Anda di halaman 1dari 24

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek di semester VI ini. Selain itu
atas kesempatan yang diberikan-Nya pula penulis dapat merangkum kegiatan
praktek di semester VI dalam laporan pertanggungjawaban ini. Sebagai manusia
biasa yang hakekatnya membutuhkan manusia lain, penulis merasa perlu
mengutarakan sepatah dua patah kata sebagai bentuk ungkapan terimakasih
kepada:
1. Drs. Prasetyo Puji Utomo, selaku pembimbing praktek konsentrasi artistik
yang telah menyediakan waktu, tenaga, kesabaran, dan pikiran untuk
mengarahkan penulis dalam proses artistik talkshow tv;
2. Shinto Dwirawati SH., S.Sos., MA. Pembimbing yang memberikan
kesempatan penulis untuk jadi lebih baik di praktik selanjutnya.
3. Kedua orangtua yang tulus mendukung baik secara doa, moral, maupun
material. Terimakasih tak terkira dari anakmu yang sangat mencintai
kalian;
4. Bumipala Mapala MMTC.
5. Kawan-kawan kerabat kerja One Channel (Manarita&Matektosi) yang
bekerja keras siang-malam memberikan yang terbaik untuk on air One
Channel. Kalian orang-orang yang hebat, masa depan yang cerah menanti
kalian.

Besar harapan penulis agar laporan ini bisa berguna bagi pembaca, juga
bagi masa depan. Begitupun kritik dan saran yang senantiasa penulis
tunggu kedatangannya demi pembelajaran bersama dan demi terjaganya
objektifitas karya.
Yogyakarta, 04 Juli 2014


Angga Mitra Tama
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..1
Daftar Isi ..2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang .3
b. Tujuan .3
c. Manfaat .4
BAB II LANDASAN TEORI
d. Landasan Teori .VI
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK
a. Perencanaan .7
b. Pelaksanaan .
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan 16
b. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN .19



