Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 6:

1. Aisy Hanifah
2. Sania Sayyida U.
3. Shabrina Andira P.
1. Jelaskan fungsi dan komponen
Air
penyusun darah! • Medium transpor; membawa panas

Elektrolit
• Eksitabil itas membran; distribusi osmotik cairan antara CES
dan CIS; menyangga perubahan pH
Nutrien, zat sisa, gas, hormon
• Diangkut dalam darah; gas CO, darah berperan dalam
keseimbangan asam-basa

Protein Plasma
Plasma • Secara umum, menghasilkan efek osmotik yang penting
dalam distribusi CES antara kompartemen vaskular dan
interstisium; menyangga perubahan pH

Eritrosit
•Mengangkut O, dan CO, (terutama Or)

Leukosit
•Neutrofil: Fagosit yang menelan bakteri dan debris
Elemen •Eosinofil: Menyerang cacing parasitik; penting dalam reaksi alergik
•Basofil: Mengeluarkan histamin, yang penting dalam reaksi alergik,
Seluler dan heparin, yang membantu membersihkan lemak dari darah
•Monosit: Dalam transit menjadi makrofag jaringan
•Limfosit: Menghasilkan antibodi, Respon imun seluler
Trombosit
•Homeostasis
3. a. Jelaskan apa perbedaan limfosit T dan
limfosit B dan sebutkan macam-macam limfosit T
dan limfosit B serta spesifikasi kerjanya!

Limfosit B
 menghasilkan antibodi
 beredar dalam darah
 bertanggung jawab imunitas humoral
Limfosit
B (Sel
B)
Limfosit T
 tidak memproduksi antibodi
 bertanggung jawab imunitas selular Limfosit T
(Sel T)
Suatu antibodi berikatan dengan benda asing spesifik, Secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifiknya
misalnya bakteri (yang memicu produksi antibodi dengan mengeluarkan beragam zat kimia yang melubangi
tersebut), dan menandainya untuk dihancurkan (dengan sel. Sel sasaran dari sel T mencakup sel tubuh yang
fagositosis atau cara lain). dimasuki oleh virus dan sel kanker.
b. Jelaskan bagaimana interaksi antara sel B dan sel T
dalam melawan antigen yang masuk!
 Setelah menemukan antigen yang cocok, sel T bereplikasi
dengan cepat dan membentuk memori.
 Sel T tidak membentuk antibodi. Sel T bekerja sama dalam
sistem imun. Imunitas yang melibatkan sel T dan fagosit
disebut imunitas tingkat sel.
 Sel T penolong (helper T cells: Th) membawa protein penanda
kelas 2 akan mengenali fagosit tersebut dan merangsang sel B
untuk bereplikasi.
 Sel T sitotoksik (cytotoxic T cells: Tc) yang bertugas membunuh
sel tubuh yang terkena infeksi, dgn cara menyekresikan suatu
protein yg dpt melubangi membran sel.
5. Mengapa anak setelah disuntik vaksin mengalami demam ?

Imunisasi memanfaatkan mekanisme pertahanan alami dari tubuh, yaitu sistem imun atau sistem
kekebalan tubuh, untuk membentuk pertahanan spesifik dalam melawan infeksi virus.

Ketika anak diimunisasi, tubuh anak dimasukkan vaksin yang sudah jinak. Kemudian, tubuh akan
memproduksi sebuah respon imun dengan cara yang sama seperti ketika tubuh sedang terkena
penyakit, tetapi tanpa tubuh menunjukkan gejala penyakit tersebut dan ketika tubuh terpapar
penyakit yang sama di masa datang, sistem imun tersebut dapat merespon dengan cepat untuk
mencegah penyakit tersebut berkembang.

Saat membentuk respon imun setelah anak diimunisasi inilah tubuh memberikan respon, seperti
demam, gatal, dan nyeri pada bekas suntikan. Tubuh membentuk sistem kekebalan tubuh baru
gabungan dari vaksin imunisasi yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan suhu
tubuh meningkat (demam)
6. a. Jelaskan penggolongan darah
berdasarkan sistem ABO!
Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan sistem ABO, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Penggolongan ini ditentukan dari antigen dan antibodi yang terdapat pada darah. Antigen dalam golongan
darah (disebut juga aglutinogen) terdapat pada eritrosit atau sel darah merah. Sedangkan antibodi dalam
golongan darah (disebut juga aglutinin) terdapat pada plasma darah.
• Golongan darah A memiliki antigen A pada eritrositnya dan memiliki antibodi anti-B dalam plasmanya.
• Gongan darah B memiliki antigen B pada eritrositnya dan memiliki antibodi anti-A dalam plasmanya.
• Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada eritrositnya, namun tidak memiliki antibodi dalam
plasmanya.
• Golongan darah O tidak memiliki antigen dalam eritrositnya, namun memiliki antibodi anti-A dan anti-B
dalam plasmanya
Tabel transfusi darah berdasarkan sistem ABO
6. b. Apa faktor Rh itu? Mengapa seorang ibu Rh-, dan mengandung janin
Rh+ akan membahayakan janin Rh+ yang dikandung kedua kalinya?

Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau


tidaknya protein antigen D di permukaan sel darah merah.

Ketika si ibu memiliki Rh- sedangkan si janin memiliki Rh+,


maka tubuh ibu akan mengenali Rh+ tersebut sebagai sesuatu yang
asing di tubuh si ibu. Ini berarti jika sel darah dari bayi bertemu dengan
sel darah si ibu, maka sistem imunitas si ibu akan memproduksi
antibodi (bagian dari sistem imunitas yang melawan “benda asing” pada
tubuh) untuk melawan sel darah Rh+.

Ketika Ibu dan janin memiliki kondisi rhesus seperti itu, maka
darah ibu tidak dapat bercampur dengan darah janin, sampai ibu
melahirkan. Pembentukan antibodi pada tubuh ibu akan memerlukan
waktu sehingga pada saat ibu melahirkan anak pertama, biasanya
keadaan ini tidak berpengaruh kepada bayi.Namun berbeda halnya
pada saat hamil anak kedua. Saat itu, Antibodi sudah terbentuk dan
dapat menyerang sel darah merah pada janin. Hal ini tentu saja
berpotensi membahayakan janin, sebagaimana ketika dilahirkan, bayi
berisiko mengalami eritroblastosis atau penyakit lain seperti kuning,
anemia, dan penyakit lain yang lebih serius.
Customize this Template

Template editing instructions


and feedback

Anda mungkin juga menyukai