldehid-3-Fosfat (G3P/PGAL). Gliseraldehid-3-fosfat merupakan
produk dari siklus Calvin yang selanjutnya digunakan untuk membentuk fruktosa. Dua
molekul G3P dapat membentuk 1 molekul fruktosa-6-fosfat, yaitu produk akhir dari
reaksi gelap.
Tahapan Regenerasi RuBP. Untuk dapat melanjutkan penangkapan
CO2, molekul RuBP perlu diregenerasi. Siklus Calvin, selain menghasilkan
Glukosa sebagai produk akhir, juga menghasilkan berbagai intermediat yang
digunakan dalam berbagai metabolism pada sel tumbuhan. Oleh karena itu
dibutuhkan proses regenerasi 3 molekul RuBP (5-karbon) dari perombakan 5
molekul G3P (3-karbon), untuk dapat memenuhi kebutuhan fiksasi CO2 dan
senyawa intermediat (gambar 1).
Gambar 7. Reaksi Siklus Calvin (Hopkins & Huner, 2009)
Tabel 1. Rangkuman reaksi pada Siklus Calvin (modifikasi dari Hopkins & Huner. 2009)
Enzim Substrat/ Reaksi → Produk
(1) Rubisco 3RuBP + 3CO2 → 6 PGA
(2) 3-fosfogliserat kinase (PGA kinase) 6 PGA → 5 G3P + G3P
(3) Aldolase 2 G3P → FBP (Fruktosa Bifosfat)
(4) Fruktosa-1,6-bifosfatase FBP → F6P (Fruktosa-6-fosfat)
(5) Transketolase G3P + F6P → E4P (Erytrosa-4-fosfat) +
Xu5P (Xylulosa-5-fosfat)
(6) Aldolase G3P + E4P → SBP (Sedoheptulosa bifosfat)
(7) Sedoheptulosa-1,7-bifosfatase G3P + SBP → R5P (Ribosa-5-fosfat) +
Xu5P (Xylulosa-5-fosfat)
(8.9) Ribulose-5-fosfat epimerase 2 Xu5P → 2 R5P
(10) Ribose-5-phosphate isomerase R5P → RuBP
(11) Ribulose-5-phosphate kinase 2 R5P → 2 RuBP
HASIL AKHIR 3 RuBP + 3 CO2 → 3 RuBP + G3P
Reaksi total fotosintesis (Reaksi Terang + Siklus Calvin):
6 CO2 + 11 H2O + 12 NADPH + 18 ATP → Fructose-6-phosphate + 12 NADP+ + 6 H+ + 18 ADP + 17 Pi
Berdasarkan gambar 1. dan table 1, diketahui bahwa diperlukan fiksasi
6 molekul CO2 sehingga dapat menghasilkan fruktosa-6-fosfat (F6P). F6P merupakan
senyawa gula heksosa pertama yang dibentuk dari siklus Calvin.
Fiksasi CO2 tumbuhan C4 dan CAM. Beberapa tumbuhan memiliki
adaptasi metabolisme yang menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya.
Tumbuhan yang mengalami musim kering yang ekstrim atau panjang,
memiliki mekanisme buka-tutup stomata pada waktu yang bervariasi
berdasarkan ketersediaan air. Variasi waktu tersebut selain berguna untuk
mengatur transpirasi juga mengatur pertukaran gas CO2 dan O2. Tumbuhan-
tumbuhan yang beradaptasi pada lingkungan tersebut digolongkan menjadi 2
kelompok yaitu C4 dan CAM, dan memiliki aktivitas Siklus Calvin yang
berbeda dari yang sudah diulas di atas. Pada tahapan apakah perbedaan
tersebut tampak? Bukalah tautan video dibawah ini untuk dapat memahami
lebih jelas perbedaan antara tumbuhan C3, C4 dan CAM.
Setelah membuka tautan video tersebut, dapatkah anda menjelaskan apa
perbedaan dari ketiga jenis tanaman tersebut?
Pada tanaman C3, peningkatan temperature dan keterbatasan air
mengakibatkan penutupan stomata untuk mengurangi penguapan Apakah
yang terjadi jika stomata menutup dan mengakibatkan konsentrasi CO2 turun
dan konsentrasi O2 meningkat? Apakah pengaruhnya terhadap fotosintesis?
Bukalah tautan berikut untuk memahami dampak dari penurunan konsentrasi
CO2 pada tanaman C3:

6. Evaluasi

1. Penyebutan Siklus Calvin sebagai reaksi gelap adalah kurang tepat, tetapi istilah
tersebut terus digunakan dari waktu ke waktu. Jelaskan pendapat anda mengenai
istilah reaksi gelap? Setujukah anda bahwa Siklus Calvin dapat berlangsung tanpa
cahaya?
2. Apakah bahan baku yang diperlukan pada Siklus Calvin dan apa kaitannya dengan
reaksi terang?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi CO2 pada laju reaksi siklus Calvin?
4. Tanaman CAM mengikatan CO2 pada saat malam hari. Mengapa demikian?
Hubungkan dengan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya!
5. Mekanisme pengikatan CO2 pada tanaman CAM memiliki persamaan dan perbedaan
dengan tanaman C4. Sebutkan persamaan dan perbedaannya!
6. Apa yang dimaksud dengan fotorespirasi dan terjadi pada jenis tanaman apa?
Mengapa fotorespirasi dapat terjadi?

How would you do it: Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan radiasi cahaya
matahari.
Gambar 5. A. tanaman penaung (sun plant) dan tanaman ternaung (shade plant)
B. Perbedaan laju fotosintesis (penyerapan CO2) pada radiasi cahaya matahari yang sama.
Tanaman penaung, tanaman cahaya terbuka atau sun plant adalah tanaman yang tumbuh
dengan normal pada cahaya matahari terik atau intensitas cahaya tinggi. Sedangkan tanaman
naungan atau shade plant adalah tanaman yang tumbuh dibawah naungan tumbuhan yang lebih
tinggi dan jangkauan daun lebih luas. Kedua jenis tanaman ini memiliki laju fotosintesis yang
berbeda pada intensitas cahaya yang sama. Irradiance atau radiasi cahaya matahari
dideskripsikan sebagai besarnya energi yang diterima pada bidang datar, dalam fotosintesis
daun diibaratkan sebagai bidang datar yang menangkap cahaya. Berdasarkan gambar di atas
diketahui bahwa sun plant memiliki rentang pemanfaatan radiasi cahaya matahari yang lebih
luas dibanding shade plant. Hal ini mengakibatkan laju fotosintesis (penyerapan CO2) sun
plant lebih tinggi dari pada shade plant.
Berdasarkan fakta di atas, susunlah sebuah rancangan percobaan yang dapat dilakukan
pada saat praktikum, berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan cahaya
pada daun sun plant dan shade plant.

