Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRA PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI FILM PENDEK


MENCINTAI ITU MUDAH (KATANYA)

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas UAS


Mata Kuliah: produksi Film Pendek
Dosen Pengampu: Antasari Bandjar, SS, M.I.KOM

Di susun oleh: kelompok 1

Ketua: Fatma H Saimima – 201925009


Anggota: 1. Sapriani Samosir – 201925001
2. Ayu Sari Suneth – 201925002
3. Asis – 201925003
4. Angeli Ramadhani – 201925004
5. Lisfia – 201925005
6. Arman Lesilawang – 201925006
7. Maria Natasya Ongirwalu – 201925007
8. Agisna Yuni Silawane – 201925008
9. Soraya – 201925010

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun desain produksi ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam desain produksi ini kami akan menjabarkan
rancangan dan hasil produksi film pendek yang berjudul (MENCINTAI ITU MUDAH,
KATANYA…).

Desain produksi ini telah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah PRODUKSI
FILM PENDEK yang dibimbing oleh Antasari Bandjar, SS, M.I.KOM Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
desain produksi ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
desain produksi ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan desain produksi film pendek selanjutnya.

Akhir kata semoga desain produksi ini dapat memberikan maanfaat bagi kita semua.

Ambon,05 Juli 2022


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Film merupakan salah satu bagian dari sarana komunikasi yang efektif dalam
penyebarluasan ide dan gagasan untuk mengungkapkan kreativitas yang direkam pada
pita selluloid, pita video atau teknologi lainnya. Film juga merupakan media ekspresi seni
dan budaya yang dapat melukiskan kehidupan manusia dan watak sebuah bangsa. Film
mengandung 3 unsur yakni edukasi, estetika dan komersial. Sehingga berfungsi sebagai
media hiburan dan pengetahuan, sarana pengekspresian diri, media penerangan dan
pendidikan serta pengembangan budaya bangsa.
Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya diproduksi
melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan banyak pula karya-karya film yang
dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah karya yang berupa
moving picture secara independent. Hal ini dapat dilihat dari maraknya seminar perfilman
dan festival film independent yang di adakan di tiap-tiap kota besar di Indonesia. Tidak
menutup kemungkinan karya dari para sineas muda dapat berbicara dikancah nasional
bahkan internasional.
Di Indonesia, berbagai jenis film sudah mulai merebak. Film pendek merupakan
salah satu jenis film yang sedang tersorot dalam beberapa tahun ini. Tidak kalah hebatnya
dengan filmmaker profesional pada umumnya, banyak generasi muda Indonesia,
khususnya kota-kota besar sudah mulai antusias dalam mencari, menyaksikan, bahkan
membuat film pendek.
Dunia perfilman khususnya film pendek Indonesia, memang patut diapresiasikan
oleh masyarakat lokal, karena film pendek merupakan bentuk kreasi para seniman dan
pecinta film yang menghargai kultur masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung suka
dengan kultur instan. Bukti besar lagi, film pendek juga sebagai bukti nyata bahwa
generasi muda Indonesia saat ini mampu berkarya untuk memajukan dunia perfilman
nasional melalui ajang festival yang diadakan oleh lembaga dalam maupun luar negeri.
Mereka kini sudah mulai berlomba untuk bersaing dalam membuat dan mengikuti
berbagai festival-festival film pendek. Sedangkan film sendiri terbagi atas beberapa jenis
yakni, film dokumenter, film cerita pendek, film cerita panjang dan film jenis lainnya.
Berdasarkan jenisnya, film tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun dalam
penelitian ini akan difokuskan pada film cerita pendek.
Istilah produser seringkali diartikan sebagai pemilik modal pembuatan sebuah
film. Meskipun boleh jadi penyandang dana sebuah film berposisi sebagai produser,
namun produser bukanlah seorang yang menanggung seluruh biaya produksi film. Tugas
dan wewenang produser adalah menjadi fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan
produksi dari tahap awal hingga akhir, termasuk menyiapkan segala formulir dan catatan
produksi bagi kelancaran shooting di lapangan (Widagdo: 2007, 11). Jadi peran produser
sangatlah penting dalam pembuatan film, karena jika peran produsernya yang amburadul
dan tidak memahami perannya maka film yang dihasilkan akan berantakan dalam
produksinya.
Menurut Tino Saroengallo (2007: 180) di Indonesia, kerancuan seringkali terjadi
tentang perbedaan antara Produser Eksekutif dengan Produser. Pada era keemasan film
nasional, sebutan Produser biasanya berkaitan dengan pemilik modal. Pemilik modal
disebut Produser. Jabatan Produser lebih tinggi dibandingkan dengan Produser Eksekutif.
Produser Eksekutif disejajarkan dengan jabatan Produser Pelaksana. Padahal Produser
Pelaksana sebenarnya adalah terjemahan yang paling tepat untuk Line Producer. Salah
penafsiran tentang jabatan tersebut mungkin terjadi karena pengertian kata executive yang
diterjemahkan sebagai kata yang berkaitan dengan kata dalam bahasa Inggris to execute
(melaksanakan) atau execution (pelaksanaan).
Selanjutnya Tino Saroengallo (2007: 180-181) berpendapat bahwa di produksi
film hollywood kerancuan tentang peran produser dan eksekutif produser tidak terjadi
karena pemilik modal akan masuk dalam jajaran investor. Walaupun ada pemilik modal
yang aktif selama proses produksi film tersebut maka pemilik modal akan dimasukkan ke
dalam jajaran Produser Pendamping. Produser Pendamping (Associate Producer)
merupakan orang memiliki suara penentu dalam proses pembuatan sebuah film namun
seringkali tidak terlibat dalam proses pembuatan film secara langsung. Sebutan tersebut
seringkali diberikan kepada salah seorang pemodal yang tidak hanya memasukkan
uangnya untuk pembuatan film tersebut tetapi juga cukup aktif selama proses pembuatan
meski tidak terlibat langsung dalam keseharian produksi.
Dibedakan dengan hanya pemilik modal atau investor. Atau sebaliknya, sebutan
Produser Pendamping juga diberikan kepada seorang yang berperan dan tanggungjawab
sangat besar selama proses pembuatan sebuah film namun tidak menerima upah karena
keterbatasan anggaran sehingga orang tersebut dibayar dalam bentuk saham. Sebutan
Produser Pendamping menunjukkan bahwa jerih payahnya dibayar dengan kepemilikan
atas film tersebut. (Tino Saroengallo: 2007, 181).
Setelah melihat fenomena tersebut, maka kelompok kami memilih untuk melakukan
sebuah Projek film pendek yang berjudul “Mencintai itu Muda (Katanya)”. Dengan
kegiatan ini di harapkan mampu melatih dan mengembangkan kemampuan para
mahasiswa fakultas ilmu. Di dalam pembuatan film pendek ini, ada beberapa aspek yang
harus di perhatikan baik itu dari lokasi pengambilan film mau pun aspek lainnya. Oleh
sebab itu, dalam pembuatan projek film pendek ini kita mampu melaksanakannya dengan
sistem perfilman yang ada.

