Anda di halaman 1dari 14

PERANCANGAN TEASER FILM ANIMASI "BLOOMING

FLOWER"

PROPOSAL
TUGAS AKHIR PENCIPTAAN

Diajukan oleh:
Salma Syahidah
NIM 1712466024

PROGRAM STUDI S-1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2021
Proposal Tugas Akhir Perancangan Berjudul:
PERANCANGAN TEASER FILM ANIMASI "BLOOMING FLOWER" diajukan
oleh Salma Syahidah, NIM 1712466024, Program Studi S-1 Desain Komunikasi
Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah
disetujui oleh Tim Pembina Tugas Akhir pada tanggal………………….

Pembimbing I

Terra Bajraghosa, S.Sn., M.Sn.


NIP. 19810412 200604 1 004 / NIDN 0012048103

Pembimbing II

Edi Jatmiko, S.Sn., M.Sn.


NIP. 19810413 210504 1 001 / NIDN 00030198507

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Daru Tunggul Aji, S.S., M.A.


NIP. 19870103 201504 1 002 / NIDN 0003018706
A. Judul
Perancangan Teaser Film Animasi “Blooming Flower”

B. Latar Belakang Masalah


Industri film animasi kini semakin berkembang. Animasi telah menjelma
menjadi ladang bisnis baru, dimana animasi menjadi bagian dari sistem
perekonomian dengan kekuatan industri kreatif yang menjanjikan (Aziz, 2019).
Tetapi untuk terjun ke dalam industri yang besar, khususnya jika ingin
menembus pasar global, pembuatan film animasi hampir tidak bisa dilakukan
secara mandiri oleh komunitas-komunitas maupun studio-studio animasi
Indonesia yang masih tergolong lemah, baik secara permodalan maupun SDM.
Oleh karena itu dibutuhkanlah kerjasama dengan pihak ketiga. Hal baiknya,
berbagai macam channel lokal maupun global kian membuka banyak
kesempatan kerjasama dengan para pembuat film animasi. Oleh karena itu,
peluang Indonesia untuk menembus pasar animasi global pun semakin
meningkat.
Salah satu jalan untuk bisa masuk ke industri global adalah melalui forum
pitching animasi. Di dalam forum tersebut, gagasan atau IP (Intellectual
Property) yang dipresentasikan bisa mendapatkan kerjasama dengan pihak
ketiga, seperti investor, developer, distributor, partner produksi, dan lain
sebagainya. Dengan kerjasama-kerjasama tersebut, IP dapat dikembangkan
menjadi film animasi serial maupun layar lebar yang mampu meraih audiens
yang lebih luas.
Sayangnya, film-film animasi Indonesia yang dapat menembus pasar
global masih terbilang kurang. Padahal dengan banyaknya budaya Indonesia
yang unik dan beragam, semestinya banyak pula IP yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi film animasi. Seperti halnya Disney yang baru saja
mengangkat budaya Asia Tenggara dalam film terbarunya, Raya and The Last
Dragon (2021), studio-studio luar lainnya juga semakin melirik budaya-budaya
oriental yang belum pernah diangkat menjadi film animasi sebelumnya.
Berdasarkan wawancara kepada Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif
Kemenparekraf, para pelaku kekayaan intelektual di Indonesia harus diajak aktif

