Anda di halaman 1dari 12

10.5.

3 CAPAIAN PEMBELAJARAN PRODUKSI FILM


A. Rasional
Produksi Film merupakan kumpulan mata pelajaran konsentrasi kompetensi pilihan pada
Kompetensi Keahlian Produksi Film, Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman. Mata
pelajaran ini berisi kompetensi yang mendasari penguasaaan teknis pada kompetensi
pilihan pada kompetensi keahlian produksi film. Kompetensi pilihan ini didasarkan pada
Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang Produksi Film sebagaimana
ditetapkan melalui Keputusan Direktur Pembinaan Tenaga Dan Lembaga Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor:
0497/F6/Kb/2020 Tentang Penetapan Peta Okupasi Nasional dan Pengemasan Skema
Unit Kompetensi Bidang Perfilman, dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 977/P/2020 tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia Bidang Produksi Film.

Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran kejuruan yang terdiri dari materi dasar
pada masing-masing divisi kerja utama dalam produksi film. Mata pelajaran ini
diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas, mengasah kepekaan estetis dan teknis, dan
sensitivitas terhadap fenomena alam dan lingkungan kehidupan. Peserta didik
mengamati fenomena alam serta kehidupan secara objektif dan imajinatif, melakukan
eksplorasi atau eksperimen untuk mengolah media audio visual dengan estetis, kreatif,
dan imajinatif. Dengan ini, peserta didik didorong untuk menemukan fakta-fakta,
membangun konsep, melakukan eksplorasi secara prosedural, serta membangun nilai-
nilai baru secara mandiri. Selain itu, sebagai landasan pengetahuan dan keterampilan
untuk mengembangkan kompetensi dasar Produksi Film pada pembelajaran konsentrasi
kompetensi pilihan keahlian di kelas XI dan XII.

KKNI level 2 mendeskripsikam bahwa siswa mampu merefleksikan peran sebagai berikut :

a. Deskripsi
Kualifikasi ini mencakup pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
pemangku jabatan di tingkat produksi film. Kualifikasi di jenjang ini menuntut
kemampuan melaksanakan tugas dalam produksi film dan mampu melaksanakan satu
tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur di bawah
pengawasan langsung atasannya dalam bidang teknik produksi film.

b. Sikap Kerja
Memiliki sikap yang sesuai dengan etika profesi bidang produksi film yang cermat,
teliti, dan mampu bekerja sama, bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan tidak
bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain, serta memiliki pengetahuan
operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga
mampu memilih penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.

c. Peran Kerja
Kualifikasi ini menyediakan jalur untuk dapat bekerja pada teknis produksi film dan
bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
membimbing orang lain

KKNI level 3 memberikan deskripsi bahwa siswa mampu merefleksikan peran sebagai
berikut :

a. Deskripsi
Kualifikasi ini mencakup pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
pemangku jabatan di tingkat produksi film. Kualifikasi di jenjang ini menuntut
kemampuan melaksanakan serangkaian tugas spesifik dengan menerjemahkan
informasi dan menggunakan alat berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta
mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. Memiliki
pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang
terkait dengan fakta bidang keahlian operasional produksi film bidang operasional dan
administrasi, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai kerjanya.

b. Sikap Kerja
Memiliki sikap yang sesuai dengan etika profesi bidang produksi film, cermat, teliti,
dan mampu bekerja sama sesuai dengan pengetahuan operasional dan administrasi,
prinsip-prinsip dan konsep umum yang terkait dengan fakta dalam produksi film
sehingga mampu secara aktif dan sistematis. Mampu melakukan komunikasi dalam
lingkup kerja, serta memiliki tanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

c. Peran Kerja
Kualifikasi ini menyediakan jalur untuk dapat bekerja pada teknis kompetensi keahlian
produksi film. Melaksanakan pekerjaan tugas operasional dan administrasi produksi
film, bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
membimbing orang lain

Kerjasama dengan Dunia Kerja menjadi sangat penting dalam pengembangan kurikulum
pembelajaran kelas XI dan XII, dimana mata pelajaran dibuat selaras dengan output yang
diharapkan mitra Dunia Kerja pada setiap satuan pendidikan masing-masing.

Mata pelajaran Produksi Film menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode serta
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsentrasi keahlian pilihan pada
kompetensi keahlian peserta didik. Hal ini disusun untuk menciptakan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, serta
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, renjana, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Model-model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain
project-based learning, teaching factory, discovery-based learning, problem-based
learning, inquiry-based learning, atau model lainnya serta metode yang relevan.