1.2 Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini, maka adanya tujuan yang ingin diperoleh :
1. Sebagai media ekspresi dalam peningkatan kreativitas mahasiswa
2. Memacu kreativitas dan kerjasama dalam pembuatan film pendek.
3. Mendapat pembelajaran mengenai proses pembuatan film pendek khususnya
mengenai film dokumenter, Editing dan Talent Directing.
4. Membangun jaringan dan relasi dengan sesama komunitas film maker lainnya.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini ialah :
1. Lebih mencintai Film Indonesia
2. Memacu kegiatan non akademik di bidang sinematografi
3. Menambah pengetahuan peserta mengenai film.
4. Mendapatkan pengajaran mengenai keterampilan dalam film
5. Menambah wawasan peserta terkait Film Dokumenter, Editing dan Talent
Directing.
BAB II
LAPORAN PRODUKSI

Dalam proses produksi film pendek ini ada terdapat beberapa tahapan pada proses
produksi, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahapan-tahapan ini terdapat
begian-bagian proses produksi dalam membuat program film pendek ini.

A. Pra Produksi

1. Pembentukan crew
Pra produksi merupakan awal dari pembentukan crew produksi film pendek ini
yang dimana pertama-tama kita membuat satu kelompok crew utuh untuk dapat
membantu proses jalannya film pendek nanti sesuai tugas mereka masing-masing.
2. Penentuan ide
Setelah membentuk kelompok crew para anggota di bagi job disc masing-masing.
Dan semua anggota berkumpul dan melakukan breafing awal untuk menentukan
ide produksi film pendek. Dan pada proses ini semua ide dari setiap crew di
tampung dan dipilih mana yang baik untuk dilanjutkan produksi. Setelah ide
sudah ditetapkan, maka nanti akan diolah dan dikembangkan menjadi sebuah
naskah film pendek untuk melancarkan dan memudahkan proses produksi
nantinya.
3. Hunting dan survey lokasi
Setelah sudah diterapkan ide, maka hal yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu
melihat lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi syuting yang telah di sesuaikan
dengan konsep yang sudahditentukan.
4. Persiapan bahan dan peralatan
Selanjutnya dilakukan penyiapan bahan yang akan digunakan pada saat proses
syuting nantinya. Hal ini guna untuk memastikan alat yang kami pakai aman dan
layak untuk dilanjutkan ketahap produksi.
Program film pendek: official account
Judul film pendek : Mencintai Itu Mudah,( Katanya)
Durasi : ± 15 Menit
Waktu penayangan : Kamis,14 Juli 2022

Target Audience:
Demografis
Jenis kelamin: pria dan wanita
Target usia : 15 tahun ke atas
Profesi : umum
S.E.S : A, B, C

Psikografis:
Menyajikan produksi film pendek tentang kisah cinta sepasang remaja yang sedang duduk di
bangku kuliah.

