1 Bahan-bahan Penelitian
2.1.1 Tanah Lempung
2.1.1.1 Tanah Lempung dan Mineral Penyusun
Mineral lempung merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks.
Mineral ini terdiri dari dua lempung kristal pembentuk kristal dasar, yaitu silika
tetrahedra dan aluminium oktahedra. Setiap unit tetrahedra terdiri dari empat
atom oksigen yang mengelilingi satu atom silikon dan unit oktahedra terdiri dari
enam gugus ion hidroksil (OH) yang mengelilingi atom aluminium (Das, 1991).
Ciri tanah lempung adalah sangat keras dalam keadaan kering dan
bersifat plastis pada kadar air sedang sedangkan pada kadar air yang lebih tinggi
lempung akan bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak. Kohesif menunjukan
yang besar sehingga partikel-pertikel itu melekat satu sama lainnya sedangkan
tanpa perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk aslinya dan tanpa terjadi
basah, dengan ukuran butir yang sangat halus dan mempunyai komposisi berupa
hydrous aluminium dan magnesium silikat dalam jumlah yang besar. Mineral
ada klasifikasi yang menyatakan bahwa batas atas lempung adalah 0,005 m
• felspar plagioklas
• mika (muskovit)
lain mineral lempung (kaolinite, montmorillonite dan illite group) dan mineral-
mineral lain yang mempunyai ukuran sesuai dengan batasan yang ada (mika
group, serpentinite group). Satuan struktur dasar dari mineral lempung terdiri
oktahedra (gibbsite sheet). Bila lembaran silika itu ditumpuk di atas lembaran
(a) (b)
(c) (d)
(e)
a. Kaolinite
nama sebuah bukit yang tinggi di Jauchau Fu, China, dimana lempung kaolinite
gibbsite ini sering disebut sebagai mineral lempung 1:1 dengan tebal kira-kira
lempengan tipis dengan diameter 1000 Å sampai 20000 Å dan ketebalan dari
100 Å sampai 1000 Å dengan luasan spesifik per unit massa± 15 m2/gr yang
(𝑂𝐻)8𝐴𝑙4𝑆𝑖4𝑂10
(𝑂𝐻)8𝐴𝑙4𝑆𝑖4𝑂10 . 4𝐻2𝑂
b. Illite
• Kalium (K) berfungsi sebagai pengikat antar unit kristal sekaligus sebagai
penyeimbang muatan.
• Terdapat ± 20% pergantian silikon (Si) oleh aluminium (Al) pada lempeng
tetrahedral.
• Struktur mineral illite tidak mengembang sebagaimana montmorillonite.
Pembentukan mineral lempung yang berbeda disebabkan oleh subtitusi
kation-kation yang berbeda pada lembaran oktahedral. Bila sebuah anion
dari lembaran oktahedral adalah hydroxil dan dua per tiga posisi kation diisi
oleh aluminium maka mineral tersebut disebut gibbsite dan bila magnesium
disubstitusikan kedalam lembaran aluminium dan mengisi seluruh posisi kation,
maka mineral tersebut disebut brucite. Struktur mineral illite dapat dilihat dalam
Gambar 2.15
c. Montmorillonite
Montmorillonite adalah nama yang diberikan pada mineral lempung
yang ditemukan di Montmorillon, Perancis pada tahun 1847 yang memiliki
rumus kimia:
(𝑂𝐻)4𝑆𝑖8𝐴𝑙4𝑂20 . 𝑛𝐻2𝑂
𝑃𝐼
𝐴 = 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 (2.21)
Dimana persentase lempung diambil sebagai fraksi tanah yang < 2 µm untuk
nilai A (Aktivitas),
A > 1,25 : tanah digolongkan aktif dan bersifat ekspansif
1,25 <A< 0,75 : tanah digolongkan normal
A < 0,75 : tanah digolongkan tidak aktif.
Nilai- nilai khas dari aktivitas dapat dilihat pada Tabel 2.7.
dalam larutan air akibat mineral lempung umumnya mempunyai pH>7. Flokulasi
flokulasi. Untuk menghindari flokulasi larutan air dapat ditambahkan zat asam.