Rumusan Masalah:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________

Hipotesis:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
Alat dan Bahan:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
Prosedur Kerja:
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________

7. Daftar Referensi

Hopkins, W.G. dan N.P.A. Huner, 2009. Introduction to Plant Physiology, 4th edition.USA: John
Wiley & Sons, Inc.
Taiz, L. dan E. Zeiger. 2010. Plant Physiology, 6th edition. Sunderland, MA: Sinauer Associates.
McGraw-Hill Animations, 2017, Photosynthesis Light reaction, Calvin cycle, Electron Transport
3D Animation, https://www.youtube.com/watch?v=PiAUPg4UrrE, diakses 1. September
2018
Daniel Mayer, 2008, A simplified diagram of
photosynthesis, https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Simple_photosynthesis_overview.svg, diakses 1. September 2018
NDSU Virtual Cells, 2008, Photosystem II, https://www.youtube.com/watch?v=3UfV060N27g,
diakses 1 September 2018
NDSU Virtual Cells, 2008, Photosynthesis Light Reaction, https://www.youtube.com/
watch?v=hj_WKgnL6MI&t=20s, diakses 1 September 2018
Ricochet Science, 2017, The Light Reactions of Photosynthesis, https://www.youtube.com/
watch?v=SnnmmKApT-c&t=15s, diakses 1 September 2018
Ricochet Science, 2017, Photosynthesis: Comparing C3, C4 and
CAM, https://www.youtube.com/
watch?v=13h5oC4jIsk , diakses 1 September 2018
Flexiguru, 2015, Photorespiration, https://www.youtube.com/watch?v=fWsU4_Zau0c, diakses
1 September 2018
Climate, 2018, Climate Change: Atmospheric Carbon Dioxide, https://www.climate.gov/news-
features/understanding-climate/climate-change-atmospheric-carbon-dioxide, diakses 1
September 2018
Modul Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan
RESPIRASI SELULER: Pembongkaran energy fotoasimilat

1. Identitas Mata Kuliah

Mata kuliah / Kode mata kuliah : Fisiologi Tumbuhan / NBIO613


Topik perkuliahan : Fotosintesis : Respirasi Seluler: pembongkaran
energy Fotoasimilat
CPMK : 2. mampu menemukan dan menganalisis
permasalahan dalam bidang fisiologi tumbuhan dan
merancang penyelidikan melalui pendekatan ilmiah
sehingga diperoleh data yang akurat dan akuntabel.
Sub-CPMK : 2.4 Menjelaskan mekanisme pembongkaran energi
dari hasil fotosintesis (respirasi sel)

2. Petunjuk penggunaan modul

1. Modul ini merupakan pendamping pembelajaran Fisiologi Tumbuhan pada topik Respirasi
Seluler
2. Modul ini memberikan gambaran umum proses pembongkaran fotoasimilat untuk
mengasilkan energi
3. Rubrik “What do you think about” bertujuan untuk memberikan merangsang mahasiswa
untuk mengenal salah satu aspek yang akan dibahas pada modul ini yaitu peran oksigen
dalam proses pembongkaran fotoasimilat mengnghasilkan energi
4. Rubrik “How would you do it?” memberikan topik terkait respirasi seluler pada tumbuhan
dan permasalahan dalam kehidupan yang saling berkaitan yang dapat diamati dan digali
lebih dalam melalui kegiatan penelitian sederhana.

WHAT DO YOU THINK ABOUT: Interaksi metabolik antara kloroplas, mitokondria dan
sitosol pada sel mesofil daun

Substrat respirasi dihasilkan dari proses metabolic seluler dalam plastid dan sitosol
yang selanjutnya masuk ke dalam jalur respirasi seluler di dalam mitokondria. Bagaimana
terjadinya keterkaitan proses metabolik antara kloroplas, sitosol, dan mitokondria ini
terjadi?
Pada gambar 3.1. menunjukkan adanya interaksi metabolic antara kloroplas, sitosol, dan
mitokondria pada sel mesofil daun.
Gambar 3.1: Ineraksi metabolic antara kloroplas, sitosol, dan mitokondria pada sel mesofil
daun

Pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa glikolisis dan jalur pentose fosfat ( pentose
phosphate pathway/PPP) dalam sitosol maupun dalam plastid mengubah gula menjadi
asam organik mealui pembentukan heksosa fosfat dan triosa fosfat. Asam organic
selanjutnya dioksidasi dan masuk dalam siklus Kreb” di mitokondria, menghasilkan NADH,
dan FADH2 yang menyediakan energy untuk sintesis ATP melalui rantai transport electron
dan oksidasi fosforilasi.
Berdasarkan Gambar 3.1 berikan penjelasan anda mengenai:

1. Apa kontribusi jalur pentose fosfat di sitoplasma maupun plastid dalam hal penyediaan
substrat respirasi?
2. Bagaimana mekanisme masuknya asam organic dalam sitosol ke mitokondria?
3. Bagaimana jalur pentose fosfat dapat terjadi di alam plastid?