Genre
Komedi-romantis

Bahasa pengantar:
Bahasa Indonesia

Deskripsi film pendek:


Pemain : Asis, Sapriani Samosir, Dan Agisna Yuni Silawane.
SINOPSIS
Angkasa Baskara atau yang biasa akrab disapa dengan Asa (Asis) sedang
mengerjakan tugas kuliah sambil mengeluhkan nasib hidupnya kepada sahabat karibnya
yakni Lola Alvida (Agisna Yuni Silawane). Namun, keluhan Asa hanyalah dibalas dengan
candaan oleh Lola. Meskipun Lola paham betul bahwa akar dari semua keluhan Asa hanyalah
Rui Situmorang (Sapriani Samosir) yang merupakan teman masa kecil Asa dan satu-satunya
gadis yang di sukai oleh Asa sejak lama. Sosok gadis yang paling cantik dan paling manis di
muka bumi ini menurut Asa. Hal ini menimbulkan pertengkaran kecil diantara Lola dan Asa,
karena Asa yang merasa kesal dengan ucapan Lola apalagi setelah Lola menyarankan Asa
untuk mengutarakan saja perasaannya pada Rui karena saat ini mereka sudah menjadi
mahasiswa semester akhir dan hanya dalam hitungan bulan saja mereka semua pasti akan
diwisudakan. Lalu setelah itu Asa dan Rui pasti tidak bisa sering bersama lagi seperti saat
masih kuliah.

Asa dan Rui adalah dua orang yang selalu bersama layaknya dua sejoli yang memang
memiliki hubungan khusus. Pertemuan mereka berdua semakin intens setiap harinya sejak
mereka menjadi mahasiswa di satu Universitas dan di Prodi yang sama. Mereka berdua sering
ke kampus bersama-sama, Jalan bersama,makan siang berdua di kantin kampus hingga
mengerjakan tugas kuliah pun mereka lakukan bersama-sama. Namun, dibalik semua
kedekatan mereka ada rasa sakit dan penderitaan tersendiri yang terus membebani Asa.
Semua itu tidak lain karena rasa cintanya kepada Rui yang sudah ia sembunyikan sejak dulu.
Ditambah lagi dengan hal aneh yang akan terjadi pada hidung Asa ketika melihat Rui.
Apalagi semenjak mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama membuat Asa
semakin sulit untuk bisa mengontrol setiap tetes darah yang keluar dari hidungnya sehingga
membuat mimisannya semakin parah.

Seperi siang itu, saat Asa dan Rui sedang asyik makan bersama di kantin kampus.
Entah sudah berapa banyak tisu yang Asa habiskan untuk menyumbat hidungnya yang
terusterusan mengeluarkan darah, hal ini membuat Rui khawatir dengan kondisi Asa. Rui
kemudian menyarankan Asa untuk pergi memeriksakan kondisinya ke dokter. Meskipun
awalnya Asa menolak namun akhirnya dia menyetujui ajakan Rui. Mereka berdua lalu pergi
bersama ke klinik. Di dalam angkut yang penuh sesak dengan penumpang Asa dan Rui duduk
berdampingan. Rui menatap Asa lalu tersenyum padanya hal ini membuat Asa semakin
terpesona dengan kecantikan Rui teman kecilnya itu, dan membuat mimisan Asa tidak
kunjung berhenti. Saat tiba di klink Asa dan Rui lalu berjalan bersama menuju pintu masuk.
Namun belum juga mereka masuk ke dalam Asa tiba-tiba menghentikan langkahnya sehingga
membuat Ruhi kebingungan dan ikut berhenti. Mereka berdua saling menatap wajah satu
sama lain membuat Asa semakin gugup untuk memulai pembicaraan. Banyak orang yang
berlalu lalang di depan kinik namun tidak mereka hiraukan. Kemudian, Asa lalu
memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Rui. Perasaan yang sejak
bertahun-tahun lalu ia sembunyikan. Entah kenapa Asa merasa disini,ditempat ini adalah
tempat yang paling tepat untuk dia mengutarakan perasaannya pada Rui. Lalu, akankah cinta
tulus Asa selama ini pada Rui bisa terbalaskan ataukah malah akan berakhir sebaliknya ?
Entahlah. Tapi sungguh, apakah memang benar bahwa Mencintai Itu Mudah (Katanya) ?