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata artistik dalam sebuah layar televisi ibarat garam dalam sebuah
masakan. Setiap sendok yang tercerna selalu memberikan tempat bagi garam
untuk bekerja sesuai kadarnya. Pun setiap frame di layar kaca yang terpancar
membutuhkan artistik, seni, untuk memberikan (setidaknya) kesan indah bagi
penonton. Artistik merupakan salah satu faktor pendukung dalam sebuah
program penyiaran. Sebagai pendukung, posisi artistik dalam program siaran
televisi terutama acara berita (talkshow) selalu disesuaikan dengan visi dan
misi acara tersebut. Bermain artistik juga tentunya harus berhadapan dengan
titik, garis, dan semiotika. Lagipula dalam sebuah siaran berita penonton
sering mengabaikan fungsi artistik dan lebih memicingkan mata juga telinga
kepada esensi berita yang ditayangkan. Namun semakin berkembangnya
teknologi, artistik mulai mendapat tempat di dalam frame televisi modern.
Media-media televisi baik nasional maupun internasional mulai
mengolaborasikan penggunaan animasi dalam penataan artistik talkshow.
Peran animasi dalam proses penataan artistik dalam sebuah tayangan berita
memberikan banyak dampak baik positif maupun negatif. Di satu sisi media
merasa diuntungkan dengan hadirnya terobosan green screen (layar hijau)
yang memadukan antara fasilitas software animasi dengan kecakapan
presenter/pembaca berita. Namun di sisi yang lain media otomatis akan
mengurangi penggunaan sumber daya manusia dan menggantinya dengan
mesin-mesin animasi yang lebih terjangkau.
Sebagai orang yang dipercayai oleh dosen pembimbing dan kawan-kawan
se-tim untuk menjadi penata artistik yang merangkap sebagai set builder juga
cleaning service, penulis merasa beruntung bisa ikut turun tangan dan
merancang ide untuk program talkshow di acara 1.4VI. Karena dari titik itulah
penulis belajar banyak tentang bagaimana cara berkomunikasi, bagaimana
cara merepresentasikan ide, dan masih banyak hal yang penulis dapatkan
selama berproses menjadi seorang chief artistik. Dari awal perkenalan dengan
ilmu tata artistik sebenarnya penulis sudah jatuh cinta dengan inovasi green
screen dalam pemberitaan televisi, dengan alasan tidak memakan banyak
waktu, tenaga, juga biaya. Namun karena agenda belajar dan mengenal medan
orientasi lapangan pekerjaan sesuai yang diutarakan oleh salah satu dosen
pembimbing di awal pertemuan, keinginan penulis untuk itu mau tidak mau
harus mundur teratur.
One Channel, alternatif media tempat dimana penulis pertama kali belajar
tentang banyak hal khususnya hal-hal yang berhubungan dengan studi
pemberitaan televisi. One Channel adalah nama dari media kelompok praktek
talkshow penulis bersama 16 orang teman se-tim. Dari nama itu mulai terlihat
ke arah mana media ini akan diterbangkan. One Channel merujuk pada media
lokal Yogyakarta yang menyiarkan prosesi pernikahan Royal Weding putri Sri
Sultan HB X. Selain itu One Channel dalam program 1.4VI secara eksplisit
menampilkan esensi ceria, muda, dan sedikit formal. Dengan pemilihan warna
biru langit dan warna putih dan hitam sebagai corak ornamen, tata dekorasi
talkshow terlihat cerah.
Pemilihan meja berita sebagai identitas 1.4VI sebenarnya ter-influence
oleh program-program berita televisi luar negeri dan dalam negeri semacam:
CNN, BBC, Metro TV, dan masih banyak lagi. Di tengah proses berjalan,
Alhamdulillah penulis mendapat bantuan pinjaman meja berita dari TVRI
Jogja atas jasa Pak Pras, dosen pembimbing praktek artistik penulis. Pak Pras
banyak membantu dalam proses penataan artistik penulis. Beliau yang
mengenalkan apa itu artistik, bagaimana proses pembuatan dan penataan
artistik khususnya dalam program talkshow. Penulis yang masih awam saat itu
perlahan mulai meraba dan menemukan feel artistik. Penulis banyak belajar
dari beliau mulai dari belajar membuat floorplan, hingga konsultasi masalah
harga triplek yang paling murah. Dalam proses penyusunan konsep penulis
selalu memikirkan satu hal: bagaimana caranya membuat set artistik yang
menarik dengan biaya yang murah. Berbagai cara penulis tempuh untuk
mewujudkan cita-cita tersebut.

