Anda di halaman 1dari 193

2019

SMK/MAK

jilid 1

Kamera, Pencahayaan
dan Tata Suara

Produksi dan Siaran


program keahlian Seni Broadcasting dan Film Program Televisi
Eva Efriyani
Ahmad Joni
Rahmayu Attri Murni
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis
Eva Efriyani
Ahmad Joni
Rahmayu Attri Murni

Pengendali Mutu
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor
Edi Cahyana

Desain Sampul
Sonny Rasdianto

Layout/Editing
Ratna Murni Asih
Intan Sulistyani Widiarti
Indah Mustika Ar Ruum

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI iii
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KA TA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

PRODUKSI DAN SIARAN


iv PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PRAKATA
PRAKATA

Istilah revolusi industri 4.0 saat ini semakin populer. Revolusi industri 4.0
merupakan gagasan dunia industri yang serba canggih sekaligus tantangan zaman
yang harus dihadapi. Untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, perlu adanya
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 tersebut, pemerintah telah
menyiapkan Inpres no. 9 tahun 2016 untuk menggandeng beberapa kementerian
yang tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah
satu sektor yang menjadi prioritas pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu solusi menjawab
tantangan revolusi industri 4.0. SMK adalah sekolah menengah yang fokus pada
bidang peminatan peserta didik sehingga proses belajar mengajar tidak terlepas
pada praktik. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013 yang telah diterapkan di seluruh
penjuru tanah air. Salah satu penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian
produksi dan program siaran televisi adalah mata pelajaran kamera, pencahayaan, dan
tata suara yang akan dibahas dalam buku ini.
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
kamera, pencahayaan, dan tata suara bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
khususnya kompetensi keahlian produksi siaran dan program televisi. Buku ini ditulis
dengan pendekatan praktis sehingga diharapkan bisa menjadi rujukan bagi peserta
didik untuk mempelajari seputar kamera, pencahayaan, dan suara.
Buku ini membahas pengenalan seputar kamera beserta alat-alat pendukungnya,
tugas operator kamera, komposisi-komposisi gambar, dan seputar pencahayaan
untuk kebutuhan videografi. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para peserta
didik SMK dalam meningkatkan pemahaman dan meningkatkan keterampilan saat
melaksanakan praktik di sekolah. Materi buku ini telah disesuaikan dengan pelajaran
yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri sehingga diharapkan bisa menjadi
rujukan yang baik bagi peserta didik.
Buku ini disusun dengan harapan mampu memberikan manfaat seperti yang telah
dipaparkan di atas. Untuk peningkatan kualitas buku ini kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan buku ini ke depan.

Bengkulu, 28 November 2019

Eva Efriyani
Ahmad Joni
Rahmayu Attri Murni

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI v
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... iv
PRAKATA...........................................................................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................................. xii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU......................................................................................................... xiii
PETA KONSEP BUKU................................................................................................................................... xv
APERSEPSI.................................................................................................................................................... xvi

BAB I BEKERJA DENGAN KAMERA DAN PERANGKAT PENDUKUNGNYA.................................. 1


A. Peran Dan Tugas Operator Kamera..................................................................................... 3
B. Mengidentfikasi Sistem Dan Media Rekam Video ........................................................ 4
C. Menerapkan Sop Pengoperasian Kamera Video.........................................................17
D. Mengidentifikasi Perangkat Pendukung Kamera Video...........................................18

BAB II PENATA CAHAYA DAN PENCAHAYAAN..................................................................................25


A. Peran dan Tugas Penata Cahaya.........................................................................................27
B. Prinsip Three Point Lighting.................................................................................................29
C. Pencahayaan dan Peralatannya..........................................................................................32

BAB III EKSOTISME GAMBAR MELALUI ELEMEN SHOT, KOMPOSISI DAN TYPE OF
SHOT.................................................................................................................................................55
A. Elemen Shot...............................................................................................................................57
B. Komposisi Gambar...................................................................................................................58
C. Type Of Shot...............................................................................................................................73

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL...................................................................................................89

BAB IV MENERAPKAN PEREKAMAN GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE


CAMERA DAN MULTI CAMERA................................................................................................97
A. Mengidentifikasi Perekaman Gambar Single Camera................................................99
B. Penerapan Perekaman Gambar Single Camera Pada Program Acara
Nondrama................................................................................................................................ 100
C. Mengidentifikasi Perekaman Gambar Multi Camera................................................ 102
D. Penerapan Perekaman Gambar Multi Camera Pada Program Acara
Drama........................................................................................................................................ 103
E. Memahami Komando Dalam Produksi Multi Camera................................................ 108

BAB V MEMAHAMI CROSS SHOT DAN CONTINUITY SHOT....................................................... 113


A. Cros Shot................................................................................................................................. 115
B. Continuity Shot..................................................................................................................... 123

PRODUKSI DAN SIARAN


vi PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR ISI

BAB VI BERBAHASA GAMBAR MELALUI CAMERA MOVEMENT DAN CAMERA


ANGLE .......................................................................................................................................... 137
A. Kamera Angle...................................................................................................................... 139
B. Camera Movement............................................................................................................ 142

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP............................................................................................... 157


DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................... 164
GLOSARIUM............................................................................................................................................... 171
BIODATA PENULIS.................................................................................................................................... 173

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI vii
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ilustrasi Ragam Kamera....................................................................................................2


Gambar 1.2 Operator Kamera Sedang Mengambil Gambar.......................................................2
Gambar 1.3 Situasi Syuting Di Studio..................................................................................................3
Gambar 1.4 Perbandingan Frame Rate...............................................................................................5
Gambar 1.5 Ragam Kamera Fotografi..................................................................................................7
Gambar 1.6 Contoh Kamera Dslr...........................................................................................................7
Gambar 1.7 Contoh Kamera Polariod..................................................................................................8
Gambar 1.8 Contoh Kamera Mirrorless...............................................................................................8
Gambar 1.9 Contoh Kamera Film..........................................................................................................9
Gambar 1.10 Contoh Kamera Elektronik / Video.............................................................................9
Gambar 1.11 Kamera Handycam.........................................................................................................10
Gambar 1.12 Kamera Prosumer Video...............................................................................................10
Gambar 1.13 Profesional Video Camera............................................................................................11
Gambar 1.14 Broadcast Video Camera/ Kamera Studio..............................................................11
Gambar 1.15 Kamera Eng.......................................................................................................................12
Gambar 1.16 Kamera Efp........................................................................................................................12
Gambar 1.17 Kamera Studio.................................................................................................................13
Gambar 1.18 Handheld Camcorder....................................................................................................13
Gambar 1.19 Shoulder Mount Camcorder.......................................................................................14
Gambar 1.20 Kamera Eng Generasi Terbaru....................................................................................15
Gambar 1.21 Bagian-Bagian Kamera Efp..........................................................................................15
Gambar 1.22 Bagian-Bagian Kamera Studio...................................................................................16
Gambar 1.23 Tripod Video......................................................................................................................18
Gambar 1.24 Pedestal..............................................................................................................................19
Gambar 1.25 Crane Studio Televisi......................................................................................................19
Gambar 1.26 Jimmy Jib...........................................................................................................................20
Gambar 1.27 Kamera Drone..................................................................................................................21
Gambar 2.1 Ilustrasi Cahaya Dan Pencahayaan.............................................................................26
Gambar 2.2 Penata Cahaya....................................................................................................................27
Gambar 2.3 Ilustrasi Three Point Lighting........................................................................................29
Gambar 2.4 Contoh Penerapan Key Light........................................................................................30
Gambar 2.5 Key Light Dan Fill Light...................................................................................................30
Gambar 2.6 Penerapan Backlight........................................................................................................31
Gambar 2.7 Keadaan Pencahayaan Di Kegiatan Konser.............................................................32
Gambar 2.8 Cyc – Light...........................................................................................................................34
Gambar 2.9 Lampu Strip.........................................................................................................................34
Gambar 2.10 Beamlight..........................................................................................................................35
Gambar 2.11 Gambar Scoop.................................................................................................................35
Gambar 2.12 Lampu Fresnel.................................................................................................................36
Gambar 2.13 Lampu Profil.....................................................................................................................37
Gambar 2. 14 Lekolite..............................................................................................................................38
Gambar 2.15 Lampu Lensa Jenis Peble Convex.............................................................................38
Gambar 2.16 Lampu Follow Spot........................................................................................................39
Gambar 2.17 Lampu Par.........................................................................................................................40
Gambar 2.18 Bermacam – Macam Lampu Efek..............................................................................40

PRODUKSI DAN SIARAN


viii PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.19 Moving Head Dan Scanner.........................................................................................41


Gambar 2.20 Lampu Led........................................................................................................................42
Gambar 2.21 Filter Atau Gel...................................................................................................................43
Gambar 2.22 Bingkai Filter....................................................................................................................43
Gambar 2.23 Bamdoor............................................................................................................................44
Gambar 2.24 Iris.........................................................................................................................................44
Gambar 2.25 Doughnut..........................................................................................................................45
Gambar 2.26 Macam-Macam Bentuk Gobo....................................................................................45
Gambar 2.27 Berbagai Macam Gobo Holder..................................................................................46
Gambar 2.28 Berbagai Bentuk Snoot.................................................................................................46
Gambar 2.29 Color Temperature.........................................................................................................49
Gambar 3.1 Ilustrasi Shot........................................................................................................................56
Gambar 3.2 Ilustrasi Elemen Shot.......................................................................................................57
Gambar 3.3 Ilustrasi Golden Mean/ The Rule Of Thirds...............................................................60
Gambar 3.4 The Rule Of Third Pada Objek Manusia.....................................................................60
Gambar 3.5 Ilustrasi The Rule Of Third Pemkalianngan..............................................................61
Gambar 3.6 Keseimbangan...................................................................................................................61
Gambar 3.7 Equilbrium...........................................................................................................................62
Gambar 3.8 Ilustrasi Safety Zone.........................................................................................................62
Gambar 3.9 Ilustrasi Safety Zone Pada Objek.................................................................................63
Gambar 3.10 Contoh Looking Room.................................................................................................63
Gambar 3.11 Contoh Walking Room..................................................................................................64
Gambar 3.12 Ilustrasi Imaginary Line................................................................................................64
Gambar 3.13 Contoh Imajiner Line.....................................................................................................65
Gambar 3.14 Ilustrasi Bloking Kamera...............................................................................................65
Gambar 3.15 Contoh Aerial Shot.........................................................................................................66
Gambar 3.16 Contoh Over Shoulder Shot........................................................................................66
Gambar 3.17 Contoh Canted Shot......................................................................................................67
Gambar 3.18 Kesalahan Framing.........................................................................................................68
Gambar 3.19 Kesalahan Penerapan Head Room...........................................................................68
Gambar 3.20 Kesalahan Penerapan Looking Room.....................................................................69
Gambar 3.21 Kesalahan Penerapan Walking Room......................................................................70
Gambar 3.22 Penerapanm Garis Imajiner Yang Benar.................................................................70
Gambar 3.23 Penerapan Garis Imajiner Yang Salah......................................................................71
Gambar 3.24 Penerapan Oss Yang Salah..........................................................................................72
Gambar 3.25 Canted Shot......................................................................................................................72
Gambar 3.26 Ilustrasi Type Of Shot.....................................................................................................73
Gambar 3.27 Contoh Extreme Long Shot.........................................................................................74
Gambar 3.28 Contoh Very Long Shot................................................................................................74
Gambar 3.29 Contoh Full Shot.............................................................................................................75
Gambar 3.30 Contoh Knee Shot..........................................................................................................76
Gambar 3.31 Contoh Medium Shot....................................................................................................76
Gambar 3.32 Contoh Medium Close Up...........................................................................................77
Gambar 3.33 Contoh Close Up.............................................................................................................77
Gambar 3.34 Contoh Big Close Up......................................................................................................78

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI ix
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.35 Contoh Extreme Close Up...........................................................................................79


Gambar 3.36 Kesalahan Extreme Long Shot...................................................................................81
Gambar 3.37 Kesalahan Full Shot........................................................................................................81
Gambar 3.38 Kesalahan Medium Shot..............................................................................................82
Gambar 3.39 Kesalahan Medium Close Up......................................................................................82
Gambar 3.40 Kesalahan Close Up........................................................................................................83
Gambar 3.41 Type Of Shot.....................................................................................................................84
Gambar 4.1 Ilustrasi Produksi Program Acara Televisi..................................................................98
Gambar 4.2 Ilustrasi Single Camera....................................................................................................99
Gambar 4.3 Syuting Menggunakan Single Camera......................................................................99
Gambar 4.4 Produksi Program Dokumenter................................................................................ 100
Gambar 4.5 Master Control Room.................................................................................................... 102
Gambar 4.6 Multicamera..................................................................................................................... 103
Gambar 4.7 Switcher Video................................................................................................................104
Gambar 4.8 Camera Control Unit..................................................................................................... 104
Gambar 4.9 Vtr Betacam...................................................................................................................... 105
Gambar 4.10 Kamera Video................................................................................................................ 105
Gambar 4.11 Situasi Saat Karakterisasi Tokoh.............................................................................. 109
Gambar 5.1 Ilustrasi Cross Shot......................................................................................................... 114
Gambar 5.2 Potongan Scene Film Danur...................................................................................... 115
Gambar 5.3 Cross Shot......................................................................................................................... 116
Gambar 5.4 Over The Shoulder (Os)................................................................................................ 117
Gambar 5.5 Contoh : Over The Shoulder (Os).............................................................................. 118
Gambar 5.6 Teknik Cross Shot...........................................................................................................118
Gambar 5.7 Contoh : Cross Shot Dengan Tipe Shot Os Pada Potongan Scene
Film Titanic.......................................................................................................................119
Gambar 5.8 Contoh : Potongan Gambar Pada Film Meet The Parents............................... 120
Gambar 5.9 Teknik Pengambilan Gambar Cross Shot............................................................... 120
Gambar 5.10 Contoh : Teknik Pengambilan Gambar Cross Shot.......................................... 121
Gambar 5.11 Contoh : Teknik Pengambilan Gambar Cross Shot.......................................... 121
Gambar 5.12 Contoh : Teknik Pengambilan Gambar Cross Shot.......................................... 122
Gambar 5.13 Contoh : Continuity Of Content............................................................................. 125
Gambar 5.14 Contoh : Continuity Of Movement........................................................................ 125
Gambar 5.15 Continuity Of Content............................................................................................... 126
Gambar 5.16 Contoh : Potongan Adegan Dengan Long Shot............................................... 126
Gambar 5.17 Contoh : Potongan Adegan Dengan Medium Shot........................................ 127
Gambar 5.18 Contoh : Potongan Adegan Dengan Close Up................................................. 127
Gambar 5.19 Ilustrasi Matching Of Look........................................................................................ 128
Gambar 5.20 Ilustrasi Matching The Position............................................................................... 129
Gambar 5.21 Contoh : Kaidah 180................................................................................................... 130
Gambar 5.22 Ilustrasi Kesalahan Continuity Shot Saat Editing............................................. 130
Gambar 5.23 Contoh : Line Of Action............................................................................................. 131
Gambar 5.24 Contoh : Perubahan Line Of Action...................................................................... 131
Gambar 5.25 Contoh : Konsep 180 Derajat................................................................................... 132
Gambar 5.26 Contoh : Konsep 180 Derajat................................................................................... 133

PRODUKSI DAN SIARAN


x PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Camera Movement........................................................................................................ 138


Gambar 6.2 Ilustrasi Camera Angle................................................................................................ 139
Gambar 6.3 High Angle........................................................................................................................ 139
Gambar 6.4 Normal Angle / Eye Angle........................................................................................... 140
Gambar 6.5 Low Angle......................................................................................................................... 140
Gambar 6.6 Bird’s Eye Angle............................................................................................................... 141
Gambar 6.7 Frog Angle........................................................................................................................ 141
Gambar 6.8 Camera Movement........................................................................................................ 142
Gambar 6.9 Gerakan Lateral............................................................................................................... 143
Gambar 6.10 Gerakan Diagonal........................................................................................................ 143
Gambar 6.11 Gerakan Walking In/ Walking Out.......................................................................... 144
Gambar 6.12 Anatomi Lensa.............................................................................................................. 145
Gambar 6.13 Ilustrasi Panning........................................................................................................... 146
Gambar 6.14 Simbol Gerakan Panning.......................................................................................... 146
Gambar 6.15 Gerakan Kamera Tilting............................................................................................. 148
Gambar 6.16 Simbol Gerakan Kamera Tilt..................................................................................... 148
Gambar 6.17 Track..................................................................................................................................149
Gambar 6.18 Pergerakan Kamera Crab/ Truck............................................................................. 150
Gambar 6.19 Teknik Pergerakan Kamera Swing.......................................................................... 150
Gambar 6.20 Crane................................................................................................................................151
Gambar 6.21 Ilustrasi Panoramic Shot............................................................................................ 152

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI xi
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan Frame...................................................................................................................... 5


Tabel 2.1 Perbedaan Key Light, Fill Light Dan Back Light............................................................31

PRODUKSI DAN SIARAN


xii PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU

Selalu kupanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan pemilik
segala yang ada di muka bumi alam semesta, yang selalu memberikan kesehatan dan
petunjuk-Nya dalam menyelesaikan buku pembelajaran ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Kamera, Pencahayaan dan Tata Suara yang
diharapkan dapat menjadi panduan untuk memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penulis beranggapan bahwa buku ini
penting bagi peserta didik TKPI. Penulis juga memberikan saran kepada para peserta
didik agar memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Paling awal bacalah terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran setiap bab yang
akan kalian baca; hal ini berfungsi untuk mengetahui secara singkat hal-hal yang
akan dicapai pada bab yang dipelajari. Setelah itu lihatlah bagian Peta Konsep
untuk mengetahui peta-peta materi yang akan dipelajari.
2. Bacalah buku ini dengan teliti, apabila ada yang masih kurang paham, bisa
didiskusikan dengan guru pengampu kompetensi ini.
3. Bagian Cakrawala dapat kalian baca untuk mengisi kegiatan Literasi agar dapat
menambah wawasanmu.
4. Setiap akhir bab dilengkapi tes kompetensi yang dapat digunakan sebagai
parameter penguasaan materi bagi kalian.
Setelah kalian menyelesaikan tes kompetensi atau penilaian harian, jika Anda
merasa belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ini.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:

Contoh Soal Sebagai acuan dalam cara mengerjakan soal-soal setiap


babnya.

Praktikum Berupa lembar-lembar perintah dan panduan sebagai ac-


uan dalam melakukan praktikum untuk keterampilan ka-
lian di setiap kompetensi pada bab-bab buku ini.

Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menam-
bah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sum-
ber belajar dan QR Code disediakan untuk memudahkan
kalian mengakses QR Code Scanner yang tersedia ap-
likasinya di smartphone kalian.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI xiii
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.

Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.

Penilaian Harian Digunakan sebagai indikator pencapaian kompetensi pe-


serta didik setelah mempelajari satu bab.

Penilaian Akhir Se- Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik


mester setelah mempelajari materi dalam satu semester.

Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun


guru di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar.

PRODUKSI DAN SIARAN


xiv PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU
BUKU

KAMERA, PENCAHAYAAN DAN TATA


SUARA

SEMESTER
GASAL

BAB I BEKERJA DENGAN BAB II PENATA CAHAYA BAB III EKSOTISME


KAMERA DAN PERANGKAT DAN PENCAHAYAAN GAMBAR MELALUI ELE-
PENDUKUNGNYA A. Peran dan Tugas Penata MEN SHOT, KOMPOSISI
A. Peran dan Tugas Operator Cahaya DAN TYPE OF SHOT
Kamera B. Prinsip Three Point A. Elemen Shot
B. Mengidentifikasi Sistem Lighting B. Komposisi Gambar
dan Media Rekam Video C.Pencahayaan dan Pera- C. Type of Shot
C. Menerapkan SOP Pengo- latannya
perasian Kamera Video
D. Mengidentifikasi Perang-
kat Pendukung Kamera Vid-
eo

KAMERA, PENCAHAYAAN DAN TATA


SUARA

SEMESTER
GENAP

BAB IV MENERAPKAN PER-


EKAMAN GAMBAR DENGAN
MENGGUNAKAN SINGLE
BAB V MEMAHAMI CROSS BAB VI BERBAHA-
CAMERA DAN MULTI CAM-
SHOT DAN CONTINUITY SA GAMBAR MELALUI
ERA
SHOT CAMERA MOVEMENT
A. Mengidentifikasi Pereka-
A. Cross Shot DAN CAMERA ANGLE
man Gambar Single Camera
B. Continuity Shot A. Camera Angle
B. Penerapan Perekaman
B. Camera Movement
Gambar Single Camera Pada
Program Acara Nondrama
C. Mengidentifikasi Pereka-
man Gambar Multi Camera
D. Penerapan Perekaman
Gambar Multi Camera Pada
Program Acara Drama
E. Memahami Komando da-
lam Produksi Multi Camera
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI xv
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

APERSEPSI
APERSEPSI

Menonton program-program televisi merupakan hal lumrah yang dilakukan sebagian


besar masyarakat. Tidak seperti tahun 1990-an yang dapat dikatidakan cukup sulit
untuk bisa menemukan televisi, saat ini mengakses program siaran televisi merupakan
hal yang mudah. Seiring perkembangan zaman yang semakin dinamis, mengakses
program-program siaran televisi bukan hanya melalui televisi saja, namun bisa melalui
komputer, laptop, tablet bahkan smartphone. Singkatnya, di mana pun dan kapan pun
masyarakat bisa mengakses program siaran televisi, baik secara teresterial maupun
streaming.
Saat ini telah banyak televisi baik lokal maupun nasional yang mengudara. Mereka
berlomba-lomba menyajikan tayangan yang kreatif dan menarik minat masyarakat.
Mengapa demikian? karena kekuasaan tontonan ada di jari penonton. Jika menurut
penonton program siaran tersebut kurang menarik, penonton tinggal mengambil
remote, memencet tombol lalu memindahkan ke channel yang lebih menarik bagi
mereka. Maka dari itu stasiun-stasiun televisi membuat program-program yang kreatif,
dan tentunya dari segi teknis pun baik.
Berbicara tentang program yang menarik dan kreatif, tidak lengkap rasanya jika tidak
bersinggungan dengan peralatan. Ya, peralatan-peralatan syuting adalah hal yang
patut diperhatikan. Melalui peralatan-peralatan yang baik dan penguasaan peralatan
yang baik akan membuat program yang sedang digarap menjadi sempurna. Salah satu
peralatan yang utama adalah kamera.
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk merekam gambar. Melalui kamera, kita
bisa mengabadikan gambar-gambar yang kita inginkan. Melalui kamera pula kita bisa
merekam objek atau subjek sesuai tuntutan naskah yang telah dibuat sebelumnya.
Kamera tidak akan berguna dalam produksi program siaran televisi apabila tidak
dioperasikan dengan baik oleh operator kamera. Untuk itu operator kamera perlu
memiliki keahlian yang baik dalam menguasai teknik-teknik pengambilan gambar.
Apa saja teknik-teknik yang harus dipelajari seorang operator kamera? Mulai dari
komposisi, camera angle, elemen shot, camera movement, dan lain sebagainya.
Komposisi merupakan hal yang wajib dipelajari oleh seorang operator kamera. Melalui
pemahaman komposisi gambar yang baik, maka frame yang dihasilkan akan tampak
nyata, nyaman dipandang dan penuh dengan nilai estetika gambar. Selain itu, elemen
shot tidak kalah penting. Elemen shot merupakan prinsip yang harus dipegang teguh
oleh seorang operator kamera. Tanpa elemen shot, gambar-gambar yang dihasilkan
tidak bernilai. Selain komposisi gambar dan elemen shot, seorang operator kamera
juga harus memahami tentang teknik-teknik perpindahan kamera, angle kamera dan
lain sebagainya. Ini akan menunjang gambar-gambar yang dihasilkan menjadi lebih
estetis.
Selain itu, seorang opeator kamera juga perlu memahami tentang alat-alat pendukung
kamera, seperti tripod, jimmi jib, pedestal dan lain sebagainya. Perangkat pendukung
tersebut memiliki fungsi masing-masing. Jika kita memahami perangkat pendukung
kamera, kita mampu menggunakan perangkat pendukung sesuai kebutuhan.

PRODUKSI DAN SIARAN


xvi PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

APERSEPSI

Gambar yang menarik tentu juga tidak terlepas dari peran pencahayaan. Peran
pencahayaan dalam produksi program siaran televisi tidak hanya sebagai penerang.
Lebih dari itu, pencahayaan juga mampu menciptakan mood atau situasi yang
dibutuhkan dalam naskah. Untuk itu penata cahaya perlu memahami dasar-dasar
pencahayaan yang baik, mulai dari prinsip three point lighting, jenis-jenis lighting
secara umum, sampai pada pemahaman tentang jenis-jenis lampu. Hal ini penting
dipahami agar dalam memproduksi program siaran televisi mampu mendorong
gambar lebih estetis sesuai dengan kebutuhan naskah.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI xvii
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

BEKERJA DENGAN KAMERA DAN BAB


PERANGKAT PENDUKUNGNYA I
BAB I BEKERJA DENGAN KAMERA DAN PERANGKAT
PENDUKUNGNYA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari tugas dan peran operator kamera, jenis-jenis media


rekam video, Standad Operational Procedure (SOP) penggunaan kamera video,
jenis-jenis perangkat pendukung kamera dan prosedur penggunaannya, peser-
ta didik diharapkan mampu memahami dan mengidentifikasi:
1. Tugas operator kamera
2. Sistem kamera
3. Jenis-jenis media rekam
4. Bagian-bagian kamera
5. Standard Operational Procedure mengoperasikan
kamera video
6. Perawatan dan pencegahan kamera video
7. Jenis-jenis perangkat pendukung kamera video

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Menerapkan Prosedur peng-


Peran dan Tugas Mengidentifikasi gunaan perang-
SOP Pengoper-
Operator Kamera Sistem dan Media kat paendukung
asian Kamera
Rekam Video kamera video
Video

KATA KUNCI

Camera person, Cameraman, Operator Kamera, Frame rate, , Kamera video

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 1
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Ilustrasi ragam kamera


Sumber: https://www.merdeka.com/teknologi/harga-
kamera-canon-kln.html/
Apakah kalia suka menonton drama? Atau kalian hobi menonton talkshow, game
show dan variety show? Atau pernahkah kalian menonton program kuliner di televisi
yang menggugah selera itu?
Saat ini tayangan televisi sudah menjamur. Mulai dari drama, nondrama sampai
news. Program-program tersebut identik dengan acara televisi. Namun kini telah terja-
di transformasi media. Jika dahulu program-program semacam itu hanya ditayangkan
di televisi, tetapi kini merambah juga di dunia digital, atau online. Meskipun terjadi
transformasi media, tetapi konten-konten tersebut masih digemari masyarakat. Salah
satu alasan mengapa konten-konten tersebut masih setia menemani masyarakat se-
bab orang-orang di belakang layar masih senantiasa menyalurkan kreativitasnya
menjadi karya audio visual yang menarik.
Dalam proses produksi audio visual, kamera merupakan komponen yang paling
utama digunakan. Sebuah kamera akan dioperasikan oleh cameraman atau operator
kamera. Menjadi operator kamera bukan hanya dituntut untuk mampu mengoper-
asikan kamera saja, namun juga dituntut untuk memahami kaidah pengambilan gam-
bar yang baik, sesuai kaidah dan penuh estetika.

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.2 operator kamera sedang mengambil gambar


Sumber: https://www.castingagenciesdirectory.com/blog/
how-to-be-a-tv-cameraman

PRODUKSI DAN SIARAN


2 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

A. Peran dan Tugas Operator Kamera


Operator kamera adalah seorang yang bertugas merekam gambar yang mam-
pu bertanggung jawab untuk semua aspek teknis gambar bergerak. Operator
kamera harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukan saat men-
gambil gambar. Harus dipastikan bahwa dalam pengambilan gambar tajam, kompo-
sisi gambar tepat, pengaturan level atau tingkat suara sesuai, gambar warna sesuai
dengan warna aslinya dan harus mendapatkan gambar terbaik. Operator kamera
merupakan juru kamera yang secara teknis melakukan perekaman visual menggu-
nakan kamera mekanik atau elektronik untuk produksi dibawah arahan pengarah
gambar dan harus bertanggung jawab kepadanya.

Gambar 1.3 situasi syuting di studio


Sumber:https://footage.framepool.com/en/shot/138511390-orf-weather-cen-
ter-weather-chart-weather-forecast

Salah satu kewajiban seorang operator kamera sebelum merekam gambar


adalah mengatur white balance terlebih dahulu. Pada intinya televisi dan video
menerima cahaya dari tiga warna primer RGB (red, green, dan blue). Pembuat kom-
posisi adalah operator kamera, dan harus menata angle unsur gambar ke dalam
suatu gabungan yang serasi sebelum bisa melakukan penataan atas cahaya bagi
para pelaku, gerakan pemain penting dan atau kamera, breakdown sequence ke
dalam shot demi shot dan menetapkan aneka angle kamera yang dibutuhkan.
Komposisi sangat erat kaitannya dalam pengambilan gambar. Sebab hal ini
untuk membentuk suatu kesatuan yang serasi dalam sebuah gambar. Komposi-
si yang baik adalah aransemen dari unsur-unsur gambar untuk membentuk suatu
kesatuan yang serasi (harmonis) secara keseluruhan. Seorang operator kamera
harus menentukan apa yang masuk dan apa yang tidak masuk ke dalam bingkai
(frame) tersebut. Framing adalah saat seorang kamerawan menentukan apa yang
masuk dan apa yang tidak masuk ke dalam gambar yang dibatasi oleh bingkai di
dalam viewfinder kamera. Komposisi berhubungan dengan selera-selera artistik,
kesadaran emosional, pengalaman dan latar belakang pribadi operator kamera,
maka semestinya komposisi jangan terlalu mengikuti aturan yang ketat. Penata-
an komposisi bukanlah suatu proses mekanik. Perhitungan matematika dan geo-
metrika memang bisa menunjang keberhasilan. Namun kesulitan yang mendasar
dalam membuat komposisi untuk audio visual, seorang operator kamera tidak saja
berurusan dengan bentuk dari orang-orang, objek-objek tetapi berurusan juga

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 3
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

dengan bentuk dari gerakan-gerakan. Oleh karena itu pengetahuan komposisi fo-
tografi (statis) kalau mau dipakai sebagai pertimbangan dalam membuat komposi-
si film/video yang bergerak, seorang operator kamera perlu memperhatikan kes-
inambungannya. Perlu diingat bahwa komposisi adalah sebuah pengaturan yang
harmonis dan sedap di pandang mata dari pemain, setting-setting, dan benda-ben-
da lain sebagai kesatuan di dalam ruang yang semuanya itu dimaksudkan untuk
mendapatkan respon dari penonton-penonton dan harus mampu mempengaruhi
baik secara gambar maupun secara psikologis untuk menyampaikan isi skenario
dan membangkitkan emosi penonton. Usahakan jangan terlalu banyak menampil-
kan beberapa pusat perhatian. Buatlah pembingkaian yang mengesankan dinamis
dan menampilkan kesan kedalaman. Gunakan bingkai-bingkai latar depan untuk
mendukung komposisi, dan penggunaannya tepat sehingga tidak mengganggu
subjek-subjek utamanya. Pergunakan latar belakang dengan teliti sehingga dapat
membantu subjek utama untuk menjadi pusat perhatian. Seorang operator kamera
juga harus memperhitungkan dalam setiap pengambilan gambar seperti shot size,
angle dan movement untuk menghasilkan sebuah gambar yang sempurna dan
mempunyai makna dalam di setiap gambar. Ada tiga faktor yang menentukan an-
gle kamera, yaitu ukuran subjek, angle dari subjek, dan tinggi kamera. Sudut pan-
dang (angle) kamera adalah sudut pandang penonton. Mata kamera adalah mata
penonton. Sudut pandang kamera mewakili mata penonton. Penempatan kamera
menentukan sudut pandang penonton dan wilayah yang diliput pada suatu shot.
Ciri khas pembuatan videeo dalam sinematografi adalah gambar bergerak ke da-
lam setiap shot. Angle atau sudut pengambilan itu berhubungan erat dengan lensa
kamera, baik jenis lensa yang digunakan maupun penempatan kamera itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan angle adalah sudut pandang kamera terhadap
objek yang berada dalam frame.

B. Mengidentfikasi Sistem dan Media Rekam Video


1. Sistem Kamera
Kamera merupakan suatu perangkat keras yang terdiri dari subsistem optik,
elektronik dan mekanik untuk menghasilkan gambar, baik still maupun motion
picture dari pantulan objek/benda. Secara teknis kamera video dalam pengop-
erasiannya adalah menyimpan gambar analog menjadi gambar digital sehingga
hasilnya bisa dilihat secara langsung. Kamera video termasuk teknologi digital
yang memiliki kemampuan mengambil input data analog dan mengubah menjadi
data digital yang kemudian disebut video.
Video merupakan rangkaian frame yang diputar sekaligus secara cepat.
Apakah frame itu ? Frame adalah gambar-gambar tahapan dari suatu adegan/ger-
akan.

PRODUKSI DAN SIARAN


4 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.4 perbandingan frame rate


Sumber: https://www.epiphan.com/blog/frame-rate-refresh-rate/

Masih ingatkah dengan teknologi proyektor film? Frame bisa dianalogikan


dengan teknologi proyektor film yang berisi roll film. Roll film tersebut merupa-
kan rangkaian gambar-gambar yang menjadi satu kesatuan utuh film. Isinya han-
ya gambar seperti foto. Tidak berbeda dengan roll film dan proyektor film, frame
merupakan gambar yang sejatinya statis, tetapi diputar dengan cepat sehingga
membentuk video. Cepat lambatnya frame diputar dalam detik disebut dengan
frame rate dan satuannya frame per second (seberapa banyak frame yang diputar
perdetiknya.
Tabel di bawah ini menyajikan perbedaan dan fungsi frame.
Tabel 1.1 Perbedaan frame

FRAME PERBEDAAN TUJUAN

Frame rendah Gambar yang di- Penggunaan fps ini biasa di-
(<24 fps) hasilkan akan ter- gunakan dalam pembuatan
lihat patah-patah stop motion

Frame normal (24 Gambar yang di- Penggunaan fps ini biasa di-
– 30 fps) hasilkan terasa gunakan dalam pembuatan
normal film, program televisi dan se-
bagainya,
Frame tinggi (>60 Gambar yang di- Penggunaan fps ini biasa di-
fps) hasilkan akan gunakan dalam pembuatan
terasa lebih halus video game, dan video-video
yang bertujuan untuk slow
motion
Sumber: dokumen pribadi

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 5
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Jadi Frame rates merupakan ukuran kecepatan frame/gambar yang ditun-


jukkan per detiknya, satuannya frame per second (fps). Semakin banyak jumlah
frame per detik, gerakannya akan semakin halus. Sebaliknya semakin sedikit
jumlah frame perdetik, gerakannya terlihat patah-patah.Akan tetapi saat ini, tel-
ah tersedia banyak pilihan kamera yang memiliki pilihan fps di dalamnya. Dalam
industri pertelevisian, frame rate yang umum digunakan adalah 24 atau 25 frame
persecond biasa disebut dengan sistem PAL.

2. Jenis-Jenis Media Rekam


Ada beberapa eleman dasar yang harus diketahui berkaitan dengan teknis
sebuah proses produksi dalam industri pertelevisian. Elemen dasar tersebut dian-
taranya:
a. Single atau multi camera
b. CCU (Camera Control Unit)
c. Monitor
d. Switcher
e. Audio perekam
f. Pemancar
Kamera merupakan salah satu elemen penting dalam proses produksi karena
mampu menentukan proses produksi yang nantinya akan berlangsung. Selain itu,
yang diperlukan dari kamera adalah kualitas gambar dan kecanggihannya.
Ditinjau dari kecanggihan sistemnya, kamera dibagi menjadi dua tipe, yaitu
kamera analog dan kamera digital.
a. Kamera Analog
Kamera analog merupakan kamera yang sistem kerjanya,dan sinyal yang
dipancarkan oleh kamera melalui proses perekaman sehingga peran VTR sep-
erti analog.
b. Kamera Digital
Kamera digital merupakan kamera yang secara sistem lebih canggih, memi-
liki fitur-fitur yang lebih dibandingkan kamera analog. Salah satu fiturnya adalah
memiliki pilihan frame per second (fps) seperti 25 fps, 30 fps, 60 fps dan se-
bagainya. Meskipun begitu harus diingat bahwa standar fps yang direkomen-
dasikan dalam industri pertelevisian adalah 25 fps. Mengapa? karena 25 fps
merupakan standar
Saat ini perkembangan teknologi kamera begitu pesat. Fitur-fiturnya pun
beragam dan semakin disempurnakan. Akan tetapi di balik perkembangan te-
knologi kamera yang tidak henti-hentinya itu, ada satu hal yang tidak berubah
dari kamera, yaitu fungsinya. Fungsi kamera secara umum adalah untuk meng-
abadikan momen, dan ‘menciptakan momen’ lalu diabadikan. Kegiatan syuting,
produksi acara televisi adalah “menciptakan momen lalu diabadikan”.
Secara penggunaannya kamera dibagi menjadi 3 macam, yaitu kamera fo-
tografi, kamera film dan kamera video.

PRODUKSI DAN SIARAN


6 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

a. Kamera Fotografi

Gambar 1.5 ragam kamera fotografi


Sumber: https://teknorus.com/fitur-kamera-dslr/

Kamera fotografi adalah kamera yang penggunaannya lebih banyak di-


fokuskan untuk kegiatan fotografi. Jenis kamera fotografi ini adalah kamera
DSLR, kamera Polaroid, dan kamera Mirrorless.
1) Kamera DSLR

Gambar 1.6 contoh kamera DSLR


Sumber: https://pxhere.com/id/photo/484063

Siapa yang tidak tahu kamera DSLR? Rasanya kamera DSLR sudah men-
jadi sesuatu yang umum. Digital Single Lens Reflex (DSLR) merupakan kamera
digital yang menggunakan sistem cermin dan pentamirror atau pentaprisma
untuk meneruskan cahaya dari lensa ke jendela bidik (viewfinder). View-
finder adalah lubang di bagian belakang kamera yang dapat untuk melihat/
mengintip. Melalui viewvinder gambar dapat dilihat dan diambil. Dalam pen-
ciptaan awalnya, kamera ini ditujukan untuk keperluan fotografi, tetapi seiring
perkembangan zaman para pembuat kamera DSLR menyematkan fitur-fitur
yang memanjakan penggunanya. Salah satu fitur yang dimaksud adalah vid-
eo, yang memungkinkan pengguna membuat video dengan baik saat menggu-
nakan kamera DSLR. Resolusinya pun beragam, mulai dari HD, full HD bahkan
hingga buku ini ditulis, kamera DSLR sudah ada yang memiliki resolusi 4K!

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 7
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

2) Kamera Polaroid

Gambar 1.7 Contoh kamera polariod


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/kamera-pola-
roid-foto-rasa-rindu-2806902/

Kamera Polaroid adalah kamera yang mampu memproses foto dalam


waktu yang sama setelah dipotret. Kamera ini menggunakan film khusus yang
disebut film polaroid. Film ini dimasukkan ke bagian dalam kamera tersebut
sehingga setelah melakukan pemotretan, hasil foto dapat tercetak seketika
dalam waktu yang relatif singkat.
3) Kamera Mirrorless

Gambar 1.8 Contoh kamera mirrorless


Sumber: https://newatlas.com/panasonic-s1h-6k-vid-
eo-mirrorless- camera/59961/

Dilihat dari segi bentuk, kamera mirrorless hampir memiliki kesamaan den-
gan DSLR. Kamera mirrorless pun bisa diganti lensa layaknya kamera DSLR.
Perbedaan mendasar kamera DSLR dengan kamera mirrorless adalah mirror-
box. DSLR masih menggunakan pemantul cahaya yang berfungsi membelok-
kan cahaya dari lensa ke jendela bidik optis, sedangkan kamera mirrorless,

PRODUKSI DAN SIARAN


8 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

pemantul cahaya (mirrorbox) dihilangkan sehingga ukuran kamera mirrorless


terlihat lebih kecil dibandingkan DSLR,tetapi tetap mempertahankan kualitas.
Selain itu, mirrorless tidak memiliki jendela bidik optik (OVF, optical viewfind-
er). Proses pembidikan gambar atau framing dilakukan lewat layar LCD atau
jendela bidik elektronik (EVF, electronic viewfinder).
b. Kamera Film

Gambar 1.9 Contoh kamera film


https://www.mldspot.com/hobby/2017/08/16/
kamera-roll-film-masih-memiliki-tempat-di-hati-peng-
gemarnya

Kamera film merupakan kamera analog yang menggunakan pita film dalam
menangkap gambar. Kelebihan kamera ini adalah sensitif terhadap cahaya. Na-
mun dalam perjalanannya, perkembangan kamera ini melambat seiring dengan
hadirnya kamera digital yang menghadirkan sesuatu yang ringkas. Meskipun be-
gitu, keasyikan menggunakan kamera film tidak ditinggalkan begitu saja.
c. Kamera elektronik/ video

Gambar 1.10 contoh kamera elektronik / video


Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/teknologi-rekaman-syut-
ing-peralatan-3028442/

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 9
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Kamera elektronik/video merupakan alat perekam video yang mampu meny-


impan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera video ini bisa disebut
juga dengan digitizer karena mampu mengambil data analog berupa frekuen-
si sinar yang kemudian mengubahnya menjadi mode digital elektronis. Dilihat
dari tingkat profesionalismenya, kamera elektronik/video dibagi menjadi empat
klasifikasi yaitu:
1) Consumer Video Camera

Gambar 1.11 kamera handycam


Sumber: https://www.toptenreviews.com/hd-camcorders-sony-hdr-cx405-review

Kamera ini biasa digunakan sehari-hari dan tidak dipergunakan secara profe-
sional. Kamera jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan pribadi.
2) Prosumer video camera

Gambar 1.12 kamera prosumer video


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rcJYle2tWtc

Prosumer video camera adalah jenis kamera yang bentuk dan fitur-fiturnya
sudah mendekati kamera profesional; kamera jenis ini masih memiliki ukuran
mega piksel yang belum cukup tinggi.

PRODUKSI DAN SIARAN


10 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

3) Profesional video camera

Gambar 1.13 Profesional video camera


Sumber: https://www.hardwarezone.co.id/tech-news-canon-luncur-
kan-dua-kamera-kelas-profesional

Profesional video camera adalah kamera yang didesain untuk kebutuhan pro-
fesional. Kamera jenis ini sudah memiliki sensor full frame, piksel yang cukup
besar, serta memiliki fitur-fitur yang hanya dikhususkan untuk kalangan pro-
fesional. Kamera jenis ini sering digunakan dalam pembuatan film, dan lain
sebagainya.
4) Broadcast video camera

Gambar 1.14 broadcast video camera/ kamera studio


Sumber: https://newatlas.com/blackmagic-ursa-broadcast-4k-video-camera/53391/

Broadcast video camera merupakan jenis kamera yang termasuk profesional


video kamera dan jenis ini didesain khusus untuk kepentingan studio televisi.
Seperti halnya kamera DSLR yang didesain khusus untuk keperluan fotogra-
fi, kamera video pun didesain khusus untuk keperluan video. Kamera video
memiliki beberapa keunggulan antara lain:
a) Kamera video dapat membentuk gambar melalui scanning dalam proses
create image
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 11
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

b) Menggunakan image sensor Pic Up Tube, CCD, ataupun CMOS dan electron-
ic circuit
c) Menyimpan gambar dan suara pada beberapa pilihan media diantaran-
ya media Magnetic tape/video tape, disc ataupun memory card sehingga
memudahkan untuk mengolah data.
d) Output langsung dapat dilihat melalui view finder atau video monitor seh-
ingga memudahkan kita langsung mengecek hasilnya
e) Dilengkapi dengan video recorder (VCR) dan microphone

Maka dari itu, menggunakan kamera video dalam industri televisi merupakan
hal yang utama.
Ditinjau dari jenis penggunaannya, kamera video dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1) Kamera ENG

Gambar 1.15 kamera ENG


Sumber: https://www.cameracrew.it/troupe_eng.html

Kamera ENG, atau Electronic New Gathering merupakan kamera yang biasa
digunakan untuk merekam peristiwa maupun berita. Karena bentuknya yang
cukup ringkas sehingga mudah dibawa kemana-mana dan cocok untuk peng-
gunaan berita di lapangan yang sifatnya dinamis. Kamera ini biasanya dileng-
kapi dengan shake reduction, yaitu fitur peredam getaran sehingga gambar
yang dihasilkan tidak terlalu tergoncang. Kamera ini juga dilengkapi dengan
baterai kamera yang daya tahannya cukup lama. Beberapa televisi lokal meng-
gunakan kamera ini untuk keperluan studio, karena harganya yang relatif mu-
rah dibandingkan dengan kamera studio.
2) Kamera EFP

Gambar 1.16 kamera EFP


Sumber: http://www.broadcaster.id/pengenalan-kamera-efp-sony-dxc-d50/#prettyPhoto/0/

PRODUKSI DAN SIARAN


12 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN
Kamera EFP, atau disebut dengan Elektronic Field Production merupakan
kamera portable yang dipergunakan untuk membuat suatu produksi aca-
ra televisi di lapangan/luar studio. Kamera ini menggunakan lebih dari satu
kamera EFP yang dilengkapi dengan CCU ,video mixer dan direkam dalam VTR.
Biasanya kamera ini menggunakan fasilitas outside broadcast van (OB-van)
ataupun dengan cara docking.
3) Kamera Studio

Gambar 1.17 kamera studio


Sumber: http://www.mirifica.net/2014/03/14/saksikan-
siaran-rohani-katolik-di-antv/
Kamera studio adalah kamera yang dipergunakan untuk memproduksi acara
televisi khusus di dalam studio televisi. Kamera ini memiliki ciri-ciri ukuran
yang cukup besar dan berat sehingga penggunaannya hanya untuk di dalam
ruangan. Kamera ini dilengkapi dengan pedestal, remote control untuk focus
dan zoom, terhubung ke CCU, RCP, VTR dan switcher. Selain itu kamera ini
dilengkapi dengan zoom servo, dan fitur intercom yang memungkinkan Pro-
gram Director berkomunikasi dengan juru kamera dan mengarahkan dalam
pengambilan gambar.
Dunia industri pertelevisian bekerja secara dinamis. Begitu juga dalam pen-
gambilan gambar, berita misalnya, konten-konten seperti berita tidak bisa
direncanakan sehingga memaksa juru kamera untuk mampu menguasai berb-
agai macam penggunaan kamera.
Berbicara mengenai penggunaan kamera, secara operasional kamera dibagi
menjadi dua macam, di antaranya:
1) Hand Held Camcorder

Gambar 1.18 handheld camcorder


Sumber: https://www.alamy.com/two-television-camera-men-operating- professional-
broadcast-quality-high-end-video-cameras-for-a-tv-programme-hand-held-with-a-sound-record-
ist-in-the-background-uk-image178436006.html

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 13
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Sesuai namanya kamera tersebut dioperasikan menggunakan tangan/hand


held tanpa menggunakan alat apapun. Kamera jenis ini biasanya digunakan
dalam format-format acara yang dinamis sehingga memiliki keleluasaan un-
tuk berpindah tempat atau program-program yang memiliki kejadian-kejadian
yang tidak terduga seperti berita.
2) Shoulder Mounted Camcorder

Gambar 1.19 shoulder mount camcorder


Sumber: https://www.pikrepo.com/ffhgz/black-video-
camera-on-tripod-stand

Merupakan jenis kamera yang dioperasikan menggunakan bantuan alat baik


itu tripod, pedestal, shoulder mount dan lain sebagainya. Jenis kamera ini bisa
digunakan dalam format-format baik itu statis maupun dinamis (tergantung
alat tambahan yang digunakan). Biasanya kamera jenis ini digunakan untuk
program-program yang telah disetting sebelumnya seperti drama, dan lain
sebagainya,tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan juga dalam for-
mat-format yang memiliki kejadian tidak terduga.
Ditinjau dari single function dan multi function, kamera dikategorikan menjadi 2
jenis., diantaranya:
1) One Piece Camera
One piece Camera merupakan kamera elektronik dengan alat perekam /cam-
cordernya menyatu ( integrated ) dengan head kamera. Kamera yang diran-
cang untuk keperluan ENG,maupun produksi hanya dengan single camera.
2) Two Piece Camera
Two Piece Camera merupakan kamera elektronik yang dapat berfungsi ganda,
sebagai kamera ENG dan kamera EFP. Jika Camcordernya dipasang menyatu
dengan head kameranya ( integrated) dapat berfungsi sebagai kamera ENG,
dan jika camcordernya dilepas dengan menambah cable adaptor dapat di-
fungsikan sebagai kamera EFP.

3. Bagian-bagian Kamera
Kamera merupakan peralatan elektronik dengan kinerja yang begitu rumit. Se-
suatu yang ingin direkam, mampu diwujudkan dalam kontrol tombol ON/OFF
saja. Bukan hanya sistem kerja kamera yang rumit, melainkan bekerja di industri
pertelevisian adalah sesuatu pekerjaan yang dinamis, serba cepat, kreatif dan

PRODUKSI DAN SIARAN


14 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

selalu mengutamakan “zero mistidakes”. Maka dari itu hal yang sangat tidak di-
harapkan saat syuting adalah terjadinya kerusakan pada peralatan kamera. Juru
kamera harus tanggap saat terjadi masalah terhadap kamera. Untuk itu, seorang
operator kamera harus mengetahui detail setiap bagian kamera sehingga mampu
mengetahui kebutuhan, dan mampu mengatasi bagian mana saja yang mengala-
mi gangguan pada kamera.
Kemudian apa saja bagian-bagian dalam kamera video? Berikut penjelasannya:
1. Kamera ENG (Electronic New Gathering)

Gambar 1.20 kamera ENG generasi terbaru


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=zxIEfbbB47U

Bagian-bagian pada kamera ENG adalah sebagai berikut:


a. Head Kamera
1) Lensa
2) Pick Up Tube / CCD
3) View Finder
b. Cam Corder / VTR
c. Baterai
2. Kamera EFP (electronic field production)

Gambar 1.21 bagian-bagian kamera EFP


Sumber: https://www.slideshare.net/DianaAmelia-
Bagti/tata-cahaya-materi-teori-kamera

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 15
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian-bagian kamera EFP adalah sebagai berikut:


a. Head Kamera
1) Lensa
2) Pick Up Tube / CCD
3) View Finder
4) Tripod/ Pedestal / Crane
b. Kabel Kamera
c. Proccessor terdiri dari:
1) Camera Control Unit
2) Remote Control Panel
3) Power Supply
d. Alat Ukur, yang terdiri dari:
1) Picture Monitor
2) Wave Form Monitor
3) Vector Scope
3. Kamera Studio

Gambar 1.22 bagian-bagian kamera Studio


Sumber: https://www.slideshare.net/DianaAmeliaBagti/tata-cahaya-materi-teori-kamera

Bagian-bagian kamera studio adalah sebagai berikut:


a. Head Kamera
1) Lensa
2) Pick Up Tube / CCD
3) View Finder
4) Tripod / Pedestal / Crane
b. Kabel Kamera
c. Proccessor terdiri dari
1) Camera Control Unit
2) Remote Control Panel

PRODUKSI DAN SIARAN


16 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

3) Amplifier dan Drive Unit


4) Power Supply
d. Alat Ukur
1) Picture Monitor
2) Wave Form Monitor
3) Vector Scope

C. Menerapkan SOP Pengoperasian Kamera Video


Kamera merupakan salah satu alat utama dalam memproduksi konten pertelevisian.
Setiap media televisi memiliki standar video yang layak tayang masing-masing. Un-
tuk itu diperlukan tenaga profesional yang dapat mengoperasikan kamera video
tersebut agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selain dibutuhkan tenaga pro-
fesional, seorang operator juga wajib mematuhi Standard Operational Procedure
(SOP).
SOP pengoperasian kamera video adalah sebagai berikut:
1. Masukkan baterai/PS
2. Masukkan VCR (Video Cassette Recorder) pada VTR (Video Tape Recorder)
3. Menghidupkan power On
4. Atur kembali /reset timecode ke 00.00.00 untuk mengetahui durasi yang ter-
pakai
5. Cek gambar di viewfinder
6. Setting temperatur warna/color balance
7. Lakukan White Balance (WB) agar warna putih yang terekam kamera sesuai
dengan intensitas cahaya. Untuk melakukan white balance, bisa dilakukan
dengan meminta salah satu kru untuk berdiri di depan kamera sambil meme-
gang kertas berwarna putih. Setelah itu arahkanlah kamera ke kertas putih
lalu zoom, dan fokus kamera ke arah kertas tersebut, lalu tekam tombol white
balance, tunggu hingga muncul pesan “white balance ok”.
8. Buka dan atur iris agar cahaya yang masuk sesuai sehingga gambar tidak terli-
hat flat atau gelap.
9. Yang tidak boleh tertinggal adalah mengatur level audio jangan sampai under
atau over.
10. Cobalah untuk record video dan cek hasilnya.
Kamera merupakan alat yang rentan terhadap kerusakan. Selain harganya yang ma-
hal, perbaikan kerusakannyapun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk mem-
inimalisisasi kerusakan, perlu dilakukan perawatan terhadap kamera. Berikut lang-
kah-langkah perawatan dan pencegahan terhadap kerusakan kamera:
1. Jangan memegang lensa (kaca) dengan tangan telanjang dengan alasan apap-
un.
2. Jangan mematikan kamera dengan melepaskan baterai, apalagi di dalamn-
ya masih ada kaset/memorinya dan dalam posisi record. Untuk mematikan
kamera, harus dengan mengikuti prosedur.
3. Pastikan menghidupkan/mematikan kamera harus melalui power ON / OFF.
4. Apabila indikator baterai habis, recordnya harus segera distop kemudian di-
matikan melalui power OFF, ganti dengan baterai yang penuh atau dengan
power supply kemudian dihidupkan lagi melalui power ON.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 17
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

D. Mengidentifikasi Perangkat Pendukung Kamera Video


1. Konsep Dasar Perangkat Pendukung Kamera
Dalam pengoperasian kamera dikenal dua macam, yaitu handheld dan menggu-
nakan penyangga. Handheld adalah teknik mengambil gambar tanpa menggu-
nakan bantuan alat apapun. Handheld dinilai sangat praktis dan dinamis karena
dengan menggunakan teknik ini, kamera bisa dibawa kemanapun sesuai perger-
akan objek atau sesuai keinginan operator kamera, tetapi kelemahan teknik ini
adalah, gambar yang dihasilkan shaking. Beban kamera yang cukup berat juga
akan menyulitkan operator kamera dalam mengoperasikan kamera. Maka dari itu,
diperlukan perangkat pendukung kamera yang berfungsi bukan hanya sebagai
dudukan kamera, tetapi perangkat pendukung kamera ini memiliki jenis dan
fungsinya masing-masing.

2. Jenis-jenis Perangkat Pendukung Kamera Video


Secara umum, perangkat pendukung kamera terdiri dari Tripod, Pedestal, Crane,
Jimmy Jib, dan lain sebagainya.
a. Tripod

Gambar 1.23 tripod video


Sumber: https://fstoppers.com/education/best-
way-set-tripod-324116

Tripod adalah alat penyangga kamera yang memiliki tiga kaki dan merupakan
perangkat pendukung kamera yang rasanya umum dan menjadi hal wajib digu-
nakan dalam produksi audio visual. Dengan menggunakan tripod, gambar yang
dihasilkan tidak mengalami shaking/getaran. Sebagai tips, untuk pembuatan
video carilah tripod yang bahan dasarnya kuat seperti alumunium, karena
mampu menahan beban berat kamera.

PRODUKSI DAN SIARAN


18 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

b. Pedestal

Gambar 1.24 pedestal


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=W7n1vjkZ6ps

Pedestal adalah ‘tripod’ yang dikhususkan untuk kamera studio. Memiliki


bobot yang cukup besar dan untuk menggerakkannya biasanya dipasang
roda di bawahnya.
c. Crane

Gambar 1.25 crane studio televisi


Sumber: http://www.moremediaone.com/Film-Televi-
sion-Cranes.php

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 19
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Sesuai dengan namanya, alat ini mirip dengan alat yang sering digunakan da-
lam pembangunan gedung. Crane biasanya digunakan di dalam studio. Fung-
si crane adalah untuk menjangkau angle-angle yang tidak mampu terjangkau
oleh alat biasa seperti tripod dan pedestal.
d. Jimmy jib

Gambar 1.26 jimmy jib


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jib-up.jpg

Jimmy jib merupakan alat yang bentuknya mirip dengan boom microphone
dengan kamera di salah satu ujungnya, dan kontrol penyeimbang di ujung
lainnya. Jimmy jib memungkinkan kamera bergerak secara vertikal, horizon-
tal, atau kombinasi dari keduanya. Sebuah jimmy jib sering terpasang pada
tripod atau sejenisnya.

PRODUKSI DAN SIARAN


20 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

CAKRAWALA

Drone dan Sejarah Perkembangannya

Gambar 1.27 Kamera drone


Sumber: https://techno.okezone.com/read/2017/04/10/57/1663263/
sejarah-drone-dari-dulu-hingga-kini

Saat ini pesawat tanpa awak, atau lebih sering kita kenal dengan istilah
drone merupakan sebuah peralatan yang biasa. Kamera drone biasanya untuk
mengambil gambar lanskap/pemandangan, kerumunan dan lain sebagainya.
Pengambilan gambarnya dari udara sebab tidak bisa dijangkau oleh kamera
biasa/DSLR. Akan tetapi alih-alih diciptakan untuk pembuatan video, sejarah
mencatat, bahwa drone pertama kali digunakan untuk keperluan perang. Austria
adalah negara pertama yang menggunakan drone untuk menyerang negara Ita-
lia. Saat itu bentuk drone masih seperti balon udara yang berisi bahan peledak
di dalamnya.
Sementara itu, drone yang benar-benar sebagai pesawat tanpa awak yang
menjadi cikal bakal drone saat ini justru dirancang menjelang berakhirnya
perang dunia pertama. Adalah Hewitt-Sperry Automatic Airplane, pesawat mod-
el pertama yang terbang di angkasa. Setelah itu perkembangan drone terus
berlanjut hingga muncul pesawat kontrol RC. Reginald Denny yang diproduksi
secara massal untuk kebutuhan perang. Sedangkan menurut Fortune, dunia mi-
liter telah mengenal pesawat drone canggih pada tahun 1995. Pesawat General
Atomics M-Q-1 Predator mulai menjalani debutnya. Hingga kini, peswat terse-
but masih digunakan untuk kegiatan pemantauan maupun mata-mata.
Tahun 2010, Parrot memperkenalkan AR Drone yang bisa dikendalikan
melalui perangkat smartphone. Drone ini mengusung model quadcopter yakni
berbaling-baling empat. Saat itu Parrot pertama kali memperkenalkan AR Drone
di ajang Consumer Electronics Show di Las Vegas. Drone yang tersedia setelah
munculnya model quadcopter, banyak digunakan untuk keperluan syuting film,
fotografi, dan lain sebagainya.
Keterlibatan nama besar Bos Amazon, Jeff Bezos, yang turut memperkenalkan
sebuah drone untuk mengantar makanan, mengubah citra drone yang semula
untuk keperluan dunia militer menjadi keperluan sipil.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 21
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

JELAJAH INTERNET

Untuk meningkatkan wawasanmu tentang ukuran je-


nis-jenis media rekam, perkembangan kamera, kalian bisa
menjelajahi dunia maya secara mandiri. Dunia internet san-
gat luas, banyak materi yang bisa kalian dapatkan di internet
untuk menambah khanazah pengetahuanmu.
Melalui internet kalian akan mendapatkan lebih banyak wa-
wasan tentang perkembangan kamera sehingga membuatmu
selalu up to date. Salah satu website yang bisa kalian akses
adalah http://www.studio.quitiv.com atau bisa scan di sini.

RANGKUMAN

1. Operator kamera adalah seorang yang bertugas merekam gambar dan mam-
pu bertanggung jawab untuk semua aspek teknis gambar bergerak.
2. Berkaitan dengan teknis sebuah proses produksi di industri pertelevisian,
ada beberapa eleman dasar yang harus diketahui. Elemen dasar tersebut
diantaranya: Single atau Multi Camera, CCU (Camera Control Unit), Monitor,
Switcher, Audio Perekam,dan Pemancar.
3. Ditinjau dari kecanggihan sistemnya, kamera dibagi menjadi dua tipe yaitu
kamera analog dan kamera digital.
4. Kamera analog adalah kamera yang sistem kerja dan sinyal yang dipancar-
kan kamera melalui proses perekaman sehingga peran VTR seperti halnya
analog.
5. Kamera digital merupakan kamera yang secara sistem lebih canggih, memi-
liki fitur-fitur yang lebih dibandingkan kamera analog. Salah satu fiturnya
adalah memiliki pilihan frame per second (fps) seperti 25 fps, 30 fps, 60 fps
dan sebagainya
6. Secara penggunaannya kamera dibagi menjadi 3 macam, yaitu kamera fo-
tografi, kamera film, dan kamera video.
7. Kamera fotografi adalah adalah kamera yang penggunaannya lebih banyak
ditujukan untuk kegiatan fotografi. Jenis kamera fotografi ini adalah kamera
DSLR, kamera Polaroid, dan kamera Mirrorless.
8. Kamera film adalah kamera analog yang menggunakan pita film dalam
menangkap gambar. Kelebihan kamera ini adalah sensitif terhadap cahaya.
9. Kamera elektronik/video merupakan alat perekam video yang mampu
menyimpan gambar digital dari mode gambar analog.
10. Dilihat dari tingkat keprofesionalannya kamera elektronik/video dibagi
menjadi empat klasifikasi, yaitu consumer video camera, prosumer video
camera, profesional video camera, broadcast video camera
11. Kamera video memiliki beberapa keunggulan antara lain:
a. Kamera video melakukan pembentukan gambar melalui scanning dalam

PRODUKSI DAN SIARAN


22 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

proses create image


b. Menggunakan image sensor Pic Up Tube, CCD, ataupun CMOS dan elec-
tronic circuit
c. Menyimpan gambar dan suara pada beberapa pilihan media diantaranya
media magnetic tape / video tape, disc ataupun memory card sehingga
memudahkan kita dalam mengolah data
d. Output langsung dapat dilihat melalui viewfinder atau video monitor se-
hingga memudahkan kita langsung mengecek hasilnya
e. Dilengkapi dengan video recorder (VCR) dan microphone
12. Menurut jenisnya, kamera video dibagi menjadi 3 macam, yaitu kamera
ENG, EFP, dan kamera studio.
13. Kamera ENG adalah kamera yang biasa digunakan untuk merekam peristi-
wa maupun berita. Bentuknya cukup ringkas sehingga mudah dibawa ke-
mana-mana dan cocok untuk penggunaan berita di lapangan yang sifatnya
dinamis.
14. Kamera EFP, atau disebut dengan Elektronic Field Production merupakan
kamera portable yang dipergunakan untuk membuat suatu produksi aca-
ra televisi di lapangan/luar studio. Kamera ini menggunakan lebih dari satu
kamera EFP yang dilengkapi dengan CCU ,video mixer dan direkam dalam
VTR.
15. Kamera studio adalah kamera yang dipergunakan untuk memproduksi aca-
ra televisi khususnya di dalam studio televisi. Kamera ini memiliki ciri-ciri
ukuran yang cukup besar dan berat sehingga hanya untuk digunakan di
dalam ruangan.
16. Secara pengoperasiannya kamera dibagi menjadi dua macam, yaitu Hand
Held Camcorder dan Shoulder Mounted Camcorder.
17. Ditinjau dari single function dan multi function, kamera dikategorikan men-
jadi 2 jenis., yaitu One Piece Camera dan Two Piece Camera.
18. One Piece Camera merupakan kamera elektronik dengan alat perekam /
camcordernya menyatu ( integrated )dengan head kamera dan dirancang
untuk keperluan ENG,maupun produksi hanya dengan single camera.
19. Two Piece Camera merupakan kamera elektronik yang dapat berfungsi gan-
da sebagai kamera ENG dan kamera EFP. Jika camcordernya dipasang men-
yatu dengan head kameranya (integrated) berfungsi sebagai kamera ENG,
tetapi jika camcordernya dilepas dengan menambah cable adaptor difung-
sikan sebagai kamera EFP.
20. Operator kamera adalah seorang yang bertugas merekam gambar yang
mampu bertanggung jawab untuk semua aspek teknis gambar bergerak. Un-
tuk itu perlu tenaga profesional yang mampu mengoperasikan kamera ses-
uai SOP.
21. Kamera merupakan alat yang rentan terhadap kerusakan dan untuk itu
diperlukan perawatan yang baik terhadap kamera, salah satunya jangan
memegang lensa dengan tangan telanjang.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 23
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

TUGAS MANDIRI

Tugas para peserta didik adalah mengidentifikasi tugas dan peran opera-
tor kamera, mengidentifikasi jenis-jenis media rekam video, mengidentifikasi
kamera ditinjau dari tingkat keprofesionalannya, mengidentifikasi bagian-ba-
gian kamera elektronik/video, dan mengidentifikasi SOP pengoperasian kamera
video. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disetu-
jui oleh guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan tugas dan peran operator kamera!


2. Sebutkan elemen dasar teknik produksi dalam sebuah industri pertelevi-
sian!
3. Jelaskan perbedaan kamera analog dan kamera digital!
4. Jelaskan kelebihan kamera video?
5. One Piece Camera adalah....
6. Sedangkan Two Piece Camera adalah....
7. Salah satu jenis operasional kamera adalah teknik handheld recorder.
Handheld recorder adalah....
8. Sebutkan bagian bagian kamera ENG!
9. Bagaimana SOP pengoperasian kamera video?
10. Bagaimana perawatan dan pencegahan terhadap kamera video?

REFLEKSI

Setelah mempelajari peran operator kamera, jenis-jenis media rekam vid-


eo dan SOP pengoperasian kamera video, tentunya kalian telah mengetahui
bagaimana tugas seorang operator kamera, apa saja jenis-jenis media rekam vid-
eo, perkembangan kamera hingga saat ini sampai mengoperasikan/menjalank-
an kamera video sesuai standar. Semoga pembahasan di buku ini bisa membuat
wawasanmu bertambah. Dunia broadcasting itu berkaitan erat dengan enter-
tainment, jadi jangan lupa untuk membaca setiap hari, menonton konten-kont-
en positif untuk menambah wawasanmu tentang dunia. Sebagai peserta didik
broadcasting yang nantinya bekerja di media tentu akan sangat malu bila wa-
wasan kita sedikit. Mari kita budayakan membaca kalau ada sesuatu yang belum
jelas/membingungkan bertanyalah kepada gurumu.

PRODUKSI DAN SIARAN


24 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENATA CAHAYA DAN PENCAHAYAAN


BAB
II
BAB II PENATA CAHAYA DAN PENCAHAYAAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari peran tugas penata cahaya, prinsip three point lighting,
dan peralatan-peralatan lighting, peserta didik diharapkan mampu memahami dan
mengidentifikasi peran penata cahaya dalam produksi televisi, konsep dasar three
point lighting, jenis-jenis three point lighting, jenis-jenis lighting dan fungsinya
dan jenis-jenis aksesori lighting.

PETA KONSEP

PENATA CAHAYA DAN


PENCAHAYAAN

Peran dan Tugas Prinsip Three Pencahayaan dan


Penata Cahaya Point Lighting Peralatannya

KATA KUNCI

Lighting, Lightman, Three Point Lighting

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 25
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENDAHULUAN

Gambar 2.1 ilustrasi cahaya dan pencahayaan


Sumber: https://gimanacuk.com/blog/lighting-dalam-proses-pembuatan-film/

Cahaya merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah produksi acara
televisi. Pencahayaan memiliki fungsi untuk memberi cahaya dan mengontrol
bayangan. Selain itu, melalui pencahayaan yang baik mampu menunjukkan tekstur
wajah, meningkatkan dramatisasi gambar sehingga ini bisa mendukung elemen-
elemen lain dalam produksi.
Dalam penataan cahaya pada produksi acara televisi, ada 3 hal yang harus dipenuhi,
diantaranya adalah....
1. Secara Teknis
Penataan cahaya harus memenuhi standar yang berlaku seperti temperatur
warna yang tepat, intensitas cahaya yang cukup, kejelasan setting tempat yang
ditampilkan.
2. Secara Artistik
Penataan cahaya yang baik harus memenuhi tingkat keberhasilan penataan
cahaya dalam mendukung dan menampilkan estetika gambar dari suatu naskah
drama atau cerita dengan dapat membangun suatu suasana atau mood yang
diinginkan.
3. Secara Pragmatis
Penataan cahaya yang baik harus memenuhi tingkat keberhasilan suatu penataan
cahaya dalam menggali dan menampakkan kedalaman isi naskah melalui
penggunaan feel yang diwakilinya. Pencahayaan berfungsi untuk mendukung
dan menyesuaikan sesuai yang dibutuhkan dalam paket produksi.
Ketiga hal tersebut harus dipenuhi sehingga cahaya mampu mendukung dalam
kreativitas gambar. Kemudian siapa yang bertanggung jawab dalam menata cahaya
sesuai dengan kreativitas gambar yang dibutuhkan?

PRODUKSI DAN SIARAN


26 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.2 penata cahaya


Sumber:https://www.lynda.com/Video-Production-tutorials/Advanced-Cinematic-Video-
Lighting/500662-2.html

A. Peran dan Tugas Penata Cahaya


Dalam sebuah proses produksi audio visual, salah satu elemen kru yang
terlibat dalam proses membantu interpretasi sutradara adalah penata cahaya.
Menurut Karsito (2008:62) penata cahaya adalah orang yang bertugas mengatur
tata cahaya di lokasi shooting atas permintaan sinematografer. Sedangkan menurut
Achlina dan Suwandi (2011:102) Lighting Director dapat didefinisikan sebagai
penanggung jawab pengaturan dan pelaksaan keberhasilan tata cahaya dalam
produksi studio” Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penata
cahaya adalah seseorang yang dapat mengoperasikan lighting sebagaimana
mestinya, sesuai dengan kebutuhan dalam naskah dan dapat merealisasikannya
dengan baik.
Tugas penata cahaya bukan hanya sekadar menghidupkan dan mematikan
lampu saja. Lebih dari itu, penata cahaya memiliki peran penting dalam proses
produksi. Untuk memastikan tugas penata cahaya dalam produksi agar berjalan
baik dan sesuai arahan, perlu adanya langkah kerja atau prosedur yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu. Langkah kerja dalam proses pra produksi pada
dasarnya dibuat untuk mempermudah kerja seseorang. Untuk itu penata cahaya
perlu melaksanakan prosedur sebagai berikut:
1. Mempersiapkan semua kebutuhan dalam segi pencahayaan, baik dari
spesifikasi lighting hingga filter yang akan digunakan.
2. Memeriksa semua peralatan yang akan dipergunakan serta berkordinasi
dengan kru.
3. Mempelajari naskah yang akan diproduksi.
4. Berdiskusi dengan sutradara, setelah mempelajari naskah dan mendapatkan
gambaran keseluruhan kejadian peristiwa lakon, penata cahaya perlu
mengetahui interpretasi dan keinginan sutradara mengenai lakon yang akan
dimainkan tersebut.
Saat proses produksi atau syuting, sutradara akan memberikan pengarahan
kepada penata cahaya tentang rencana visual atau tata letidak lighting serta mood/
rasa yang diinginkan sutradara. Rencana-rencana tersebut dibuat ke dalam format
breakdown script. Format breakdown script akan memudahkan semua elemen kru
dalam berkerja nantinya dan mudah memahami keinginan sutradara.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 27
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam kebutuhan pencahayaan, sutradara bersama penata cahaya mendiskusikan


blocking lighting dan mood/rasa yang akan dibangun. Untuk mendukung
interpretasi sutradara dalam membangun mood/rasa dalam frame, penata cahaya
perlu memperhatikan hal berikut:
1. Memperhatikan perbandingan hight light (bagian ruang yang paling terang)
dan shade ( bagian yang tegak ) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut
hight contrast.
2. Perlu memperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan
kamera yang digunakan.
3. Menjaga semua peralatan tata cahaya yang digunakan.
4. Bekerja sama dengan kamerawan dan sutradara dalam penempatan lighting
dan segi penataan cahaya agar sesuai dengan scene dan shoot yang diambil.

Saat proses produksi hal yang banyak dilakukan oleh penata cahaya adalah
sebagai berikut:
1. Merawat semua equipment yang telah dipakai, agar dapat beroperasi dan
digunakan untuk pembuatan/tahap selanjutnya.
2. Mereview hasil tata cahaya yang telah di record produksi oleh editor.
3. Presentasi dan evaluasi
4. Peran dan tanggung jawab
Seperti profesi lainnya, penata cahaya merupakan bagian dari kru produksi film
dan televisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab spesifik. Pada umumnya
seorang penata cahaya tidak bekerja sendirian (kecuali untuk hal tertentu), dan
secara umum tugas serta tanggung jawab penata cahaya meliputi:
1. Berdiskusi dengan produser membahas tentang rencana produksi.
2. Mempelajari naskah.
3. Mengimplementasikan sebuah adegan atau scene
4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan mood/rasa
pencahayaan yang baik.
5. Memilih peralatan lighting serta penunjangnya.
6. Bekerja sama dengan sutradara dan operator kamera/cameraman.
7. Melakukan setup lighting, atau blocking lighting sesuai keinginan sutradara.
Kendala dan kesalahan bisa terjadi pada siapapun, demikian juga bisa terjadi
pada seorang penata cahaya. Kesalahan bisa diminimalisasi bahkan seharusnya
bisa dihindari jika kita bisa melewati semua prosedur dengan baik. Kesalahan-
kesalahan yang sering dihadapi di lapangan oleh penata cahaya adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya pencahayaan yang memadai karena beberapa lampu bohlam ada
yang putus.
2. Susahnya menghilangkan bayangan karena intensitas lighting tidak sama.
3. Susahnya mencari listrik di daerah tempat shooting.
Langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan tersebut
antara lain :
1. Melakukan hunting lokasi sebelum shooting agar lebih mudah beradaptasi
dengan lokasi yang akan diambil gambar dan set penempatan lighting dalam
proses shooting nanti.

PRODUKSI DAN SIARAN


28 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

2. Persiapan yang matang sebelum shooting dari pra produksi, produksi, hingga
paska produksi.
3. Pelajari semua konsep, teknis dan fungsi yang ada pada lighting, terlebih
jika peralatan tersebut jenis terbaru dan belum pernah digunakan secara
detail fungsinya.
4. Selalu menjaga hubungan baik terhadap semua kru terutama sutradara,
karena sutradaralah yang bertanggung jawab dalam sebuah produksi

Dalam proses kerjanya penata cahaya tidak bisa terlepas dari prosedur,
termasuk membuat lembar kerja. Lembar kerja dibuat untuk memudahkan dalam
proses pekerjaan nantinya. Lembar kerja yang harus dibuat oleh penata cahaya
meliputi:
1. Lighting Sheet
2. Floorplan Lighting
3. Spesifikasi Lighting

B. Prinsip Three Point Lighting

Gambar 2.3 ilustrasi three point lighting


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=j_Sov3xmgwg

1. Konsep Dasar Three Point Lighting


Cahaya merupakan salah satu elemen penting dalam produksi baik televisi
maupun film. Pencahayaan yang baik bukan hanya sekadar menerangi objek,
namun juga mampu membangun mood dan mendukung situasi cerita. Untuk
itu, perlu pemahaman tentang bagaimana membangun pencahayaan yang
baik. Salah satu yang harus dipelajari dalam konsep pencahayaan adalah three
point lighting.
2. Jenis-jenis Three Point Lighting
Three point lighting adalah prinsip dasar yang menjadi dasar pemahaman
bagaimana mengatur intensitas cahaya, arah cahaya, posisi lampu dalam
produksi baik film maupun televisi. Three point lighting dibagi menjadi tiga
macam, yaitu key light, fill light, dan back light.
a. Key Light

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 29
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.4 contoh penerapan key light


Sumber: https://kinibisa.com/artikel/detail/fotografi-sinematografi/subdetail/camera-lighting/
read/3-teknik-lighting-dasar-dalam-pengambilan-film-untuk-pemula

Key light adalah pencahayaan utama yang diarahkan kepada objek. Key
light merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight
lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain three poin
lighting, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
b. Fill Light

Gambar 2.5 key light dan fill light


Sumber:https://www.lightingrumours.com/simple-lighting-patterns-part-2-broad-short-lighting-5335

Fill Light merupakan pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk


menghilangkan bayangan objek yang dihasilkan oleh key light. Fill light
ditempatkan berseberangan dengan subjek yang mempunyai jarak yang
sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah
dari key light.

PRODUKSI DAN SIARAN


30 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN
c. Back Light

Gambar 2.6 penerapan backlight


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/matahari-terbenam-dengan-backlight-3523035/

Backlight adalah pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi


untuk memberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar
belakang. Pencahayaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subjek.
Intensitas pencahyaan back light sangat tergantung dari pencahayaan key
light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subjeknya. Misalnya
backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan
pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

Perbedaan key light, fill light dan backlight bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 1 perbedaan key light, fill light dan back light

Jenis Karakteristik Fungsi


a. Sifat cahayanya keras dan dominan
Sebagai cahaya kunci yang
b. Menimbulkan bayangan
Key light memberi pencahayaan
c. Lighting diletidakkan 45o di dekat
kuat pada objek.
objek

a. Sifat cahayanya lebih lembut


b. Mereduksi bayangan yang dihasilkan
Mereduksi bayangan yang
Fill light oleh keylight
dihasilkan oleh key light.
c. Lighting jenis ini diletidakkan
berlawanan dengan key light

Memisahkan objek dengan


a. Sifat backlight bisa terang maupun
latar belakang sehingga
redup sesuai kebutuhan
Backlight objek tidak terkesan
b. Backlight diletidakkan di belakang
menyatu atau menempel
objek
dengan latar belakang.

Sumber: dokumen pribadi

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 31
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam produksi televisi maupun film, penerapan prinsip three point lighting
bisa menggunakan satu prinsip, dua prinsip atau ketiganya sekaligus,
tergantung mood cerita yang ingin dibangun, dan kebutuhan gambar yang
ingin disajikan.

C. Pencahayaan dan Peralatannya

Gambar 2.7 keadaan pencahayaan di kegiatan konser


Sumber: http://www.dionmomongan.com/2017/05/tata-cahaya-cihuy-dan-keren-di-konser.html

1. Jenis-jenis Sumber Cahaya


Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, dibutuhkan pencahayaan yang
mendukung. Jika ditinjau dari sumbernya, maka sumber pencahayaan dibagi
menjadi dua, yaitu original light dan artificial light.
a. Original Light
Original Light adalah cahaya yang berasal dari alam. Jenis cahaya ini antara
lain matahari, bulan, bintang dan lain sebagainya.
b. Artificial Light
Articficial light adalah cahaya buatan yang sumbernya bisa berasal dari
lampu lilin, obor dan lain sebagainya. Disebut cahaya buatan karena cahaya
dibuat melalui kreativitas dan dapat menyesuaikan dengan naskah.
Saat melaksanakan produksi acara televisi apalagi di dalam studio, kita hanya
bisa menggunakan artificial light sesuai dengan naskah. Mengapa?, karena
melalui cahaya buatan, kita bisa menciptakan suasana kebutuhan naskah
melalui pencahayaan. Untuk itu, kita perlu memahami jenis-jenis lampu dan
peralatan penunjangnya sehingga kita bisa memahami kebutuhan lampu
untuk kepentingan produksi acara televisi.
2. Jenis-jenis Lampu Artificial Light
Kata “lampu” dalam bahasa inggris memiliki dua kata, yaitu “lamp”
dan “lattern”. “lamp” berarti bohlam, sedangkan “latern” diartikan sebagai
lampu beserta peralatan penunjangnya. Dalam kaitannya dengan proses
produksi, istilah latern merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan
pencahayaan sebagai kebutuhan produksi audio visual, sedangkan istilah
“lamp” mengacu pada lampu penerangan rumah. Secara garis besar, artificial

PRODUKSI DAN SIARAN


32 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN
light dibagi menjadi dua macam, yaitu flood dan spot.
Flood light merupakan lampu yang memiliki karakteritik cahaya lebar
sehingga mampu menyinari objek atau lokasi lebih luas. Flood light biasanya
digunakan untuk prinsip three point lighting, pencahayaan untuk lokasi
dan lain sebagainya. Sedangkan spot merupakan lampu yang memiliki
karakteritstik cahaya yang sempit dan terarah sehingga menimbulkan titik
atau bulatan cahaya. Spot biasanya digunakan untuk keperluan dramatisasi
tokoh. Selain itu, spot juga sering kita dijumpai saat konser, lampu disorot ke
arah penyanyi sehingga menimbulkan kesan fokus pada objek yang diinginkan
dan mengabaikan objek di sekitarnya.
Lighting merupakan salah satu elemen penting dalam proses
produksi. Secara umum, tugas lighting dalam produksi acara televisi adalah
sebagai berikut:
a. Menghadirkan cahaya
b. Memberi dimensi pada gambar
c. Menyinari objek tertentu
d. Memberikan gambaran situasi dalam frame
e. Mendukung gaya adegan
Proses produksi, pencahayaan harus direncanakan dengan baik dan
tepat guna dan untuk itu diperlukan tata lampu yang baik. Berbicara tentang
tata lampu, dalam produksi televisi tata lampu bukan hanya ditentukan oleh
fungsinya, melainkan juga ditentukan oleh :
a. Jenis dan ukuran
b. Tata letidak
Saat ini terdapat beragam jenis lampu dan secara umum, jenis lampu yang
sering digunakan dalam produksi program acara televisi antara lain :
a. Floodlight
Floodlight merupakan salah satu lampu yang umum digunakan.
Ditinjau dari bentuknya, lampu jenis ini memiliki bentuk yang sederhana.
Reflektor dan bohlam diletidakkan di dalam kotak yang dapat diarahkan
secara fleksibel ke berbagai arah. Hal ini menguntungkan penata cahaya,
karena dengan fleksibilitas tersebut, lighting penata cahaya mampu
mengatur arah cahaya terhadap objek dengan baik.
Floodlight memiliki karakter cahaya luas, artinya area yang disinari
oleh lampu jenis ini cukup luas, tergantung jarak lampu pada objek dan
besaran watt lampu tersebut. Secara umum, floodlight memiliki dua ukuran
, yaitu floodlight 1000 watt dan floodlight 500 watt. Ditinjau dari besaran
watt yang dibutuhkan, floodlight 1000 watt lebih terang dibandingkan
dengan floodlight 500 watt. Floodlight 500 watt cocok digunakan untuk
menyinari objek atau area jarak dekat sedangkan floodlight 1000 watt
cocok digunakan untuk menyinari area dari jarak jauh. Terkadang juga
dikhususkan untuk menyinari backdrop, yang sering disebut dengan
cyc–light. Meskipun floodlight umum digunakan, lighting jenis ini kurang
cocok digunakan sebagai lighting utama dalam menyinari pemain/objek.
Hal tersebut disebabkan karakteristik lampu yang mengandalkan jarak,
sehingga tidak efektif digunakan untuk menyinari pemain, apalagi objek
yang jauh sehingga cahaya yang dihasilkan akan tampak buram dan kabur.
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 33
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.8 cyc – light


Sumber: http://daddydaze.net/2019/01/30/variasi-variasi-lampu-pentas-teater/

Nah ternyata lampu flood juga bisa dikombinasikan dengan


merangkai beberapa lampu dalam satu tempat/wadah (compartement).
Warna diatur sedemikian rupa sehingga dalam satu kotak terdapat
beberapa lampu yang memiliki warna yang sama. Beberapa lampu flood
yang dirangkai dalam satu kotak dan digantung di atas panggung disebut
batten atau striplight (lampu strip).

Gambar 2.9 Lampu strip


Sumber: http://daddydaze.net/2019/01/30/variasi-variasi-lampu-pentas-teater/

b. Beam light
Beamlight merupakan salah satu jenis lighting yang memiliki bagian
pemantul cahaya/reflektor bawaan. Karakteristik cahaya yang dihasilkan
dari lampu ini adalah sempit. Selain itu, beamlight juga fleksibel, karena
penata cahaya bisa mengubah ukuran cahaya intensitas sesuai kebutuhan.
Karena karakteristik cahayanya yang sempit dan fleksibel, penata cahaya
sering menggunakan beamlight sebagai lampu follow spot, yang biasanya
difungsikan untuk mengikuti objek yang bergerak. Selain itu, kerangka
bagian depan beamlight memungkinkan untuk dipasang filter warna
sehingga penata cahaya bisa berkreasi dengan warna yang diinginkan.
PRODUKSI DAN SIARAN
34 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.10 Beamlight


Sumber: https://britishcinematographer.co.uk/bbs-intros-compact-beamlight-family-at-ibc-2018/

c. Scoop
Lighting scoop merupakan lampu flood yang biasa digunakan dalam
produksi acara televisi baik indoor maupun outdoor. Pada bagian kerangka
lighting ini menggunakan reflektor jenis ellipsoidal yang memungkinkan
cahaya memancar secara merata dan lembut. Ditinjau dari segi fungsi,
lighting scoop termasuk salah satu lighting yang fleksibel. Mengapa
demikian? Meskipun ada beberapa jenis lighting scoop yang dirancang
khusus dengan bohlam tertentu, namun secara umum lighting ini
bisa menggunakan lampu tungsten halogen bahkan lampu pijar biasa
sekalipun dan ini memudahkan penata cahaya ketika akan mengganti
bohlam lampunya.

Gambar 2.11 Gambar Scoop


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Scoop_(theater)
Karena kapasitas watt tergolong kecil, lighting scoop cocok untuk
menerangi area yang terbatas. Selain itu lampu scoop juga tidak memberi
batasan kreativitas penata cahaya karena bisa memadukan warna cahaya.
Hal itu disebabkan sifat cahaya yang dihasilkan lampu scoop tergolong
lebar namun lembut. Lampu scoop ini sering dijumpai di studio fotografi,
museum, panggung teateer, studio televisi bahkan produksi film dalam
lingkup indie.
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 35
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

d. Fresnel
Lighting fresnel merupakan salah satu jenis lighting yang bersifat
spot. Berbeda dengan lighting dengan karakter spot lainnya, lighting
fresnel memiliki batasan pancaran sinar yang lembut di sisi lingkaran
luarnya. Hal ini disebabkan pada bagian badan lighting fresnel
disematkan lensa fresnel. Lensa fresnel ini memiliki karakter bergerigi
pada sisi luarnya. Selain itu pada badan lighting juga memiliki reflektor
jenis spherical. Kedua kombinasi ini menghasilkan cahaya pada bagian
tengah lebih terang sedangkan di sisi lingkaran terlhat redup atau lembut.
Sifat lingkaran cahaya yang lembut memungkinkan dua atau lebih lampuf
fresnel memadukan warna cahaya pada objek atau area yang disinari.

Gambar 2.12 Lampu Fresnel


Sumber: https://pxhere.com/en/photo/858385
Untuk mengatur ukuran terang redupnya cahaya dapat dikatakan
sangat mudah, tinggal menggerakkan reflektor dan bohlam mendekati
lensa. Semakin dekat reflektor dan bohlam ke lensa, maka lingkaran
cahaya yang dihasilkan semakin besar.
e. Profil
Lampu profil merupakan salah satu jenis lighting yang bersifat spot.
Seperti lampu spot pada umumnya, bagian sisi cahaya yang dihasilkan
lampu profil bersifat tegas. Hal ini disebabkan oleh lensa planno convex
yang disematkan di bagian badan lighting tersebut. Meskipun lampu
profil tergolong sebagai lampu spot, kita tetap bisa mengatur intensitas
ketegasan cahaya yang dipancarkan,caranya dengan mengatur posisi
lensa. Cara kerjanya mirip dengan lensa pada kamera, semakin lensa
tersebut fokus, maka lingkaran cahaya akan terlihat jelas. Sedangkan jika
lensa tidak fokus, lingkaran cahaya akan terlihat buram dan sisi lingkaran
pada cahaya tersebut akan terlihat mengabur sehingga batasan cahaya
tegas menjadi tidak jelas.
Selain itu, lighting profil merupakan lighting yang fleksibel, sebab
pada bagian sisi atas, sisi bawah, sisi kiri dan sisi kanan dipasang tools
khusus yang disebut shutter. Shutter merupakan alat penutup cahaya.
Dengan bantuan shutter penata cahaya bebas mengkreasikan bentuk

PRODUKSI DAN SIARAN


36 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

cahaya, besaran lingkaran cahaya, arah pencahayaan dan intensitas


cahaya sesuai yang diinginkan. Caranya, penata cahaya hanya perlu
mengatur posisi shutter sesuai keinginan.

Gambar 2.13 Lampu Profil


Sumber:http://id.jinnaite-prolighting.com/led-film-and-studio-lighting/fresnel-
spotlights/profile-stage-light.html

Lampu profil memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Hal ini
disesuaikan dengan kepentingan pencahayaan indoor. Seacara umum,
lampu profil memiliki 3 jenis di antaranya....
1) Standard
Lampu standar merupakan jenis lampu profil yang paling
sederhana. Pada bagian badan lighting, menggunakan satu lensa.
Meskipun begitu, lampu standar ini bisa diatur fokus cahayanya,
dengan cara menjauhkan dan mendekatkan lensa ke bohlam.
2) Bifocal
Lampu bifocal merupakan jenis lampu profil standar yang
memiliki karakter cahaya yang lembut dan tegas sekaligus. Hal ini
disebabkan oleh shutter tambahan yang dipasang di luar focus. Namun
sayang, sampai buku ini ditulis, jenis lampu ini dapat dikatakan cukup
langka karena sudah tidak diproduksi lagi.
3) Zoom
Lampu zoom merupakan salah satu jenis lampu profil dengan
memiliki dua lensa planno convex sekaligus. Kedua lensa yang
dipasang berhadap-hadapan ini memiliki fungsi masing-masing. Lensa
pertama berfungsi untuk mengatur fokus cahaya, sedangkan lensa
kedua berfungsi untuk mengatur ukuran besar kecilnya sinar cahaya
yang dihasilkan.
Kelebihan dari lampu zoom adalah, pengaturan ukuran lingkaran
cahaya hanya dengan pegangan (knop) atau tombol. Semakin angkanya
menunjukkan minimal, maka lingkaran intensitas cahaya semakin kecil dan
sebaliknya, jika tombol diarahkan ke angka yang menunjukkan maksimal
maka intensitas lingkaran cahaya semakin besar.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 37
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2. 14 Lekolite
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Leko.JPG

4) Peble Convex
Struktur lampu Peble Convex sama dengan Fresnel, dan yang
membedakan adalah letak penggunaannya. Peble Convex menggunakan
lensa Peble Convex. Pada mulanya terdapat lampu semacam ini dengan
menggunakan lensa Peble Convex dan disebut dengan Planno Convex
/ PC. Lampu PC ( Planno Convex ) sudah jarang sekali digunakan dan
mungkin sudah tidak diproduksi lagi. Saat ini lampu yang masih
digunakan dalam pementasan teater terutama di Eropa adalah lampu
Peble Convex.. Karena menggunakan lensa Peble Convex maka garis
sinar cahaya yang dihasilkan berada di antara fresnel yang berkarakter
lembut dan profil yang berkarakter tegas. Lampu ini sangat bermanfaat
ketika garis sinar cahaya yang tegas tidak diperlukan sementara garis
sinar cahaya yang lembut terlalu kabur.

Gambar 2.15 Lampu lensa jenis Peble Convex


Sumber:http://www.theatrecrafts.com/pages/home/topics/lighting/types-of-lantern/
5) Follow spot
Sesuai namanya, lampu follow spot merupakan salah satu jenis
lampu dengan karakter spot (membentuk lingkaran cahaya yang

PRODUKSI DAN SIARAN


38 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

tegas). Karakteristik lampunya yang spot memungkinkan lampu ini


sering digunakan untuk mengikuti gerak pemeran di dalam frame.
Dilihat dari bentuknya, struktur bagian lampu follow spot ini dibuat
kokoh baik secara mekanis maupun optik dan dibuat fleksibel
sehingga bisa digerakan ke berbagai arah. Kelebihan lampu ini
adalah ukuran lingkaran cahaya, warna dan fokus cahaya bisa diatur
secara manual. Hal ini memungkinkan operator atau penata cahaya
dapat berkreasi sesuai kebutuhan. Untuk menggunakan follow
spot, diperlukan dudukan/stand khusus yang dapat mengatur tinggi
rendahnya dan dapat diputar ke berbagai arah. Stand yang memiliki
roda biasanya digunakan untuk follow shot yang berukuran besar,
sehingga memudahkan operator untuk memindahkan dari tempat satu
ke tempat lainnya. Lighting follow spot biasanya dikendalikan secara
manual oleh operator, termasuk dalam mengatur intensitas cahaya,
arah cahaya dan lain sebagainya.
Lampu Follow spot menggunakan bohlam jenis discharge yang
kuat menahan goncangan dan dapat menghasilkan intensitas cahaya
yang tinggi. Penggunaan bohlam discharge tidak memungkinkan
lampu dikontrol secara elektrik karena sifatnya hanya on – off dan
tidak bisa diredupkan terangnya. Garis lingkaran sinar cahaya sangat
jelas terlihat. Lampu ini biasanya mengikuti atau menyorot seorang
pameran secara khusus dalam area khusus

Gambar 2.16 Lampu Follow spot


Sumber: http://www.coyolighting.com/350W-LED-Follow-Spot-Light-156.html

6) Lampu PAR
Lampu PAR, atau parabolic aluminized reflecto adalah lampu
yang bohlam, reflektor, dan lensanya terintegrasi. Unit lampu PAR
menggunakan lensa parabolik. Karena lampu PAR berbentuk satu
kesatuan (unit) maka ukuran sinar cahaya tidak dapat disesuaikan
kecuali dengan pengganti lampu. Ukuran diamater dan watt lampu
PAR bermacam-macam yang umum digunakan adalah PAR 36, 38, 46
56 dan 64, dan daya listrik yang digunakan antara 50-100 watt.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 39
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Besaran sinar cahaya yang dihasilkan tergantung dari ukuran


diameter lampu. Sedang intensitas dan jarak cahaya tergantung dari
besaran daya. Meskipun lampu PAR memungkinkan menggunakan
bohlam jenis discharge tetapi untuk keperluan panggung biasanya
menggunakan bohlam berjenis tungsten halogen.
Lampu PAR ditempatkan dalam sebuah wadah (housing) yang
disebut PAR can atau kaleng par yang memungkinkan lampu untuk
digerakkan ,diarahkan dan diberi warna. Ukuran wadah menyesuaikan
dengan ukuran lampu yang akan dipasang. Sinar cahaya yang
dihasilkan berkarakter lembut dan lebih berbentuk oval dan tidak
circular (melingkar).

Gambar 2.17 lampu PAR


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/par-64-pencahayaan-dj-860621/
7) Lampu Efek
Lampu efek merupakan lampu yang memiliki ciri khas dan fungsi
tertentu. Lampu ini biasa digunakan penata cahaya untuk memberi
efek khusus kepada cahaya yang diciptakan. Contohnya lukisan-
lukisan cahaya yang bersifat fantasi, cahaya yang dibuat menyerupai
pemandangan alam, atau efek gemerlap cahaya warna-warni dan lain
sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 2.18 Bermacam – macam lampu efek


Sumber: https://www.mikirbae.com/2016/08/jenis-jenis-lampu-panggung-teater.html

PRODUKSI DAN SIARAN


40 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

8) Lampu Practical
Lampu practical merupakan lampu yang digunakan sehari-hari
dan diperlukan sebagai pencahayaan dalam produksi program acara
televisi. Misalnya lampu tidur, lampu tempel, lampu minyak, lampu
hiasan dinding, lampu belajar dan lain sebagainya. Lampu practical
biasanya digunakan ketika produksi program televisi memerlukan latar
belakang tempat yang realistis berdasarkan kenyataan atau situasi di
dalam frame yang menyerupai situasi realis. Sebagai contoh, ketika di
sebuah gubuk tua yang hanya diterangi dengan lampu minyak/lampu
tempel, seorang kakek bercerita kepada cucunya tentang perjuangan
hidupnya. Jika dalam cerita menghendaki lampu minyak itu dinyalakan,
maka dalam frame akan terlihat seolah-olah penerangan hanya
dihasilkan dari lampu minyak saja karena keadaan frame secara teknis
berbeda dengan kenyataan.
9) Intelligent lighting
Intelligent lighting adalah lampu yang memiliki kemampuan
dapat dikontrol secara otomatis atau mekanis, tidak seperti lampu
konvensional lain. Lampu jenis ini memiliki kemampuan efek yang
kompleks dan dapat diatur atau dirancang penggunaannya melalui
sebuah program. Oleh karena itu jenis lampu ini disebut sebagai lampu
otomatis, moving light dan moving heads.

Gambar 2.19 Moving Head dan scanner


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:RavensburgKonzerthausScheinwerfer_
Movinghead.jpg
Banyak pabrik yang membuat dan mematenkan jenis lampu
ini, termasuk penggunaan dan pengembangan teknologi. Ada yang
menggunakan secara langsung dengan teknik pengarahan cahaya yang
menggerakkan lampu secara otomatis (moving head) dan ada pula yang
menggunakan cermin untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya
(scanner). Jenis lampu ini sering dijumpai dalam produksi program
musik televisi, konser dan lain sebagainya.
Kemampuannya bisa bergerak dan mengarahkan cahaya secara
otomatis, lampu jenis ini juga memiliki kemampuan lainnya seperti
mampu bergerak ke kiri- ke kanan, redup – terang, menggerakkan
gobo, mengganti warna cahaya, fokus zoom dan lain sebagainya.
Semua fungsi yang disebutkan di atas diatur dalam channel control
tata cahaya dengan konsol khusus. Lampu tersebut akan menerima
sinyal dari konsol dengan salah satu dari tiga cara di bawah ini:
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 41
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

a) analog
b) digital
c) ethernet

10) Lampu LED


Light Emitting Diode merupakan jenis lampu yang menggunakan
bohlam dengan teknologi diode. Lampu LED awalnya digunakan
sebagai lampu indikator dalam berbagai peralatan elektronik.
Perkembangannya merambah ke berbagai penggunaan, termasuk
dalam produksi program pertelevisian, khusunya indoor karena
sifatnya portabel. Jenis lampu ini terkenal hemat energi, tahan lama,
berukuran kecil, cepat dinyalakan dan dimatikan.

Gambar 2.20 Lampu LED


Sumber: https://www.flickr.com/photos/davedugdale/6766421779

Lampu LED tersusun dari bohlam-bohlam kecil yang terdiri atas


cahaya merah, biru dan hijau. Hal ini memungkinkan penata cahaya
untuk tidak menggunakan filter warna ketika menggunakan lampu
jenis ini. Penata cahaya cukup membuat program komposisi dan
intensitas dari tiga warna primer tersebut, maka cahaya akan berubah
warna.

3. Aksesori Lighting
Lighting sangat penting dalam proses produksi. Melalui pencahayaan
yang baik, maka hasil gambar yang diinginkan pun tercipta baik. Meskipun
demikian, lighting yang bagus sekalipun tidak bisa memberikan hasil maksimal
jika tidak didukung dengan aksesori yang memadai. Aksesori-aksesori pada
lighting bukan hanya sekadar pelengkap tetapi masing-masing memiliki
fungsi khusus. Aksesori yang dibutuhkan oleh lighting antara lain:
a. Filter
Filter atau plastik warna merupakan salah satu aksesori penting dalam
lighting. Fungsi filter adalah mengubah warna cahaya yang dipancarkan

PRODUKSI DAN SIARAN


42 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

dari lampu menjadi warna yang diinginkan. Filter atau plastik warna
berbentuk lembaran tipis dengan warna yang berbeda-beda.

Gambar 2.21 Filter atau gel


Sumber: https://www.pinterest.com/LindaTokarczyk/color-transparent/
Untuk menggunakan filter kita tinggal memilih filter dengan warna
yang diinginkan, lalu pasang filter tersebut di depan perangkat lighting.
Perlu diketahui bahwa untuk memasang filter di depan perangkat lighting,
diperlukan bingkai khusus yang disebut frame/bingkai filter. Filter warna/
gel yang telah dipilih, dipasangkan pada bingkai/frame tersebut. Selain
memudahkan dalam pemasangannya, menggunakan frame juga mampu
meredam panas yang dihasilkan lighting, sehingga filter tidak mudah
terbakar. Jika tidak menggunakan frame risiko yang ditimbulkan filter bisa
terbakar. Ukuran frame/bingkai untuk filter bervariasi sesuai dengan jenis
dan ukuran lighting yang digunakan. Terkadang ada merek lampu yang
memproduksi bingkai filternya sendiri.

Gambar 2.22 Bingkai Filter


Sumber: https://www.simplysoundandlighting.co.uk/eurolite-black-par-64-square-filter-gel-
frame-for-lighting-gel-sheet/
b. Bamdoor
Bamdoor merupakan salah satu aksesori lighting yang berbentuk
sirip atau penutup. Bamdoor memiliki empat sisi penutup yang posisinya
bisa ditekuk dan disesuaikan. Fungsi bamdoor untuk mengatur lebar
sempitnya pancaran cahaya sehingga bisa mencegah pancaran cahaya
ke area yang tidak diinginkan. Bamdoor biasanya dipasang pada lampu
yang memiliki karakteristik pancaran cahaya yang menyebar dan terang
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 43
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

biasanya digunakan untuk set lokasi yang terbatas. Maka dari itu bamdoor
sangat efektif digunakan untuk mengatur arah penyebaran cahaya dan
mencegah cahaya bocor melebihi area penyinaran yang diinginkan.

Gambar 2.23 Bamdoor


Sumber: https://www.rainbowcamera.com/Godox-BD08
c. Iris
Iris merupakan aksesori yang berfungsi memperkecil dan
memperbesar diameter lingkaran cahaya yang dihasilkan oleh lighting.
Iris memiliki gagang yang berfungsi untuk mengatur ukuran diameter
cahaya sesuai kebutuhan. Iris lebih sering dipasang pada lampu profil di
depan shutter. Penata cahaya menggunakan iris bisa mengontrol diameter
lingkaran cahaya yang dihasilkan lampu sesuai kebutuhan sehingga cahaya
tidak menyebar ke area yang tidak diinginkan.

Gambar 2.24 Iris


Sumber:https://www.bhphotovideo.com/c/product/435143-REG/
ETC_7060A1012_400RS_Drop_in_Iris_for.html
d. Doughnut
Doughnut merupakan aksesori lighting yang terdiri dari bahan plat
metal/ besi berbentuk persegi dengan lingkaran di tengahnya. Doughnut
biasanya digunakan penata cahaya untuk meningkatkan intensitas
lingkaran cahaya yang dipancarkan oleh lighting jenis spot. Melalui

PRODUKSI DAN SIARAN


44 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

dougnut, pudaran cahaya yang tidak dikehendaki akan dihilangkan


sehingga menghasilkan intensitas dan ketajaman cahaya yang diinginkan.
Aksesori ini sering disebut donut karena bentuknya mirip donat dan
sering digunakan untuk membantu gobo dalam kepentingan refleksi dan
pola cahaya artistik tertentu.

Gambar 2.25 Doughnut


Sumber: http://www.citytheatrical.com/Products/donuts?dept=36ad06a1-84a1-43c4-
a654-cc6e4ee51140
e. Gobo
Gobo merupakan aksesori lighting yang digunakan untuk menciptakan
efek imajinatif dan artistik terhadap cahaya. Gobo dibuat dengan motif-
motif tertentu. Cara kerjanya, gobo dipasang dan diproyeksikan pada
lighting, maka cahaya akan membentuk seperti pola objek yang terukir
pada gobo dan terjadilah bermacam-macam. pola gobo.

Gambar 2.26 Macam-macam bentuk Gobo


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:GobowithSmokeBeam.jpg

Gobo biasa digunakan penata cahaya untuk kepentingan artistik


seperti menghadirkan efek lukisan cahaya, efek background set panggung,
menggambarkan cerita melalui visualisasi efek cahaya, dan sering juga
digunakan dalam konser musik.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 45
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Untuk menggunakan gobo, diperlukan aksesori bingkai khusus


yang disebut dengan gobo holder. Gobo dipasang di gobo holder lalu
meletakkannya di depan bohlam. Yang perlu diingat bahwa kita harus jeli
memilih bentuk bingkai/gobo holder karena setiap pabrik memiliki bentuk
bingkai/gobo holder yang berbeda. Pastikan memilih gobo holder yang
sesuai dengan bentuk dudukan lubang yang ada di bagian depan lampu.

Gambar 2.27 Berbagai macam Gobo Holder


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gobo_holder.JPG

f. Snoot atau Top Hat


Snoot atau Top Hat merupakan salah satu aksesori lighting yang
berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya dan memperpendek jarak
cahaya. Untuk menggunakan snoot, penata cahaya memasang bersama
dudukan filter di depan lampu.

Gambar 2.28 Berbagai bentuk snoot


Sumber:https://www.bhphotovideo.com/c/product/1175538-REG/phottix_ph82325_pro_
snoot_and_gels.html

Snoot memiliki bentuk yang beragam tergantung penggunaannya.


Snoot yang berbentuk lingkaran penuh efektif digunakan untuk
memperpendek lingkaran cahaya dan mengurangi kebocoran pancaran
cahaya ke arah yang tidak diinginkan. Snoot jenis ini biasanya menyediakan

PRODUKSI DAN SIARAN


46 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

dudukan filter di bagian ujung snoot. Sedangkan snoot yang berbentuk


setengah lingkaran selain efektif digunakan untuk memperpendek titik
jatuh cahaya, juga efektif untuk menutupi pancaran cahaya yang tidak
diinginkan ke area tertentu. Biasanya snoot setengah lingkaran sering
digunakan pada area atau set lokasi yang sempit.

4. Peralatan dan perlengkapan pemasangan


Peralatan dan perlengkapan pemasangan lampu yang digunakan ada 2
macam yaitu permanen dan dapat dipindahkan.
Peralatan yang sering digunakan adalah :
a. Bar dan Boom
Bar dan boom adalah jenis perlengkapan yang digunakan untuk
memasangkan lampu yang berderet rapi. Bar dan boom biasanya terbuat
dari pipa besi. Hal ini bertujuan agar bar dan boom mampu menahan
beban lighting yang dipasang pada bar dan boom. Sebenarnya bar dan
boom merupakan perlengkapan yang sama tetapi yang membedakan
hanyalah posisi penggunaannya saja. Pipa besi yang digunakan untuk
menggantung lampu secara horizontal disebut bar. Contoh bar beserta
lampu-lampunya dapat ditemukan di studio televisi, atau dipanggung
teater. Sedangkan pipa besi yang digunakan untuk memasang lampu
secara vertikal disebut dengan boom. Boom biasanya dipasang di sayap
panggung seperti konser musik, dan lain sebagainya.
b. Light Stand
Light stand merupakan perlengkapan yang digunakan untuk
menggantungkan lighting secara portabel atau dapat dipindah-pindah.
Bentuk light stand hampir mirip seperti tripod video, memiliki tiga kaki
dan tinggi rendah light stand bisa diatur sedemikian rupa. Light stand
biasanya terbuat dari logam kuat yang mampu menahan beban lighting
yang dipasang. Untuk memasangkan lighting ke stand light, tinggal
memasukkan lubang pada besi lighting lalu memasangkannya ke kepala
stand light. Jangan lupa untuk mengencangkan knop (sejenis pengunci)
stand light agar lighting yang dipasang tidak lepas. Untuk memindahkan
posisi light stand, tinggal melepas lighting yang terpasang terlebih
dahulu lalu menggeser posisi stand light sesuai yang diinginkan, atau bisa
juga menggeser light stand bersama lighting yang masih terpasang ke
arah yang dikehendaki, asal dilakukan secara hati-hati.
Selain light stand pada umumnya, ada juga light stand yang dibuat khusus
untuk lampu follow spot. Karena karakter lampu follow spot yang dinamis,
light stand didesain sedemikian rupa agar fleksibel bisa digerakan ke
berbagai arah secara manual mengikuti gerak pemeran atau subjek.
c. Clamp dan Bracket
Clamp dan bracket merupakan alat bantu perlengkapan yang
digunakan untuk memasang lighting. Clamp biasa digunakan untuk
memasangkan lighting pada bar secara vertikal. Clamp yang digunakan
biasanya berbentuk C yang dipasang di bar bersama lighting. Clamp
juga sering disebut dengan istilah hook clamp. Bracket digunakan untuk

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 47
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

menggantungkan lighting pada boom secara horizontal. Alat ini sering


juga disebut dengan boom arm karena bracket berbentuk siku.
d. Light rig
Light rig merupakan kombinasi dari bar dan boom yang didesain
sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan pemasangan
pencahayaan baik indoor maupun outdoor. Secara umum light rig dibagi
menjadi dua, yaitu rig yang dipasang secara permanen, dan light rig
non permanen. Light rig permanen biasanya digunakan di studio-studio
televisi yang sifatnya permanen. Sedangkan light rig non permanen biasa
digunakan pada proses syuting yang setup lokasinya tidak permanen.
Untuk memasang dan membentuk light rig bongkar-pasang, dibutuhkan
alat khusus yang disebut truss. Truss merupakan logam kuat yang
digunakan untuk penyangga dan penunjang saat membentuk light rig.
Ada 3 jenis truss yang umum digunakan:
1) Truss datar
2) Truss Segi tiga
3) Truss Segi empat
Ketiga truss tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan. Merangkai
lighting rig menggunakan truss akan memudahkan proses penempatan,
pemasangan, dan pengarahan lighting menjadi lebih efisien.
e. Alat bantu pemasangan
Alat bantu pemasangan lampu ini sangat penting digunakan, baik saat
pemasangan lampu, memindahkan lampu, bahkan melepas lampu.
Alat bantu pemasangan yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1) Tangga
2) Tongkat panjang
3) Stager
4) Rantai logam
5) Tali

5. Peralatan Listrik dan Control


a. Peralatan Listrik
Peralatan listrik sangat dibutuhkan saat pemasangan lighting dan
peralatan listrik yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Kabel
Kabel listrik adalah komponen yang berfungsi untuk menghantarkan
energi listrik ke sumber beban listrik/alat listrik.
2) Stop kontak
Stop kontak merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagai
muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik, agar alat
listrik terhubung dengan stop kontak maka diperlukan kabel dan
steker/colokan yang ditancapkan pada stop kontak
Stop kontakdibedakan menjadi dua:
a) Stop kontakkecil untuk peralatan yang membutuhkan daya kecil.
b) Stop kontakbesar yang menyediakan akses round untuk peralatan
listrik berdaya besar.

PRODUKSI DAN SIARAN


48 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam tata lampu, stop kontakatau steker digunakan untuk


mengalirkan dan memutuskan arus ke lighting dalam satu sirkuit.
3) Sakelar
Sakelar atau swich merupakan komponen instalasi listrik yang
berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada
suatu penghantar. Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat
dibedakan menjadi:
a) Sakelar bertegangan rendah
b) Sakelar bertegangan menengah
c) Sakelar bertegangan tinggi
d) Sakelar bertegangan sangat tinggi
Sakelar juga dapat dimanfaatkan untuk membuat papan pengendali
seperti On-Off
b. Multimeter
c. Taspen
d. Terminal
e. Berbagai jenis tang
f. Obeng
g. Selotip

CAKRAWALA

PENTINGNYA TEMPERATUR WARNA DALAM VIDEO

Gambar 2.29 color temperature


Sumber: http://lilik.id/color-temperature-dalam-lampu-studio/

Temperatur warna adalah tingkat warna yang dihasilkan sumber cahaya.


Temperatur warna biasanya diukur dengan Kelvin (K). Semakin tinggi nilai
kelvin maka cahaya akan mengalami kebiruan. Sebaliknya, jika nilai kelvinnya
semakin rendah, maka warna yang dihasilkan akan kemerah-merahan. Sebagai
contoh warna cahaya yang dihasilkan neon berbeda dengan warna cahaya yang
dihasilkan dari lilin. Cahaya neon putih cenderung kebiruan, sementara lilin

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 49
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

CAKRAWALA

cenderung putih kemerah-merahan. Itulah yang dimaksud dengan temperatur


warna.
Dalam industri audio visual dikenal standar-standar temperatur warna.
Standar  color temperature  untuk pencahayaan dalam ruangan/studio adalah
3.200 K, yang sering disebut dengan istilah tungsten.  Sedangkan temperatur
warna yang sering digunakan di luar studio adalah 5.600 K yang cahayanya
cenderung kebiruan

JELAJAH INTERNET

Untuk meningkatkan wawasanmu tentang dasar-dasar pencahayaan, kalian bisa


menjelajahi dunia maya secara mandiri. Dunia internet sangat luas, banyak materi
yang bisa diperoleh di internet untuk menambah khanazah pengetahuanmu.
Melalui Internet, kalian akan lebih banyak mendapatkan wawasan tentang dasar-
dasar pencahayaan. Untuk menambah wawasan tersedia satu website yang bisa
kalian akses yaitu http://www.videomaker.com atau bisa scan di sini.

RANGKUMAN

1. Penata cahaya adalah seseorang yang dapat mengoperasikan lighting


sebagai mana mestinya, dengan apa yang tergambar dalam naskah dan
dapat terealisasikan dengan baik. Penata cahaya juga bertugas untuk
menyiapkan peralatan yang sesuai dengan keinginan sutradara dan
produser. Untuk itu, penata cahaya selalu berkomunikasi dengan produser
dan sutradara.
2. Cahaya merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah produksi
acara televisi.
3. Pada produksi acara televisi ada 3 hal yang harus dipenuhi dalam penataan
cahaya, yaitu secara teknis, artistik dan pragmatis.

PRODUKSI DAN SIARAN


50 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

4. Secara teknis, artinya penataan cahaya harus memenuhi standar yang


berlaku seperti temperatur warna yang tepat, intensitas cahaya yang
cukup, kejelasan setting tempat yang ditampilkan.
5. Secara artistik, artinya penataan cahaya yang baik harus memenuhi
tingkat keberhasilan penataan cahaya dalam mendukung dan
menampilkan estetika gambar dari suatu naskah drama atau ceritera
dengan dapat membangun suatu suasana atau mood yang diinginkan.
6. Secara pragmatis, artinya penataan cahaya yang baik harus memenuhi
tingkat keberhasilan suatu penataan cahaya dalam menggali dan
menampakkan kedalaman isi naskah melalui penggunaan feel
yang diwakilinya. Pencahayaan berfungsi untuk mendukung dan
menyesuaikan sesuai yang dibutuhkan dalam paket produksi
7. Three point lighting adalah prinsip dasar yang menjadi dasar
pemahaman tentang pengaturan intensitas cahaya, arah cahaya, posisi
lampu dalam produksi baik film maupun televisi. Three point lighting
dibagi menjadi tiga macam, yaitu key light, fill light, dan back light.
8. Key light adalah pencahayaan utama yang diarahkan kepada objek. Key
light merupakan sumber pencahayaan paling dominan.
9. Fill Light merupakan pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light.
10. Backlight adalah pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi
untuk memberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar
belakang.
11. Fungsi lampu dalam produksi program televisi adalah:
a. Menghadirkan cahaya.
b. Memberi dimensi pada gambar.
c. Menyinari objek tertentu.
d. Memberikan gambaran situasi dalam frame.
e. Mendukung gaya dramatisasi gambar.
12. Beamlight merupakan salah satu jenis lighting yang memiliki bagian
pemantul cahaya/reflektor bawaan.
13. Lighting scoop merupakan lampu flood yang biasa digunakan dalam
produksi acara televisi baik indoor maupun outdoor. Pada bagian
kerangka lighting biasanya menggunakan reflektor jenis ellipsoidal
yang memungkinkan cahaya memancar secara merata dan lembut.
14. Lighting fresnel merupakan salah satu jenis lighting yang bersifat spot.
Berbeda dengan lighting dengan karakter spot lainnya, lighting fresnel
memiliki batasan pancaran sinar yang lembut di sisi lingkaran luarnya.
15. Lampu Profil termasuk lampu spot yang menggunakan lensa planno
convex sehingga lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan memiliki garis
tepi yang tegas.
16. Lampu follow spot merupakan salah satu jenis lampu dengan karakter
spot (membentuk lingkaran cahaya yang tegas). Karena karakteristik
lampunya yang spot, lampu ini sering digunakan untuk mengikuti gerak
pemeran di dalam frame.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 51
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

17. PAR, atau parabolic aluminized reflecto adalah lampu yang bohlam,
reflektor dan lensanya terintegrasi.
18. Lampu efek merupakan lampu yang memiliki ciri khas dan fungsi
tertentu. Lampu ini biasa digunakan penata cahaya untuk memberi
efek khusus pada cahaya yang diciptidakan.
19. Lampu practical adalah lampu yang digunakan sehari hari tetapi
diperlukan dalam sebuah produksi program acara televisi (sesuai
naskah)
20. Intelligent lighting adalah lampu yang memiliki kemampuan dikontrol
otomatis atau mekanis.
21. Light Emitting Diode merupakan jenis lampu yang menggunakan
bohlam dengan teknologi diode.
22. Filter atau plastik warna merupakan salah satu aksesori penting yang
berfungsi mengubah warna cahaya yang dipancarkan dari lampu
menjadi warna yang diinginkan.
23. Bamdoor adalah aksesori lighting yang berfungsi untuk mengatur
lebar sempitnya pancaran cahaya sehingga bisa mencegah pancaran
cahaya ke area yang tidak diinginkan
24. Iris merupakan aksesori yang berfungsi memperkecil dan memperbesar
diameter lingkaran cahaya yang dihasilkan oleh lighting.
25. Doughnut merupakan aksesori lighting yang terdiri dari bahan
plat metal besi berbentuk persegi dengan lingkaran di tengahnya.
Doughnut biasanya digunakan penata cahaya untuk meningkatkan
intensitas lingkaran cahaya yang dipancarkan oleh lighting jenis spot.
26. Gobo merupakan aksesori lighting yang digunakan untuk menciptakan
efek imajinatif dan artistik terhadap cahaya.
27. Snoot atau Top Hat merupakan salah satu aksesori lighting yang
berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya dan memperpendek
jarak cahaya. Untuk menggunakan snoot, penata cahaya memasang
bersama dudukan filter di depan lampu.
28. Bar dan boom adalah jenis perlengkapan yang digunakan untuk
memasangkan lampu yang berderet rapi.
29. Light stand merupakan perlengkapan yang digunakan untuk
menggantungkan lighting secara portabel atau bisa dipindah-pindah.
30. Clamp dan bracket merupakan alat bantu perlengkapan yang digunakan
untuk memasang lighting.
31. Light rig merupakan kombinasi dari bar dan boom yang didesain
sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan
pemasangan pencahayaan baik indoor maupun outdoor

PRODUKSI DAN SIARAN


52 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

TUGAS MANDIRI

Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan tentang peran dan tugas
penata cahaya, konsep/prinsip three point lighting, jenis-jenis lampu yang
dipakai dalam produksi program acara televisi, dan aksesori-aksesori lighting.
Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati
dengan guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan dan jelaskan 3 aspek yang harus dipenuhi dalam penataan cahaya
2. Jelaskan tugas pokok penata cahaya?
3. Jelaskan konsep dasar three point lighting?
4. Jelaskan macam-macam three point lighting?
5. Snoop dan top hat adalah....
6. Sebutkan jenis-jenis lampu profil....
7. Jelaskan fungsi lampu scoop!
8. Jelaskan fungsi lampu fresnel!
9. Jelaskan dua sumber pencahayaan secara umum!
10. Jelaskan fungsi Doughnut pada aksesori lighting?

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 53
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

REFLEKSI

Sebagai seorang broadcaster, selain terus mengasah kemampuan


mengoperasikan peralatan broadcasting, penting juga untuk mengasah kepekaan
terhadap alam sekitar. Mengapa? karena dengan memiliki kepekaan terhadap
lingkungan sekitar, karya-karya kita menjadi lebih hidup, dinamis dan tidak
monoton. Ingat bahwa tujuan audio visual adalah menyampaikan visi dan misi
berkarya, baik itu bersifat humanis, sosial dan lain sebagainya. Maka dari itu sebagai
seorang broadcaster, penting untuk selalu bersosialisasi dengan masyarakat di
sekitarnya dan tidak boleh menutup diri.

PRODUKSI DAN SIARAN


54 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

EKSOTISME GAMBAR MELALUI ELEMEN SHOT, BAB


KOMPOSISI DAN TYPE OF SHOT III

BAB III EKSOTISME GAMBAR MELALUI ELEMEN SHOT, KOMPOSISI DAN TYPE OF
SHOT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari type of shot, peserta didik diharapkan mampu memahami


dan mengidentifikasi pengertian, jenis-jenis type of shot, tujuan penggunaan type
of shot dalam produksi, dan mengidentifikasi kesalahan penerapan type of shot.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

ELEMEN SHOT KOMPOSISI CHAT TYPE OF SHOT

KATA KUNCI

Komposisi gambar, framing, the rule of third, Point of View

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 55
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENDAHULUAN

Gambar 3.1 Ilustrasi shot


Sumber: https://kinibisa.com/artikel/detail/fotografi-sinematografi/sub
detail/camera-shots/read/12-type-of-shot-untuk-pengambilan-video-yang-lebih-
profesional

Saya yakin kalian pernah menonton film. Film Perempuan Tanah Jahanam yang
dirilis Oktober 2019 lalu, bisa menjadi salah satu referensi pengambilan gambar
yang baik. Saat penulis menonton film tersebut, rasanya tidak bisa bernafas. Setiap
shot-shot yang disajikan memiliki makna tertentu. Rasanya tidak ingin tertinggal satu
shot pun. Pernahkan kalian menonton acara talkshow yang dipandu presenter Najwa
Shihab di televisi? Tidak semua orang menyukai talkshow, tetapi mengapa masyarakat
memkalianng acara tersebut berbeda? Salah satu penyebabnya karena gambar yang
disajikan dalam tayangan tersebut begitu menarik.
Ada tiga unsur dalam audio visual, di antaranya adalah gambar, suara dan musik/
sound effect. Mengapa ‘gambar’ di tempatkan di urutan pertama?, karena dalam konsep
audio visual, gambar yang baik merupakan gambar yang mampu menyampaikan
maksud dan tujuannya dengan baik. Sedangkan musik atau dialog dan sound effect
merupakan faktor pendukung dari audio visual tersebut.
Agar mampu menghasilkan produksi audio visual khususnya televisi dengan
baik, diperlukan kemampuan pengambilan gambar yang baik. Untuk itu, diperlukan
juru kamera yang mampu memahami kaidah-kaidah estetika gambar maupun kaidah-
kaidah produksi program acara televisi sehingga gambar yang dihasilkan mampu
menceritidakan naskah, gambar dibuat secara wajar, dan memenuhi ekspektasi seni
penonton.
Agar pengambilan gambar sesuai dengan tujuan naskah, perlu adanya
pemahaman tentang elemen-elemen dasar pengambilan gambar. Elemen-elemen
dasar pengambilan gambar antara lain elemen shot, komposisi gambar dan type of
shot.

PRODUKSI DAN SIARAN


56 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

A. Elemen Shot

Gambar 3.2 ilustrasi elemen shot


Sumber: https://tempo-institute.org/berita/elements-of-the-shot/

Shot merupakan bagian dasar dari sebuah film maupun televisi. Shot
hanyalah bagian kecil dari sebuah proses produksi, tetapi memiliki makna yang
begitu penting. Setiap shot yang baik harus memiliki arti dan makna dari setiap
gambar yang diambil.
Kita harus memahami benar bahwa sebuah shot hanyalah bagian dasar dari
sebuah film dan program televisi. Shot dapat dipisahkan untuk kepentingan
adegan dan akting. Thompson juga menegaskan bahwa sebuah shot hanya bagian
kecil dari sebuah proses produksi, tetapi mempunyai arti yang sangat penting.
Setiap shot gambar atau video memiliki arti dari gambar yang kita ambil. Melihat
foto atau video tanpa dilengkapi dengan teks tentu semua orang akan tau arti dan
maksud dari gambar tersebut, sebab setiap angle yang kita ambil dapat memiliki
cerita.
1. Konsep Dasar Elemen Shot
Elemen shot adalah salah satu pondasi dasar ketika kita akan mengambil
gambar melalui kamera. Dengan memahami elemen dasar, gambar-gambar
yang disajikan akan menarik dan memenuhi tujuan yang hendak disampaikan
melalui gambar tersebut. Karena merupakan pondasi yang begitu penting,
elemen shot menjadi sebuah keharusan bagi para jurnalis, broadcaster maupun
sineas untuk memahaminya. Elemen shot sudah menjadi prinsip baku yang
harus selalu diterapkan dalam pengambilan gambar. Dengan menerapkan
elemen shot, para broadcaster, jurnalis, maupun sineas akan menghasilkan
gambar yang baik, memiliki kontinuitas yang baik dan memenuhi tujuan
pemgambilan gambar tersebut.
2. Jenis-Jenis Elemen Shot
Elemen shot dibagi menjadi 6 macam, yaitu motivasi, informasi, komposisi,
suara, angle camera, continuity.
a. Motivasi
Motivasi merupakan prinsip paling mendasar dalam elemen shot. Dengan
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 57
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

motivasi kita bisa memberikan alasan mengapa kita mengambil shot


tersebut, dan memiliki alasan yang logis mengapa suatu shot pindah
ke shot selanjutnya. Penerapkan motivasi, alur cerita dan gambar yang
disajikan sudah terbentuk sehingga penonton memahami pembawaan
cerita dari gambar yang disajikan tersebut.
b. Informasi
Setiap shot yang diambil harus menggambarkan informasi yang ingin
disampaikan kepada penonton. Sebagai contoh, camera person mengambil
gambar seseorang yang sedang memasak, shot kedua bisa mengambil
gambar telur yang sedang ia goreng, dan shot ketiga bisa berupa lokasi di
sekitar objek tetsebut.
Sebagai tambahan, setiap rangkaian shot yang disajikan harus memiliki
informasi baru yang disampaikan. Jangan menarik informasi yang sama
pada shot yang saling berdekatan karena akan membuat penonton merasa
jenuh
c. Komposisi
Komposisi merupakan salah satu teknik menempatkan objek secara baik.
Untuk membuat komposisi  shot  yang baik, kita perlu memperhatikan
bagaimana melakukan  framing  atau pembingkaian  shot, sehingga jika
dilakukan dengan baik, kita bisa menentukan  view  yang tepat agar gambar
yang diambil terlihat luas dan tepat. Materi tentang komposisi akan dibahas
lebih lanjut pada bab ini. 
d. Suara
Suara merupakan salah satu unsur pendukung yang penting dalam
pembuatan video. Suara yang baik akan memberikan suasana yang baik
pada gambar dan menjadi unsur penting dalam menciptakan video yang
baik. Tanpa suara, gambar-gambar yang disajikan menjadi hampa. Suara-
suara yang dimaksud meliputi dialog, musik latar maupun efek suara.
e. Camera angle dan tipe shot
Camera Angle dan type of shot merupakan teknik pengambilan gambar
yang harus dikuasai camera person. Teknik pengambilan gambar yang
baik akan mampu memberi kekuatan pada shot terhadap informasi dan
komposisi yang disajikan.
f. Continuity shot
Kontinuitas memegang peranan penting dalam menciptakan video
yang dapat mengantarkan alur yang jelas dan menarik. Menerapkan
kontinuitas yang baik berarti memelihara alur yang jelas dan benar dari
setiap  shot  maupun setiap  scene  dari suatu video. Lima hal yang perlu
diperhatikan dalam kontinuitas adalah video, posisi subjek, pergerakan
subjek, dialog dan suara.

B. Komposisi Gambar
Pernahkah kalian menonton video yang hanya berisikan gambar, tanpa
dialog atau narasi, namun dapat memahami dengan baik isi video tersebut?
Jika pernah dan kalian memahami isi video tersebut dengan baik, maka video
yang kalian tonton telah menerapkan teknik pengambilan gambar dengan baik.

PRODUKSI DAN SIARAN


58 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Salah satu unsur yang menunjang dalam pengambilan gambar yang baik adalah
komposisi.
1. Konsep Dasar Komposisi Gambar
Berbicara tentang audio visual berarti berkaitan dengan seni, estetika,
perasaan emosional. Tayangan yang baik akan mampu menciptakan estetika
gambar yang baik, dan mampu melibatkan emosional penonton sehingga
penonton menikmati tayangan tersebut. Untuk itu, perlu pemahaman tentang
komposisi gambar. Apakah komposisi gambar itu? Komposisi gambar adalah
teknik penataan unsur-unsur gambar ke dalam frame.
Komposisi gambar merupakan ilmu seni yang memiliki nilai kebebasan
dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat baku. Oleh sebab itu
dalam penerapan komposisi gambar selalu dinamis, fleksibel dan tidak kaku.
Melalui komposisi gambar, kita bisa bereksperimen tanpa batasan tertentu,
kita diberi kebebasan berkreasi dalam pengambilan gambar asalkan masih
dalam kaidah yang berlaku dalam industri pertelevisian.
Karena merupakan sebuah seni, komposisi gambar harus memperhatikan
keindahan, keseimbangan/balance, ruang, warna dari elemen visual serta
memberikan daya tarik dalam frame yang dibangun. Elemen visual adalah
segala bentuk yang terlihat oleh lensa kamera. Elemen visual tersebut dapat
berupa:
a. manusia
b. lokasi
c. warna dan cahaya
2. Jenis-jenis Komposisi Gambar
Komposisi gambar merupakan pondasi dasar dalam pengambilan gambar.
Sutradara dan juru kamera harus memahami dengan matang komposisi
gambar sehingga gambar yang dihasilkan menarik, penuh estetika dan mampu
memvisualkan naskah dengan baik. Untuk itu ada beberapa jenis komposisi
gambar yang harus dipahami diantaranya:
a. Framing
Framing adalah kaidah penempatan elemen-elemen gambar ke dalam
frame/bingkai yang bertujuan untuk memposisikan objek pada komposisi
yang baik sehingga tercipta keseimbangan frame dari segala arah. Untuk
memahami framing, silakan bayangkan bahwa kalian akan mengambil shot
sebuah objek manusia. Posisikan objek manusia di tengah frame dengan
berpedoman pembagian pada 2 buah garis vertikal dan 2 buah garis
horizontal pada sebuah bingkai atau frame, sehingga membentuk suatu
pertemuan garis vertikal dan garis horizontal, sehingga kita dapatkan
2 titik bagian atas dan 2 titik bagian bawah yang membentuk titik pusat
perhatian penonton atau interest point of object. Keseluruhan ini disebut
juga the rule of thirds atau the golden mean. Untuk lebih memahami the rule
of third, silakan amati gambar berikut.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 59
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.3 Ilustrasi golden mean/ the rule of thirds


Sumber: milik pribadi

Ketika memasukkan objek manusia ke dalam frame/ bingkai, penonton


akan fokus pada ekspresi wajah. Secara umum peletakan objek orang tidak
harus tepat di tengah, kalian bisa menaruh objek di sepertiga atau dua
pertiga dari jumlah frame sehingga pusat perhatian penonton akan fokus
pada titik perhatian tersebut.

Gambar 3.4 The rule of third pada objek manusia


Sumber: dokumen pribadi

Sedangkan untuk mengambil objek yang bersifat pemandangan, kalian


bisa meletakkan batas objek yang berbeda di tengah sepertiga bagian
bawah (seperti pada gambar berikut)

PRODUKSI DAN SIARAN


60 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.5 ilustrasi the rule of third pemkalianngan


Sumber: dokumen pribadi

Selain the rule of third, ada 3 teknik filming yang bisa diterapkan dalam
pengambilan gambar yaitu:
1) Keseimbangan
Keseimbangan merupakan ketika objek dalam frame gambar tampak
berimbang posisinya. Kesimbangan ratio pada layar adalah : 2/5
sampai dengan 3/5 atau 1/3 sampai dengan 2/3.

Gambar3.6 keseimbangan
Sumber: dokumen pribadi

2) Simetri

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 61
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Apabila menempatkan objek tepat di tengah-tengah layar dan


simetris mungkin hasil komposisi gambar tidak begitu menarik,
karena itu diusahakan dalam menempatkan objek tunggal asimetri
dan hasilnya akan lebih menarik.
3) Equilbrium

Gambar 3.7 equilbrium


Sumber: dokumen pribadi

Setiap gambar pasti mempunyai equilbrium / keseimbangan


akibatnya komposisi gambar menjadi stabil, netral dan labil. tetapi
sering muncul untuk mengubah equilbrium dari sebuah gambar
dengan maksud untuk mendapatkan suatu efek dramatis dengan
menggunakan canted shot.
b. Headroom
Headroom merupakan salah satu komposisi gambar yang memberi
ruang antara kepala dengan batas frame bagian atas. Ukuran ruang yang
dimaksud adalah seperempat dari ukuran kepala objek, atau sepuluh
persen dari ukuran frame. Mengapa demikian? karena gambar yang
disiarkan di televisi melalui transmisi atau pemancar akan direduksi
sekitar sepuluh persen dan diterima di rumah-rumah dan disebut
dengan safety zone.

Gambar 3.8 ilustrasi safety zone


Sumber: dokumen pribadi

PRODUKSI DAN SIARAN


62 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Ruang Headroom

Gambar 3.9 ilustrasi safety zone pada objek


Sumber: dokumen pribadi

c. Nose room/ looking room


Looking room atau sering disebut juga dengan nose room, merupakan
ruang kosong yang bertujuan untuk menunjukkan arah pandang suatu
objek. Dengan adanya looking room dapat memberi daya imajinasi
kepada penonton bahwa ada sesuatu yang sedang dilihat oleh objek
utama.

Gambar 3.10 contoh looking room


Sumber: dokumentasi pribadi

Looking Room

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 63
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

d. Walking Room
Merupakan space ruang yang luas untuk menunjukkan arah berjalan
suatu objek, bertujuan untuk memberi kesan keseimbangan terhadap
arah objek yang dituju. Biasanya ruang arah berjalan akan lebih luas
daripada ruang bagian belakang objek.

Gambar 3.11 contoh walking room


Sumber: dokumentasi pribadi

e. Imaginary Line
Ketika memproduksi acara televisi terkadang selalu terpikirkan
bagaimana cara membuat gambar menjadi sinematik, bagus, sesuai
komposisi yang tepa,t tetapi tidak sedikit yang melupakan imaginary
line. Padahal, imaginary line merupakan salah satu komposisi gambar
yang jika dilupakan akan fatal terhadap hasil. Apa itu imaginary line?
imaginary line atau sering disebut juga dengan garis imajiner, adalah
garis khayal dalam sebuah frame/setting tempat yang tidak boleh
dilewati oleh kamera.
Garis imajiner yang paling mudah ditemukan adalah ketika terjadi
adegan percakapan 2 orang. Perhatikan ilustrasi di bawah ini:

Gambar 3.12 ilustrasi imaginary line


Sumber: Pusdiklat TVRI 2008

PRODUKSI DAN SIARAN


64 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar di atas merupakan ilustrasi 2 orang yang sedang bercakap-


cakap. Garis imajiner terletak di antara dua tokoh tersebut. Intercutting
yang baik adalah dari shot-shot yang dihasilkan oleh kamera yang
letaknya pada bagian yang sama dari imaginary line (axis of action).
Imaginary line (axis of action) terletidak antara kamera 1 dan kamera
2, atau antara kamera 3 dan kamera 4. Akan tetapi intercutting antara
kamera yang letaknya tidak pada satu bagian dari imaginary line akan
mengakibatkan jump cuts. Hati-hati ketika mengambil gambar seperti
ilustrasi di atas. Jika salah satu kamera melewati garis imajiner, maka
yang terjadi adalah sudut pandang tokoh akan sama, dan ini akan
membingungkan penonton.

Gambar 3.13 contoh imajiner line


Sumber: dokumen pribadi

f. Blocking Kamera

Gambar 3.14 ilustrasi bloking kamera


Sumber: pusdiklat TVRI 2008

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 65
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Blocking kamera adalah penempatan kamera yang mengarah kepada


objek sesuai dengan tuntutan naskah. Pada prinsipnya, blocking
kamera ini akan membentuk arah pandang antara lain: penempatan
kamera tepat di depan objek, berarti gambar yang dihasilkan adalah
objek berada di tengah frame yang bertujuan untuk mengambil gambar
keseluruhan, dan penempatan kamera di samping yang bertujuan untuk
mengambil profil masing-masing tokoh.
g. Aerial shot

Gambar 3.15 contoh aerial shot


Sumber: dokumen pribadi

Aerial shot merupakan pengambilan gambar daratan yang diambil dari


udara menggunakan kamera berpesawat/drone. Pengambilan gambar
ini berfungsi untuk melihat keadaan objek/suasana panorama daratan
secara menyeluruh.
h. Over Shouler Shot (OSS)

Gambar 3.16 contoh Over Shoulder Shot


Sumber: https://studioantelope.com/istilah-shot-dalam-film/

PRODUKSI DAN SIARAN


66 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Pengambilan gambar dua subjek yang sedang melakukan pembicaraan,


sementara kamera diletakkan di belakang pundak salah satu subjek,
sehingga di dalam frame terdapat subjek yang sedang berbicara,
berbicaranya dengan foreground atau latar depan begitu sebaliknya
ataushot berikutnya dengan shot yang sama.
i. Canted Shot

Gambar 3.17 contoh canted shot


Sumber https://studio.quitiv.com/2020/03/mengenal-canted-shot.html

Canted Sho tmerupakan salah satu komposisi gambar yang pengambilan


gambarnya dilakukan dengan meletakkan kamera posisi miring
sehingga gambar terkesan aktraktif dan dinamis. Komposisi ini biasa
dipakai dalam produksi acara musik, adegan drama aksi dan lain
sebagainya sehingga berkesan enerjik.
j. Crazy Shot
Crazy Shot adalah salah satu komposisi yang tidak memiliki aturan baku.
Crazy shot merupakan pengambilan gambar dengan cara menggerakan
kamera ke kiri dan ke kanan secara dinamis. Salah satu komposisi
ini memang tidak lazim digunakan. Biasanya teknik pengambilan
gambar ini digunakan dalam video klip yang berirama cepat sehingga
menggairahkan gambar dan dinamis.

3. Kesalahan Penerapan Komposisi Gambar


Seperti halnya komposisi dalam fotografi, komposisi gambar dalam
produksi acara televisi merupakan salah satu elemen paling penting yang
tidak bisa diabaikan begitu saja. Perlu adanya perencanaan matang dalam
menyusunan komposisi gambar. Tanpa komposisi yang tepat, gambar yang
dihasilkan akan terasa hambar. Maka dari itu para videografer profesional
sering membuat storyboard, dan itu merupakan salah satu upaya dalam
menentukan komposisi gambar yang tepat.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 67
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Akan tetapi masih banyak kesalahan yang terjadi saat menyusun


komposisi gambar sehingga gambar yang dihasilkan tidak begitu bagus.
Beberapa kesalahan penerapan komposisi gambar yang sering terjadi di
lapangan seperti berikut ini:
a. Kesalahan framing / the rule of third

Gambar 3.18 kesalahan framing


Sumber: dokumentasi pribadi

The rule of third merupakan aturan baku tiga bagian frame dalam gambar.
Dalam praktiknya banyak ditemui juru kamera yang mengambil gambar
fokus di tengah frame sehingga komposisi yang dihasilkan tidak maksimal.
Seperti pada gambar di atas, komposisi tersebut kurang tepat karena
objek terlihat ditengah frame. Akan terlihat lebih dramatis apabila objek
diletidakkan 1/3 bagian frame atau 2/3 frame sehingga akan menimbulkan
kesan dramatis.
b. Kesalahan penerapan headroom
Headroom adalah jarak antara ruang kepala dengan batas frame bagian
atas. Ketika praktik masih banyak yang sering melakukan kesalahan dalam
menerapkan headroom, seperti headroom terlalu luas, atau bahkan tidak
ada ruang headroom sama sekali, seperti terdapat pada contoh berikut:

Gambar 3.19 kesalahan penerapan head room


Sumber: dokumen pribadi

PRODUKSI DAN SIARAN


68 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Apakah ada yang salah dari gambar tersebut? Kesalahannya adalah


ruang headroom yang terlalu luas dan komposisi seperti ini kurang tepat
sebab tidak nyaman dilihat. Idealnya headroom adalah 10 persen dari
luas frame atau ¼ dari bentuk kepala objek.
c. Kesalahan penerapan looking room
Looking room merupakan ruang kosong yang sengaja dihadirkan dalam
frame sebagai interpretasi penonton bahwa objek tersebut sedang
melihat sesuatu ke arah tersebut.

Gambar 3.20 kesalahan penerapan looking room


Sumber: dokumen pribadi

Seperti terlihat pada gambar di atas komposisi tersebut kurang ideal


karena looking room terlalu sempit. Sebaiknya kamera sedikit digeser
dan objek berada sedikit lebih ke kiri, maka looking room terlihat lebih
luas dan komposisi tersebut akan dirasa lebih pas.
d. Kesalahan penerapan walking room
Walking room merupakan space/ruang yang luas untuk menunjukkan arah
berjalan suatu objek dan bertujuan untuk memberi kesan keseimbangan
terhadap arah objek yang dituju. Kesalahan yang sering terjadi dalam
menerapkan komposisi tersebut adalah ruang/space yang terlalu sempit
atau luas.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 69
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.21 kesalahan penerapan walking room


Sumber: dokumen pribadi

Seperti terlihat pada gambar di atas, host terlihat ditengah frame sehingga
ruang berjalan host terlalu sempit. Perlu diingat bahwa walking room
adalah komposisi yang bertujuan untuk memberi informasi kemana arah
objek bergerak, dan idealnya ada keluasan arah objek bergerak sehingga
interpretasi penonton baik.
e. Kesalahan penerapan imaginary line
Imaginary Line atau sering disebut juga dengan garis imajiner adalah garis
khayal dalam sebuah frame/setting tempat yang tidak boleh dilewati
oleh kamera. Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 3.22 penerapanm garis imajiner yang benar


Sumber: pusdiklat TVRI 2008

Gambar tersebut merupakan contoh penerapan garis imajiner yang


benar. Kalian bisa melihat masing-masing objek memiliki arah pandang
sehingga ketika ditonton terlihat pas dan dinamis. Hal ini terjadi karena
juru kamera tidak melewati garis imajiner. Sedangkan jika juru kamera
melewati garis imajiner, maka gambar yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:

PRODUKSI DAN SIARAN


70 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.23 penerapan garis imajiner yang salah


Sumber: pusdiklat TVRI 2008

Gambar tersebut terlihat membingungkan, karena kedua subjek sama-


sama melihat ke arah kiri, padahal pada adegannya, mereka saling
berhadapan.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam penerapan imaginary line
adalah sebagai berikut:
1) Reverse angle shot
a) Arah pandang akan terbalik pada saat melakukan cuting antara
kamera 1 dan kamera 2 dan hal ini disebabkan salah satu kamera
telah melewati imaginary line.
b) Pada situasi di bagian ini reverse angle shot dapat dipergunakan
dengan ketentuan bahwa kamera berada pada satu bagian dari
imaginary line.
2) Posisi subjek yang melihat ke depan
a) Apabila posisi orang adalah seperti menunggang kuda, motor,
berlari, kita harus perhatikan arah awal kuda itu berjalan, apabila
dimulai dari arah kanan itu berarti pengambilannya harus terus
mengarah ke kanan atau sebaliknya.
b) Apabila terdapat netral shot atau pengambilan sebagai jembatan
untuk mengubah arah pengambilan dan untuk menghindari jump
cuts, caranya adalah dengan mengambil gambar dari arah depan
baru lakukan pengambilan dengan arah yang berlawanan.
f. Kesalahan penerapan blocking kamera
Pada prinsipnya bloking kamera akan membentuk arah pandang antara
lain: penempatan kamera tepat di depan objek, itu berarti gambar yang
dihasilkan adalah objek berada di tengah frame yang bertujuan untuk
mengambil gambar keseluruhan, dan menempatkan kamera di samping
yang bertujuan untuk mengambil profil masing-masing tokoh.
Pada adegan 2 orang berdialog blocking kamera menggunakan prinsip
cross shot atau shot silang sehingga wajah subjek atau tokoh terlihat.
Kesalahan yang sering terjadi saat menerapkan komposisi ini adalah
tidak menggunakan cross shot. Kamera 1 hanya menyorot tokoh tepat
lurus di depannya begitu juga dengan kamera dua dan tiga. Yang terjadi
adalah wajah tokoh hanya terlihat dari samping.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 71
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

g. Kesalahan penerapan Over Shoulder Shot

Gambar 3.24 penerapan OSS yang salah


Sumber: pusdiklat TVRI 2008

Over Shoulder Shot atau lebih sering disebut dengan OSS merupakan
teknik pengambilan gambar dari bahu salah satu objek sehingga lawan
bicara terlihat jelas. Kesalahan penerapan Over Shoulder Shot hampir
sama dengan kesalahan penerapan garis imajiner, yaitu juru kamera
melewati garis imajiner. Gambar yang dihasilkan adalah kedua subjek
tersebut akan memiliki arah pandang yang sama, padahal dalam frame
sesungguhnya mereka saling berhadapan.
h. Kesalahan penerapan Canted Shot

Gambar 3.25 canted shot


Sumber: http://www.omnilexica.com/?q=canted+angle

Canted Shot merupakan salah satu komposisi gambar yang pengambilan


gambarnya dilakukan dengan meletakkan kamera pada posisi miring
sehingga gambar terkesan aktraktif dan dinamis. Kesalahan yang sering
terjadi saat pengambilan gambar ini adalah tidak adanya motivasi shot
yang jelas, sehingga pengambilan gambar teknik ini menjadi sia-sia.
Selain itu momen yang kurang tepat juga menjadi daftar tambahan
kesalahan yang sering terjadi di lapangan.
i. Kesalahan penerapan Crazy Shot
Seperti yang telah dibahas crazy shot merupakan pengambilan gambar
yang menggerakan kamera ke kiri dan ke kanan secara dinamis sehingga
terkesan aktraktif. Terkesan aktraktif karena memang bertujuan untuk
menggairahkan gambar yang dihasilkan. Kesalahan yang sering terjadi

PRODUKSI DAN SIARAN


72 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN
dalam penerapan crazy shot adalah pergerakan kamera terkesan dibuat-
buat, sehingga pergerakan kamera terlihat kaku. Selain itu pergerakan
kamera ini terkadang membawa juru kamera menjadi sedikit tidak
terkontrol dan menyebabkan gambar yang dihasilkan terlalu shaking.
C. Type Of Shot

Gambar 3.26 ilustrasi type of shot


Sumber: https://www.studiobinder.com/blog/cowboy-shot-examples-
types-of-shots-in-film/

Dalam memproduksi audio visual, dikenal istilah Grammar of The Shot.


Grammar of the shot atau Bahasa gambar adalah dasar-dasar pembingkaian
gambar sehingga setiap gambar yang disajikan memiliki makna dan tujuan
tertentu. Dengan memahani bahasa gambar yang baik kalian akan mampu
mengambil shot dengan baik.
Shot merupakan hasil dari pengambilan gambar. Lalu bagaimana menghasilkan
shot yang baik dan gambar mampu ‘berbicara’ kepada penonton?

1. Konsep Dasar Type Of Shot


Mari bayangkan, seandainya kita akan mengambil gambar seseorang
wanita sedang menjahit, dan jarinya tertusuk jarum. Versi pertama kamera
menyorot seorang ibu seluruh badannya terlihat duduk dan menjahit, lalu
tertusuk jarum. Versi kedua, 5 detik pertama kamera mengambil gambar
seluruh badan seorang ibu sedang menjahit. Selanjutnya kita ambil detail
gambar jarum yang sedang menyulam sebuah baju dan tiba-tiba jarinya
tertusuk jarum. Kamera itu berubah mengarah ke wajah ibu tersebut dan
berkata “Awang”. Mana yang lebih menarik? Jika kalian memilih versi kedua
jawaban kalian benar. Kedua versi tersebut tidak ada yang salah tetapi jika
berbicara tentang gambar yang mampu melibatkan emosional penonton
versi kedua lebih baik.
Sebagai seorang broadcaster kalian harus memahami bagaimana
pengambilan shot yang baik. Mengapa begitu penting? karena dengan
memahami shot yang baik, sutradara dan juru gambar mampu menyajikan
shot-shot yang bermakna dan sesuai dengan kebutuhan cerita. Berbicara
soal shot yang baik berarti kita berbicara tentang elemen penunjang shot.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 73
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Salah satu elemen penunjang shot yang akan dibahas adalah type of shot.
Type of shot merupakan ukuran-ukuran dalam pengambilan gambar sehingga
memberikan nilai variatif dan memberi kesan tertentu.
2. Jenis-Jenis Type Of Shot
Untuk mengambil gambar yang terbaik, dibutuhkan pemahaman tentang
type shot. Type shot merupakan ukuran gambar yang diambil sesuai kebutuhan
sutradara. Tidak bisa sembarang mengambil gambar, type shot ini memiliki
kaidah-kaidah dan pakem agar dapat menghasilkan gambar yang sinematik
dan baik.
Jenis-jenis shot untuk televisi memang ada sedikit perbedaan dengan yang
lazim digunakan di kalangan orang-orang film. Tetapi perbedaan ini bukanlah
perbedaan yang prinsip karena maksud dan size shot yang dikehendaki tidak
jauh berbeda. Jenis-jenis shot untuk televisi adalah sebagai berikut:

Gambar 3.27 Contoh Extreme Long Shot


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/filmmaking-101-camera-shot-types

a. Extreme Long Shot ditulis EL


Batasan ukuran frame nya lebih luas dari LS. Jadi gambar untuk objeknya
semakin mengecil sehingga untuk manusia, diibaratkan seperti sebuah
bola di lapangan pertandingan sepak bola. Type shot ELS pada umumnya
digunakan untuk menunjukkan ruang secara totalitas. Ukuran gambar
extreme long shot biasanya digunakan untuk menampilkan panorama
dan komposisi visual yang indah. Dengan menggunakan cara ini,
videografer mampu menampilkan kekuatan gambar pada suatu peristiwa
pemkalianngan yang berdimensi lebar.
b. Very Long Shot (LS)

Gambar 3.28 Contoh Very Long Shot


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/filmmaking-101-camera-shot-types

PRODUKSI DAN SIARAN


74 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Batasan anatominya sama dengan full shot, hanya pengambilan gambarnya


lebih melebar sehingga objek yang terlihat di layar semakin kecil.
Penggunaan size shot ini untuk memperlihatkan posisi, tempat atau lokasi
yang terdapat objek manusia, hewan berada atau totalitas dari panorama.
Long Shot merupakan tipe gambar yang bisa digunakan videografer untuk
mengantarkan mata penonton kepada objek dan panorama sehingga
penonton mampu menikmati keluasan gambar suatu suasana. Shot ini
cocok diterapkan saat ingin menampilkan suasana tokoh sekaligus alam
sekitarnya.
c. Full Shot (FS)

Gambar 3.29 Contoh full Shot


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-
solutions/filmmaking-101-camera-shot-types

Batasan anatominya dari ujung rambut sampai ujung kaki tampak secara
keseluruhan dan biisaanya pada objek yang bergerak seperti manusia
dan hewan. Full Shot juga disebut lanskape format karena menampilkan
objek utama dan alam. Jenis shot ini cocok diterapkan saat kalian ingin
menampilkan keadaan tokoh secara utuh sekaligus alam sekitarnya sebagai
pendukung. Contoh penerapan full shot ini adalah saat acara talk show
yang menampilkan host dan narasumber secara utuh; ini menggambarkan
situasi objek dan alam sekitarnya secara bersamaan. Perlu diketahui
bahwa jenis shot ini merupakan jenis shot yang banyak digunakan dalam
format acara televisi. Bahkan jenis shot ini seolah menjadi salah satu shot
wajib ketika memproduksi acara televisi baik drama maupun nondrama.
Lihat saja acara-acara di televisi, hampir dalam 1 menitnya menampilkan
full shot.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 75
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

d. Knee Shot (KS)

Gambar 3.30 Contoh Knee Shot


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-
solutions/filmmaking-101-camera-shot-types
Knee Shot atau sering disebut juga dengan Medium Long Shot, merupakan
jenis shot pengembangan dari full shot. Batasan anatominya dari ujung
rambut sampai lutut. Knee Shot juga sering disebut dengan Medium Long
Shot. KS biasanya untuk objek manusia yang berdiri atau duduk pada
sebuah kursi roda yang batasan kepala dan lutut masih terlihat. Medium
Long Shot atau Knee Shot ini digunakan untuk memperkaya keindahan
gambar.
e. Medium Shot (MS)

Gambar 3.31 Contoh Medium Shot


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/
filmmaking-101-camera-shot-types

Batasan anatominya ukuran setengah badan, dari ujung rambut sampai


pinggang/perut. Ada juga yang menyebutnya Bush Shot. Kegunaannya
untuk menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan gambar agar tidak
semua shot dalam satu adegan atau totalitas sama size shot nya. Medium
Shot ini merupakan salah satu jenis dari triangle shot. Mengapa? karena
medium shot sering dipakai dalam program acara televisi baik drama
maupun nondrama. Medium Shot ini sering digunakan karena melalui jenis
shot ini, sutradara dan juru kamera mampu menampilkan ekspresi dan
emosi narasumber atau objek yang sedang berlangsung. Hal ini sangat

PRODUKSI DAN SIARAN


76 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

bermanfaat ketika kalian mewawancarai narasumber atau menggali


informasi.
f. Medium Close Up (MCU)

Gambar 3.32 Contoh Medium Close Up


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/
filmmaking-101-camera-shot-types

Medium Close Up, atau sering disebut juga Middle Close Up merupakan
tipe shot yang batasnya dimulai dari dada sampai ujung kepala. Medium
Close Up sering disebut juga dengan potret setengah badan. Tipe Shot
ini menggambarkan tokoh yang dipotret separuh badan namun masih
memberikan gambaran visual background yang baik; digunakan untuk
memperdalam gambar dan menekankan profil tokoh suatu objek.
Penggunaan tipe shot ini cocok saat kalian mewawancarai tokoh untuk
mendapatkan emosi tokoh lebih dalam, atau menampilkan profil
narasumber seperti saat wawancara berita, talkshow dan lain sebagainya.
g. Close Up (CU)

Gambar 3.33 Contoh Close Up


Sumber:https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/
filmmaking-101-camera-shot-types

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 77
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Batasan anatominya dari ujung rambut hingga leher. Atau dapat juga kalian
mengambil objek wajah keseluruhan dalam gambar. Objek utama pada
jenis tipe shot ini adalah wajah, sedangkan background hanya terlihat
sedikit dan abai. Penggunaannya untuk menunjukkan ekspresi dari wajah
pelaku yang berada dalam layar atau berada di depan kamera. Close up
inipun juga dibutuhkan untuk menunjukkan detail dari sebuah benda atau
objek sehingga penonton dituntut untuk melihat benda atau objek yang
ingin ditampilkan.
Tipe shot ini bisa digunakan baik program drama maupun nondrama
yang menampilkan emosi objek yang meliputi kemarahan, kesedihan,
ketangguhan, kekesalan, kekaguman dan sifat emosional lain sehingga
rasa dari objek tersebut sampai kepada penonton.
h. Big Close Up (BCU)

Gambar 3.34 Contoh Big Close Up


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/
filmmaking-101-camera-shot-types

Batasan anatominya lebih lebar dan detil, yaitu fokus pada bagian wajah.
Ada pula orang menggunakan istilah BCU ini untuk XCU. Tetapi yang
menjadikan pedoman BCU lebih condong kepada komando pengambilan
gambar satu anatomi manusia atau hewan. Big Close Up merupakan
tipe shot yang lebih tajam dari close up. Tipe shot big close up mampu
mengungkapkan ketajaman pandangan mata, kebencian, atau ekspresi
lain seputar ekspresi wajah. Tanpa narasi sekalipun, penonton mampu
menginterpretasikan apa yang dirasakan tokoh lewat tipe shot ini. Selain
objek manusia dan hewan, BCU juga bisa diterapkan pada objek berupa
benda-benda mati seperti jarum, makanan, dan lain sebagainya untuk
mendapatkan detail gambar tersebut.

PRODUKSI DAN SIARAN


78 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

i. Extreme Close Up (ECU)

Gambar 3.35 Contoh Extreme Close Up


Sumber: https://www.bhphotovideo.com/explora/video/tips-and-solutions/
filmmaking-101-camera-shot-types

Batasan anatominya lebih detil dan cenderung mengambil satu bagian


anggota tubuh, seperti mata, telinga, hidung, telapak tangan, dll. Kekuatan
tipe shot ini terletidak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus
pada detail objek, sehingga lebih tajam dan mudah diinterpretasikan.
Tipe shot ini mampu menggambarkan emosi yang lebih hebat seperti
adegan menangis, atau tersenyum atau adegan lain yang lebih dramatis.
Bayangkan ketika kalian mengambil gambar seorang penyanyi yang sedang
menghayati lagu yang dinyanyikan. Dengan tipe shot ini, kalian mampu
mengambil lelehan air matanya sehingga penonton merasakan emosional
kesedihan yang ia rasakan saat itu.
Kelemahan Extreme Close Up ini, kalian tidak bisa menampilkan Depth Of
Field (DOF).

3. Tipe Pengambilan Gambar


Saat kalian memproduksi acara televisi, biasanya teknik pengambilan
gambar akan disesuaikan dengan format programnya. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam menyampaikan pesan, menghibur penonton, dan
memberi kesan yang baik. Hal ini bisa juga sebagai ciri khas dari sebuah acara
televisi. Pengambilan gambar yang ikonik akan mampu diingat penonton, dan
memberikan kesan yang afektif bagi penonton.
Tipe pengambilan gambar yang biasa digunakan dalam berbagai program
acara televisi adalah sebagai berikut:
a. Simple Shot
Simple shot merupakan proses pengambilan gambar menggunakan teknik
statis. Teknik ini tidak menggunakan pergerakan kamera, tetapi lebih
menggunakan teknik cut to cut pada gambar. Teknik ini bisa kalian temukan
dalam acara talkshow seperti Mata Najwa. Saat presenter melemparkan
pertanyaan, kamera fokus pada presenter, lalu ketika narasumber

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 79
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

menjawab, gambar berganti kepada narasumber yang sedang berbicara.


Begitu juga saat kamera berpindah kepada presenter. Teknik ini bisa
menekankan pada subjek jawaban atas pertanyaan yang dilemparakan
pewawancara. Teknik ini mampu mendramatisasikan sebuah kalimat.
b. Complex Shot
Complex shot merupakan proses pengambilan gambar yang bervariasi.
Teknik pengambilan gambar ini menekankan pada variasi gambar antara
gambar yang statis dengan pergerakan lensa. Dengan teknik statis dan
pergerakan lensa maka gambar yang dihasilkan akan lebih indah dan
menarik untuk ditonton. Jenis teknik complex shot ini bisa kalian temukan
dalam program kuis, feature, dokumenter dan lain sebagainya.
c. Developing Shot
Developing Shot merupakan teknik pengambilan gambar yang
menggunakan seluruh pergerakan kamera baik dari lensa maupun bodi
kamera, menggunakan berbagai angle kamera, dan komposisi kamera
sehingga gambar yang dihasilkan lebih dramatis dan nyaman ditonton.
Teknik ini menekankan pada dramatisasi gambar dan kebutuhan cerita.
Teknik developing shot ini bisa kalian temukan dalam program reality
show, olahraga, konser, drama dan lain sebagainya. Teknik ini dirasa
lebih dinamis sehingga dramatisasi gambar dan cerita lebih didapat jika
menggunakan teknik pengambilan gambar jenis ini.

4. Subjektive dan Objective Shot


Untuk memperoleh gambar yang menarik,selain type shot dan teknik
pengambilan gambar, kalian juga harus paham mengenai konsep subjective
dan objective shot. Apa yang dimaksud dengan kedua hal tersebut? bukankah
sama saja?
Subjective shot merupakan teknik pengambilan gambar yang secara
psikologi melibatkan penonton sebagai pelaku dalam gambar tersebut dan
teknik ini bisa kalian temukan dalam drama saat kamera menjadi mata.
Bayangkan kamera itu sedang berada di ruangan yang kumuh dengan
backsound musik yang sunyi. Adegannya adalah kamera menengok kanan kiri
sambil mencari seseorang dalam ruangan kumuh itu. Kalian akan merasakan
seolah-olah kalian yang menjadi sudut kamera tersebut.
Sedangkan Objective shot merupakan teknik pengambilan gambar yang
secara psikologi membuat penonton hanya sebagai pengamat saja. Teknik
ini bisa kalian temukan secara umum di program-program acara televise dan
teknik ini digunakan secara umum.

5. Kesalahan dalam Penerapan Type Of Shot


Type shot merupakan salah satu elemen penting dalam pengambilan
gambar. Type shot yang baik akan mampu menampilkan tujuan-tujuan shot
tersebut sesuai dengan keinginan sutradara. Sebagai contoh, Extreme Close
Up, yang mengambil tetesan air mata tokoh, maka akan mendapatkan feel dari
tokoh tersebut.

PRODUKSI DAN SIARAN


80 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Tetapi tanpa penerapan type shot yang baik, gambar yang dihasilkan
tidak akan sesuai dengan visi-misi sutradara.
Beberapa kesalahan yang biasa terjadi dalam penerapan type of shot
seperti berikut ini:

Gambar 3.36 kesalahan extreme long shot


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pemkalianngan_sungai_gunung.jpg

a. Kesalahan Extreme Long Shot


Extreme Long Shot merupakan type shot yang menampilkan visual
keindahan panorama, sedangkan objek tidak terlalu didefinisikan lebih
jauh. Jika diterapkan, type shot ini akan memberikan kesan indah dalam
gambar. Kesalahan yang terjadi adalah juru kamera jarang memikirkan
komposisi gambar yang baik sehingga keindahan visual tidak terlalu
tampak. Sebagai tambahan ilmu fotografi harus kalian kuasai dalam
menerapkan type shot ini.
b. Kesalahan Full Shot

Gambar 3.37 kesalahan full shot


Sumber: dokumen pribadi

Full Shot merupakan jenis type shot yang menampilkan objek dari ujung
kepala sampai kaki. Type Shot ini menekankan pada objek sebagai objek
utama sekaligus menampilkan komposisi keindahan visual. Kesalahan
yang terjadi saat pengambilan gambar type shot ini adalah tidak
menerapkan komposisi gambar. Beberapa kesalahan yang sering terjadi
adalah: frame bagian bawah menampilkan ujung kaki, sedangkan ujung
kepala berada di tengah frame sehingga head room terlihat lebih jauh.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 81
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Biasanya alasannya karena ingin menampilkan visual panorama. Perlu


diingat, alasan tersebut tidak bisa diterima, karena hal yang paling utama
adalah bagaimana objek kalian terlihat lebih pas secara komposisi dalam
gambar yang kalian tampilkan.
c. Kesalahan Medium Shot

Gambar 3.38 kesalahan medium shot


Sumber: dokumen pribadi

Medium Shot adalah type shot yang menampilkan gambar objek dari
ujung kepala sampai pinggul. Type shot ini menekankan pada tokoh dan
panorama sekitar. Kesalahan yang sering terjadi adalah, nanggungnya
pengambilan gambar ini. Pada tekniknya, pengambilan gambar ini dari
ujung kepala sampai pinggul. Namun banyak yang mengambil secara
nanggung, yaitu di paha. Jadi, disebut knee shot bukan, medium shot juga
tidak. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mengabaikan headroom
sehingga objek lebih terlihat kurang optimal.
d. Kesalahan Medium Close Up

Gambar 3.39 kesalahan Medium close up


Sumber: dokumen pribadi

Medium close up adalah tipe shot yang sering digunakan dalam pengambilan
gambar produksi acara televisi. Medium Close Up jika diterapkan secara
baik, akan menampilkan sisi profil tokoh.Tetapi ada beberapa kesalahan
dalam penerapan tipe shot ini, misalnya mengabaikan headroom sehingga
tujuan medium close up tidak didapatkan secara optimal.

PRODUKSI DAN SIARAN


82 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

e. Kesalahan Close Up

Gambar 3.40 Kesalahan close up


Sumber: dokumen pribadi

Close Up merupakan type shot yang menampilkan ujung kepala sampai dada.
Jika penerapan type shot ini benar maka akan mampu menampilkan sisi
emosional tokoh, ekspresi tokoh dan mendalami profil tokoh dengan sangat
baik. Tetapi ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat pengambilan
gambar ini yaitu mengabaikan lighting, mengabaikan komposisi dan lain
sebagainya sehingga tujuan dari pengambilan gambar ini tidak optimal.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 83
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

CAKRAWALA

ISTILAH-ISTILAH LAIN DALAM TYPE OF SHOT

Gambar 3.41 type of shot


Sumber: https://www.studiobinder.com/blog/cowboy-shot-examples-
types-of-shots-in-film/

Ada beberapa type of shot yang memiliki penyebutan berbeda. Knee Shot
(KS) disebut juga dengan Medium Long Shot. Big Close Up (BCU) dikenal juga
dengan istilah Choker. Dalam dunia broadcasting dikenal triangle shot. Istilah
ini digunakan untuk shot-shot yang sering digunakan dalam program acara baik
drama maupun nondrama televisi. Tipe shot yang tergolong dalam triangle shot
adalah full shot, medium shot, close up. Full shot mampu memberikan gambaran
objek dan lingkungan sekitar sekaligus, sedangkan medium shot mampu menekan
profil objek sambil tetap memperhatikan lingkungan sekitar, dan close up mampu
menekan ekspresi objek lebih dalam dan mulai mengabaikan lingkungan sekitar
karena lingkungan sudah digambarkan dalam shot sebelumnya.

JELAJAH INTERNET

Untuk meningkatkan wawasanmu tentang ukuran


elemen shot, komposisi gambar dan pengambilan gambar/
type of shot, kalian bisa menjelajahi dunia maya secara
mandiri. Dunia internet sangat luas, banyak materi yang
bisa kalian dapatkan di internet untuk menambah khanazah
pengetahuanmu.
Melalui internet kalian akan mendapatkan lebih banyak
wawasan seputar elemen shot, komposisi gambar dan type
of shot. Salah satu website yang bisa kalian akses adalah
http://www.nofilmschool.com.
Atau kalian bisa scan kode di samping :

PRODUKSI DAN SIARAN


84 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

1. Elemen shot dibagi menjadi 6 macam, yaitu motivasi, informasi, komposisi,


suara, angle camera, continuity.
2. Komposisi gambar merupakan ilmu seni yang memiliki nilai kebebasan
dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat baku. Maka dari
itu dalam penerapan komposisi gambar selalu dinamis, fleksibel dan tidak
kaku.
3. Elemen visual adalah segala bentuk yang terlihat oleh lensa kamera.
Elemen visual tersebut dapat berupa manusia, lokasi, warna dan cahaya.
4. Framing adalah kaidah penempatan elemen-elemen gambar ke dalam
frame/bingkai yang bertujuan untuk memposisikan objek pada komposisi
yang baik sehingga tercipta keseimbangan frame dari segala arah.
5. Headroom merupakan salah satu komposisi gambar yang memberi
ruang antara kepala dengan batas frame bagian atas. Ukuran ruang yang
dimaksud adalah seperempat dari ukuran kepala objek, atau sepuluh
persen dari ukuran frame.
6. Looking room atau sering disebut juga dengan nose room, merupakan
ruang kosong yang bertujuan untuk menunjukkan arah pandang suatu
objek, selain itu dengan adanya looking room, kita dapat memberi daya
imajinasi kepada penonton bahwa ada sesuatu yang sedang dilihat oleh
objek utama.
7. Imaginary Line atau sering disebut juga dengan garis imajiner, adalah
garis khayal dalam sebuah frame/setting tempat yang tidak boleh dilewati
oleh kamera. Garis imajiner yang paling mudah ditemukan ketika adegan
percakapan 2 orang.
8. Walking room merupakan space ruang yang luas untuk menunjukkan arah
berjalan suatu objek. Hal ini bertujuan untuk memberi kesan keseimbangan
terhadap arah objek yang dituju
9. Blocking kamera adalah penempatan kamera yang mengarah kepada
objek sesuai dengan tuntutan naskah.
10. Aerial shot merupakan pengambilan gambar daratan yang diambil dari
udara dengan menggunakan kamera berpesawat/drone. Pengambilan
gambar ini berfungsi untuk melihat keadaan objek/suasana panorama
daratan secara menyeluruh.
11. Over Shoulder Shot adalah pengambilan gambar dua subjek yang sedang
melakukan pembicaraan, sementara kamera diletidakkan di belakang
pundak salah satu subjek, sehingga di dalam frame terdapat subjek yang
sedang berbicara, bicaranya dengan foreground atau latar depan, begitu
sebaliknya atau shot berikutnya dengan shot yang sama.
12. Canted Shot merupakan salah satu komposisi gambar yang pengambilan
gambarnya dilakukan dengan meletakkan kamera pada posisi miring
sehingga gambar terkesan aktraktif dan dinamis.
13. Crazy Shot adalah salah satu komposisi yang tidak memiliki aturan baku.
Crazy shot merupakan pengambilan gambar dengan cara menggerakan
kamera ke kiri dan ke kanan secara dinamis

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 85
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

14. Shot merupakan hasil dari pengambilan gambar


15. Type of shot merupakan ukuran-ukuran dalam pengambilan gambar
sehingga memberikan nilai variatif dan memberi kesan tertentu.
16. Type shot ELS pada umumnya digunakan untuk menunjukkan ruang
secara totalitas. Ukuran gambar Extreme Long Shot biasanya digunakan
untuk menampilkan komposisi visual yang indah dan panorama.
17. Long Shot adalah type shot yang batasan anatominya sama dengan full
shot, hanya pengambilan gambarnya lebih melebar sehingga objek yang
nampak di layar semakin kecil.
18. Full shot merupakan tipe shot yang batasan anatominya tampak secara
keseluruhan dari ujung rambut hingga ujung kaki.
19. Knee Shot, atau sering disebut juga dengan medium long shot, merupakan
jenis shot pengembangan dari full shot. Batasan anatominya dari ujung
rambut sampai lutut. Knee Shot juga sering disebut dengan medium long
shot
20. Batasan anatomi medium shot adalah ukuran setengah badan, dari ujung
rambut sampai pinggang/perut. Ada juga yang menyebutnya bush shot.
Kegunaannya untuk menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan
gambar agar tidak semua shot dalam satu adegan atau totalitas sama size
shot nya.
21. Medium Close Up, atau sering disebut juga middle close up merupakan
tipe shot yang batasnya dimulai dari dada sampai ujung kepala. Medium
Close Up sering disebut juga dengan potret setengah badan.
22. Close Up adalah tipe shot yang batasan anatominya dari ujung rambut
hingga leher. Atau boleh juga kalian mengambil objek wajah keseluruhan
dalam gambar. Objek utama pada jenis tipe shot ini adalah wajah,
sedangkan background hanya terlihat sedikit dan abai. Sedangkan
penggunaannya untuk menunjukkan ekspresi dari wajah pelaku yang
berada dalam layar atau berada di depan kamera.
23. Big close up adalah tipe shot yang batasan anatominya lebih lebar dan
detil lagi, yaitu fokus pada bagian wajah. Ada pula orang menggunakan
istilah BCU ini untuk XCU.
24. Extreme close up adalah tipe shot yang batasan anatominya lebih detil
dan cenderung mengambil satu bagian anggota tubuh, seperti mata,
telinga, hidung, telapak tangan, dll. Kekuatan tipe shot ini terletidak pada
kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada detail objek, sehingga
lebih tajam dan mudah diinterpretasikan.
25. Simple shot merupakan proses pengambilan gambar menggunakan
teknik statis. Teknik ini tidak menggunakan pergerakan kamera, namun
lebih menggunakan teknik cut to cut pada gambar. Teknik ini bisa kalian
temukan dalam acara talkshow seperti Mata Najwa; saat presenter
melemparkan pertanyaan, kamera fokus kepada presenter, lalu ketika
narasumber menjawab, gambar berganti kepada narasumber yang
sedang berbicara..

PRODUKSI DAN SIARAN


86 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

26. Complex Shot merupakan proses pengambilan gambar yang bervariasi.


Teknik pengambilan gambar ini menekankan pada variasi gambar antara
gambar yang statis dengan pergerakan lensa. Dengan teknik statis
dan pergerakan lensa, maka gambar yang dihasilkan akan lebih indah
dan menarik untuk ditonton. Jenis teknik complex shot ini bisa kalian
temukan dalam program kuis, feature, dokumenter dan lain sebagainya.
27. Developing Shot merupakan teknik pengambilan gambar yang
menggunakan seluruh pergerakan kamera baik dari lensa maupun bodi
kamera, menggunakan berbagai angle kamera, dan komposisi kamera
sehingga gambar yang dihasilkan lebih dramatis dan nyaman ditonton.

TUGAS MANDIRI

Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan jenis-jenis elemen shot,


jenis-jenis komposisi gambar, konsep dasar Type of shot, menuliskan spesifikasi
jenis-jenis type of shot, dan berikan contoh video yang menerapkan type of shot,
elemen shot dan komposisi gambar sekaligus, dan jabarkan alasan mengapa
kalian mengangkat video tersebut. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan
dengan format yang telah disepakati dengan guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !


1. Jelaskan macam-macam elemen shot?
2. Jelaskan pentingnya menerapkan komposisi gambar dalam frame?
3. Jelaskan yang disebut dengan imaginary line?
4. Apa yang disebut dengan triangle shot ?
5. Apa nama lain dari Knee Shot, dan jelaskan!
6. Jelaskan pengertian subjective shot!
7. Jelaskan pengertian objective shot!
8. Jelaskan pengertian developing shot.!
9. Simple Shot adalah....
10. Apa perbedaan simple shot dan complex shot?

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 87
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

REFLEKSI

Bagaimana ulasan mengenai komposisi, elemen shot dan type of shot?


Menyenangkan bukan? Nah, berbicara tentang komposisi gambar, saat kita
menerapkan komposisi gambar tidak semudah itu lho. Butuh pengalaman dan feel
yang baik sehingga kita bisa menata frame sesuai komposisi yang pas, dipadukan
dengan elemen shot dan type of shot. Nah biar skill kalian terasah, sering-seringlah
menonton karya orang lain. Bila perlu di programkan, sehari wajib menonton baik
itu film maupun produksi televisi. Jangan hanya dinikmati, tapi juga diamati.

PRODUKSI DAN SIARAN


88 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
SEMESTER GASAL
A. Pilihan Ganda
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Salah satu kewajiban operator kamera sebelum melakukan record syuting


adalah....
A. membuat naskah
B. mengatur white balance
C. menata artistik lokasi
D. melakukan hunting lokasi
E. menentukan jadwal produksi

2. Prosumer video camera adalah....


A. jenis kamera yang bentuk dan fitur-fiturnya sudah mendekati kamera
profesional
B. kamera yang didesain untuk kebutuhan profesional.
C. kamera ini biasa digunakan sehari-hari dan tidak untuk digunakan secara
profesional
D. kamera analog yang menggunakan pita film dalam menangkap gambar.
E. kamera yang mampu memproses foto dalam waktu yang sama setelah
dipotret

3. Perhatikan gambar berikut!


Gambar di atas adalah....


A. Jimmy Jib
B. Stabilizer
C. Dolly Track
D. Steadycam
E. Tripod

4. Berikut ini jenis-jenis kamera berikut!


(1) Kamera DSLR (4) Kamera ENG
(2) Kamera Mirrorless ( 5) Kamera EFP
(3) Kamera Polaroid
Dari kelima kamera tersebut, jenis kamera yang biasa digunakan dalam
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 89
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
produksi studio dan broadcasting adalah....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (4)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

5. Perhatikan gambar berikut!


Gambar di atas adalah....


A. Jimmy jib
B. Porta jib
C. Dolly track
D. Mounting
E. Tripod

6. Proses kalibrasi warna dengan warna putih untuk mendapatkan warna yang
sebenarnya disebut….
A. Black balance
B. Color balance
C. Color correction
D. Adjustment color
E. White balance

7. Terdiri dari key light, fill light, dan back light merupakan ....
A. Available Light
B. Artificial Light
C. Cahaya alami
D. Cahaya buatan
E. Parlight

8. Ruang yang menunjukkan arah berjalan objek sampai tepi frame, ruang lebih
luas dua kali dibanding ruang belakang disebut dengan....
A. Head Room
B. Canted Shot
C. Looking Room
D. Aerial Shot
E. Walking Room

PRODUKSI DAN SIARAN


90 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
9. Pengambilan gambar dimana kamera berada di belakang bahu salah satu
pelaku / di belakang objek yang membelakangi salah satu pelaku/ di belakang
objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame disebut......
A. Over Shoulder Shoot
B. Canted Shot
C. Establishing Shot
D. Two Shot
E. Aerial Shot

10. Jenis kamera yang biasa digunakan untuk produksi berita televisi adalah....
A. Kamera Polaroid
B. Handycam
C. Kamera DSLR
D. Kamera ENG
E. Kamera Analog

11. Kepanjangan dari VTR adalah.....


A. Video Tape Recorder
B. Video Text Recorder
C. Video Tape Remote
D. Vox Tape Recorder
E. Video Tool Recorder

12. Dalam perspektif pengambilan gambar, dikenal istilah subjective shot.


Pengertian subjective shot yang benar dibawah ini adalah....
A. Pengambilan gambar yang secara psikologis mempunyai kesan bahwa
pemirsa hanya sebagai pengamat saja
B. Pengambilan gambar yang menggunakan static shot tanpa ada pergerakan
kamera, hanya menggunakan cut to tut
C. Pengambilan gambar yang secara psikologis melibatkan penonton sebagai
pelaku dalam scene tersebut
D. Pengambilan gambar yang bervariasi, menggunakan teknik statis dengan
pergerakan lensa sehingga menimbulkan kesan indah pada gambar
E. Pengambilan gambar subjek dalam satu frame dengan mengabaikan shot
size subjek tersebut

13. Penataan cahaya harus memenuhi standar yang berlaku seperti temperatur
warna yang tepat, intensitas cahaya yang cukup, kejelasan setting tempat yang
ditampilkan, merupakan pengertian dari aspek penataan cahaya secara....
A. pragmatis
B. teknis
C. artistik
D. dialektis
E. tematis

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 91
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
14. Prinsip dasar yang menjadi dasar pemahaman mengenai mengatur intensitas
cahaya, arah cahaya, posisi lampu dalam produksi baik film maupun televisi
merupakan pengertian dari....
A. Dramatisasi Lighting
B. Pragmatisasi lighting
C. Three point Lighting
D. Available Lighting
E. Artificial Lighting

15. Perhatikan gambar berikut ini!


Sumber: https://www.photoblog.com/learn/low-key-lighting/
Gambar tersebut merupakan penerapan lighting....
A. Available Light
B. Pro Light
C. Back Light
D. Fill Light
E. Key Light

16. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://www simplysoundandlighting.co.uk/eurolite-black-par-64-square-filter-gel-frame-for-


lighting-gel-sheet/

Fungsi dari gambar tersebut adalah....


A. mengatur peredaran cahaya dalam arti mencegah cahaya bocor ke areal
yang tidak diinginkan
B. mengubah warna natural (warna yang dihasilkan lampu) menjadi warna
yang dikehendaki dengan cara memasang filter di depan perangkat

PRODUKSI DAN SIARAN


92 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
C. membesar atau memperkecil diameter lingkaran sinar cahaya yang
dihasilkan lampu
D. meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan lampu spot
E. membentuk pola atau motif tertentu

17. Perhatikan daftar berikut!


(1) motivasi
(2) informasi
(3) komunikasi
(4) Komposisi
(5) Sound
(6) Publikasi
Dari daftar tersebut yang bukan merupakan elemen shot adalah...
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (5)
D. (3) dan (6)
E. (4) dan (5)

18. Kaidah penempatan elemen-elemen gambar ke dalam frame/ bingkai yang


bertujuan untuk memposisikan objek pada komposisi yang baik sehingga
tercipta keseimbangan frame dari segala arah merupakan pengertian dari...
A. POV
B. Framing
C. Simetri
D. Equilbrium
E. Headroom

19. Imaginary Line adalah....


A. garis khayal dalam sebuah frame / setting tempat yang tidak boleh
dilewati oleh kamera.
B. garis khayal dalam sebuah frame / setting tempat yang boleh dilewati
oleh kamera.
C. Garis khayal kamera yang digunakan sebagai jalur moving camera
D. Garis khayal kamera yang digunakan untuk arah objek bergerak
E. Garis khayal kamera yang digunakan sebagai pembatas objek bergerak

20. Perhatikan gambar berikut!


Sumber: dokumentasi pribadi

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 93
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
Gambar tersebut merupakan aplikasi dari teknik...
A. Headroom
B. Looking Room
C. Walking room
D. Canted Shot
E. Subjektive shot
21. Developing shot adalah...
A. proses pengambilan gambar yang bervariasi. Teknik pengambilan gambar
ini menekankan pada variasi gambar antara gambar yang statis dengan
pergerakan lensa
B. teknik pengambilan gambar yang menggunakan seluruh pergerakan
kamera baik dari lensa maupun bodi kamera, menggunakan berbagai
angle kamera, dan komposisi kamera sehingga gambar yang dihasilkan
lebih dramatis dan nyaman ditonton.
C. proses pengambilan gambar menggunakan teknik statis. Teknik ini tidak
menggunakan pergerakan kamera, namun lebih menggunakan teknik cut
to cut pada gambar.
D. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi melibatkan penonton
sebagai pelaku dalam gambar tersebut
E. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi membuat penonton
hanya sebagai pengamat saja.

22. Tipe shot yang digunakan untuk memperdalam gambar dan menekankan
profil tokoh sebuah objek disebut....
A. Close Up
B. Extreme Close Up
C. Medium Shot
D. Medium Close UP
E. Full Shot

23. Pengambilan gambar dua subjek yang sedang melakukan pembicaraan,


sementara kamera diletidakkan dibelakang pundak salah satu subjek untuk
mengambil gambar lawan bicaranya disebut...
A. Canted Shot
B. Subjective Shot
C. Objective Shot
D. Over Shoulder Shot
E. Focus Shot

24. Penataan cahaya yang baik harus memenuhi tingkat keberhasilan suatu
penataan cahaya dalam menggal dan menampakkan kedalaman isi naskah
melalui penggunaan feel yang diwakilinya merupakan penataan cahaya
aspek....
A. teknis
B. pragmatis
C. dramatis

PRODUKSI DAN SIARAN


94 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

D. artistik
E. tematis

25. Pencahayaan pengisi , biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan


objek yang disebabkan oleh key light disebut....
A. Fill Light
B. Back Light
C. Shawow Light
D. Available Light
E. Sun Light

26. Cahaya buatan yang sumbernya berasal dari lampu, lilin, obor dan lain
sebagainya disebut....
A. Available Light
B. Artificial Light
C. Back Light
D. Three Point Light
E. Pro Light

27. Teknik pengambilan gambar yang secara psikologi membuat penonton hanya
sebagai pengamat saja disebut dengan....
A. Objective Shot
B. Subjective Shot
C. Canted Shot
D. Crazy Shot
E. Type of Shot

28. Perhatikan gambar berikut ini!

Sumber: https://www.pinterest.com/LindaTokarczyk/color-transparent /

Fungsi alat tersebut adalah....


A. mengubah warna yang dihasilkan lighting menjadi warna yang diinginkan
B. mengatur peredaran cahaya dalam arti mencegah cahaya bocor keareal
yang tidak diinginkan

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 95
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
C. membesar atau memperkecil diameter lingkaran pancaran cahaya yang
dihasilkan lighting
D. meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan lampu spot
E. plat metal yang dicetidak membentuk pola atau motif tertentu

29. Subjective shot adalah...


A. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi melibatkan penonton
sebagai pelaku dalam gambar tersebut.
B. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi membuat penonton
hanya sebagai pengamat saja.
C. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi tidak berpengaruh
apa-apa.
D. teknik pengambilan gambar yang dilakukan diudara untuk memperlihatkan
objek dengan situasi disekitarnya dari atas.
E. teknik pengambilan gambar yang diambil dari bawah

30. Komposisi gambar yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan


meletakkan kamera dengan posisi miring sehingga gambar terkesan aktraktif
dan dinamis disebut dengan...
A. Crazy Shot
B. Full Shot
C. Canted Shot
D. Imaginary Line
E. Medium Shot

B. Soal Uraian!
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan tugas dan peran operator kamera!


2. Jelaskan konsep Three Point Lighting!
3. Sebutkan minimal 3 komposisi gambar dan jelaskan!
4. Bacalah ilustrasi berikut ini!
Selayang (8 tahun), gadis buta itu, sejak kecil memiliki teman halusinasinya
sendiri yang tidak ia kehendaki. Untuk menghibur dirinya, ia bermain dengan
sofi, boneka kecil yang bahkan ia tidak tahu bagaimana bentuknya itu. Sore
itu, ia menimang-timang boneka kecilnya sambil tidur di kursi sofa yang sudah
begitu lapuk. Wajahnya terkena tetesan air dari atap rumahnya yang bocor.
Seketika ia terdiam ketika telinga kiri yang sudah penuh luka dan membengkak
itu mendengar bisikan, apalagi kalau bukan teman halusinasinya. Badannya
gemetar. Tidak kuat, Ia berteriak ketidakutan. Ia memanggil-manggil ibunya.
Segera ibunya bergegas dari dapur menuju Selayang, dan memeluknya
dengan penuh kehangatan.
Uraikan komposisi gambar dan type of shot sesuai ilustrasi cerita di atas!
5. Jelaskan tugas dan peran penata cahaya!

PRODUKSI DAN SIARAN


96 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MENERAPKAN PEREKAMAN GAMBAR DENGAN BAB


MENGGUNAKAN SINGLE CAMERA DAN MULTI CAMERA IV

BAB IV MENERAPKAN PEREKAMAN GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE


CAMERA DAN MULTI CAMERA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pengertian perekaman gambar single camera dan multi


camera, peserta didik diharapkan mampu memahami dan menerapkan perekaman
gambar baik pada program televisi nondrama dengan menggunakan single
camera dan perekaman gambar baik pada program televisi drama multi camera.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Pengertian perekaman Teknik perekaman gambar


gambar single camera dan single camera dan multi
multi camera camera

KATA KUNCI

Perekaman gambar, single camera, multi camera

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 97
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENDAHULUAN

Gambar 4.1 ilustrasi produksi program acara televisi


Sumber: http://en.kremlin.ru/events/president/news/54790

Sebuah program acara apapun tentu tidak akan lepas dari peran orang-
orang di balik layar. Berbagai macam cara dan teknik dilakukan agar menghasilkan
sebuah tontonan yang dapat menarik minat pemirsanya. Semua itu bisa dari konten
(isi program acara), cara dan teknik penyajian program acara, set properti, bahkan
bagaimana teknik pengambilan gambar dilakukan.
Lalu bagaimana sebuah program acara televisi dengan format nondrama
diambil dengan teknik perekaman gambar single camera ? Apakah yang dimaksud
dengan perekaman gambar single camera dan bagaimana pula penerapannya?
Pada dasarnya perekaman gambar untuk memproduksi audio visual
terdiri dari 2 teknik,yaitu single camera dan multi camera. Kita harus
memahami dan mengerti keduanya agar saat produksi, dapat menggunakan
teknik yang sesuai dengan kebutuhan

PRODUKSI DAN SIARAN


98 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

A. Mengidentifikasi Perekaman Gambar Single Camera

Gambar 4.2 ilustrasi single camera


Sumber: http://seputarkudus.com/2017/07/film-lathi-digarap-dengan-peralatan-sederhana-dan-proses-syuting-
cukup-dua-hari.html

Sebelumnya mari kita mengingat kembali bahwa sebuah program acara


televisi terbagi dua, yaitu program drama dan nondrama. Pemisahan ini dapat
dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materinya. Beberapa
stasiun televisi pun memisahkan bagian drama dan nondrama. Naratama dalam
bukunya “Menjadi Sutradara Televisi” menjelaskan bahwa program nondrama
merupakan format acara televisi yang diproduksi dan diciptidakan melalui proses
pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus
menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama
bukanlah suatu runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu format
program nondrama merupakan runtutan petunjukan kreatif yang mengutamakan
unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, musik.
Format program nondrama yang terdiri dari hal-hal yang realistis dibagi
dalam beberapa kategori, diantaranya musik, permainan, reality show, talk show,
dan pertunjukan. Program nondrama adalah format program yang sangat fleksibel
karena terdiri dari unsur drama, jurnalistik yang dikombinasikan menjadi satu
program.
Bagaimana jika perekaman gambar single camera diterapkan pada
program acara televisi nondrama? Setelah mengetahui definisi dan jenis program
acara televisi nondrama, sekarang kita akan membahas apa yang dimaksud
dengan perekaman gambar single camera.

Gambar 4.3 syuting menggunakan single camera


Sumber: https://www.fimela.com/news-entertainment/read/4022357/noah-syuting-video-klip-single-wanitidaku-
tanpa-uki?page=1

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 99
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Single camera merupakan proses pengambilan gambar yang


menggunakan satu kamera dengan cara merekam per segmen atau keseluruhan
acara; sering disebut juga proses produksi menggunakan satu kamera yang
memiliki alat perekam sendiri. Metoda shooting biasanya menggunakan satu
kamera dengan pola pengambilan gambar secara individual dengan shot dan
angle yang berbeda beda. Istilah single camera adalah penggunaan beberapa
camera dengan pembagian pengambilan gambar agar dapat menghemat waktu
karena masing-masing kamera merekam sendiri.
Menggunakan single camera memberikan kebebasan luar biasa kepada
sutradara baik saat pengambilan gambar maupun saat editing nantinya, sutradara
bebas mengatur dan memilih berbagai versi pada shot yang ada, sehingga gambar
yang di gabungkan tersebut menjadi indah.
B. Penerapan Perekaman Gambar Single Camera pada Program Acara Nondrama

Gambar 4.4 produksi program dokumenter


Sumber:https://idseducation.com/articles/cara-membuat-film-dokumenter-untuk-pemula/

Penerapan Single Camera pada umumnya digunakan dalam perekaman


gambar yang sifat penayangannya tunda atau typing. Teknik ini dalam
implementasinya merekam adegan-adegan yang telah tersusun dalam storyline,
hasil pembedahan rancangan naska satu per satu item shot dalam rancangan
storyline tersebut direkam melalui kamera tunggal yang menjadi pilihan
eksekusinya.
Single Camera biasanya digunakan untuk perekaman adegan-adegan biasa
atau dalam keadaan normal. Misalnya adegan pembicaraan di ruangan, adegan
jalan-jalan atau adegan lain yang sifatnya menceritidakan keadaan sewajarnya.
Perlu diketahui bahwa format program acara televisi nondrama diantaranya musik,
dokumenter, magazine show, talk show, variety show, repackaging, game show, dan
kuis.

PRODUKSI DAN SIARAN


100 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Pada kenyataannya pembuatan sebuah format program acara nondrama


lebih didominasi dengan menggunakan kamera ganda atau multi camera karena
ada beberapa shot yang sifat pemandangannya khusus dan menimbulkan
kerumitan dalam menceritakan keadaan atau dapat dikatidakan menggambarkan
keadaan spektakuler hingga menegangkan dan tetap menggunakan multi camera
sebab program acara dibawakan oleh seorang pembawa acara yang direkam
menggunakan lebih dari satu kamera.
Bentuk acara yang sering menerapkan teknik single kamera ini adalah
program berita. Program berita yang diproduksi oleh kaum jurnalis dalam
pencarian berita di lapangan. biasanya dilakukan oleh reporter dan juru kamera.
Pada kategori ini teknik single kamera merupakan peralatan juru kamera atau
kamerawan dalam mengabadikan suatu peristiwa penting yang terjadi di lapangan
dengan melakukan proses edit by camera.
Pada kategori program acara nondrama yang biasanya untuk program
magazine show, pengadegannya dilaksanakan berdasarkan naskah dan akan
membentuk alur cerita baik pengadegannya di luar atau di dalam studio. Demikian
juga untuk produksi program acara drama berupa tayangan sinetron, dalam
produksinya selalu menggunakan format tiping.
Persiapan yang harus dilakukan untuk melakukan perekaman gambar
single camera pada program acara nondrama adalah:
1. Minta penjelasan tentang shot yang akan di ambil.
2. Menggunakan clapper untuk menulis adegan dan shot ,terutama jika kita
merekam adegan dalam drama
3. Meyakinkan semua kru sudah siap dengan mengucapkan”semua siap?”
4. Untuk keperluan audio yakinkan semua diam
5. Mulai merekam mengarahkan dahulu ke clapper
6. Ucapkan “action” yang menkaliankan adegan harus dimulai
7. Ucapkan “cut” yang menkaliankan adegan berhenti
8. Stop rekaman
9. Preview hasil rekaman (pada akhir rekaman atau menggunakan tombol
preview)
Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan menggunakan single camera adalah...
a. Lebih murah karena jika menggunakan banyak kamera maka kebutuhan
biaya akan meningkat.
b. Kontrol estetika gambar lebih detil karena tiap shot bisa mengatur audio
dan cahaya
c. Tidak perlu semua aktor bermain pada saat yang sama kecuali pada saat
pengambilan full shot.
d. Praktis,tidak ada batas tempat dan waktu saat mengatur shot.

2. Sedangkan kerugian menggunakan single kamera adalah:


a. Dibutuhkan waktu yang lebih lama karena harus mengatur setiap
pengambilan shot
b. Reaksi kurang realistis karena harus mengulang untuk setiap adegan.
c. Pengulangan, mengulang shot yang sama untuk mengambil angle yang

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 101
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

berbeda pada satu adegan, berbeda pada multi camera semuanya bisa
pada shot yang bersamaan.

C. Mengidentifikasi Perekaman Gambar Multi camera

Gambar 4.5 Master Control room


Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:111807y.jpg

Penggunaan multi camera pertama kali dilakukan untuk merekam


dan menyiarkan pertunjukan “Queen Messenger” pada tahun 1928 dengan
menggunakan tiga kamera kemudian BBC menggunakannya untuk merekam
beberapa pertunjukannya saja. Sampai tahun 1971 multi camera hanya
menggunakan kamera sebanyak tiga buah.
Gary Marshal adalah orang pertama yang menambahkan jumlah multi
camera menjadi empat camera, dan menamakan kamera ke empat ini sebagai
camera X. Momentum ini merupakan tonggak sejarah penggunaan multi camera,
dan setelah ini banyak produser mengambil gambar dengan menggunakan
sistem ini.
Menurut Naratama dalam bukunya Menjadi Sutradara Televisi
Dengan Single dan Multi Camera, menyebutkan bahwa produksi multi camera
menggunakan filosofi perekaman gambar scene bukan shot, Jadi yang direkam
multi camera adalah scene (adegan) bukan shot (gambar). Perekaman gambar
multi camera merupakan suatu proses produksi yang menggunakan dua kamera
atau lebih dan terhubung dalam satu sistem yang terintegrasi. Untuk melakukan
perekaman gambar multi camera, peralatan yang dibutuhkan antara lain: 3
buah kamera atau lebih, tally switcher, mixer, alat komunikasi, preview monitor
dan peralatan lainnya. Kamera-kamera yang ada di studio akan terhubung

PRODUKSI DAN SIARAN


102 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

dengan switch control di ruang kontrol melalui kabel. Switch control maka akan
memudahkan dalam mengganti gambar secara realtime dari beberapa kamera.

D. Penerapan Perekaman Gambar Multi Camera pada Program Acara Drama

Gambar 4.6 multicamera


Sumber: http://en.kremlin.ru/events/president/news/54790

Teknik multi camera sangat efektif digunakan baik saat proses produksi di
indoor maupun outdoor. Prinsip dasar dari teknik multi camera adalah kejelian
dan kemampuan melihat momen yang pas di setiap kamera. Saat proses produksi
multi camera, di control room ada beberapa monitor preview yang masing-masing
menampilkan output dari kamera, dan satu monitor utama yang menampilkan
gambar dari kamera yang sedang dipilih melalui switch control. Karena efektif
dan efisien, teknik multi camera menjadi keahlian untuk memproduksi program
acara nondrama, seperti konser, game show, talk show dan lain sebagainya.
Karakteristik program yang secara umum menggunakan teknik  multi
camera adalah sebagai berikut:
1. Program acara disiarkan secara langsung/live.
2. Program produksinya berjalan secara  linier dan mengalir (konser, talkshow,
variety show, game show dan lain sebagainya).
3. Program yang lokasinya tidak berpindah dari awal produksi sampai selesai
produksi.
Selain siaran langsung teknik produksi multi kamera sering digunakan juga
saat proses tapping, seperti program drama. Hal ini menguntungkan tim produksi
sebab proses editing menjadi lebih cepat karena editor tidak terlalu kesulitan
dalam menyusun bahan video. Mengapa? Sebab timeline program sudah jadi.
Pekerjaan editor hanya sekadar melengkapi, seperti memberi nama, lokasi, atau
memasukkan id’s program dan credit title. Contoh perekaman gambar multi kamera
pada program acara drama televisi adalah sinetron dan situasi komedi atau biasa
disebut sitkom. Melalui perekaman ini dalam satu adegan dapat diambil berbagai
angle yang dapat menghasilkan berbagai variasi gambar. Karena merupakan  suatu
sistem maka tentunya alat-alat yang mendukung proses terjadinya multi kamera
tidaklah sedikit berbeda dengan single kamera yang hanya  menggunakan satu
kamera sudah cukup.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 103
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

1. Alat alat pendukung multi kamera


a. Adanya switcher
b. CCU (camera control unit)
c. VTR
d. Kamera yang di gunakan berjumlah 2 atau lebih
e. Sync generator
f. Waveform
g. Character Generator (CG)/inscriber
h. Monitor
i. Perlengkapan audio (mixer,mic dsb.)
2. Fungsi alat alat tersebut antara lain:
a. Switcher

Gambar 4.7 switcher video


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/siaran-video-mixer-media-tv-3556920/

yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memindahka pemilihan gambar dari
berbagai stok shot maupun input kamera. Biasanya digunakan untuk multi
camera. Orang yang mengoperasikannya di sebut  switcherman, tetapi
untuk Indosiar biasanya di pegang oleh seorang pengarah acara.

b. CCU (Camera Control Unit)

Gambar 4.8 Camera Control Unit


Sumber: https://www.mediacollege.com/video/production/camera-control/

PRODUKSI DAN SIARAN


104 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

CCU atau Camera Control Unit merupakan peralatan yang berkaitan


dengan fungsi dari sebagian atau keseluruhan kamera dan biasanya
diatur oleh CCU yang meliputi:
1) Pengontrolan iris,shutter speed,black level,gain dsbnya
2) Pengaturan keseimbangan warna
3) Pemonitoran dan peengaturan parameter teknik secara keseluruhan
4) Pengiriman tkalian ke operator kamera
CCU ini biasanya dioperasikan oleh 1 orang dan orang yang
mengoperasikannya di sebut CCU man.

c. VTR ( Video Tape Recorder)

Gambar 4.9 VTR Betacam


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sony_BetacamSP_BVW-75_Editing_VTR.jpg

VTR atau lebih dikenal dengan Video Tape Recorder adalah peralatan
yang berguna untuk merekam/memutar gambar yang dihasilkan kamera
Dalam shoting multi camera biasanya digunakan VTR lebih dari satu untuk
merekam dan memplaybacknya.

d. Kamera

Gambar 4.10 kamera video


Sumber: https://business.panasonic.co.uk/professional-camera/studio-camera-system/ak-uc3000

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 105
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Kamera yang digunakan bisa kamera portable (EFP) yang disetting untuk
studio dan kamera ini memang dirancang untuk digunakan di studio,
misalnya: kamera pedestal. Jumlah yang dibutuhkan minimal dua atau
lebih tergantung kebutuhan dan jenis acaranya.

3. Langkah penting dalam produksi multi camera


Agar hasil produksi menggunakan teknik multi camera bisa maksimal, perlu
dilakukan beberapa langkah berikut ini:
a. Setting Kamera
Sebelum melakukan proses syuting menggunakan teknik multi camera,
director harus memastikan setting kamera telah sesuai dan hasil gambar
setiap kamera sama. Untuk itu, Setting setiap kamera mulai dari white
balance,exposure, brightness, iso dan lain sebagainya.
b. Mengatur Pencahayaan
Masih ingat tentang teori three point lighting yang telah dibahas pada
bab sebelumnya? Dalam melakukan syuting, penting untuk menerapkan
dasar-dasar pencahayaan three point lighting agar hasil pencahayaan baik
dan maksimal
c. Mengatur Latar Belakang
Latar belakang atau background penting dalam sebuah proses produksi,
terutama nondrama. Karena program nondrama, khususnya indoor
biasanya bersifat statis, maka background tempat dibuat sebaik dan
seestetik mungkin agar terlihat indah dalam frame dan tidak monoton
d. Menguasai Directing Skill
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam melakukan syuting multi
camera, diperlukan direction skill yang baik. Directing skill yang perlu
dikuasai meliputi visualisasi naskah, dramatugri, metode komunikasi antar
kru, sampai pemahaman-pemahaman secara teknis. Berbicara tentang
teknis, director harus memahami teknik-teknik berikut ini:
1) Cutting Speed On Directing Editing
Berbicara tentang multi camera, berarti berbicara tentang efisiensi
waktu produksi. Mengapa demikian? Karena melalui multi camera,
syuting tersebut realtime atau tanpa pengulangan adegan / tanpa re-
tidake. Maka dari itu multi camera sering digunakan dalam acara live/
siaran langsung. Sebagai director, harus memahami teknik kecepatan
memilih gambar dari beberapa monitor output kamera. Director
harus berpikir cepat gambar dari kamera mana yang akan ia pilih
yang sesuai dengan momen. Secara umum, shot yang bisa dinikmati
oleh penonton rata-rata 5 detik per shot. Namun boleh hanya 3 detik
per shot jika program yang disiarkan adalah program-program yang
bersifat dinamis seperti pertandingan bola, konser musik dengan beat
yang cepat, olahraga formula 1 dan lain sebagainya.
2) Timing on Switching
Timing on Switching adalah waktu yang tepat untuk memindahkan
gambar dari kamera satu ke kamera lainnya. Seorang director

PRODUKSI DAN SIARAN


106 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN
dituntut untuk jeli dan mampu melihat momen yang tepat kapan
harus memindahkan gambar ke kamera yang pas. Sebagai panduan
dalam switching gambar, director harus memahami momen, situasi,
ekspresi dan reaksi pemeran dalam frame. Secara umum, dalam multi
camera ada 2 teknik pemindahan gambar yaitu teknik  cutting  dan
teknik  dissolve. Kedua teknik tersebut sama-sama digunakan untuk
memindahkan gambar dari kamera satu ke kamera lainnya. Pemilihan
teknik pemindahan gambar sesuai kebutuhan tergantung situasi pada
frame, atau sesuai keinginan director.
3) The Switching Tehnique
Untuk melakukan pemindahan gambar dari kamera satu ke kamera
lainnya, tidak dilakukan asal-asalan dan semaunya. Diperlukan teknik
khusus sehingga pemindahan gambar terasa halus, sesuai momen
dan mampu mendukung situasi di dalam frame. Secara umum ada
4 teknik switching gambar yang harus dipahami program director
sebagai berikut:
a) Switching by Scene 
Switching by scene merupakan teknik pemindahan gambar
berdasarkan adegan setiap objek yang telah direncanakan dalam
script sebelumnya. Untuk menggunakan teknik ini, dibutuhkan
shot list sebagai panduan program director atau switcher untuk
melakukan switching gambar.
b) Switching by Narration (or lyric) 
Switching by Narration (or lyric)  merupakan teknik pemindahan
gambar berdasarkan narasi atau lirik dalam setiap naskah yang
dibacakan oleh presenter atau voice over.
c) Switching by Moment
Switching by Moment merupakan teknik pemindahan gambar
berdasarkan kejadian langsung yang dilakukan dan dialami oleh
objek yang dituju. Kekuatan  switching by moment  ini adalah
kemampuan seorang sutradara dalam merekam dan mengambil
gambar sebuah kejadian yang tidak direncanakan.
d) Switching by Rhythm (or beat)
Switching by Rhythm (or beat)  merupakan teknik pemindahan
gambar berdasarkan tempo dan  bit  dari ketukan birama, suara
musik atau  sound effect. Teknik ini sering digunakan dalam
tayangan konser musik.
4) Eyes Monitoring
Saat proses syuting, program director beserta switcher berada di
ruangan khusus yang disebut control room. Di control room inilah
program director mengamati monitor preview (gambar dari beberapa
kamera) dan monitor program. Seorang program director harus
mampu membagi konsentrasi dalam memilih gambar yang tepat dan
memantau output gambar.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 107
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

E. Memahami Komando dalam Produksi Multi Camera


1. Pentingnya komando dalam produksi
Dalam proses produksi multi camera indoor di studio maka perlu
memahami “cara memberi komando” dan ‘”maksud komando” yang merupakan
dua hal penting. Komando merupakan suatu perintah. Istilah-istilah komando
dalam proses produksi program televisi khususnya multi kamera, disepakati
oleh seluruh dunia.
Komando yang baik adalah komando yang dipahami oleh seluruh kru.
Seorang program director adalah orang yang memberi komando ke seluruh kru
saat produksi melalui alat komunikasi khusus. Ketepatan waktu dan kejelasan
komando merupakan dua hal yang harus diperhatikan oleh program director.
Selain itu kru juga harus memahami istilah-istilah komando yang diucapkan
oleh program director sehingga terjalin komunikasi yang efektif dan efisien.
Pastikan juga kru memahami teknik-teknik produksi dengan baik dan
menyamakan persepsi dengan program director. Jika kru kurang memahami
teknis produksi yang diberikan oleh seorang program director dan tidak
jelas memberi komando, maka syuting tidak akan berjalan dengan baik, dan
bahkan dapat terjadi keributan kecil yang mengakibatkan ketidaknyamanan
saat produksi.

2. Memanggil nama kamerawan


Proses produksi menggunakan teknik multi kamera biasanya
menggunakan tiga kamera yang dioperasikan oleh masing-masin operator
kamera. Bagi seorang program director, operator kamera merupakan ujung
tombak produksi yang menghasilkan gambar yang baik untuk penonton.
Untuk itu operator kamera harus menguasai, baik secara aspek teknik maupun
estetika dalam pengambilan gambar.
Saat proses produksi/syuting berlangsung, program director merupakan orang
yang memimpin jalannya produksi. Sebagai seorang program director yang
berhubungan dengan para kru, termasuk operator, menghargai kinerjanya
merupakan kunci utama proses produksi agar berjalan dengan baik. Oleh
sebab itu, ketika program director mengarahkan operator kamera untuk
mengambil gambar, ada baiknya bukan memanggil dengan sebutan “kamera
satu, kamera dua, kamera tiga”, tetapi panggillah dengan menyebutkan nama
operator kamera. Dengan begitu hubungan personal pun akan terjalin. Bila
perlu setelah operator kamera mengikuti arahan program director, pujilah
operator kamera. Hal ini akan membuat operator kamera merasa dihargai dan
akan mempertahankan kinerjanya yang baik.

PRODUKSI DAN SIARAN


108 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

CAKRAWALA

SEJARAH PENGGUNAAN TEKNIK MULTI CAMERA


Multi camera pertama kali digunakan untuk merekam dan menyiarkan
pertunjukan sebuah show. Sampai tahun 1971 multi kamera hanya menggunakan
tiga buah kamera saja.

Gambar 4.11situasi saat karakterisasi tokoh


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Queen%27s_Messenger

Pada akhirnya Gary Marshal adalah orang yang pertama menambahkan jumlah
multi camera menjadi empat kamera, dan menamakannya kamera ke empat
ini sebagai kamera X, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah penggunaan
multi kamera sehingga setelah ini banyak produsen yang mengambil gambar
menggunakan sistem ini.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 109
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

JELAJAH INTERNET

Untuk meningkatkan wawasanmu tentang ukuran jenis-jenis media rekam,


perkembangan kamera, kalian bisa menjelajahi dunia maya secara mandiri.
Dunia internet sangat luas. Banyak materi yang bisa kalian dapatkan di internet
untuk menambah khanazah pengetahuanmu.
Melalui Internet kalian akan mendapatkan lebih banyak wawasan tentang
perkembangan kamera sehingga membuat kalian selalu up to date. Salah satu
website yang bisa kalian akses adalah https://www.premiumbeat.com/blog/
atau bisa scan di sini.

RANGKUMAN

1. Single camera adalah proses pengambilan gambar yang dilakukan


dengan menggunakan satu kamera, caranya merekam per segmen atau
keseluruhan acara.
2. Single camera pada umumnya digunakan dalam perekaman gambar yang
sifat penayangannya tunda atau typing.
3. Bentuk acara yang sering menerapkan teknik single camera ini adalah
program acara berita.
4. Keuntungan menggunakan single camera adalah lebih murah,sebab jika
menggunakan banyak kamera maka kebutuhan biaya akan meningkat,
kontrol estetika gambar lebih detil, karena tiap shot bisa mengatur audio
dan cahaya. Tidak perlu semua aktor bermain pada saat yang sama,
kecuali pada saat pengambilan full shot, serta praktis, tidak ada batas
tempat dan waktu saat mengatur shot.
5. Kelemahan menggunakan single camera adalah dibutuhkan waktu yang
lebih lama karena harus mengatur setiap pengambilan shot. Reaksinya
kurang realistis, karena harus mengulang untuk setiap adegan dan
pengulangan shot yang sama untuk mengambil angle yang berbeda pada
satu adegan. Hal ini berbeda dengan multi kamera semuanya bisa di shot
saat bersamaan.
6. Perekaman gambar multi camera merupakan suatu proses produksi yang

PRODUKSI DAN SIARAN


110 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

menggunakan dua kamera atau lebih dan terhubung dalam satu sistem
yang terintegrasi.
7. Teknik multi kamera efektif digunakan baik saat proses produksi indoor
maupun outdoor. Prinsip dasar teknik multi kamera adalah kejelian dan
kemampuan program director untuk melihat momen yang pas di setiap
kamera.
8. Program-program yang biasanya menggunakan teknik multi kamera
antara lain program yang disiarkan secara langsung, program yang
proses syutingnya mengalir dan tidak ada pengulangan/re-take, dan
program yang set lokasinya tidak berpindah.
9. Peralatan pendukungnya adalah switcher, CCU (camera control unit),
VTR. Kamera yang di gunakan berjumlah 2 atau lebih, Sync generator,
Waveform, Character Generator (CG)/inscriber, Monitor, Perlengkapan
audio (mixer,mic dsb.)
10. Agar proses produksi multi camera berjalan dengan lancar dan gambar
yang dihasilkan berkualitas baik, perlu dilakukan beberapa langkah
berikut seperti setting kamera, mengatur white balance, mengatur
background setup lokasi, memahami Directing Skill, Timing On
Switching, Cutting Speed On Directing Editing,, The Switching Tehnique,
Eyes Monitoring dan lain sebagainya.

TUGAS MANDIRI

Tugas para peserta didik adalah mengidentifikasi perekaman gambar single


camera dan multi camera, serta menerapkan perekaman gambar yang baik
pada program televisi nondrama dengan menggunakan single camera,dan
perekaman gambar yang baik pada multi camera. Tugas dikerjakan dalam
bentuk praktik dengan format yang telah disetujui oleh guru pengampu.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 111
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan perbedaan antara single camera dan multi camera!


2. Sebutkan hal yang harus dipersiapkan untuk melakukan perekaman gambar
single camera pada program nondrama!
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan perekaman gambar single camera!
4. Sebutkan hal yang harus dipersiapkan untuk melakukan perekaman gambar
multi camera pada program drama!
5. Jelaskan kelebihan dan kelemahan perekaman gambar multi camera!

REFLEKSI

Setelah mempelajari sistem single camera dan multi camera tentunya


kalian telah mengetahui konsep single camera dan multi camera. Semoga
pembahasan pada buku ini bisa membuat wawasanmu bertambah. Oh ya,
dunia broadcasting itu berkaitan erat dengan entertainmen. Jadi jangan lupa
untuk membaca setiap hari, menonton konten-konten positif untuk menambah
wawasanmu tentang dunia. Tentunya malu dong sebagai peserta didik
broadcasting yang nantinya bekerja di media, tetapi wawasan kita sedikit. Mari
budayakan membaca. Kalau ada sesuatu yang membingungkan bertanyalah
kepada gurumu.

PRODUKSI DAN SIARAN


112 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

BAB
MEMAHAMI CROSS SHOT DAN CONTINUITY SHOT
V

BAB V MEMAHAMI CROSS SHOT DAN CONTINUITY SHOT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari cross shot dan continuity shot peserta didik diharapkan
mampu memahami dan mengidentifikasi pengertian, teknik dan tujuan
penggunaan cross shot dan continuity shot yang diterapkan di industri televisi.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Cross shot Continuity Shot

KATA KUNCI

Cross shot, continuity shot

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 113
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENDAHULUAN

Gambar 5.1 ilustrasi cross shot


Sumber: http://newklages.com/NKI_ToLightTheEarOrNot.htm

Ketika mendengar kata televisi pasti langsung terbayang dengan sebuah


benda yang bernama kamera. Ibarat seorang pelukis, broadcaster memang dapat
dikatidakan sebagai seniman juga, tetapi mereka mencoba melukis dengan sinar.
Bentuk gambar yang divisualkan seorang broadcaster merupakan integrasi dari
berbagai macam unsur, seperti plot, cerita, ruang dan waktu. Kita seringkali
menonton sebuah karya audio visual di televisi sehingga kita memiliki konvensi dan
pengalaman, baik dari kehidupan maupun dari tayangan televisi yang kita tonton
tersebut.
Pembuatan konten televisi adalah bahasa. Setiap pilihan yang dibuat seorang
broadcaster secara langsung mempengaruhi bagaimana penonton akan menafsirkan
sebuah karya audio visual. Konten televisi dan film yang mendapatkan pujian kritis
biasanya menikmati tingkat persetujuan penonton yang tinggi karena ceritanya
jelas dan singkat. Penonton tahu bagaimana menafsirkan keputusan kreatif seorang
broadcaster. Hal yang sama berlaku juga untuk sudut kamera (untuk menulis tentang
efek psikologi panjang fokus).

PRODUKSI DAN SIARAN


114 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

A. Cros Shot
Berbagai macam teknik digunakan oleh seorang broadcaster khususnya
operator kamera dan mereka selalu pkaliani menciptakan sebuah gambar
dengan konsep menarik agar penonton bisa menyatu dan larut dalam cerita. Lalu
bagaimana seorang broadcaster dapat melakukannya? Bukankah pada dasarnya
manusia sendiri memang memiliki sebuah rasa yang terolah ketika menonton
sebuah tayangan audio visual, film misalnya, dari berbagai genre? Sebenarnya
banyak teknik yang bisa mereka ciptidakan karena setiap teknik gambar yang
tervisualkan memiliki tujuannya, salah satunya teknik pengambilan gambar
cross shot.

Gambar 5.2 Potongan Scene Film Danur


Sumber : https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/8-fakta-kengerian-film-danur/

Gambar di atas merupakan salah satu potongan scene pada film Danur yang
disutradarai oleh Awi Suryadi. Film Danur ini merupakan sebuah film layar lebar
yang bergenre horror. Pada potongan scene ini bisa kita gambarkan teknik
pengambilan gambar yang digunakan untuk menunjukkan aura seram yang
muncul. Dipertegas lagi pencahayaan yang digunakan lowkey dengan aktris
yang menggunakan baju berwarna putih dan tatapan kosong yang mengarah ke
kamera. Ilustrasi gambaran ini dapat menyimpulkan bahwa setiap filmmaker atau
broadcaster mampu memvisualkan sebuah gambar yang menarik agar penonton
ikut merasakan atmosfer ketika menonton film tersebut.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 115
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

1. Konsep Dasar Cross Shot

Gambar 5.3 Cross shot


Sumber gambar: https://www.sporcle.com/games/Quiztopia/hp2

Pada dasarnya pemahaman cross shot adalah suatu teknik di dalam


sebuah gambar yang merekam interaksi antara dua orang. Tokoh tersebut
saat kamera melihat secara bergantian kepada lawan bicaranya dengan fokus
kepada orang yang paling jauh dari kamera. Pada produksi baik film maupun
konten televisi, kamera membidik sebuah gambar sesuai dengan tokoh
adegan dalam sebuah frame. Tokoh memainkan adegan yang sama beberapa
kali sampai sutradara/director puas dengan kinerja mereka dan setiap adegan
sampai juga direkam menggunakan semua posisi kamera yang mungkin
diperlukan.
Ada banyak jenis bidikan yang digunakan dalam pengambilan gambar,
salah satunya bidikan statis. Bidikan statis ini dapat diidentifikasi oleh skala
, sudut, sudut pandang bidikan, dan tembakan di atas bidikan bahu. Dari
beberapa identifikasi tersebut, salah satu contoh teknik cross shot adalah
tembakan di atas bidikan bahu. Dua bidikan menunjukkan dua karakter dan
bidikan tersebut terdiri dari bidikan over the shoulder (OS) sehingga close up
karakter seperti terlihat over the shoulder (OS) dari orang lain di latar depan.
Gaya pemotretan televisi berubah tetapi perubahan gaya biasanya
terdapat unsur-unsur presentasi naratif dari dalam bentuk komposisinya.
Barr Salt dalam Gaya dan Teknologi Film (1983) mengidentifikasi penggunaan
pertama shot over the shoulder dua tembakan seperti pada 1910-an. Tembakan

PRODUKSI DAN SIARAN


116 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

sudut terbalik dari wajah yang disisipkan dalam dialog muncul di “The Loafer”
pada 1912. Teknik komposisi dasar ini telah menjadi bagian dari bahasa
penceritaan visual. Tembakan struktur dibuat ulang, mengedit konvensi dalam
presentasi waktu dan ruang kembali dikerjakan, konvensi kesinambungan
naratif ditantang dan diganti tetapi banyak konvensi komposisi tetap.
Konvensi komposisi semacam itu dianggap normal atau standard dan
telah dipelajari dari waktu ke waktu oleh penonton. Stereotip komposisi ini
dapat diperkuat atau dihadapkan. Penonton memiliki fungsi persepsi dengan
upaya menyederahanakan bentuk dan pola yang kompleks tetapi dapat juga
digagalkan oleh juru kamera jika dalam pilihan membingkai atau menciptakan
gambar tidak teratur, dan penonton akan bertanya ketika disajikan gambar
seperti itu.
Pencarian untuk mengklasifikasikan adalah alam bagi pikiran manusia
dan sebuah puzzle perseptual yang mungkin melibatkan perhatian pengamatan
sampai ke titik saat dia menyerahkan upacara untuk memecahkan arti betapa
pentingnya konvensi komposisi. Pada poin ini akan bervariasi satu sama
lainnya, tetapi banyak orang mengantisipasi gambar yang dikenal dan dapat
dikenali di layar; memiliki keengganan terhadap yang tidak dikenal.
Jika tembakan tidak dapat segera dikategorikan, mereka mungkin mati
secara mental, sebab gambar mereka dari realitas visual terlalu ditantang.
Seorang sinematografer dari Amerika William Fraker sedang menyiapkan
sebuah shot untuk “Rosemary’s Baby” (1968) dengan sutradara Roman Polanski,
meminta framing tertentu melalui pintu untuk menunjukkan seseorang wanita
menelepon di ruang yang berdekatan, tetapi melakukan sebuah aksi sehingga
wajah wanita ditutupi oleh kusen pintu. Fraker ingin memosisikan kamera agar
wajahnya terlihat tetapi Polanski menolak, dia menjelaskan bahwa mereka
akan memiliki setiap anggota audiens menjulurkan ke kanan mereka dalam
upaya untuk memperlihatkan wajah di balik “bingkai pintu”. Fungsi bidikan
ini adalah untuk menahan informasi secara berurutan, untuk memberikan rasa
ingin tahu audiens dalam pengembangan cerita.

Gambar 5.4 Over The Shoulder (OS)


Sumber : https://www.utdallas.edu/atec/midori/Handouts/camera.htm

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 117
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.5 Contoh : Over The Shoulder (OS)


Sumber : https://www.utdallas.edu/atec/midori/Handouts/camera.htm

Hasil bidikan dari sudut kamera tersedia dalam berbagai bentuk dan
ukuran . Bidikan melewati bahu tidak berbeda dengan bidikan di atas bahu.
Bahkan bahasa lain yang dapat kita gunakan adalah bidikan orang ketiga.
Bidikan OS yang digunakan pada teknik cross shot ini biasanya digunakan
untuk membentuk garis mata bagi audiens dan dapat membuat audiens
memiliki sudut pandang yang baik. Tidak pernah ada aturan yang jelas untuk
bidikan OS dan kita selalu ingin menjaga garis mata tokoh yang relevan. Hal
itu menyebabkan kita memegang kamera setinggi bahu kecuali jika kita ingin
menaikkan dan membidik dari sudut tinggi untuk mengintimidasi atau sudut
rendah untuk menunjukkan kekuatan. Lihatlah stills dari Back to the Future
untuk mengetahuinya.
Cobalah untuk mengindari sudut mana pun yang mengungkapkan
banyak tokoh yang menghadap jauh dari kita. Hal ini bertujuan agar tidak
mengganggu dan membuang fokus adegan. Meraih salah satu sudut kamera
ini berarti menjaga kamera kita diarahkan ke satu subjek.Dapat kita analogikan
dengan kalian ingin memiliki ketenaran orang lain, seperti namanya tetapi
kalian tidak harus melakukannya.

2. Teknik Cross Shot

Gambar 5.6 Teknik cross shot


Sumber: http://lilik.id/komposisi-pengambilan-gambar-dengan-kamera/

PRODUKSI DAN SIARAN


118 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Teknik cross shot adalah teknik satu karakter ditampilkan dan


melibatkan karakter lainnya kemudian karakter lain ditampilkan melihat
kembali karakter pertama. Karena karakter ditampilkan menghadap ke
arah yang berlawanan dan penonton menganggap bahwa mereka saling
memkalianng sehingga konteks bidikan terbalik adalah sebuah fitur dari
gaya editing kontinuitas “klasik” Hollywood, yang mengurangi transisi
antara bidikan sedemikian rupa sehingga penonton melihat satu tindakan
berkelanjutan yang berkembang secara linier, kronologis, dan logis. Ini
merupakan salah satu contoh kecocokan mata. Pertama-tama mari kita lihat
bidikan OS kepada film Titanic dan ini digunakan untuk memproyeksikan
kebersatuan antara karakter. Secara fisik kita dapat melihat seberapa dekat
mereka. Gambar di bawah ini dengan teknik cross shot melalui tipe shot OS
yang menunjukkan mereka sedang jatuh cinta.

Gambar 5.7 Contoh : Cross Shot dengan tipe shot OS pada potongan scene film Titanic
https://www.hipwee.com/hiburan/adegan-adegan-dari-film-titanic-yang-sulit-dipahami-oleh-anak-sd/

Teknik cross shot pada tipe shot over the shoulder (OS) tidak hanya digunakan
pada film yang bergenre romantis tetapi juga dapat digunakan pada film yang
bergenre komedi. Dalam film Meet the Parents, teknik cross shot pada tipe
shot OS memberikan kita konfrontasi yang tidak nyaman antara ayah mertua
dan menantu.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 119
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.8 Contoh : potongan gambar pada film Meet the Parents
https://www.eyeforfilm.co.uk/review/meet-the-parents-film-review-by-angus-wolfe-murray

Seorang filmmaker yang pkaliani menunjukkan kepada penonton perubahan


bertahap dalam adegan yang diperankan oleh tokoh dan filmmaker juga
melakukannya dengan melengkapi ketukan cerita dan tema secara visual.
Lihatlah dari beberapa adegan sebuah film, bagaimana seorang filmmaker
merencanakan pengambilan gambar mereka secara detail untuk mendapatkan
hasil emosional maksimum. Kita dapat juga mengambil contoh pada sebuah
program televisi yang berjudul CW’s Riverdale. Kita akan melihat skenario
tipikal karakter-karakter sekolah yang mendiskusikan perincian terbaru
dalam misteri pembunuhan. Ini adalah percakapan grup antara lima karakter
yang berbeda. Dalam keadaan seperti ini, teknik cross shot pada tipe shot OS
menetapkan siapa yang berbicara kepada siapa, karena adegan seperti ini
menjadi rumit ketika lima orang berbicara dengan cepat.
Berikut beberapa gambar yang menunjukkan teknik cross shot

Gambar 5.9 Teknik pengambilan gambar cross shot


Sumber: http://repository.uib.ac.id/715/5/S-1231046-chapter2.pdf

PRODUKSI DAN SIARAN


120 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.10 Contoh : Teknik pengambilan gambar cross shot


Sumber: https://tcf.ua.edu/Classes/Jbutler/T112/classicism/index.php

Gambar 5.11 Contoh : Teknik pengambilan gambar cross shot


Sumber: http://www.aotg.com/index.php?page=shotreverseshot

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 121
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.12 Contoh : Teknik pengambilan gambar cross shot


Sumber : https://alexharkness.com/when-to-break-the-180-degree-rule/

Dalam pengambilan gambar sepeti gambaran di atas perlu digunakan aturan


180 derajat yang merupakan pedoman dasar mengenai hubungan spesial di
layar antara karakter satu dengan lain dalam sebuah adegan.
Menjaga kamera pada satu sisi sumbu imajiner antara dua karakter sehingga
karakter pertama selalu membingkai kanan karakter kedua. Menggerakan
kamera melewati poros disebut garis melompat atau garis yang melewati.
Melanggar aturan 180 derajat dengan menembak di semua sisi dikenal
sebagai penembakan di babak. Aturan 180 derajat memungkinkan penonton
untuk terhubung secara visual dengan gerakan tidak terlihat yang terjadi di
sekitar dan di belakang subjek penting dalam narasi adegan pertempuran.
Dalam teknik sebuah pengambilan gambar baik itu cross shot, develoving shot,
atau teknik lainnya, seorang broadcaster atau pun filmmaker harus memahami
komposisi sebuah gambar. Komposisi adalah satu cara atau ketentuan untuk
mengatur, menyusun, meramu berbagai elemen visual dengan memperhatikan
dasar kaidah-kaidah yang ada hingga mampu mewujudkan suasana tatanan
yang harmonis. Pada komposisi dalam, baik film maupun televisi (terutama
drama), aspek subjek dan pengadeganan juga termasuk elemen yang
menjadi pertimbangan dalam penataan dan perwujudan sebuah komposisi.
Hal ini disebabkan aspek pengadeganan, pergerakan kamera, penempatan
properti dalam mise-en-scene juga berdampak dalam penyusunan komposisi.
Elemen-elemen visual pada komposisi yakni: shape, pattern, texture,
contrast. Komposisi simetris adalah komposisi yang bersifat statis, subjeknya
diletidakkan di tengah-tengah frame dengan proporsi ruang kiri dan kanan
yang relatif seimbang. Komposisi dinamis adalah komposisi bersifat flexible
dan posisi subjek/objek dalam berubah sejalan dengan waktu. Secara

PRODUKSI DAN SIARAN


122 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

penataan elemen visual, komposisi ini tidak memiliki tatanan yang seimbang.
Komposisi rule of third sendiri dibagi menjadi tiga bagian yang sama persisi
secara horizontal dan vertical. Dari persimpangan garis-garis tersebut akan
didapatkan empat buah titik simpang dengan komposisi terbaik akan dicapai
bila subjek diletidakkan di salah satu simpang tersebut.
Relasi komposisi ada 8 yakni :
a. Center of point
b. Negative space
c. Fill the frame
d. Ciptidakan kedalaman
e. Terang dan gelap
f. Framing
g. Diagonal
h. Line/garis

Seorang filmmaker akan memiliki sebuah alasan yang kuat ketika akan
menggunakan sudut kamera, misalnya digunakan untuk menggambarkan
kondisi tokoh yang mengalami masalah berat atau sedang dalam dunia yang
tidak normal. Seorang DOP juga harus mempunyai jiwa enterpreuner “how
to sell himself”. Point of view terdiri dari story teller dan subject/character.
Keindahan komposisi menyangkut sebuah keseimbangan dan keteraturan
ukuran yang dapat diterapkan dalam konsep framing dan menggunakan
rumusan komposisi golden section sebagai acuannya. Golden section sendiri
adalah sebuah proporsi ruang atau bentuk yang tidak seimbang; salah satu nya
akan lebih besar dari yang lainnya, hal ini disebut dengan mayor dan minor.
Kedua hal ini merupakan sesuatu yang bertolak belakang tetapi menyatu
dalam keharmonisan proporsi yang disebut dengan dinergy.

3. Manfaat Cross Shot


Cross shot merupakan salah satu teknik penting dalam pengambilan
gambar. Teknik cross shot memberi gambaran kepada penonton bahwa ada arah
dialog pada gambar yang disajikan. Tentu perspektif yang baik dari penonton
ini akan didapatkan jika cross shot diterapkan dengan baik dan sesuai kaidah.
Selain memberi kesan perspektif dialog pada gambar yang disajikan, cross
shot juga memberikan nilai psikologis bagi penonton diantaranya:
a. claustrophobia
b. momentum
c. kebingungan
d. fokus

B. Continuity Shot
Tayangan televisi yang baik adalah tayangan yang penontonnya tidak
merasakan potongan gambar tetapi penonton merasakannya menjadi satu
rangkaian kejadian. Satu cara atau ketentuan untuk mengatur, menyusun, meramu
berbagai elemen visual dengan memperhatikan dasar kaidah-kaidah hingga
mampu mewujudkan suasana tatanan yang harmonis.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 123
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Pada komposisi dalam tayangan televisi, terutama drama, aspek


subjek dan pengadeganan juga termasuk elemen yang menjadi pertimbangan
dalam penataan dan perwujudan sebuah komposisi. Hal ini disebabkan aspek
pengadeganan, pergerakan kamera, penempatan property dalam mise-en-scene
juga berdampak dalam penyusunan komposisi. Disinilah dibutuhkan kontinuitas
yaitu proses kesinambungan antar gambar. Apalagi tayangan televisi yang
direkam secara tapping (tidak live), membutuhkan continuity shot yang baik
sehingga gambar tidak jumping. Akan tetapi sebelum kita masuk lebih dalam
ke pembahasan continuity shot, ada baiknya kita mengenal siapa yang bergerak
dalam pertanggung jawaban gambar tersebut. Pada prinsipnya video adalah
gambar bergerak yang menuturkan sebuah cerita. Director Of Photography (D.O.P)
adalah sebuah tim produksi yang memiliki tanggung jawab terhadap sebuah
gambar video
Berikut tugas seorang sinematografi atau Director of photography (DOP)
pada saat produksi :
1. Mengarahkan sudut pengambilan kamera untuk menghasilkan perekaman
visual sehingga tercapai kualitas teknis, artistik, dan dramatik sesuai
konsep visual.
2. Menjaga dan mengarahkan kesinambungan visual (continuity)
3. Mengkoordinasikan teknik perekaman visual kepada tim departemen
kamera
4. Menjaga kesinambungan tata cahaya
5. Memeriksa laporan kamera (camera report)
6. Memberikan informasi yang terkait dengan hasil perekaman visual kepada
bagian paska produksi.
7. Mempersiapkan seperangkat strategi cadangan apabila rencana pertama
tidak dapat dijalankan (misalnya: cuaca buruk pada hari shoting,
eksterior,dsb)
Begitu banyak tanggung jawab yang dilakukan oleh seorang DOP, salah
satu yang dapat kita ambil yaitu kesinambungan visual (continuity). Apa itu
continuity dan apa saja yang mempengaruhi continuity sebuah gambar ? mari
kita masuk dalam pembahasan.
1. Konsep dasar Continuity Shot
Secara garis besar sebuah rangkaian tayangan televisi, misalnya
drama dibangun dengan menyampaikan atau mempertahankan dua
aspek kontinuitas yaitu:
a. Kontinuitas ruang
Membangun logika perpindahan ruang yang wajar, meskipun hanya
diberikan visual yang sederhana. Misalnya : perjalanan pesawat dari
Surabaya ke Jakarta tidak perlu di shot semua aktivitas perjalanannya,cukup
shot pesawat tidake off kemudian disambung dengan pesawat yang landing.
b. Kontinuitas waktu
Lampau, sekarang, yang akan datang, menurut kondisi. Misalnya : sebuah
film yang berdurasi panjang bisa menceritidakan kehidupan seseorang
mulai lahir hingga meninggal. Kesinambungan gambar pada continuity
shot merupakan shot-shot yang dapat melengkapi isi cerita maupun karya

PRODUKSI DAN SIARAN


124 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

visual. Setiap pengambilan gambar, tokoh akan melakukan pergerakan


yang berbeda. Gambar tersebut harus mempunyai kesinambungan dengan
gambar sebelumnya.
Ada lima macam elemen lain kesinambungan yaitu :
1) Continuity Of Content (kesinambungan isi cerita)
Tokoh perlu melakukan tindakan yang sama dan mengatidakan garis
yang sama dalam tembakan dan pengambilan gambar yang berbeda.
Tokoh memainkan adegan dengan cara tertentu dalam master shot.
Tokoh harus dilatih dan sadar akan kontinuitas. Memotivasi para tokoh
dengan memberi tahu mereka apakah kesinambungan mereka sangat
bagus, artinya close up mereka mendapatkan lebih banyak waktu.
Sebagai contoh apabila objek memegang telepon ditangan kanan
pada shot pertama, maka pada shot kedua telepon juga harus berada di
tangan kanan.

Gambar 5.13 Contoh : Continuity Of Content


Sumber : https://studio.quitiv.com/2020/03/mengenal-continuity-shot.html

2) Continuity Of Movement (Kesinambungan Gerakan)


Apabila objek bergerak dari kanan ke kiri pada shot pertama, maka
arah pergerakan yang sama harus terjadi pada shot kedua,
kecuali pergerakan yang menyebrang garis axis diperlihatkan
kepada penonton.

Gambar 5.14Contoh : Continuity Of Movement


Sumber : www.google.com

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 125
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

3) Continuity Of Position (Kesinambungan Letak)

Gambar 5.15 Continuity of content


Sumber: dokumen pribadi
Apabila pada shot pertama objek berada di sisi sebelah kanan,
maka shot berikutnya objek tetap berada di sebelah kanan kecuali
peregakan kamera diperlihatkan sehingga menyeberang garis axis.
4) Continuity of Dialogue (Kesinambungan Dialog)
Kontinuitas dialog yang terwujud dalam percakapan para
pemeran sesuai dengan tuntunan cerita dan logika visual (kebutuhan
gambar sesuai dengan naskah).
5) Continuity of Sound (Kesinambungan Suara)
Kontinuitas suara dalam gambar baik yang bersifat direct
sound (suara yang direkam langsung pada saat shoting) maupun
indirect sound (sound effect dan ilustrasi musik).
Seorang filmmaker dalam membuat sebuah film sedikit
seperti trik sulap. Kita dapat merekam banyak bidikan berbeda,
menambahkan beberapa suara dan musik, dan menggabungkannya
sehingga semuanya tampak mengalir secara alami.

Gambar 5.16 Contoh : potongan adegan dengan long shot


Sumber : https://learnaboutfilm.com/film-language/sequence/
Tipe shot yang digunakan ialah long shot dengan gambaran visual
seorang pria yang berjalan disebuah perkebunan.

PRODUKSI DAN SIARAN


126 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.17 Contoh : potongan adegan dengan medium shot


Sumber : https://learnaboutfilm.com/film-language/sequence/
Tipe shot yang digunakan ialah medium shot dengan gambaran visual
pria berhenti dan menatap kearah suatu titik.

Gambar 5.18 Contoh : potongan adegan dengan close up


Sumber : https://learnaboutfilm.com/film-language/sequence/

Tipe shot yang digunakan adalah close up dengan gambaran


visual yang memperlihatkan ekpresi pria tersebut lebih jelas.
Dapat kita simpulkan bahwa, pada gambar di atas dapat kita lihat, DOP
mengambil gambar dengan tiga angle, yakni long shot, medium shot, dan
close up. Pada potongan gambar menunjukkaan seorang pria sedang
berhenti berjalan dan menatap sesuatu. DOP menciptakan ketiga angle
tersebut dengan tujuan yang berbeda-beda dan menciptakan suasana
atau atmosfer yang berbeda ketika audiens menontonnya. Walaupun
menggunakan pecahan shot , DOP tetap memikirkan kesinambungan
baik itu dari gestur wajah, Gerakan tubuh, dan padangan tokoh didalam
sebuah frame.

2. Teknik Continuity Shot


Teknik continuity shot juga berpengaruh kepada tahap metode editing
continuity yang merupakan konsep editing yang cukup populer di kalangan
editor. Disadari atau tidak teknik ini banyak dilakukan oleh editor yang
belajar secara otodidak sekalipun. Secara sederhana konsep editing dibagi
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 127
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

menjadi dua, yakni visible cutting dan invisible cutting. Editing continuity
masuk kedalam kategori invisible cutting. Dengan invisible cutting penonton
tidak melihat atau merasakan adanya sambungan antar shot. Inilah dasar
konsep editing continuity selain cutting untuk melanjutkan cerita juga
bagaimana agar ada kesinambungan atau matching antar shot. Match atau
kesinambungan antar shot inilah yang ditemukan oleh para tokoh film
editing misalnya: Edwin S.Porter dan Pudkovin yang melanjutkan kiprah
G.W Griffith. Dia menemukan formula agar terjadi kesinambungan antar
shot.
Teori ini dinamakan three match cut,yang meliputi :
a. Matching The Look

Gambar 5.19 Ilustrasi matching of look


Sumber: http://www.editingku.com/2016/01/nyamannya-menjadi-editor.html

Gambar di atas berkaitan dengan ruang dan bentuk, shot yang satu
disambungkan ke shot berikutnya dengan memperhatikan bentuk
dan ruang. Ketika bentuk atau ruang tidak memiliki kesamaan,
maka hampir dipastikan sambungan tersebut akan terlihat dan ini
dinamakan jumping, sambungan menjadi visible atau terlihat.

PRODUKSI DAN SIARAN


128 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

b. Matching The Position

Gambar 5.20 Ilustrasi matching the position


Sumber: https://rumahkreative.id/dasar-dasar-proses-editing-dalam-perfilman/
Gambar di atas menunjukkan kesinambungan secara posisi antara shot
sebelum dengan shot sesudahnya. Editor harus melihat apakah posisi
subjek pada satu shot terdapat kesamaan dengan shot berikutnya
atau tidak? Jika tidak ada kesamaan maka sambungan antar shot akan
terganggu, ini artinya sambungan tersebut tidak match atau tidak
cocok.
c. Matching The Movement
Sambungan satu shot dengan shot berikutnya dilakukan jika ada
kesinambungan secara pergerakannya. Yang dimaksud pergerakan
dalam hal ini adalah pergerakan subjek, pergerakan kamera, atau
pergerakan kedua-duanya. Pada intinya dengan memahami kaidah
three match cut di atas maka penonton secara tidak sadar akan
merasakan kesinambungan cerita, penonton tidak akan merasakan
adanya cut atau sambungan antar shot. Agar setiap sambungan dibuat
sehalus mungkin, usahakan ketika melakukan penyuntingan gambar
posisikan editor sebagai penonton, demikian saran Sastha Sunu
yang merupakan seorang senior film editor dalam satu diskusi Editor
Discussion League (EDL).
Seorang DOP dalam continuity shot perlu memahami kaidah 180.
Aturan umum dalam pengeditan continuity saat posisi kamera harus
mempertimbangkan satu sisi sudut adegan dalam satu ruang yang
membentuk poros 180.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 129
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.21 Contoh : kaidah 180


Sumber : https://studioantelope.com/membahas-aturan-180-derajat/

3. Dampak Yang Dihasilkan Apabila Gambar Tidak Continuity

Gambar 5.22 Ilustrasi kesalahan continuity shot saat editing


Sumber: https://www.dictio.id/t/software-video-editing-apa-yang-terbaik-dan-terpopuler/99670

Continuity merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhitungkan


saat syuting dan editing. Adegan-adegan di setiap shot harus memikirkan
aspek continuity agar tidak terjadi jumping. Apa yang terjadi jika terjadi
jumping? Untuk memahami perhatikan ilustrasi berikut ini:
Dalam sebuah adegan aktor berjalan, kamera berada di sisi kiri aktor
maka perspektif gambar yang dihasilkan di kamera adalah aktor berjalan
dari kanan ke kiri. Shot selanjutnya masih dengan adegan yang sama,
kamera dipindahkan k!e sisi kanan aktor. Apa yang terjadi? Gambar yang
dihasilkan di kamera aktor terlihat berjalan dari kiri ke kanan. Hal ini akan
membingungkan penonton, kemana arah aktor berjalan? dari kanan ke
kiri atau dari kiri ke kanan? Peristiwa tersebut dinamakan dengan tidak
continuity.Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal itu disebabkan orientasi
objek tidak konsisten dan improvisasi perubahan sudut pandang kamera
yang salah. Singkatnya, jumping gambar tersebut disebabkan perubahan

PRODUKSI DAN SIARAN


130 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

kamera melintasi line of action sehingga tidak mengikuti aturan 180


derajat.
Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 5.23 Contoh : Line Of Action


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/180-degree_rule

Jika shot pertama posisi kamera berada pada kamera A (sebelah kiri) , lalu
shot kedua posisi kamera berubah berada pada kamera B (sebelah kanan)
dapat dilihat gambar yang dihasilkan memiliki perspektif berbeda,
padahal tokoh tidak berganti posisi. Hal tersebut disebabkan kamera
telah melintasi line of action yang menyebabkan ilusi bahwa objek
tersebut berganti orientasi, padahal objek tidak melakukan perubahan
posisi.

Gambar 5.24 Contoh : Perubahan Line Of Action


Sumber : https://www.pinterest.co.uk/pin/807199933190650962/

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 131
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

CAKRAWALA

KONSEP PENGAMBILAN GAMBAR REVERSE SHOT

Gambar 5.25 Contoh : Konsep 180 derajat


Sumber : https://www.premiumbeat.com/blog/cinematic-shot-reverse-shot/

Cross shot berhubungan dengan reverse shot atau yang lebih dikenal dengan OS
dengan konsep sederhana. Seorang filmmaker yang hebat akan benar-benar tahu
cara menggunakannya untuk mencapai hasil yang unik. Reverse shot adalah label
yang sempit dan itu berakar pada konsep paling dasar dari bioskop dan dikenal
sebagai efek Kuleshov.
Bidikan-bidikan terbalik paling sering digunakan untuk adegan dialog dan akan
sering menggunakan bidikan OS atau mencocokkan bidikan tunggal untuk
interaksi. Panjang fokus, kedalaman bidang, gerakan kamera, dan ukuran bidikan
semuanya akan memiliki efek psikologis yang berbeda pada penampil.
Prosedur operasi standar untuk pemotretan terbalik adalah dengan
menggunakan pemotretan yang cocok, artinya pertimbangan di atas identik
dalam setiap pemotretan, tetapi kalian dapat membuat pernyataan yang rumit
tentang adegan dengan menambahkan varian shot.

JELAJAH INTERNET

Untuk meningkatkan wawasanmu tentang teknik


pengambilan gambar cross shot, kalian bisa menjelajahi
dunia maya secara mandiri. Dunia internet sangat luas.
Banyak materi-materi yang bisa kalian dapatkan di internet
untuk menambah khanazah pengetahuan kalian.
Melalui internet, kalian akan mendapatkan lebih banyak
wawasan tentang teknik cross shot dan motivasi pengambilan
gambar tersebut. Salah satu website yang bisa kalian akses
adalah http://cinema5d.com

PRODUKSI DAN SIARAN


132 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

Tayangan televisi merupakan media penyampaian suatu pesan atau cerita


yang divisualkan melalui gambar dan suara, dikemas denga menarik sehingga
penonton dapat menikmatinya. Untuk membuat sebuah tayangan televisi
terdapat berbagaiunsur yaitu:
1. cerita
2. tokoh
3. gambar
4. suara
5. artistik
6. editing
Salah satu yang dibahas pada bab ini adalah unsur gambar. Berbagai macam
teknik yang digunakan oleh seorang filmmaker khususnya kamerawan, mereka
selalu pkaliani menciptakan sebuah gambar dengan konsep menarik agar
penonton bisa menyatu dan larut dalam cerita. Teknik cross shot menjadi satu
dari sekian banyak teknik yang digunakan seorang DOP untuk menciptakan suatu
karya visual menarik yang dinikmati oleh penonton.
Cross shot merupakan suatu teknik dalam sebuah gambar yang merekam interaksi
antara dua orang. Tokoh tersebut saat kamera membidik secara bergantian kepada
lawan bicaranya dan fokus pada orang yang paling jauh dari kamera. Tembakan di
atas bidikan bahu merupakan contoh teknik cross shot. Dua bidikan menunjukkan
dua karakter dan bidikan tersebut terdiri dari bidikan over the shoulder (OS) yang
close up karakternya seperti terlihat over the shoulder (OS) dari orang lain di latar
depan.
Dalam penggambilan gambar seperti cross shot, seorang DOP harus
memahami konsep 180 derajat. Aturan itu merupakan pedoman dasar mengenai
hubungan spasial di layar antara karakter satu sama lain dalam sebuah adegan.
Dengan menjaga kamera pada satu sisi sumbu imajiner antara dua karakter,
karakter pertama selalu membingkai kanan karakter kedua. Menggerakan kamera
melewati poros disebut garis melompat atau garis yang melewati.

Gambar 5.26 Contoh : Konsep 180 derajat


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/180-degree_rule

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 133
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

Dalam adegan dialog antara dua karakter, garis lurus dapat dibayangkan
berjalan diantara dua karakter dan meluas hingga tidak terbatas. Jika kamera
tetap berada di satu sisi garis ini, hubungan spasial antar kedua karakter
akan konsisten dari shot ke shot, bahkan salah satu karakter tidak ada di layar.
Menggeser ke sisi lain dari karakter pada potongan akan membalik urutan
karakter dari kiri ke kanan dan dapat mengacaukan penonton. Aturan juga
berlaku untuk pengerakan karakter sebagai “garis” yang dibuat oleh jalur
karakter.

Seorang DOP juga harus mempunyai jiwa enterpreuner “how to sell himself”.
Point of view terdiri dari story teller dan subject / character. Seorang DOP juga
harus memahami komposisi sebuah gambar. Komposisi adalah satu cara atau
ketentuan untuk mengatur, menyusun , meramu berbagai elemen visual dengan
memperhatikan dasar kaidah-kaidah yang ada hingga mampu mewujudkan
suasana tatanan yang harmonis
Elemen visual pada komposisi yakni :
1. shape
2. pattern
3. texture
4. contrast
Seorang broadcaster yang pkaliani akan menunjukkan kepada penonton
perubahan bertahap dalam adegan yang diperankan oleh tokoh, dan broadcaster
juga melakukan dengan melengkapi ketukan cerita dan tema secara visual.
Lihatlah dari beberapa adegan sebuah film, bagaimana broadcaster merencanakan
pengambilan gambar mereka secara detail untuk mendapatkan hasil emosional
maksimum.
Pada komposisi baik dalam televisi maupun film, aspek subjek dan
pengadeganan juga termasuk elemen yang menjadi pertimbangan dalam penataan
dan perwujudan sebuah komposisi. Hal ini disebabkan aspek pengadeganan,
pergerakan kamera, penempatan property dalam mise-en-scene juga berdampak
dalam penyusunan komposisi. Di sinilah dibutuhkan kontinuitas yaitu proses
kesinambungan antar gambar,apalagi sebuah shot dalam drama tidak diambil
secara berurutan.
Secara garis besar, sebuah rangkaian cerita dalam tayangan televisi baik drama
maupun nondrama dibangun dengan menyampaikan atau mempertahankan dua
aspek kontinuitas yaitu:
1. kontinuitas ruang
2. kontinuitas waktu
Setiap pengambilan gambar, tokoh akan melakukan pergerakan yang berbeda.
Gambar tersebut harus mempunyai kesinambungan dengan gambar sebelumnya.
Ada lima macam elemen lain kesinambungan, yaitu :
1. Kesinambungan isi cerita
2. Kesinambungan gerak
3. Kesinambungan letidak
4. Kesinambungan dialog

PRODUKSI DAN SIARAN


134 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

5. Kesinambungan suara
Teknik continuity shot juga berpengaruh kepada tahap metode editing continuity
yang merupakan konsep editing yang cukup populer di kalangan editor. Disadari
atau tidak teknik ini banyak dilakukan oleh editor yang belajar secara otodidak.
Inilah dasar konsep editing continuity selain cutting untuk melanjutkan cerita
juga bagaimana agar ada kesinambungan atau matching antar shot. Match atau
kesinambungan antar shot inilah yang ditemukan oleh para tokoh film editing
misalnya: Edwin S.Porter dan Pudkovin yang melanjutkan kiprah G.W Griffith. Dia
menemukan formula agar terjadi kesinambungan antar shot.
Teori ini dinamakan three match cut yang meliputi :
1. Matching The Look
2. Matching The Position
3. Matching The Movement
Jumping paling umum terjadi adalah pada saat menentukan orientasi. Ini akan
menyebabkan penonton bingung ketika menikmati suatu gambar dalam sebuah
film atau tayangan televisi.

TUGAS MANDIRI

Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan tentang konsep dasar cross
shot, menjelaskan secara spesifik teknik pengambilan gambar cross shot, mampu
menjelaskan mengapa mereka perlu menerapkan teknik cross shot dalam sebuah
gambar pada sebuah scene dalam pembuatan film dan televisi, mendeskripsikan
konsep dasar continuity shot, menjelaskan secara spesifik teknik continuity shot
dan mampu menjelaskan dampak dari kesalahan gambar yang tidak continuity.
Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati oleh
guru pengampu.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 135
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan pengertian teknik cross shot !


2. Apa fungsi teknik cross shot dalam sebuah gambar !
3. Buatlah ilustrasi gambar teknik cross shot !
4. Buatlah contoh adegan dari salah satu drama televisi yang kalian pilih ! ( 1
scene ) dan jelaskan makna dalam teknik tersebut !
5. Apa yang dimaksud dengan teknik 180 derajat !
6. Apa yang disebut dengan continuity shot ?
7. Jelaskan minimal 3 tugas DOP !
8. Sebutkan dan uraikan element continuity shot !
9. Sebutkan dan uraikan 2 aspek continuity shot !
10. ]Apabila objek bergerak dari kanan ke kiri pada shot pertama, maka arah
pergerakan yang sama harus terjadi pada shot kedua, kecuali pergerakan
yang menyebrang garis axis diperlihatkan kepada penonton. Ilustrasi cerita
tersebut merupakan gambaran dari element apa?

REFLEKSI

Mempelajari cross shot dan continuity shot memang tidak cukup dalam satu
hari. Perlu referensi lain, misalnya menonton. Nah, berbicara masalah menonton,
ada dua tipe penonton, yaitu tipe penikmat dan tipe pengamat. Penonton tipe
penikmat adalah penonton yang menikmati keasyikan tontonannya, biasaanya
setelah menonton, hanya ada dua komentar, yaitu “bagus ya filmnya”, atau
“jelek ya filmnya”. Sedangkan penonton tipe pengamat adalah penonton yang
mengamati tayangan sepanjang menonton, baik itu mengamati dari segi cerita,
pencahayaan, teknik-teknik kamera, continuity shot dan lain sebagainya. Kalau
kalian ingin menjadi broadcaster atau sineas yang handal , pasti sudah harus
menjadi penonton tipe yang mana?

PRODUKSI DAN SIARAN


136 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

BERBAHASA GAMBAR MELALUI CAMERA MOVEMENT


BAB
DAN CAMERA ANGLE VI

BAB VI BERBAHASA GAMBAR MELALUI CAMERA MOVEMENT DAN


CAMERA ANGLE

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari ragam camera angle dan camera movement, peserta


didik diharapkan mampu memahami konsep dasar, jenis-jenis dan tujuan dari
penggunaan camera angle dan camera movement.

PETA KONSEP

PENDAHULUAN

Camera Angle Camera Movement

KATA KUNCI

Camera angle, camera movement

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 137
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENDAHULUAN

Gambar 6.1 Camera Movement


Sumber: https://cameramantoronto.com/camera-movement-equipment/

Estetika gambar merupakan salah satu output yang harus dipenuhi dalam
memproduksi acara televisi. Estetika gambar yang baik tentu saja dapat lebih
dinikmati dibandingkan dengan tayangan yang tidak dipikirkan dengan matang
tentang estetika gambarnya. Mengapa demikian? Sebab dengan menerapkan
estetika gambar, penonton akan terbawa suasana, memiliki keterikatan emosi
terhadap tayangan yang disajikan.
Menerapkan estetika gambar tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Diperlukan usaha dan pemahaman konsep mengenai pengambilan gambar yang baik
dan teknik-teknik lain yang sekiranya penting untuk dikuasai. Ketika teknik-teknik
tersebut dikuasai dengan baik maka kitapun akan mampu menyajikan gambar yang
baik. Untuk menguasai teknik- teknik tersebut kiranya kita perlu memahami tentang
picturization. Apakah picturization itu? Picturization adalah teknik menghubungkan
gambar satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu seri gambar yang menarik.
Ingat bahwa tayangan merupakan kumpulan dari gambar-gambar yang disusun. Maka
dari itu, penting kiranya menguasai teknik menghubungkan gambar satu dengan
yang lainnya karena hal tersebut merupakan kunci keberhasilan dari rangkaian
gambar pada setiap acara televisi. Teknik menghubungkan gambar yang dimaksud
adalah teknik secara visual, bagaimana kalian mampu memberi kesinambungan
gambar yang akan kalian buat. Untuk mencapai picturization yang baik diperlukan
teknik-teknik pengambilan gambar yang baik, diantaranya adalah camera angle dan
camera movement.

PRODUKSI DAN SIARAN


138 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

A. Kamera Angle

Gambar 6.2 ilustrasi camera angle


Sumber: https://www.studiobinder.com/blog/types-of-camera-shot-angles-in-film/

Dramatisasi gambar, atau bercerita dalam gambar bisa dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satu yang bisa diterapkan untuk mendramatisasi gambar adalah
menerapkan camera angle.
1. Konsep dasar camera angle
Camera angle adalah sudut pengambilan gambar dengan kamera
sehingga menimbulkan perspektif tertentu pada gambar. Tujuan mendasar
penerapan camera angle adalah membentuk kedalaman gambar/dimensi,
menentukan sudut pandang, dan membangun psikologi dalam gambar.
Berbicara tentang Camera Angle  bukan hanya berbicara masalah teknis saja.
Dengan menempatkan kamera dari sudut pandang yang tepat, maka akan
mampu berbicara banyak hal dan menghasilkan nilai dramatisasi dalam
sebuah adegan yang dapat mempengaruhi emosi penonton.
2. Jenis-jenis camera angle
Secara garis besar, camera angle dibagi menjadi tiga:
a. High Angle

Gambar 6.3 high angle


Sumber: https://studioantelope.com/jenis-jenis-angle/

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 139
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

High Angle adalah pengambilan gambar dengan meletakkan kamera di atas


objek atau garis mata objek. Pengambilan angle kamera ini bisa dilakukan
dengan alat bantu tripod, tangga, atau crane, kamera diletakan lebih tinggi
dari subjek. Kesan yang ditimbulkan dari camera angle ini adalah penonton
akan merasa lebih dominan daripada subjek di dalam layar, sebaliknya
subjek akan terlihat kecil, lemah, dan tidak berdaya.
b. Normal angle

Gambar 6.4 normal angle / eye angle


Sumber: https://kinibisa.com/artikel/detail/fotografi-sinematografi/subdetai/photography-skills/read/macam-
macam-angle-fotografi

Normal angle, atau sering disebut juga dengan eye angle adalah sudut
pengambilan gambar dengan meletakkan kamera sejajar dengan mata
objek. Camera angle ini merupakan camera angle yang sering dipergunakan
baik dalam film maupun televisi. Kesan yang diharapkan dari pengambilan
normal angle ini adalah kewajaran dan kesetaraan, Penonton akan merasa
berada di tempat yang sama dengan karakter.

c. Low Angle

Gambar 6.5 low angle


Sumber: https://studioantelope.com/jenis-jenis-angle/

Low angle merupakan sudut pengambilan gambar dengan meletakkan


kamera di bawah objek atau di bawah garis mata objek. Kesan psikologi
yang diharapkan dari low angle adalah objek tampak berkuasa, berwibawa.

PRODUKSI DAN SIARAN


140 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Efek yang dihasilkan pun berkebalikan dengan high angle. Dengan sudut
pengambilan yang rendah maka subjek akan terlihat besar, dominan, dan
berkuasa. Ini merupakan alasan mengapa low angle sering dipakai dalam
film-film action, thriller dan lain sebagainya.
d. Bird’s eye angle

Gambar 6.6 bird’s eye angle


Sumber: https://www.idntimes.com/tech/trend/indra/12-foto-kece-yang-dipotret-pakai-teknik-bird-eye-
kalian-wajib-coba

Seperti namanya, angle kamera ini merupakan angle kamera yang sudut
pandangnya dari atas, seperti perspektif burung. Dengan angle kamera ini,
objek terlihat lebih kecil. Angle kamera ini cocok untuk menggambarkan
gerak-gerik karakter. Selain itu, angle ini juga biasanya dipakai untuk
menggambarkan posisi karakter di dalam sebuah latar tempat. Angle
kamera ini juga bisa digunakan untuk memperlihatkan situasi alam sekitar
dari perspektif atas. Angle ini menjadikan penonton seperti pengamat
yang sedang memperhatikan gerak-gerik suatu subjek.
e. Frog eye camera


Gambar 6.7 frog angle
Sumber: https://www.diykamera.com/tips-menggunakan-komposisi-frog-eye/

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 141
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Frog’s Eye View adalah kebalikan dari bird’s eye view. Kamera diletakkan di
sudut yang sangat rendah dan diarahkan ke subjek. Sesuai namanya, sudut
pengambilan gambar ini seolah-olah diambil dari sudut pandang katak.
Efek yang ditimbulkan dari camera angle ini adalah Penonton akan merasa
subjek terlihat lebih besar, dominan, dan megah.

B. Camera Movement


Gambar 6.8 camera movement
Sumber: https://www.hdvideopro.com/technique/hd-dslr-filmmaking/are-you-sure-
you-want-to-move-that-camera/

Camera movement merupakan salah satu elemen penting untuk memperindah


gambar dan menciptakan gambar sesuai tujuan. Sebelum kita membahas camera
movement, mari kita bahas dulu gerakan dasar yang mendinamisasikan gambar.
1. Gerakan dasar mendinamisasikan gambar
Dalam merencanakan gambar-gambar yang akan dibuat, kita
dihadapkan dengan pemahaman tentang gerakan dasar dalam gambar. Ini
sangat penting mengingat pergerakan kamera merupakan elemen penting
yang memberikan nilai estetika gambar. Fungsi utama gerakan adalah untuk
mendinamisasikan gambar dalam layar. Secara umum, gerakan dasar untuk
mendinamisasikan gambar dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Primary Movement
Primary Movement merupakan gerakan dasar saat artis/subjeknya bergerak
sedangkan kameranya diam tidak bergerak. Sebagai contoh, bayangkan
ada sebuah laptop berada di sebelah kiri sebagai foreground dan pintu
berada di sebelah kanan sebagai background. Laptop dalam posisi terbuka
dan seseorang memasuki ruangan melalui pintu tadi, orang tersebut dalam
perjalanan ke laptopnya menuju kamera, kemudian melipat laptop lalu
memasukkannya ke dalam tas. Dalam proses ini kamera sama sekali tidak
bergerak tetapi mampu menghasilkan gambar yang menunjukkan gambar
orang menuju ke telepon kemudian mengangkatnya. Bila kita amati benar
dalam shot tadi sudah dapat depth dan interest dari perubahan ukuran

PRODUKSI DAN SIARAN


142 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

gambarnya, yakni dari long shot ke medium shot.


Primary movement atau gerakan subjek dibagi menjadi 3 jenis gerakan,
yaitu:
1) Gerakan lateral

Gambar 6.9 gerakan lateral


Sumber: dokumen pribadi

Gerakan lateral adalah gerakan mendatar/arah horizontal dari kiri


frame menuju ke kanan frame, atau sebaliknya. Gerakan ini bisa
disajikan dalam gambar. Namun perlu diingat bahwa gerakan ini
merupakan gerakan flat sehingga jika terlalu sering disajikan akan
menimbulkan kesan monoton.
2) Gerakan diagonal

Gambar 6.10 gerakan diagonal


Sumber: dokumen pribadi

Gerakan diagonal adalah gerakan yang dilakukan dari pojok frame


bagian atas ke pojok frame bagian bawah membentuk huruf X.
Gerakan ini bagus disajikan ke dalam frame karena akan memberikan
kesan kedalaman pada gambar.
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 143
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

3) Gerakan Walking in / walking out

Gambar 6.11 gerakan walking in/ walking out


Sumber: dokumen pribadi
Gerakan walking in/walking out merupakan gerakan pengembangan
dari gerakan diagonal, pergerakan subjek bisa dari berbagai
arah. Gerakan ini baik diaplikasikan ke dalam frame karena akan
menimbulkan ada kesan kedalaman pada gambar.
b. Secondary Movement
Secondary movement merupakan gerakan dasar saat kameranya bergerak
sedangkan artis/ subjeknya diam. Dalam proses pengambilan gambar yang
menggunakan gerakan dasar secondary movement ini, kamera harus aktif
mencari sudut gambar, aktif bergerak dengan memanfaatkan kemungkinan
gerakan kamera. Tujuan gerakan dasar ini adalah untuk mendapatkan
berbagai variasai gambar sehingga gambar yang dihasilkan lebih menarik.
c. Tersier Movement
Tersier Movement atau sering disebut juga dengan gerakan kombinasi
adalah proses untuk mendapatkan gambar saat kamera dan artis/
subjeknya saama-sama bergerak. Dalam penerapan pergerakannya,
biasanya hanya head kamera saja yang bergerak. Tujuan pergerakan tersier
ini adalah untuk mendapatkan depth of interest

2. Jenis-jenis pergerakan kamera


Untuk menghilangkan stigma monoton pada gambar, diperlukan
adanya pergerakan kamera. Pergerakan kamera atau lebih sering dikenal
dengan istilah camera movement adalah teknik pengambilan gambar yang
menggerakkan kamera dengan maksud untuk memberi kesan tertentu sesuai
tuntutan naskah. Camera movement memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memberi kesan dramatis pada gambar.
b. Memberi nilai estetika pada gambar.
c. Menghilangkan kesan monoton pada gambar.
d. Memperlihatkan situasi di sekitar objek.
PRODUKSI DAN SIARAN
144 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

e. Mempertegas ekspresi.
f. Mendinamisasikan gambar.
Secara garis besar, perubahan gambar dalam satu shot terjadi karena
adanya pergerakan kamera. Pergerakan kamera dibagi menjadi tiga, yaitu
pergerakan lensa, pergerakan kepala kamera dan pergerakan badan kamera.
a. Pergerakan Lensa


Gambar 6.12 Anatomi lensa
Sumber: http://belfot.com/ilustrasi-bagian-lensa/

Pergerakan lensa adalah pergerakan yang terjadi pada bagian lensa


sehingga memberi perubahan pada gambar dalam satu shot. Pergerakan
lensa dibagi menjadi 2, yaitu zoom in dan zoom out. Zoom in adalah
pergerakan lensa kamera yang dilakukan untuk mendekati subjek. Secara
teknis, zoom ini dilakukan dengan menggerakkan lensa dari wide angle
lens (gambar yang luas) menuju narrow angle lens (gambar yang sempit).
Tujuan zoom ini adalah untuk menyajikan pada frame bahwa objek yang
diambil dinilai penting. Sedangkan Zoom out adalah perubahan lensa
kamera yang dilakukan untuk menjauhi subjek. Secara teknis, zoom out
dilakukan dengan menggerakan lensa dari narrow angle lens (gambar
yang sempit) menuju ke wide angle lens (gambar yang luas). Tujuan zoom
out adalah untuk menggambarkan objek berada dalam suasana tersebut.
Pada kamera DSLR, zoom in dan zoom out bisa dilakukan dengan
memutar zoom ring pada bagian lensa. Sedangkan pada kamera video
seperi kamera ENG, EFP dan kamera studio, zoom in dan zoom out bisa
dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, kalian bisa memutar zoom ring
pada bagian kamera seperti halnya kamera DSLR sedangkan cara kedua
adalah menekan tombol zoom in zoom out yang biasanya disediakan
pada kamera video.
b. Pergerakan badan kamera
Pergerakan badan kamera adalah pergerakan yang dilakukan oleh badan
kamera sehingga menimbulkan kesan perubahan gambar dalam satu
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 145
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

shot. Pergerakan badan kamera dibagi menjadi dua, yaitu panning dan
tilting.
1) Panning

Gambar 6.13 Ilustrasi panning


Sumber: dokumen pribadi

Panning adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan kepala


kamera kearah horizontal tanpa mengubah posisi kamera. Ditinjau
dari arah pergerakannya, panning dibagi menjadi dua, yaitu panning
left dan panning right. Panning left adalah pergerakan kamera
horizontal ke arah kiri. Sedangkan panning right adalah pergerakan
kepala kamera secara horizontal ke arah kanan.

Gambar 6.14 Simbol gerakan panning


Sumber: dokumen pribadi

Panning merupakan salah satu pergerakan kamera yang sering


digunakan dalam syuting. Ketika syuting panning disimbolkan dengan
simbol menyerupai huruf V dan ditambah arah panah.
Melalui panning, sutradara atau director bisa memvisualkan tujuan
gambar yang dibangunnya. Untuk itu ditinjau dari tujuannya, panning
dibagi empat macam, yaitu follow pan, surving pan, interrup pan dan
whipe pan.
a) Follow pan
Follow pan adalah pergerakan kamera yang mengikuti sebuah
gerakan subjek dengan menggerakan panning kekiri/kanan. Dalam
penggunaannya, follow pan pada type shot long shot (LS) bertujuan

PRODUKSI DAN SIARAN


146 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

untuk melihat hubungan subjek dengan lingkungannya. Selain itu


melalui follow pan ini interaksi visual subjek dengan background
yang bergerak dapat menciptakan dampak yang dinamis (dynamic
composition) sehingga menjadi salah satu komposisi yang menarik.
b) Surving pan
Surving pan adalah pergerakan panning secara halus. Melalui
surving pan penonton diajak untuk melihat lingkungannya
sehingga menimbulkan unsur-unsur dramatik dan timbul keinginan
penonton untuk mengetahui lebih mendalam.
c) Interrup pan
Interrup Pan adalah pergerakan panning yang halus, kemudian
dengan tiba-tiba dihentikan. Tujaun penggunaan interrup pan ini
untuk menghubungkan dua buah subjek yang terpisah satu dengan
lainnya sehingga menjadi satu kesatuan.
d) Whipe pan
Whipe pan adalah gerakan panning yang dilakukan dengan cepat
sehingga tidak dapat memperhatikan rincian gambarnya. Whipe
pan bertujuan untuk menciptakan hubungan. subjek-subjek yang
dinamis.
Gerakan panning adalah gerakan kamera yang umum dilakukan ketika
memproduksi acara televisi. Mengapa demikian?karena gerakan
panning memiliki beberapa tujuan dalam gambar yang dihasilkan.
Tujuan dan manfaat gerakan panning dalam frame adalah sebagai
berikut:
a) Menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene yang
sama
b) Dapat menciptakan kontinuitas titik perhatian
c) Dapat mengubah titik perhatian
d) Dapat memperlihatkan sebab akibat
e) Dapat memberikan perbandingan
f ) Dapat memperpendek waktu
g) Dapat menyebabkan perubahan nilai dramatik
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa panning adalah
gerakan kepala kamera ke kiri dan ke kanan. Untuk mendapatkan
tujuan dan manfaat gerakan panning, perlu melakukan gerakan
kamera dengan baik.
Berikut tips melakukan panning dengan baik:
a) Menggerakkan panning secara halus dapat menimbulkan
keuntungan dan kerugian.
b) Apabila melakukan panning yang halus terhadap subjek terus
menerus maka hal tersebut akan meningkatkan daya tarik dan
membangun klimaks.
c) Menggerakkan panning secara periodik dan tidak mempunyai
motivasi justru akan menghilangkan titik perhatian penonton
kepada gambar tersebut.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 147
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

2) Tilting


Gambar 6.15 gerakan kamera tilting
Sumber: dokumen pribadi

Tilt adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala


kamera ke arah vertikal tanpa mengubah posisi kamera.


Gambar 6.16 simbol gerakan kamera tilt
Sumber: dokumen pribadi

Tilt dibagi menjadi dua macam yaitu tilt up dan tilt down. Tilt up adalah
teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala kamera ke
atas. Tujuan pergerakan kamera tilt up untuk menyajikan ketinggian
suatu objek. Melalui rasa keingintahuan yang ada, menggerakan
kamera ini dapat digunakan untuk membangkitkan kesan gedung yang
tinggi, atau menggambarkan kedalaman yang mengerikan. Sedangkan
tilt down adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan
kepala kamera ke arah bawah. Tujuan pergerakan kamera tilt down
untuk menunjukkan keberadaan suatu objek yang berada di bawah.

PRODUKSI DAN SIARAN


148 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

c. Pergerakan badan kamera


1) Track

Gambar 6.17 Track


Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Track adalah pergerakan yang melibatkan seluruh badan kamera dengan


atau tanpa tripod/dolly. Pergerakan track sering disebut juga dengan
dolly. Pergerakan ini dibagi menjadi dua, yaitu track in dan track out.
Track in/dolly in adalah pergerakan badan kamera yang dilakukan untuk
mendekati objek. Sedangkan track out/dolly out adalah pergerakan
seluruh badan kamera yang dilakukan untuk menjauhi objek. Secara
teknis aplikasi pergerakan track/dolly pada kamera studio biasanya
menggunakan dolly. Di bawah dolly dipasang roda yang bisa digerakkan
maju mundur.
Secara output atau hasil, pergerakan track hampir sama dengan zoom.
Tetapi ada beberapa perbedaan baik secara teknis maupun secara
perspektif. Secara teknis pergerakan track/dolly adalah pergerakan
yang dilakukan dengan memajumemundurkan kamera. Dengan
memajumemundurkan badan kamera, fokus gambar mudah terjaga.
Selain itu, perspektif yang dihasilkan pada gambar tersebut berubah
sehingga gambar yang dihasilkan menjadi lebih hidup dan wajar.
Sedangkan pergerakan zooming, secara teknis hanya menggerakan
lensa kamera dari wide angle lens (sudut yang luas) ke narrow angle
lens (sudut yang sempit) dan sebaliknya. Dengan pergerakan lensa ini
maka fokus gambar sulit dikendalikan, dan juga perspektif gambar
yang dihasilkan dari zooming tetap sehingga gambar yang dihasilkan
terkesan kurang wajar dan kurang hidup.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 149
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

2) Crab/Truck

Gambar 6.18 pergerakan kamera crab/ truck


Sumber: https://docplayer.info/44100502-Praktikum-iii-pergerakan-kamera.html

Pergerakan crab atau sering disebut juga dengan truck merupakan


pergerakan yang dilakukan seluruh badan kamera ke arah horizontal
ke kiri dan ke kanan. Pergerakan ini dilakukan dengan tujuan
menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal
dan menunjukkan perubahan latar belakang.
3) Swing

Gambar 6. 19 teknik pergerakan kamera swing


Sumber: https://docplayer.info/44100502-Praktikum-iii-pergerakan-kamera.html

PRODUKSI DAN SIARAN


150 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

MATERI PEMBELAJARAN

Pergerakan kamera swing merupakan pergerakan seluruh badan


kamera ke kiri dan ke kanan membentuk oval dengan tujuan untuk
menunjukkan keberadaan objek, dan tetap mempertahankan komposisi
awal. Perbedaan pergerakan kamera crab dengan swing adalah dari
segi pergerakannya. Crab/truck bergerak searah garis lurus horizontal,
sedangkan swing bergerak membentuk oval, baik setengah lingkaran
maupun satu lingkaran penuh (seperti bergerak mengelilingi objek).
4) Crane

Gambar 6.20 crane


Sumber: https://episode11productions.com/services-view/cinematic-video-style/

Pergerakan crane merupakan pergerakan seluruh badan lensa yang


dilakukan dengan memasang kamera pada crane sehingga kamera
bisa lebih bebas bergerak dan menjangkau objek. Pergerakan kamera
menggunakan crane terlihat lebih baik karena efek pergerakan kamera
ini seperti kamera yang melayang di udara.

3. Tips Melakukan Pergerakan Kamera


Menggerakan kamera yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan
gambar yang baik. Selain itu pergerakan gambar yang sempurna akan
mencapai tujuan gambar itu sendiri. Akan tetapi sering terjadi kendala teknis
dalam pergerakan kamera dan hal ini yang harus diperhatikan dengan baik.
Berikut tips yang harus diperhatikan saat melakukan pergerakan kamera:
a. Head tripod untuk pergerakan vertikal dan horizontal harus smooth
(pergerakan terbatas/statis)
b. Dolly tripod rodanya masih bisa berputar tanpa hambatan (pergerakkan
menyeluruh/dinamis)

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 151
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

CAKRAWALA

Gambar 6.21 ilustrasi panoramic shot


Sumber: https://filmphotographyproject.com/content/features/2012/05/panoramic-photography-broaden-your-
horizons/

Dalam pergerakan panning dikenal dengan dua gerakan panning dasar, yaitu pan
left dan pan righ, dan ada satu lagi gerakan panning yang memiliki nama khusus/
tersendiri yang disebut dengan panoramic shoot. Panoramic shoot adalah gerakan
panning yang dilakukan beberapa saat ke sejumlah objek.

JELAJAH INTERNET

Untuk meningkatkan wawasanmu tentang


camera movement dan camera angle, kalian bisa
menjelajahi dunia maya secara mandiri. Dunia
internet sangat luas. Banyak materi yang bisa kalian
dapatkan di internet untuk menambah khanazah
pengetahuan kalian.
Melalui Internet kalian akan mendapatkan lebih
banyak wawasan tentang camera angle dan camera
movement untuk menambah keahlian kalian. Salah
satu website yang bisa kalian akses adalah https://
studioantelope.com/ atau bisa scan di sini.

PRODUKSI DAN SIARAN


152 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

1. Picturization adalah teknik menghubungkan gambar satu dengan yang


lainnya sehingga menjadi satu seri gambar yang menarik.
2. Dramatisasi gambar atau bercerita dalam gambar bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mendramatisasikan
gambar adalah menerapkan camera angle.
3. Camera angle adalah sudut pengambilan gambar dengan kamera sehingga
menimbulkan perspektif tertentu pada gambar.
4. Tujuan mendasar penerapan camera angle adalah membentuk kedalaman
gambar/dimensi, menentukan sudut pandang, dan membangun psikologi
dalam gambar.
5. High angle adalah pengambilan gambar dengan meletakkan kamera di atas
objek atau garis mata objek.
6. Kesan yang ditimbulkan dari camera angle ini adalah penonton akan merasa
lebih dominan daripada subjek di dalam layar dan subjek akan terlihat kecil,
lemah, dan tidak berdaya.
7. Normal angle, atau sering disebut juga dengan eye angle adalah sudut
pengambilan gambar dengan meletakkan kamera sejajar dengan mata objek.
8. Kesan yang diharapkan dari pengambilan normal angle adalah kewajaran
dan kesetaraan. Penonton akan merasa berada di tempat yang sama dengan
karakter.
9. Low angle merupakan sudut pengambilan gambar dengan meletakkan kamera
di bawah objek atau di bawah garis mata objek.
10. Efek yang dihasilkan dari low angle adalah subjek akan terlihat besar, dominan,
dan berkuasa.
11. Angle camera merupakan angle camera yang sudut pandangnya dari atas,
seperti perspektif burung
12. Bird’s eye angle bertujuan untuk memperlihatkan objek dengan situasi sekitar
dari atas.
13. Primary Movement merupakan gerakan dasar ketika artis/subjeknya bergerak
sedangkan kameranya diam tidak bergerak.
14. Primary movement atau gerakan subjek dibagi menjadi 3 jenis gerakan
yaitu:lateral, diagonal dan walking in/walking out.
15. Gerakan lateral adalah gerakan mendatar/arah horizontal dari kiri frame
menuju ke kanan frame, atau sebaliknya.
16. Gerakan diagonal adalah gerakan yang dilakukan dari pojok frame bagian atas
ke pojok frame bagian bawah membentuk huruf X
17. Gerakan walking in/walking out adalah gerakan pengembangan dari gerakan
diagonal, pergerakan subjek dan bisa dari berbagai arah.
18. Secondary movement merupakan gerakan dasar saat kameranya bergerak
sedangkan artis/subjeknya diam.
19. Tersier movement, atau sering disebut juga dengan gerakan kombinasi adalah
proses untuk mendapatkan gambar ketika kamera dan artis/ subjeknya sama-
sama bergerak.
20. Camera movement adalah teknik pengambilan gambar yang menggerakkan

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 153
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

kamera dengan maksud untuk memberi kesan tertentu sesuai tuntutan


naskah.
21. Camera movement memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memberi kesan dramatis pada gambar.
b. Memberi nilai estetika pada gambar.
c. Menghilangkan kesan monoton pada gambar.
d. Memperlihatkan situasi di sekitar objek.
e. Mempertegas ekspresi.
f. Mendinamisasi gambar.
22. Pergerakan kamera dibagi menjadi tiga yaitu pergerakan lensa, pergerakan
kepala kamera dan pergerakan badan kamera.
23. Pergerakan lensa adalah pergerakan yang terjadi pada bagian lensa sehingga
memberi perubahan pada gambar dalam satu shot.
24. Pergerakan lensa dibagi menjadi 2 yaitu zoom in dan zoom out.
25. Zoom in adalah pergerakan lensa kamera yang dilakukan untuk mendekati
subjek. Secara teknis, zoom in dilakukan dengan menggerakkan lensa dari
wide angle lens (gambar yang luas) menuju narrow angle lens (gambar yang
sempit).
26. Tujuan zoom in untuk menyajikan pada frame bahwa objek yang diambil
dinilai penting.
27. Zoom out adalah perubahan lensa kamera yang dilakukan untuk menjauhi
subjek. Secara teknis, zoom out dilakukan dengan menggerakan lensa dari
narrow angle lens (gambar yang sempit) menuju ke wide angle lens (gambar
yang luas).
28. Tujuan zoom out adalah untuk menggambarkan objek berada dalam suasana
tersebut.
29. Pergerakan badan kamera adalah pergerakan yang dilakukan oleh badan
kamera sehingga menimbulkan kesan perubahan gambar dalam satu shot.
30. Pergerakan badan kamera dibagi menjadi dua, yaitu panning dan tilting
31. Panning adalah pengambilan gambar dengan menggerakkan kepala kamera
kearah horizontal tanpa mengubah posisi kamera.
32. Panning dibagi menjadi dua, yaitu panning left dan panning right.
33. Panning left adalah pergerakan kamera horizontal ke arah kiri.
34. Panning right adalah pergerakan kepala kamera secara horizontal ke arah
kanan.
35. Ditinjau dari tujuannya, panning dibagi empat macam, yaitu follow pan,
surving pan, interrup pan dan whipe pan.
36. Follow pan adalah pergerakan kamera yang mengikuti sebuah gerakan subjek
dengan gerakan panning kekiri/kanan.
37. Surving pan adalah pergerakan panning secara halus.
38. Interrup pan adalah pergerakan panning yang halus kemudian dengan tiba-
tiba dihentikan.
39. Tujuan penggunaan interrup pan adalah untuk menghubungkan dua buah
subjek yang terpisah satu dengan lainnya sehingga menjadi satu kesatuan.
40. Whipe pan adalah gerakan panning yang dilakukan dengan cepat, sehingga
tidak dapat memperhatikan rincian gambarnya.

PRODUKSI DAN SIARAN


154 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

RANGKUMAN

41. Whipe pan bertujuan untuk menciptakan hubungan yang dinamis subjek-
subjek.
42. Tujuan dan manfaat gerakan panning dalam frame adalah sebagai berikut:
a. Menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene yang sama
b. Dapat menciptakan kontinuitas titik perhatian.
c. Dapat mengubah titik perhatian.
d. Dapat memperlihatkan sebab akibat.
e. Dapat memberikan perbandingan.
f. Dapat memperpendek waktu.
g. Dapat menyebabkan perubahan nilai dramatis.
43. Tilt adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala kamera
ke arah vertikal tanpa mengubah posisi kamera.
44. Tilt up adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala
kamera ke atas.
45. Tujuan dari pergerakan kamera Tilt up adalah untuk menyajikan ketinggian
suatu objek.tilt down adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan
kepala kamera ke arah bawah.
46. Tujuan dari pergerakan kamera tilt down adalah untuk menunjukkan
keberadaan suatu objek yang berada di bawah.
47. Track adalah pergerakan yang melibatkan seluruh badan kamera dengan atau
tanpa tripod/dolly. Track in/dolly in adalah pergerakan badan kamera yang
dilakukan untuk mendekati objek.
48. Track out/dolly out adalah pergerakan seluruh badan kamera yang dilakukan
untuk menjauhi objek.
49. Track dan zoom secara hasil hampir sama tetapi memiliki perbedaan mendasar.
50. Fokus gambar yang dihasilkan track mudah terjaga sedangkan fokus gambar
yang dihasilkan zooming tidak terjaga.
51. Perspektif yang dihasilkan track berubah dan gambar lebih hidup sedangkan
perspektif gambar yang dihasilkan zoom tetap sehingga gambar kurang baik
dan kurang wajar
52. Crab/truck merupakan pergerakan yang dilakukan seluruh badan kamera ke
arah horizontal ke kiri dan ke kanan.
53. Tujuan crab adalah menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan
komposisi awal dan menunjukkan perubahan latar belakang.
54. Pergerakan kamera swing merupakan pergerakan seluruh badan kamera ke
kiri dan ke kanan membentuk oval.
55. Pergerakan crane merupakan pergerakan seluruh badan lensa yang dilakukan
dengan memasang kamera pada crane sehingga kamera bisa lebih bebas
bergerak dan menjangkau objek.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 155
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

TUGAS MANDIRI

Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan tentang konsep dasar camera
movement, menspesifikasikan jenis-jenis camera movement dan Tugas dikerjakan
dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati dengan guru
pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan perbedaan zoom dengan track!


2. Sebutkan dan jelaskan 3 gerakan mendinamisasi gambar!
3. Jelaskan fungsi camera movement!
4. Sebutkan tujuan gerakan panning!
5. Jelaskan konsep interrup pan dan fungsinya!
6. Sebutkan camera movement yang dilakukan oleh kepala kamera!
7. Sebutkan dan jelaskan fungsi camera movement yang dilakukan oleh lensa
kamera!
8. Bagaimana pergerakan kamera menggunakan crane dan jelaskan fungsinya!
9. Jelaskan crab/ truck
10. Jelaskan perbedaan mendasar crab dan swing!

REFLEKSI

Setelah mempelajari camera angle dan camera movement tentunya kalian


mengetahui setiap fungsi pergerakan kamera tersebut. Dari materi yang sudah
dikupas,materi apa yang masih membingungkan? Jika kalian masih bingung,
jangan ragu untuk bertanya kepada gurumu.Kalian akan lebih paham jika langsung
bertanya kepada gurumu. Jangan pernah malu bertanya karena kata pepatah
“malu bertanya sesat di jalan”.

PRODUKSI DAN SIARAN


156 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR


SEMESTER GENAP
A. SOAL PILIHAN GANDA
Pilih satu jawaban yang paling benar!

1. Sambungan satu shot dengan shot berikutnya dilakukan jika ada kesinambungan
secara pergerakannya yang disebut....
A. Matching The Movement
B. Matching The Position
C. Matching The Look
D. Matching The Content
E. Matching The Key

2. Perhatikan daftar berikut ini!


(1) Shape
(2) pattern
(3) texture
(4) contrast
(5) Place
(6) Imagination
(7) Role
Dari daftar tersebut yang bukan merupakan unsur visual komposisi adalah...
A. (4) dan (1)
B. (2) dan (3)
C. (6) dan (7)
D. (3) dan (1)
E. (1) dan (3)

3. Isyarat yang digunakan oleh sutradara agar proses pengambilan gambar berjalan
dengan baik disebut….
A. clue
B. cue
C. isyarat
D. command hand
E. perintah terselubung

4. Proses kalibrasi warna dengan cara menggunakan color bar berfungsi….


A. sebagai awal program
B. sebagai pelengkap grafis
C. sebagai color correction
D. sebagai adjustment color
E. untuk white balance

5. FD Stand By !, Audio Stand By !, Chargen Stand By !, VT Stand By !,


Lighting Stand By !, Switcher Stand By !, Kamera 1 Stand By... Kamera 2 Stand By...
Kamera 3 Stand By... ! Dst, All Crew Stand By ! Isyarat tersebut sering disebut…

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 157
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. clue
B. cue
C. command hand
D. isyarat
E. perintah terselubung

6. Menjelang pengambilan gambar pada proses produksi multi camera system


yang dilakukan oleh asisten sutrdara adalah….
A. menyiapkan talent di lokasi
B. menjelaskan aba-aba kepada talent
C. meneruskan aba-aba dari pengarah acara
D. melakukan casting
E. menyiapkan kru di ruang kontrol

7. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar tersebut adalah..


A. Jimmy jib
B. Porta jib
C. Dolly track
D. Steadycam
E. Tripod

8. Sudut pengambilan gambar dengan kamera sehingga menimbulkan perspektif


tertentu pada gambar disebut....
A. Camera Angle
B. Camera Movement
C. Type Of Shot
D. Cue
E. Canted Shot

9. Angle camera yang pengambilan gambarnya menimbulkan kesan subjek terlihat


lebih kecil, lemah, dan tidak berdaya adalah....

PRODUKSI DAN SIARAN


158 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. High Angle
B. Eye Angle
C. Low Angle
D. Bird Angle
E. Frog Eye Angle

10. Sudut pengambilan gambar dengan meletakkan kamera di bawah objek atau di
bawah garis mata objek disebut dengan....
A. High Angle
B. Eye Angle
C. Low Angle
D. Bird Angle
E. Frog Eye Angle

11. Gerakan dasar saat artis /subjeknya bergerak sedangkan kameranya diam tidak
bergerak disebut....
A. Primary Movement
B. Secondary Movement
C. Tersier Movement
D. Camera Movement
E. Crazy Movement

12. Perhatikan uraian berikut ini!


(1) Memberi kesan dramatis pada gambar
(2) Memberi nilai estetika pada gambar
(3) Menghilangkan kesan monoton pada gambar
(4) Memperlihatkan situasi di sekitar objek
Yang termasuk fungsi camera movement adalah....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (1) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. semua benar

13. Yang bukan merupakan pergerakan kepala kamera adalah....


A. Tilt Up
B. Til Down
C. Pann Right
D. Pan Left
E. Zoom

14. Yang merupakan pergerakan badan kamera adalah....


A. Panning
B. Tilting
C. Zooming

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 159
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. Tracking
E. salah semua

15. Yang merupakan pergerakan seluruh badan kamera ke kiri dan ke kanan mem-
bentuk oval dengan tujuan untuk menunjukkan keberadaan objek dengan mem-
pertahankan komposisi awal disebut....
A. Track
B. Swing
C. Crab
D. Truck
E. Panning

16. Perhatikan gambar berikut ini!

Sumber:https://docplayer.info/44100502-Praktikum-iii-pergerakan-kamera.html

Pergerakan kamera seperti pada gambar di atas disebut....


A. Swing
B. Tracking
C. Panning
D. Crab
E. Truck

17. Picturization adalah …


A. teknik menghubungkan gambar satu dengan yang lainnya sehingga menja-
di satu seri gambar yang menarik.
B. sudut pengambilan gambar dengan kamera sehingga menimbulkan pers-
pektif tertentu pada gambar.
C. gerakan dasar saat artis/subjeknya bergerak sedangkan kameranya diam
tidak bergerak.

PRODUKSI DAN SIARAN


160 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. gerakan dasar saat kameranya bergerak sedangkan artis/subjeknya diam.
E. teknik pengambilan gambar yang menggerakkan kamera dengan maksud
untuk memberi kesan tertentu sesuai tuntutan naskah.

18. Yang bukan merupakan tugas DOP adalah....


A. Mengarahkan sudut pengambilan kamera untuk menghasilkan perekaman
visual sehingga tercapai kualitas teknis, artistik, dan dramatik sesuai konsep
visual.
B. Menjaga dan mengarahkan kesinambungan visual (continuity)
C. Mengkoordinasikan teknik perekaman visual kepada tim departemen
kamera.
D. Mengkoordinasikan pemain dan mengatur jadwal syuting.
E. Menjaga kesinambungan tata cahaya.

19. Panning secara tujuan memiliki beberapa jenis. Teknik panning yang digunakan
untuk menghubungkan dua buah subjek yang terpisah satu dengan lainnya seh-
ingga menjadi satu kesatuan disebut....
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Lock Pan

20. Gerakan panning yang dilakukan beberapa saat ke sejumlah objek disebut....
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Panoramic Shoot

21. Yang bukan merupakan pergerakan seluruh badan kamera adalah....


A. Track In Ou
B. Dolly In Out
C. Pann Left Right
D. Swing
E. Crab

22. Gerakan mendatar/arah horizontal dari kiri frame menuju ke kanan frame, atau
sebaliknya disebut....
A. gerakan lateral
B. gerakan diagonal
C. gerakan normal
D. gerakan walking in walking out
E. gerakan formal

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 161
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
23. Tujuan utama zoom in adalah....
A. menyajikan pada frame bahwa objek yang diambil dinilai penting.
B. menggambarkan objek berada dalam suasana tersebut.
C. menghubungkan dua buah subjek yang terpisah satu dengan lainnya seh-
ingga menjadi satu kesatuan.
D. menciptakan hubungan yang dinamis subjek-subjek.
E. menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal dan
menunjukkan perubahan latar belakang.

24. Kontinuitas dialog yang terwujud dalam percakapan para pemeran sesuai den-
gan tuntun cerita dan logika visual disebut....
A. Continuity of Sound
B. Continuity of Dialogue
C. Continuity of Position
D. Continuity of Movement
E. Continuity of Content

25. Panning yang dilakukan dengan cepat, sehingga tidak dapat memperhatikan rin-
cian gambarnya disebut....
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Panoramic Shoot

26. Tujuan pergerakan crab adalah...


A. agar kamera bisa lebih bebas bergerak dan menjangkau objek.
B. menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal
dan menunjukkan perubahan latar belakang.
C. menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene yang sama.
D. dapat menciptakan kontinuitas titik perhatian.
E. dapat mengubah titik perhatian.

27. Pergerakan panning yang halus, kemudian dengan tiba-tiba dihentikan disebut….
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Panoramic Shoot

28. Follow pan adalah....


A. pergerakan kamera yang mengikuti sebuah gerakan subjek dengan gera-
kan panning kekiri/kanan.
B. pergerakan panning secara halus.
C. pergerakan Panning yang halus, kemudian dengan tiba-tiba dihentikan.

PRODUKSI DAN SIARAN


162 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. gerakan Panning yang dilakukan dengan cepat, sehingga tidak dapat mem-
perhatikan rincian gambarnya.
E. gerakan yang Menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene
yang sama.

29. Tujuan utama dari camera angle adalah....


A. sebagai variasi gambar saja
B. membentuk kedalaman gambar/ dimensi
C. menentukan sudut pandang
D. membangun psikologi dalam gambar
E. b, c, d benar

30. Teknik dengan menampilkan satu karakter dan melibatkan karakter lainnya dise-
but...
A. Cross shot
B. Continuity Shot
C. Swing
D. Off Shot
E. Crab

B. SOAL URAIAN
1. Sebutkan dan jelaskan 3 gerakan mendinamisasi gambar!
2. Jelskan fungsi camera movement!
3. Jelaskan perbedaan antara single camera dan multi camera!
4. Sebutkan dan uraikan 2 aspek dari continuity shot !
5. Apabila objek bergerak dari kanan ke kiri pada shot pertama, maka arah
pergerakan yang sama harus terjadi pada shot kedua, kecuali pergerakan
yang menyebrang garis axis diperlihatkan kepada penonton. Ilutrasi cerita
tersebut merupakan gambaran dari element apa?

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 163
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Bagti, Diana Amelia. Teori Kamera. https://www.slideshare.net/ DianaAmelia


Bagti/tata-cahaya-materi-teori-kamera. Diakses pada tanggal 27 November 2019
Fachruddin, Andi. 2014. Dasar-dasar produksi televisi: produksi berita, feature,
laporan investigasi, dokumenter dan teknik editing. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
Frame, Adam. Frame rate and refresh rate: similar but different!. https://www.
epiphan.com/blog/frame-rate-refresh-rate/. Diakses pada tanggal 22 November
2019.
I kadek puriartha, Ni Kadek Dwiyani. 2016. Analisa Three Point Lighting pada film
Cerita Si Joko. Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar.
Kartini, Gabriela Rosari Rindra. 2016. Implementasi Teknik Camera Blocking da-
lam Pembuatan Film Pendek Harmoni. Batam: UIB Repository.
Linda Ayu Puspita Dewi. 2010. Peran operator kamera studio dalam proses pro-
duksi dalam program acara icip icip di LPP TVRI Jawa Timur.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Mardiyah, Fatimah. Elements of the Shot, 6 Jurus Dasar Jurnalis Video. https://
tempo-institute.org/berita/elements-of-the-shot/. Diakses pada tanggal 7 desember
2019.
Naratama. 2014. Menjadi sutradara televisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
Pusdiklat TVRI. 2008. Komposisi dan Transisi Gambar. Jakarta: Pusdiklat TVRI.
Zoebazary, Ilham. 2010. Kalians istilah televisi & film. Jakarta: PT. Gramedia Pus-
tidaka Utama.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR


Agencies, Casting. How to Be a TV Cameraman. https://www.castingagencies
directory.com/blog/how-to-be-a-tv-cameraman. Diakses pada tanggal 2 Desember
2019.
Ajim, Nanang. Jenis-jenis lampu panggung teater. https://www.mikirbae.com/
2016 /08/jenis-jenis-lampu-panggung-teater.html. Diakses pada tanggal 16 Novem-
ber 2020
Alexharkness. When to break the 180 degree rule. https://alexharkness.com/
when- to-break-the-180-degree-rule/. Diakses pada tanggal 27 Novmber 2019.
Antelope, Studio. Jenis-jenis angle. https://studioantelope.com/jenis-jenis-an-
gle/. Diakses pada tanggal 26 November 2019.
______________ Mari membahas Aturan 180 derajat. https://studioantelope.
com/ membahas-aturan-180-derajat/. Diakses pada tanggal 26 November 2019.
______________ Istilah shot dalam film. https://studioantelope.com/istilah-shot-
dalam-film/. Diakses pada 29 November 2019.
Bagti, Amela Diana. Tata Cahaya - Materi : Teori Kamera. https://www.slide share.
net/DianaAmeliaBagti/tata-cahaya-materi-teori-kamera. Diakses pada tanggal 21 no-
vember 2019.
Barrance, Tom. Continuity: Shoot and Edit so your Movie Makes Sense. https://
learnaboutfilm.com/film-language/sequence/. Diakses pada 12 November 2019.

PRODUKSI DAN SIARAN


164 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA

Belfot. Ilustrasi: Mengenal Bagian Utama Sebuah Lensa. http://belfot.com/ilus


trasi-bagian-lensa/. Diakses pada tanggal 30 November 2019.
Bhphotovideo. ETC 400RS Drop-in Iris for Source 4 Ellipsoidal Spotlight. Sumber
: https://www.bhphotovideo.com/c/product/435143-REG/ETC_ 7060A101 2_400RS_
Drop_in_Iris_for.html. diakses pada tanggal 1 Desember 2019.
____________. Phottix Pro Snoot and Gels. https://www.bhphotovideo.com/c/
product /1175538-REG/phottix_ph82325_pro_snoot_and_gels.html. Diakses pada
tanggal 25 November 2019.
Bookmyshow. 8 Fakta kengerian film danur. https://id.bookmyshow.com/
blog-hiburan/8-fakta-kengerian-film-danur/. Diakses pada 18 November 2019.
British Cinematographer. Bb&S Intros Compact Beamlight Family At Ibc 2018.
https://britishcinematographer.co.uk/bbs-intros-compact-beamlight-family-at-
ibc-2018/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2019.
Broadcaster. Pengenalan Kamera Efp Sony Dxc-D50. http://www.broadcaster.id/
pengenalan-kamera-efp-sony-dxc-d50/#prettyPhoto/0/. Diakses pada tanggal 26
november 2019.
Brockett, Dan. Are You Sure You Want To Move That Camera? https://www.hd
videopro.com/technique/hd-dslr-filmmaking/are-you-sure-you-want-to-move-that-
camera/. Diakses pada tanggal 27 November 2019.
Bruno. Kamera Polaroid. https://pixabay.com/id/photos/kamera-polaroid-fo-
to-rasa-rindu-2806902/ diakses pada tanggal 1 Maret 2020.
Burleson, Anna. Sony HDR-CX405 Handycam Review.https://www.topten re-
views.com/hd-camcorders-sony-hdr-cx405-review. Diakses pada tanggal 4 desember
2019.
Butler, Jeremy G. Classical Hollywood Cinema. https://tcf.ua.edu/Classes/Jbutler
/T112/classicism/index.php. Diakses pada tanggal 29 November 2019.
Cahya, Indra. Harga kamera Canon DSLR dan mirrorless terbaru dan terlengkap,
dari baru sampai bekas. https://www.merdeka.com/teknologi/harga- kamera-canon-
kln.html/ diakses pada tanggal 2 desember 2019.
Cameracrew. Troupe eng. https://www.cameracrew.it/troupe_eng.html. Diakses
pada tanggal 25 november 2019.
Citytheatrical. Donuts. http://www.citytheatrical.com/Products/donuts?dept
=36ad06a1-84a1-43c4-a654-cc6e4ee51140. Diakses pada tanggal 24 November
2019.
Commons, Wikipedia. Jip Up. https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jib-up.
jpg. Diakses pada tanggal 21 november 2019.
Coyolighting. 350W LED Follow Spot Light. http://www.coyolighting.com/350W
-LED-Follow-Spot-Light-156.html. Diakses pada 28 November 2019.
Daddykaze. Variasi lampu pentas teater. http://daddydaze.net/2019/01/30/va-
riasi variasi-lampu-pentas-teater/. Diakses pada tanggal 3 Desember 2019.
Danang. Fitur Kamera DSLR Beserta Fungsi dan Kegunaannya. https://teknorus.
com/fitur-kamera-dslr/ diakses pda tanggal 30 november 2019.
DicasaFilm. Filmmaking 101 - Three Point Lighting Tutorial. https://www.you
tube.com/watch?v=j_Sov3xmgwg. Diakses pada 25 november 2019..
Dictio. software video editing apa yang terbaik dan terpopuler. http://www.dicti-

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 165
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA

oid/t/software-video-editing-apa-yang-terbaik-dan-terpopuler/99670. Diakses pada


tanggal 24 November 2019.
Dise, Justin. Filmmaking 101: camera shot types. https://www.bhphotovideo.
com /explora/video/tips-and-solutions/filmmaking-101-camera-shot-types. Diakses
pada tanggal 26 November 2019.
Diykamera. Tips menggunakan komposisi frog eye. https://www.diykamera.com
/tips-menggunakan-komposisi-frog-eye/. Diakses pada tanggal 24 November 2019
Docplayer. Praktikum III pergerakan kamera. https://docplayer.in-
fo/44100502-Praktikum-iii-pergerakan-kamera.html. Diakses pada tanggal 24 No-
vember 2019
Erlanmart. Canon Luncurkan Dua Kamera Kelas Profesional. https://www. hard-
warezone.co.id/tech-news-canon-luncurkan-dua-kamera-kelas-profesional. Diakses
pada tanggal 16 November 2019.
Fauzi, Prima Moch. Sejarah Drone dari dulu hingga kini. https://techno.okezone.
com/read/2017/04/10/57/1663263/sejarah-drone-dari-dulu-hingga-kini. Diakses
pada tanggal 18 November 2019.
Ferdinand, Budi. Nyamannya menjadi editor. http://www.editingku.com/2016/01/
nyamannya- menjadi-editor.html. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
Frame, adam. Frame rate and refresh rate: similar but different!. https://www.
epiphan.com/blog/frame-rate-refresh-rate/ diakses pada tanggal 29 November 2019.
Gizmology, video. Best HD Prosumer Camcorder | Canon XF200. https://www.
youtube.com/watch?v=rcJYle2tWtc. Diakses pada 27 November 2019.
Harmsen Nando. The Best Way to Set Up a Tripod. https://fstoppers.com/ Educa-
tion /best-way-set-tripod-324116. Diakses pada tanggal 26 November 2019.
IDS. Cara membuat film dokumenter untuk pemula. https://idseducation.com/
articles/cara-membuat-film-dokumenter-untuk-pemula/. Diakses pada tanggal 21
November 2019.
Jinnaite, Prolighting. Fresnel Spotlight. http://id.jinnaite-prolighting.com/led-
film-and-studio-lighting/fresnel-spotlights/profile-stage-light.html. Diakses pada
tanggal 1 Maret 2020.
Joni, Ahmad. Mengenal istilah Canted Shot. https://studio.quitiv.com/2020/03/
mengenal-canted-shot.html. Diakses pada tanggal 1 Maret 2020.
__________. Mengenal Continuity Shot. https://studio.quitiv.com/2020/03/ men-
genal-continuity-shot.html. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
Jonkline. Par 64 pencahayaan dj. https://pixabay.com/id/photos/par-64-penca-
hayaan -dj-860621/. Diakses pada tanggal 19 November 2019.
Kartini, Gabriela Rosari Rindra. Implementasi teknik camera blocking dalam pem-
buatan film pendek harmoni. http://repository.uib.ac.id/715/5/S-1231046-chapter2.
pdf. Diakses pada tanggal 26 November 2019.
Kinibisa. Macam-macam angle fotografi. https://kinibisa.com/artikel/detail/ fo-
tografi-sinematografi/subdetai/photography-skills/read/macam-macam-angle-fo-
tografi. Diakses pada tanggal 26 November 2019.
_______. Teknik lighting dasar dalam pengambilan film untuk pemula. https://
kinibisa.com/ar tikel/detail/fotografi-sinematografi/subdetail/camera-lighting/
read/3-teknik-lighting-dasar-dalam-pengambilan-film-untuk-pemula. Diakses pada

PRODUKSI DAN SIARAN


166 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA

tanggal 4 desember 2019.


_______. 12 type of shot untuk pengambilan video yang lebih profesional.
https://kinibisa.com/artikel/detail/fotografi/sinematografi/subdetail/camera-shot/
read/12-type-of-shot-untuk-pengambilan-video-yang-lebih-profesional. Diakses
pada tanggal 19 November 2019.
Klages, Bill. Television Lighting: To Light the Ear or Not!.http://newklages.com /
NKI_ToLightTheEarOrNot.htm. Diakses pada 21 November 2019.
Klenk, Clemens. Simple lighting patterns, part 2: broad and short lighting.https://
www.lightingrumours.com/simple -lighting-patterns-par t-2-broad-shor t-light-
ing-5335. Diakses pada tanggal 30 November 2019.
Komsos KWI. Saksikan siaran rohani katolik di antv. http://www.mirifica.net
/2014/03/14/saksikan-siaran-rohani-katolik-di-antv/. diakses pada tanggal 22 no-
vember 2019.
Kremlin. Direct Line with Vladimir Putin. http://en.kremlin.ru/events/president /
news/54790. Diakses pada tanggal 19 Februari 2020.
Lannom, SC. The modern cowboy shot: the differents type of shot in films, ex-
plained. https://www.studiobinder.com/blog/cowboy-shot-examples-types-of-shots-
in-film/. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
__________. Camera Angles: List of the Different Types of Camera Shot Angles
in Film. https://www.studiobinder.com/blog/types-of-camera-shot-angles-in-
film/. Diakses pada tanggal 26 November 2019.
Lilik. Color temperature dalam lampu studio. http://lilik.id/color-tempera-
ture-dalam-lampu-studio. Diakses pada tanggal 28 November 2019.
____. Komposisi pengambilan gambar dengan kamera. http://lilik.id/komposi-
si-pengambilan-gambar-dengan-kamera/. Diakses pada 27 November 2019.
Mediacollege. CCU (camera control unit) Operations. https://www.mediacollege.
com/video/production/camera-control/. Diakses pada 3 Maret 2020.
Miguel. Discover ideas about Drawing Prompt. https://www.pinterest.co.uk/pin/
807199933190650962/. Diakses pada tanggal 24 November 2019.
MLDSpot. Kamera Roll Film Masih Memiliki Tempat di hati Penggemarnya.
https://www.mldspot.com/hobby/2017/08/16/k amera-roll-film-masih-memili-
ki-tempat-di-hati-penggemarnya. Diakses pada tanggal 27 November 2019.
Momongan, Gideon. Tata cahaya cihuy dan keren di konser. http://www. dionmo-
mongan.com/2017/05/tata-cahaya-cihuy-dan-keren-di-konser.html. Diakses pada
tanggal 2 desember 2019.
Morris, Keith. Two television camera men operating professional broadcast.
https: //www.alamy.com/two-television-camera-men-operating-professional-broad-
cast-quality-high-end-video-cameras-for-a-tv-programme-hand-held-with-a-sound-
recordist-in-the-background-uk-image178436006.html. Diakses pada tanggal 21 no-
vember 2019
Mott, Parker. For the Sake of Conversation: on shot reverse shot.http://www.aotg.
com/index.php?page=shotreverseshot. Diakses pada 24 November 2019.
Murray, Angus Wolfe. Meet the parents. https://www.eyeforfilm.co.uk/review/
meet-the-parents-film-review-by-angus-wolfe-murray. Diakses pada tanggal 23 No-
vember 2019.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 167
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA

Mustofa, Danar. Adegan-adegan dari film titanic yang sulit dipahami oleh anak
SD. https://www.hipwee.com/hiburan/adegan-adegan-dari-film-titanic-yang-sulit-
dipahami-oleh-anak-sd/. Diakses pada 28 November 2019.
Omnilexica. Canted Angle. http://www.omnilexica.com/?q=canted+angle. Diak-
ses pada tanggal 29 November 2019.
One, More Media. Film Television Cranes. http://www.moremediaone.com/
Film-Television-Cranes.php. Diakses pada tanggal 19 November 2019.
PanasonicImaging. Introducing Major Functions on Panasonic Full-HD Camcord-
er. HC-MDH3.https://www.youtube.com/watch?v=zxIEfbbB47 U. Diakses pada tang-
gal 20 november 2019.
Panasonic. AK-UC3000. https://business.panasonic.co.uk/professional-camera/
studio-camera-system/ak-uc3000. Diakses pada 22 November 2019.
Pangestu, Yoga. Lighting dalam proses pembuatan film. https://gimanacuk.com/
blog/lighting-dalam-proses-pembuatan-film/. Diakses pada tanggal 23 November
2019.
Paul, jonathan. Cinematic shot reverse shot. https://www.premiumbeat.com/
blog/ cinematic-shot-reverse-shot/. Diakses pada tanggal 28 November 2019.
Pexels. Teknologi rekaman syuting peralatan. https://www.pexels.com/id-id/
foto/teknologi-rekaman-syuting-peralatan-3028442. Diakses pada tanggal 1 maret
2020.
Pikrepo. Black video camera on tripod stand. https://www.pikrepo.com/ffhgz/
black-video-camera-on-tripod-stand. Diakses pada tanggal 20 november 2019.
Pixabay. Siluet Sun. https://pixabay.com/id/photos/matahari-terbenam-den-
gan-backlight-3523035/. Diakses pada tanggal 30 November 2019.
______. Video mixer media tv. https://pixabay.com/id/photos/siaran-video-mix-
er-media-tv-3556920/. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
Pool, Frame. Weather Forecast. https://footage.framepool.com/en/
shot/13851139 0-orf-weather-center-weather-chart-weather-forecast diakses pada
tanggal 2 desember 2019.
Pxhere. Tangan, layar, teknologi, kamera. https://pxhere.com/id/photo/484063.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2020.
_______. Presnel. https://pxhere.com/en/photo/858385. Diakses pada tanggal 1
Maret 2020.
Quiztopia. Can you pick the screenshot that matches the line shown in ‘Harry Pot-
ter and the Chamber of Secrets’?. https://www.sporcle.com/games /Quiztopia /hp2.
Diakses pada tanggal 27 November 2019.
Rainbowcamera. Godox bamdoor. https://www.rainbowcamera.com/Go-
dox-BD08. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
Raso, Michael. Panoramic Photography - Broaden Your Horizons!. https://film
photographyproject.com/content/features/2012/05/panoramic-photograp hy-
broaden-your-horizons/. Diakses pada tanggal 19 November 2019.
Ridden, Paul. Panasonic reveals first 6K video-capable full-frame mirrorless cam-
era. Diakses pada tanggal 29 november 2019.
__________. Blackmagic reveals 4K video camera for broadcasters on a budget.
https://newatlas.com/blackmagic-ursa-broadcast-4k-video-camera/53391/. Diakses

PRODUKSI DAN SIARAN


168 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA

pada tanggal 22 november 2019.


Rumahkreative. Dasar proses editing dalam perfilman. https://rumahkreative .id/
dasar-dasar-proses-editing-dalam-perfilman/. Diakses pada tanggal 12 November
2019.
Seputarkudus. Film lathi digarap dengan peralatan sederhana. http//seputarku-
dus com/2017/07/film-lathi-digarap-dengan-peralatan-sederhana-dan-proses-syut-
ing-cukup-dua-hari.html. Diakses pada tanggal 1 November 2019.
Schofield, Jem. Advanced Cinematic Video Lighting. https://www.lynda.com/
Video-Production-tutorials/Advanced-Cinematic-Video-Lighting/500662-2.html.
Diakses pada tanggal 29 November 2019.
Simply. Eurolite Black Par 64 Square Filter Gel Frame For Lighting Gel Sheet
https://www.simplysoundandlighting.co.uk/eurolite-black-par-64-square-filter-gel-
frame-for-lighting-gel-sheet/. Diakses pada 21 November 2019.
Siteadminrd. What is cinematic video style?. https://episode11productions.com/
services-view/cinematic-video-style/. Diakses pada 24 November 2019.
Sugdale, Dave. Small LED Light Panel Showdown. https://www.flickr.com/ pho-
tos/davedugdale/6766421779. Diakses pada tanggal 1 Maret 2020.
Sutikno. Noah Syuting Video Klip Single Wanitidaku Tanpa Uki.https://www. fime-
la.com/news-entertainment/read/4022357/noah-syuting-video-klip-single-waniti-
daku-tanpa-uki?page=1. Diakses pada 29 November 2019.
Tempo. Elements of the shot, 6 jurus dasar jurnalis video. https://tempo-institute
.org/berita/elements-of-the-shot/. Diakses pada 29 November 2019.
Theatrecrafts. Type Of lanterns. http://www.theatrecrafts.com/pages/home/top-
ics/ lighting/types-of-lantern/. Diakses pada tanggal 29 Februari 2020.
Tokarczyk Linda. Color Transparent. https://www.pinterest.com/LindaTokarczyk /
color-transparent/ diakses pada tanggal 2 februari 2020.
Toronto Cameraman. Camera Movement Equipment. https://cameramantoronto.
com/camera-movement-equipment/. Diakses pada 29 November 2019.
Utdallas. Elements of Cinematography: Camera. https://www.utdallas.edu/atec/
midori/Handouts/camera.htm. diakses pada tanggal 21 November 2019.
Vintentv. Perfect Balance on Vinten Pedestals. https://www.youtube.com/
watch?v=W7n1vjkZ6ps. Diakses pada tanggal 28 November 2019.
Wikipedia. Scoop Teater. https://en.wikipedia.org/wiki/Scoop_(theater). Diakses
pada tanggal 21 November 2019.
_________. Berkas 111807y. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:111807y.
jpg. Diakses pada tanggal 21 februari 2020.
________. The Queen Messenger. https://en.wikipedia.org/wiki/The_Queen%
27s_ Messenger. Diakses pada tanggal 15 November 2019.
________. 10 degree rule. https://en.wikipedia.org/wiki/180-degree_rule. Diak-
ses pada tanggal 21 November 2019.
Wikipedia Commons. Leko. https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Leko.JPG.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2020.
_________________. Gobo With Smoke Beam. https://commons.wikimedia. org/
wiki /File:GobowithSmokeBeam.jpg. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
_________________. Gobo Holder. https://commons.wikimedia.org/wiki/ File:Go-

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 169
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

DAFTAR PUSTAKA

bo_holder.JPG. Diakses pada tanggal 5 Desember 2019.


_________________. Movinghead. https://commons.wikimedia.org/wiki/File: Ra-
vensburgKonzerthausScheinwerfer_Movinghead.jpg. Diakses pada tanggal 2 Maret
2020.
________________. Pemkalianngan sungai dan gunung. https://commons. wi-
kimedia.org/wiki/File:Pemkalianngan_sungai_gunung.jpg. Diakses pada tanggal 28
Februari 2020.
________________. Sony BetacamSP. https://commons.wikimedia.org/wiki/
File:Sony_BetacamSP_BVW-75_Editing_VTR.jpg. Diakses pada tanggal 25 Februari
2020.
Zakaria, Indra. 12 Foto Kece yang Dipotret Pakai Teknik Bird Eye, Kalian Wajib
Coba!. https://www.idntimes.com/tech/trend/indra/12-foto-kece-yang-dipotret-pa-
kai-teknik-bird-eye-kalian-wajib-coba. Diakses pada tanggal 21 November 2019.

PRODUKSI DAN SIARAN


170 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

GLOSARIUM GLOSARIUM

Pedestal : penyangga kamera (seperti tripod) namun khusus digunakan untuk


kamera studio (indoor)
View finder : jendela kecil pada kamera untuk melihat object yang akan diambil
oleh fotografer, object yang tampak pada viewfinder sesuai dengan
kenyataan dan hasil yang ada di viewfinder pula yang akan tercetidak
di film.
Video : rangkaian frame yang diputar sekaligus secara cepat
Frame : gambar-gambar tahapan dari suatu adegan/ gerakan
DSLR : kamera digital yang menggunakan sistem cermin dan penta mirror
atau penta prisma untuk meneruskan cahaya dari lensa ke jendela bi-
dik
frame per
second : Banyaknya frame yang diputar dalam satu detik. Feel dalam produksi
televisi adalah nilai seni, dan ciptarasa yang dibangun ke dalam visual.
Skala Kelvin
(simbol: K) : adalah skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai 0 K. Satu-
an untuk skala Kelvin adalah kelvin (lambang K), dan merupakan salah
satu dari tujuh unit dasar SI.
Documentary : film yang mendokumentasikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi
yang sesungguhnya. Filmdokumenter juga sebagai gaya dalam mem-
filmkan dengan efek realitas yang diciptidakan dengan cara penggu-
naan kamera, suara dan lokasi.
Multiple
camera : teknik produksi yang menjadi ciri khas televisi, menggunakan dua
kamera atau lebih untuk merekam adegan.
OB Van : Kendaraan yang difungsikan sebagai pendukung pelaksanaan siaran
di luar studio. Di dalam kendaraan tersebut telah terpsang semua pera-
latan yang biasa ada di ruang control. Ringkasnya, OB Van disebut juga
Control room portable.
Oble : Lampu kecil yang dipasang pada kamera. Lampu ini digunakan dalam
kondisi darurat, misalnya saat liputan malam hari yang gelap dan jauh
dari sumber listrik.
Audiens : Sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa
berbagai media atau komponen beserta isinya.
Cross shot : Suatu teknik yang mana merekam interaksi antara dua orang
DOP : Seseorang yang mengambil gambar dengan kamera film (seni dan
ilmu yang mempelajari ini dikenal sebagai sinematografi)
Director : Seseorang yang bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan
skrip.
Film :Media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan
suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul disuatu tem-
pat tertentu.
Frame : Satuan terkecil dalam video.
Golden
Section : Sebuah proporsi ruang atau bentuk yang tidak seimbang

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 171
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

GLOSARIUM

Kamera : Alat yang digunakan untuk merekam suatu objek.


Plot : Alur cerita
Shot : Serangkaian hasil dari pengambilan gambar.
Video : Teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.
Angle : Sudut pengambilan gambar yang menekankan posisi kamera pada
situasi tertentu dalam membidik objek.
Audiens : Sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa
berbagai media atau komponen beserta isinya.
Continuity : Kesinambungan yang terdiri dari berbagai aspek baik itu aspek ruang
dan waktu.
Cutting : Proses pemotongan gambar dari suatu scene
Close Up : Pengambilan gambar dari jarak yang sangat dekat
DOP : Seseorang yang mengambil gambar dengan kamera film (seni dan
ilmu yang mempelajari ini dikenal sebagai sinematografi)
Direct Sound : Suara yang direkam langsung pada saat shoting
Crab/truck :pergerakan yang dilakukan seluruh badan kamera kearah horizontal
ke kiri dan ke kanan.
Tilt :teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala kamera ke-
arah vertikal tanpa mengubah posisi kamera.
Zoom in : pergerakan lensa kamera yang dilakukan untuk mendekati subjek.
Zoom in : pergerakan lensa kamera yang dilakukan untuk menjauhi subjek.
Track : pergerakan yang melibatkan seluruh badan kamera dengan atau tan-
pa tripod/ dolly
Shot : Serangkaian hasil dari pengambilan gambar hasil rekaman tanpa in-
terupsi.
Talkshow : Salah satu program acara televisi yang berupa perbincangan antara
host dan narasumber. Acara ini lebih menekankan kepada konten pem-
bicaraan.
Scene :tempat dan setting dimana kejadian atau adegan tersebut berlangsung

PRODUKSI DAN SIARAN


172 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

BIODATA PENULIS BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1

Nama Lengkap : Eva Efriyani, M.Pd.Si


Telepon /HP/WA : 082186990086
Email : efrie.epha@gmail.com
Akun Facebook : https://www.facebook.com/ephai
Alamat Kantor : SMKN 3 Kota Bengkulu
Jl. Jati No. 42 Sawah Lebar Kota
Bengkulu,
Kompetensi Keahlian : Produksi dan Siaran Program
Televisi

Riwayat Pekerjaan/Profesi (13 Tahun Terakhir)


1. Guru SMKN 4 Kota Bengkulu (Tahun 2006 s.d 2012)
2. Guru SMKN 4 Kota Bengkulu (Tahun 2012 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Pendididkan Fisika, Universitas Bengkulu (Lulus Tahun 2005)
2. S2 Pendidikan IPA, Universitas Bengkulu (Lulus Tahun 2017)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)


-
Informasi Lain dari Penulis
Tinggal di Jalan Jeruk 1 No. 75 RT 07 RW 03 Kelurahan Lingkar Timur, Kecamatan
Singaran Patih, Kota Bengkulu. Lahir di Bengkulu, 27 April 1982. Sekolah Dasar
diselesaikan di SDN 42 Kota Bengkulu lulus tahun 1994. Tahun 1994 bersekolah di SMPN
2 Kota Bengkulu lulus tahun 1997. Tahun 1997 bersekolah di SMAN 4 Kota Bengkulu
lulus tahun 2000. Kuliah di program studi Pendidikan Fisika Universitas Bengkulu
lulus tahun 2005. Tahun 2015 kuliah di program Pacca Sarjana Universitas Bengkulu
Program Studi Pendidikan IPA lulus pada tahun 2017. Pada tuhun 2016 mengikuti
program Keahlian Ganda mengambil program keahlian Seni Broadcasting dan Film.
Tahun 2006 Mulai mengajar mata pelajaran Fisika di SMKN 4 Kota Bengkulu sampai
tahun 2012. Tahun 2012 mengajar di SMKN 3 Kota Bengkulu sampai sekarang.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 173
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2

Nama Lengkap : Ahmad Joni, S.Tr.I.Kom


Telepon /HP/WA : 082226059628
Email : ahmadjoni.kakjoe@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 3 kota bengkulu
Jl. Jati No 42 Sawah Lebar
Kota Bengkulu
Kompetensi Keahlian : Produksi dan siaran Program
Televisi (PSPT)

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


1. Guru SMKN 3 Kota Bengkulu (Tahun 2019 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. D4 Penyiaran, Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta (Lulus Tahun 2017)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)


-
Informasi Lain dari Penulis
Lahir dan dibesarkan di Lampung Barat pada tanggal 25 Juni 1995. Lulus dari SD
Negeri 3 Puralaksana tahun 2006, lulus dari SMP Negeri 1 Way Tenong tahun 2009,
dan lulus dari SMA Negeri 1 Way Tenong pada tahun 2012. Tahun 2017 menyelesaikan
pendidikan D4 jurusan Penyiaran/Broadcasting di MMTC Yogyakarta, atau sekarang
lebih dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta.
Sejak SMA aktif bermain teater. Jiwanya yang dibesarkan bersama Teater Kasset,
membuatnya mendalami seni peran. Pernah mementaskan lakon pada pementasan
teater “Wek-Wek” karya Iwan Simatupang, dan “Sketsa Sudut Kota” bersama
keluarga besar Teater Kasset. Selain itu, ia juga aktif menulis puisi, cerpen, artikel, essai
dan skenario film-film pendek. Puisi-puisinya berjudul “Alam dan Dosa” serta “Beban
Itu” pernah turut menghiasi majalah Horison pada tahun 2011. Beberapa penghargaan
yang berhasil diraihnya antara lain Juara 1 menulis artikel bertema Aku Ingin Mudik
yang diadakan Bank OCBC NISP pada Tahun 2015, Juara 1 Artikel P2P Lending dan
UKM yang diadakan oleh KoinWorks pada tahun 2016.
Lelaki yang menyukai pencak silat tersebut juga aktif membuat film pendek, feature
dan dokumenter sebagai penulis skenario, sutradara dan terkadang editor. Saat
ini mengajar di SMK Negeri 3 Kota Bengkulu, menikmati kopi dan bercengkerama
tentang film dan kehidupan bersama para peserta didik. Baru saja meluncurkan
website quitiv.com berslogan “The positive energy” seputar film, Indonesia dan generasi
milenial serta website studio.quitiv.com yang dikhususkan untuk orang-orang yang
ingin lebih mendalami tentang materi film dan televisi.

PRODUKSI DAN SIARAN


174 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2

Nama Lengkap : Rahmayu Attri Murni, M.Pd


Telepon /HP/WA : 085273327200
Email : rahayu.attri1@gmail.com
Akun Facebook : Rahmayu Attri Murni
Alamat Kantor : SMKN 3 Kota Bengkulu
Jl. Jati No 42 Sawah Lebar Kota
Bengkulu
Kompetensi Keahlian : Produksi dan Siaran Program
Televisi (PSPT)

Riwayat Pekerjaan/Profesi (13 Tahun Terakhir)


1. Guru SMA Lais Kabupaten Bengkulu Utara (dari tahun 2006 sampai tahun
2010 )
2. Guru SMK 3 Kota Bengkulu ( dari tahun 2010 – sekarang )

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Pendidikan Kimia (lulus tahun 2000)
2. S2 Manajemen Pendidikan (lulus Tahun 2009)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)


-

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal Di Timur Indah 3 RT 26 no 48 Kelurahan Sido Mulyo Kecamatan Gading
Cempaka, Kota Bengkulu, Lahir di Padang Marapalam kecamatan Lengayang,
Kabupaten Pesisir selatan Sutera Barat, Sekolah Di SD No 1 Lakitan , SMP Negeri 1
Lengayang dan SMA Lengayang. Kemudian kuliah di UNIB tahun 1995 mengambil
jurusan Kimia, dan tamat tahun 2000 kemudian melanjutkan S.2 tahun 2007 dan
menamatkannya tahun 2009, Pada tahun 2016 mengikuti seleksi keahlian ganda
mengambil jurusan Seni Broadcasting dan Film dan selesai di tahun 2017.

PRODUKSI DAN SIARAN


PROGRAM TELEVISI 175

Anda mungkin juga menyukai