Tim produksi:
Produser : Angeli Ramadhani
Penulis naskah : Ayu Sari Suneth
Surtadara : FatmaH.Saimima
Kameramen : Arman Lesilawang
Penata Artistik : Soraya
Penata music : Maria N. Ongirwalu
Editor : Fatma H. Saimima
Penata Rias dan Kostum : Lisfia
Bintang film : Asis, Sapriani Samosir, Agisna Yuni Silawane

Alat dan Bahan:


Costum :
Baju kaos, kameja, dan celana jins

Aksesoris:
Buku
Pena
Make up
Tisu
Darah yang terbuat dari pewarna makanan dan tepung tapioca

Alat:
Camera canon 1200D
Camera canon
Tripot
Handphon
Leptop
Kartu memory
Peralatan Pendukung:
Peralatan yang ada diruang tamu rumah Agisna Yuni Silawane dan yang ada difakultas

Shooting Script:
Mencintai Itu Mudah,( Katanya)

VISUAL NARASI
1. INT. RUANG TAMU //Begini amat nasibku, La.//keluh Angkasa,
ANGKASA DAN LOLA SEDANG kepalanya berdenyut kesakitan, tubuh kurus
MENGERJAKAN TUGAS DI RUMAH miliknya merosot di sofa, hidung disumbat
LOLA dengan tisu-tisu penuh noda, sudah kira-kira
dua puluh tiga kali begitu banyak darah yang
SUASANA MURAM DITEMANI mengalir dari hidungnya dalam dua jam
MASAMNYA WAJAH ANGKASA, terakhir.
LOLA SIBUK MENGUTAK-ATIK
LAPTOP SENDIRI, TIDAK Penyebabnya bukan karena tugas kuliah yang
MENGGUBRIS SAHABATNYA segudang, atau fakta bahwa ia belum
SENDIRI YANG SEDANG dikirimkan uang oleh ibunya dari seberang
CEMBERUT pulau, tapi tak lain karena Rui Situmorang,
teman masa kecil yang sangat disukainya.
Angkasa bahkan pernah mengaku
(setidaknya kepada Lola) bahwa ia telah
jatuh cinta kepada Rui dan ingin
menikahinya suatu
saat nanti.

//Gini gimana maksud kamu? Kan dah B.A.B


tadi, kamu lupa cebok apa gimana? Tunggu
dulu, ada berapa sabun yang sudah kamu
lubangin? Kan udah dibilangin, Sa, jangan
banyak–//

//Hah?! Jangan canda dulu dong, La.. Serius


ini! Amit-amit aku nda cebok tadi, yakin
dah!
Terus apaan sih sabun, kalo ngomong jangan
sembarangan kamu!// Angkasa mulai merasa
jengkel dengan sikap Lola yang terkadang
apatis menanggapi keluh kesahnya, walaupun
ia tahu itu adalah candaan Lola.

Lola sadar akan hal ini, ia telah makan tidur


dengan antek-antek emosi Angkasa yang
setiap saat selalu merasuki ruang tamu
rumahnya.

//Yaaa, kalau kamu mau cuti kuliah silahkan


aja, jangan salahin anak orang masalahnya.//
//Apa maksudmu? Salahin siapa pula?//
Angkasa mengernyitkan dahinya, bingung.
Bau amis darah di hidungnya benar-benar
membuat Angkasa hampir kehilangan akal
sehatnya.

