Anda di halaman 1dari 44

MUHAMMAD

HIDAYAT /
105810124610

1. DEFINISI HIDROGRAF UNIT


Hidrograf adalah diagram yang menggambarkan variasi debit atau
permukaan air menurut waktu. Kurva tersebut memberikan gambaran
mengenai berbagai kondisi yang ada didaerah tersebut. Kalau
karakteristik daerah aliran itu berubah maka bentuk hidrograf juga akan
mengalami perubahan. Kegunaan utama hidrograf satuan adalah untuk
menganalisis proyek-proyek pengendalian banjir. Faktor utama untuk
menentukan bentuk hidrograf adalah karakteritik DAS dan iklim. Unsur
iklim yang perlu diketahui adalah jumlah curah hujan total, intensitas
hujan, lama waktu hujan, penyebaran hujan dan suhu.
Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung yang
dihasilkan oleh hujan efektif (hujan netto) yang terjadi merata di seluruh
DAS dan dengan intensitas tetap selama satu satuan waktu yang
ditetapkan, yang disebut hujan satuan. Hujan satuan adalah curah hujan
yang lamanya sedemikian rupa sehingga lamanya limpasan permukaan
tidak menjadi pendek, meskipun curah hujan itu menjadi pendek. Jadi
hujan satuan yang dipilih adalah yang lamanya sama atau lebih pendek
dari periode naik hidrograf (waktu dari titik permulaan aliran permukaan
sampai puncak, time to peak). Periode limpasan dari hujan satuan
semuanya adalah kira-kira sama dan tidak ada sangkut pautnya dengan
intensitas hujan (Suripin, 2003).

hubungan antara hujan efektif dan limpasan lansung

Tujuan dari hidrograf satuan adalah untuk memperkirakan


hubungan antara hujan efektif dan aliran permukaan. Konsep hidrograf

1
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

satuan pertama kali dikemukakan oleh Sherman pada tahun 1932. Dia
menyatakan bahwa suatu sistem DAS mempunyai sifat khas yang
menyatakan respon DAS terhadap suatu masukan tertentu yang
berdasarkan pada tiga prinsip:

1. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran


tertentu, intensitas hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi sama,
akan menghasilkan limpasan dengan durasi sama, meskipun jumlah-
nya berbeda. Ini merupakan aturan empiris yang mendekati
kebenaran.

2. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran


tertentu, intensitas hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi sama,
akan menghasilkan hidrograf limpasan, di mana ordinatnya pada
sembarang waktu memiliki proporsi yang sama dengan proporsi
intensitas hujan efektifnya. Dengan kata lain, ordinat hidrograf
satuan sebanding dengan volume hujan efektif yang
menimbulkannya. Hal ini berarti bahwa hujan sebanyak n kali lipat
dalam suatu waktu tertentu akan menghasilkan suatu hidrograf
dengun ordinat sebesar n kali lipat.

3. Prinsip superposisi dipakai pada hidrograf yang dihasifkan oleh


hujan efektif berintensitas seragam yang memiliki periode-periode
yang berdekatan atau tersendiri. Jadi, hidrograf yang
merepresentasikan kombinasi beberapa kejadian aliran permukaan
adalah jumlah dari ordinat hidrograf tunggal yang memberi
kontribusi

2
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Ketiga asumsi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa


tanggapan DAS terhadap hujan adalah linier, walaupun sebenarnya
kurang tepat. Namun demikian, penggunaan hidrograf satuan telah
banyak memberikan hasil yang memuaskan untuk berbagai kondisi.
Sehingga, teori hidrograf satuan banyak dipakai dalam menentukan debit
atau banjir rencana.

Dalam bentuk definisi yang lebih sederhana hidograf satuan suatu


DAS adalah suatu limpasan langsung yang diakibatkan oleh satu satuan
hujan efektif, yang terbagi rata dalam waktu dan ruang (Soemarto, 1999).
Prinsip penting penggunann hidrograf unit yakni ;
A. Lumped response: Hidrograf menggambarkan semua
kombinasi dari karakteristik fisik DAS yang meliputi
(bentuk, ukuran, kemiringan, sifat tanah) dan karakteristik
hujan.
B. Time Invariant: Hidrograf yang dihasilkan oleh hujan
dengan durasi dan pola yang serupa memberikan bentuk
dan waktu dasar yang serupa pula.

3
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

C. Linear Response: Repons limpasan langsung dipermukaan


(direct runoff) terhadap hujan effektif bersifat linear,
sehingga dapat dilakukan superposisi hidrograf.
Ciri ciri hidrograf satuan antara lain :
Lama satuan hujan
Puncak hidrograf satuan Qp dalam m3/det dan qp
dalam m3/det/km2
Lama waktu tp dari pusat hujan sampai puncak
Lama waktu tv dari pusat hujan sampai 50% dari
volume aliran.

Hidrograf terdiri dari 3 bagian:

a. Sisi naik (rising limb or concentration curve)

b. Puncak (crest or peak discharge)

c. Sisi turun (falling limb or recession curve)

Sifat-sifat Hidrograf antara lain :

4
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Time Lag (L): waktu dari titik berat hujan sampai puncak
hidrograf.
Waktu naik (rising time) tp : waktu mulai hujan sampai
puncak.
Waktu konsentrasi tc: waktu dari akhir hujan sampai titik
belok pada sisi turun.
Waktu turun (recession time) tr : waktu dari puncak
sampai akhir limpasan permukaan.
Waktu dasar (base time) tb: waktu dari awal sampai akhir
limpasan permukaan.
Biasanya air itu dapat mencapai sungai melalui tiga jalan, yaitu :
i. Curah hujan disaliran
Adalah curah hujan yang jatuh langsung pada sungai utama
dan anak sungai yang umumnya termasuk dalam limpasan
permukaan dan tidak dipisahkan sebagai komponen
hidrograf
ii. Limpasan permukaan
Yaitu aliran air yang mencapai sungai dengan tanpa melalui
permukaan air tanah. Disini curah hujan terkurangi oleh
sebagian dari besarnya infiltrasi, serta besarnya air yang
tertahan dan juga dalam genangan.
iii. Aliran air tanah
Adalah air yang menginfiltrasi kedalam tanah, mencapai
permukaan tanah dan menuju sungai dalam beberapa hari
atau lebih.