1
mengikuti pameran di luar negeri agar mampu memasarkan karya di dunia
internasional. Ujungnya, negara akan diuntungkan karena itu menghasilkan
devisa. Saat ini Kemenparekraf berencana mengikutsertakan lagi para kreator
lokal ke kegiatan serupa di Shanghai, Cina dan Las Vegas, Amerika Serikat. 1
“Blooming Flower” bisa menjadi salah satu IP lokal yang patut
dipertimbangkan untuk diikutsetakan dalam acara-acara pitching internasional.
“Blooming Flower” berawal dari judul komik bisu yang memenangkan Grand
Prix Runner Up Award di ajang Silent Manga Audition 14 tahun 2020. Cerita
komik tersebut berlatar belakang folklore Indonesia, mengadaptasi budaya Bali
dan Jawa. Karakter yang ditonjolkan dalam cerita merupakan sesosok Barong
yang menjadi salah satu representasi dari mitologi Indonesia. Oleh karena itu,
IP “Blooming Flower” berpotensi untuk dikembangkan serta diikutkan ke
forum pitching intenasional untuk bisa dilanjutkan menjadi film animasi yang
bisa dinikmati masyarakat dunia.
IP yang diperkenalkan ke dalam forum pitching akan dipresentasikan
melalui suatu alat berupa kumpulan informasi mengenai IP yang akan
diperkenalkan, yang disebut juga dengan pitch bible. Salah satu bagian penting
yang menyusun pitch bible adalah teaser film animasi. Teaser berperan dalam
memberikan gambaran jelas mengenai arahan mood cerita yang akan dibangun.
Maka, berdasarkan latar belakang di atas, perlu diciptakan sebuah teaser
film animasi “Blooming Flower”. Teaser film yang sudah dibuat dapat menjadi
pelengkap penting dari pitch bible sehingga mampu menarik banyak audiens
serta memperoleh berbagai kerjasama. Dengan begitu, teaser animasi ini
diharapkan mampu memiliki keberlanjutan untuk diwujudkan menjadi film
animasi layar lebar serta memberi andil bagi perkembangan animasi di
Indonesia.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang teaser film animasi yang berdasarkan komik
berjudul “Blooming Flower”?

1
Yuana Rochma Astuti (46 th.), Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf,
Wawancara Republika.co.id, 19 Januari 2021

2
D. Tujuan dan Manfaat Perancangan
Perancangan teaser film animasi ini bertujan untuk menjadi unsur
pelengkap dari pitch bible “Blooming Flower” yang mampu diikutsertakan
dalam acara pitching internasional.
Sedangkan manfaat perancangan ditujukan bagi pelaku industri animasi,
masyarakat, serta mahasiswa Desain Komunikasi Visual, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Pelaku Industri Animasi
Perancangan ini dapat menawarkan kerjasama produksi maupun
distribusi film animasi “Blooming Flower” serta memberikan daya tarik bagi
para pelaku industri untuk semakin mengembangkan film animasi yang
mengadaptasi budaya Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Perancangan ini mampu menjadi bentuk pengenalan terhadap film
animasi “Blooming Flower” yang akan dibuat. Teaser juga diharapkan dapat
memberikan rasa bangga dan rasa ketertarikan terhadap budaya Indonesia
yang diangkat.
3. Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual
Perancangan dapat digunakan sebagai referensi mahasiswa dalam
merancang teaser film animasi yang ditujukan untuk dibawa ke ranah
peindustrian global.

E. Landasan Teori
1. Teaser Film
Teaser film, atau biasa juga disebut dengan teaser trailer adalah
trailer berdurasi pendek untuk menarik penonton mengenai film yang akan
dikeluarkan. Tujuan dari teaser film bukan untuk memberikan gambaran
tentang plot ataupun tema cerita, melainkan lebih ke pemberitahuan bahwa
film akan direncanakan untuk keluar di kemudian hari serta menambah
keramaian event film yang akan diadakan.
2. Animasi
Animasi adalah upaya untuk menghidupkan atau memberi kesan
hidup gambar-gambar yang diam atau benda-benda mati. Secara teknis

3
animasi berarti memfilmkan susunan gambar atau model untuk menciptakan
rangkaian gerakan ilusi (Kurnianto, 2015).
3. Blooming Flower
Blooming Flower, adalah IP yang dibuat dan dikembangkan oleh
Salma Syahidah dan Ado Hariawan. IP tersebut bermula dari komik bisu
yang diikutsertakan dalam ajang kompetisi komik internasional, Silent
Manga Audition 14 pada tahun 2020. Cerita komik tersebut berlatar
belakang folklore Indonesia, mengadaptasi budaya Bali dan Jawa. Karakter
utama dalam cerita merupakan seorang anak kecil perempuan desa yang
bertemu sosok Barong yang menjadi salah satu representasi dari mitologi
Indonesia.
4. Animation Pitch
Dalam memperoleh investasi keuangan yang aman guna menjalankan
suatu projek film animasi, gagasan atau IP di dalamnya perlu untuk di-pitch
atau dilemparkan kepada developer maupun pembeli yang potensial atau
biasa disebut dengan potential buyers. Seorang developer yang potensial
mampu memiliki sebuah studio produksi yang akan mengembangkan projek
tersebut kemudian melemparkannya ke investor dan distributor. Di sisi lain,
seorang produser film animasi bisa langsung melakukan pitch ke distributor
atau network.
Terdapat dua elemen penting yang dapat menentukan keberhasilan
pitching. Pertama-tama adalah sebuah proposal dasar yang jelas, berisi
tentang konsep cerita dan gaya animasi. Di dalamnya juga termasuk
informasi mengenai potensial audiens, format dan durasi film, serta rencana
keuangan yang dilampirkan. Proposal tersebut dikirimkan kepada potential
buyers dan biasa dilanjutkan dengan live pitch.
Elemen penting kedua berada di live pitch tersebut, dimana seorang
produser bertemu secara tatap muka dengan potential buyer untuk mencoba
menjual konsep gagasan kepada mereka. Alat paling penting untuk
mendukung presentasi adalah apa yang disebut dengan pitch bible. Pitch
bible memiliki konten yang sama seperti pada proposal dasar namun lebih
komprehensif dan dengan output yang lebih kreatif. Pitch bible umumnya

4
didukung oleh sebuah pilot yang bisa beruapa teaser animasi. Kriteria dari
suatu pilot adalah animasi berdurasi sekitar 1-3 menit, yang memberikan
pengenalan singkat mengenai karakter, theme musik, premis, dan gaya
animasi yang akan digunakan. (Milic, McConville, 2006: 16-17)
5. Prinsip Gerak Dasar Animasi
Berdasarkan buku The Illusion of Life: Disney Animation yang ditulis
oleh Frank Thomas dan Ollie Johnston (1981: 45-47), secara bertahap, suatu
terminologi atau bahasa dari animated movement telah berkembang.
Terminologi-terminologi terebut sekarang disebut dengan prinsip gerak dasar
animasi. Prinsip-prinsip yang kini sudah secara luas diketahui itu, dibagi
menjadi 12 terminologi sebagai berikut,
a. Squash and stretch
Squash berati memipih dan stretch adalah meregang. Prinsip ini
merupakan upaya untuk memberikan kesan fleksibel atau lentur pada
animasi. Squash and stretch tidak hanya divisualisasikan melalui
perubahan pipih atau regangnya satu bentuk utuh, tetapi juga bisa dilihat
dalam suatu rangkain bentuk-bentuk yang berbeda.
b. Anticipation
Anticipation adalah gerak antisipasi atau persiapan untuk gerakan
utamanya. Biasanya anticipation memiliki gerak yang berlawanan.
Gerak antisipasi bisa disebut juga gerak ancang-ancang yang merupakan
prinsip alami yang bersumber dari gerakan sadar suatu karakter.
c. Staging
Prinsip staging mengatur tentang komposisi dan suasana yang
dapat secara jelas direpresentasikan kepada audiens. Dengan
menggunakan prinsip ini dengan baik, pesan dari animasi yang dibuat
dapat mudah disampaikan.
d. Straight ahead and pose to pose
Straight ahead and pose to pose adalah prinsip dasar dalam proses
pembuatan animasi. Keduanya merupakan teknik yang dapat dilakukan
animator dalam menggambar pada setiap frame-nya. Teknik straight
ahead yaitu menggambar sebuah animasi dengan memulai dari awal