Mata pelajaran Produksi Film berkontribusi dalam membangun kompetensi dasar


peserta didik yang bersifat hard skills dan soft skills menguasai keahlian di bidang
Produksi Film dengan memegang teguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia terhadap manusia dan alam, bernalar kritis, mandiri, kreatif, komunikatif
dan adaptif terhadap lingkungan.
B. Tujuan
Mata pelajaran Produksi Film bertujuan membekali peserta didik dengan dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan pada kompetensi pilihan sesuai KKNI level 2 atau 3, dan
sikap (hard skill dan soft skill), serta terkait dengan kompetensi kejuruan serta
perkembangan teknologi komunikasi audio visual meliputi:
a. Manajemen Produksi Film;
b. Penulisan naskah dan Penyutradaraan Film
c. Tata Kamera dan Tata Cahaya Film
d. Tata Suara Film
e. Tata Artistik Film
f. Editing Audio dan Video;
g. Memahami dan menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH) dalam proses produksi;
h. Memahami profil technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam
industri perfilman;

C. Karakteristik
Pada hakekatnya mata pelajaran Produksi Film merupakan mata pelajaran yang menjadi
fondasi kompetensi pilihan pada kompetensi keahlian Produksi Film. Mata pelajaran ini
mempunyai beberapa materi ajar yang beragam, yang dipelajari melalui pengetahuan
dan praktik, dengan porsi dominan pada penguasaan teknis yang disesuaikan dengan
level KKNI 2 dan 3 untuk siswa SMK atau sesuai output yang diajukan oleh mitra dunia
kerja. Untuk menumbuhkan imajinasi dan kreativitas, kompetensi inti, dan kompetensi
pilihan dapat dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Pembelajaran di kelas;
b. Pembelajaran di studio/bengkel/laboratorium;
c. Pembelajaran di unit Teaching Factory;
d. Proyek sederhana;
e. Berinteraksi dengan alumnus atau praktisi industri;
f. Berkunjung pada industri yang relevan;
g. Pelatihan oleh praktisi industri;
h. Pencarian informasi melalui media digital.

Mata Pelajaran Produksi Film meliputi dasar-dasar dari:


Elemen Deskripsi
Manajemen Produksi Film Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman
terhadap prosedur kerja produserial produksi
film pada tahapan pra produksi, produksi dan
paska produksi, Standard Operational
Procedures (SOP) divisi kerja, serta Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3), dan pengenalan level kerja sesuai KKNI
untuk manajemen produksi film.
Penulisan naskah dan Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman
Penyutradaraan Film terhadap prosedur penyusunan naskah film,
bentuk dan format naskah, jenis naskah,
struktur penulisan, dan pengembangan ide
penulisan naskah. Pengenalan prosedur kerja
penyutradaraan film pada tahapan pra
produksi, produksi dan paska produksi serta
pengenalan level kerja sesuai KKNI untuk
penulisan naskah dan penyutradaraan film.
Tata Kamera dan Tata Cahaya Film Lingkup pembelajaran tata kamera dan tata
cahaya meliputi pengenalan standar K3LH
dalam pengelolaan peralatan, anatomi
peralatan, jenis-jenis peralatan, Standard
Operational Procedures (SOP) pengoperasian
dan perawatan peralatan, prosedur kerja pra
produksi, produksi dan paska produksi, dan
pengenalan level kerja sesuai KKNI untuk tata
kamera dan tata cahaya film.
Tata Suara Film Lingkup meliputi pengenalan standar K3LH
dalam pengelolaan peralatan, anatomi
peralatan, jenis-jenis peralatan, SOP
pengoperasian dan perawatan peralatan,
prosedur kerja pra produksi, produksi dan
paska produksi, serta pengenalan level kerja
sesuai KKNI untuk tata suara film.
Tata Artistik Film Lingkup meliputi pengenalan standar prosedur
kerja pra produksi, produksi dan paska produksi
tata artistik film. Prosedur dan simulasi
perancangan dokumen tata artistik untuk
denah set/lokasi, floorplan, sketsa desain set,
property, wardrobe, make up dan hair dresser,
setting interior dan eksterior sesuai budaya dan
masa, dan pengenalan level kerja sesuai KKNI
untuk tata artistik film.
Editing Audio dan Video Lingkup pembelajaran meliputi pemahaman
komprehensif peserta didik mengenai
pengenalan standar prosedur kerja pra
produksi, produksi dan paska produksi editing
audio visual, pemahaman terhadap dokumen
kerja editing dan tata suara, pemahaman
terhadap kebutuhan teknis peralatan editing
audio visual serta pengenalan level kerja sesuai
KKNI untuk editing audio dan editing film.

Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik


mata pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai
variasi model pembelajaran, dan penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes),
sikap (observasi) dan keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran mata
pelajaran dimungkinkan untuk dapat diterapkan secara sistem blok (block system)
disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F (kelas XI-XII SMK), siswa akan mendapatkan kesempatan untuk melatih
kompetensi pilihan sehingga mampu mengembangkan passion dan vision melaksanakan
aktivitas belajar di bidang perfilman. Capaian Pembelajaran pada elemen-elemen Mata
Pelajaran Produksi Film diuraikan sebagai berikut:

Elemen Capaian Pembelajaran


Manajemen Produksi Film Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis prosedur tahapan produksi,
organisasi produksi, sumber daya produksi,
ide dan kreatifitas, analisis naskah
berdasarkan bidang kerja, analisis rancangan
produksi, prosedur pra produksi, produksi
dan paska produksi, memahami dokumen
pra produksi, produksi dan pasca produksi
pada bidang kerja manajemen produksi.

Melaksanakan prosedur kesehatan,


keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, melaksanakan tanggungjawab
sebagai asisten lokasi dan produksi
(production assistant) dengan mengikuti
prosedur kesehatan, keselamatan, dan
keamanan di tempat kerja, menerapkan etika,
tata krama, dan tanggung jawab profesi,
mengoperasikan perangkat lunak untuk
manajemen produksi, melakukan perijinan
lokasi
Penulisan naskah dan Pada akhir fase F, dengan menggunakan
Penyutradaraan Film rujukan naskah film yang disediakan bagi
peserta didik, peserta didik mampu
menganalisis prosedur penulisan naskah film,
perumusan ide pokok, tema/logline, basic
story, sinopsis, treatment dan skenario,
bentuk dan format naskah, jenis naskah,
struktur penulisan, dan pengembangan ide
penulisan naskah Menerapkan analisis
terhadap: naskah, breakdown naskah untuk
penyutradaraan, analisis storyboard,
perumusan photoboard dan/atau videoboard,
pemahaman look dan mood film, fungsi
hunting lokasi, perumusan director’s shot,
bloking pemain, mengarahkan reading,
rehearsal, penerapan garis imajiner,
mengarahkan talent dan kru produksi.

Melaksanakan prosedur kesehatan,


keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, melaksanakan tanggungjawab
sebagai:
a. talent coordinator
mampu berkomunikasi secara lisan dalam
bahasa inggris, menyusun dokumen,
laporan, dan lembaran kerja, menyusun
laporan kebutuhan fasilitas seluruh aktor
atau talent selama proses produksi
b. casting assistant
mampu berkomunikasi secara lisan dalam
bahasa inggris, menyusun dokumen,
laporan, dan lembaran kerja,
menyediakan data aktor atau talent yang
telah ditetapkan
Tata Kamera dan Tata Cahaya Film Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami prosedur kerja
pra produksi, produksi dan paska produksi
tata kamera dan tata cahaya, pengoperasian
kamera dan peralatan pendukung kamera
(camera support), analisis naskah,
perencanaan kebutuhan lensa dan camera
support, framing dan komposisi, camera
movement, menganalisis dan memahami
prosedur pengoperasian peralatan tata
cahaya dan kelistrikan dan teknik
pencahayaan.

Melaksanakan prosedur kesehatan,


keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, melaksanakan tanggungjawab
sebagai:
a. Clapper, loader
menerapkan scenario, menggunakan slate
saat syuting, mendistribusikan data fail
digital
b. asisten camera 2
menggunakan slate saat syuting,
mendistribusikan data fail digital
c. asisten gaffer
menyiapkan perangkat dan pendukung
tata cahaya, merapikan dan menyimpan
perangkat tata cahaya
d. asisten grip
mengoperasikan perangkat konstruksi
(grip set), melakukan pengemasan
perangkat konstruksi (grip set).
e. best boy dan operator genset
melakukan pendataan perangkat tata
cahaya, memastikan dan memeriksa
penempatan titik cahaya, merapikan dan
menyimpan peralatan tata cahaya
f. dolly operator dan crane operator
Melakukan pengemasan perangkat
konstruksi (grip set), mengoperasikan
perangkat konstruksi (grip set).
Tata Suara Film Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami prosedur kerja
pra produksi, produksi dan paska produksi
tata suara. Mampu menganalisis naskah
berkaitan dengan tata suara, pengoperasian
sound recorder dan peralatan pendukungnya,
memahami penerapan bloking mikrofon,
prosedur pengoperasian peralatan
perekaman suara, penyusunan sound report,
serta organisasi data hasil perekaman suara.

