SMK/MAK
jilid 1
Kamera, Pencahayaan
dan Tata Suara
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis
Eva Efriyani
Ahmad Joni
Rahmayu Attri Murni
Pengendali Mutu
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor
Edi Cahyana
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing
Ratna Murni Asih
Intan Sulistyani Widiarti
Indah Mustika Ar Ruum
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
PRAKATA
PRAKATA
Istilah revolusi industri 4.0 saat ini semakin populer. Revolusi industri 4.0
merupakan gagasan dunia industri yang serba canggih sekaligus tantangan zaman
yang harus dihadapi. Untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, perlu adanya
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 tersebut, pemerintah telah
menyiapkan Inpres no. 9 tahun 2016 untuk menggandeng beberapa kementerian
yang tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah
satu sektor yang menjadi prioritas pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu solusi menjawab
tantangan revolusi industri 4.0. SMK adalah sekolah menengah yang fokus pada
bidang peminatan peserta didik sehingga proses belajar mengajar tidak terlepas
pada praktik. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013 yang telah diterapkan di seluruh
penjuru tanah air. Salah satu penerapan kurikulum 2013 pada kompetensi keahlian
produksi dan program siaran televisi adalah mata pelajaran kamera, pencahayaan, dan
tata suara yang akan dibahas dalam buku ini.
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
kamera, pencahayaan, dan tata suara bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
khususnya kompetensi keahlian produksi siaran dan program televisi. Buku ini ditulis
dengan pendekatan praktis sehingga diharapkan bisa menjadi rujukan bagi peserta
didik untuk mempelajari seputar kamera, pencahayaan, dan suara.
Buku ini membahas pengenalan seputar kamera beserta alat-alat pendukungnya,
tugas operator kamera, komposisi-komposisi gambar, dan seputar pencahayaan
untuk kebutuhan videografi. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para peserta
didik SMK dalam meningkatkan pemahaman dan meningkatkan keterampilan saat
melaksanakan praktik di sekolah. Materi buku ini telah disesuaikan dengan pelajaran
yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri sehingga diharapkan bisa menjadi
rujukan yang baik bagi peserta didik.
Buku ini disusun dengan harapan mampu memberikan manfaat seperti yang telah
dipaparkan di atas. Untuk peningkatan kualitas buku ini kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan buku ini ke depan.
Eva Efriyani
Ahmad Joni
Rahmayu Attri Murni
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... iv
PRAKATA...........................................................................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................................. xii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU......................................................................................................... xiii
PETA KONSEP BUKU................................................................................................................................... xv
APERSEPSI.................................................................................................................................................... xvi
BAB III EKSOTISME GAMBAR MELALUI ELEMEN SHOT, KOMPOSISI DAN TYPE OF
SHOT.................................................................................................................................................55
A. Elemen Shot...............................................................................................................................57
B. Komposisi Gambar...................................................................................................................58
C. Type Of Shot...............................................................................................................................73
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU
Selalu kupanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan pemilik
segala yang ada di muka bumi alam semesta, yang selalu memberikan kesehatan dan
petunjuk-Nya dalam menyelesaikan buku pembelajaran ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Kamera, Pencahayaan dan Tata Suara yang
diharapkan dapat menjadi panduan untuk memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penulis beranggapan bahwa buku ini
penting bagi peserta didik TKPI. Penulis juga memberikan saran kepada para peserta
didik agar memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Paling awal bacalah terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran setiap bab yang
akan kalian baca; hal ini berfungsi untuk mengetahui secara singkat hal-hal yang
akan dicapai pada bab yang dipelajari. Setelah itu lihatlah bagian Peta Konsep
untuk mengetahui peta-peta materi yang akan dipelajari.
2. Bacalah buku ini dengan teliti, apabila ada yang masih kurang paham, bisa
didiskusikan dengan guru pengampu kompetensi ini.
3. Bagian Cakrawala dapat kalian baca untuk mengisi kegiatan Literasi agar dapat
menambah wawasanmu.
4. Setiap akhir bab dilengkapi tes kompetensi yang dapat digunakan sebagai
parameter penguasaan materi bagi kalian.
Setelah kalian menyelesaikan tes kompetensi atau penilaian harian, jika Anda
merasa belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ini.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menam-
bah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sum-
ber belajar dan QR Code disediakan untuk memudahkan
kalian mengakses QR Code Scanner yang tersedia ap-
likasinya di smartphone kalian.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.
PETA KONSEP
PETA KONSEP BUKU
BUKU
SEMESTER
GASAL
SEMESTER
GENAP
APERSEPSI
APERSEPSI
APERSEPSI
Gambar yang menarik tentu juga tidak terlepas dari peran pencahayaan. Peran
pencahayaan dalam produksi program siaran televisi tidak hanya sebagai penerang.
Lebih dari itu, pencahayaan juga mampu menciptakan mood atau situasi yang
dibutuhkan dalam naskah. Untuk itu penata cahaya perlu memahami dasar-dasar
pencahayaan yang baik, mulai dari prinsip three point lighting, jenis-jenis lighting
secara umum, sampai pada pemahaman tentang jenis-jenis lampu. Hal ini penting
dipahami agar dalam memproduksi program siaran televisi mampu mendorong
gambar lebih estetis sesuai dengan kebutuhan naskah.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
dengan bentuk dari gerakan-gerakan. Oleh karena itu pengetahuan komposisi fo-
tografi (statis) kalau mau dipakai sebagai pertimbangan dalam membuat komposi-
si film/video yang bergerak, seorang operator kamera perlu memperhatikan kes-
inambungannya. Perlu diingat bahwa komposisi adalah sebuah pengaturan yang
harmonis dan sedap di pandang mata dari pemain, setting-setting, dan benda-ben-
da lain sebagai kesatuan di dalam ruang yang semuanya itu dimaksudkan untuk
mendapatkan respon dari penonton-penonton dan harus mampu mempengaruhi
baik secara gambar maupun secara psikologis untuk menyampaikan isi skenario
dan membangkitkan emosi penonton. Usahakan jangan terlalu banyak menampil-
kan beberapa pusat perhatian. Buatlah pembingkaian yang mengesankan dinamis
dan menampilkan kesan kedalaman. Gunakan bingkai-bingkai latar depan untuk
mendukung komposisi, dan penggunaannya tepat sehingga tidak mengganggu
subjek-subjek utamanya. Pergunakan latar belakang dengan teliti sehingga dapat
membantu subjek utama untuk menjadi pusat perhatian. Seorang operator kamera
juga harus memperhitungkan dalam setiap pengambilan gambar seperti shot size,
angle dan movement untuk menghasilkan sebuah gambar yang sempurna dan
mempunyai makna dalam di setiap gambar. Ada tiga faktor yang menentukan an-
gle kamera, yaitu ukuran subjek, angle dari subjek, dan tinggi kamera. Sudut pan-
dang (angle) kamera adalah sudut pandang penonton. Mata kamera adalah mata
penonton. Sudut pandang kamera mewakili mata penonton. Penempatan kamera
menentukan sudut pandang penonton dan wilayah yang diliput pada suatu shot.
Ciri khas pembuatan videeo dalam sinematografi adalah gambar bergerak ke da-
lam setiap shot. Angle atau sudut pengambilan itu berhubungan erat dengan lensa
kamera, baik jenis lensa yang digunakan maupun penempatan kamera itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan angle adalah sudut pandang kamera terhadap
objek yang berada dalam frame.
MATERI PEMBELAJARAN
Frame rendah Gambar yang di- Penggunaan fps ini biasa di-
(<24 fps) hasilkan akan ter- gunakan dalam pembuatan
lihat patah-patah stop motion
Frame normal (24 Gambar yang di- Penggunaan fps ini biasa di-
– 30 fps) hasilkan terasa gunakan dalam pembuatan
normal film, program televisi dan se-
bagainya,
Frame tinggi (>60 Gambar yang di- Penggunaan fps ini biasa di-
fps) hasilkan akan gunakan dalam pembuatan
terasa lebih halus video game, dan video-video
yang bertujuan untuk slow
motion
Sumber: dokumen pribadi
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Kamera Fotografi
Siapa yang tidak tahu kamera DSLR? Rasanya kamera DSLR sudah men-
jadi sesuatu yang umum. Digital Single Lens Reflex (DSLR) merupakan kamera
digital yang menggunakan sistem cermin dan pentamirror atau pentaprisma
untuk meneruskan cahaya dari lensa ke jendela bidik (viewfinder). View-
finder adalah lubang di bagian belakang kamera yang dapat untuk melihat/
mengintip. Melalui viewvinder gambar dapat dilihat dan diambil. Dalam pen-
ciptaan awalnya, kamera ini ditujukan untuk keperluan fotografi, tetapi seiring
perkembangan zaman para pembuat kamera DSLR menyematkan fitur-fitur
yang memanjakan penggunanya. Salah satu fitur yang dimaksud adalah vid-
eo, yang memungkinkan pengguna membuat video dengan baik saat menggu-
nakan kamera DSLR. Resolusinya pun beragam, mulai dari HD, full HD bahkan
hingga buku ini ditulis, kamera DSLR sudah ada yang memiliki resolusi 4K!
MATERI PEMBELAJARAN
2) Kamera Polaroid
Dilihat dari segi bentuk, kamera mirrorless hampir memiliki kesamaan den-
gan DSLR. Kamera mirrorless pun bisa diganti lensa layaknya kamera DSLR.
Perbedaan mendasar kamera DSLR dengan kamera mirrorless adalah mirror-
box. DSLR masih menggunakan pemantul cahaya yang berfungsi membelok-
kan cahaya dari lensa ke jendela bidik optis, sedangkan kamera mirrorless,
MATERI PEMBELAJARAN
Kamera film merupakan kamera analog yang menggunakan pita film dalam
menangkap gambar. Kelebihan kamera ini adalah sensitif terhadap cahaya. Na-
mun dalam perjalanannya, perkembangan kamera ini melambat seiring dengan
hadirnya kamera digital yang menghadirkan sesuatu yang ringkas. Meskipun be-
gitu, keasyikan menggunakan kamera film tidak ditinggalkan begitu saja.
c. Kamera elektronik/ video
MATERI PEMBELAJARAN
Kamera ini biasa digunakan sehari-hari dan tidak dipergunakan secara profe-
sional. Kamera jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan pribadi.
2) Prosumer video camera
Prosumer video camera adalah jenis kamera yang bentuk dan fitur-fiturnya
sudah mendekati kamera profesional; kamera jenis ini masih memiliki ukuran
mega piksel yang belum cukup tinggi.
MATERI PEMBELAJARAN
Profesional video camera adalah kamera yang didesain untuk kebutuhan pro-
fesional. Kamera jenis ini sudah memiliki sensor full frame, piksel yang cukup
besar, serta memiliki fitur-fitur yang hanya dikhususkan untuk kalangan pro-
fesional. Kamera jenis ini sering digunakan dalam pembuatan film, dan lain
sebagainya.
4) Broadcast video camera
MATERI PEMBELAJARAN
b) Menggunakan image sensor Pic Up Tube, CCD, ataupun CMOS dan electron-
ic circuit
c) Menyimpan gambar dan suara pada beberapa pilihan media diantaran-
ya media Magnetic tape/video tape, disc ataupun memory card sehingga
memudahkan untuk mengolah data.
d) Output langsung dapat dilihat melalui view finder atau video monitor seh-
ingga memudahkan kita langsung mengecek hasilnya
e) Dilengkapi dengan video recorder (VCR) dan microphone
Maka dari itu, menggunakan kamera video dalam industri televisi merupakan
hal yang utama.
Ditinjau dari jenis penggunaannya, kamera video dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1) Kamera ENG
Kamera ENG, atau Electronic New Gathering merupakan kamera yang biasa
digunakan untuk merekam peristiwa maupun berita. Karena bentuknya yang
cukup ringkas sehingga mudah dibawa kemana-mana dan cocok untuk peng-
gunaan berita di lapangan yang sifatnya dinamis. Kamera ini biasanya dileng-
kapi dengan shake reduction, yaitu fitur peredam getaran sehingga gambar
yang dihasilkan tidak terlalu tergoncang. Kamera ini juga dilengkapi dengan
baterai kamera yang daya tahannya cukup lama. Beberapa televisi lokal meng-
gunakan kamera ini untuk keperluan studio, karena harganya yang relatif mu-
rah dibandingkan dengan kamera studio.
2) Kamera EFP
MATERI PEMBELAJARAN
Kamera EFP, atau disebut dengan Elektronic Field Production merupakan
kamera portable yang dipergunakan untuk membuat suatu produksi aca-
ra televisi di lapangan/luar studio. Kamera ini menggunakan lebih dari satu
kamera EFP yang dilengkapi dengan CCU ,video mixer dan direkam dalam VTR.
Biasanya kamera ini menggunakan fasilitas outside broadcast van (OB-van)
ataupun dengan cara docking.
