Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Praktik Pengenalan Peralatan Studio Televisi dan Radio


Semester 4

Disusun Oleh :
Nama : Fernanda Alrasyid
NIM : 018171441187
Kelas : Matekstosi 4C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN TEKNIK STUDIO PRODUKSI


SEKOLAH TINGGI MULTIMEDIA YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pertanggung Jawaban untuk memenuhi tugas Ujian Akhir


Semester 4 Sekolah Tinggi Multimedia “MMTC” Yogyakarta ini telah
disetujui dan disahkan pada :

Hari : Senin
Tanggal : 29 Juni 2020

Yogyakarta, 29 Juni 2020


Menyetujui,
Ketua Program Studi Matekstosi Penyusun,

Sunarsa, S.PT, M.Sn Fernanda Alrasyid


NIP. 1961051819831001 NIM. 018171441187

Ketua Jurusan Penyiaran

Ari Minarti, M, S.PT., M.Sn.


NIP. 196601211994032001

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan
Praktik Pengenalan Peralatan Studio Radio dan TV dengan lancar dan baik. Dalam
rangka pembelajaran dan sebagai salah satu mata kuliah penting dalam Sekolah
Multimedia “MMTC” Yogyakarta, yaitu mata kuliah Praktik Pengenalan Peralatan
Studio Radio dan TV. Walaupun ditengah Pandemi Covid-19 para mahasiswa harus
tetap melakukan kegiatan praktik walaupun secara daring. Mata kuliah ini sangat
penting untuk mahasiswa dan mahasiswi nya, terutama untuk program studi
Matekstosi Semester 4. Laporan ini bertujuan sebagai bukti partisipasi saya dalam
kegiatan praktik tersebut dan sebagai sarana saya untuk menyampaikan apa yang
telah saya pelajarai selama satu semester ini.
Pada kesempatan ini, saya selaku penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua Dosen Pembimbing khususnya, serta pihak-pihak lainnya yang telah
membantu saya dalam proses kegiatan proses praktik selama satu semester ini,
sehingga saya bisa mengenal dan lebih memahami tentang peralatan-peralatan
produksi radio dan televisi.
Dalam hal ini saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
laporan pertanggungjawaban ini. Dengan begitu, saya selaku penulis menyadari
bahwa laporan yang saya buat ini masih memiliki banyak kekurangan dan salah kata.
Oleh karena itu, saya selaku penulis memohon maaf sebesar-besarnya.
Akhir kata, semoga laporan yang telah saya buat ini dapat berkenan bagi para
penguji dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 29 Juni 2020

Fernanda Alrasyid
NIM. 018171441187

ii
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………....i
KATA PENGANTAR………………………………………………………..…..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…iii
BAB I PRAKTIK FAMILIARISASI ALAT…………………………………..1
1.1 Kamera Studio…...…………………………………………………....1
1.2 Audio Mixer Radio……………..…………………………………..…4
1.3 Jaringan Audio Radio……………….……………………………..….7
1.4 Pengukuran…………………………………………………….……...9
1.5 Audio Mixer TV…………………………………………………...…11
1.6 Video Mixer………………………………………………………….14
1.7 Lighting…………….……………………………………………...…16
1.8 Sesi Diskusi…………………………………………………………..23
1.9 Editing Audio………………………………………………………...25
BAB II ANALISA PROGRAM ACARA……………………………………...28
2.1 Program Acara……………………………….……………………….28
2.2 Laporan Job Description.…….……………………………………….28
BAB III Konsep Music Video ……………………………………………….....32
3.1 Konsep……………………………………………………………......32
BAB IV Penutup……………………………………………………………...…33
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………...33
4.2 Saran………………………………………………………………….34

