Anda di halaman 1dari 22

Fitri Rizky Aningsih, S.Sn.

Tata Artistik Film


Tujuan Pembelajaran

1. Mengidentifikasi tata artistik dalam


film
2. Mempresentasikan tata artistik
dalam film
3. Menganalisis jenis bidang tata
artistik dalam film
Tata Artistik Film
Pada tata artistik Film, seorang Penata Artistik memegang peranan untuk
membuat semua konsep artistik dari sebuah naskah / skenario yang ada.
Seorang penata artistik selalu dibantu oleh tim artistiknya dalam
merealisasikan konsep yang sudah dibuat dalam bentuk visual karya.

Tata artistik dalam film, bukan hanya didukung dari untuk set / property
saya, tetapi juga ada unsur tambahan lainnya seperti make up, kostum,
hingga penataan cahaya yang dapat menambah nilai artistik dari sebuah
visual karya film.
Kru Tata Artistik Film
Kru tata artistik dalam produksi film, di antaranya adalah sebagai berikut:

Desainer Produksi/Production Designer,


bertanggung jawab terhadap penciptaan fisik untuk
tampilan sebuah film yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan setting, kostum, properti,
make up karakter, dan semua pekerjaan unit.
Production Designer bekerja sangat dekat dengan
sutradara dan sinematografer untuk menciptakan
tampilan sebuah film.
Kru Tata Artistik Film
Art Director, bertanggung jawab kepada
Production Designer, dialah yang akan
mewujudkan konsep yang sudah dibuat oleh
Production Designer. Ia juga bertugas
mengawasi langsung kinerja seniman dan
pengrajin, seperti para desainer, seniman
grafis, dan ilustrator yang memberikan
rancangan untuk dikembangkan oleh
desainer produksi.

Art Director bekerja bersama bagian


konstruksi untuk mengawasi estetika dan
detail tekstur set yang sesuai sepeti yang
diharapkan.
Kru Tata Artistik Film
3. Asisten Art Director, terdiri dari beberapa asisten yang bertugas langsung
turun ke lapangan dan membantu Art Director. Asisten Art Director kadang
merangkap standby art director untuk memenuhi kebutuhan dari gambar.

4. Desainer Set, Di dalam departemen ini terdapat para juru gambar yang
biasanya terdiri dari para arsitek, yang memahami tentang desain interior atau
diminta langsung oleh desainer produksi.

5. Graphic Designer, bertugas menggambarkan representasi visual desain


untuk mewujudkan konsep grafis yang sudah dibuat oleh Production Designer.
Ia mendesain semua kebutuhan grafis untuk semua properti yang masuk ke
dalam frame dari yang berukuran kecil hingga besar. Seperti membuat properti
majalah, poster, koran, kalender tahun jadul, hingga papan nama warung.
Mereka memerlukan riset dalam membuat grafis, disesuaikan dengan tahun
cerita film, hingga mood dan tone film.
Kru Tata Artistik Film
6. Set Decorator, terdiri dari beberapa orang yang bertugas mendekorasi sebuah
film atau video, yang meliputi perabot, dan semua benda-benda yang akan terlihat
dalam sebuah film atau video. Mereka bekerja sama dengan Production Designer
dan berkoordinasi dengan Art Director.

7. Buyer/Runner, adalah orang yang bertugas mencari dan membeli atau


menyewa perlengkapan set dress. Mereka juga yang biasanya akan standby pada
kebutuhan yang mendadak.
Kru Tata Artistik Film

Set Dresser, adalah orang yang


bertanggungawab mengatur pernak-pernik
perlengkapan set dekorasi. Ia juga bertugas
menata pernak-pernik dekorasi seperti
furnitur, gorden, karpet, dan segala sesuatu
yang akan terlihat di layar film atau video,
termasuk gagang pintu dan paku. Tugas Set
Dresser cenderung lebih pada kebutuhan hal-
hal yang detail, misal di set ada meja, ia yang
akan nge-dress meja tersebut dengan
properti tersebut.
Kru Tata Artistik Film
9. Props Master, merupakan kepala atau ahli properti. Ia bertugas untuk
menemukan dan mengelola semua properti yang terlihat di film atau video.
Menjadi seorang Props Master harus mampu untuk berkeliling mencari properti
yang sesuai dengan film. Selain itu, ia juga perlu memiliki kemampuan untuk
bernegosiasi saat bertemu dengan banyak penjual. Prop Master juga perlu
melakukan riset agar mendapatkan properti yang sesuai dengan cerita film.

10. Props Builder, adalah ahli pembangun properti yang bertugas membangun
properti yang dibutuhkan oleh tampilan film atau video, seperti membangun
panggung, konstruksi, pengecoran plastik, permesinan dan elektronik.
Kru Tata Artistik Film
11. Make Up, merupakan seniman yang bekerja dengan makeup, tatanan rambut.
Di dalam departemen ini kadang terdapat special effect make up yang
membuat efek-efek khusus untuk menciptakan karakter bagi aktor yang akan
muncul di layar. Departemen ini bertugas membuat manipulasi tampilan aktor
di layar agar mereka tampak tua, tampak lebih muda atau beberapa kasus
tampak mengerikan. Di dalam departemen ini juga terdapat hairdresser yang
bertugas menata dan menjaga gaya rambut aktor yang akan muncul di layar.