BAB II
A. Landasan Teori
Artistik kaitannya dengan televisi adalah segala sesuatu, baik teknik
maupun pemahaman yang terdapat dalam suatu kegiatan pengkomposisian
dekorasi suatu program acara dengan tujuan diperoleh nilai-nilai
estetis/keindahan.
Desain tata artistik mencakup pengaturan komposisi mencakup berbagai
unsur seperti: titik, garis, bidang, dan warna. Secara sederhana, komposisi berarti
istilha untuk memperoleh keseimbangan bentuk.
Sebagai salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran yang berfungsi sebagai
penunjang acara siaran televisi. Maka artistik menjadi salah satu unit kerja pada
stasiun TV dan jabatan TV yang profesi dalam kerabat kerja produksi acara
televisi dijabat oleh art director. Artistik juga menjadi sebuah pabrik image yang
memfasilitasi kebutuhan produksi acara untuk mewujudkan image.
Unit-unit Tata Artistik :
1. Unit Dekorasi / Set Design ; Segala sesuatu yang melatar belakangi (Back
Ground), Melatar Depani (fore ground) obyek yang berkaitan dengan produksi
acara TV.
2. Unit Property : Segala benda / barang pengisi ruang dekorasi yang diperlukan un
tuk produkasi acara. (Dressing Property, Hand Property, Action Property).
3. Unit Grafika : Segala sesuatu yang berkaitan dengan grafis sebagai pendukung
acara. Grafis TV : Statis & Dinamis.
4. Unit Tata Rias / Busana : Merias wajah / rambut serta menyediakan busana /
kostum untuk keperluan pro- duksi acara TV
5. Efek Khusus (special effect)
Fungsi Dekorasi :
Dengan persyaratan teknis dan artistik / estetis berfungsi sebagai penunjang dalam
mendukung suasana yang diinginkan pa da suatu produksi acara TV. Sedangkan
Fungsi Dekorasi TV; Memberikan latar belakang dan lingkungan un tuk
berakting, menunjukan waktu dan tempat serta menetapkan suasana, Memberikan
ciri khas suatu acara, membangkitkan semua unsur produksi akan keberhasilan
sebuah acara.
TUGAS UNIT-UNIT TATA ARTISTIK TELEVISI
Asisten Art Director : Bertugas mengawasi bersama perencana semua gambar-
gambar kerja dan selama produksi bertindak sebagai pembantu perencana.
Kepala Juru Gambar (Chief Draughtsman) : Bertanggung jawab atas semua
gambar kerja, dan dia harus mengetahui segala seluk beluk lensa; tata letak
(laying out); persiapan gambar-gambar konstruksi; sekedar pengetahuan teknik
dan detail dekoratif harus bisa mempersiapkan mate shot dan membuat maket.
Juru Gambar (Drughtman) : Bertugas menggambar set-set dan mengetahui
konstruksi detail-detail dekoratif, perspektif dan spesial efek, dan harus dapat
membuat maket.
Kepala Kostruksi (Construction Manager) : Mengawasi konstruksi set-set dan
mengikuti dgn seksama anggaran biaya, jadwal waktu dan semua pekerjaan.
Penghias Set (set dresser) : Membantu perencana mendandani set. Melakukan
riset ttg semua property sampai ke hal yang paling kecil.
Pembelian (Production Buyer) : Bekerja sama dgn perencana dan penghias set.
Menyewa dan membeli bahan-bahan property.
Pelukis Latar Belakang (scenic artis) : Bertugas melukis layar-layar latar
belakang set.
Perencana Kostum : Bertugas merencanakan pengadaan kostum untuk pemeran-
pemeran (casting), dari desain kemudian pengadaan anggaran / bahan-bahan yang
akan diperlukan. Dia selalu berkonsultasi dgn art director dan pengarah acara.
Petugas Make Up Artist : Bertugas merias pemeran-pemeran / pemain-pemain
sesuai dengan karakter yang akan diperankan.
Tukang Tukang Kayu (carpenters) : Bertugas membuat segala stage pokok,
mimbar atau peninggian (rostrum), plafon, lantai, lantai dan dinding set, tangga,
meja, kursi dll. Sesuai dengan permintaan. Dia senantiasa minta pertimbangan
dgn bagian konstruksi.
Stage Hands : Bertugas memindah-mindahkan sebeng (flats) kayu, panggung
(rostrum), penunjang (backing) dari gudang bengkel ke berbagai panggung studio
pada saat persiapan dan sepanjang shooting. Mereka bersama tukang kayu harus
selalu stand by untuk bekerja sama memindah-mindahkan / membongkar pasang
segala unsur-unsur set dekorasi.
Plasterers (tukang pelester) :Membuat pembungkusan (cladding) dari set-set
permukaan dinding bata, batu dll. Segala ornamen dari yang modern sampai yang
klasik / kuno.
Modellers (ahli-ahli bentuk) :Bertugas membuat model-model prop, atau
bagian-bagian set yang dibentuk khusus seperti patung-patung, pohon-pohon
fantasi dlm skala khusus, sesuai dgn keperluan produksi.
Tukang-tukang cat (painters) : setelah set selesai dibangun oleh tukang kayu
dan dilapisi oleh tukang plester, kemudia dipasang di panggung studio atau
ditempat-tempat yang telah disiapkan (prefab area), tukang2 cat mengambil alih
pekerjaan dan menyelesaikan set dengan kwas / pistol semprot dan juga membuat
tekstur2 nada maupun warna sesuai permintaan.
Riggers (pengatur pelataran) : Bertugas Mendirikan steger2 besi pipa untuk
menahan dan menyangga set. Terutama set diluar studio / halaman sto, apabila
diperlukan untuk dipindah-pindahkan kaki steger perlu diberi roda.
Bagian Kain (drapery department) : The Drapers (tukang bekleding) yang
menjahit kain2 landasan, lantai2 dan juga landasan kanvas untuk lukisan2
pemandangan yang luas. Dan juga membuat kain gordyn / klambu taplak meja,
kain sofa, bantal dll.
Bagian Property : Bertanggung jawab menangani permasalahan property baik
dari perencanaan , pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dll. Yang semuanya harus
dikonsultasikan atau dipertimbangkan oleh art director. Bagian property harus
bekerja sama dengan penghias set (set dresser) dan pembeli property (property
buyer).
Pembuat Property (Property Makers) : Yang menangani masalah pembuatan
property yang bersifat khusus, misalnya : seperti barang2 kuno, atau benda2 asing
yang belum ada dipasaran, sehingga harus dibuat ter sendiri.
Pandai Besi (Metal Workers) : Yang membuat segala bentuk benda atau barang
yang terbuat dari besi seperti; tulang2 kerangka patung, pohon buatan, hiasan
dinding, pedang, tombak perisai dll.
Efek-efek Khusus (Special Effects) :
Efek Khusus Fisik (Physical Special Effects); Asap, kabut, kebakaran, salju,
angin, ledakan dll. Efek Fotografi (Photographic Effects) Membuat lukisan matte
(bagian-bagian yang menutup masker) yaitu gambar-gambar hidup yang
disisipkan pada waktu pengambilan bentuk miniatur kapal / gedung dll Effek
Animasi : Membuat efek-efek animasi dgn teknik fotografi, dan juga efek animasi
dgn komputer grafis.




B. Tujuan
Tujuan dari penataan artistik ini adalah untuk memberikan kesan dan stimulan
kepada audiens agar interpretasi yang tercipta terarah sesuai dengan visi dan misi
media.

C. Manfaat
a. Bagi Social Network Televisi
Melatih kerjasama dengan Anggota Team
Menumbuhkan empati dan simpati antar anggota team
Membangun relasi yang kuat antar anggota sebagai bekal untuk
berkarya di kehidupan mendatang.

b. Bagi Masyarakat
Menginformasikan kepada masyarakat tentang visi dan misi media
melalui garis, titik, tata letak dan semoitika.
Mengetahui perkembangan berita ter-update dan penting
Memberikan stimulus kepada masyarakat untuk peduli terhadap
kejadian yang ada di sekitarnya.








BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK

A. Perencanaan

Memasuki semester VI, seluruh mahasiswa mulai melaksanakan praktek
gabungan. Praktek gabungan adalah salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa
agar dapat melanjutkan pendidikan/materi di semester berikutnya. Di praktek
gabungan, mahasiswa dari program studi Manarita dan Manaprodsi biasanya akan
membuat sebuah gelaran karya bekerjasama dengan mahasiswa dari program studi
Matekstosi. Untuk Manarita sendiri atmosfer datangnya praktek gabungan mulai
terasa sejak Selasa, 10 September 2013. Agenda hari itu yaitu pembagian jobdesk
bagi mahasiswa Manarita semester VI untuk kegiatan praktek gabungan talkshow
televisi. Manarita semester VI terdiri dari 2 kelas. Setiap kelas dipecah menjadi 2
kelompok, sehingga keseluruhan terdapat 4 kelompok. Masing-masing kelompok
rata-rata terdiri dari 16 orang ditambah anggota dari Matekstosi sebanyak 10
orang. Semuanya punya jobdesk masing-masing dan itu sudah ketentuan dari
pembimbing praktek. Penulis ditunjuk menjadi artistik untuk program talkshow
televisi. Pengalaman penulis menjadi seorang artistik khususnya program
talkshow televisi masih sangat awam. Saat itu belum ada rencana maupun
gambaran untuk konsep artistik. Seusai kelas praktek selesai, penulis dan
kelompok baru penulis mulai rapat membahas tentang nama stasiun, nama
program, dan lain-lain. Dari rapat tersebut disepakati bahwa minggu depan akan
diadakan rapat lagi dan penulis harus siap dengan rencana konsep yang siap untuk
dipresentasikan.
Minggu depannya penulis mulai mendapatkan gambaran konsep untuk tata
artistik mulai dari penggunaan properti dan bentuk meja dan kursi yang akan
digunakan oleh news presenter. Referensi yang penulis dapatkan dari internet
serta beberapa masukan dari kawan-kawan semester atas memberikan gambaran
mau dibuat apa nanti studio 1 gedung A MMTC. Penulis sejak awal merasa
interest dengan beberapa program berita milik media-media nasional maupun
internasional yang penulis lihat di internet. Menurut penulis, penggunaan meja
berita dalam program talkshow akan sangat menarik, apalagi jika didukung
dengan lighting yang ideal. Penggunaan meja berita bukan hanya memberi kesan
mewah dan formal, namun nuansa yang dibawakan lewat pemilihan warna juga
menggoreskan arti yang formal dan mewah bukan hanya untuk kaum tua. Sesuai
kesepakatan, One Channel dengan program talkshow yang bertajuk 1.4VI akan
hadir lebih sporty dan mewah, maka penulis mulai merancang konsep set artistik
lewat sketsa perspektif tampak depan. Gambar sketsa bisa dilihat di bawah ini.