//Ya, Rui lah, brengs—//

KET : ADEGAN-ADEGAN Adalah hal yang menjengkelkan, teruntuk


KESEHARIAN Asa, ketika ia mulai mimisan.
RUI, ANGKASA DAN TEMAN-TEMAN
DEKAT MEREKA DI KAMPUS Sejujurnya, Asa mengimpikan dirinya selalu
berada dalam kondisi normal atau sebuah
2. INT. KORIDOR KAMPUS kemampuan yang bisa ia nikmati tanpa harus
sering menderita. Ada banyak momen di
ANGKASA DAN RUI SEDANG mana Asa benar-benar bisa
DUDUK BERDUA DI BANGKU mengendalikannya. Terlepas dari kenyataan
KORIDOR FAKULTAS. RUI bahwa ia bisa, Asa
MEMBARINGKAN KEPALANYA DI merasa sulit untuk menenangkan detak
BAHU ANGKASA. ANGKASA jantungnya yang berlebihan, membuatnya
MENDONGAK KEPALANYA KE mengalami tekanan darah yang tidak
ATAS, MENGGARUK JEMBATAN semestinya terjadi, dan akhirnya berujung
HIDUNGNYA SEMBARI pada mimisan berat.
MENGUCAPKAN SEGALA MANTRA
DAN DOA, SEDIKIT SENGSARA Apalagi yang selalu menjadi masalah adalah
dimana intensitas kedekatan Angkasa
3. EXT. TAMAN KAMPUS / TAMBAK dan Rui semakin meningkat seperti ketika
(OPSIONAL) mereka duduk berdua di koridor fakultas dan
Rui dengan sangat sengaja membaringkan
ANGKASA,RUI, LOLA, DUDUK kepalanya ke bahu Angkasa, atau sekali-
MELINGKAR, SEDANG sekali
MENGERJAKAN TUGAS. RUI memegang tangannya, atau mengucapkan
SEKALI-SEKALI MEMEGANG mantra-mantra seperti,
BAHU ANGKASA. ANGKASA //Cakep sekali sahabatku hari
SEKALI-SEKALI MENGECEK ini.//
KEADAAN HIDUNGNYA, SEDIKIT //Manis kali kau, Sa, kenapa
SENGSARA sih?//
atau yang paling parah adalah,
4. INT. KELAS //Aku sangat beruntung bisa
RUI MEMALINGKAN ketemu kamu, Sa.//
PANDANGANNYA KE BELAKANG Angkasa hanya bisa berusaha
DIMANA ANGKASA BERADA, agar ia tidak langsung pingsan
TERSENYUM MANIS SELAMA di tempat karena kehabisan
BEBERAPA DETIK, MEMBUAT banyak darah.
ANGKASA TERSIPU MALU,
DARAH MENETES DARI
HIDUNGNYA, FRUSTASI TAK
LEPAS DARI WAJAHNYA,
SEDIKIT SENGSARA
5. EXT. JALAN KAMPUS
(OPSIONAL)
ANGKASA, RUI, LOLA, DAN
BERJALAN BERSAMA SEPANJANG
JALAN BESAR KAMPUS SAMBIL
BERCERITA DAN TERTAWA
LEPAS
6. INT. KANTIN
ANGKASA DAN RUI DUDUK
BERDUA (LAGI), MENIKMATI
MAKAN SIANG MEREKA–
KET : KEMBALI KE ADEGAN //Sa, kamu kan tahu, kita ini
PERTAMA sudah masuk semester akhir,
ANGKASA DAN LOLA kamu tidak hitung berapa kali
7. INT. RUANG TAMU sudah alpa? Ijinnya
MASIH SUASANA YANG SAMA DI bermacam-macam lagi, mau ku
RUANG TAMU RUMAH LOLA, mulai darimana? Waktu alasan
ANGKASA MENCURAHKAN SEMUA kamu salah kira kalau kamu
KELUH KESAHNYA minum vitamin tapi sebenarnya
pill viagra sebelum ke kampus
atau yang–// Lola mulai
bergumam.
//Ah, sudahlah, La, jangan
diungkit-ungkit lagi lah, nda
ada gunanya. Intinya Rui, itu
aja masalah utamanya.// potong
Angkasa di sela-sela semrawut
emosinya. Lola ada benarnya juga, Angkasa
selalu butuh
seseorang untuk menariknya
kembali ke realita. Angkasa
tidak mungkin bisa
terus-menerus tersiksa dengan
kondisinya sendiri kecuali ia
ingin melakukan sesuatu di luar
kendali penuhnya dan melakukan
hal yang ceroboh.
//Rasanya kayak ingin operasi
hidung, asli.// canda Angkasa.
//Ih sialan, mentang-mentang
punya hidung tinggi mau dibuat
tinggi kayak gimana lagi coba?
Astaga, Timothee Chalamet wanna
be, ya? Amit-amit jabang
bayi!// balas Lola, bercanda.
//Timothee Chalamet?// Angkasa
bingung.
//Demi nama Tuhan, Sa, kau?
Kamu seriusan kali ini? Ya udah
daripada kamu cuti kuliah atau
ijin terus atau apalah
terserah, aku juga ga saranin
buat ga ketemu sama Rui kecuali
kalo kamu mau mengaku ya
terserah, kau dah.// Lola
beranjak dari tempat duduknya
menuju kamar, meninggalkan
temannya yang semakin larut
dengan pikirannya sendiri.
Butuh beberapa detik untuk
Angkasa bisa membuka suara lagi
setelah ia sadar bahwa ia
sendirian di ruang tamu.
//Eh, La! Mengaku apa woi!!
Sialan, ah!// Angkasa setengah
berteriak.
KET : KEMBALI KE ADEGAN 5 //Sa, aku tuh kepikiran
DIMANA ANGKASA DAN RUI akhir-akhir ini.// mulai Rui,
SEDANG setengah gugup.
MAKAN SIANG DI KANTIN Angkasa berhenti mengunyah mendengar
(OPSIONAL) suara Rui, jantungnya
8. INT. KANTIN tak berhenti berdetak, begitu
SEMBARI MENIKMATI MAKAN pula darah yang bercucuran
SIANG MEREKA, RUI keluar dari hidungnya
BERINISIATIF UNTUK MEMBUKA (syukurlah baik Rui maupun
SUARA TENTANG Angkasa merasa tidak keberatan
KEKHAWATIRANNYA TERHADAP dengan situasi yang terjadi
KONDISI ANGKASA; HIDUNGNYA sekarang, walaupun ia sendiri