3) Kamera Studio
MATERI PEMBELAJARAN
3. Bagian-bagian Kamera
Kamera merupakan peralatan elektronik dengan kinerja yang begitu rumit. Se-
suatu yang ingin direkam, mampu diwujudkan dalam kontrol tombol ON/OFF
saja. Bukan hanya sistem kerja kamera yang rumit, melainkan bekerja di industri
pertelevisian adalah sesuatu pekerjaan yang dinamis, serba cepat, kreatif dan
MATERI PEMBELAJARAN
selalu mengutamakan “zero mistidakes”. Maka dari itu hal yang sangat tidak di-
harapkan saat syuting adalah terjadinya kerusakan pada peralatan kamera. Juru
kamera harus tanggap saat terjadi masalah terhadap kamera. Untuk itu, seorang
operator kamera harus mengetahui detail setiap bagian kamera sehingga mampu
mengetahui kebutuhan, dan mampu mengatasi bagian mana saja yang mengala-
mi gangguan pada kamera.
Kemudian apa saja bagian-bagian dalam kamera video? Berikut penjelasannya:
1. Kamera ENG (Electronic New Gathering)
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Tripod adalah alat penyangga kamera yang memiliki tiga kaki dan merupakan
perangkat pendukung kamera yang rasanya umum dan menjadi hal wajib digu-
nakan dalam produksi audio visual. Dengan menggunakan tripod, gambar yang
dihasilkan tidak mengalami shaking/getaran. Sebagai tips, untuk pembuatan
video carilah tripod yang bahan dasarnya kuat seperti alumunium, karena
mampu menahan beban berat kamera.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Pedestal
MATERI PEMBELAJARAN
Sesuai dengan namanya, alat ini mirip dengan alat yang sering digunakan da-
lam pembangunan gedung. Crane biasanya digunakan di dalam studio. Fung-
si crane adalah untuk menjangkau angle-angle yang tidak mampu terjangkau
oleh alat biasa seperti tripod dan pedestal.
d. Jimmy jib
Jimmy jib merupakan alat yang bentuknya mirip dengan boom microphone
dengan kamera di salah satu ujungnya, dan kontrol penyeimbang di ujung
lainnya. Jimmy jib memungkinkan kamera bergerak secara vertikal, horizon-
tal, atau kombinasi dari keduanya. Sebuah jimmy jib sering terpasang pada
tripod atau sejenisnya.
CAKRAWALA
Saat ini pesawat tanpa awak, atau lebih sering kita kenal dengan istilah
drone merupakan sebuah peralatan yang biasa. Kamera drone biasanya untuk
mengambil gambar lanskap/pemandangan, kerumunan dan lain sebagainya.
Pengambilan gambarnya dari udara sebab tidak bisa dijangkau oleh kamera
biasa/DSLR. Akan tetapi alih-alih diciptakan untuk pembuatan video, sejarah
mencatat, bahwa drone pertama kali digunakan untuk keperluan perang. Austria
adalah negara pertama yang menggunakan drone untuk menyerang negara Ita-
lia. Saat itu bentuk drone masih seperti balon udara yang berisi bahan peledak
di dalamnya.
Sementara itu, drone yang benar-benar sebagai pesawat tanpa awak yang
menjadi cikal bakal drone saat ini justru dirancang menjelang berakhirnya
perang dunia pertama. Adalah Hewitt-Sperry Automatic Airplane, pesawat mod-
el pertama yang terbang di angkasa. Setelah itu perkembangan drone terus
berlanjut hingga muncul pesawat kontrol RC. Reginald Denny yang diproduksi
secara massal untuk kebutuhan perang. Sedangkan menurut Fortune, dunia mi-
liter telah mengenal pesawat drone canggih pada tahun 1995. Pesawat General
Atomics M-Q-1 Predator mulai menjalani debutnya. Hingga kini, peswat terse-
but masih digunakan untuk kegiatan pemantauan maupun mata-mata.
Tahun 2010, Parrot memperkenalkan AR Drone yang bisa dikendalikan
melalui perangkat smartphone. Drone ini mengusung model quadcopter yakni
berbaling-baling empat. Saat itu Parrot pertama kali memperkenalkan AR Drone
di ajang Consumer Electronics Show di Las Vegas. Drone yang tersedia setelah
munculnya model quadcopter, banyak digunakan untuk keperluan syuting film,
fotografi, dan lain sebagainya.
Keterlibatan nama besar Bos Amazon, Jeff Bezos, yang turut memperkenalkan
sebuah drone untuk mengantar makanan, mengubah citra drone yang semula
untuk keperluan dunia militer menjadi keperluan sipil.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Operator kamera adalah seorang yang bertugas merekam gambar dan mam-
pu bertanggung jawab untuk semua aspek teknis gambar bergerak.
2. Berkaitan dengan teknis sebuah proses produksi di industri pertelevisian,
ada beberapa eleman dasar yang harus diketahui. Elemen dasar tersebut
diantaranya: Single atau Multi Camera, CCU (Camera Control Unit), Monitor,
Switcher, Audio Perekam,dan Pemancar.
3. Ditinjau dari kecanggihan sistemnya, kamera dibagi menjadi dua tipe yaitu
kamera analog dan kamera digital.
4. Kamera analog adalah kamera yang sistem kerja dan sinyal yang dipancar-
kan kamera melalui proses perekaman sehingga peran VTR seperti halnya
analog.
5. Kamera digital merupakan kamera yang secara sistem lebih canggih, memi-
liki fitur-fitur yang lebih dibandingkan kamera analog. Salah satu fiturnya
adalah memiliki pilihan frame per second (fps) seperti 25 fps, 30 fps, 60 fps
dan sebagainya
6. Secara penggunaannya kamera dibagi menjadi 3 macam, yaitu kamera fo-
tografi, kamera film, dan kamera video.
7. Kamera fotografi adalah adalah kamera yang penggunaannya lebih banyak
ditujukan untuk kegiatan fotografi. Jenis kamera fotografi ini adalah kamera
DSLR, kamera Polaroid, dan kamera Mirrorless.
8. Kamera film adalah kamera analog yang menggunakan pita film dalam
menangkap gambar. Kelebihan kamera ini adalah sensitif terhadap cahaya.
9. Kamera elektronik/video merupakan alat perekam video yang mampu
menyimpan gambar digital dari mode gambar analog.
10. Dilihat dari tingkat keprofesionalannya kamera elektronik/video dibagi
menjadi empat klasifikasi, yaitu consumer video camera, prosumer video
camera, profesional video camera, broadcast video camera
11. Kamera video memiliki beberapa keunggulan antara lain:
a. Kamera video melakukan pembentukan gambar melalui scanning dalam
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Tugas para peserta didik adalah mengidentifikasi tugas dan peran opera-
tor kamera, mengidentifikasi jenis-jenis media rekam video, mengidentifikasi
kamera ditinjau dari tingkat keprofesionalannya, mengidentifikasi bagian-ba-
gian kamera elektronik/video, dan mengidentifikasi SOP pengoperasian kamera
video. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disetu-
jui oleh guru pengampu.
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari peran tugas penata cahaya, prinsip three point lighting,
dan peralatan-peralatan lighting, peserta didik diharapkan mampu memahami dan
mengidentifikasi peran penata cahaya dalam produksi televisi, konsep dasar three
point lighting, jenis-jenis three point lighting, jenis-jenis lighting dan fungsinya
dan jenis-jenis aksesori lighting.
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Cahaya merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah produksi acara
televisi. Pencahayaan memiliki fungsi untuk memberi cahaya dan mengontrol
bayangan. Selain itu, melalui pencahayaan yang baik mampu menunjukkan tekstur
wajah, meningkatkan dramatisasi gambar sehingga ini bisa mendukung elemen-
elemen lain dalam produksi.
Dalam penataan cahaya pada produksi acara televisi, ada 3 hal yang harus dipenuhi,
diantaranya adalah....
1. Secara Teknis
Penataan cahaya harus memenuhi standar yang berlaku seperti temperatur
warna yang tepat, intensitas cahaya yang cukup, kejelasan setting tempat yang
ditampilkan.
2. Secara Artistik
Penataan cahaya yang baik harus memenuhi tingkat keberhasilan penataan
cahaya dalam mendukung dan menampilkan estetika gambar dari suatu naskah
drama atau cerita dengan dapat membangun suatu suasana atau mood yang
diinginkan.
3. Secara Pragmatis
Penataan cahaya yang baik harus memenuhi tingkat keberhasilan suatu penataan
cahaya dalam menggali dan menampakkan kedalaman isi naskah melalui
penggunaan feel yang diwakilinya. Pencahayaan berfungsi untuk mendukung
dan menyesuaikan sesuai yang dibutuhkan dalam paket produksi.
Ketiga hal tersebut harus dipenuhi sehingga cahaya mampu mendukung dalam
kreativitas gambar. Kemudian siapa yang bertanggung jawab dalam menata cahaya
sesuai dengan kreativitas gambar yang dibutuhkan?
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Saat proses produksi hal yang banyak dilakukan oleh penata cahaya adalah
sebagai berikut:
1. Merawat semua equipment yang telah dipakai, agar dapat beroperasi dan
digunakan untuk pembuatan/tahap selanjutnya.
2. Mereview hasil tata cahaya yang telah di record produksi oleh editor.
3. Presentasi dan evaluasi
4. Peran dan tanggung jawab
Seperti profesi lainnya, penata cahaya merupakan bagian dari kru produksi film
dan televisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab spesifik. Pada umumnya
seorang penata cahaya tidak bekerja sendirian (kecuali untuk hal tertentu), dan
secara umum tugas serta tanggung jawab penata cahaya meliputi:
1. Berdiskusi dengan produser membahas tentang rencana produksi.
2. Mempelajari naskah.
3. Mengimplementasikan sebuah adegan atau scene
4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan mood/rasa
pencahayaan yang baik.
5. Memilih peralatan lighting serta penunjangnya.
6. Bekerja sama dengan sutradara dan operator kamera/cameraman.
7. Melakukan setup lighting, atau blocking lighting sesuai keinginan sutradara.
Kendala dan kesalahan bisa terjadi pada siapapun, demikian juga bisa terjadi
pada seorang penata cahaya. Kesalahan bisa diminimalisasi bahkan seharusnya
bisa dihindari jika kita bisa melewati semua prosedur dengan baik. Kesalahan-
kesalahan yang sering dihadapi di lapangan oleh penata cahaya adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya pencahayaan yang memadai karena beberapa lampu bohlam ada
yang putus.
2. Susahnya menghilangkan bayangan karena intensitas lighting tidak sama.
3. Susahnya mencari listrik di daerah tempat shooting.
Langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan tersebut
antara lain :
1. Melakukan hunting lokasi sebelum shooting agar lebih mudah beradaptasi
dengan lokasi yang akan diambil gambar dan set penempatan lighting dalam
proses shooting nanti.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Persiapan yang matang sebelum shooting dari pra produksi, produksi, hingga
paska produksi.
3. Pelajari semua konsep, teknis dan fungsi yang ada pada lighting, terlebih
jika peralatan tersebut jenis terbaru dan belum pernah digunakan secara
detail fungsinya.
4. Selalu menjaga hubungan baik terhadap semua kru terutama sutradara,
karena sutradaralah yang bertanggung jawab dalam sebuah produksi
Dalam proses kerjanya penata cahaya tidak bisa terlepas dari prosedur,
termasuk membuat lembar kerja. Lembar kerja dibuat untuk memudahkan dalam
proses pekerjaan nantinya. Lembar kerja yang harus dibuat oleh penata cahaya
meliputi:
1. Lighting Sheet
2. Floorplan Lighting
3. Spesifikasi Lighting
MATERI PEMBELAJARAN
Key light adalah pencahayaan utama yang diarahkan kepada objek. Key
light merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight
lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain three poin
lighting, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
b. Fill Light
MATERI PEMBELAJARAN
c. Back Light
Perbedaan key light, fill light dan backlight bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 1 perbedaan key light, fill light dan back light
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam produksi televisi maupun film, penerapan prinsip three point lighting
bisa menggunakan satu prinsip, dua prinsip atau ketiganya sekaligus,
tergantung mood cerita yang ingin dibangun, dan kebutuhan gambar yang
ingin disajikan.
MATERI PEMBELAJARAN
light dibagi menjadi dua macam, yaitu flood dan spot.
Flood light merupakan lampu yang memiliki karakteritik cahaya lebar
sehingga mampu menyinari objek atau lokasi lebih luas. Flood light biasanya
digunakan untuk prinsip three point lighting, pencahayaan untuk lokasi
dan lain sebagainya. Sedangkan spot merupakan lampu yang memiliki
karakteritstik cahaya yang sempit dan terarah sehingga menimbulkan titik
atau bulatan cahaya. Spot biasanya digunakan untuk keperluan dramatisasi
tokoh. Selain itu, spot juga sering kita dijumpai saat konser, lampu disorot ke
arah penyanyi sehingga menimbulkan kesan fokus pada objek yang diinginkan
dan mengabaikan objek di sekitarnya.