3. Materi Perkuliahan

Tumbuhan tinggi termasuk organisma aerobic, berarti memerlukan ketersediaan


oksigen untuk kelangsungan metabolisme secara normal. Tumbuhan memperoleh energi
dan karbon yang diperlukan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan melalui reaksi
oksidasi fotoasimilat seperti reaksi berikut:
C6H12O6 + 6O2 + 6H2O → 6CO2 + 12H2O
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi dalam fotosintesis yang sudah anda pelajari
sebelumnya. Dalam peristiwa fotosintesis karbon dioksida (CO2) di reduksi menjadi senyawa
gula heksosa dengan air sebagai sumber elektronnya, sedangkan dalam respirasi gula
heksosa di oksidasi menjadi karbon dioksida , dengan air sebagai produk.
Respirasi seluler berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
1). Glikolisis: pada tahap ini glukosa dubah menjadi asam organik piruvat melalui beberapa
tahapan seperti tersaji pada Gambar 3.2. Pada awal glikolisis glukosa mengalami
aktivasi menjadi glukosa 6 fosfat, selanjutnya terjadi isomerisasi menjadi fruktosa 6
fosfat. Fruktosa 6 fosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase mengikat gugus
fosfat menjadi fruktosa 1,6 difosfat. Enzim aldolase mengkatalisis pemecahan
fruktosa 1,6 bifosfat menjadi 2 molekul triosa fosfat G3P (gliseraldehid 3 fosfat) dan
isomernya DHAP (dehidroksi aseton fosfat). G3P teroksidasi menjadi 1,3 bifosfo
gliserat (1,3 BPG) dan menghasilkan NADH+ + H+. 1,3 bifosfo gliserat dengan bantuan
enzim fosfogliserat kinase melepas satu gugud fosfat menjadi 3 fosfo gliserat dan
menghasilkan ATP. Pada tahap akhir glikolisis fosfoenol piruvat dengan
bantuan enzim piruvat kinase diubah menjadi piruvat dan menghasilkan ATP.
Glikolisis terjadi dalam sitosol.

Gambar 3.2: Glikolisis terjadi dalam sitosol, pada tahap ini gula heksosa diubah menjadi
piruvat
2). Oksidasi dekarboksilasi asam piruvat: sebelum lanjut masuk ke siklus Kreb’s, asam
piruvat yang dihasilkan pada akhir glikolisis mengalami oksidasi dan
dekarboksilasi menjadi asetil ko A dengan reaksi seperti pada Gambar
3.3 berikut:

Gambar 3.3: Oksidasi Dekarboksilasi Asam Piruvat Menjadi Asetil KoA


Piruvat jika tersedia oksigen maka akan mengalami oksidasi dekarboksilasi menjadi asetil
KoA yang selanjutnya masuk ke Siklus Kreb’s, tetap jika tidak tersedia oksigen maka akan
berlangsung respirasi anaerob . Pada organisme anaerob, tanpa adanya oksigen akan
terjadi fermentasi, piruvat bereaksi dengan NADH + H+ dan menghasilkan etanol atau asam
laktat, seperti pada Gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4: Respirasi anaerob, fermentasi asam piruvat menghasilkan etanol atau
asam laktat
3). Siklus Kreb’S: tahap ini disebut juga dengan tahap siklus trikarbokslat atau siklus asam
sitrat (Citric acid cycle/CAC). Tahap ini diawali dengankondensasi asetil Ko A (senyaw
C2) dengan asam oksalo asetat (senyawa C4) menjadi asam sitrat (senyawa C6),
selanjutnya menjadi asam isositrat (C6). Isositrat mengalami oksidasi dan
dekarboksilasi menjadi asam α ketoglutarat (C5) dan menghasilkan NADH. Asam α
ketoglutarat (C5) selanjutnya mengalami oksidasi, dekarboksilasi, dan tiolasi menjadi
Suksinil KoA (C4) dan menghasikan NADH. Suksinil KoA defosforilasi melepaska gugus
fosfat dan melepaskan CoaSH menjadi asam Suksinat (C4) dan menghasilkan ATP.
Asam suksinat selanjutnya teroksidasi menjadi asam fumarat dan terbentuk FADH2.
Asam fumarat menjadi asam malat, selanjutnya asam malat teroksidasi membentuk
asam oksalo asetat dan dihasilkan NADH. Siklus Kreb’s terjadi pada matriks
mitokondria, pada siklus Kreb’s dihasilkan NADH + H+, FADH2, dan ATP. Reaksi dalam
siklus Kreb.s seperti tersaji pada Gambar 3.5 berikut:
Gambar 3.5: Siklus Kreb’s: reaksi oksidasi smpurna dari asam piruvat menjadi karbon
dioksida (CO2) pada siklus asam sitrat (CAC). Dihasilkan senyawa agen
pereduksi NADH dan FADH2
4). Rantai Transpor Elektron: setelah melewati glikolisis dan siklus Kreb’s, satu molekul
glukosa dioksidasi secara sempurna menghasilkan 6 molekul CO2 dan 4 molekul ATP
yang dihasilkan dari glikolisis (2 ATP), dan siklus Kreb’s (2ATP). Sebagian besar enegi
yang berasosiasi dengan glukosa disimpan dalam bentuk pasangan elektron yang
dihasilkan melalui reaksi oksidasi dalam glikolisis dan beberapa senyawa antara
dalam siklus Kreb’s Satu molekul glukosa menghasilkan 12 pasangan electron, 10
sebagai NADH dan 2 sebagai FADH2. Aliran transport electron pada membran dalam
mitokondria tumbuhan seperti skema pada Gambar 3.6 berikut:
Gambar 3.6: Skema transport electron dan pompa proton pada membrane dalam
mitokondria sel tumbuhan.
Elektron dari NADH masuk ke rantai transport electron melalui Komplek I yang
diketahui sebagai ubiquinone-reduktase, dengan penambahan beberapa protein. Pada
komplek I juga terikat Flavin mononukleotida (FMN) dengan besi-sulfur sebagai pusatnya.
Komplek I memindahkan electron dari NADH ke ubiquinone. Ubiquinon adalah senyawa
benzoquinone yang struktur dan fungsinya serupa dengan plastoquinon dalam kloroplas.
Ubiquinon juga larut dalam lemak sehingga dan berdifusi secara bebas dalam membrane.
Ubiquinon tidak berasosiasi secara permanen dengan komplek I tetapi membentuk
kumpulan akseptor electron yang mobile yang memindahkan electron dari komplek I ke
komplek III. Ubiquinol (ubiquinone yang tereduksi secara sempurna) dioksidasi
oleh Komplek III (Sitokrom C reduktase). Pada Komplek III terdapat sitokrom b dan
sitokrom c1. Sitokrom c adalah mobile carrier yang memindahkan electron dari Komplek II
ke komplek akhir (Komplek IV) dari rantai transport electron. Komplel IV diketahui
sebagai sitokrom c-oksidase, komplek IV mengandung sitokrom a dan sitokrom a3 dan
cuprum (Cu). Electron dari sitokrom c dari komplek III berpindah ke sitokrom a kemudian ke
sitokrom a3 dalam komplek IV, dan terakhir electron diterima oleh molekul oksigen sebagai
akseptor electron terakhir. Semua enzim oksidatif siklus asam sitrat terletak di dalam matrix
kecuali enzim suksinat dehydrogenase. Suksinat dehydrogenase merupakan komplek
protein integral (Komplek II)yang terikat erat dalam membran dalam mitokondria. Komplek
II diketahui sebagai suksinat-ubiquinon oksidoreduktase yang mengandung flavin adenine
dinucleotide (FAD), beberapa protein besi non heme, dan pusat besi-sulfur. Suksinat
dehydrogenase mentransfer electron dari suksinat ke ubiquinone selanjutnya melintasi
komplek III dan komplek IV untuk diterima oksigen sebagai akseptor electron terakhir.
Untuk dapat memahami lebih jelas mengenai transport electron pada mitokondria selama
proses respirasi seluler anda dapat membuka laman berikut :