Melaksanakan prosedur kesehatan,


keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, melaksanakan tanggungjawab
sebagai playback operator dengan
melakukan setting peralatan di lokasi syuting,
melakukan rehearsal di lokasi syuting.
Tata Artistik Film Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami prosedur kerja
pra produksi, produksi dan paska produksi
tata artistik film. Memahami analisis dan
breakdown naskah, master breakdown, script
breakdown, perancangan denah, floorplan,
sketsa desain set, gambar perspektif,
menggambar set dekor, property, wardrobe
dan make up dan setting interior dan
eksterior sesuai budaya dan masa.
Melaksanakan prosedur kesehatan,
keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, melaksanakan tanggungjawab
sebagai:
a. props buyer dan continuity
menerapkan desain artistik, menjaga
continuity saat syuting
b. script continuity
menjaga continuity saat syuting,
menyusun dokumen laporan dan
lembaran kerja.
c. asisten wardrobe
mewujudkan rancangan desain artistik
dalam bentuk nyata, mewujudkan
rancangan desain kostum dalam bentuk
nyata, menjaga continuity saat syuting
d. asisten make up dan hair dresser
mewujudkan rancangan desain artistik
dalam bentuk nyata, mewujudkan
rancangan desain make up dalam bentuk
nyata, menjaga continuity saat syuting
e. set dresser
mewujudkan rancangan desain artistik
dalam bentuk nyata, mewujudkan
rancangan desain set dalam bentuk nyata,
menjaga continuity saat syuting
f. asisten props master dan props maker
mewujudkan rancangan desain artistik
dalam bentuk nyata, mewujudkan
rancangan desain property dalam bentuk
nyata, menjaga continuity saat syuting
Editing Audio dan Video Pada akhir fase F, peserta didik mampu
menganalisis dan memahami prosedur kerja
pra produksi, produksi dan paska produksi
editing film. Memahami dan mengidentifikasi
dokumen syuting, manajemen file hasil
syuting, peralatan/teknologi editing audio
visual.

Melaksanakan prosedur kesehatan,


keselamatan, dan keamanan di tempat kerja,
menerapkan etika, tata krama, dan tanggung
jawab profesi, melaksanakan tanggungjawab
sebagai:
a. asisten editor 2
melakukan administrasi materi hasil
syuting, memastikan kelengkapan editing,
mendokumentasikan hasil klasifikasi
materi syuting.
b. 2D preparation
mempersiapkan asset 2D, mengerjakan
rendering
c. Rotoscoping, clean up entry level
mengerjakan clean up, pengerjaan
rotoscopic, mengerjakan composite
d. CG artist, match move artist, junior
compositor, mocap artist, dan testure
artist
menyelaraskan kamera tracking dengan
rencana objek digital, mewarnai dan
membuat tekstur pada model 3D,
melakukan rigging pada model,
menggerakan objek animasi dan kamera,
mengerjakan lighting/look development,
melakukan rendering, mengerjakan
composite, melakukan set up, merekam,
dan menganalisis pekerjaan motion
capture.

1. Beban pembelajaran per setiap elemen dapat disesuaikan porsinya dengan


kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra Dunia Kerja pada setiap satuan
pendidikan.
2. Pemilihan Elemen disesuaikan dengan konsentrasi pilihan pada kompetensi
keahlian yang dituntut dari mitra Dunia Kerja pada setiap satuan pendidikan.
3. Elemen dan capaian pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kompetensi keahlian yang dituntut dari mitra Dunia Kerja pada setiap satuan
pendidikan.
4. Khusus pada elemen penulisan naskah dan Penyutradaraan, elemen bersifat
pemahaman (pengetahuan), karena secara teknis level KKNI untuk penulis naskah
dan sutradara film dicapai di level 5 keatas. Pendidikan di jenjang SMK diberikan
untuk meembentuk kompetensi siswa di level 2 dan/atau 3.

Referensi
Rincian materi tersebut merupakan standar kompetensi yang mengacu kepada SKKNI atau
standar lain yang sesuai dengan dunia kerja dari referensi berikut:

a. Struktur Kurikulum SMK.

b. Permendikbud Ristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi Pada PAUD dan
Dikdasmen (TK SD SMP SMA SMK Sederajat)

c. Keputusan Direktur Pembinaan Tenaga Dan Lembaga Kebudayaan Direktorat Jenderal


Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 0497/F6/Kb/2020
Tentang Penetapan Peta Okupasi Nasional dan Pengemasan Skema Unit Kompetensi
Bidang Perfilman

d. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 977/P/2020


tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Produksi Film

Anda mungkin juga menyukai