DISUMBAT DENGAN TISU AGAR masih sedikit sengsara) //Hm?
DARAH MIMISAN TIDAK Kepikiran apa? Kok kepikiran?
MENETES KE MAKANAN YANG Ada apa?// tanya Angkasa,
SIALNYA AKAN DIKIRA penasaran.
SAUS/KECAP //Kayaknya harus dibawa ke
dokter kau ini, seriusan.//
//Hah?! Ha ha ha, dokter ya, oh
no, no, no… ha ha ha.// Angkasa
kaget mendengar ini, tertawa
yang ia keluarkan pun sarkas.
Namun, melihat raut wajah teman
terkasihnya yang tak berhenti
khawatir dengan respon yang ia
terima, Angkasa melanjutkan
alasannya, mencoba berbicara
dengan volume suara yang normal
walaupun tisu yang tersematkan
di hidungnya sedikit
meresahkan.
//Begini Rui, aku hargai rasa
pedulimu terhadapku tapi, anu..
aku takut jarum suntik,
Ru-Ru..// Angkasa tertawa
kecil, tidak menyangka ia akan
seperti ini di depan Rui yang
sedang khawatir setengah mati.
Untungnya Rui juga ikut tertawa
dengan leluconnya itu.
Faktanya Angkasa tidak takut
dengan jarum suntik, pasalnya
ia telah check-up berkali-kali
selama enam bulan terakhir
mengenai kondisinya dengan Lola
(ya hanya Lola yang benar-benar
tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan
Angkasa.
Terakhir kali mereka ke dokter
pun tidak menunjukkan ada yang
mengganjal. Yang menjadi
permasalahan disini adalah
tekanan darah Angkasa yang
tidak normal atau di atas
rata-rata dibandingkan
kebanyakan orang biasanya.
//Sesuatu yang memicu detak
jantung anda di bawah tekanan
yang berlebihan dapat
menyebabkan dampak besar,
sehingga darah membutuhkan ruang
yang lebih besar untuk
bersirkulasi dengan lancar//
mengingat kata-kata dokter yang
ia dan Lola temui waktu itu
membuat hatinya bergelitik lucu
namun menakutkan secara
bersamaan dan ya, Angkasa tentu
menutup rapat hal ini agar Rui
tidak terlalu banyak khawatir
dengan dirinya, meskipun ia
juga sangat menyukai
perhatian-perhatian kecil
seperti ini dari Rui, terlepas
dari kebiasaan mimisannya.)
//Enggak ke dokter nih,
jadinya, hm?// tanya Rui, ia
terlihat makin memelas membuat
lutut Angkasa lemas seketika.
//Argh, baiklah. Ayo!// cetus
Angkasa setengah kesal,
setengah senang.
9. INT. ANGKUTAN UMUM Memutuskan untuk naik angkutan
ANGKASA DAN RUI DUDUK umum, seperti biasa, mereka
BERDAMPINGAN DI DALAM dalam perjalanan ke klinik.
ANGKUTAN UMUM, BAHU SALING Duduk berdampingan di angkutan
MENYENTUH, ANGKASA SEDIKIT umum yang cukup sesak, Rui
SENGSARA menoleh dan tersenyum, lalu
terkikik malu-malu ketika
melihat Angkasa yang masih
tenggelam dalam genangan
darahnya sendiri. //Apa yang lucu?// Angkasa
ingin bertanya
namun pikirannya justru
berputar-putar karena betapa
cantiknya teman masa kecilnya
itu hari ini, hampir tanpa
sadar. Angkasa berharap jika ia
bisa berhenti menatap untuk
beberapa detik, mungkin ia juga
bisa mengatasi pendarahannya
dengan lebih baik.
10. EXT. DEPAN KLINIK Saat mereka tiba di klinik,
(OPSIONAL) gelombang ketakutan tiba-tiba
ANGKASA DAN RUI BERJALAN memenuhi nyalinya. Angkasa
MENUJU KLINIK, NAMUN merasa pusing, tapi bukan
BERHENTI DI DEPAN JALAN berarti ia merasa ingin pingsan
MENUJU PINTU MASUK KLINIK di tempat karena kehabisan
UNTUK BEBERAPA darah. Angkasa bisa merasakan
ALASAN—ANGKASA YANG bagaimana panas dari kedua
MENGHENTIKAN PERJALANAN pipinya perlahan merangkak ke
MEREKA. RUI MELIHATNYA pangkal hidungnya, dan darah
BINGUNG, IKUT BERHENTI. sialan ini tak kunjung berhenti
MEREKA SALING BERHADAPAN mengalir. Ia telah
DAN MENATAP WAJAH memikirkannya jauh-jauh hari,
MASING-MASING. RUI YANG dan ia yakin hari ini adalah
BINGUNG, ANGKASA SEMAKIN harinya. Hari mereka berdua
GUGUP. (setidaknya yang ada di benak
DI SINI; RUANG PUBLIK– pikiran Angkasa).
ORANG-ORANG BERDATANGAN //Eh, kenapa Sa? Apa yang
MEMASUKI KLINIK, ADA JUGA sakit? Ya ampun kamu mimisan,
YANG BERLALU LALANG Sa!// tanya Rui panik ketika
MELEWATI MEREKA BERDUA, mereka berhenti di tengah
MELIRIK MEREKA HERAN, ADA perjalanan ke pintu masuk
YANG TIDAK PEDULI, ADA klinik.
YANG MEMBUAT KEKACAUAN //Iya, sudah dari tadi aku
mimisan, Ru.//
//Nah, kita udah di sini, kan?
Ayo–//
//Tunggu di luar saja dulu,
ya.// potong Angkasa,
menggenggam tangan Rui. Ia
terlihat benar-benar gugup
sekarang. Inilah masalahnya, Angkasa
telah berinisiatif untuk
mengakui perasaannya pada Rui
bahkan sudah lama daripada yang
ingin ia tahan. Pikirnya, tidak
mungkin ia bisa menembak Rui
saat mereka masih di bangku
SMA. Angkasa pikir berpikir,
itu tidak pantas dan
kemungkinan besar, ia akan
berdarah terlalu banyak karena
ketidaknyamanannya yang
ditimbulkan dirinya sendiri. Ia
pikir ia bisa langsung pingsan.
Angkasa pernah percaya
(setidaknya pernah baca entah
dimana) bahwa seseorang akan
terus-menerus berdarah untuk
seseorang yang mereka cintai
dan betapa bodohnya ia untuk
mengutuk dirinya dengan
mempercayai hal itu. Sungguh
sebuah ironi.
Ia juga pernah memiliki aneh
yang mengatakan kepadanya bahwa
satu-satunya pendekatan untuk
menghentikan pendarahan di
hidungnya adalah dengan
mengakui perasaanya. Jika itu
masalah utamanya, tetap saja,
Angkasa mencoba yang terbaik
untuk tidak tersandung pada
pikirannya dan mempercayai
hal-hal konyol lainnya lebih
jauh. Namun sekarang, Angkasa
memiliki bola di bawah telapak
tangannya untuk kemudian
menembakannya di atas ring. Ada
kesempatan yang dapat diambil,
pada saat ini. Angkasa menarik
nafas panjang, menghembuskannya
saat ia melepaskan tangannya
dari Rui dan dari hidungnya,
membuang tisu kotor itu ke tempat sampah di
dekatnya,
//Anu… aku mau ngobrol sesuatu
denganmu.//
//Huh? Tapi hidungmu itu lho,
Sa.//
//Udah, biarkan saja, nanti
juga sembuh. Tenang, rilex.//
Angkasa sedang tidak rilex
dengan dirinya sendiri. Ia
tetap berbicara. //Jadi begini,
Ru–// perkataannya terpotong
dengan seseorang yang
tersandung dan hampir terjatuh
di belakang mereka.
//Bang, lain kali hati-hati
ya.// sahut Angkasa, Rui hanya
tertawa lepas melihatnya.
//Jadi begini, Rui, aku se–//
ini juga terpotong dengan
seseorang yang tiba-tiba
berteriak di dekat mereka.
//Aduh, tolong lah ini lagi mau
ngobrol serius!// Angkasa
menggaruk kepalanya frustasi,
suasana akan menjadi kacau jika
yang ingin disampaikannya tidak
kunjung terucap. Rui masih
tertawa pada betapa absurdnya
situasi sekarang ini.
Angkasa memegang batang
hidungnya, darah masih mengalir
keluar tanpa henti, ia
benar-benar tersiksa dan hanya
bisa melihat telapak tangannya
yang berlumuran darah dengan
pasrah. Di lain sisi, raut
wajah cerah Rui seketika
terganti dengan khawatir.
Angkasa tidak terlalu peduli
dengan kondisinya dan tetap
berbicara. //Ah, maaf kamu
pasti berpikir ini absurd sekali kan ya, dan
aku terlihat
sangat berantakan dan—//
//Sa, darahnya keluar terus
itu.// potong Rui, mencoba
mendekati Angkasa dan memegang
wajahnya tapi Angkasa cepat
mencegah pergerakan Rui.
//Jangan dipotong dulu, Ru,
ayolah.//
//Tapi kamu mimisan ga berhenti
berhenti, Sa.//
//Iya, aku tahu itu.//
//Lah ayo, masuk kalau gitu–//
//Aku suka sama kamu, Ru.// itu
dia, akhirnya Angkasa
mengucapkannya. Dari sini, ia
bisa melihat Rui hampir tidak
bernafas dan matanya membesar
mendengar kata-kata itu.
Angkasa tidak mendapat respon
dari Rui selama 30 detik
hingga–
//Angkasa–//
//Ok, tolong dengarkan dulu ya.
Jadi begini, Ru. Aku sudah lama
seperti ini karena aku suka
sama kamu tapi– ah dasar
mimisan sialan. Intinya aku
sudah lama suka sama kamu.//
Rui hanya bisa menatap Angkasa
lekat-lekat, selanjutnya
dibarengi dengan tawa. Rui
benar-benar tertawa ketika
mendengar itu semua. Angkasa
hanya bisa menatapnya bingung.
Apakah ia ditolak? Tanya
Angkasa dalam hati.
//Kamu itu lucu sekali ya, Sa.
Padahal cuma mau bilang ini
toh, aku juga bisa kali.//
sahut Rui. Angkasa menjadi
semakin bingung, apa yang
dimaksud Rui dengan
perkataannya itu? //Eh, masih
ga sadar juga? Ya, sama, dasar
kain kasa! Aku tunggu kamu
bilang ini, ih!//
//Hah, maksudnya?// Angkasa
masih belum menangkap apa yang
dikatakan Rui, mencoba
memproses yang sedang terjadi,
akhirnya Rui melanjutkan
penjelasannya.
//Dasar,// Rui mencolok kening
Angkasa dengan telunjuknya
//orang kalo juga suka sama
kamu itu sadar dong, jangan hah
hoh kayak orang bingung, heh.//
Rui akhirnya tertawa setelah
mengatakannya. Angkasa masih
butuh dua sampai empat detik
sebelum realita membawanya
kembali ke bawah alam sadarnya.
Jadi sudah terbukti, bahwa
selama ini cintanya tidak
bertepuk sebelah tangan. Darah
di area bawah hidungnya sudah
hampir mengering tapi entah
kenapa darahnya berhenti
mengalir. Mungkin benar, yang
dispekulasikan Angkasa, bahwa
selama ini ia hanya terkena
kutukan atau sindrom aneh yang
membuatnya harus memberanikan
diri untuk mengungkapkan
perasaanya kepada Rui, dan pada
akhirnya mereka berdua menuju
pintu klinik sambil
bergandengan tangan dan tertawa
kepada satu sama lain.
BLANK SCREEN : BLACK FIN
END CREDIT
BREAKDOWN BUDGET

