Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL SPONSORSHIP SUPPORT

“RAKUT SITELU” FILM DOKUMENTER


UNTUK MENGHADIRI INDIWISE INTERNATIONAL FILM FESTIVAL
DI MIAMI, FLORIDA USA 09 - 12 AGUSTUS 2018

I. PROLOG

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah “dokumenter”


pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty yang ditulis
oleh The Moviegoer, nama samaran dari John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8
Februari 1926.

John Grierson menanggapi karya Robert Flaherty pada karyanya yang berjudul Nanook
of the North. Film yang berdurasi kurang lebih 1,5 jam itu tidak lagi ‘mendongeng’
ala Hollywood. Grierson kemudian menyampaikan pandangannya bahwa apa yang
dilakukan oleh Flaherty tersebut merupakan sebuah perlakuan kreatif terhadap kejadian-
kejadian aktual yang ada.

Grierson sangat percaya bahwa “Sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan suatu
bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk 100 penonton
yang berbeda pula”. Oleh karena itu dokumenter-pun termasuk di dalamnya sebagai
suatu metode publikasi sinematik, yang dalam istilahnya disebut “creative treatment of
actuality”.

Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film
mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, awalnya semua film
non-fiksi adalah film dokumenter. Mereka merekam kegiatan sehari-hari, misalnya kereta
api masuk ke stasiun. Pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan.

Artinya, film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
Sama seperti film fiksi lainnya, film dokumenter juga mendapat perlakuan kreatif
sehingga memungkinkan untuk dipandang bukan sebagai suatu rekaman kejadian nyata.
Penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh voiceover, wawancara
dari para ahli, saksi dan pendapat anggota masyarakat, penempatan lokasi yang terlihat
nyata, potongan-potongan kejadian langsung dan materi yang berasal dari arsip yang
ditemukan.

Varian dari film dokumenter saat ini semakin berkembang, dulu film dokumenter hanya
dibuat orang untuk mendokumentasikan sebuah peristiwa yang berfungsi sebagai alat
untuk memberitahukan suatu kegiatan atau peristiwa. Saat ini film dokumenter telah
berkembang semakin cepat, tidak hanya sebagai sebuah pendokumentasian saja, namun
telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, mulai dari bagian jurnalistik
televisi, features, hingga sebagai alat advokasi terhadap kepentingan tertentu.

II. OBJEKTIF
Belum banyak orang menaruh perhatian penuh pada film dokumenter. Padahal film ini
memiliki potensi unik untuk menyentuh dan menggerakan masyarakat lantaran
menyajikan realitas dalam bentuk yang kreatif.

Film dokumenter pada hakikatnya memang tak seperti film komersil yang lebih mudah
diakses dan banyak diketahui masyarakat pada umumnya. Dalam film dokumenter tidak
ada cerita fiktif yang dibuat-buat untuk mendramatisir adegan sepanjang film. Artinya,
film dokumenter digunakan untuk merepresentasikan kenyataan dan menampilkan
kembali fakta yang ada dalam kehidupan yang dibuat lebih terstruktur dalam durasi film.

“RAKUT SITELU” adalah salah satu dari beberapa film dokumenter yang diproduksi oleh
MID Film, sebuah Rumah Produksi yang berdomisili di Kota Medan. MID Film selama ini
konsisten berkarya dalam membuat film-film dokumenter, yang menuangkan cerita
kondisi realitas yang terjadi di masyarakat khususnya yang ada di wilayah Sumatera
Utara, terutama pada kondisi sosial dan budaya.

Film “RAKUT SITELU” yang telah selesai di produksi beberapa bulan yang lalu, kemudian
diikutkan dalam sebuah Festival Film yang diadakan oleh Grand IndieWise Convention -
FilmFreeWay, salah satu organisasi untuk menyelenggarakan festival film
documenter/indie yang ada di Amerika Serikat ( https://convention.getindiewise.com ;
https://www.facebook.com/getindiewise/ ; https://www.eventbrite.com/e/grand-
indiewise-convention-2018-registration-registration-43579445294?aff=es2 ).

Keputusan Dewan Juri (Judging Status) menetapkan Film “RAKUT SITELU” menjadi salah
satu finalis pada kompetisi tersebut, dan mengundang pihak MID Film agar dapat hadir
dalam convention yang berlangsung pada Tanggal 9 – 12 Agustus 2018 di Miami Florida
Amerika Serikat.

Adalah sebuah kebanggaan bagi kami, termasuk juga kebanggan daerah Sumatera Utara
dan juga secara luas, Indonesia, bahwa karya kecil kami mendapatkan kesempatan untuk
menjadi peserta festival film internasional.

Tetapi kemudian yang menjadi problem adalah besarnya pembiayaan yang kami
butuhkan untuk dapat menghadiri sesi convention tersebut, dimana MID Film adalah
sebuah rumah produksi yang tidak memiliki kemampuan finansial yang besar. Kami
hanyalah rumah produksi yang kecil, yang hanya memiliki ide besar dan mempergunakan
dana minim yang kami punya untuk berupaya mengangkat cerita sosial dan budaya yang
ada di Sumatera Utara ke dalam sebuah film.
Kami berupaya untuk dapat hadir dalam konvensi internasional tersebut sebagai usaha
untuk mengenalkan Sumatera Utara pada khususnya dan Indonesia pada umumnya ke
kancah film internasional.