Tumbuhan mempunyai beberapa jalur transport electron alternatif. Rantai transport


electron seperti yang digambarkan di atas umum terjadi pada semua organisme: tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisma. Mitokondria tumbuhan juga mengandung beberapa enzim
redoks. Sedikitnya ada dua enzim redoks yang unik pada tumbuhan, hal ini berdasarkan sifat
enzim redoks tersebut tidak sensitive terhadap inhibitor transport electron.
1). Mitokondria tumbuhan mengandung enzim dehydrogenase eksternal yang terdapat
pada ruang antar membrane mitokondria. Dehidrogenase eksternal mampu
mengoksidasi NADH dan NADPH sitosol, electron hasil oksidasi didonasikan secara
langsung ke ubiquinone dan selanjutnya melintasi komplek III, dan IV sebelum akhirnya
diterima oksigen. Konsekuensinya hanya 2 ATP per pasangan electron yang dihasilkan
dari rantai transpor ini.
2). Tumbuhan mempunyai NADH dehydrogenase yang tidak sensitive terhadap rotenone.
Reduksi ubiquinone oleh komplek I sensitive terhadap penghambatan rotenone dan
amytal. Mitokondria tumbuhan mempunyai NADH dehydrogenase lain yaitu rotenone-
insensitive dehydrogenase yang tidak sensitive terhadap kedua inhibitor transport
electron (rotenone dan amytal). Enzi mini terdapat pada permukan membrane dalam
mitokondria yang langsung menghadap matrix. Enzim ini hanya mengoksidasi NADH
internal atau NADH matrix tetapi tidak dapat mengoksidasi NADH eksternal. Sama
halnya dengan NADH/NADPH dehydrogenase eksternal, electron yang masuk jalur
transport electron melalui rotenone-insensitive dehydrogenase juga hanya dapat
menghasilkan 2 ATP per pasangan electron.
Membran dalam mitokondria tumbuhan mengandung empat NADH/NADPH
dehidronenase yang berbeda Yaitu: a). NADH dehydrogenase internal, b). rotenone-
insensitive NADH dehydrogenase, c). NADH dehydrogenase eksternal, d). NADPH
dehydrogenase eksternal. Skema jalur alternatif transport electron seperti pada gambar 3.7
berikut:

Gambar 3.7: Jalur transport electron alternative pada mitokondria tumbuhan dengan
menggunakan enzim NADH/NADPH eksternal
3). Tumbuhan juga mempunyai jalur Respirasi yang resisten sianida
Sitokrom C oksidase dihambat oleh sianida (CN-), karbon mono oksida (CO), dan azide
(N3-), pada hewan ke tiga inhibitor ini menghambat penyerapan oksigen secara
sempuna dalam proses respirasi. Kebanyakan tumbuhan atau jaringan tumbuhan
resisten terhadap sianida, jaringan pada akar dan daun bayam (Spinacea oleraceae)
dan kacang (Pisum sativum) sebagai contoh respirasi resisten sianida. Respirasi
resisten sianida adalah sensitive terhadap inhibitor turunan asamnhidroksamat seperti
asam salisil hidroksamat (SHAM). Respirasi resisten sianida, sensitive SHAM dikenal
sebagai jalur oksidase alternatif. Oksidase alternatif tersusun dari dua sub unit yang
identik (homodimer) yang berada dalam membrane dalam mitokondria yang
berhadapanlangsung dengan matriks. Oksidase alternative berfungsi sebagai ubiquinin
O2 oksidoreduktase yang menerima electron dari ubiquinone dan langsung
mentransfer ke oksigen tanpa melewati komplek II dan komplek IV. Konsekuensinya
pada jalur oksidase alternative energy tidak disimpan sebagai ATP tetapi energi
diubah dalam bentuk panas. Skema jalur oksidase alternative seperti pada Gambar 3.8
berikut:

Gambar 3.8: Skema jalur Oksidase alternative electron dari ubiquinone


pool langsung diterima oksigen melalui Alternative Oxidase (AOX)
Energi Disimpan Dalam Bentuk ATP Secara Chemiosmosis
Perpindahan electron dari NADH maupun FADH2 menuju Oksigen sebagai akseptor
terakhir melalui rantai transport electron, selama perpindahan terjadi penurunan energy
bebas. Energi pertamakali disimpan dalam bentuk gradien proton, dan selanjutnya dalam
bentuk ATP. Konservasi energy dalam bentuk ATP dalam mitokondria serupa dengan sintesis
ATP dalam kloroplas pada proses fotosintesis yaitu melalui Chemiosmosis.
Saat sepasang electron didonasikan ke komplek I oleh NADH, sepasang proton
diambil dari matriks, ketika electron melintasi ubiquinone proton dilepas ke dalam ruang
antar membrane mitokondria. Saat electron dari ubiquinone pool ke sitokrom b, sepasang
proton dari dari matriks dan dilepaskan ke ruang antar membrane pada saat electron
diterima sitokrom c (komplek III), selanjutnya pelepasan proton ke ruang antar membrane
juga terjadi sat electron melintasi komplek IV. Perpindahan electron yang melibatkan
komplek I, II, dan IV dalam rantai transport electron ini menghasilkan gradien proton antara
metric dan ruang antar membrane. Gradien proton menggerakkan sintesis ATP melalui
komplek F0-F1-ATP sintase yang terletak pada membrane dalam mitokondria (Gambar
3.6). Sintesis ATP dalam mitokondria berhubungan erat dengan konsumsi oksigen, sehingga
disebut sebagai oxidative phosphorylation.
Glukoneogenesis Pada Tumbuhan
Beberapa biji menyimpan senyawa karbon dalam bntuk minyak sebagai cadangan
makanan, dan akan diubah menjadi gula saat biji berkecambah. Proses perubahan minyak
menjadi gula dalam biji ini disebut glukoneogenesis. Simpanan lemak dideposit dalam
bentuk tetesan minyak (yang disebut oil bodies, oleosomes, atau spherosomes). Sifat lemak
dan minyak tidak larut dalam air, sehingga tumbuhantidak mampu mentranslokasi senyawa
ini dari jaringan penyimpan melalui floem untuk pemanjangan akar dan batang pada proses
perkecambahan. Minyak dan lemak harus diubah menjadi gula (Sukrosa atau stakiosa)
supaya dapat diangkut dari jaringan penyimpan menuju ke embrio. Konversi trigliserida
menjadi sukrosa merupakan proses yang kompleks dan melibatkan interaksi antara oil
bodies, glioksisom, mitokondria, dan peroksisom. Mekanisme perubahan trigliserida
menjadi sukrosa melalui beberapa tahap. Pertama lipid dikatabolisme dengan bantuan
enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol, selanjutnya terjadi asam lemak
menalami β oksidasi di dalam glioksisom menjadi asetil koA dan berkondensasi dengan
oksaloasetat yang diambil dari mitokondria, melalui beberapa tahapan reaksi di hasilkan
gloksilat. Glioksilat dan aseil KoA membentuk malat. Malat yang dihasilkan dalam glioksisom
selanjutnya ditranspor ke sitosol dan melalui proses gluconeogenesis membentuk sukrosa.
Mekanisme perubahan trigliserida menjadi sukrosa secara detil digambarkan seperti pada
Gambar 3.9 berikut:

Gambar 3.9: Katabolisme Lipid, Siklus Glioksilat, dan Glukoneogenesis

4. Evaluasi

1. Jelaskan proses respirasi seluler pada tumbuhan mulai dari hidrolisis amilum
sebagai simpanan senyawa sampai dengan dihasilkan ATP
2. Bagaimana anda menjelaskanadanya interaksi metabolic antara mitokondria,
kloroplas, dan sitosol pada sel mesofil daun terkait dengan pembongkaran
energy dalam fotoasimilat
3. Dimana letak kesamaan antara transport electron di dalam kloroplas dengan
transport electron pada mitokondria
4. Bagaimana dapat terjadi perbedaan jumlah ATP yang dihasilkan jika electron
mengalami perpindahan dari NADH menuju ke oksigen sebagai akseptor electron
terakhir dengan perpindahan electron dari FADH2 menuju ke oksigen
5. Jika tumbuhan kacang hidup dilingkungan yang tercemar sianida, bagaimana
proses respirasi selulernya/ mengapa tumbuhan ini masihtahan hidup?
6. Biji jarak pagar mempunyai simpanan karbon lebih banyak dalam bentuk minyak,
bagaimana jika biji memperoleh energy untuk tumbuh pada masa
perkecambahan
7. Jelaskan bagaimana mekanisme sintesis ATP melalui chemiosmosis

E.How would you do it: Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi tumbuhan
Laju respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan,
seperti cahaya, tempertur, serta ketersediaan oksigen pada lingkunga. Tumbuhan yang
biasa hidup di daerah panas andaikata dipindahkan pada lingkungan yang dingin dapat
mempengarugi laju respirasinya. Tumbuhan yang tidak beradaptasi dengan lingkungan
barunya akan terganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Cahaya juga berpengaruh
secara tidak langsung terhadap kecepatan laju respirasi, karena cahaya mempengaruhi laju
fotosintesis tumbuhan yang memproduksi substrat respirasi. Ketersediaan oksigen sangat
berpengaruh terhadap laju respirasi tumbuhan aerobic.
Berdasarkan fakta bahwa lingkungan tempat hidup tumbuhan mempengaruhi laju respirasi
tumbuhan maka, buatlah rancangan percobaan tentang pengaruh temperature terhadap
laju respirasi tumbuhan dengan metoda titrasi. Susunlah rencana ini berbasis
inkuiri dengan urutan kegiatan mengikuti metoda ilmiah dengan urutan kegiatan berikut:

.
MODUL PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN
Metabolit Sekunder
Identitas Mata Kuliah
Mata Kuliah /Kode Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan/NBIO613
Topik Perkuliahan : Metabolit Sekunder
CPMK : 1. menguasai konsep-konsep dasar fisiologi
tumbuhan yang terintegrasi dengan biologi
sel, struktur tumbuhan, serta biokimia secara
cermat, kritis dan sistematis.
3. menganalisis data untuk memformulasikan
pemecahan masalah dalam bidang fisiologi
tumbuhan secara kreatif, dan inovatif
Sub- CPMK : 1.2. Menganalisis hubungan konsep dan prinsip fisiologi
tumbuhan dengan bidang keilmuan lain yang
terkait
3.2. Mengidentifikasi kandungan senyawa
metabolit sekunder tumbuhan
3.3. Merancang penelitian sederhana untuk
memecahkan permasalahan yang terkait
dengan fisiologi
tumbuhan

WHAT DO YOU THINK ABOUT:


Kandungan senyawa aktif tumbuhan ( Metabolit sekunder)
Nenek moyang kita dulu seringkali memanfaatkan tanaman disekitar kita untuk
dimanfaatkan sebagai jamu tradisional. Contohnya jika anggota keluarga ada yang
menderita sakit diare selalu diberi jamu “kunir apu” yang dibuat dari perasan rimpang
kunyit yang dicampur dengan air rendaman kapur tohor dan ditambah sedikit madu.
Rasanya memang tidak enak tetapi dengan minum ramuan ini ternyata dapat menghentikan
diare. Contoh lain black garlic biasa digunakan untuk obat tradisional penyakit hipertensi.
Penggunaan jamu dengan bahan tanaman obat tanpa memperhatikan dosis yang benar juga
dapat menimbulkan efek negative bagi pengguna. Beberapa tahun belakangan semakin
meningkat penelitian saintifikasi tanaman obat yang akan dimanfaatkan sebagai bahan
obat, mulai dari identifikasi kandungan senyawa aktif maupun aspek farmakologi tumbuhan
tertentu. Anugerah (2016) melakukan skrining fitokimia untuk membandingkan kandungan
senyawa aktif ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix DC) pada fraksi yang berbeda yaitu
fraksi etanol, fraksi methanol, dan fraksi air. Hasil skrining fitokimia seperti yang tersaji
dalam Tabel 1. Berikut:
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun jeruk purut dalam 3 fraksi yang berbeda
Kandungan metabolit Fraksi Etanol Fraksi Metanol Fraksi Air
sekunder Ekstrak daun
jeruk purut
Fenolik + + +
Flavonoid + + +
Tanin + + +
Saponin + + +
Alkaloid + + +
Triterpen + + +
Minyak atsiri + + -
Berdasarkan data hasil skrining fitokimia pada Tabel 1 diatas, diskusikan dengan teman
kelompokmu dan susunlah rumusan masalah dari kegiatan penelitian Anugerah (2016)
tersebut. Rumusan masalah harus sudah mencerminkan variable yang akan diteliti
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah anda buatlah hipotesis yang menggambarkan
jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada.

Hipotesis masih merupakan prediksi yang belum pasti kebenarannya dan harus diuji melalui
eksperimen. Langkah selanjutnya anda diminta untuk membuat prosedur eksperimen
skrining fitokimia daun jeruk purut untuk menguji hipotesis yang anda buat. Sebagai
contohnya: jika akan melakukan skrining fitokimia ekstrak daun jeruk dengan menggunakan
pelarut yang berbeda maka tahap pertama yang harus dilkukan adalah ekstraksi daun jeruk
purut dengan pelarut yang sudah ditentukan. Langkah selanjutnya melakukan identifikasi
kandungan senyawa metabolit sekundernya…. dst.
Tugas yang harus dilakukan setiap kelompok adalah: mencari prosedur (dari literatur atau
jurnal untuk uji Fenolik, Flavonoid, Tanin, Saponi, Alkaloid, Triterpen, dan alkaloid.
Dan Tuliskan alat dan bahan yang diperlukan serta prosedur eksperimennya.
Dari data yang sudah disajikan pada tabel 1 cobalah diskusi antar teman untuk membahas
hasil eksperimen skrining fitokimia dari ekstrak daun jeruk purut dengan pelarut yang
berbeda, apakah hipotesis anda dapat diterima, dan tuliskan hasil diskusi kelompok anda

Tahapan terakhir buatlah simpulan dari hasil eksperimen skrining fitokimia ekstrak daun
jeruk purut, apakah simpulan kelompok anda sudah sesuai dengan rumusan
masalahnya?

Karbohidrat, Lemak, Protein, dan Asam Nukleat dikenal sebagai metabolit primer,
yang merupakan komponen penyusun sel. Tumbuhan juga menghasilkan senyawa organik
selain metabolit primer yang dikenal sebagai metabolit sekunder. Berbeda dengan
metabolit primer, senyawa metabolit sekunder bukan merupakan komponen struktur sel
dan tidak berperan langsung dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. Senyawa
metabolit sekunder yang dikenal dengan sebutan Natural Product mempunyai nilai
ekonomi dan obat2an yang signifikan. Distribusi metabolit sekunder pada tumbuhan lebih
terbatas, dalam arti tidak seperti metabolit primer yang selalu ditemukan pada setiap
tumbuhan. Metabolit sekunder tertentu seringkali hanya ditemukan pada spesies tanaman
tertentu, setiap spesies memiliki kandungan metabolit sekunder yang spesifik. Biosintesis
metabolit sekunder berkaitan dengan metabolit primer, keterkaitan antara metabolit primer
dan sekunder digambarkan secara sederhana pada Gambar 1.
Beberapa senyawa antara yang terbentuk dalam proses metabolisme karbon seperti
Eritrosa 4 P (siklus Calvin), Phosphoenol Piruvat (Glikolisis), Piruvat (Glikolisis), Asetil CoA
(dekarboksilasi oksidasi Piruvat), 3 Phosphogliserat (siklus Calvin, dan Glikolisis) merupakan
senyawa prekursor yang terlibat dalam biosintesis metabolit sekunder. Eritrosa 4P dan PEP
bergabung dalam jalur Asam Sikimat , asetil KoA dapat masuk ke Jalur Asam
Malonat maupun Asam Mevalonat, sedangkan piruvat dan 3 Fosfogliserat masuk ke Jalur
MEP. Ke empat Jalur tersebut yang akan menghasilkan berbagai senyawa metabolit
sekunder. Jalur asam sikimat dapat menghasilkan beberapa asam amino aromatik yang
mensintesis metabolit sekunder yang mengandung nitrogen seperti alkaloid, disamping itu
dari jalur ini juga dihasilkan beberapa senyawa fenolik. Senyawa fenolik juga disintesis
melalui jalur asam malonat, sedangkan jalur mevalonat dan jalur Metileritritol fosfat (MEP)
menghasilkan senyawa Terpenoid.
Metabolit sekunder dibagi dalam empat kelompok besar yaitu (1) terpenoid
termasuk hormon, pigmen, minyak esensial (atsiri), steroid, dan karet; (2) Senyawa Fenolik
termasuk flavonoid, coumarin, lignin, dan tannin; (3) glikosida termasuk saponin, glikosida
cardiac, dan glikosida cyanogenic; (4) alkaloid.

Gambar 3. 1: Jalur Utama biosintesis Metabolit Sekunder dan Hubungannya


dengan Metabolisme Primer (sumber: Taiz & Ziger, 2010)

Kelompok Senyawa Metabolit Sekunder

1. Terpenoid
Terpen atau terpenoid merupakan kelompok terbesar dari metabolit sekunder,
umumnya tidak larut dalam air. Terpen disintesis dari asetil KoA yang merupakan senyawa
antara dalam katabolisme karbohidrat. Terpen dibentuk dari hasil fusi isoprene yaitu
senyawa ber karbon lima, seperti berikut:

Gambar 3.2: Struktur kimia Isopren


(sumber: Heldt &Piechulla, 2011)

1.1 Biosintesis Terpen


Terpen diintesis dari metabolit primer, ada dua jalur yang berbeda yang dapat
digunakan untuk biosintesis terpen. Kedua jalur tersebut adalah:
a) jalur asam mevalonat : 3 molekul asetil-KoA berkondensasi membentuk asam mevalonat,
selanjutnya senyawa ini mengalami fosforilsi, dekarboksilasi, dan dehidrasi
menghasilkan Isopentenil difosfat (IPP).
b) jalur Metileritritol fosfat (MEP) : IPP (senyawa 5C) dapat di hasilkan dari senyawa
intermediet dari glikolisis atau dari siklus reduksi karbon pada fotosintesis yaitu
gliseraldehid 3 fosfat (senyawa 3 C) dengan senyawa 2 C yang diturunkan dari piruvat . Jalur
MEP ini terjadi dalam kloroplas atau plastid yang lain. IPP dan senyawa isomernya
dimetilalil difosfat (DPP) keduanya merupakan senyawa beratom 5 yang merupakan
prekursor biosintesis terpen, selanjutnya akan membentuk senyawa terpen yang lebih
besar. Biosintesis terpen disajikan pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3.3: Biosintesis terpenoid dari jalur asam mevalonat dan jalur MEP (sumber: Taiz &
Ziger, 2010)
Terpenoid dibedakan berdasarkan jumlah atom C penysunnya: monoterpen (10 C); sesquiterpen
(15 C), diterpen (20 C), triterpen (30 C), dan tetraterpen (40C).

1. Fungsi Terpenoid
a). Beberapa senyawa terpen berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Beberapa senyawa terpen terlibat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Giberelin dan asam absisat merupakan hormone yang sangat penting dalam beberapa
proses pertumbuhan dan perkembangan. Giberelin termasuk golongan diterpen, sedangkan
asam absisat adalah kelompok sesquiterpen. Sterol merupakan turunan sesquiterpen adalah
komponen esensial dari membrane sel yang membuat solid lapisan fosfolipid. Karotenoid
adalah tetraterpen sebagai pigmen asesori dalam fotosintesis dan juga berfungsi mencegah
fotooksidasi jaringan fotosintetik oleh cahaya. Fitol merupakan senyawa rantai samping
pigmen klorofil adalah turunan terpen.
b). Terpen berfungsi sebagai pertahanan untuk melawan serangga
Terpen adalah senyawa yang dapat bersifat racun dan memberi efek jera bagi banyak
serangga dan mammalia yang menyerang tumbuhan. Pada beberapa tanaman seperti
jagung, tembakau, kapas dan spesies tanaman tertentu akan mensintesis volatile oil dari
golongan monoterpen dan sesquiterpen hanya kalau ada serangan serangga, senyawa ini
dapat menarik predator alami untuk memakan serangga yang menyerang tumbuhan
sehingga kerusakan lebih lanjut dapat dicegah.melalui. Senyawa terpen khususnya
untuk volatile oil ini sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat
penggunaan insektisida sintetis.
c). Terpen sebagai bahan aditif alami untuk industry makanan dan kecantikan
Minyak esensial golongan sesquiterpen yang diekstrak dari tanaman dengan cara destilasi
uap mempunyai komesial yang penting dalam industry. Senyawa ini dapat digunakan
sebagai aroma untuk makanan dan parfum
d). Terpen dapat membunuh serangga karena gagal dalam proses molting
Senyawa Phytoecdysones pertama kali diisolasi dari tanaman paku Polypodium
vulgare, merupakan steroid tanaman yang memiliki struktur kimia serupa dengan hormone
ecdyson. Serangga yang menelan senyawa ini akan terganggu proses moltingnya dan
menghambat perkembangan lebih lanjut, sebagai konsekuensinya serangga mati.

e). Terpen berfungsi sebagai pertahanan tanaman untuk melawan herbivore


Triterpen yang aktiv melawan herbivore adalah senyawa Cardenolid dan Saponin.
Cardenolid termasuk senyawa glikosida (senyawa yang terikat gula atau beberapa gula)
rasanya pahit dan sangat toxik untuk hewan tingkat tinggi. Senyawa ini pada manusia
berefek pada otot jantung karena mempengaruhi pompa Na+/K+ ATP ase, dapat
mempercepat atau memperlambat denyut jantung.

2. Senyawa-senyawa Fenolik

Biosintesis senyawa fenolik pada tanaman melalui dua jalur dasar, (1) jalur asam sikimat, (2)
jalur asam malonat. Jalur asam sikimat merupakan jalur yang sangat penting untuk
biosintesis senyawa fenolik pada hampir semua tumbuhan tinggi, sedangkan jalur asam
malonat lebih banyak terjadi pada biosintesis fenol pada fungi dan bakteri.
Gambar 3.4: Biosintesis Senyawa Fenolik dari Jalur Sikimat dan Malonat
(sumber: Taiz & Ziger, 2010)