2. TEORI
Dalam tahun 1932, Dr. L. K Sherman menyarankan hidrograf
satuan sebuah cara untuk memperoleh hidrograf limpasan permukaan dari
curah hujan lebih. Dr. L. K Sherman menegaskan bahwa semua hidrograf
aliran suatu sungai di suatu daerah tertentu yang terjadi karena hujan

5
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

selam waktu tertentu mempunyai basis waktu yang sama. Ini disebabkan
karena bentuk hidrograf hidrograf aliran yang keadaan yang sama
adakah identik pula.
Azaz ini dijadikan dasar untuk penyusunan hidrograf satuan yang
merupakan hidrograf khas untuk suatu daerah aliran. Pada tahun 1932,
L.K. Sherman mengenalkan konsep hidrograf satuan, yang banyak
digunakan untuk melakukan transformasi dari hujan menjadi debit aliran.
Hidrograf satuan didefenisikan sebagai hidrograf limpasan langsung
(tanpa aliran dasar) yang tercatat di ujung hilir DAS yang ditimbulkan
oleh hujan efektif sebesar 1 mm yang terjadi secara merata di permukaan
DAS dengan intensitas tetap dalam suatu durasi tertentu.
Metode hidrograf satuan banyak digunakan untuk memperkirakan
banjir rancangan. Metode ini relative sederhana, mudah peerapannya,
tidak memerlukan data yang kompleks dan memberikan hasil rancangan
yang cukup teliti. Data yang diperlukan untuk menurunkan hidrograf
satuan terukur di DAS yang ditinjau adalah data hujan otomatis dan
pencatatan debit di titik control. Beberapa anggapan dalam penggunaan
hidrograf satuan adalah sebagai berikut:
1. Hujan efektif mempunyai intesitas konstan selama durasi
hujan efektif. Untuk mengetahui anggapan ini maka hujan
deras yang dipilih untuk analisis adalah hujan degan durasi
singkat.
2. Hujan efektif terdistribusi secara merata pada seluruh DAS.
Dengan anggapan ini maka hidrograf satuan tidak berlaku
untuk DAS yang sangat luas, karena sulit untuk
mendapatkan hujan merata di seluruh DAS. Penggunaan
pada DAS yang sangat luas dapat dilakukan dengan
membagi DAS mejadi sejumlah sub DAS, dan pada setiap
sub DAS dilakukan analisis hidrograf satuan.

6
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Dari data hujan dan hidrograf limpasan langsung yang tercatat setiap
interval waktu tertentu (misalnya tiap jam), selanjutnya dilakukan pemilihan
data untuk analisis selanjutnya. Untuk penurunan hidrograf satuan, dipilih
kasus banjir dan hujan penyebab banjir dengan kriteria berikut ini :

1. Hidrograf banjir berpuncak tunggal, hal ini


dimaksudkan untuk memudahkan analisis.
2. Hujan penyebab banjir terjadi merata di seluruh DAS,
hal ini dipiih untuk memenuhi criteria teori hidrograf
satuan.
3. Dipilih kasus banjir dengan debit puncak yang relative
cukup besar.
Berdasar criteria tersebut maka akan terdapat beberapa kasus banjir.
Untuk masing-masing kasus bajir diturunkan hidrograf satuannya. Hidrograf
satuan yang dianggap dapat mewakili DAS yang ditinjau adalah hidrograf
satuan rerata yang diperoleh dari beberapa kasus banjir tersebut.

3. HIDROGRAF UNIT PERIODE TUNGGAL


Jidrogtaf unit periode tunggal, artinya hujan yang terjadi memiliki
durasi yang sama,aau perode tunggal .
Tinggi hujan satuan yang umum digunakan adalah 1 inchi atau 1
mm. Durasi hujan satuan umumnya diambil Tr = 1 jam, namun dapat
dipilih durasi lain asalkan dinyatakan dalam satuan jam (misal 0.5 jam, 10
menit = 1/6 jam). Jika durasi data hujan semula dinyatakan dalam 1 jam,
jika diinginkan melakukan perhitungan dalam interval 0.5 jam, maka
tinggi hujan setiap jam harus dibagi 2 dan didistribusikan dalam interval
0.5 jam

4. PERUBAHAN WAKTU PERIODE SPESIFIK

7
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Dari karakteristik fisik DAS dapat dihitung dua elemen-elemen