5
hingga akhir frame secara berurutan, sedangkan pose to pose adalah
menggambar pose-pose utama (keypose) pada beberapa frame yang
berjarak kemudian menggambar pada sisa frame-nya dengan pose-pose
pengisi (inbetween).
e. Follow-through and overlapping
Follow-through and overlapping adalah prinsip gerak suatu
karakter yang dalam suatu adegan, ada bagian tubuh yang masih
bergerak ketika tubuhnya berhenti (follow-through) dan ada bagian
tubuh yang bergerak mendahului bagian tubuh lainnya ketika tubuhnya
bergerak (overlapping).
f. Slow in and slow out
Slow in and slow out merupakan efek yang disebabkan dari
gerakan yang memiliki perubahan kecepatan. Contoh sederhananya
adalah ketika mobil yang melaju kemudian berhenti. Tidak mungkin
mobil yang melaju dengan kecepatan tertentu dalam sekitika berubah
menjadi kecepatan nol, pasti akan ada waktu sesebentar apa pun untuk
proses mobil itu melambat. Sama halnya dengan mobil yang hendak
melaju, akan ada akumulasi dari kecepatan nol hingga kecepata tertentu.
g. Arcs
Arcs dalam bahasa Indonesia berarti busur. Dalam prinsip animasi,
yang dimaksud adalah hampir semua benda bergerak melalui lintasan
yang melengkung. Faktanya, hanya sedikit organisme hidup yang
mempunyai mekanisme untuk mampu menggerakan bagian tubuhnya
keluar-dalam secara lurus. Prinsip ini juga berlaku ke benda mati yang
dalam pergerakannya dipengaruhi gravitasi, seperti bola yang di lempar
dan lain sebagainya.
h. Secondary action
Secondary action adalah adegan yang mendukung movement
adegan utama sehingga menimbulkan suatu kesatuan adegan yang
alamiah. Sebagai contohnya, orang yang sedang berjalan diikuti oleh
secondary action tangannya yang mengayun ke depan-belakang.

6
i. Timing
Timing adalah banyaknya gambar yang digunakan dalam suatu
movement untuk menentukan durasi yang diperlukan suatu adegan di
layar. Seluruh prinsip-prnsip pergerakan seperti follow through,
overlapping, slow in, slow out, serta secondary action sangat bergantung
pada prinsip timing ini.
j. Exaggeration
Exaggeration berarti melebih-lebihkan. Melebih-lebihkan gerakan
pada animasi merupakan keuntungan dari animasi untuk membuat suatu
pesan lebih dapat meyakinkan audiens. Namun, melebih-lebihkan tidak
berarti mengurangi aspek natural gerakan.
a. Solid drawing
Solid drawing adalah gambar yang mampu memberi kesan
kedalaman atau volume sehingga ketika dianimasikan memberikan
banyak peluang untuk membentuk berbagai gerakan yang terlihat hidup.
b. Appeal
Appeal adalah daya tarik yang diciptakan dari keseluruhan gaya
visual animasi, berkolerasi dengan penokohan karakter maupun
pengembangan mood atau suasana dalam animasi. Prinsip ini lah yang
merupakan pokok penentu dari karakteristik atau ciri khas yang
membedakan suatu produk animasi dengan yang lainnya.
6. Animation Chart
Chart dalam animasi adalah salah satu alat dan metode untuk
membantu animator dalam mempercepat proses pengerjaan animasinya.
Fungsi utamanya adalah untuk membuat acuan space atau jeda antara
gambar di suatu frame dengan frame lainya, hal itu akan mempermudah
penciptaan gerakan yang diinginkan.
Dalam penggunaan chart melibatkan penandaan gambar dalam posisi
ekstrim dan gambar yang menghubungkan keduanya. Gambar utama atau
posisi ekstrim biasa disebut extreme sedangkan gambar penghubungnya
disebut inbetween (Williams, 2001: 48).