Lempung yang baru saja terflokulasi dapat dengan mudah didispersikan kembali
partikel jauh lebih kecil dari gaya goncangan. Apabila lempung tersebut
telahdidiamkan beberapa waktu dispersi tidak dapat tercapai dengan mudah, yang
lamanya waktu.
simetri di sekitar atom-atom oksigen (Gambar 2.17a). Hal ini berarti bahwa
satu molekul air merupakan batang yang mempunyai muatan positif dan
negatif pada ujung yang berlawanan atau dipolar (dobel kutub) (Gambar
2.17b).
Gambar 2.17 Sifat dipolar molekul air (Hardiyatmo, 1992)
Molekul bersifat dipolar, yang berarti memiliki muatan positif dan
negatif pada ujung yang berlawanan, sehingga dapat tertarik oleh lempung secara
2) Tarikan antara kation-kation dalam lapisan ganda dengan muatan negatif dari
ujung dipolar. Kation-kation ini tertarik oleh permukaan partikel lempung yang
bermuatan negatif.
3) Andil atom-atom hidrogen dalam molekul air, yaitu dengan ikatan hidrogen
antara atom oksigen dalam partikel lempung dan atom oksigen dalam molekul-
sodium merupakan yang paling tidak dominan. Ada beberapa faktor yang
besarnya ion hidrasi. Kemampuan mendesak dari kation-kation dapat dilihat dari
Al+3>Ca+2>Mg+2>NH+4>K+>H+>Na+>Li+
Kation Li+ tidak dapat mendesak kation lain yang berada dikirinya (Das, 2008)
secara elektrik disekitar partikel lempung yang disebut air lapisan ganda
jumlahnya akan semakin besar. Air lapisan ganda inilah yang menyebabkan
sifat plastis pada tanah lempung. Konsentrasi air resapan dalam mineral lempung
memberi bentuk dasar dari susunan tanahnya sebagai berikut, tiap partikelnya
terikat satu sama lain lewat lapisan air serapannya. Selain itu jarak antara
partikel juga akan mempengaruhi hubungan tarik menarik atau tolak menolak
antar partikel tanah lempung yang diakibatkan oleh pengaruh ikatan hidrogen,
gaya Van der Walls serta macam ikatan kimia dan organiknya. Bertambahnya
Sehingga ikatan antar partikel tanah yang disusun oleh mineral lempung
akan sangat dipengaruhi oleh besarnya jaringan muatan negatif pada mineral,
muatannya.
pertukaran ion-ion yang dinyatakan dalam miliekivalen per 100 gram lempung
kering. Beberapa garam juga terdapat pada permukaan partikel lempung kering.
terdapat pada lempung dengan kation-kation dari bahan semen yang dicampurkan
2.1.2 Semen
Semen merupakan perekat hidrolis dimana senyawa-senyawa yang
terkandung di dalam semen dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru
yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan. Semen mimiliki susunan yang
berbeda-beda, dan semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Semen non-hidrolik
Semen hidrolik adalah semen yang memiliki kemampuan untuk mengikat
dan mengeras didalam air. Contoh semen hidrolik antara lain semen portland,
semen pozzolan, semen alumina, semen terak, semen alam dan lain-lain.
2. Semen hidrolik.
Semen non hidrolik adalah semen yang tidak memiliki kemampuan untuk
mengikat dan mengeras didalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh
utama dari semen non hidrolik adalah kapur.
Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-3500 m2/g dan ini
berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang aktif mempunyai
sifat sebagai adsorben. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa
k. imia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume
pori- pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-
100% terhadap berat arang aktif.
Tiga metode pembuatan arang tempurung kelapa yaitu metode drum, metode
lubang dan metode tungku. Metode tungku dapat digunakan untuk
memproduksi arang aktif secara komersial, sedangkan metode yang paling sesuai
untuk pembuatan arang dengan skala kecil adalah metode drum. Deskripsi
pembuatan arang tempurung menurut Blando (1976) dan Sukardiyono (1995)
sebagai berikut:
1) Pilih drum bekas.
2) Masukkan tempurung kelapa yang sudah dipecah-pecah.
3) Bakar.
KOMPOSISI KADAR
K2O 45,07
Na2O 15,42
CaO 6,26
MgO 1,32
Fe2O3 1,39
Al2O3 1,39
P2O3 4,64
SO3 5,75
SLO3 4,64