Sketsa tersebut merupakan gambaran awal dari floorplan penulis. Referensi
yang penulis dapatkan dari internet dan masukan teman-teman mengilhami
penulis untuk mencoba membuat sketsa tersebut. Pun ketika penulis presentasikan
kepada kawan-kawan satu kelompok kebanyakan menaruh harapan dan setuju. Itu
berarti langkah selanjutnya tinggal presentasi dihadapan dosen pembimbing.
Minggu berikutnya penulis mulai mempresentasikan sketsa awal yang
menjadi pegangan penulis dalam mengkonsep artistik talkshow kelompok penulis,
kelompok 3. Di hadapan dosen pembimbing penulis mulai menjelaskan secara
runut dan detail sebisa penulis bagaimana maksud dari sketsa yang penulis buat.
Pak Pras, dosen pembimbing artistik menyetujui konsep yang penulis buat.
Namun ada banyak hal yang penulis harus pahami sebelum melangkah pada
pembuatan sketsa. Pak Pras lalu menjelaskan tentang segala hal yang berkaitan
dengan artistik, tentang kesehariannya menjadi chief artistik di TVRI Jogja.
Beliau juga menjelaskan bagaimana kondisi barang-barang yang ada di ruang
dekorasi juga tentang perawatannya. Sebenarnya pake meja berita juga ga
masalah cuman harus dipadukan juga dengan background dan propertinya, juga
warnanya, begitu ujar Pak Pras ketika menjelaskan tentang pengambilan
keputusan menggunakan meja berita ketimbang sofa yang lebih praktis.
Kemudian Pak Pras mulai menjelaskan tentang cara pembuatan floorplan juga
implementasinya dalam kertas kerja floorplan yang sudah disediakan oleh
kampus. Kurang lebih rancangan floorplan penulis seperti gambar di bawah ini:



Floorplan di atas menggunakan skala 1:100, dari kertas kerja ini sebenarnya
sudah menggambarkan bagaimana luas dan beberapa peralatan studio 1 yang
nampak dari atas. Dari floorplan tersebut bisa terbaca bahwa penulis
membutuhkan 32 meter persegi, atau dengan panjang 8 meter dan lebar 4 meter.
Dengan luas sekian, juga bisa terbaca berapa stage yang penulis butuhkan, berapa
luas karpet yang penulis butuhkan, dan lampu apa yang cocok untuk medan
dengan luas sekian. Untuk masalah lampu akan dibicarakan bersama dengan
kawan-kawan teknik.
Minggu ketiga dari pembagian jobdesk kami masih disibukkan dengan
pekerjaan masing-masing. Penulis masih sibuk memilih dan memilah barang-
barang juga perlengkapan di ruang dekorasi yang akan penulis gunakan nanti.
Sementara kawan-kawan yang lain mulai sibuk meliput berita dan ada yang mulai
membuat ILM juga IDs Station. Saat itu Selasa, 24 September 2013, produser
meminta kami untuk bersiap-siap karena akan mengadakan pertemuan dengan
kawan-kawan dari Matekstosi. Sore harinya kami berkumpul di gedung C, satu
persatu kawan-kawan mulai berkenalan dengan pribadi masing-masing dan
dengan tugas-tugas masing-masing. Produser dan pemimpin redaksi mulai
menjelaskan progress crew One Channel, penulis juga tidak kalah ketinggalan
menjelaskan tentang floorplan dan konsep yang telah penulis rencanakan kepada
semua crew. Mulai hari itu penulis mulai mencoba berkomunikasi secara intensif
dengan kawan-kawan teknik khususnya yang memegang tanggungjawab terhadap
lighting.
Jalu dan Mada, kedua teman penulis dari teknik yang bertanggungjawab
mengendalikan lighting banyak memberikan masukan perihal pemilihan dan
penataan lighting yang pas untuk konsep penulis.


Penulis mulai membuat rancangan anggaran dana artistik yang pangkalnya
berasal dari patungan semua crew One Channel.
No Nama Barang Harga Satuan Jumlah Harga (Rp)
1. Triplek (4 lembar) 60.000 180.000
2. Reng (2 lonjor) 16.000 32.000
3. Usuk (2 bendel) 25.000 50.000
4. Sterefoam 30.000 30.000
5. Cat VI kg (Kingkong) 50.000 50.000
6. Double Tip 15.000 15.000
7. Paku 7.000 7.000
8. Kuas (2 buah) 7.000 7.000
JUMLAH Rp 371.000,00

Rancangan anggaran berjumlah Rp 371.000,00 penulis presentasikan kepada
kawan-kawan dan disetujui oleh produser juga unit manager. Dengan modal
floorplan dan rincian anggaran juga dukungan dari kawan-kawan penulis mulai
memberanikan diri untuk membicarakan proses pelaksanaan. Karena kami on air
di studio 1 maka segala perijinan mengenai gedung tersebut harus beres sebelum
hari-H pelaksanaan. Penulis dan Unit Manager sudah menyelesaikan urusan
administrasi dua hari sebelum hari eksekusi.
B. Pelaksanaan

17-19 Oktober 2013 adalah saat dimana semua rencana yang telah dibuat
coba untuk direalisasikan. Beruntung penulis dibantu oleh kawan-kawan crew
One Channel yang sudah berkomitmen untuk itu serta dua teman angkatan 2007
yang masih bersedia ikut turun tangan dan urun rembug.
Kamis pagi, 17 Oktober 2013, penulis mulai menata lokasi di studio 1.
Penulis mulai mengukur luas, sekaligus menghitung jumlah stage yang
dibutuhkan. Dari 32 meter persegi luas set dekorasi dibutuhkan sekitar 12
stage/level untuk alas dan 7 stage untuk dinding, total ada 19 stage. Hari pertama
kami menyelesaikan bentuk kasar dari floorplan yang penulis buat. Stage sudah
tertata, barang-barang seperti kursi, tanaman hias dan karpet juga sudah diambil
dari ruang dekorasi. Penulis melanjutkan mengecat background untuk menyicil
pekerjaan.
Di hari kedua, 18 Oktober 2013, penulis mulai merancang meja dan
pembuatan jendela sesuai dengan floorplan. Sebenarnya untuk meja penulis bisa
sedikit lega karena penulis mendapat pinjaman meja berita dari kantor TVRI Jogja
atas bantuan Pak Pras. Jadi hari itu juga penulis ditemani oleh Cahya, Abduh, dan
Ino mengambil meja di gudang dekorasi TVRI Jogja. Setelah itu penulis kembali
mengatur dan merencanakan bagaimana cara pembuatan jendela kontemporer.
Penulis coba buat menggunakan kayu plamir yang sudah dipernis juga tidak
cocok. Sementara penulis sedang bingung memikikan bagaimana cara membuat
jendela, kawan-kawan perempuan penulis yang lain membersihkan meja berita
yang berdebu dan kotor karna jarang digunakan. Kembali pada pembuatan
jendela, ada ide dari salah seorang teman penulis, bagaimana kalau dibuat
semacam pagelaran wayang menggunakan kertas kalkir Tentu saja penulis setuju,
karena masukan tersebut juga tidak melenceng dari konsep juga dari visi dan misi.
Hari kedua progress dekorasi sudah mencapai 60%.
Hari ketiga, 19 Oktober 2013, penulis mulai melakukan re-check terhadap
semua yang telah terpasang di set dekorasi. Cat sudah mengering, meja sudah siap
diletakkan pada tempatnya. Karpet sudah siap digunakan. Tinggal pasang lampu
sebagai pemanis sudut dan aksen dinding juga meja. Penulis dan Jalu mulai
memasang lampu. Dengan menggunakan lampu neon berwarna biru muda
memberikan kesan dingin dan segar. Sementara itu kawan-kawan teknik mulai
melakukan setting lighting, audio, dan juga cek jalur yang akan digunakan pada
saat on air nanti. Hari ketiga berakhir dengan manis, banyak perkembangan yang
terjadi hari ini. Progress dekorasi mencapai 8VI%, tinggal memasang lcd pada
pagi hari saat on air nanti.
Tanggal 21 Oktober 2013, merupakan hari yang bersejarah, setidaknya bagi
penulis dan teman-teman sekelompok praktek gabungan talkshow televisi.
Pasalnya hari ini adalah pembuktian bagi kami terhadap persiapan yang telah
matang dilakukan selama hampir 2 bulan sebelumnya. Pagi hari penulis sudah
berada di studio. Pagi itu penulis berencana akan memasang dua buah lcd yang
penulis pinjam dari ruang sharpen. Sebelumnya waktu on air pada pukul 13.00
masih ada waktu sekitar 4 jam untuk membereskan persiapan yang masih belum
selesai. Lcd telah diambil dari singgasananya, proses pemasangan memang agak
ribet karena harus mengebor dinding yang terbuat dari kayu stage. Akhirnya
instalasi lcd dan semua persiapan menuju on air selesai satu jam sebelumnya
rehearseal dimulai. Selama proses rehearseal hingga on air terlihat warna biru
yang begitu mencolok dipadukan dengan presenter yang memakai pakaian formal.
Kesan formal, mewah namun tetap sporty dan muda tidak lepas dari citra yang
telah terpancar.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan dilaksanakannya praktek gabungan on air talkshow televisi pada
semester VI ini, ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan :
1. Praktek Gabungan On Air Talkshow TV ini memberikan pengalaman dan
pengetahuan lebih dalam mengenai tugas dan kewajiban seorang artistik.
Termasuk kompleks permasalahan yang akan seorang artistik hadapi dalam setiap
prosesnya.
2. Komunikasi merupakan modal utama untuk menjalin hubungan yang kuat dalam
berkelompok atau berorganisasi. Kepercayaan bisa menjadi jalan pintas sekaligus
menjadi jalan buntu. Tapi dengan komunikasi yang baik dan kepercayaan yang
terjaga mampu membuat hubungan dalam berkelompok semakin kuat, harmonis
dan nyaman. Pun dengan kelompok produksi kami.

B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan setelah praktik ini adalah :
1. Pembimbing memberikan arahan tidak hanya indoor dalam kelas, kalau bisa ikut
terjun ke lapangan mengawasi dan membimbing anak didik secara langsung.
2. Waktu agar digunakan dengan maksimal agar semua mahasiswa dapat
mempraktikkan materi yang diajarkan.
3. Mungkin karya kawan-kawan bisa dipreasiasikan dalam sebuah pameran karya.
Agar jiwa kompetitifnya lebih terasah dan siap menghadapi dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Subekti, Ahmad: Dasar-Dasar Artistik Televisi, Lkis, Bandung, 2001
Webset Desain Grafis Indonesia (DGI)
http://musa666.wordpress.com/2010/08/26/tata-artistik/
http://freejournalist.wordpress.com























LAMPIRAN









(Gambar Floorplan Perspektif Tampak Depan)










(Gambar Floorplan Tampak Atas)

Anda mungkin juga menyukai