iii
BAB I
FAMILIARISASI ALAT

1.1 Kamera Studio


Seorang Kameraman harus paham dan mengerti tentang cara mengoperasikan
kamera. Seperti Posisi, komposisi, framing, zoom dan focus. Dan seorang
kameraman juga harus mengerti jalur dari kamera hingga vtr.
SOP Kamera Studio 1 :
1. Membuka gulungan kabel coax, dan mengulur kabel nya sesuai kebutuhan yang
dibutuhkan untuk pergerakan seorang kameraman.
2. Lalu dibentuk angka 8 didepan roll kabel untuk spare agar pergerakan kamera tidak
terhambat dan terganggu
3. Lalu colokkan kabel coax ke kamera, lalu buka gulungan kecil kabel coax yang
berada di samping roll.
4. Setelah itu colokkan pada wallbox.
5. Lalu kita bisa menghidupkan CCU pada panel box di sub control.
Untuk melepas kabel coax dari kamera, harus ditarik bagian atas nya dahulu,
baru ditarik seluruh bagian kabelnya. Sedangkan melepas kabel dari wallbox, harus
menekan ring dahulu yang ada di wallbox, jika sudah ditekan bisa langsung ditarik
kabelnya.

Kabel Coax Wallbox

1
Kamera yang digunakan pada studio 1 adalah Sony BVP-E 10 WSP CAS70P
dan menggunakan lensa Fujinon Aspheric & IF EFP/ENG Zoom Lens. Ketika kita
menggunakan lensa tersebut dapat mengurangi shaking disaat kita handheld dan
pergerakan track in/out.

Masing-masing kameraman memiliki referensi untuk mengatur servo zoom


atau servo focus, jadi sebelum on air, seorang kameraman akan mengatur servo zoom
dan servo focus sesuai dengan kenyamanan dia.

View finder pada kamera studio berwarna hitam putih karena sudah peralatan
tua, tetapi kelebihannya bisa memudahkan mata mencari fokus dan mata tidak cepat
lelah.
Gambar kotak biru diatas menunjukan extender. Yang gunanya bila
membutuhkan zoom yang maksimal sekali dari lensa yang digunakan sudah
maksimal zoomnya. Tapi jika menggunakan extender, iris akan lebih tertutup dan
akan membuat gambar menjadi sedikit gelap. Kalau kotak merah adalah backfocus.
Kami pun diajarkan cara troubleshooting jika backfocus bermsalah.

Pengoperasian RCP untuk mengganti bukaan iris, shutter speed, white balance, dll.
Operator RCP harus mengatur white balance setelah crew lighting selesai setting
lighting untuk set sehingga tidak berubah. Cara pengkalibrasian White balance
menggunakan Vectorscope dan waveform untuk acuan apakah sudah benar atau
belum.
Waveform Vectorscope

Jika ingin menjadi seorang kameraman harus bisa menjaga kamera untuk
tetap steady walaupun tidak menggunakan tripod atau pedestal. Dan tidak boleh ada
gerakan tambahan yang tidak diperlukan, seperti shaking. Biasanya dapat dilatih
dengan memasang kuda-kuda, agar badan tetap stabil dan tidak bergerak. Kalau
untuk pernafasan, ada baiknya jika dibiasakan olahraga renang. Agar nafas bisa
panjang, dan bisa tahan nafas untuk waktu yang lama. Tahan nafas termasuk teknik
untuk membuat badan tetap stabil dan tidak goyang.
1.2 Audio Mixer Radio
Audio mixer studio satu berbeda dengan studio radio dua. Audio mixer radio
studio satu menggunakan audio mixer digital, sedangkan studio radio dua masih
menggunakan analog.
Untuk SOP mixer digital masih sama seperti mixer analog, yang berbeda
Cuma di menunya. Mixer digital yang diproses signalnya adalah signal digital berupa
data.
Sample rate adalah jumlah dimana sample audio diambil. Bit depth adalah bit
jumlah dimana data disimpan. Standard sample rate adalah 48000Hz (48 KHz) kalua
bit dept adalah 16bit (untuk HD). Untuk 2K/4K minimal 48KHz dan 24bit.
Audio mixer yang digunakan adalah SONY DMX R100
SOP :
1. Setting gain.
2. Balancing level suara menggunakan fader
3. Proses equalize menggunakan equalizer
4. Dynamic processing meggunakan compressor dan gate (expander).
5. Adding Effect ( tergantung audio mixer, apakah disertakan menu audio effect
atau tidak jika tidak maka menggunakan fasilitas auxiliary untuk menginstal
audio effect).