12. Wardrobe, merupakan departemen yang mengatur penampilan serta kostum


aktor yang akan muncul di film atau video. Dalam departemen ini terdapat
costume designer (perancang busana) yang bertanggung jawab atas semua
pakaian dan kostum yang dikenakan oleh semua aktor yang muncul di layar.
Perancang busana bertanggung jawab untuk merancang, merencanakan, dan
mengorganisasikan pembuatan mulai dari kain, warna, dan ukuran.
Fungsi Tata Artistik Film
tata artistik memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Membentuk Konteks Cerita


2. Menampilkan Karakter Tokoh
3. Menambahkan Efek Dramatis
4. Menyampaikan cerita secara visual
5. Membentuk Suasana dan Atmosfer Film
6. Menciptakan Perasaan Tertentu
7. Memfasilitasi Pergerakan Kamera dan Pencahayaan
8. Menciptakan Set Lokasi Syuting
Membentuk Konteks Cerita

Fungsi tata artistik dalam film yang pertama


adalah membentuk konteks cerita. Hal ini
dilakukan dengan cara menggabungkan
beberapa elemen visual seperti perancangan
dan konstruksi set, lokasi, dekorasi, properti,
riasan wajah, dan kostum sehingga apa yang
disajikan di layar merupakan sebuah satu
kesatuan cerita yang utuh.
Menampilkan Karakter Tokoh
Fungsi menampilkan karakter tokoh
dalam film, hal ini biasanya terkait
dengan tata rias artis serta kostum
yang digunakan. Salah satu fungsi
tata rias adalah menampilkan
karakter tokoh terkait dengan usia,
ras, bentuk wajah, dan tubuh agar
sesuai dengan naskah.

Selain melalui tata rias, tampilan


karakter tokoh dalam film juga dapat
diperkuat melalui kostum yang
dikenakan sesuai dengan naskah.
Menambahkan Efek Dramatis

Tata artistik dalam film juga berfungsi


untuk menambah efek dramatis. Hal
ini berkaitan dengan riasan wajah,
kostum, serta properti yang
digunakan. Misalnya, seorang tokoh
yang digambarkan tertembak di
bagian dada akan dirias demikian
sesuai dengan kebutuhan seperti baju
yang tertembus peluru, darah yang
digambarkan keluar dari tubuh, dan
lain sebagainya. Efek dramatis film
juga dapat ditambah dengan musik
latar yang digunakan.
Menyampaikan Cerita Secara Visual
Fungsi menyampaikan cerita secara visual
biasanya berkaitan dengan perangcangan
dekorasi yang digunakan dalam film sesuai
dengan naskah. Yang termasuk dekorasi di sini
meliputi berbagai macam properti (properti
utama maupun pendukung) furnitur, dan asesoris
yang digunakan di lokasi syuting.

Berbagai item dekorasi yang digunakan dalam


film umumnya merujuk pada latar belakang
waktu dari naskah cerita apakah masa lalu,
masa kini, atau masa depan. Masing-masing
memerlukan riset mendalam agar film nantinya
dapat menyampaikan cerita secara visual.
Membentuk Suasana dan Atmosfer Film

Membentuk suasana dan atmosfer film kepada


khalayak berkaitan dengan warna dan tekstur
yang digunakan. Baik warna dan tekstur dapat
mencerminkan karakter sang tokoh. Warna dapat
mencerminkan latar belakang sosial dan budaya
dari karakter sang tokoh.

Di samping itu, warna juga dapat digunakan untuk


menekankan tema atau suasana dari cerita film.
Selain warna, tekstur juga dapat membentuk
suasana dan atmosfer film. Misalnya, sebuah
kamar yang dipenuhi dengan berbagai objek yang
lembut dan terang seperti cermin merefleksikan
kepribadian yang terbuka dan ceria.
Menciptakan Perasaan Tertentu

Fungsi tata artistik dalam film selanjutnya


adalah menciptakan perasaan tertentu.
Hal ini berkaitan dengan berbagai elemen
arsitektur seperti bentuk, volume, skala,
dan kedalaman yang digunakan.
Misalnya, skala dapat digunakan untuk
membangkitkan perasaan tertentu
tentang sebuah ruang seperti ruang
istana yang luas menunjukkan kekuasaan
yang dimiliki oleh seseorang raja.
Memfasilitasi Kamera dan Pencahayaan

Setiap set atau lokasi syuting harus dapat


mengakomodasi perubahan pandangan tiga
dimensi kamera dengan cara menggerakkan
kamera atau merubah framing. Karena itu,
seorang perancang produksi yang baik akan
mempertimbangkan bagaimana penampakan
set atau lokasi syuting dari berbagai macam
sudut pandang dan jarak serta dalam kondisi
pencahayaan yang berbeda sebagaimana
yang diinginkan dalam naskah.
Menciptakan Set Lokasi Syuting

Fungsi ini berkaitan dengan storyboard. Kerapkali lokasi


syuting yang ada kurang mendukung naskah cerita.
Karenanya kru film membangun set lokasi syuting agar
sesuai dengan kebutuhan naskah dan storyboard yang
telah dibuat.

Biasanya perancang produksi akan merujuk pada


storyboard untuk menggunakan sketsa yang sangat detil
ketika menciptakan set lokasi syuting. Sketsa ini
kemudian diubah ke dalam bentuk cetak biru dan
diberikan ke pihak konstruksi untuk ditindaklanjuti.
Infographic Style
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai