Headset :Samsung
Dalam produksi drama sitkom (sinema komedi) televisi “Bintang Tejora ” penulis bertanggung jawab
sebagai penata suara. Menurut Karsito (2008:62) “penata suara tugasnya merekam mengontrol
power vocal, artikulasi dan intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere) efek suara dan
noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting”. Penata suara bertanggung jawab dalam sebuah suara
dialog yang di rekam selama produksi.
Penata suara juga bertanggung jawab dalam sebuah lagu yang nanti akan menjadi sebuah soundtrack
maupun musik musik ilustrasi yang pas untuk di drama televisi.Pengaturan suara dalam sebuah
program acara ditentukan oleh seorang penata suara.penata suara adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap kualitas audio secara keseluruhan selama proses produksi berlangsung.
Sedangkan boomer adalah petugas teknis yang membantu penata suara untuk merekam suara
pemain dengan menggunakan alat yang lazim disebut microphone boom atau stake boom
microphone. Menurut Widagdo (2007:2) “keberadaan suara berfungsi sebagai sarana penunjang
untuk memperkuat atau mempertegas informasi yang hendak disampaikan melalui media gambar”.
Sedangkan menurut achlina dan suwandi (2011:13) “Audio engineer/sound supervisor,audio operator
adalah orang yang bertanggung jawab soal teknik dan artistik tata suara, kontrol audio level,
balance,serta kualitas semua aspek penyuaraan baik pada saat rehearsal,live ataupun taping maupun
pada saat pascaproduksi”.
Pada tahap pra produksi penata suara bersama sutradara, penulis naskah dan editor menentukan
direct sound atau perekaman secara langsung sebagai konsep perekaman suara yang akan dipakai .
Kemudian penata suara membuat daftar peralatan yang akan digunakan dan memberikannya kepada
Produser.
Dalam tahap produksi penata suara bersama dengan kamera person men-setting audio level dan wind
cut serta menjaga continuitas suara pada saat pengambilan gambar.
Pra Produksi
Pada tahap ini penulis sebagai penata suara melakukan menurut Kusumawati, dkk (2015:127)
1. Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini dimaksudkan untuk
mengetahui dan mencari apa yang harus direkam dan apa yang harus dibuat sound effectnya pada
saat produksi. Dalam hal ini yang harus dipahami adalah tentang aksi tokoh yaiti bagaimana
pergerakkan tokoh dalam sebuah scene, lingkungan atau suasana setting dan atmosfir yang akan
direkam di lokasi, tingakat emosi tokoh yang berhubungan dengan keras lemahnya suara (apakah
suasana marah atau sedih/menangis) dan transisi suasana dan waktu antar scene.
Dari hasil pemahaman naskah kemudian penata audio mengelompokkan suara dan sound effect
dalam bentuk treatment audio. Treatment audio ini dibuat untuk mempermudah pada saat produksi.
Kita tinggal memilih mana yang akan diproduksikan dan direkam terlebih dahulu sesuai dengan lokasi
yang sudah ditentukan.
3. Memilih backsound , theme soung dan scoring musik yang tepat untuk naskah yang akan
diproduksi. Pemilihan ini dei sesuaikan dengan tema dan genre yang akan diproduksi. Pada tahap ini
penata suara sudah mulai mendapatkan bayangan untuk menempatkan backsound pada bagian-
bagian dari produksi yang akan dibuat.
4. Mengadakan rapat koordinasi dengan crew yang lain (sutradara, producer,dang penanggung
jawab teknis) Dalam rapat ini penata suara memaparkan secara teknis(peralatan) dan non teknis dari
apa yang ada di dalam naskah sesuai dengan perencanaanya.
5. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran suasana , hunting ini dimaksudkan
untuk melihat perencanaa blocking audio dan perekam sound effect serta atmosfir suasan di lokasi.
6. Mendata peralatan teknis seperti jenis microphone, mixer audio dan kelengkapan yang di
butuhkan untuk perekam suara di lokasi.
Dalam ProsesPra Produksi ini penulis berdiskusi terhadap krumenentukan cerita apa yang akan di
angakat untuk Drama Televisi yang akan di buat. Setelah menemukan cerita lalu mencari judul yang
tepat untuk Drama Televisi ini dan “Dementia” yang pas untuk menjadi judul di Drama Televisi.
Kemudian cerita dan judul sudah di rembukan bersama penulis bertanya terhadap sutradara alat yang
akandi sewa dan di gunakan untuk produksi nanti. Kemudian menentukan akan memakai jenis musik
apa saja kepada penulis naskah dan sutradara.Penulis juga mulai mencari- cari terhadap sound-sound
maupun insturement yang nanti akan menjadi pemanis dalam Drama Televisi. Bukan sekedar sound
saja penulis juga sulit menulis lirik lirik bait untuk pembuatan soundtrack lagu di Drama sitkom televisi
“Bintang Tejora”.
Produksi
Pada tahap ini penulis sebagai penata suara melakukan menurut Kusumawati, dkk (2015:128)
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk perekam suara dan sound effect
sesuai dengan script dan scene yang akan diproduksi.
2. Mengoperasikan perlengakapan peralatan audio dengan baik dan benar agar didapat hasil yang
memuaskan.
3. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan crew teknis yang lain agar tidak
terjadi kesalahpahaman.
4. Menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan selalu bersiap jika terjadi
gangguan teknis .
Pasca Produksi
Pada tahap ini penulis sebagai penata suara melakukan Kusumawati, dkk (2015: :129)
b. Membantu editor ntuk memilih dan menempatkan pemisahaan antara soundeffect dan sumber
suara asli.
c. Membantu editor untuk menempatkan backsound,theme song dan scoring music yang tepat.