Bagian di Audio Mixer Digital

Pages atau bisa disebut halaman. Ini berkaitan dengan penggunakan folder, fader 1-
24 berada di page 1, fader 25-48 berada di page 2, jadi 1 fader mengontrol 2 output
suara tergantung dari page yang kita pilih.

Dynamic processing adalah mengatur perbedaan level yang terendah dan yang
tertinggi agar selisihnya tidak jauh , sehingga suara yang dihasilkan stabil.
ACCESS : untuk masuk ke equalizer mka harus mengakses menu equalizer melalui
tombol access. Maka tampilan layar sentuh akan akan menunjukkan settingan
compressor , eq & auxilliary.
Cara memberikan effect vocal :
1. Aktifkan auilliary.
2. Misal aux 1 sudah diaktifkan maka otomatis fader akan berubah menjadi fader aux
1.
3. Lalu melalui audio patching 1 kita kirim ke audio effect yang akan dipakai.
4. Output dari audio effect dikirim ke channel mixer melalui audio patching.

Cara mengaktifkan tune 1 KHz :


1. Pilih menu audio pada layar sentuh.
2. Pilih OSC/Talk back
3. Klik on pada OSC

Untuk save project : pilih system kemudian pilih tittle manager.


1.3 Jaringan Audio Radio Studio 1

Skema menggunakan multi studio :

-
STUDIO 1

PC MCR TX
STUDIO 2

-
STUDIO 1

MCR TX
STUDIO 2

Jika ingin menambah studio dari luar di up stream dan di down stream pada
program continuity (PC) yang berfungsi mengatur lalu lintas siaran dan outputnya
dikirim ke master control (MCR), setelah itu outputnya MCR dikirim ke pemancar.
Perbadaan Ketika tidak menggunakan program continutity (PC) yaitu jika
menggunakan studio PC maka dapat membantu , contoh pengiriman sinyal menurun
atau loses, pada pc dapat memonitor hasil dari studio1 / studio 2 dan dapat
dikomunikan kepada operator audio di studio.

Untuk menyelamatkan program dapat ditambahkan playback di PC , MCR dan TX


(jika ada masalah)
Membaca Patching
DAJP = Digital Audio Jack Panel
AJP = Audio Jack Panel

Contoh : DAJP 113 dan DAJP 102


Contoh : AJP120 dan AJP 215

SOP Peralatan Studio Radio 1 :


1. Nyalakan main power di panel box.
2. Nyalakan servis atau submain powernya.
3. Hidupkan master dan servis yang berada dibagian bawah rack audio.
4. Nyalakan CD RAW, DAT, CTR dan digital effect processor.
5. Nyalakan audio interface unit
6. Hidupkan audio mixer, powernya berada dibelakang mixer.
7. Hidupkan power amplifier.

Di studio 1 radio maksimal menggunakan channel 12 mix dan


disediakan 6 jalur TRK. Jalur TRK adalah jalur kosong yang dapat
digunakan untuk menambah input mic atau output monitor. Patching
berguna untuk menghubungkan peralatan, contoh menambahkan playback
atau record menggunakan patching.
1.4 Pengukuran
Di dalam studio terdapat tiga komponen utama, yaitu: Kamera, Monitor dan
Video Switcher. Kamera berfungsi untuk mengambil gambar, lalu hasilnya bisa
dilihat di layar monitor, sedangkan Switcher berfungsi untuk men-switch
(mengganti-ganti) gambar yang berasal dari Kamera 1, Kamera 2, Kamera 3 dan
seterusnya. Outputnya lalu dikirim ke Pemancar atau bisa juga direkam ke sebuah
alat perekam video atau video server. Ini adalah prinsip yang paling dasar dari sebuah
mekanisme kerja di dalam studio dengan jumlah Kamera lebih dari satu.
Setiap Kamera diberi satu Monitor. Tujuannya adalah agar Operator Switcher
dapat dengan mudah mengidentifikasi Kamera mana yang sudah siap dan kamera
mana yang belum. Kamera yang belum siap biasanya masih melakukan adjusment
(pan, tilt, zoom dan focus) pada obyek gambar yang sedang diambilnya. Seorang
Program Director (PD) dapat meminta pada kameraman, melalui Intercom, untuk
mengarahkan kameranya ke satu obyek tertentu. Selanjutnya melalui Monitor-
Monitor yang ada di Ruang Kontrol, PD dapat melihat apakah gambar yang diambil
oleh kameraman itu sudah sesuai yang dia inginkan atau belum. Jika belum maka dia
bisa meminta lagi agar Kameraman melakukan adjusment lagi hingga gambar yang
dia maksudkan terpenuhi. Itulah sebabnya intercom menjadi sarana komunikasi yang
sangat vital di dalam Studio
Agar perpindahan gambar dari Kamera 1 ke Kamera 2 berjalan dengan mulus
maka kedua perangkat harus sinkron. Maksudnya, pulsa sinkronisasi kedua sinyal
haruslah sama. Untuk itu dibutuhkan sebuah pembangkit sinyal sinkronisasi (Synch
Generator) dimana sinyal atau pulsa sinkronisasi ini selanjutnya dapat di-distribusi-
kan melalui Video Distibution Amplifier (VDA) ke semua Kamera dan perangkat
lain seperti: CG, Graphic, Server dan tak terkecuali Switcher itu sendri
Waveform dan Vectorscope. Waveform (WFM) untuk membantu mengukur
kontras dan gelap-terangnya gambar (Luminance), sedangkan Vectorscope
diperlukan untuk mengetahui amplitudo dan sudut phasa dari sinyal warna
(Chrominance). Jumlahnya cukup satu saja karena melalui Video Routing Switcher
input dari Waveform & Vectorscope ini dapat diganti-ganti dengan mudah. Jadi
Waveform & Vectorscope selain untuk menge-set Kamera juga sekaligus bisa
digunakan untuk mengukur dan memonitor perangkat lain misalnya: CG, Graphic,
Server, Frame Sync dan termasuk juga Output Program

Waveform Monitor Vectorscope Monitor


1.5 Audio Mixer TV

Audio mixer sony DMX R100

Di dalam Sub-Control Studio 1 TV audio mixer yang digunakan yaitu Sony DMX
R100. Merupakan mixer digital dengan jumlah channel sebanyak 48 yang terbagi
dalam 2 layer fader serta 2 jenis bus / jalur input yaitu 24 jalur audio analog serta 24
jalur audio digital.

Clip On Shure PGX


- Terdiri dari :
1. Transmitter
2. Receiver
3. Power Supply
4. Lavalier
1. Studio Wall Box
Untuk pemasangan jalur input maupun output peralatan dari dalam ruang studio menuju
control room. Terdiri dari 12 jalur mic input serta 4 jalur TRK Audio

SOP Menyalakan peralatan :


1. Nyalakan main power breaker didalam panel box
2. Nyalakan service breaker diurutkan dari 1-6
3. Nyalakan main breaker dan service pada bagian rack peralatan studio
4. Nyalakan main breaker dan matikan semua peralatan yang digunakan pada accessoris rack
5. Nyakakan audio mixer dengan menekan tombol power yang berada pada bagian belakang
mixer

Sony DMX R100


- Bagiam-bagian :
1. Analaog Head Amplifier Channel
2. Over
3. Signal
4. -+48
5. Input B
6. PAD
7. Gain
B. Channel Strip Pannel
Terdapat Tombol Write, Pan, Cut, Solo, Acces, dan Fader
C. Assigment Panel
Terdapat tombol Pan Section Aux 1-8, Pan Section MTR Button, Pan Section
Trim Button, Faders Section Aux 1-8, Fader Section MTR Button, Fader Section
Trim Button, Pages Section Page Select, Pages Section Masters Button.
D. Parameter Section Setting
- Tombol balik phase sinyal audio
- Trim Control
-Delay in button
- Delay control
- MTR 1-8 Buttons
- Program L/R
E. Dynamics Section
- Dynamics In Button
- Dynamics Acces Section
- Dynamics Insertion Point Buttons
- Dynamic Paramaters Section
F. Equalizer Section
- LF Section
- LMF Section
- HMF Section
- HF Section
- Low Cut Filter Section
- High Cut Filter Section.
1.6 Video Mixer
Video Mixer
Berfungsi untuk mencampur gambar dari berbagai input, seperti kamera, vtr
chargen atau input dari studio lain. Video mixer mempunyai banyak tipe dan setiap
tipe memiliki fasilitasnya masing-masing dan berbeda. Video mixer yang digunakan
pada studio 1 adalah video mixer DVS 9000 SF yang memiliki 17 input. Processor
video mixer terdapat pada rack no.2 bagian bawah. Jika ingin menampilkan CG harus
menggunakan bantuan video mixer dari ruang program continuity, karena video
mixer distudio 1 sedang bermasalah dan tidak bisa, menampilkan CG. Dan video
mixer distudio 1 hanya dapat digunakan untuk transisi cut to cut, wipe, mix, dan
dissolve.
Character Generator
CG pada ruang sub control tidak dapat digunakan pada menu video mixer.
Untuk mengatasinya menggunakan CG dari ruang program continuity. Chargen yang
berada di sub control bisa juga difungsikan sebagai playback, tetapi tidak bisa
dilakukan secara bersamaan. Software yang digunakanpada komputer chargen adalah
adobe premiere pro.

Video Tape Recorder (VTR)


Ada 2 VTR di studio 1. VTR 1 digunakan untuk playback, sedangkan VTR 2
digunakan sebagai record. VTR playback digunakan untuk memberikan video
playback Ketika produksi / siaran berlangsung. Seorang operator VTR playback
harus mencatat time code agar Ketika produksi tape dipindahkan ke VTR lain data
akan tetap sama. VTR studio 1 menggunakan betacam untuk medianya, playback dan
record pun menggunakan betacam.
Patching Sistem
Patching merupakan kegiatan menambah atau memodifikasi jalur tanpa
melakukan bongkar alat yang sudah terinstal dalam suatu system.
Contoh :

VTR Video
DVJ102
Mixer

Dengan jalur tersebut, maka VTR sebagai output dan video mixer sebagai
input. Cara membacanya patching pada blok diagram sabagai contoh DVJ102 adalah
patching pada baris pertama dan kolom kedua. Bagian output berada di atas
sedangkan input berada di bawah. Dalam menggunakan patching harus
memperhatikan blog diagram agar tidak ada jalur yang terganggu. Blok diagram
merupakan acuan untuk jalur pada tiap alat di studio dan subcontrol.
1.7 Lighting Studio
SOP Menyalakan Dimmer Rack Studio TV 1 :
1. Nyalakan Main Power
2. Nyalakan Control, dan tunggu beberapa saat
3. Nyalakan Working, Non.dim 1, dan Non.dim 2

Lalu jika kita sudah menentukan lampu yang akan kita gunakan. Kita
harus melihat peta lampu studio tv 1.
Setelah kita melihat peta lampu dan telah mengetahui nomor lampu
yang kita gunakan, langkah selanjutnya adalah :
1. Nyalakan mixer dengan cara menekan tombol main power

2. Setelah mixer menyala, kita angkat fader masternya


3. Lalu tempatkan lampu yang telah kita pilih ke fader yang
kita inginkan, caranya :

a. Selector arahkan ke dim

b. Lalu pilih F
c. Pilih Fader Number dengan cara menekan
tombol F lalu tekan nomer 1, setelah itu tekan
Load dan tekan nomor lampu yang ada di
peta (nomor 22), lalu tekan Dim Set yang
berwarna hijau.

3
1

2 4

d. Jika sudah, kita bisa mengangkat fader nomer 1.


Ballast power, berfungsi untuk mengubah dari arus AC menjadi arus
DC.