Production Company : Seraya Production Sutradara : Fatma H.Saimima


Project Title : Mencintai Itu Mudah (Katanya) Script Writer : Ayu S. Suneth
Durasi : -+ 15 Menit

NO ITEM UNIT RATE AMOUNT NOTES

PRA PRODUKSI

1 Transportasi PP 9 Orang Rp.12.000 Rp. 108.000 Rapat

2 Transportasi PP 9 Orang Rp.12.000 Rp. 108.000 Rapat

3 Tisu 1 Pak Rp. 12.000 Rp. 12.000 Keperluan Syuting

4 Fake Blood 1 Pcs RP. 12.000 Rp. 12.000 Keperluan Syuting


PRODUKSI
Makanan untuk adegan
1 Nasi Goreng 2 Porsi RP. 17.000 RP. 34. 000 syuting
Minuman untuk
2 Es Teh 2 Gelas RP. 7.000 RP. 14.000 adegan syuting
Transportasi Syuting di rumah
3 Syuting PP 10 Orang RP. 18.000 RP. 180.000 Agisna
Transportasi
4 Syuting PP 6 Orang RP. 12.000 RP. 72.000 Syuting di puskesmas
PASCA PRODUKSI

1 Kuota Internet 1 paket RP. 120.000 RP. 120.000 RP. 120.000


SCRIPT BREAKDOWN MENCINTAI ITU MUDAH (KATANYA)
“FILM PENDEK”
Sutradara : Fatma H.Saimima
SERAYA PRODUCTIONS

NO TIME INT/EXT.LOCATION.DAY/NIGHT SCENE TALENT WARDROBE MAKE-UP PROPERTY EQUIPMENTS NOTE DOP AUDIO PAGE DESCRIPTION

Asis Buku Artis tidak MS Interaksi antara


Sapriani Samosir Tas On time MCU Ruhi & Angkasa
1 11.00 - 12.35 INT.RUANG KELAS.DAY 4 Baju Casual Natural look Tripot
Figuran Meja Kurang
Kursi Backlight
Sapriani Samosir Tas Kurang Interaksi Antara
2 12.02 - 12.15 INT.RUANG TUNGGU KELAS.DAY 2 Baju Casual Natural look Tripot MS
Asis Kursi Backlight Ruhi & Angkasa
Asis Meja Banyak Ruhi & Angkasa
Sapriani Samosir Kursi Terdapat Sedang makan siang
3 14.33 - 15.00 EXT.KANTIN.DAY 6 Baju Casual Natural look Makanan Tripot Noise MS Bersama
Minuman
Tisu
Asis Kursi
Agisna Silawane Meja
4 10.30 - 11.30 INT.RUANG TAMU-RUMAH LOLA.DAY 1 Daily outfit Natural look Laptop Tripot
Buku
Tisu

21
22
ABSENSI KEHADIRAN PERTEMUAN KELOMPOK 1
PRODUKSI FILM PENDEK

PERTEMUAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sapriani Samosir
2 Ayu Sari Suneth
3 Asis
4 Angeli Ramadhani
5 Lisfia
6 Arman Lesilawang
7 Maria Nathasya Ongirwalu
8 Agisna Yuni Silawane
9 Fatma H.Saimima
10 Soraya

Keterangan :
Hadir

Izin

Tidak Hadir

N TANGGAL PERTEMUAN KEGIATAN


O
1 Jum’at, 10 Juni 2022 Pembagian Tugas dan job
2 Jum’at 17 Juni 2022 Casting Pemain
3 Senin, 27 Juni 2022 Pembacaan Naskah
4 Selasa, 28 Juni 2022 Proses Syuting Day-1
5 Rabu, 29 Juni 2022 Proses Syuting Day-2
6 Kamis, 30 Juni 2022 Proses Syuting Day-3
7 Jum’at, 1 Juli 2022 Proses Syuting Day-4
8
9
10

23

Anda mungkin juga menyukai