Anda di halaman 1dari 29

DESAIN PRODUKSI

“Komika Berbicara”

Diajukan untuk memenuhi kewajiban tugas mata kuliah


Tata Artistik
Nama Dosen:
Gan Gan Giantika, S.sos, MM
Disusun Oleh :
Ismail Muhammad 42180449
Daffa Fahrezi 42180512
Rivan Ihza 42180887
Rizaldi Ramdhani 42180856

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN BAHASA


PROGRAM STUDI PENYIARAN
JL. DEWI SARTIKA NO.289, CAWANG

1
JAKARTA TIMUR
2019

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan desain
produksi ini tepat pada waktunya. Penulisan Desain Produksi Tata Artistik (Non
Drama) ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah TATA ARTISTIK, di semester 3
ditahun ajaran 2019.

Dengan membuat tugas ini penulis mendapatkan ilmu tentang menjadi tata
artistic dan membuat desain produksi yang benar sebelum melakukan produksi. Dalam
penyusunan desain produksi ini, penulis mendapat banyak sekali bantuan dari beberapa
pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan desain produksi ini. Karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesasr-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan desain produksi ini, terutama kepada Dosen Tatat
Artistik, yaitu: Ibu Gan Gan Giantika, S.sos, MM.

Kami sadar, Kami seorang mahasiswa yang masih dalam proses belajar,
penulisan desai produksi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif agar desain produksi ini
lebih baik lagi.

Jakarta, 2 Desember 2019

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………i
Daftar isi………………………….………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….1
1.1 Latar Belakang Program……………………………………………...1
1.2 Maksud dan Tujuan Program………………………………………...3
1.3 Referensi Pustaka dan Audio Visual…………………………….…...3
1.4 Deskripsi Program…………………………………………………....4
BAB II KAJIAN PRODUKSI…………………………………………..5
2.1 Kategori Program……………………………………………………..5
2.2 Format Program……………………………………………………....7
2.3 Judul Program………………………………………………………..10
2.4 Target Audience………………………………………………….….12
2.5 Karekteristik Produksi……………………………………………….19
BAB III LAPORAN PRODUKSI……………………………………...20
3.1 Proses Kerja Penata Artistik…………………………………………20
3.2 Lembar Kerja Penata Artistik………………………………………..21
3.2.1 Sinopsis………………………………………………………...23
3.2.2 Treatment………………………………………………………23
3.2.3 Setting Tempat…………………………………………………24
3.2.4 Properti…………………………………………………………25
3.2.5 Make Up……………………………………………………….26
3.2.6 Wardrobe………………………………………………………27
3.2.7 Breakdown Penata Artistik…………………………………….28
3.2.8 Floor Plan……………………………………………………...29
3.2.9 Set Design……………………………………………………..30

3
BAB IV PENUTUP…………………………………………………..31
4.1 Kesimpulan………………………………………………………..31
4.2 Saran………………………………………………………………31

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program


Dunia penyiaran sekarang dapat diakses dengan mudah ,Penyiaran menurut H
Djamal (2011:1), adalah kesuluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari
penyiapan materi produksi,proses produksi ,penyiapan bahan siaran , kemudian
pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar atau pemirsa
disuatu tempat, jadi penyiaran adalah proses penyampaian informasi dan program
kepada pemirsa disuatu tempat . salah satu media yang dapat digunakan dalam
mengakses siaran adalah Radio, Televisi . Dalam media televisi telah muncul berbagai
macam program seperti program informasi dan hiburan. Dalam jenis program
informasi dibagi menjadi dua yaitu Hard News dan Soft News . “Soft news adalah
segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun
tidak bersifat harus segera ditayangkan” Morissan, M.A (2008:221). Pada era ini soft
news yang kebanyakan hanya berisi perbincangan tentang hal hal negatif , yang
menyudutkan satu sisi dan mungkin telah sedikit mencemari jenis program softnews ,
namun , kami datang dengan membawakan soft news yang mencoba meluruskan dan
memberikan talkshow, current affair dan magazine yang sedikit berbeda ,program
dengan nama “Komika Berbicara” mencoba memberikan konten informatif dengan
cara menggali informasi dalam perbincangan dengan bintang tamu dan narasumber.
Dalam program ini , program akan dipandu oleh host bernama Boris Bokir , yang ber
isikan tentang perbincangan , pembahasan tentang komika – komika yang bermunculan
dan perkembangan komedi saat ini dimana kami selalu menghadirkan bintang tamu
yang berbeda setiap episodenya