Senyawa fenol merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder tumbuhan,
mempunyai fungsi yang bervariasi dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan
pertahanan tumbuhan. Senyawa fenol meliputi senyawa yang berperan dalam proses
signaling, pigmen, penghasil rasa yang dapat menarik atau mengusir hewan, seperti
halnya senyawa yang dapat melindungi tumbuhan dari serangan insekta, bakteri, jamur
dan virus. Senyawa fenol dapat dalam bentuk ester, glikosida, maupun senyawa bebas
tetapi kebanyakan fenol dalam bentuk senyawa ester dan glikosida. Senyawa Fenolik
dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jumlah atom C penysunan:
a. Fenol sederhana
Beberapa senyawa fenol sederhana tersebarluas pada tanaman berpembuluh dan
memperliahtkan fungsi yang berbeda. Contoh Fenol sederhana adalah: asam cafeat (Cafeic
acid), asam benzoat (Benzoic acid), Kumarin (Coumarin). Beberapa senyawa fenol sederhana
diaktivasi oleh sinar, contohnya senyawa furanocoumarins merupakan senyawa yang tidak
aktif sampai diaktivasi oleh sinar UV-A. UV-A menyebabkan furanocoumarins menjadi
bersifat toxik dan dapat masuk dalam dobel helix DNA berikatan dengan basa pirimidin
sitosin dan timin yang menghambat transkripsi DNA dan menyebabkan kematian sel
b. Asam fenolat dan aldehid
Asam hidroksi benzoate dicirikan dengan adanya substitusi gugus karboksil pada suatu
fenol, contohnya: asam galat, asam salisilat, dan asam vanilat.
c. Asam sinamat
Kelompok ini yang umum ditemukan pada tumbuhan adalah asam p kumarat,
asamcafeat, asam ferolat, asam hidroksi ferolat, asam sinapat. Asam sinamat umumnya
ditemukan dalam tumbuhan sebagai ester dari asam quanat, asam sikimat, dan asam
tartarat. Contohnya asam chlorogenat adalah ester asam cafeat dengan asam quinat. Ester
sinamat juga ditemukan sebagai ester gula atau ester dengan asam organic lain.
d. Lignin
Lignin polimer fenolik yang sangat kompleks. Struktur yang pasti dari lignin belum
dikatahui karena sulit diekstraksi dari tanaman, lignin umumnya berukatan secara kovalen
dengan selulosa dan polisakarida lain dalam dinding sel. Lignin banyak ditemukan pada
berbagai jaringan penguat, terutama pada tracheid dan elemen pembuluh xylem. Deposit
lignin terutama pada penebalan dinding sekunder tetapi juga terdapat pada lamella tengah
dinding primer yang langsung berhubungan dengan selulosa dan hemiselulosa. Lignin
menyebabkan batang dan pembuluh vaskuler menjadi kuat dan untuk pertumbuhan keatas,
disamping itu dengan adanya lignin mempermudah penyerapan air dan mineralmelalui
xylem dibawah tekanan negative tanpa menyebabkan jaringan collapse. Lignin juga
mengakibatkan batang keras dan tidak disukai herbivore, andai termakan oleh herbivora
tidak dapat dicerna sehingga secara tidak langsung lignin berperan melindungi tanaman
dari serangan herbivora.
e. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa dengan C15 yang mempunyai struktur C6 – C3 - C6, flavonoid
dibedakan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan struktur dasarnya. Secara umum
flavonoid tersusun dari 2 cincin benzene yang tergabung melalui melalui suatu kelompok
tiga karbon. Flavonoid dibedakan menjadi 3 golongan terutama berdasarkan susunan C3 :
chalcone, auron, dan flavonoid.
1). Chalcone memiliki rantai C3 linier yang menghubungkan dua ring benzene, contoh dari
senyawa chalcone adalah butein suatu pigmen kuning pada bunga, floridzin suatu
senyawa yang ditemukan dalam daun apel yang dilaporkan mempunyai aktivitas
antikanker.
2). Aurone, senyawa ini dibentuk dari hasil siklisasi chalcone. Aurone juga merupakan
pigmen kuning pada bunga.
3). Flavonoid, rangka karbon flavonoid terdiri dari 15 atom karbon yang tersusun dalam 2
cincin benzene yang dihubungkan melalui “jembatan” 3 karbon. Flavonoid dibedakan
menjadi beberapa kelompok senyawa seperti :
a). antosianidin; pigmen yang tidak dalam bentuk aglikon bebas, contohnya: pelargonidin
(orange–red), cyaniding (re), peonidin (rose-red), delphinidin (blue-viole), petunidin
(Blue-purple), malvidin (purple).
b). antosianin, glikosida yang larut air dari antosianidin
4). Flavon dan Flavonols, flavonoid ini menyerap cahaya pada panjang gelombang yang lebih
pendek daripada antosianin yang tidak tampak oleh mata manusia. Flavon dan
flavonol tidak hanya terdapat pada bunga tetapi juga ditemukam pada jaringan
epidermal daun dan batang. Senyawa ini berperan mencegah kerusakan organ
fotosintetik oleh sinar ultra violet karena kemampuannya menyerap cahaya pada
panjang gelombang pendek.
f. Tanin
Tanin melimpah pada spesies tumbuhan yang berbeda. Tanin dapat ditemukan daun,
batang, maupun buah untuk melindungi tumbuhan untuk melawan infeksi dan serangan
herbivora.

3. Alkaloid

Kelompok senyawa alkaloid mempunyai karakteristik: larut dalam air, sedikitnya mengandung
satu molekul nitrogen, dan memperlihatkan aktivitas biologi yang tinggi. Alkaloid dapat
menghasilkan berbagai tingkat respon psikologis dan fisiologis pada manusia seringkali
dengan cara mengganggu neurotransmitter. Alkaloid atau ekstrak tumbuhan yang
mengandung alkaloid telah banyak digunakan untuk tujuan farmakologi dan medis seperti
untuk relaksasi otot, penghilang rasa sakit, sebagai antitusif, racun, dan anastesi. Salah satu
yang sudah dikenal sejak lama adalah opium yang merupakan exudat dari kapsul
biji Papaver senniferon (opium poppy) muda yang digunakan sebagai campuran wine untuk
merangsang rasa kantuk dan menghilangkan rasa sakit. Alkaloid lain yang biasa digunakan
untuk penghilang rasa sakit adalah morfin, codein, dan papaverin. Senyawa alkaloid
mempunyai nilai sebagai bahan obat yang kadang disalahgunakan pemakaiannya dan dapat
menyebabkan kecanduan.

Anda mungkin juga menyukai