Lighting merupakan salah satu elemen penting dalam proses
produksi. Secara umum, tugas lighting dalam produksi acara televisi adalah
sebagai berikut:
a. Menghadirkan cahaya
b. Memberi dimensi pada gambar
c. Menyinari objek tertentu
d. Memberikan gambaran situasi dalam frame
e. Mendukung gaya adegan
Proses produksi, pencahayaan harus direncanakan dengan baik dan
tepat guna dan untuk itu diperlukan tata lampu yang baik. Berbicara tentang
tata lampu, dalam produksi televisi tata lampu bukan hanya ditentukan oleh
fungsinya, melainkan juga ditentukan oleh :
a. Jenis dan ukuran
b. Tata letidak
Saat ini terdapat beragam jenis lampu dan secara umum, jenis lampu yang
sering digunakan dalam produksi program acara televisi antara lain :
a. Floodlight
Floodlight merupakan salah satu lampu yang umum digunakan.
Ditinjau dari bentuknya, lampu jenis ini memiliki bentuk yang sederhana.
Reflektor dan bohlam diletidakkan di dalam kotak yang dapat diarahkan
secara fleksibel ke berbagai arah. Hal ini menguntungkan penata cahaya,
karena dengan fleksibilitas tersebut, lighting penata cahaya mampu
mengatur arah cahaya terhadap objek dengan baik.
Floodlight memiliki karakter cahaya luas, artinya area yang disinari
oleh lampu jenis ini cukup luas, tergantung jarak lampu pada objek dan
besaran watt lampu tersebut. Secara umum, floodlight memiliki dua ukuran
, yaitu floodlight 1000 watt dan floodlight 500 watt. Ditinjau dari besaran
watt yang dibutuhkan, floodlight 1000 watt lebih terang dibandingkan
dengan floodlight 500 watt. Floodlight 500 watt cocok digunakan untuk
menyinari objek atau area jarak dekat sedangkan floodlight 1000 watt
cocok digunakan untuk menyinari area dari jarak jauh. Terkadang juga
dikhususkan untuk menyinari backdrop, yang sering disebut dengan
cyc–light. Meskipun floodlight umum digunakan, lighting jenis ini kurang
cocok digunakan sebagai lighting utama dalam menyinari pemain/objek.
Hal tersebut disebabkan karakteristik lampu yang mengandalkan jarak,
sehingga tidak efektif digunakan untuk menyinari pemain, apalagi objek
yang jauh sehingga cahaya yang dihasilkan akan tampak buram dan kabur.
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 33
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA
MATERI PEMBELAJARAN
b. Beam light
Beamlight merupakan salah satu jenis lighting yang memiliki bagian
pemantul cahaya/reflektor bawaan. Karakteristik cahaya yang dihasilkan
dari lampu ini adalah sempit. Selain itu, beamlight juga fleksibel, karena
penata cahaya bisa mengubah ukuran cahaya intensitas sesuai kebutuhan.
Karena karakteristik cahayanya yang sempit dan fleksibel, penata cahaya
sering menggunakan beamlight sebagai lampu follow spot, yang biasanya
difungsikan untuk mengikuti objek yang bergerak. Selain itu, kerangka
bagian depan beamlight memungkinkan untuk dipasang filter warna
sehingga penata cahaya bisa berkreasi dengan warna yang diinginkan.
PRODUKSI DAN SIARAN
34 PROGRAM TELEVISI
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA
MATERI PEMBELAJARAN
c. Scoop
Lighting scoop merupakan lampu flood yang biasa digunakan dalam
produksi acara televisi baik indoor maupun outdoor. Pada bagian kerangka
lighting ini menggunakan reflektor jenis ellipsoidal yang memungkinkan
cahaya memancar secara merata dan lembut. Ditinjau dari segi fungsi,
lighting scoop termasuk salah satu lighting yang fleksibel. Mengapa
demikian? Meskipun ada beberapa jenis lighting scoop yang dirancang
khusus dengan bohlam tertentu, namun secara umum lighting ini
bisa menggunakan lampu tungsten halogen bahkan lampu pijar biasa
sekalipun dan ini memudahkan penata cahaya ketika akan mengganti
bohlam lampunya.
MATERI PEMBELAJARAN
d. Fresnel
Lighting fresnel merupakan salah satu jenis lighting yang bersifat
spot. Berbeda dengan lighting dengan karakter spot lainnya, lighting
fresnel memiliki batasan pancaran sinar yang lembut di sisi lingkaran
luarnya. Hal ini disebabkan pada bagian badan lighting fresnel
disematkan lensa fresnel. Lensa fresnel ini memiliki karakter bergerigi
pada sisi luarnya. Selain itu pada badan lighting juga memiliki reflektor
jenis spherical. Kedua kombinasi ini menghasilkan cahaya pada bagian
tengah lebih terang sedangkan di sisi lingkaran terlhat redup atau lembut.
Sifat lingkaran cahaya yang lembut memungkinkan dua atau lebih lampuf
fresnel memadukan warna cahaya pada objek atau area yang disinari.
MATERI PEMBELAJARAN
Lampu profil memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Hal ini
disesuaikan dengan kepentingan pencahayaan indoor. Seacara umum,
lampu profil memiliki 3 jenis di antaranya....
1) Standard
Lampu standar merupakan jenis lampu profil yang paling
sederhana. Pada bagian badan lighting, menggunakan satu lensa.
Meskipun begitu, lampu standar ini bisa diatur fokus cahayanya,
dengan cara menjauhkan dan mendekatkan lensa ke bohlam.
2) Bifocal
Lampu bifocal merupakan jenis lampu profil standar yang
memiliki karakter cahaya yang lembut dan tegas sekaligus. Hal ini
disebabkan oleh shutter tambahan yang dipasang di luar focus. Namun
sayang, sampai buku ini ditulis, jenis lampu ini dapat dikatakan cukup
langka karena sudah tidak diproduksi lagi.
3) Zoom
Lampu zoom merupakan salah satu jenis lampu profil dengan
memiliki dua lensa planno convex sekaligus. Kedua lensa yang
dipasang berhadap-hadapan ini memiliki fungsi masing-masing. Lensa
pertama berfungsi untuk mengatur fokus cahaya, sedangkan lensa
kedua berfungsi untuk mengatur ukuran besar kecilnya sinar cahaya
yang dihasilkan.
Kelebihan dari lampu zoom adalah, pengaturan ukuran lingkaran
cahaya hanya dengan pegangan (knop) atau tombol. Semakin angkanya
menunjukkan minimal, maka lingkaran intensitas cahaya semakin kecil dan
sebaliknya, jika tombol diarahkan ke angka yang menunjukkan maksimal
maka intensitas lingkaran cahaya semakin besar.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 2. 14 Lekolite
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Leko.JPG
4) Peble Convex
Struktur lampu Peble Convex sama dengan Fresnel, dan yang
membedakan adalah letak penggunaannya. Peble Convex menggunakan
lensa Peble Convex. Pada mulanya terdapat lampu semacam ini dengan
menggunakan lensa Peble Convex dan disebut dengan Planno Convex
/ PC. Lampu PC ( Planno Convex ) sudah jarang sekali digunakan dan
mungkin sudah tidak diproduksi lagi. Saat ini lampu yang masih
digunakan dalam pementasan teater terutama di Eropa adalah lampu
Peble Convex.. Karena menggunakan lensa Peble Convex maka garis
sinar cahaya yang dihasilkan berada di antara fresnel yang berkarakter
lembut dan profil yang berkarakter tegas. Lampu ini sangat bermanfaat
ketika garis sinar cahaya yang tegas tidak diperlukan sementara garis
sinar cahaya yang lembut terlalu kabur.
MATERI PEMBELAJARAN
6) Lampu PAR
Lampu PAR, atau parabolic aluminized reflecto adalah lampu
yang bohlam, reflektor, dan lensanya terintegrasi. Unit lampu PAR
menggunakan lensa parabolik. Karena lampu PAR berbentuk satu
kesatuan (unit) maka ukuran sinar cahaya tidak dapat disesuaikan
kecuali dengan pengganti lampu. Ukuran diamater dan watt lampu
PAR bermacam-macam yang umum digunakan adalah PAR 36, 38, 46
56 dan 64, dan daya listrik yang digunakan antara 50-100 watt.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
8) Lampu Practical
Lampu practical merupakan lampu yang digunakan sehari-hari
dan diperlukan sebagai pencahayaan dalam produksi program acara
televisi. Misalnya lampu tidur, lampu tempel, lampu minyak, lampu
hiasan dinding, lampu belajar dan lain sebagainya. Lampu practical
biasanya digunakan ketika produksi program televisi memerlukan latar
belakang tempat yang realistis berdasarkan kenyataan atau situasi di
dalam frame yang menyerupai situasi realis. Sebagai contoh, ketika di
sebuah gubuk tua yang hanya diterangi dengan lampu minyak/lampu
tempel, seorang kakek bercerita kepada cucunya tentang perjuangan
hidupnya. Jika dalam cerita menghendaki lampu minyak itu dinyalakan,
maka dalam frame akan terlihat seolah-olah penerangan hanya
dihasilkan dari lampu minyak saja karena keadaan frame secara teknis
berbeda dengan kenyataan.
9) Intelligent lighting
Intelligent lighting adalah lampu yang memiliki kemampuan
dapat dikontrol secara otomatis atau mekanis, tidak seperti lampu
konvensional lain. Lampu jenis ini memiliki kemampuan efek yang
kompleks dan dapat diatur atau dirancang penggunaannya melalui
sebuah program. Oleh karena itu jenis lampu ini disebut sebagai lampu
otomatis, moving light dan moving heads.
MATERI PEMBELAJARAN
a) analog
b) digital
c) ethernet
3. Aksesori Lighting
Lighting sangat penting dalam proses produksi. Melalui pencahayaan
yang baik, maka hasil gambar yang diinginkan pun tercipta baik. Meskipun
demikian, lighting yang bagus sekalipun tidak bisa memberikan hasil maksimal
jika tidak didukung dengan aksesori yang memadai. Aksesori-aksesori pada
lighting bukan hanya sekadar pelengkap tetapi masing-masing memiliki
fungsi khusus. Aksesori yang dibutuhkan oleh lighting antara lain:
a. Filter
Filter atau plastik warna merupakan salah satu aksesori penting dalam
lighting. Fungsi filter adalah mengubah warna cahaya yang dipancarkan
MATERI PEMBELAJARAN
dari lampu menjadi warna yang diinginkan. Filter atau plastik warna
berbentuk lembaran tipis dengan warna yang berbeda-beda.
MATERI PEMBELAJARAN
biasanya digunakan untuk set lokasi yang terbatas. Maka dari itu bamdoor
sangat efektif digunakan untuk mengatur arah penyebaran cahaya dan
mencegah cahaya bocor melebihi area penyinaran yang diinginkan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
RANGKUMAN
17. PAR, atau parabolic aluminized reflecto adalah lampu yang bohlam,
reflektor dan lensanya terintegrasi.
18. Lampu efek merupakan lampu yang memiliki ciri khas dan fungsi
tertentu. Lampu ini biasa digunakan penata cahaya untuk memberi
efek khusus pada cahaya yang diciptidakan.
19. Lampu practical adalah lampu yang digunakan sehari hari tetapi
diperlukan dalam sebuah produksi program acara televisi (sesuai
naskah)
20. Intelligent lighting adalah lampu yang memiliki kemampuan dikontrol
otomatis atau mekanis.
21. Light Emitting Diode merupakan jenis lampu yang menggunakan
bohlam dengan teknologi diode.
22. Filter atau plastik warna merupakan salah satu aksesori penting yang
berfungsi mengubah warna cahaya yang dipancarkan dari lampu
menjadi warna yang diinginkan.
23. Bamdoor adalah aksesori lighting yang berfungsi untuk mengatur
lebar sempitnya pancaran cahaya sehingga bisa mencegah pancaran
cahaya ke area yang tidak diinginkan
24. Iris merupakan aksesori yang berfungsi memperkecil dan memperbesar
diameter lingkaran cahaya yang dihasilkan oleh lighting.
25. Doughnut merupakan aksesori lighting yang terdiri dari bahan
plat metal besi berbentuk persegi dengan lingkaran di tengahnya.
Doughnut biasanya digunakan penata cahaya untuk meningkatkan
intensitas lingkaran cahaya yang dipancarkan oleh lighting jenis spot.
26. Gobo merupakan aksesori lighting yang digunakan untuk menciptakan
efek imajinatif dan artistik terhadap cahaya.
27. Snoot atau Top Hat merupakan salah satu aksesori lighting yang
berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya dan memperpendek
jarak cahaya. Untuk menggunakan snoot, penata cahaya memasang
bersama dudukan filter di depan lampu.
28. Bar dan boom adalah jenis perlengkapan yang digunakan untuk
memasangkan lampu yang berderet rapi.
29. Light stand merupakan perlengkapan yang digunakan untuk
menggantungkan lighting secara portabel atau bisa dipindah-pindah.
30. Clamp dan bracket merupakan alat bantu perlengkapan yang digunakan
untuk memasang lighting.
31. Light rig merupakan kombinasi dari bar dan boom yang didesain
sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan
pemasangan pencahayaan baik indoor maupun outdoor
TUGAS MANDIRI
Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan tentang peran dan tugas
penata cahaya, konsep/prinsip three point lighting, jenis-jenis lampu yang
dipakai dalam produksi program acara televisi, dan aksesori-aksesori lighting.
Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati
dengan guru pengampu.
REFLEKSI
BAB III EKSOTISME GAMBAR MELALUI ELEMEN SHOT, KOMPOSISI DAN TYPE OF
SHOT
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Saya yakin kalian pernah menonton film. Film Perempuan Tanah Jahanam yang
dirilis Oktober 2019 lalu, bisa menjadi salah satu referensi pengambilan gambar
yang baik. Saat penulis menonton film tersebut, rasanya tidak bisa bernafas. Setiap
shot-shot yang disajikan memiliki makna tertentu. Rasanya tidak ingin tertinggal satu
shot pun. Pernahkan kalian menonton acara talkshow yang dipandu presenter Najwa
Shihab di televisi? Tidak semua orang menyukai talkshow, tetapi mengapa masyarakat
memkalianng acara tersebut berbeda? Salah satu penyebabnya karena gambar yang
disajikan dalam tayangan tersebut begitu menarik.
Ada tiga unsur dalam audio visual, di antaranya adalah gambar, suara dan musik/
sound effect. Mengapa ‘gambar’ di tempatkan di urutan pertama?, karena dalam konsep
audio visual, gambar yang baik merupakan gambar yang mampu menyampaikan
maksud dan tujuannya dengan baik. Sedangkan musik atau dialog dan sound effect
merupakan faktor pendukung dari audio visual tersebut.
Agar mampu menghasilkan produksi audio visual khususnya televisi dengan
baik, diperlukan kemampuan pengambilan gambar yang baik. Untuk itu, diperlukan
juru kamera yang mampu memahami kaidah-kaidah estetika gambar maupun kaidah-
kaidah produksi program acara televisi sehingga gambar yang dihasilkan mampu
menceritidakan naskah, gambar dibuat secara wajar, dan memenuhi ekspektasi seni
penonton.
Agar pengambilan gambar sesuai dengan tujuan naskah, perlu adanya
pemahaman tentang elemen-elemen dasar pengambilan gambar. Elemen-elemen
dasar pengambilan gambar antara lain elemen shot, komposisi gambar dan type of
shot.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Elemen Shot
Shot merupakan bagian dasar dari sebuah film maupun televisi. Shot
hanyalah bagian kecil dari sebuah proses produksi, tetapi memiliki makna yang
begitu penting. Setiap shot yang baik harus memiliki arti dan makna dari setiap
gambar yang diambil.
Kita harus memahami benar bahwa sebuah shot hanyalah bagian dasar dari
sebuah film dan program televisi. Shot dapat dipisahkan untuk kepentingan
adegan dan akting. Thompson juga menegaskan bahwa sebuah shot hanya bagian
kecil dari sebuah proses produksi, tetapi mempunyai arti yang sangat penting.
Setiap shot gambar atau video memiliki arti dari gambar yang kita ambil. Melihat
foto atau video tanpa dilengkapi dengan teks tentu semua orang akan tau arti dan
maksud dari gambar tersebut, sebab setiap angle yang kita ambil dapat memiliki
cerita.
1. Konsep Dasar Elemen Shot
Elemen shot adalah salah satu pondasi dasar ketika kita akan mengambil
gambar melalui kamera. Dengan memahami elemen dasar, gambar-gambar
yang disajikan akan menarik dan memenuhi tujuan yang hendak disampaikan
melalui gambar tersebut. Karena merupakan pondasi yang begitu penting,
elemen shot menjadi sebuah keharusan bagi para jurnalis, broadcaster maupun
sineas untuk memahaminya. Elemen shot sudah menjadi prinsip baku yang
harus selalu diterapkan dalam pengambilan gambar. Dengan menerapkan
elemen shot, para broadcaster, jurnalis, maupun sineas akan menghasilkan
gambar yang baik, memiliki kontinuitas yang baik dan memenuhi tujuan
pemgambilan gambar tersebut.
2. Jenis-Jenis Elemen Shot
Elemen shot dibagi menjadi 6 macam, yaitu motivasi, informasi, komposisi,
suara, angle camera, continuity.
a. Motivasi
Motivasi merupakan prinsip paling mendasar dalam elemen shot. Dengan
PRODUKSI DAN SIARAN
PROGRAM TELEVISI 57
KAMERA, PENCAHAYAAN
DAN TATA SUARA
MATERI PEMBELAJARAN
B. Komposisi Gambar
Pernahkah kalian menonton video yang hanya berisikan gambar, tanpa
dialog atau narasi, namun dapat memahami dengan baik isi video tersebut?
Jika pernah dan kalian memahami isi video tersebut dengan baik, maka video
yang kalian tonton telah menerapkan teknik pengambilan gambar dengan baik.
MATERI PEMBELAJARAN
Salah satu unsur yang menunjang dalam pengambilan gambar yang baik adalah
komposisi.
1. Konsep Dasar Komposisi Gambar
Berbicara tentang audio visual berarti berkaitan dengan seni, estetika,
perasaan emosional. Tayangan yang baik akan mampu menciptakan estetika
gambar yang baik, dan mampu melibatkan emosional penonton sehingga
penonton menikmati tayangan tersebut. Untuk itu, perlu pemahaman tentang
komposisi gambar. Apakah komposisi gambar itu? Komposisi gambar adalah
teknik penataan unsur-unsur gambar ke dalam frame.
Komposisi gambar merupakan ilmu seni yang memiliki nilai kebebasan
dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat baku. Oleh sebab itu
dalam penerapan komposisi gambar selalu dinamis, fleksibel dan tidak kaku.
Melalui komposisi gambar, kita bisa bereksperimen tanpa batasan tertentu,
kita diberi kebebasan berkreasi dalam pengambilan gambar asalkan masih
dalam kaidah yang berlaku dalam industri pertelevisian.
Karena merupakan sebuah seni, komposisi gambar harus memperhatikan
keindahan, keseimbangan/balance, ruang, warna dari elemen visual serta
memberikan daya tarik dalam frame yang dibangun. Elemen visual adalah
segala bentuk yang terlihat oleh lensa kamera. Elemen visual tersebut dapat
berupa:
a. manusia
b. lokasi
c. warna dan cahaya
2. Jenis-jenis Komposisi Gambar
Komposisi gambar merupakan pondasi dasar dalam pengambilan gambar.
Sutradara dan juru kamera harus memahami dengan matang komposisi
gambar sehingga gambar yang dihasilkan menarik, penuh estetika dan mampu
memvisualkan naskah dengan baik. Untuk itu ada beberapa jenis komposisi
gambar yang harus dipahami diantaranya:
a. Framing
Framing adalah kaidah penempatan elemen-elemen gambar ke dalam
frame/bingkai yang bertujuan untuk memposisikan objek pada komposisi
yang baik sehingga tercipta keseimbangan frame dari segala arah. Untuk
memahami framing, silakan bayangkan bahwa kalian akan mengambil shot
sebuah objek manusia. Posisikan objek manusia di tengah frame dengan
berpedoman pembagian pada 2 buah garis vertikal dan 2 buah garis
horizontal pada sebuah bingkai atau frame, sehingga membentuk suatu
pertemuan garis vertikal dan garis horizontal, sehingga kita dapatkan
2 titik bagian atas dan 2 titik bagian bawah yang membentuk titik pusat
perhatian penonton atau interest point of object. Keseluruhan ini disebut
juga the rule of thirds atau the golden mean. Untuk lebih memahami the rule
of third, silakan amati gambar berikut.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Selain the rule of third, ada 3 teknik filming yang bisa diterapkan dalam
pengambilan gambar yaitu:
1) Keseimbangan
Keseimbangan merupakan ketika objek dalam frame gambar tampak
berimbang posisinya. Kesimbangan ratio pada layar adalah : 2/5
sampai dengan 3/5 atau 1/3 sampai dengan 2/3.
Gambar3.6 keseimbangan
Sumber: dokumen pribadi
2) Simetri
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Ruang Headroom
Looking Room
MATERI PEMBELAJARAN
d. Walking Room
Merupakan space ruang yang luas untuk menunjukkan arah berjalan
suatu objek, bertujuan untuk memberi kesan keseimbangan terhadap
arah objek yang dituju. Biasanya ruang arah berjalan akan lebih luas
daripada ruang bagian belakang objek.
e. Imaginary Line
Ketika memproduksi acara televisi terkadang selalu terpikirkan
bagaimana cara membuat gambar menjadi sinematik, bagus, sesuai
komposisi yang tepa,t tetapi tidak sedikit yang melupakan imaginary
line. Padahal, imaginary line merupakan salah satu komposisi gambar
yang jika dilupakan akan fatal terhadap hasil. Apa itu imaginary line?
imaginary line atau sering disebut juga dengan garis imajiner, adalah
garis khayal dalam sebuah frame/setting tempat yang tidak boleh
dilewati oleh kamera.
Garis imajiner yang paling mudah ditemukan adalah ketika terjadi
adegan percakapan 2 orang. Perhatikan ilustrasi di bawah ini:
MATERI PEMBELAJARAN
f. Blocking Kamera
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
The rule of third merupakan aturan baku tiga bagian frame dalam gambar.
Dalam praktiknya banyak ditemui juru kamera yang mengambil gambar
fokus di tengah frame sehingga komposisi yang dihasilkan tidak maksimal.
Seperti pada gambar di atas, komposisi tersebut kurang tepat karena
objek terlihat ditengah frame. Akan terlihat lebih dramatis apabila objek
diletidakkan 1/3 bagian frame atau 2/3 frame sehingga akan menimbulkan
kesan dramatis.
b. Kesalahan penerapan headroom
Headroom adalah jarak antara ruang kepala dengan batas frame bagian
atas. Ketika praktik masih banyak yang sering melakukan kesalahan dalam
menerapkan headroom, seperti headroom terlalu luas, atau bahkan tidak
ada ruang headroom sama sekali, seperti terdapat pada contoh berikut:
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Seperti terlihat pada gambar di atas, host terlihat ditengah frame sehingga
ruang berjalan host terlalu sempit. Perlu diingat bahwa walking room
adalah komposisi yang bertujuan untuk memberi informasi kemana arah
objek bergerak, dan idealnya ada keluasan arah objek bergerak sehingga
interpretasi penonton baik.
e. Kesalahan penerapan imaginary line
Imaginary Line atau sering disebut juga dengan garis imajiner adalah garis
khayal dalam sebuah frame/setting tempat yang tidak boleh dilewati
oleh kamera. Perhatikan gambar berikut ini:
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Over Shoulder Shot atau lebih sering disebut dengan OSS merupakan
teknik pengambilan gambar dari bahu salah satu objek sehingga lawan
bicara terlihat jelas. Kesalahan penerapan Over Shoulder Shot hampir
sama dengan kesalahan penerapan garis imajiner, yaitu juru kamera
melewati garis imajiner. Gambar yang dihasilkan adalah kedua subjek
tersebut akan memiliki arah pandang yang sama, padahal dalam frame
sesungguhnya mereka saling berhadapan.
h. Kesalahan penerapan Canted Shot
MATERI PEMBELAJARAN
dalam penerapan crazy shot adalah pergerakan kamera terkesan dibuat-
buat, sehingga pergerakan kamera terlihat kaku. Selain itu pergerakan
kamera ini terkadang membawa juru kamera menjadi sedikit tidak
terkontrol dan menyebabkan gambar yang dihasilkan terlalu shaking.
C. Type Of Shot
MATERI PEMBELAJARAN
Salah satu elemen penunjang shot yang akan dibahas adalah type of shot.
Type of shot merupakan ukuran-ukuran dalam pengambilan gambar sehingga
memberikan nilai variatif dan memberi kesan tertentu.
2. Jenis-Jenis Type Of Shot
Untuk mengambil gambar yang terbaik, dibutuhkan pemahaman tentang
type shot. Type shot merupakan ukuran gambar yang diambil sesuai kebutuhan
sutradara. Tidak bisa sembarang mengambil gambar, type shot ini memiliki
kaidah-kaidah dan pakem agar dapat menghasilkan gambar yang sinematik
dan baik.
Jenis-jenis shot untuk televisi memang ada sedikit perbedaan dengan yang
lazim digunakan di kalangan orang-orang film. Tetapi perbedaan ini bukanlah
perbedaan yang prinsip karena maksud dan size shot yang dikehendaki tidak
jauh berbeda. Jenis-jenis shot untuk televisi adalah sebagai berikut:
MATERI PEMBELAJARAN
Batasan anatominya dari ujung rambut sampai ujung kaki tampak secara
keseluruhan dan biisaanya pada objek yang bergerak seperti manusia
dan hewan. Full Shot juga disebut lanskape format karena menampilkan
objek utama dan alam. Jenis shot ini cocok diterapkan saat kalian ingin
menampilkan keadaan tokoh secara utuh sekaligus alam sekitarnya sebagai
pendukung. Contoh penerapan full shot ini adalah saat acara talk show
yang menampilkan host dan narasumber secara utuh; ini menggambarkan
situasi objek dan alam sekitarnya secara bersamaan. Perlu diketahui
bahwa jenis shot ini merupakan jenis shot yang banyak digunakan dalam
format acara televisi. Bahkan jenis shot ini seolah menjadi salah satu shot
wajib ketika memproduksi acara televisi baik drama maupun nondrama.
Lihat saja acara-acara di televisi, hampir dalam 1 menitnya menampilkan
full shot.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Medium Close Up, atau sering disebut juga Middle Close Up merupakan
tipe shot yang batasnya dimulai dari dada sampai ujung kepala. Medium
Close Up sering disebut juga dengan potret setengah badan. Tipe Shot
ini menggambarkan tokoh yang dipotret separuh badan namun masih
memberikan gambaran visual background yang baik; digunakan untuk
memperdalam gambar dan menekankan profil tokoh suatu objek.
Penggunaan tipe shot ini cocok saat kalian mewawancarai tokoh untuk
mendapatkan emosi tokoh lebih dalam, atau menampilkan profil
narasumber seperti saat wawancara berita, talkshow dan lain sebagainya.
g. Close Up (CU)
MATERI PEMBELAJARAN
Batasan anatominya dari ujung rambut hingga leher. Atau dapat juga kalian
mengambil objek wajah keseluruhan dalam gambar. Objek utama pada
jenis tipe shot ini adalah wajah, sedangkan background hanya terlihat
sedikit dan abai. Penggunaannya untuk menunjukkan ekspresi dari wajah
pelaku yang berada dalam layar atau berada di depan kamera. Close up
inipun juga dibutuhkan untuk menunjukkan detail dari sebuah benda atau
objek sehingga penonton dituntut untuk melihat benda atau objek yang
ingin ditampilkan.
Tipe shot ini bisa digunakan baik program drama maupun nondrama
yang menampilkan emosi objek yang meliputi kemarahan, kesedihan,
ketangguhan, kekesalan, kekaguman dan sifat emosional lain sehingga
rasa dari objek tersebut sampai kepada penonton.
h. Big Close Up (BCU)
Batasan anatominya lebih lebar dan detil, yaitu fokus pada bagian wajah.
Ada pula orang menggunakan istilah BCU ini untuk XCU. Tetapi yang
menjadikan pedoman BCU lebih condong kepada komando pengambilan
gambar satu anatomi manusia atau hewan. Big Close Up merupakan
tipe shot yang lebih tajam dari close up. Tipe shot big close up mampu
mengungkapkan ketajaman pandangan mata, kebencian, atau ekspresi
lain seputar ekspresi wajah. Tanpa narasi sekalipun, penonton mampu
menginterpretasikan apa yang dirasakan tokoh lewat tipe shot ini. Selain
objek manusia dan hewan, BCU juga bisa diterapkan pada objek berupa
benda-benda mati seperti jarum, makanan, dan lain sebagainya untuk
mendapatkan detail gambar tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Tetapi tanpa penerapan type shot yang baik, gambar yang dihasilkan
tidak akan sesuai dengan visi-misi sutradara.
Beberapa kesalahan yang biasa terjadi dalam penerapan type of shot
seperti berikut ini:
Full Shot merupakan jenis type shot yang menampilkan objek dari ujung
kepala sampai kaki. Type Shot ini menekankan pada objek sebagai objek
utama sekaligus menampilkan komposisi keindahan visual. Kesalahan
yang terjadi saat pengambilan gambar type shot ini adalah tidak
menerapkan komposisi gambar. Beberapa kesalahan yang sering terjadi
adalah: frame bagian bawah menampilkan ujung kaki, sedangkan ujung
kepala berada di tengah frame sehingga head room terlihat lebih jauh.
MATERI PEMBELAJARAN
Medium Shot adalah type shot yang menampilkan gambar objek dari
ujung kepala sampai pinggul. Type shot ini menekankan pada tokoh dan
panorama sekitar. Kesalahan yang sering terjadi adalah, nanggungnya
pengambilan gambar ini. Pada tekniknya, pengambilan gambar ini dari
ujung kepala sampai pinggul. Namun banyak yang mengambil secara
nanggung, yaitu di paha. Jadi, disebut knee shot bukan, medium shot juga
tidak. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mengabaikan headroom
sehingga objek lebih terlihat kurang optimal.
d. Kesalahan Medium Close Up
Medium close up adalah tipe shot yang sering digunakan dalam pengambilan
gambar produksi acara televisi. Medium Close Up jika diterapkan secara
baik, akan menampilkan sisi profil tokoh.Tetapi ada beberapa kesalahan
dalam penerapan tipe shot ini, misalnya mengabaikan headroom sehingga
tujuan medium close up tidak didapatkan secara optimal.
MATERI PEMBELAJARAN
e. Kesalahan Close Up
Close Up merupakan type shot yang menampilkan ujung kepala sampai dada.
Jika penerapan type shot ini benar maka akan mampu menampilkan sisi
emosional tokoh, ekspresi tokoh dan mendalami profil tokoh dengan sangat
baik. Tetapi ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat pengambilan
gambar ini yaitu mengabaikan lighting, mengabaikan komposisi dan lain
sebagainya sehingga tujuan dari pengambilan gambar ini tidak optimal.
CAKRAWALA
Ada beberapa type of shot yang memiliki penyebutan berbeda. Knee Shot
(KS) disebut juga dengan Medium Long Shot. Big Close Up (BCU) dikenal juga
dengan istilah Choker. Dalam dunia broadcasting dikenal triangle shot. Istilah
ini digunakan untuk shot-shot yang sering digunakan dalam program acara baik
drama maupun nondrama televisi. Tipe shot yang tergolong dalam triangle shot
adalah full shot, medium shot, close up. Full shot mampu memberikan gambaran
objek dan lingkungan sekitar sekaligus, sedangkan medium shot mampu menekan
profil objek sambil tetap memperhatikan lingkungan sekitar, dan close up mampu
menekan ekspresi objek lebih dalam dan mulai mengabaikan lingkungan sekitar
karena lingkungan sudah digambarkan dalam shot sebelumnya.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
SEMESTER GASAL
A. Pilihan Ganda
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
produksi studio dan broadcasting adalah....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (4)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
6. Proses kalibrasi warna dengan warna putih untuk mendapatkan warna yang
sebenarnya disebut….
A. Black balance
B. Color balance
C. Color correction
D. Adjustment color
E. White balance
7. Terdiri dari key light, fill light, dan back light merupakan ....
A. Available Light
B. Artificial Light
C. Cahaya alami
D. Cahaya buatan
E. Parlight
8. Ruang yang menunjukkan arah berjalan objek sampai tepi frame, ruang lebih
luas dua kali dibanding ruang belakang disebut dengan....
A. Head Room
B. Canted Shot
C. Looking Room
D. Aerial Shot
E. Walking Room
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
9. Pengambilan gambar dimana kamera berada di belakang bahu salah satu
pelaku / di belakang objek yang membelakangi salah satu pelaku/ di belakang
objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame disebut......
A. Over Shoulder Shoot
B. Canted Shot
C. Establishing Shot
D. Two Shot
E. Aerial Shot
10. Jenis kamera yang biasa digunakan untuk produksi berita televisi adalah....
A. Kamera Polaroid
B. Handycam
C. Kamera DSLR
D. Kamera ENG
E. Kamera Analog
13. Penataan cahaya harus memenuhi standar yang berlaku seperti temperatur
warna yang tepat, intensitas cahaya yang cukup, kejelasan setting tempat yang
ditampilkan, merupakan pengertian dari aspek penataan cahaya secara....
A. pragmatis
B. teknis
C. artistik
D. dialektis
E. tematis
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
14. Prinsip dasar yang menjadi dasar pemahaman mengenai mengatur intensitas
cahaya, arah cahaya, posisi lampu dalam produksi baik film maupun televisi
merupakan pengertian dari....
A. Dramatisasi Lighting
B. Pragmatisasi lighting
C. Three point Lighting
D. Available Lighting
E. Artificial Lighting
Sumber: https://www.photoblog.com/learn/low-key-lighting/
Gambar tersebut merupakan penerapan lighting....
A. Available Light
B. Pro Light
C. Back Light
D. Fill Light
E. Key Light
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
C. membesar atau memperkecil diameter lingkaran sinar cahaya yang
dihasilkan lampu
D. meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan lampu spot
E. membentuk pola atau motif tertentu
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
Gambar tersebut merupakan aplikasi dari teknik...
A. Headroom
B. Looking Room
C. Walking room
D. Canted Shot
E. Subjektive shot
21. Developing shot adalah...
A. proses pengambilan gambar yang bervariasi. Teknik pengambilan gambar
ini menekankan pada variasi gambar antara gambar yang statis dengan
pergerakan lensa
B. teknik pengambilan gambar yang menggunakan seluruh pergerakan
kamera baik dari lensa maupun bodi kamera, menggunakan berbagai
angle kamera, dan komposisi kamera sehingga gambar yang dihasilkan
lebih dramatis dan nyaman ditonton.
C. proses pengambilan gambar menggunakan teknik statis. Teknik ini tidak
menggunakan pergerakan kamera, namun lebih menggunakan teknik cut
to cut pada gambar.
D. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi melibatkan penonton
sebagai pelaku dalam gambar tersebut
E. teknik pengambilan gambar yang secara psikologi membuat penonton
hanya sebagai pengamat saja.
22. Tipe shot yang digunakan untuk memperdalam gambar dan menekankan
profil tokoh sebuah objek disebut....
A. Close Up
B. Extreme Close Up
C. Medium Shot
D. Medium Close UP
E. Full Shot
24. Penataan cahaya yang baik harus memenuhi tingkat keberhasilan suatu
penataan cahaya dalam menggal dan menampakkan kedalaman isi naskah
melalui penggunaan feel yang diwakilinya merupakan penataan cahaya
aspek....
A. teknis
B. pragmatis
C. dramatis
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
D. artistik
E. tematis
26. Cahaya buatan yang sumbernya berasal dari lampu, lilin, obor dan lain
sebagainya disebut....
A. Available Light
B. Artificial Light
C. Back Light
D. Three Point Light
E. Pro Light
27. Teknik pengambilan gambar yang secara psikologi membuat penonton hanya
sebagai pengamat saja disebut dengan....
A. Objective Shot
B. Subjective Shot
C. Canted Shot
D. Crazy Shot
E. Type of Shot
Sumber: https://www.pinterest.com/LindaTokarczyk/color-transparent /
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
C. membesar atau memperkecil diameter lingkaran pancaran cahaya yang
dihasilkan lighting
D. meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan lampu spot
E. plat metal yang dicetidak membentuk pola atau motif tertentu
B. Soal Uraian!
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Sebuah program acara apapun tentu tidak akan lepas dari peran orang-
orang di balik layar. Berbagai macam cara dan teknik dilakukan agar menghasilkan
sebuah tontonan yang dapat menarik minat pemirsanya. Semua itu bisa dari konten
(isi program acara), cara dan teknik penyajian program acara, set properti, bahkan
bagaimana teknik pengambilan gambar dilakukan.
Lalu bagaimana sebuah program acara televisi dengan format nondrama
diambil dengan teknik perekaman gambar single camera ? Apakah yang dimaksud
dengan perekaman gambar single camera dan bagaimana pula penerapannya?
Pada dasarnya perekaman gambar untuk memproduksi audio visual
terdiri dari 2 teknik,yaitu single camera dan multi camera. Kita harus
memahami dan mengerti keduanya agar saat produksi, dapat menggunakan
teknik yang sesuai dengan kebutuhan
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
berbeda pada satu adegan, berbeda pada multi camera semuanya bisa
pada shot yang bersamaan.
MATERI PEMBELAJARAN
dengan switch control di ruang kontrol melalui kabel. Switch control maka akan
memudahkan dalam mengganti gambar secara realtime dari beberapa kamera.
Teknik multi camera sangat efektif digunakan baik saat proses produksi di
indoor maupun outdoor. Prinsip dasar dari teknik multi camera adalah kejelian
dan kemampuan melihat momen yang pas di setiap kamera. Saat proses produksi
multi camera, di control room ada beberapa monitor preview yang masing-masing
menampilkan output dari kamera, dan satu monitor utama yang menampilkan
gambar dari kamera yang sedang dipilih melalui switch control. Karena efektif
dan efisien, teknik multi camera menjadi keahlian untuk memproduksi program
acara nondrama, seperti konser, game show, talk show dan lain sebagainya.
Karakteristik program yang secara umum menggunakan teknik multi
camera adalah sebagai berikut:
1. Program acara disiarkan secara langsung/live.
2. Program produksinya berjalan secara linier dan mengalir (konser, talkshow,
variety show, game show dan lain sebagainya).
3. Program yang lokasinya tidak berpindah dari awal produksi sampai selesai
produksi.
Selain siaran langsung teknik produksi multi kamera sering digunakan juga
saat proses tapping, seperti program drama. Hal ini menguntungkan tim produksi
sebab proses editing menjadi lebih cepat karena editor tidak terlalu kesulitan
dalam menyusun bahan video. Mengapa? Sebab timeline program sudah jadi.
Pekerjaan editor hanya sekadar melengkapi, seperti memberi nama, lokasi, atau
memasukkan id’s program dan credit title. Contoh perekaman gambar multi kamera
pada program acara drama televisi adalah sinetron dan situasi komedi atau biasa
disebut sitkom. Melalui perekaman ini dalam satu adegan dapat diambil berbagai
angle yang dapat menghasilkan berbagai variasi gambar. Karena merupakan suatu
sistem maka tentunya alat-alat yang mendukung proses terjadinya multi kamera
tidaklah sedikit berbeda dengan single kamera yang hanya menggunakan satu
kamera sudah cukup.
MATERI PEMBELAJARAN
yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memindahka pemilihan gambar dari
berbagai stok shot maupun input kamera. Biasanya digunakan untuk multi
camera. Orang yang mengoperasikannya di sebut switcherman, tetapi
untuk Indosiar biasanya di pegang oleh seorang pengarah acara.
MATERI PEMBELAJARAN
VTR atau lebih dikenal dengan Video Tape Recorder adalah peralatan
yang berguna untuk merekam/memutar gambar yang dihasilkan kamera
Dalam shoting multi camera biasanya digunakan VTR lebih dari satu untuk
merekam dan memplaybacknya.
d. Kamera
MATERI PEMBELAJARAN
Kamera yang digunakan bisa kamera portable (EFP) yang disetting untuk
studio dan kamera ini memang dirancang untuk digunakan di studio,
misalnya: kamera pedestal. Jumlah yang dibutuhkan minimal dua atau
lebih tergantung kebutuhan dan jenis acaranya.
MATERI PEMBELAJARAN
dituntut untuk jeli dan mampu melihat momen yang tepat kapan
harus memindahkan gambar ke kamera yang pas. Sebagai panduan
dalam switching gambar, director harus memahami momen, situasi,
ekspresi dan reaksi pemeran dalam frame. Secara umum, dalam multi
camera ada 2 teknik pemindahan gambar yaitu teknik cutting dan
teknik dissolve. Kedua teknik tersebut sama-sama digunakan untuk
memindahkan gambar dari kamera satu ke kamera lainnya. Pemilihan
teknik pemindahan gambar sesuai kebutuhan tergantung situasi pada
frame, atau sesuai keinginan director.
3) The Switching Tehnique
Untuk melakukan pemindahan gambar dari kamera satu ke kamera
lainnya, tidak dilakukan asal-asalan dan semaunya. Diperlukan teknik
khusus sehingga pemindahan gambar terasa halus, sesuai momen
dan mampu mendukung situasi di dalam frame. Secara umum ada
4 teknik switching gambar yang harus dipahami program director
sebagai berikut:
a) Switching by Scene
Switching by scene merupakan teknik pemindahan gambar
berdasarkan adegan setiap objek yang telah direncanakan dalam
script sebelumnya. Untuk menggunakan teknik ini, dibutuhkan
shot list sebagai panduan program director atau switcher untuk
melakukan switching gambar.
b) Switching by Narration (or lyric)
Switching by Narration (or lyric) merupakan teknik pemindahan
gambar berdasarkan narasi atau lirik dalam setiap naskah yang
dibacakan oleh presenter atau voice over.
c) Switching by Moment
Switching by Moment merupakan teknik pemindahan gambar
berdasarkan kejadian langsung yang dilakukan dan dialami oleh
objek yang dituju. Kekuatan switching by moment ini adalah
kemampuan seorang sutradara dalam merekam dan mengambil
gambar sebuah kejadian yang tidak direncanakan.
d) Switching by Rhythm (or beat)
Switching by Rhythm (or beat) merupakan teknik pemindahan
gambar berdasarkan tempo dan bit dari ketukan birama, suara
musik atau sound effect. Teknik ini sering digunakan dalam
tayangan konser musik.
4) Eyes Monitoring
Saat proses syuting, program director beserta switcher berada di
ruangan khusus yang disebut control room. Di control room inilah
program director mengamati monitor preview (gambar dari beberapa
kamera) dan monitor program. Seorang program director harus
mampu membagi konsentrasi dalam memilih gambar yang tepat dan
memantau output gambar.
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Pada akhirnya Gary Marshal adalah orang yang pertama menambahkan jumlah
multi camera menjadi empat kamera, dan menamakannya kamera ke empat
ini sebagai kamera X, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah penggunaan
multi kamera sehingga setelah ini banyak produsen yang mengambil gambar
menggunakan sistem ini.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
menggunakan dua kamera atau lebih dan terhubung dalam satu sistem
yang terintegrasi.
7. Teknik multi kamera efektif digunakan baik saat proses produksi indoor
maupun outdoor. Prinsip dasar teknik multi kamera adalah kejelian dan
kemampuan program director untuk melihat momen yang pas di setiap
kamera.
8. Program-program yang biasanya menggunakan teknik multi kamera
antara lain program yang disiarkan secara langsung, program yang
proses syutingnya mengalir dan tidak ada pengulangan/re-take, dan
program yang set lokasinya tidak berpindah.
9. Peralatan pendukungnya adalah switcher, CCU (camera control unit),
VTR. Kamera yang di gunakan berjumlah 2 atau lebih, Sync generator,
Waveform, Character Generator (CG)/inscriber, Monitor, Perlengkapan
audio (mixer,mic dsb.)
10. Agar proses produksi multi camera berjalan dengan lancar dan gambar
yang dihasilkan berkualitas baik, perlu dilakukan beberapa langkah
berikut seperti setting kamera, mengatur white balance, mengatur
background setup lokasi, memahami Directing Skill, Timing On
Switching, Cutting Speed On Directing Editing,, The Switching Tehnique,
Eyes Monitoring dan lain sebagainya.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
MEMAHAMI CROSS SHOT DAN CONTINUITY SHOT
V
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari cross shot dan continuity shot peserta didik diharapkan
mampu memahami dan mengidentifikasi pengertian, teknik dan tujuan
penggunaan cross shot dan continuity shot yang diterapkan di industri televisi.
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Cros Shot
Berbagai macam teknik digunakan oleh seorang broadcaster khususnya
operator kamera dan mereka selalu pkaliani menciptakan sebuah gambar
dengan konsep menarik agar penonton bisa menyatu dan larut dalam cerita. Lalu
bagaimana seorang broadcaster dapat melakukannya? Bukankah pada dasarnya
manusia sendiri memang memiliki sebuah rasa yang terolah ketika menonton
sebuah tayangan audio visual, film misalnya, dari berbagai genre? Sebenarnya
banyak teknik yang bisa mereka ciptidakan karena setiap teknik gambar yang
tervisualkan memiliki tujuannya, salah satunya teknik pengambilan gambar
cross shot.
Gambar di atas merupakan salah satu potongan scene pada film Danur yang
disutradarai oleh Awi Suryadi. Film Danur ini merupakan sebuah film layar lebar
yang bergenre horror. Pada potongan scene ini bisa kita gambarkan teknik
pengambilan gambar yang digunakan untuk menunjukkan aura seram yang
muncul. Dipertegas lagi pencahayaan yang digunakan lowkey dengan aktris
yang menggunakan baju berwarna putih dan tatapan kosong yang mengarah ke
kamera. Ilustrasi gambaran ini dapat menyimpulkan bahwa setiap filmmaker atau
broadcaster mampu memvisualkan sebuah gambar yang menarik agar penonton
ikut merasakan atmosfer ketika menonton film tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
sudut terbalik dari wajah yang disisipkan dalam dialog muncul di “The Loafer”
pada 1912. Teknik komposisi dasar ini telah menjadi bagian dari bahasa
penceritaan visual. Tembakan struktur dibuat ulang, mengedit konvensi dalam
presentasi waktu dan ruang kembali dikerjakan, konvensi kesinambungan
naratif ditantang dan diganti tetapi banyak konvensi komposisi tetap.
Konvensi komposisi semacam itu dianggap normal atau standard dan
telah dipelajari dari waktu ke waktu oleh penonton. Stereotip komposisi ini
dapat diperkuat atau dihadapkan. Penonton memiliki fungsi persepsi dengan
upaya menyederahanakan bentuk dan pola yang kompleks tetapi dapat juga
digagalkan oleh juru kamera jika dalam pilihan membingkai atau menciptakan
gambar tidak teratur, dan penonton akan bertanya ketika disajikan gambar
seperti itu.
Pencarian untuk mengklasifikasikan adalah alam bagi pikiran manusia
dan sebuah puzzle perseptual yang mungkin melibatkan perhatian pengamatan
sampai ke titik saat dia menyerahkan upacara untuk memecahkan arti betapa
pentingnya konvensi komposisi. Pada poin ini akan bervariasi satu sama
lainnya, tetapi banyak orang mengantisipasi gambar yang dikenal dan dapat
dikenali di layar; memiliki keengganan terhadap yang tidak dikenal.
Jika tembakan tidak dapat segera dikategorikan, mereka mungkin mati
secara mental, sebab gambar mereka dari realitas visual terlalu ditantang.
Seorang sinematografer dari Amerika William Fraker sedang menyiapkan
sebuah shot untuk “Rosemary’s Baby” (1968) dengan sutradara Roman Polanski,
meminta framing tertentu melalui pintu untuk menunjukkan seseorang wanita
menelepon di ruang yang berdekatan, tetapi melakukan sebuah aksi sehingga
wajah wanita ditutupi oleh kusen pintu. Fraker ingin memosisikan kamera agar
wajahnya terlihat tetapi Polanski menolak, dia menjelaskan bahwa mereka
akan memiliki setiap anggota audiens menjulurkan ke kanan mereka dalam
upaya untuk memperlihatkan wajah di balik “bingkai pintu”. Fungsi bidikan
ini adalah untuk menahan informasi secara berurutan, untuk memberikan rasa
ingin tahu audiens dalam pengembangan cerita.
MATERI PEMBELAJARAN
Hasil bidikan dari sudut kamera tersedia dalam berbagai bentuk dan
ukuran . Bidikan melewati bahu tidak berbeda dengan bidikan di atas bahu.
Bahkan bahasa lain yang dapat kita gunakan adalah bidikan orang ketiga.
Bidikan OS yang digunakan pada teknik cross shot ini biasanya digunakan
untuk membentuk garis mata bagi audiens dan dapat membuat audiens
memiliki sudut pandang yang baik. Tidak pernah ada aturan yang jelas untuk
bidikan OS dan kita selalu ingin menjaga garis mata tokoh yang relevan. Hal
itu menyebabkan kita memegang kamera setinggi bahu kecuali jika kita ingin
menaikkan dan membidik dari sudut tinggi untuk mengintimidasi atau sudut
rendah untuk menunjukkan kekuatan. Lihatlah stills dari Back to the Future
untuk mengetahuinya.
Cobalah untuk mengindari sudut mana pun yang mengungkapkan
banyak tokoh yang menghadap jauh dari kita. Hal ini bertujuan agar tidak
mengganggu dan membuang fokus adegan. Meraih salah satu sudut kamera
ini berarti menjaga kamera kita diarahkan ke satu subjek.Dapat kita analogikan
dengan kalian ingin memiliki ketenaran orang lain, seperti namanya tetapi
kalian tidak harus melakukannya.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.7 Contoh : Cross Shot dengan tipe shot OS pada potongan scene film Titanic
https://www.hipwee.com/hiburan/adegan-adegan-dari-film-titanic-yang-sulit-dipahami-oleh-anak-sd/
Teknik cross shot pada tipe shot over the shoulder (OS) tidak hanya digunakan
pada film yang bergenre romantis tetapi juga dapat digunakan pada film yang
bergenre komedi. Dalam film Meet the Parents, teknik cross shot pada tipe
shot OS memberikan kita konfrontasi yang tidak nyaman antara ayah mertua
dan menantu.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.8 Contoh : potongan gambar pada film Meet the Parents
https://www.eyeforfilm.co.uk/review/meet-the-parents-film-review-by-angus-wolfe-murray
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
penataan elemen visual, komposisi ini tidak memiliki tatanan yang seimbang.
Komposisi rule of third sendiri dibagi menjadi tiga bagian yang sama persisi
secara horizontal dan vertical. Dari persimpangan garis-garis tersebut akan
didapatkan empat buah titik simpang dengan komposisi terbaik akan dicapai
bila subjek diletidakkan di salah satu simpang tersebut.
Relasi komposisi ada 8 yakni :
a. Center of point
b. Negative space
c. Fill the frame
d. Ciptidakan kedalaman
e. Terang dan gelap
f. Framing
g. Diagonal
h. Line/garis
Seorang filmmaker akan memiliki sebuah alasan yang kuat ketika akan
menggunakan sudut kamera, misalnya digunakan untuk menggambarkan
kondisi tokoh yang mengalami masalah berat atau sedang dalam dunia yang
tidak normal. Seorang DOP juga harus mempunyai jiwa enterpreuner “how
to sell himself”. Point of view terdiri dari story teller dan subject/character.
Keindahan komposisi menyangkut sebuah keseimbangan dan keteraturan
ukuran yang dapat diterapkan dalam konsep framing dan menggunakan
rumusan komposisi golden section sebagai acuannya. Golden section sendiri
adalah sebuah proporsi ruang atau bentuk yang tidak seimbang; salah satu nya
akan lebih besar dari yang lainnya, hal ini disebut dengan mayor dan minor.
Kedua hal ini merupakan sesuatu yang bertolak belakang tetapi menyatu
dalam keharmonisan proporsi yang disebut dengan dinergy.
B. Continuity Shot
Tayangan televisi yang baik adalah tayangan yang penontonnya tidak
merasakan potongan gambar tetapi penonton merasakannya menjadi satu
rangkaian kejadian. Satu cara atau ketentuan untuk mengatur, menyusun, meramu
berbagai elemen visual dengan memperhatikan dasar kaidah-kaidah hingga
mampu mewujudkan suasana tatanan yang harmonis.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
menjadi dua, yakni visible cutting dan invisible cutting. Editing continuity
masuk kedalam kategori invisible cutting. Dengan invisible cutting penonton
tidak melihat atau merasakan adanya sambungan antar shot. Inilah dasar
konsep editing continuity selain cutting untuk melanjutkan cerita juga
bagaimana agar ada kesinambungan atau matching antar shot. Match atau
kesinambungan antar shot inilah yang ditemukan oleh para tokoh film
editing misalnya: Edwin S.Porter dan Pudkovin yang melanjutkan kiprah
G.W Griffith. Dia menemukan formula agar terjadi kesinambungan antar
shot.
Teori ini dinamakan three match cut,yang meliputi :
a. Matching The Look
Gambar di atas berkaitan dengan ruang dan bentuk, shot yang satu
disambungkan ke shot berikutnya dengan memperhatikan bentuk
dan ruang. Ketika bentuk atau ruang tidak memiliki kesamaan,
maka hampir dipastikan sambungan tersebut akan terlihat dan ini
dinamakan jumping, sambungan menjadi visible atau terlihat.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Jika shot pertama posisi kamera berada pada kamera A (sebelah kiri) , lalu
shot kedua posisi kamera berubah berada pada kamera B (sebelah kanan)
dapat dilihat gambar yang dihasilkan memiliki perspektif berbeda,
padahal tokoh tidak berganti posisi. Hal tersebut disebabkan kamera
telah melintasi line of action yang menyebabkan ilusi bahwa objek
tersebut berganti orientasi, padahal objek tidak melakukan perubahan
posisi.
CAKRAWALA
Cross shot berhubungan dengan reverse shot atau yang lebih dikenal dengan OS
dengan konsep sederhana. Seorang filmmaker yang hebat akan benar-benar tahu
cara menggunakannya untuk mencapai hasil yang unik. Reverse shot adalah label
yang sempit dan itu berakar pada konsep paling dasar dari bioskop dan dikenal
sebagai efek Kuleshov.
Bidikan-bidikan terbalik paling sering digunakan untuk adegan dialog dan akan
sering menggunakan bidikan OS atau mencocokkan bidikan tunggal untuk
interaksi. Panjang fokus, kedalaman bidang, gerakan kamera, dan ukuran bidikan
semuanya akan memiliki efek psikologis yang berbeda pada penampil.
Prosedur operasi standar untuk pemotretan terbalik adalah dengan
menggunakan pemotretan yang cocok, artinya pertimbangan di atas identik
dalam setiap pemotretan, tetapi kalian dapat membuat pernyataan yang rumit
tentang adegan dengan menambahkan varian shot.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
Dalam adegan dialog antara dua karakter, garis lurus dapat dibayangkan
berjalan diantara dua karakter dan meluas hingga tidak terbatas. Jika kamera
tetap berada di satu sisi garis ini, hubungan spasial antar kedua karakter
akan konsisten dari shot ke shot, bahkan salah satu karakter tidak ada di layar.
Menggeser ke sisi lain dari karakter pada potongan akan membalik urutan
karakter dari kiri ke kanan dan dapat mengacaukan penonton. Aturan juga
berlaku untuk pengerakan karakter sebagai “garis” yang dibuat oleh jalur
karakter.
Seorang DOP juga harus mempunyai jiwa enterpreuner “how to sell himself”.
Point of view terdiri dari story teller dan subject / character. Seorang DOP juga
harus memahami komposisi sebuah gambar. Komposisi adalah satu cara atau
ketentuan untuk mengatur, menyusun , meramu berbagai elemen visual dengan
memperhatikan dasar kaidah-kaidah yang ada hingga mampu mewujudkan
suasana tatanan yang harmonis
Elemen visual pada komposisi yakni :
1. shape
2. pattern
3. texture
4. contrast
Seorang broadcaster yang pkaliani akan menunjukkan kepada penonton
perubahan bertahap dalam adegan yang diperankan oleh tokoh, dan broadcaster
juga melakukan dengan melengkapi ketukan cerita dan tema secara visual.
Lihatlah dari beberapa adegan sebuah film, bagaimana broadcaster merencanakan
pengambilan gambar mereka secara detail untuk mendapatkan hasil emosional
maksimum.
Pada komposisi baik dalam televisi maupun film, aspek subjek dan
pengadeganan juga termasuk elemen yang menjadi pertimbangan dalam penataan
dan perwujudan sebuah komposisi. Hal ini disebabkan aspek pengadeganan,
pergerakan kamera, penempatan property dalam mise-en-scene juga berdampak
dalam penyusunan komposisi. Di sinilah dibutuhkan kontinuitas yaitu proses
kesinambungan antar gambar,apalagi sebuah shot dalam drama tidak diambil
secara berurutan.
Secara garis besar, sebuah rangkaian cerita dalam tayangan televisi baik drama
maupun nondrama dibangun dengan menyampaikan atau mempertahankan dua
aspek kontinuitas yaitu:
1. kontinuitas ruang
2. kontinuitas waktu
Setiap pengambilan gambar, tokoh akan melakukan pergerakan yang berbeda.
Gambar tersebut harus mempunyai kesinambungan dengan gambar sebelumnya.
Ada lima macam elemen lain kesinambungan, yaitu :
1. Kesinambungan isi cerita
2. Kesinambungan gerak
3. Kesinambungan letidak
4. Kesinambungan dialog
RANGKUMAN
5. Kesinambungan suara
Teknik continuity shot juga berpengaruh kepada tahap metode editing continuity
yang merupakan konsep editing yang cukup populer di kalangan editor. Disadari
atau tidak teknik ini banyak dilakukan oleh editor yang belajar secara otodidak.
Inilah dasar konsep editing continuity selain cutting untuk melanjutkan cerita
juga bagaimana agar ada kesinambungan atau matching antar shot. Match atau
kesinambungan antar shot inilah yang ditemukan oleh para tokoh film editing
misalnya: Edwin S.Porter dan Pudkovin yang melanjutkan kiprah G.W Griffith. Dia
menemukan formula agar terjadi kesinambungan antar shot.
Teori ini dinamakan three match cut yang meliputi :
1. Matching The Look
2. Matching The Position
3. Matching The Movement
Jumping paling umum terjadi adalah pada saat menentukan orientasi. Ini akan
menyebabkan penonton bingung ketika menikmati suatu gambar dalam sebuah
film atau tayangan televisi.
TUGAS MANDIRI
Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan tentang konsep dasar cross
shot, menjelaskan secara spesifik teknik pengambilan gambar cross shot, mampu
menjelaskan mengapa mereka perlu menerapkan teknik cross shot dalam sebuah
gambar pada sebuah scene dalam pembuatan film dan televisi, mendeskripsikan
konsep dasar continuity shot, menjelaskan secara spesifik teknik continuity shot
dan mampu menjelaskan dampak dari kesalahan gambar yang tidak continuity.
Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati oleh
guru pengampu.
REFLEKSI
Mempelajari cross shot dan continuity shot memang tidak cukup dalam satu
hari. Perlu referensi lain, misalnya menonton. Nah, berbicara masalah menonton,
ada dua tipe penonton, yaitu tipe penikmat dan tipe pengamat. Penonton tipe
penikmat adalah penonton yang menikmati keasyikan tontonannya, biasaanya
setelah menonton, hanya ada dua komentar, yaitu “bagus ya filmnya”, atau
“jelek ya filmnya”. Sedangkan penonton tipe pengamat adalah penonton yang
mengamati tayangan sepanjang menonton, baik itu mengamati dari segi cerita,
pencahayaan, teknik-teknik kamera, continuity shot dan lain sebagainya. Kalau
kalian ingin menjadi broadcaster atau sineas yang handal , pasti sudah harus
menjadi penonton tipe yang mana?
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Estetika gambar merupakan salah satu output yang harus dipenuhi dalam
memproduksi acara televisi. Estetika gambar yang baik tentu saja dapat lebih
dinikmati dibandingkan dengan tayangan yang tidak dipikirkan dengan matang
tentang estetika gambarnya. Mengapa demikian? Sebab dengan menerapkan
estetika gambar, penonton akan terbawa suasana, memiliki keterikatan emosi
terhadap tayangan yang disajikan.
Menerapkan estetika gambar tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Diperlukan usaha dan pemahaman konsep mengenai pengambilan gambar yang baik
dan teknik-teknik lain yang sekiranya penting untuk dikuasai. Ketika teknik-teknik
tersebut dikuasai dengan baik maka kitapun akan mampu menyajikan gambar yang
baik. Untuk menguasai teknik- teknik tersebut kiranya kita perlu memahami tentang
picturization. Apakah picturization itu? Picturization adalah teknik menghubungkan
gambar satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu seri gambar yang menarik.
Ingat bahwa tayangan merupakan kumpulan dari gambar-gambar yang disusun. Maka
dari itu, penting kiranya menguasai teknik menghubungkan gambar satu dengan
yang lainnya karena hal tersebut merupakan kunci keberhasilan dari rangkaian
gambar pada setiap acara televisi. Teknik menghubungkan gambar yang dimaksud
adalah teknik secara visual, bagaimana kalian mampu memberi kesinambungan
gambar yang akan kalian buat. Untuk mencapai picturization yang baik diperlukan
teknik-teknik pengambilan gambar yang baik, diantaranya adalah camera angle dan
camera movement.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Kamera Angle
Dramatisasi gambar, atau bercerita dalam gambar bisa dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satu yang bisa diterapkan untuk mendramatisasi gambar adalah
menerapkan camera angle.
1. Konsep dasar camera angle
Camera angle adalah sudut pengambilan gambar dengan kamera
sehingga menimbulkan perspektif tertentu pada gambar. Tujuan mendasar
penerapan camera angle adalah membentuk kedalaman gambar/dimensi,
menentukan sudut pandang, dan membangun psikologi dalam gambar.
Berbicara tentang Camera Angle bukan hanya berbicara masalah teknis saja.
Dengan menempatkan kamera dari sudut pandang yang tepat, maka akan
mampu berbicara banyak hal dan menghasilkan nilai dramatisasi dalam
sebuah adegan yang dapat mempengaruhi emosi penonton.
2. Jenis-jenis camera angle
Secara garis besar, camera angle dibagi menjadi tiga:
a. High Angle
MATERI PEMBELAJARAN
Normal angle, atau sering disebut juga dengan eye angle adalah sudut
pengambilan gambar dengan meletakkan kamera sejajar dengan mata
objek. Camera angle ini merupakan camera angle yang sering dipergunakan
baik dalam film maupun televisi. Kesan yang diharapkan dari pengambilan
normal angle ini adalah kewajaran dan kesetaraan, Penonton akan merasa
berada di tempat yang sama dengan karakter.
c. Low Angle
MATERI PEMBELAJARAN
Efek yang dihasilkan pun berkebalikan dengan high angle. Dengan sudut
pengambilan yang rendah maka subjek akan terlihat besar, dominan, dan
berkuasa. Ini merupakan alasan mengapa low angle sering dipakai dalam
film-film action, thriller dan lain sebagainya.
d. Bird’s eye angle
Seperti namanya, angle kamera ini merupakan angle kamera yang sudut
pandangnya dari atas, seperti perspektif burung. Dengan angle kamera ini,
objek terlihat lebih kecil. Angle kamera ini cocok untuk menggambarkan
gerak-gerik karakter. Selain itu, angle ini juga biasanya dipakai untuk
menggambarkan posisi karakter di dalam sebuah latar tempat. Angle
kamera ini juga bisa digunakan untuk memperlihatkan situasi alam sekitar
dari perspektif atas. Angle ini menjadikan penonton seperti pengamat
yang sedang memperhatikan gerak-gerik suatu subjek.
e. Frog eye camera
Gambar 6.7 frog angle
Sumber: https://www.diykamera.com/tips-menggunakan-komposisi-frog-eye/
MATERI PEMBELAJARAN
Frog’s Eye View adalah kebalikan dari bird’s eye view. Kamera diletakkan di
sudut yang sangat rendah dan diarahkan ke subjek. Sesuai namanya, sudut
pengambilan gambar ini seolah-olah diambil dari sudut pandang katak.