Dalam pembuatan program ini kami memilih jenis program ini berdasarkan
beberapa hal , yaitu Informatif dan Refrensi baru . Alasan informatif adalah program

5
ini ditujukan untuk memberikan tayangan yang informatif untuk memberikan wawasn
kepada penonton dalam berbagai sudut pandang dan dari berbagai macam pihak . lalu,
memberikan refrensi baru, Program ini juga ditujukan untuk memberikan sudut
pandang baru tentang program perbincangan antar komika mengenai industry stand
comedy di indonesia . Program ini dibawakan dengan menunjukan penonton
perbincangan yang menghibur namun menambah wawasan untuk menjadi
perbandingan program yang membawakan topik dengan program lain.Pemilihan judul
“Komika Berbicara” dikarenakan topik yang diangkat dalam program ini akan dibahas
dan perbincangkan secara santai oleh para komika dari yang senior hingga yang junior
yang sedang hangat dibicarakan..

Dalam program “Komika Berbicara” ini kami memilih setiap komika dalam
episode kami yang bergantung dari tema di episode tersebut,agar lebih mudah
dinikmati jika sesuai dengan tema. Kami membahas segala hal yang bersangkutan
dengan stand up comedy di Indonesia secara detail sehingga menambah wawasan
masyarakat akan tentang stand up comedy tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat Program


Program yang kami sampaikan bersifat soft news . didalam program ini , kami
bertujuan menayangkan program informative yang dibalut dengan unsur komedi yang
akan menghibur masyarakat , topik yang yang dibahas terlihat agak serius namun dapat
disampaikan dengan menghibur.

1.Tujuan umum
Tujuan umum dalam pembuatan program “komika Berbicara” dalam kondisi
masyarakat di masa ini adalah memberikan masyarakat tayangan talkshow yang
informative dan menghibur , di masa kebanyakan talkshow dan program-program yang

6
membawa topic dengan serius dan tegang sangat susah dinikmati untuk waktu santai
masyarakat

2.Tujuan Praktisi
Tujuan Praktisi dalam pembuatan program “Komika Berbicara” adalah
mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan kami yang dipelajari dikampus kepada
kehidupan masyarkat.

3.Tujuan Akademis
Tujuan Akademis dalam pembuatan program “komika Berbicara” adalah
sebagai syarat untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Tata artistik semester 3
jurusan penyiaran.

1.3 Referensi Pustaka dan Audio Visual

Referensi Pustaka

1. Morissan, MA . Manajemen Media Penyiaran .Jakarta:Kencana. 2008 .

2. Djamal, H, Andi FachruddinDasar-Dasar Penyiaran. Jakarta:

Kencana . 2011

3. Naratama, Menjadi Sutrada Televisi, PT. Grasindo, Jakarta,

2013

4.Echol M Jhons . Kamus Inggris – Indonesia . Jakarta :Gramedia. 1990 .

5.Suharso . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Semarang :Widya Karya. 2011 .

7
Referensi Audio Visual

1.Kata Kita

Acara ini ditanyangkan senin sampai jum’at pukul 22.00 – 23.00 malam di
kompas tv , dibawakan oleh host pria yang bernama Indra jegel dan david nurbianto.
Program ini berisi Talkshow hiburan yang sangat menarik. Dan menjadi program
referensi kami.

2.Hitam Putih

Acara yang ditanyangkan senin sampai jum’at pukul 18.00 – 19.00 malam di
Trans 7, dibawakan oleh host pria yang bernama Deddy Corbuzier . Program ini berisi
Talkshow hiburan yang inspiratif, dengan cara host mengulik informasi dari bintang
tamu ,dan menjadi program referensi penulis.