Kabel Ballast digunakan untuk menghubungkan power


ballast dengan HMI/kesumber Listrik PLN/Genset

Maksud Sketsa gambar diatas adalah :

- Sumber Listrik dari PLN/Genset masuk ke panel box


- Lalu Panel Box dengan Ballast Power terhubung melalui kabel
Ballast
- Ballast Power mengubah arus AC menjadi arus DC
- Power Ballast dan HMI terhubung melalui kabel Ballast
- HMI dapat menyala.
Lampu HMI

SOP ARRI HMI :


1. Hubungkan Power Ballast dengan ARRI HMI menggunakan kabel
Ballast
2. Lalu hubungkan dengan arus listrik yang ada di
panel box, bisa listrik dari PLN ataupun Genset
3. Sebelum dinyalakan pastikan potensio cahaya berada di posisi 0
4. Tekan switch selector, lalu tunggu lampu indikator berwarna hijau
5. Setelah itu nyalakan power, tunggu bohlam stabil
6. Terakhir atur intensitas cahaya yang diinginkan dengan memutar
potensio

SOP Katrol Lighting Studio 1 :

1. Tahan kedua tali (cek balancing antara pemberat dan lighting)


2. Buka Pengunci Katrol yang berada dibawah
3. Lalu turunkan sesuai kebutuhan (jika menurunkan sisakan tali yang
berada dibawah
4. Naikkan sesuai kebutuhan (jika menaikkan sisakan tali yang diatas)
5. Jika sudah, jangan lupa lock kembali
Katrol lighting, beban lampu dan pemberat harus balance,
ketika pemberatnya lebih berat dibandingkan beban lampu maka
lampu akan naik ke langit-langit, dan besar kemungkinan lampu akan
jatuh dan bisa menimpah talent, crew, atau alat yang ada dibawahnya
Cara balancing pegang kedua tali, lalu unlock, cek berat yang
tali mana, di balancing lalu atur tinggi kebutuhan blocking, lalu lock
kembali.
1.8 Sesi Diskusi dan Sharing

1. VB Audio Network

VBAN digunakan untuk mengukur tingkat level audio yang


diterima oleh audiens. Ketika proses streaming di web seperti
Youtube, proses monitoring audio menjadi lebih sulit diukur daripada
dengan audio mixer.

1. Network Bonding

Untuk mengurangi resiko delay pada saat live streaming, Alat


yang bisa kita gunakan digunakan adalah Bonding. Bonding adalah
sebuah teknologi yang memungkinkan agregasi lebih dari satu
interface ethernet dan menggabungkan kedalam satu link virtual
sehingga kita akan mendapatkan troughput bandwith yang lebih besar.
Bonding ini langsung mengirim sinyal ke satelit. Bisa juga dengan
SNG, (Sattelite News Gathering) tetapi kalau SNG tidak portable
seperti Bonding.
Jadi secara fungsi, Bonding dapat memecahkan masalah terkait
tingginya delay pada video conference atau video streaming dalam
kualitas tinggi pada device nirkabel.

2. LiveU
LiveU memungkinkan untuk melakukan proses streaming lebih

mudah dengan bantuan hardware atau device yang lebih memadai.


LiveU dapat terintegrasi dengan kamera professional namun dapat
dikontrol secara real time melalui perangkat mobile dan menyediakan
layanan domain yang cukup banyak. Jaringan yang digunakan dapat
berupa Wi-fi, dual slot celuler, dan ethernet.
1.9 Editing Audio

Materi editing audio yang diberikan adalah tentang software Cubase.


Cubase merupakan Digital Audio Workstation yang dikembangkan oleh
Steinberg untuk mengatur dan mengedit Audio seperti musik dan audio
lainnya. Tapi dikarenakan Cubase di laptop saya error, dan tidak dapat
berfungsi, jadi saya beralih ke software lain yaitu Adobe Audition. Saya
meng-cover lagu dari Anda yang berjudul Menghitung Hari 2. Saya merekam
suara saya menggunakan hape, dan musik karaoke nya saya mendownload di
youtube.

Untuk suara vokal, yang pertama saya menggunakan effect Graphic Equalizer
(10 bands).

26
Lalu saya menggunakan effect amplify +6dB Boost

Lalu saya menggunakan effect Single Band Compressor dengan Preset Vocal
Leveler

27
Dan Effect yang terakhir saya bereksperimen dengan menggunakan effect
reverb dengan settingan saya sendiri. Setelah selesai editing, saya
mengeksport hasil editing dengan format .mp3.

28
BAB II
ANALISA PROGRAM ACARA
2.1 Program Acara
- Mata Najwa, Episode : Kita Bisa Apa?

2.2 Laporan Job Description


Dalam analisa program acara Mata Najwa saya memilih jobdesk
audio, dan saya menganalisa audio yang digunakan dalam program acara
Mata Najwa.
1. Floorplan

29
30
2. Blokdiagram

3. Analisa
Untuk acara Mata Najwa menggunakan mic clip on

31
Untuk floor monitor berjumlah 2 buah, floor monitor mengcover suara di area

stage.

Untuk spekaer FOH meng cover di area penonton menggunakan jenis Array
line Speaker dan tengahnya menggunakan floor center speaker untuk
mengcover area depan bawah, sedangkan untuk line array speaker mengcover
area penonton atas belakang.

32
BAB III
KONSEP MUSIC VIDEO

3.1 Konsep
1. Judul Lagu : Menghitung Hari 2 - Anda
2. Vocal : Fernanda Al Rasyid, M. Andika Al Ghifari
3. Editor Audio : Sidiq Ridwan Rahmad H.
4. Editor Video : Abdurrahman Al Tsaani, Fredy Andiyanto
5. Talent Video Klip : - Lia April
- Alfandi Ramadhan
- Puteri Choirunnisa
- Amira Azizah
- Pradhika Janu
- Ova Ezha
- Hashandy Prastya
- Vernanda Putra
- Allamsyah Yusuf
6. Creator Cerita : Sandy Hananda B.
7. Konsep Cerita :
Ada seorang lelaki suka sama seorang perempuan, tetapi sikap perempuan sama l
aki-laki tersebut memperlihatkan setengah suka dan tidak, seolah - olah perempu
annya memberi harapan palsu. Si Lelaki tersebut merasa seperti digantung perasa
annya oleh si perempuan.

33
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Praktik merupakan hal yang paling penting dalam pembelajaran di
Sekolah Tinggi Multimedia “MMTC” Yogyakarta, terutama dalam jurusan
Matekstosi yang dituntut untuk dapat memahami dan mengerti segala aspek
teknik serta memanajemen hal teknis untuk keperluan produksi. Walaupun
ditengah Pandemi seperti ini kami mahasiswa matekstoi semester 4 harus
tetap melakukan Praktik Familiarisasi secara daring. Praktik yang dilakukan
setiap hari kamis ini, para mahasiswa akan semakin mengenal dan mengetahui
setiap peralatan serta mengetahui fungsi dari peralatan produksi tv maupun
radio. Pada praktik produksi, diharapkan mahasiswa dapat mengoperasikan
peralatan tersebut dan dapat mengantisipasi jika terjadinya masalah-masalah
yang terjadi dan mengetahui solusinya.
Praktik produksi juga berguna untuk melatih kerja sama dalam tim
yang menjadi pengalaman yang sangat berharga dalam praktik produksi. Saya
berharap, semoga praktik produksi tv dan radio kedepannya bisa menjadi
lebih baik lagi.
Lalu tentunya juga saya berterima kasih kepada semua dosen
pembimbing, rekan-rekan, dan kelompok produksi saya yang telah
memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi saya. Akhir kata, saya
berterima kasih sebesar-besarnya dan memohon maaf bila ada kesalahan
dalam penyampaian kata pada laporan ini.

34
4.2 SARAN
Dalam kegiatan produksi sangat diperlukan perencanaan konsep yang
matang, mulai dari pembagian job desk masing-masing, dan juga membangun
kerja sama tim yang baik. Hal itu diperlukan agar tercapainya tujuan produksi
yang dapat menghasilkan hasil yang baik dan memuaskan.
Dan setiap job desk perlu mempertanggung jawabkan jobdesk nya
masing-masing. Agar tidak adanya hal yang tidak diinginkan terjadi ketika
produksi berlangsung.

35

Anda mungkin juga menyukai