Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS HIDROLOGI WATERSHED MODEL

UNTUK PEMBUATAN DAS/SUB DAS, ARAH & AKUMULASI ALIRAN DRAINASE

Akumulasi aliran air merupakan lokasi dimana beberapa arah air bergabung menjadi arah aliran baru.
Sifat keberadaan akumulasi aliran air pada umumnya lebih rendah dari sekitarnya. Proses pembuatan
akumulasi aliran air adalah dengan membuat data aliran air dan menghitung akumulasinya.

Analisis yang menggunakan data permukaan digital dalam penentuan aliran air pada suatu wilayah
disebut sebagai analisis watershed. Dalam proses analisisnya digunakan penentuan arah kelerengan
dari suatu posisi pada data tinggi grid. Prosedur Analisis aliran drainase :
1. Pembuatan Grid Kontinyu
2. Pembuatan akumulasi aliran Drainase
3. Pembuatan alur aliran Drainase
4. Pembuatan area DAS/pemodelan watershed

Skema kerja delineasi DAS serta Pembuatan Arah dan Akumulasi Aliran
menggunakan analisis Hidrologi
a. Persiapan dan Pengolahan Data

Data yang dibutuhkan untuk membuat model hidrologi ini hanya data ketinggian (kontur) yang
kemudian diolah menjadi DEM. Data raster DEM tersebutlah yang menjadi data dasar dalam
mengolah model hidrologi. Tempfli, 1991 menyatakan DEM adalah data digital yang menggambarkan
geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat
hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan tersebut
menggunakan himpunan koordinat.

Data DEM (Digital Elevation Model) merupakan data yang berbentuk raster dengan ukuran piksel
setiap piksel menunjukkan ketinggian areal di atas permukaan laut, Data DEM diperoleh dari citra
Radar SRTM, ekstraksi dari DEM tersebut digunakan sebagai pembuatan peta kemiringan lereng, serta
untuk membantu dalam intepretasi bentuklahan. Selain itu data DEM juga digunakan untuk analisis
hidro-modeling yang berupa flow determination, network dan catchment extraction. Data shapefile
pendukung lainnya yang digunakan ialah batas kabupaten, sungai, nama desa, jalan, data lain yang
diperlukan dalam peta RBI.

DAS (Daerah Aliran Sungai) umumnya mempunya sub-sub DAS yang menjadi akumulator air untuk
sungai utamanya, sebagai langkah awal perlu dilakukan identifikasi sub das yang ada di dalam DAS
dengan teknik flow acumulation yang di dasarkan kepada data DEM pengolahan data awal dilakukan
menggunakan sofware Global Mapper dan selanjutnya di olah mengunakan perangkat analisis
hidrologi di dalam sofware ArcGis/ArcMap.

Contoh Data DEM


b. Flow Direction Model

Flow direction merupakan aspek terpenting dalam analisis hidrologi yang merupakan pemetaan arah
aliran air yang dapat dimodelkan menggunakan nilai elevasi dari data DEM. Pemodelan yang
dinamakan flow direction menggunakan raster surface DEM sebagai infut dan menghasilkan output
raster yang menunjukkan arah aliran keluar. Pemodelan flow direction akan menjadi bahan untuk
menganalisis keberadaan sink atau cekungan yang dapat mengganggu proses pemodelan hidrologi.
Flow Direction sering juga di sebut dengan arah dari setiap piksel yang menunjukkan piksel terendah
di sekitarnya.

Contoh Flow Direction Model Dengan Depresi

c. Depresionless DEM

Depresionless DEM yaitu menghaluskan data DEM yang bebas dari depresi (depresionless) depresi
DEM di sebabkan oleh adanya cekungan yang memerangkap air atau di sebut juga dengan sink hal ini
disebabkan oleh kesalahan pengukuran elevasi oleh sensor ataupun karena morfologi alami di
lapangan yang membuat adanya cekungan.

Adanya depresi sink sangat mempengaruhi pemodelan akumulasi aliran sehingga data DEM SRTM
perlu di proses dengan fungsi fill yang ada di perangkat Analisis hidrology. Untuk membuat model
akumulasi aliran (flow Accumulation) memerlukan input DEM yang halus tanpa adanya depresi.
Setelah diproses dengan fill selanjutnya akan di buat flow direction baru yang bebas dari sink yang
nantinya menjadi bahan untuk permodelan akumulasi air (Flow Acumulation).
Contoh Depresionless DEM mengunakan Fill

Contoh Flow Direction Model Tanpa Depresi


d. Flow Acumulation

Hasil analisis Flow Acumulation menyerupai peta alur sungai semakin putih warnanya menunjukkan
semakin besar akumulasi air di titik tersebut atau semakin besar dimensi sungai di lapangan. Flow
Acumulation menggambarkan bobot air yang terakumulasi di satu titik berdasarkan jumlah piksel yang
mengarah kepadanya.

Contoh Flow Acumulation

e. Watershed Model

Untuk mendapatkan model akumulasi air dilakukan pemodelan dengan mengunakakan watershed
yang ada pada perangkat analisis hidrologi, sebelum proses pemodelan watershade dilakukan
diperlukan pendifinisian titik outlet atau titik tumpah air dengan cara membuat (pour points) di
tempat yang dianggap sebagai tumpahan air DAS. Kemudian sofware akan menghitung setiap piksel-
piksel yang mensuplai air ke titik tumpah (pour points) yang di anggap sebagai batas cathment, dan di
peroleh batas deliniasi batas sub DAS untuk salah satu DAS.
Contoh Watershed Model

Contoh Hasil Analisis Hidrologi dengan Watershed Model

Anda mungkin juga menyukai