8
3.Ini Talkshow

Acara ini ditanyangkan senin sampai jum’at pukul 20.00 – 21.00 malam di Net
TV, dibawakan oleh host pria yang bernama Entis Sutisna . Ini Talkshow adalah acara
talkshow yang dikemas dengan suasana santai. Membahas persoalan hangat yang ada
di masyarakat dengan cara sederhana , dan menjadi program referensi penulis

1.4 Deskripsi Program


Kategori Program : Informasi & Hiburan
Format Program : Non Drama (Talk Show)
Judul Program : komikas Berbicara
Durasi : 60 menit
Target Audience : A+, A, B+ , B, C+, C kelas atas-atas , kelas atas bagian bawah,
kelas menengah atas , kelas menengah bawah, kelas bawah bagian atas, dan kelas
bawah bagian bawah , Remaja, Dewasa dan orang tua (12-17)(18-24)(25-34)
Format Tayangan : Tapping
Media : Televisi
Konsep Produksi : Multi Camera
Host : 2 orang

9
BAB II
KAJIAN PROGRAM

2.1 Kategori Program


Televisi telah menjadi media yang regular dinikmati oleh masyarakat , karena
meluasnya akses penyiaran di Indonesia. Dalam stasiun televisi , banyak jenis program
yang ditayangkan agar memenuhi tayangan yang diinginkan masyarakat dan
audiences.
Menurut Morrisan M.A (2008:218) program yang disampaikan masyarakat
akhirnya dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya , yaitu program
informasi dan program hiburan .
Jadi , jenis program yang ditayangkan ada yang berisi informatif dan mendidik
, ada pula yang ditanyangkan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat
Menurut Vane Gross dalam buku Morrisan MA (2008:218) menentukan jenis
program berarti menentukan atau memilih daya tarik dari suatu program .
Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu
program mampu menarik audiennya. Jadi pembagian program digunakan untuk
mengelompokan program terhadap audiennya agar audien dapat memilih audien yang
menyukai suatu program tertentu , Seperti suatu kelompok pada program informasi dan
hiburan .

Program informasi merupakan program untuk memberikan pengetahuan ,


informasi atas apa yang terjadi di masyarakat . Dalam bentuk kejadian , fenomena dan
pengetahuan secara umum untuk menambah wawasan .
Dalam buku Morissan MA (2008:218) Program informasi adalah segala jenis
siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada khalayak

10
audien , daya tarik program ini adalah informasi dan “informasi” ini yang dijual kepada
audien .
Program informasi dapat dibagi menjadidua bagian yang memisahkan cara
penyampaian informasi.
Menurut Morrisan MA (2008:219) Program informasi tak hanya berita dimana
penyiar membaca berita tetapi segala bentuk penyajian informasi juga termasuk
talkshow , yang bisa membedakan program informasi menjadi Hard News dan Soft
News.

2.2 Format Program


Televisi mempunyai jenis program yang dapat membagi audien nya agar
mudah dipahami. Jenis program dapat dibagi menjadi dua yaitu hiburan dan informasi.
Menurut Naratama (2013:68) Format acara televisi adalah sebuah perencanaan
dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan
desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan
dengan tujuan dan pemirsa acara tersebut . Pembagian sesuai pembuatan program dapat
menjadi drama , non drama dan berita.

Menurut Djamal dan Fachruddin dalam Naratama (2011:168) ada beberapa format
acara televisi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Drama/fiksi ( timelles dan imanjinatif): tragedi, aksi, komedi, cinta/ romantic,


legenda, horror, program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)
yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik emosi. Dengan
demikian program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang
memerankan tokoh tertentu.

11
2. Nondrama (timlles dan factual): musik, magazine show, talk show, variety
show, repackagaing, game show, kuis, talent show, competition show. Yang
bias disebut dengan programan informasi dan hiburan.