Oleh sebab itu kami melalui proposal sponsorship ini, untuk memohon bantuan dan
mengajak para sponsor untuk dapat bersama-sama dengan kami mewujudkan hal
tersebut diatas.

Adapun informasi tentang Film “RAKUT SITELU”, MID Film, Konvensi Film
Internasional, Anggaran Biaya dan Kriteria Sponsorship yang kami paparkan secara jelas
di dalam dokumen sponsorhip ini.

Besar harapaan atas kesediaan para sponsorship agar dapat secara bersama-sama dengan
kami mewujudkan harapan Film Dokumenter Lokal tampil di Dunia Internasional. Atas
perhatian, bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan banyak terima kasih.

III. TENTANG KAMI


A. MID FILMS

B. PRODUSER DAN TIM PRODUKSI

C. SINOPSIS RAKUT SITELU

D. TIM PRODUKSI
IV. TUJUAN
Proposal Sponsorhip ini dibuat dengan tujuan permohonan bantuan kerjasama dari Tim
MIDFILM kepada Potensial Sponsorhip agar dapat membantu pembiayaan untuk
menghadiri Festival Film Grand IndieWise Convention – FilmFreeWay tersebut.

V. KRITERIA SPONSORSHIP
Sponsorship yang kami butuhkan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Badan Usaha Komersil (tidak terbatas jenis dan produksi badan usaha);
2. Sponsorship Utama bersedia membiayai minimal 55 % dari Total Anggaran Biaya
yang dibutuhkan TIM MIDFILM;
3. Sponsorship Pendukung bersedia membiayai minimal 20 % dari Total Anggaran
Biaya yang dibutuhkan TIM MIDFIL;
4. Masing-masing kriteria Sponsorship berhak mendapatkan media promosi sponsor
baik itu dalam materi Film yang di festivalkan maupun promosi sponsor dalam
bentuk lain;
5. Bentuk lain media sponsor yang kami tawarkan adalah:
 Pemakaian T-shirt ataupun Kaos Sponsor selama dalam mengikuti perhelatan
festival film;
 Selama berada di Negara penyelenggara festival, TIM MIDFILM akan
menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa tempat untuk mengambil
dokumentasi dalam bentuk audiovisual (vlog dan foto) dan setiap anggota tim
yang ikut serta menggunakan identitas sponsor (kaos/Tshirt);
 Pers Release ke media cetak dan elektronik lainnya sebelum dan setelah TIM
MIDFILM menghadiri festival film;
 Bentuk lainnya yang disepakati secara bersama-sama oleh TIM MIDFILM
dengan pihak sponsor dengan prinsip “simbiosa mutualism”
6. Sponsorship Utama dengan Sponsorship Pendamping memiliki hak media
sponsorship sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas sesuai dengan besaran
dukungan dana yang diberikan;
7. Kerjasama ini akan diikat dalam sebuah Ikatan Kesepahaman dalam bentuk MoU.

VI. RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. TIM MIDFILM
 Tim MIDFILM mengeluarkan biaya sendiri untuk pengurusan passport masing-
masing personil yang ikut menghadiri festival ini;
 Jumlah personil yang direncanakan diikutkan dalam tim sebanyak 4 orang;
 TIM MIDFILM mempersilahkan Pihak Sponsorship mengutus personilnya
untuk ikut dalam bagian TIM MIDFILM;
 Sesuai dengan Surel dari Pihak Panitia Penyelenggara Festival untuk
mempermudah pengurusan VISA, maka Pihak Panitia Penyelenggara Festival
Film akan mengeluarkan Surat Resmi untuk membantu kelancaran Tim dalam
pengurusan VISA di Kedubes Amerika Serikat di Indonesia.
B. SPONSORSHIP
 Sponsorship mengeluarkan biaya operasional seperti : tiket pesawat, boarding
pass dari Medan – Miami (pp) untuk seluruh personil yang turut serta;
 Sponsorship mengeluarkan biaya keikutsertaan festival, termasuk juga
akomodasi hotel dan konsumsi personil Tim;
 Sponsorship menyediakan Emergency Fund untuk digunakan oleh personil tim
jika dibutuhkan, yang ketentuan jenis peruntukan dan besaran maksimal
penggunaan nantinya disepakati bersama-sama antara Tim MIDFILM dan
Pihak Sponsorship;
 Adapun RENCANA ANGGARAN BIAYA yang kami ajukan adalah sebagai
berikut :

Deskripsi Biaya Total Biaya Keterangan


Contoh : 15.000.000,00 60.000.000,00 Untuk 4 orang
Tiket Pesawat Pulang Pergi
termasuk biaya
Boarding Pass

VII. PENUTUP

Demikianlah Proposal Pengajuan Kerjasama ini kami sampaikan, sebagai


bahan acuan bagi pihak sponsorship dalam memahami permohonan
kerjasama ini.

Besar harapan kami dari TIM MIDFILM agar event ini dapat kami ikuti
sebagai upaya untuk menempatkan karya film lokal Indonesia ke publicl
Internasional secara khususnya, termasuk upaya mempromosikan badan
usaha yang ada Indonesia ke media Internasional juga. Adapun beberapa
bagian dari proposal ini yang mungkin belum dianggap lengkap dari Pihak
Sponsorship akan kita diskusikan secara bersama-sama demi terwujudnya
tujuan yang diharapkan.

Atas perhatian, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, kami TIM
MIDFILM mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
HORMAT KAMI
MIDFILM

ANDI HUTAGALUNG
Direktur/Produser

Anda mungkin juga menyukai