7
Gambar 1.2 Chart pada animasi

F. Metode Perancangan dan Teknik Pengumpulan Data


1. Data yag Dibutuhkan
a. Primer, yaitu data visual dan konsep kreatif Komik “Blooming Flower”
serta target persona berdasarkan wawancara target audiens.
b. Sekunder, yaitu data pembanding visual dan cerita berdasarkan
observasi referensi film-film layer lebar animasi bergenre sama dengan
“Blooming Flower”.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi, dilakukan menggunakan observation sheet berisikan kajian
visual dan cerita komik yang kemudian dapat dipertimbangkan
implementasinya ke dalam bentuk teaser film animasi.
b. Wawancara, dilakukan kepada target audiens melalui kuisioner.
c. Studi visual, disimpulkan ke dalam bentuk tabel.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam perancangan ini adalah
teknik SWOT yaitu menganalisis data berdasarkan strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunity (peluang), dan threat (ancaman).
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, akan dapat diketahui hal-hal apa
saja di dalam komik “Blooming Flower” yang berpotensi untuk bisa
dikembangkan menjadi film animasi. Hasil analisis data selanjutnya akan
diimplementasikan langsung ke dalam proses penyusunan konsep
perancangan.
4. Metode Khusus
Metode khusus yang digunakan adalah hybrid animation. Hybrid
animation adalah metode pembuatan film animasi yang mengkombinasikan
medium animasi 2D dan 3D. Terdapat dua jenis penggunaan hybrid

8
animation, kombinasi rendering karakter serta kombinasi elemen non-
karakter. Kombinasi elemen non-karakter adalah tipe yang palng sering
digunakan. (O'Hailey, 2015) Dalam perancangan ini, tipe yang akan dipakai
adalah keduanya.

9
G. Daftar Pustaka
Astuti, Yuana (46 th.), Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf,
wawancara tanggal 19 Januari 2021, Jakarta

Aziz, Zuhdan, Fluxus Animasi dan Komunikasi di Era Media Baru Digital dalam
Channel Jurnal Komunikasi, Th. VII/1, April 2019

Basuki, Sulistyo, Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2006

Kurnianto, Arik, Tinjauan Singkat Perkembangan Animasi Indonesia dalam Konteks


Animasi Dunia dalam, Humaniora, Th. VI/2, April 2015

Milic, Lea. & McConville, Yasmin, The Animation Producer's Handbook. Crows
Nest: Allen & Unwin, 2006

O'Hailey, Tina, Hybrid Animation: Integrating 2D and 3D Assets. Burlington: Focal


Press, 2016

Thomas, Frank. & Johnston, Ollie, The Illusion of Life: Disney Animation. New
York: Abbeville Press Publishers, 1981

Williams, Richard, The Animator's Survival Kit. New York: Faber & Faber, 2001

10
H. Skematika Perancangan

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Perancangan

Indentifikasi Data

Data Primer Data Sekunder

Analisis Data

Konsep Film Animasi

Premis Cerita/ Format Film


Storyline
Logline Animasi

Pra-Produksi Teaser Animasi

Visual
Development Script Storyboard

Visualisasi Teaser Animasi

Final Artwork
Gb.1. Skematika Perancangan

11
I. Jadwal Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Februari Maret April Mei Juli November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1.
Proposal
Konsultasi
2.
BAB I
Identifikasi
3.
dan Riset Data
4. Analisis Data
Konsultasi
5.
BAB II
Penyusunan
6. Konsep
Perancangan
Konsultasi
7.
BAB III
Pengerjaan
8. Tahap Pra-
Produksi
Pengerjaan
9. Tahap
Produksi
Konsultasi
10.
BAB IV
Konsultasi
11.
Bab V

12

Anda mungkin juga menyukai