Berita/news (actual dan faktual): berita, current affairs program, spot, magazine
news, features. Berita adalah segala informasi penting atau menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar
dapat diketahui khalayak audien secepatnya.
Dalam kesempatan ini , kami memilih untuk menampilkan program non drama
dalam program yang akan dibawakan . Program yang menampilkan penyampaian
informasi umum dalam hal pengetahuan dan berita sehari hari ,tanpa perlu adanya
rekayasa yang ditampilkan seperti program drama .
Menurut Naratama dalam bukunya (2013:71) non drama adalah sebuah format
acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajniasi kreatif dari realitas
kehidupan sehari hari tanpa harus menjadi dunia khayalan .contoh dalam format non
drama adalah Talkshow , Musik , Magazine, Variety Show.

2.3 Judul Program


Dalam perencanaan pembuatan suatu program , ada proses kreatif yang
dilakukan
. Dalam perencanaan pembuatan program informasi , diperlukan kreativitas
tapi pembuatannya tetap berdasarkan ke aktualitas nya dan kode etik jurnalistik ,
menurut Morissan MA (2008:212) Manajer program harus mempelajari riset untuk
menentukan atau mengetahui audien stasiun penyiarannya , serta mengukur
keberhasilan atau kegagalan program tersebut .
salah satu aspek utama dalam pembuatan suatu program televisi adalah tema
dan nama dari program tersebut.

12
Morissan MA (2008:283) memilih nama bagi suatu program merupakan
kegiatan yang penting ditinjau dari prespektif promosi karena nama program berfungsi
menyampaikan atribut dan makna .
Dalam memilih nama suatu program , pengelola program harus memilih nama
yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan
atau menyematkan program di memori otak audien.

Dalam pemberian nama pada program “komika berbicara” ada beberapa


pertimbangan yang diambil agar mendapatkan makna yang sesuai dengan nama
program yang dibawakan . Komika dalam kamus bahasa Inggris Indonesia menurut
Echol M Johns (1990:280) yang berarti seorang yang dapat menghibur dengan kalimat
– kalimat yang telah di persiapkannya untuk menghibur masyarakat.
. Kata berbicara dalam kamus bahasa Inggris Indonesia menurutt Echol M John
(1990:578) yang berarti pembicaraan , percakapan dan perbincangan , dalam kamus
besar bahasa Indonesia menurut Suharso (2011:89) , bincang berarti bercakap
membicarakan sesuatu , bicara artinya akal budi , pikiran perundingan , yang berarti
sebuah pertukaran informasi Antara dua pihak atau lebih dengan cara menggunakan
lisan. Penggunaan nama program “komikas berbicara” adalah perbincangan yang
dilakukan ditempat dimana perbincangan itu terjadi secara tidak formal , namun biasa
menjadi tempat pertukaran pendapat .

2.4 Target Audien

Dari hasil pengamatan dalam pembuatan program “komika berbicara” ,


Menurut morrisan(2008:193) target audience adalah memilih satu atau beberapa
segmen audiens yang akan menjadi titik focus kegiatan – kegiatan pemasaran program
dan promosi. Kadang targeting disebut juga dengan selecting karena audience harus di
seleksi.
Dari pernyataan diatas menurut kami dari yang sering masyarakat lihat atau
dengar terdapat beberapa program tv yang hanya menunjukan program sesuai gender.
Seperti program acara untuk wanita atau pria , karena isi dari promosi sebuah program

13
sangat mempengaruhi masyaratak. Seperti program gossip , mungkin memang tidak di
khususkan untuk wanita namun pada umumnya audience dari program acara tv gossip
bisa dibilang lebih banyak disukai oleh wanita ketimbang pria.
Menurut Andi Fachrudin (2012;11) “ Menentukan Target audience sudah harus di
pikirkan sejak awal, karena tidak mungkin dan tidak pernah ada program televisi yang
bisa di tonton oleh semua kalangan,usia,jenis kelamin.
Berdasarkan pernyataan di atas, kami menyimpulkan bahwa setiap program harus jelas
menargetkan audience yang dapat menyaksikan program tersebut. Karena jika kami
salah dalam memilih target audience program tersebut dapat di hentikan atau tidak di
izinkan tayang oelh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).
Menurut Peter Pringle dalam Morissan (2008:211) sebagai berikut:

1. The production or acquisition of content that will appeal to targeted adiences


(memproduksi dan membeli atau auisi program yang dapat menarik audien
yang dituju).
2. The scheduling of programs to attract the desired (menyusun jadwal
penayangan program atau skedulling program untuk menarik audien yang
diinginkan).
3. Build individual programs into a schedule that encourages viewers to tune to
the station and remain with it from one program to another (membangun
sejumlah program individu ke dalam satu jadwal yang dapat mendorong
audience untuk menonton tv dan tetap pada salurannya dari satu program ke
program berikutnya).

Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa pemilihan waktu,


kemampuan memproduksi suatu program sesuai konsep dan target audien dapat
menarik audien untuk mengikuti atau penonton program yang dibuat.

14
The production or acquisition of content that will appeal to targeted adiences
(memproduksi dan membeli atau auisi program yang dapat menarik audien yang
dituju).

4. The scheduling of programs to attract the desired (menyusun jadwal


penayangan program atau skedulling program untuk menarik audien yang
diinginkan).
5. Build individual programs into a schedule that encourages viewers to tune to
the station and remain with it from one program to another (membangun
sejumlah program individu ke dalam satu jadwal yang dapat mendorong
audience untuk menonton tv dan tetap pada salurannya dari satu program ke
program berikutnya).
6. Target Audien Berdasarkan Usia

Program sering kali menggunakan segmentasi usia ini dalam


menjangkau audien yang diinginkan sehingga kita mengetahi program untuk
audien anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan seterusnya. Belakangan ini
stasiun televise memberikan program yang sesuai dengan usia, seperti program
kartun yang dikhususkan untuk anak-anak, program musik biasanya untuk para
remaja hingga dewasa program masak yang di khususkan untuk ibu-ibu atau
orang tua.
Dengan adanya pembagian usia maka, untuk program nondrama televisi
musik “Komika Berbicara” ini targer usia yang kami buat adalah buat umur 15
tahun keatas karena program ini dikhususkan untuk para remaja, dan dewasa
dengan isi program yang ditayangkan.

7. Target Audien Berdasarkan Jenis Kelamin

15
Seseorang yang memiliki dan menggunakan pendekatan jenis kelamin
dalam pemasarannya. Kami hanya menargetkan orang-orang berdasarkan
lokasi, usia, jenis kelamin. Pada massa program kuliner, dan memiliki target
audien berdasarkan jenis program ini menentukan jenis kelamin untuk
menyukai baik perempuan maupun laki-laki. Program televisi seperti kuliner
tentu kedua jenis kelamin lebih cenderung keduanya yaitu perempuan dan laki-
laki.
Untuk program nondrama talk show “komika Berbicara” ini tidak
ditujukan skala prioritas pada jenis tertentu, tetapi pada program kuliner ini
kami menunjukan agar audience lebih mengetahui tentang makanan di daerah
lain.
8. Status Ekonomi Sosial
Produk yang dibeli seseorang biasanya erat hubungannya dengan
penghasilan yang diperoleh rumah tangga orang tersebut. Selera atau konsumsi
seseorang sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang ditempatinya termasuk
selera terhadap program yang di tonton atau didengarnya dari media penyiaran.
Pendapatan seseorang akan menentukan dikelas sosial nama dia berada dan
kedudukan seseorang dalam kelas sosial akan memengaruhi kemampuannya
berakses kepada sumber daya dan kecenderungannya dalam menggunakan
media, pendapatan seseorang akan memengaruhi terhadap apa yang dibacanya
atau apa yang ditontonya.
Menurut Lloyd Warner dalam Morissan (2011:186), kelas sosial dapat
dibagi menjadi enam bagian, yaitu:

Tabel II.3

Kelas Sosial

16
Kelas atas (A+)

Kelas atas bagian bawah (A)

Kelas menengah atas (B+)

Kelas menengah bawah (B)

Kelas bawah bagian atas (C+)

Kelas bawahbagian bawah (C)

Sumber : Morissan 2011:186

Masing-masing kelas tersebut memiliki karakter berbeda-beda yang


memengaruhi cara pandang dan cara membelanjakan uangnya. Mereka yang
mendiami kelas-kelas tersebut pun berbeda karakternya menurut lama barunya
mereka berada dikelasnya masing-masing. Mereka baru saja memasuki kelas
menengah (berasal dari kelas bawah) akan memiliki kebiasaan membelanjakan
uang yang berbeda dengan mereka yang sudah mapan secara turun temurun
dalam kelas itu.