Proses Pasca Produksi penulis membantu editor memilih dialog dialog yang benar dalam pengucapan.
Kemudian penulis juga mulai memasuki instrument -instrument yang akan di gunakan di setiap scene
yang di tentukan. Setelah itu penulis baru membicarakan lagu terhadap sutradara yang akan di jadikan
soundtrack di drama televesi yang berjudul “Dementia”
Penulis juga berdiskusi bersama editor dan sutradara untuk pemilihan dialog dan sound- sound
yang akan di pilih. Penulis juga sangat meneliti atas kualitas suara yang telah direkam.Karena suara
yang dipilih akan membantu penonton mengerti akan jalan ceritanaya. Bertanggung jawab terhadap
alat yang di pakai pada saat produksi berjalan. Memilih nada yang cocok dalam Drama Televisi yang
telah dibuat.
Konsep audio yang bergenre drama tragedi sesuai dengan naskah. Menggunakan banyak instrument
– instrument yang bernuansa ceria serta lucu sehingga terbawa dalam isi drama yang dibuat. Seperti
petikan gitar,suara tertawa yang dimasukan ke dalam insrtument di drama sitkom “Bintang Tejora”.
Terdapat juga beberapa vo untuk memperkuat suasana.
b. Konsep Produksi
Pada tahap ini penulis bekerja sama dengan sutradara dan editor membicarakan konsep yang akan
digunakan untuk membawa penonton terbawa suasana di drama televisi “Dementia”. Dan juga
menambahkan Back Sound maupun Sound effect. Untuk BackSound membuat sendiri menggunakan
sofware Fruity Loop.
c.Konsep Teknis
Kemudian pada tahap produksi penata suara menggunakan alat boommic dan zoom. Penggunakan
boommic dan zoom ini bertujuan agar suara yang di rekam tidak terlalu noise dan bisa terdengar lebih
jelas dan merekam atmosfer yang terdegar di dilokasi tersebut. Untuk pemilihan boomic dan zoom
penulis beserta kru sudah menetapkan bersama untuk pemilihan alat ini.
1. Dialog
Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang digunakan semua karakter di dalam maupun di luar
cerita film (narasi).
2. Musik
Elemen musik dimasukkan untuk mempertegas sebuah adegan agar lebih kuat maknanya. Tetapi
apabila musik dimasukkan sebagai latar belakang, maka dikategorikan kedalam sound effect. Musik
dibagi menjadi dua :
a. Music Illustration adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan.
b. Theme song adalah lagu yang dipakai sebagai bagian dari identitas sebuah film, biasanya
merupakan lagu khusus untuk film.
Efek suara adalah semua suara yang dihasilkan oleh semua obyek yang ada di dalam maupun di luar
cerita film. Efek suara perlu diperhatikan dalam pembuatan drama televisi karena untuk memanjakan
telinga.
4. Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adalah suara yang dihasilkan melalui instrument musik untuk memperkuat suasana.
Adapula bagian-bagian dari ilustrasi musik, diantaranya:
a. Scoring music
Scoring music merupakan hasil kerjasama antara sutadara dan komposer nusik. Music scoring pada
sebuah film adalah suatu yang akan menambah kedalaman (depth) film tersebut. dengan musik juga
mem-perkuat scene yang sedang berlangsung dan karakter tokoh dalam adegan tersebut.
b. Musik Ilustrasi
Musik ilustrasi adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik latar tersebut
sering berupa musik tema. Musik tema membentuk dan memperkuat mood, cerita, serta tema utama
filmnya. (Pratista,2008: 154).
c. Musik Intro
Musik Intro sebagai pembangun suasana di awal. Musik tersebut harus disesuaikan dengan suasana
drama yang diproduksi.
d. Original Sountrack
Original sountrack adalah lagu yang diciptakan khusus untuk satu judul film. Lagu ini sebagai ciri khas
dari film tersebut. jenis music, lirik, dan tema lagu biasanya disesuaikan dengan cerita film yang
diproduksi.
Dalam Proses Drama “Dementia” penulis membuat sendiri soundtrack yang berjudul “Kembalilah”.
e. Sound Effect
Sound effect adalah music yang dibuat atau di-ciptakan untuk mendukung suasana adegan. Biasa-nya
dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan
ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda masuk sekolah, suara alat dapur
berjatuhan,dsb.
Kendala dalam proses produksi drama televisi “Dementia” tentu saja adadan penulis juga
mendapatkan solusi dari kendala tersebut.
Kendala: Di saat produksi banyak suara kendaraan yang sehingga agak sulit untuk merekam dialog
yang akan di ambil. Bukan hanya warga bahkan kendaraan maupun tukang jajanan yang melewati
lokasi di saat produksi banyak yang ingin menonton.Hingga sering berkali kali untuk merekam.
Solusi: Di dalam proses produksi drama sitkom televisi “Bintang Tejora” menenangan warga-warga
untuk tidak berbicara sejenak selama produksi berlangsung. Dan memberhentikan kendaraan yang
akan melewati lokasi di saat produksi berlangsung.
AUDIO TREATMENT
Tabel III.24
Fatah sedang
mengaplikasikan skincare
dengan hati hati dan
menepuk-nepukan ke
wajahnya
5 5 RUANG TAMU KOS PRIA Bommic
MURTEJO dan zoom
Ia memanfaatkan Bahrul
dengan mengatakan jika ia
sedang belajar make up
untuk membantu istrinya.
Ia meminta Bahrul untuk
menjadi model tutorial
make up-nya. Bahrulpun
setuju.