Efek yang ditimbulkan dari camera angle ini adalah Penonton akan merasa
subjek terlihat lebih besar, dominan, dan megah.
B. Camera Movement
Gambar 6.8 camera movement
Sumber: https://www.hdvideopro.com/technique/hd-dslr-filmmaking/are-you-sure-
you-want-to-move-that-camera/
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
e. Mempertegas ekspresi.
f. Mendinamisasikan gambar.
Secara garis besar, perubahan gambar dalam satu shot terjadi karena
adanya pergerakan kamera. Pergerakan kamera dibagi menjadi tiga, yaitu
pergerakan lensa, pergerakan kepala kamera dan pergerakan badan kamera.
a. Pergerakan Lensa
Gambar 6.12 Anatomi lensa
Sumber: http://belfot.com/ilustrasi-bagian-lensa/
MATERI PEMBELAJARAN
shot. Pergerakan badan kamera dibagi menjadi dua, yaitu panning dan
tilting.
1) Panning
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Tilting
Gambar 6.15 gerakan kamera tilting
Sumber: dokumen pribadi
Gambar 6.16 simbol gerakan kamera tilt
Sumber: dokumen pribadi
Tilt dibagi menjadi dua macam yaitu tilt up dan tilt down. Tilt up adalah
teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala kamera ke
atas. Tujuan pergerakan kamera tilt up untuk menyajikan ketinggian
suatu objek. Melalui rasa keingintahuan yang ada, menggerakan
kamera ini dapat digunakan untuk membangkitkan kesan gedung yang
tinggi, atau menggambarkan kedalaman yang mengerikan. Sedangkan
tilt down adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan
kepala kamera ke arah bawah. Tujuan pergerakan kamera tilt down
untuk menunjukkan keberadaan suatu objek yang berada di bawah.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2) Crab/Truck
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Dalam pergerakan panning dikenal dengan dua gerakan panning dasar, yaitu pan
left dan pan righ, dan ada satu lagi gerakan panning yang memiliki nama khusus/
tersendiri yang disebut dengan panoramic shoot. Panoramic shoot adalah gerakan
panning yang dilakukan beberapa saat ke sejumlah objek.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
RANGKUMAN
41. Whipe pan bertujuan untuk menciptakan hubungan yang dinamis subjek-
subjek.
42. Tujuan dan manfaat gerakan panning dalam frame adalah sebagai berikut:
a. Menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene yang sama
b. Dapat menciptakan kontinuitas titik perhatian.
c. Dapat mengubah titik perhatian.
d. Dapat memperlihatkan sebab akibat.
e. Dapat memberikan perbandingan.
f. Dapat memperpendek waktu.
g. Dapat menyebabkan perubahan nilai dramatis.
43. Tilt adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala kamera
ke arah vertikal tanpa mengubah posisi kamera.
44. Tilt up adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan kepala
kamera ke atas.
45. Tujuan dari pergerakan kamera Tilt up adalah untuk menyajikan ketinggian
suatu objek.tilt down adalah teknik pengambilan gambar dengan menggerakan
kepala kamera ke arah bawah.
46. Tujuan dari pergerakan kamera tilt down adalah untuk menunjukkan
keberadaan suatu objek yang berada di bawah.
47. Track adalah pergerakan yang melibatkan seluruh badan kamera dengan atau
tanpa tripod/dolly. Track in/dolly in adalah pergerakan badan kamera yang
dilakukan untuk mendekati objek.
48. Track out/dolly out adalah pergerakan seluruh badan kamera yang dilakukan
untuk menjauhi objek.
49. Track dan zoom secara hasil hampir sama tetapi memiliki perbedaan mendasar.
50. Fokus gambar yang dihasilkan track mudah terjaga sedangkan fokus gambar
yang dihasilkan zooming tidak terjaga.
51. Perspektif yang dihasilkan track berubah dan gambar lebih hidup sedangkan
perspektif gambar yang dihasilkan zoom tetap sehingga gambar kurang baik
dan kurang wajar
52. Crab/truck merupakan pergerakan yang dilakukan seluruh badan kamera ke
arah horizontal ke kiri dan ke kanan.
53. Tujuan crab adalah menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan
komposisi awal dan menunjukkan perubahan latar belakang.
54. Pergerakan kamera swing merupakan pergerakan seluruh badan kamera ke
kiri dan ke kanan membentuk oval.
55. Pergerakan crane merupakan pergerakan seluruh badan lensa yang dilakukan
dengan memasang kamera pada crane sehingga kamera bisa lebih bebas
bergerak dan menjangkau objek.
TUGAS MANDIRI
Tugas para peserta didik adalah mendeskripsikan tentang konsep dasar camera
movement, menspesifikasikan jenis-jenis camera movement dan Tugas dikerjakan
dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati dengan guru
pengampu.
REFLEKSI
1. Sambungan satu shot dengan shot berikutnya dilakukan jika ada kesinambungan
secara pergerakannya yang disebut....
A. Matching The Movement
B. Matching The Position
C. Matching The Look
D. Matching The Content
E. Matching The Key
3. Isyarat yang digunakan oleh sutradara agar proses pengambilan gambar berjalan
dengan baik disebut….
A. clue
B. cue
C. isyarat
D. command hand
E. perintah terselubung
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. clue
B. cue
C. command hand
D. isyarat
E. perintah terselubung
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. High Angle
B. Eye Angle
C. Low Angle
D. Bird Angle
E. Frog Eye Angle
10. Sudut pengambilan gambar dengan meletakkan kamera di bawah objek atau di
bawah garis mata objek disebut dengan....
A. High Angle
B. Eye Angle
C. Low Angle
D. Bird Angle
E. Frog Eye Angle
11. Gerakan dasar saat artis /subjeknya bergerak sedangkan kameranya diam tidak
bergerak disebut....
A. Primary Movement
B. Secondary Movement
C. Tersier Movement
D. Camera Movement
E. Crazy Movement
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. Tracking
E. salah semua
15. Yang merupakan pergerakan seluruh badan kamera ke kiri dan ke kanan mem-
bentuk oval dengan tujuan untuk menunjukkan keberadaan objek dengan mem-
pertahankan komposisi awal disebut....
A. Track
B. Swing
C. Crab
D. Truck
E. Panning
Sumber:https://docplayer.info/44100502-Praktikum-iii-pergerakan-kamera.html
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. gerakan dasar saat kameranya bergerak sedangkan artis/subjeknya diam.
E. teknik pengambilan gambar yang menggerakkan kamera dengan maksud
untuk memberi kesan tertentu sesuai tuntutan naskah.
19. Panning secara tujuan memiliki beberapa jenis. Teknik panning yang digunakan
untuk menghubungkan dua buah subjek yang terpisah satu dengan lainnya seh-
ingga menjadi satu kesatuan disebut....
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Lock Pan
20. Gerakan panning yang dilakukan beberapa saat ke sejumlah objek disebut....
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Panoramic Shoot
22. Gerakan mendatar/arah horizontal dari kiri frame menuju ke kanan frame, atau
sebaliknya disebut....
A. gerakan lateral
B. gerakan diagonal
C. gerakan normal
D. gerakan walking in walking out
E. gerakan formal
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
23. Tujuan utama zoom in adalah....
A. menyajikan pada frame bahwa objek yang diambil dinilai penting.
B. menggambarkan objek berada dalam suasana tersebut.
C. menghubungkan dua buah subjek yang terpisah satu dengan lainnya seh-
ingga menjadi satu kesatuan.
D. menciptakan hubungan yang dinamis subjek-subjek.
E. menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal dan
menunjukkan perubahan latar belakang.
24. Kontinuitas dialog yang terwujud dalam percakapan para pemeran sesuai den-
gan tuntun cerita dan logika visual disebut....
A. Continuity of Sound
B. Continuity of Dialogue
C. Continuity of Position
D. Continuity of Movement
E. Continuity of Content
25. Panning yang dilakukan dengan cepat, sehingga tidak dapat memperhatikan rin-
cian gambarnya disebut....
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Panoramic Shoot
27. Pergerakan panning yang halus, kemudian dengan tiba-tiba dihentikan disebut….
A. Surving Pan
B. Interupt Pan
C. Follow Pan
D. Whipe Pan
E. Panoramic Shoot
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. gerakan Panning yang dilakukan dengan cepat, sehingga tidak dapat mem-
perhatikan rincian gambarnya.
E. gerakan yang Menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene
yang sama.
30. Teknik dengan menampilkan satu karakter dan melibatkan karakter lainnya dise-
but...
A. Cross shot
B. Continuity Shot
C. Swing
D. Off Shot
E. Crab
B. SOAL URAIAN
1. Sebutkan dan jelaskan 3 gerakan mendinamisasi gambar!
2. Jelskan fungsi camera movement!
3. Jelaskan perbedaan antara single camera dan multi camera!
4. Sebutkan dan uraikan 2 aspek dari continuity shot !
5. Apabila objek bergerak dari kanan ke kiri pada shot pertama, maka arah
pergerakan yang sama harus terjadi pada shot kedua, kecuali pergerakan
yang menyebrang garis axis diperlihatkan kepada penonton. Ilutrasi cerita
tersebut merupakan gambaran dari element apa?
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa, Danar. Adegan-adegan dari film titanic yang sulit dipahami oleh anak
SD. https://www.hipwee.com/hiburan/adegan-adegan-dari-film-titanic-yang-sulit-
dipahami-oleh-anak-sd/. Diakses pada 28 November 2019.
Omnilexica. Canted Angle. http://www.omnilexica.com/?q=canted+angle. Diak-
ses pada tanggal 29 November 2019.
One, More Media. Film Television Cranes. http://www.moremediaone.com/
Film-Television-Cranes.php. Diakses pada tanggal 19 November 2019.
PanasonicImaging. Introducing Major Functions on Panasonic Full-HD Camcord-
er. HC-MDH3.https://www.youtube.com/watch?v=zxIEfbbB47 U. Diakses pada tang-
gal 20 november 2019.
Panasonic. AK-UC3000. https://business.panasonic.co.uk/professional-camera/
studio-camera-system/ak-uc3000. Diakses pada 22 November 2019.
Pangestu, Yoga. Lighting dalam proses pembuatan film. https://gimanacuk.com/
blog/lighting-dalam-proses-pembuatan-film/. Diakses pada tanggal 23 November
2019.
Paul, jonathan. Cinematic shot reverse shot. https://www.premiumbeat.com/
blog/ cinematic-shot-reverse-shot/. Diakses pada tanggal 28 November 2019.
Pexels. Teknologi rekaman syuting peralatan. https://www.pexels.com/id-id/
foto/teknologi-rekaman-syuting-peralatan-3028442. Diakses pada tanggal 1 maret
2020.
Pikrepo. Black video camera on tripod stand. https://www.pikrepo.com/ffhgz/
black-video-camera-on-tripod-stand. Diakses pada tanggal 20 november 2019.
Pixabay. Siluet Sun. https://pixabay.com/id/photos/matahari-terbenam-den-
gan-backlight-3523035/. Diakses pada tanggal 30 November 2019.
______. Video mixer media tv. https://pixabay.com/id/photos/siaran-video-mix-
er-media-tv-3556920/. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020.
Pool, Frame. Weather Forecast. https://footage.framepool.com/en/
shot/13851139 0-orf-weather-center-weather-chart-weather-forecast diakses pada
tanggal 2 desember 2019.
Pxhere. Tangan, layar, teknologi, kamera. https://pxhere.com/id/photo/484063.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2020.
_______. Presnel. https://pxhere.com/en/photo/858385. Diakses pada tanggal 1
Maret 2020.
Quiztopia. Can you pick the screenshot that matches the line shown in ‘Harry Pot-
ter and the Chamber of Secrets’?. https://www.sporcle.com/games /Quiztopia /hp2.
Diakses pada tanggal 27 November 2019.
Rainbowcamera. Godox bamdoor. https://www.rainbowcamera.com/Go-
dox-BD08. Diakses pada tanggal 21 November 2019.
Raso, Michael. Panoramic Photography - Broaden Your Horizons!. https://film
photographyproject.com/content/features/2012/05/panoramic-photograp hy-
broaden-your-horizons/. Diakses pada tanggal 19 November 2019.
Ridden, Paul. Panasonic reveals first 6K video-capable full-frame mirrorless cam-
era. Diakses pada tanggal 29 november 2019.
__________. Blackmagic reveals 4K video camera for broadcasters on a budget.
https://newatlas.com/blackmagic-ursa-broadcast-4k-video-camera/53391/. Diakses
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM GLOSARIUM
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 1
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Biodata Penulis 2