penting yang akan menentukan bentuk dari hidrograf satuan itu yaitu 1)
Time Lag (TL), 2) Waktu puncak (Tp) dan waktu dasar (Tb). Selain
parameter fisik terdapat pula parameter non-fisik yang digunakan untuk
proses kalibrasi. Saat ini ada banyak sekali rumus time lag yang telah
dikembangkan oleh para peneliti baik di dalam maupun di luar negeri.
Beberapa software seperti misalnya Program HEC-HMS (Hydrology
Modeling System) membebaskan pengguna memilih rumusan time lag
yang akan digunakan. Prosedur umum ini juga direncanakan cukup
fleksibel dalam mengadopsi rumusan time lag yang akan digunakan.
Fleksibilitas seperti ini perlu diberikan karena sudah banyak hasil
penelitian tentang time lag yang masih berjalan bahkan telah
dipublikasikan.
Namun sejauh ini hasilnya tidak ada yang menunjukan bahwa satu
rumusan time lag sangat jauh lebih baik (superior) dibanding rumusan
time lag yang lainya. Karena itu semua rumus time lag seharusnya dapat
digunakan sesuai dengan batasan yang dibuat oleh penyusunnya.
Hidrograf satuan mempresentasikan aliran langsung yang berasal
dari hujan efektif setinggi 1 mm selama durasi tertentu. Hujan dengan
durasi berbeda akan menghasilkan bentuk hidrograf satuan yang berbeda.
Durasi hujan yang lebih lama akan memperpanjang waktu dasar dan
puncak yang lebih rendah, dan sebaliknya. Akan diberikan dua metode
untuk mengubah durasi hidrograf satuan.
1. Logging method
Metode ini digunakan pada keadaan di mana durasi dikonversi menjadi
durasi yang lebih lama yang merupakan kelipatan dari durasi aslinya.
Apabila hidrograf satuan dengan durasi tr ditambahkan pada hidrograf
satuan identik lainnya dengan keterlambatan tr, maka hidrograf yang
dihasilkan merupakan hidrograf dari 2 satuan hujan yang terjadi dalam

8
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

waktu 2 tr seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.9. Apabila ordinat dari


hidrograf tersebut dibagi 2 akan didapat hidrograf satuan dengan durasi
2tr.

Jumla h n HS durasit r dengan keterlambatan t r


HS durasi nt r =
n

Gambar Hidrograf satuan dengan Ligging method

Contoh
Hidrograf satuan hasil hitungan Contoh 7 dihasilkan oleh hujan dengan
durasi 1 jam. Hitung hidrograf satuan dengan hujan 3 jam.
Penyelesaian
t r=1 jam

9
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

durasi 3 jam
n= =3
durasi1 jam
Hitungan hidrograf satuan dilakukan dalam Tabel 2.10. Hidrograf satuan
yang diperoleh dalam Contoh 7 disusun dalam kolom 2. Sesuai dengan
nilai n = 3, hidrograf satuan tersebut disusun pada kolom 3 berikutnya
dengan keterlambatan setiap jam, seperti diberikan dalam kolom 3, 4 dan
5. Kolom 6 jumlah dari kolom 3, 4 dan 5. Hidrograf satuan dengan durasi

3 jam (
n t r=3 x 1=3 jam diperoleh dengan membagi kolom 6

dengan kolom 3 (Persamaan 2.7) dan hasilnya diberikan dalam kolom 7.

Tabel Hitungan hidrograf satuan (m3/d)

Hidr. Hid.
Waktu Hid. Sat dengan
Satuan Jumlah Sat. 3
(jam) Keterlambatan 3 jam
3
(m /d) jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 0 0 0 0
0,150
2 0,450 0,450 0 0,45
0,551
3 1,203 1,203 0,450 0 1,653 1,422
2,203
4 2,612 2,612 1,203 0,450 4,265
2,345
5 2,793 2,793 2,612 1,203 6,608 1,642
0,853
6 1,629 1,629 2,793 2,612 4,034
0,412
7 0,505 0,505 1,629 2,793 4,927 0,307
0,166
8 0,424 0,424 0,505 1,629 2,558
0,064
9 0,307 0,307 0,424 0,505 1,236 0
10 0,191 0,191 0,307 0,424 0,922
11 0 0 0,191 0,307 0,498
12 0 0,191 0,191

10
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

13 0

2. Metode kurva S
Dengan metode kurva S, hidrograf satuan dapat dikonversi menjadi durasi
lain yang lebih pendek atau panjang. Kurva S akan terbentuk apabila
hujan terus berlanjut sampai waktu tak terhingga. Kurva S dibentuk

dengan menjumlahkan suatu seri hidrograf satuan dengan durasi


tr

dengan keterlambatan
t r , seperti terlihat dalam Gambar 2.10. Apabila

T adalah waktu dasar hidrograf satuan, jumlah dari


T /t r hidrograf

satuan akan menghasilkan kurva S.

Gambar Metode kurva-S

Contoh
Hidrograf satuan hasil hitungan Contoh 7 dihasilkan oleh hujan dengan
durasi 1 jam hitung hidrograf satuan dengan hujan 3 jam dengan
menggunakan metode kurva S.

Penyelesaian

Hitungan hidrograf satuan dengan menggunakan kurva S dilakukan dalam


Tabel 2.11. Hidrograf satuan yang diperoleh dalam Contoh 7 disusun
dalam kolom 1. Hidrograf satuan tersebut disusun pada kolom-kolom

11
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

berikutnya dengan keterlambatan setiap 1 jam, seperti diberikan dalam


kolom 3 sampai 9. Kurva S diperoleh dengan menjumlahkan ordinat
hidrograf satuan dengan hidrograf satuan dengan beberapa keterlambatan
(penjumlahan kolom 2 sampai kolom 9), yang diberikan dalam kolom 10.
Kolom 11 adalah kurva S dengan keterlambatan 3 jam. Kolom (12)
adalah hasil pengurangan antara kurva S (kolom 10) dengan kurva S
keterlambatan 3 jam (kolom 11). Ordinat hidrograf satuan dengan durasi
3 jam (kolom 13) diperoleh dengan mengalihkan kolom 12 dengan
perbandingan antara durasi hujan asli dengan durasi hujan turunannya,

q=X t r /t ' r .
Tabel Hitungan hidrograf satuan dengan durasi 3 jam dalam
Contoh di atas

Wa Hidr.S Kurva Kurv (10)- Hid.S


ktu at S aS (11) at.
Hid. Sat dengan keterlambatan 3 jam
(ja (m3/d) -3 3 jam
m) jam
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 0 0 0 0
2 0,450 0 0,45 0,45 0,150
3 1,203 0,45 0 1,653 0 1,653 0,551
4 2,612 0 0,45 0 4,265 0,45 4,265 1,422
5 2,793 1,20 0 0,45 0 7,058 1,65 6,608 2,203
6 1,629 3 1,20 0 0,45 0 8,687 3 7,034 2,345
7 0,505 2,61 3 1,20 0 0,45 0 9,192 4,26 4,927 1,642
8 0,424 2 2,61 3 1,20 0 0,45 9,616 5 2,558 0,853
9 0,307 2,79 2 2,61 3 1,20 0 9,923 7,05 1,236 0,412
10 0,191 3 2,79 2 2,61 3 1,20 10,114 8 0,922 0,307
11 0 1,62 3 2,79 2 2,61 3 10,114 8,68 0,498 0,166
9 1,62 3 2,79 2 2,61 10,114 7 0,191 0,064
0,50 9 1,62 3 2,79 2 10,114 9,19 0 0
5 0,50 9 1,62 3 2,79 10,114 2 0 0
0,42 5 0,50 9 1,62 3 10,114 9,61 0 0
4 0,42 5 0,50 9 1,62 10,114 6 0 0

12
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

0,30 4 0,42 5 0,50 9 9,92


7 0,30 4 0,42 5 0,50 3
0,19 7 0,30 4 0,42 5 10,1
1 0,19 7 0,30 4 0,42 14
0 1 0,19 7 0,30 4 10,1
0 1 0,19 7 0,30 14
0 1 0,19 7 10,1
0 1 0,19 14
0 1 10,1
14

5. GRAFIK DISTRIBUSI
Grafik distribusi ialah gambar yang absisnya menunjukan
perubahan waktu seperti pada hidrograf satuan dan ordinatnya
menunjukan persentasi debit rata dalam satuan waktu berturut turut
sembarangaterhhadap debit total.

1. Prosedur pembuatan hidrogaf satuan


2. Pemeriksaan variasi grafik ditribusi

3. Perbandingan grafik distribusi dengan


grafik distribusi daerahpengaliran yang sama jenis limpasannya

4. Pemanfaatan hidrograf satuan dalam


daerah pengaturan yang kecil

Untuk mengetahui apakah pemilihan distribusi yang digunakan


dalam perhitungan curah hujan rancangan diterima atau ditolak, maka
perlu dilakukan uji kesesuaian distribusi. Uji ini dilakukan secara
horisontal dengan menggunakan Metode Smirnov Kolmogorof dan
vertikal dengan menggunakan Metode Chi Square:

13
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

1. Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara horizontal,


yaitu merupakan selisih simpangan maksimum antara distribusi teoritis
dan empiris (Do). Dengan pemeriksaan uji ini akan diketahui :

1. Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang


diharapkan atau yang diperoleh secara teoritis.

2. Kebenaran hipotesa diterima atau ditolak.

Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorov, sering juga disebut uji


kecocokan non parametrik (non parametric test), karena pengujiannya
tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Langkah-langkah pengujian
Smirnov-Kolmogorof adalah sebagai berikut (Soewarno, 1995: 198) :

1. Mengurutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan juga


besarnya peluang dari masing-masing data tersebut.

2. Menentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil


penggambaran data (persamaan distribusinya).

3. Dari kedua nilai peluang ditentukan selisih terbesarnya antara


peluang pengamatan dengan peluang teoritis.

14
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

4. Berdasarkan tabel nilai kritis (Smirnov-Kolmogorov Test) dapat


ditentukan harga Dcr.

Apabila Do lebih kecil dari Dcr maka distribusi teoritis yang


digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima, apabila
Do lebih besar dari Dcr maka distribusi teoritis yang digunakan untuk
menentukan persamaan distribusi tidak dapat diterima. Nilai Dcr untuk uji
Smirnov-Kolmogorov tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel Nilai kritis (Dcr) untuk uji Smirnov-Kolmogorov

2. Uji Chi-Square

Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara vertikal apakah


distribusi pengamatan dapat diterima secara teoritis. Pada penggunaan Uji
Smirnov-Kolmogorov, meskipun menggunakan perhitungan metematis
namun kesimpulan hanya berdasarkan bagian tertentu (sebuah variant)
yang mempunyai penyimpangan terbesar, sedangkan Uji Chi-Square

15
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

menguji penyimpangan distribusi data pengamatan dengan mengukur


secara metematis kedekatan antara data pengamatan dan seluruh bagian
garis persamaan distribusi teoritisnya. Uji Chi-Square dapat diturunkan
menjadi persamaan sebagai berikut (Soewarno, 1995: 194):

Dengan :

X2 = Chi-Square.

Ef = frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan, sesuai


dengan pembagian kelasnya.

Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama.

Nilai X2 yang terhitung ini harus lebih kecil dari harga X 2cr (yang didapat
dari tabel Chi-Square).

Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung dengan :

DK = K (P + 1)

Dengan :

DK = derajat kebebasan.

K = banyaknya kelas.

16
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

P = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter,


yang untuk sebaran Chi-Square adalah sama dengan 2 (dua).

Berdasarkan literatur di atas, pada uji Chi-Square menguji penyimpangan


distribusi data pengamatan dengan mengukur secara metematis kedekatan
antara data pengamatan dan seluruh bagian garis persamaan distribusi
teoritisnya dengan niliai X2cr. Nilai X2cr untuk uji Chi Square dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.

Tabel Nilai X2cr untuk uji Chi-Square

17
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

6. PENURUNAN HIDROGRAF UNIT DARI HUJAN KOMPLEKS

Beberapa asumsi dalam penggunaan hidrograf satuan adalah sebagai


berikut.
Hujan efektif mempunyai intensitas konstan selama durasi
hujan efektif. Untuk memenuhi anggapan ini maka hujan
deras untuk analisis adalah hujan dengan durasi singkat.
Hujan efektif terdistribusi secara merata pada seluruh DAS.
Dengan anggapan ini maka hidrograf satuan tidak berlaku
untuk DAS yang sangat luas, karena sulit untuk
mendapatkan hujan merata di seluruh DAS.
Untuk menurunkan hidrograf satuan diperlukan data hujan dan debit
aliran yang berkaitan. Prosedur penurunan hidrograf satuan adalah sebagai
berikut ini :

1. Digambar hidrograf yang berkaitan dengan hujan yang terjadi.


Aliran dasar dipisahkan dengan cara seperti yang telah dijelaskan di
depan, sehingga diperoleh Hidrograf Aliran Langsung (HAL).
2. Dihitung luasan di bawah HAL yang merupakan volume aliran
permukaan. Volume aliran tersebut dikonversi menjadi kedalaman aliran
diseluruh DAS.
3. Ordinat dari HAL dibagi dengan kedalaman aliran, yang
menghasilkan hidrograf satuan dengan durasi sama dengan durasi hujan.

Contoh

18
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

DAS Cimanuk di stasiun Sukatali mempunyai luas DAS sebesar 286


km2. Hujan dengan durasi 1 jam sebesar 5,26 m terjadi secara merata di
seluruh DAS menghasilkan hidrograf debit seperti ditunjukkan dalam
Tabel 2.5. Tentukan hidrograf satuan. Luas DAS 250 km2.

Tabel Hidrograf limpasan langsung

Jam Debit Jam Detik Jam Detik Jam Detik Jam Detik
Ke (m3/d) ke (m2/d) ke (m2/d) ke (m2/d) ke (m2/d)

1 13,2 7 60,0 13 27,9 19 14,4 25 11,0


2 19,0 8 79,5 14 25,6 20 13,8 26 10,7
3 22,2 9 80,5 15 21,4 21 13,2 27 10,0
4 30,0 10 56,9 16 19,4 22 12,3 28 9,9
5 35,7 11 42,1 17 17,4 23 12,1 29 9,4
6 51,0 12 35,7 18 15,8 24 11,2 30 9,1

Penyelesaian

Hitungan dilakukan dengan menggunakan Tabel 2.6.

Kolom 1 menunjukkan waktu (dalam jam), sedang kolom 2 adalah debit.


Kolom 3 adalah aliran dasar ditetapkan sebagai nilai terendah dari
hidrograf sebelum kemudian naik karena adanya aliran langsung dan
diambil konstan yaitu sebesar 13,2 m3/d. Kolom 4 adaLah aliran

19
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

langsung, yaitu hidrograf debit dikurangi aliran dasar. Volume limpasan


langsung diperoleh dengan menjumlahkan kolom 4 dan kemudian
dikalikan dengan 1 jam (3600 detik).

Volume limpasan=417.500 x 60 x 60=1.503 .600 m 3

Tabel Hitungan hidrograf satuan

Waktu Hidrograf Aliran dasar Aliran langsung Hidr. Satuan


(hari) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d/mm)
(1) (2) (3) (4) (5)

20
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

1 13,2 13,2 0,0 0,0


2 19,0 13,2 5,8 1.103
3 22,2 13,2 9,0 1,711
4 30,0 13,2 16,8 3,194
5 35,7 13,2 22,5 4,278
6 51,0 13,2 37,8 7,186
7 60,0 13,2 46,8 8,897
8 79,5 13,2 66,3 12,605
9 80,5 13,2 67,3 12,795
10 56,9 13,2 43,7 8,308
11 42,1 13,2 28,9 5,494
12 35,7 13,2 22,5 4,278
13 27,9 13,2 14,7 2,795
14 25,6 13,2 12,4 2,357
15 21,4 13,2 8,2 1,559
16 19,4 13,2 6,2 1,179
17 17,4 13,2 4,2 0,798
18 15,8 13,2 2,6 0,494
19 14,4 13,2 1,2 0,228
20 13,8 13,2 0,6 0,114
21 13,2 13,2 0,0 0,0
22 12,3 0 0,0 0,0

Selanjutnya dihitung kedalaman aliran, yaitu volume total dibagi dengan


luas DAS :

Volume 1.503.000 m3
Kedalamanaliran= = =0,00526 m=5,26 mm
Luas 286 x 106 m2

21
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Hidrograf satuan yang diperoleh dengan membagi hidrograf aliran pada


kolom 4 dengan kedalaman aliran dan asilnya diberikan dalam kolom 5.

kolom 4
Ordinat Hidrograf satuan=
5,26

Hidrograf satuan tersebut dapat dilihat dalam Gambar berikut,

Gambar Hidrograf satuan dalam Contoh

Untuk penurunan hidrograf dari hujan efektif, Dalam Sub bab 2.4.2
telah dijelaskan cara penurunan hidrograf satuan dari hidrograf terukur yang
dibangkitkan oleh hujan efektif tunggal. Hitungan dapat dilakukan dengan
cara sederhana.

22
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Apabila hujan terdiri dari beberapa intensitas berbeda yang terjadi


secara berurutan seperti ditunjukkan dalam Gambar, analisis hidrograf satuan
menjadi lebih rumit. Hidrograf satuan dapat dihitung dengan persamaan
berikut:

nM
Qn= Pm q nm+1
m =1

n=1,2, 3, , N

m=1, 2,3, , M

dengan :

Qn = hidrograf limpasan langsung

Pm = hujan efektif

q nm+1 = hidrograf satuan

N = jumlah ordinat dari hidrograf limpasan langsung

M = jumlah durasi hujan yang berurutan

23
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Notasi nM yang merupakan batas atas dari penjumlahan untuk

m=1, 2, ,n untuk n M , tetapi untuk n> M ,

penjumlahan dibatasi sampai m=1, 2,3, , M

Gambar Penurunan hidrograf dari hujan berurutan

24
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Seperti yang ditunjukkan dalan Gambar 2.8, nilai M = 3 yang

berarti terdapat tiga hujan berurutan dengan intensitas berbeda yaitu

p1 , p2 , p3 . Jumlah ordinat yang nilainya tidak sama dengan nol dari

hidrograf satuan adalah 6.

Dari persamaan (6.10), untuk m=1 dan n=1 maka :

Q1= p1 q11+1= p1 q 1

Untuk n=2 ada dua suku yang membentuk ordinat hidrograf

limpasan langsung, yaitu :

2
Q2= pm q nm+1= p 1 q 21 +1+ p 2 q 22+1
m=1

Q2= p1 q2 + p2 q1

Untuk n=3 , terdiri tiga suku yaitu :

3
Q3= Pm q nm+1
m=1

25
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Q3= p1 q31+1 + p2 q3 2 +1+ p 3 q 33+1

Q 3 = p1 q3 + p2 q2 + p3 q1

Untuk n=4 :

3
Q 4 = Pm qnm +1
m=1

Q4 =p 1 q 41+1 + p2 q 42+1 + p3 q4 3+1

Q4 =p 1 q 4 + p2 q3 + p3 q2

Dengan cara yang sama, untuk n=5,6, 7, 8 dan 9 maka persamaan

menjadi :

Q 5 = p1 q5 + p2 q 4 + p 3 q 3

26
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Q6= p1 q6 + p2 q 5+ p3 q 4

Q7= p1 q7 + p2 q6 + p 3 q 5

Q8= p1 q8 + p2 q7 + p3 q 6

Q9= p1 q 9+ p2 q 9+ p 3 q 7

Contoh

Hitung hidrograf satuan satu jaman dengan menggunakan histogram hujan


efektif dan hidrograf limpasan langsung seperti diberikan dalam Tabel .

Tabel Hidrograf debit dan hujan efektif

Waktu Hujan efektif Debit limpasan


(jam) (mm) (m3/d)
1 27 12,1
2 49 54,5
3 46 150,0
4 258,6
5 300,9
6 221,8
7 111,0

27
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

8 52,3
9 39,7
10 23,5

Penyelesaian

Dari Tabel 2.7. diketahui bahwa M =3 dan N=11 . Jadi jumlah

ordinat dari hidrograf adalah NM +1=113+1=9 . Substitusi

ordinat dari hujan efektif dan hidrograf limpasan langsung ke dalam


Persamaan (2.6) memberikan 11 persamaan simultan. Persamaan tersebut
dapat diselesaikan untuk mendapatkan ordinat hidrograf satuan.

Dari Persamaan yaitu


Q1= p1 q1 didapat:

Q1 12,1
q1 = = =0,45 m3 /mm
p1 27

Dari Persamaan yaitu


Q2= p1 q2 + p2 q1 didapat:

Q2 p 2 q 1 54,549 x 12,1
q 2= = =1,203
p1 27

Dari Persamaan yaitu


Q3= p1 q3 + p2 q2 + p3 q1 didapat:

28
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Q3 p 2 q 2 p3 q1 150,049 x 1,20346 x 0,450


q3 = = =2,612
p1 27

Dengan cara yang sama dihitung ordinat dari hidrograf satuan:

Q4 p 2 q 3 p3 q2 258,649 x 2,61246 x 1,203


q 4= = =2,793
p1 27

Q5 p 2 q 4 p 3 q 3 300,949 x 2,79346 x 2,612


q5 = = =1,629
p1 27

Q 6 p2 q5 p3 q 4 221,849 x 1,62946 x 2,793


q 6= = =0,505
p1 27

Q7 p2 q6 p3 q 5 111,049 x 0,50546 x 1,629


q7 = = =0,424
p1 27

Q 8 p2 q7 p3 q 6 152,349 x 0,42446 x 0,505


q 8= = =0,307
p1 27

Q 9 p2 q8 p 3 q 7 39,749 x 0,30746 x 0,424


q 9= = =0,191
p1 27

Dengan demikian diperoleh hidrograf satuan seperti diberikan dalam Tabel


Ordinat pertama dan terakhir hidrograf satuan adalah nol.
Contoh

29
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Dari hasil hidrograf satuan seperti diberikan dalam Contoh 6, hitung


hidrograf limpasan langsung apabila terjadi hujan efektif dengan kedalaman
20 mm, dengan 5 mm pada jam pertama, 11 mm pada jam kedua dan 4 mm
pada jam ketiga.
Tabel Hidrograf Satuan

Waktu Hidrograf Satuan


(jam) (m3/d)
1 0
2 0,450
3 1,203
4 2,612
5 2,793
6 1,629
7 0,505
8 0,424
9 0,307
10 0,191
11 0

Penyelesaian

Hitungan hidrograf aliran langsung dapat dilakukan dengan menggunakan


Persamaan.

Dengan Persamaan Q1 dihitung ordinat pertama dari hidrograf:

Q1= p1 q1=4 x 0,45=1,35 m3 /d

Dengan Persamaan Q2 dihitung ordinat kedua hidrograf:

3
Q2= p1 q2 + p2 q1=3 x 1,203+ 5 x 0,45=5,859 m / d

30
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Dengan Persamaan Q3 dihitung ordinat ketiga hidrograf:

Q3= p1 q3 + p 2 q 2 + p 3 q 1=3 x 2,612+5 x 1,203+ 4 x 0,45=15,651 m3 / d

Hitungan dengan cara tersebut dapat dilakukan secara lebih mudah dengan
menggunakan Tabel Hitungan hidrograf aliran langsung. Hidrograf satuan
hasil hitungan dalam Contoh diberikan dalam kolom 2, sedang hujan efektif
diberikan dalam baris sisi atas tabel. Kolom 3 adalah perkalian antara ordinat
hidrograf satuan dengan hujan efektif jam pertama yaitu 3 mm. Kolom 4
adalah perkalian antara ordinat hidrograf satuan dengan hujan efektif jam
kedua yaitu 5 mm, dengan keterlambatan 1 jam. Kolom 5 adalah perkalian
antara ordinat hidrograf satuan dengan hujan efektif jam ketiga yaitu 4 mm,
dengan keterlambatan 2 jam. Kolom 6 adalah penjumlahan dari kolom 3, 4
dan 5; yang merupakan hidrograf limpasan langsung yang dibangkitkan oleh
hujan efektif dengan 3 mm pada jam pertama, 5 mm pada jam kedua dan 4
mm pada jam ketiga.

Tabel Hitungan hidrograf aliran langsung

Waktu Hidr. Satuan Kolom 2 x hujan efektif Limpasan


(jam) 3
(m /d) 3 mm 5 mm 4 mm Langsung (m3/d)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 0 0 0
2 0,450 1,350 0 1,350
3 1,203 3,609 2,250 0 5,859
4 2,612 7,836 6,015 1,800 15,651
5 2,793 8,379 13,060 4,812 26,251
6 1,629 4,887 13,965 10,448 29,300
7 0,505 1,515 8,145 11,172 20,832

31
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

8 0,424 1,272 2,525 6,516 10,313


9 0,307 0,921 2,120 2,020 5,061
10 0,191 0,573 1,535 1,696 3,804
11 0 0 0,955 1,228 2,183
12 0 0,764 0,764
13 0 0

7. HIDROGRAF UNIT RENCANA

Hidrograf banjir rencana yang dihasilkan oleh HSS dengan input


data dan bentuk dasar HSS yang relatif sederhana, seringkali tidak terlalu
berbeda jauh dengan HSS dengan input data dan bentuk dasar HSS yang
relatif rumit. HSS dengan input data yang rumit sulit diterapkan pada
daerah dengan data terbatas.
Di daerah di mana data hidrologi tidak tersedia untuk menurunkan
hidrograf satuan, maka dibuat hidrograf satuan sintetis yang didasarkan
pada karakteristik fisik dari DAS. Berikut ini diberikan beberapa metode
yang biasa digunakan.

7.1 Metode Snyder

Empat parameter yaitu waktu kelambatan, aliran puncak, waktu dasar,


dan durasi standar dari hujan efektif untuk hidrograf satuan dikaitkan dengan
geometri fisik dari DAS dengan hubungan berikut ini.

t p =C t ( L. Lc )0,3

32
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Cp A
Q p=
tp

tp
T =3+
8

tp
t D=
5,5

Apabila durasi hujan efektif


t r tidak sama dengan durasi standar tD ,

maka :

t pR =t p +0,25 ( t r t D )

tp
Q pR=Q p
t pR

dengan :

tD = durasi standar dari hujan efektif (jam)

tr = durasi hujan efektif (jam)

33
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

tp = waktu dari titik berat durasi hujan efektif


t D ke puncak

hidrograf satuan (jam)


t pR = waktu dari titik berat durasi hujan efektif
t r ke puncak

hidrograf satuan (jam)


T = waktu dasar hidrograf satuan (hari)

Qp = debit puncak untuk durasi


tD

Q pR = debit puncak untuk durasi t r

L = panjang sungai utama terhadap titik control yang ditinjau

(km)
Lc = jarak antara titik control ke titik yang terdekat dengan titik

berat DAS (km)


A = luas DAS (km2)

C1 = koefisien yang tergantung kemiringan DAS, yang

bervariasi dari 1,4 sampai 1,7


Cp = koefisien yang tergantung pada karakteristik DAS, yang

bervariasi antara 0,15 sampai 0,19


Dengan menggunakan rumus-rumus tersebut di atas dapat
digambarkan hidrograf satuan. Untuk memudahkan penggambaran, berikut
ini diberikan beberapa rumus :

34
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

1,08
0,23 A
W 50= 1,08
Q pR

0,13 A 1,08
W 75=
Q pR1,08

dengan
W 50 dan W 75 adalah lebar unit hidrograf pada debit 50% dan

75% dari debit puncak, yang dinyatakan dalam jam. Sebagai acuan, lebar

W 50 dan
W 75 dibuat dengan perbandingan 1:2; dengan sisi pendek

di sebelah kiri dari hidrograf satuan.

7.2 Metode SCS (Soil Conservation Service)

SCS menggunakan hidrograf tak berdimensi yang dikembangkan dari


analisis sejumlah besar hidrograf satuan dari data lapangan dengan berbagai
ukuran DAS dan lokasi berbeda.

Ordinat hidrograf satuan untuk periode waktu berbeda dapat diperoleh


dari tabel berikut, dengan nilai :

0,208 A
Q p=
Pr

t
Pr= r + tp
2

35
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Tabel 2.12 Hidrograf satuan metode SCS

t /Pr Q/ Qr t / Pr Q/Qr t /Pr Q/Qr

0 0 1,0 1,0 2,4 0,18


0,1 0,015 1,1 0,98 2,6 0,13
0,2 0,075 1,2 0,92 2,8 0,098
0,3 0,16 1,3 0,84 3,0 0,075
0,4 0,28 1,4 0,75 3,5 0,036
0,5 0,43 1,5 0,66 4,0 0,018
0,6 0,60 1,6 0,56 4,5 0,009
0,7 0,77 1,8 0,42 5,0 0,004
0,8 0,89 2,0 0,32 0
0,9 0,97 2,2 0,24

7.3 Metode GAMA I

Hidrograf satuan sintetik Gama I dikembangkan oleh Sri Harto


(1993,2000) berdasar perilaku hidrologis 30 DAS di pulau Jawa. Meskipun
diturunkan dari data DAS di Pulau Jawa, ternyata hidrograf satuan sintetik
Gama I juga berfungsi baik untuk berbagai daerah lain di Indonesia.

HSS Gama I terdiri dari tiga bagian pokok yaitu sisi naik (rising limb),
puncak (crest) dan sisi turun/resesi (recession limb). Gambar 2.12
menunjukkan HSS Gama I. Dalam gambar tersebut tampak ada patahan
dalam sisi resesi. Hal ini disebabkan sisi resesi mengikuti persamaan
eksponensial yang tidak memungkinkan debit sama dengan nol. Meskipun
pengaruhnya sangat kecil namun diperhitungkan bahwa volume hidrograf
satuan harus tetap satu.

36
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Gambar Hidrograf satuan sintetik GAMA I

HSS Gama I terdiri dari empat variable pokok, yaitu waktu naik (time
of rise TR), debit puncak (Qp), waktu dasar (TB), dan sisi resesi yang
ditentukan oleh nilai koefisien tampungan (K) yang mengikuti persamaan
berikut :

t
Q t =Q p e K

dengan :

Qt = debit pada jam ke t (m3/dt)

37
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Qp = debit puncak (m3/d)

t = waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam)

K = koefisien tampungan (jam)

Persamaan-persamaan yang digunakan dalam HSS Gama I :

1. Waktu puncak HSS Gama I ( TR


3
L
TR=0,43 ( 100 )
SF + 1,0665+1,2775

2. Debit puncak banjir (QP)

QP=0,1836 A0,5886 TR0,4008 JN 0,2381

3. Waktu dasar (TB)

TB=27,4132 TR0,1457 S0,00986 SN 0,7344 RUA 0,2574

4. Koefisien resesi (K )

K=0,5617 A 0,1798 S0,1446 SF1,0897 D 0,0452

5. Aliran dasar (QB)

QB=0,4715 A 0,6444 D 0,9430

dengan :
A = luas DAS (km2)

38
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

L = panjang sungai utama (km)

S = kemiringan dasar sungai

SF = factor sumber, perbandingan antara jumlah panjang sungai

tingkat satu dengan jumlah panjang sungai semua tingkat


SN = frekuensi sumber, perbandingan antara jumlah panjang

sungai tingkat satu dengan jumlah panjang sungai semua


tingkat
WF = factor lebar, perbandingan antara lebar DAS yang diukur di

titik sungai yang berjarak 0,75 L dengan DAS yang diukur di


sungai yang berjarak 0,25 L dari stasiun hidrometri (Gambar
2.13)
JN = jumlah pertemuan sungai

= luas DAS sebelah hulu, perbandingan antara luas DAS yang

diukur di hulu garis yang ditarik tegak lurus garis hubung


antara stasiun hidrometri dengan titik yang paling dekat
dengan titik berat DAS, melalui titik tersebut (Gambar 2.14)
D = kerapatan jaringan kuras, jumlah panjang sungai semua

tingkat tiap satuan luas DAS

39
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Gambar Sketsa penetapan WF

Gambar Sketsa penetapan RUA

Persamaan tambahan yang terkait dengan HSS Gama I adalah indeks


infiltrasi atau indeks dapat dihitung dengan persamaan berikut :

40
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

4
A
2
indeks=10,49033,859 A +1,6985 x 10 13
( )
SN

dengan :

indeks = indeks infiltrasi (mm/jam)

A = luas DAS (km2)

SN = frekuensi sumber

7.4 Metode Nakayasu

Hidrograf satuan sintetik Nakayasu dikembangkan berdasar beberapa


sungai di Jepang (Soemarna, 1987). Bentuk HSS Nakayasu diberikan oleh
Gambar 2.15 dan persamaan berikut ini.

A
Q p=
1
(
6 0,3 Tp+T 0,3 )
T p =T g +0,8 T r

t g=0,4 +0,058 Luntuk L>15 km

0,7
T g=0,21 L untuk L<15 km

41
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

T 0,3 =t g

dengan :
Qp = debit puncak banjir

A = luas DAS (km2)

Re = curah hujan efektif (mm)

Tp = waktu dari permulaan banjir sampai puncak hidrograf


banjir (jam)
T 0,3 = waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak

banjir (jam)
tg = waktu konsentrasi

Tr = satuan waktu dari curah hujan (jam)


= koefisien karakteristik DAS

L = panjang sungai utama (km)

42
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

Gambar Hidrograf satuan sintetik Nakayasu

Bentuk hidrograf satuan diberikan oleh persamaan berikut :

a. Pada kurva naik ( 0<t <T p )


t 2,4
Qt =Q P
Tp

b. Pada kurva turun ( T p< t<T 0,3 )


tT p )/ T 0,3
Qr=QP x 0,3(

c. Pada kurva turun (T 0,3 <t< T 0,32 )


Qt =Q P x 0,3 [(
t T p) + (0,5 T 0,3) ] / (1,5 T 0,3 )

d. Pada kurva turun (t >T 0,32)

43
MUHAMMAD
HIDAYAT /
105810124610

[(t T p) +(1,5 T 0,3) ]/ (2 T 0,3 )


Qt =Q P x 0,3

44

Anda mungkin juga menyukai