Dari pernyataan diatas kami menyimpulkan bahwa dalam program non


drama talk Show “komika Berbicara” ini kami memilih status ekonomi sosial
kelas atas bagian atas (A+), kelas atas bagian bawah (A), Kelas menengah atas
(B+), kelas menengah bawah (B), kelas bawah bagian atas (C+) dan kelas
bawah bagian bawah (C) karena diproduksi nondrama ini ditunjukan bagi
kalangan semua status sosial

17
9. Target Audien Berdasrkan Pekerjaan

Konsumen yang memiliki penghasilan berapapun lebih mudah menikmati


program karena tidak terbatas sehingga mereka dapat menyaksikan setiap
program yang disajikan, berbeda dengan konsumen yang kalangan atas
mereka hanya menyaksikan program tertentu yang dapat membuka
pikirannya

Untuk program nondrama talk show “Komika Berbicara” ini kami


menentukan pekerjaan yang akan menonton program acara kami yaitu semua
pekerja karena program kami bertujuan untuk menghibur semua audience tanpa
membedakan pekerjaan mereka.

2.5 Karakteristik Program


Menurut Djamal H (2011:162) program siaran mempunyai karakteritik tertentu
untuk dapat mempengaruhi provaksi dalam hal positif dan negatif . Jadi karakterisitk
program menurut penulis adalah bagaimana penulis membawakan program “Hangout
Talk”

-Karakteristik Produksi
Dalam “Komika Berbicara” tayangan akan disiarkan secara tapping adalah agar
disiarkan secara eksklusif dan dapat diulang kemudian hari . Cara pembawaan gambar
dalam acara ini adalah multi cam ,
Menurut Naratama (2013:145) pembicaraan akan dipindahkan sesuai sorotan
kamera berdasarkan pembicara dan topik yang dibawakan

-Jam Tayang

18
Jam tayang ditentukan atas dasar waktu tayangan ketika audien yang dituju
sedang menikmati tayangan televisi .Morissan MA (2008:343) Menentukan jadwal
penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien , yaitu rotasi kegiatan
mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi pada jam tertentu.
“Komika Berbicara” berada di jam 21.00 sampai 22.00 setelah prime time berdasarkan
refrensi audio visual yang berisi audien penonton yang sama , ketika remaja sampai
dengan dewasa masih menikmati televisi sebelum tidur.

-Pengisi Acara
Pembawa acara yang bernama Boris bokir dan David nurbianto terkenal dengan
pembawaan yang homuris dan deep talk di sebuah stasiun televisi.
serta. bintang tamu yang dibawa akan sesuai dengan topik dan tema yang
dibawakan setiap hari nya , faktor pendukung pemilihan bintang tamu adalah
bagaimana bintang tamu menjawab dan mengikuti sebuah perbincangan dengan sebuah
topik secara mendalam namun tetap menghibur masyarakat.

19
BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1 Proses Kerja Penata Artistik

Dalam bukunya Naratama (2013:129) menjabarkan bahwa penataan artistic


harus mengupdate informasi dari gaya,tren,warna baru dan tekhnik tekhnik penataan
artistic dari berbagai belahan dunia. Yang berarti dalam penataan artistic harus selalu
berdasarkan informasi yaitu objek objek yang terdapat dalam studio , gaya dalam
penataan studio berdasarkan tema , konsep yang dibawa beserta hal hal yang sedang
ramai diperbincangkan oleh masyarakat luas.

Artistik menjadi poin krusial dalam suatu tayangan siaran yang dapat dilihat
secara visual , penggunaan baik buruknya artistic menentukan bagaimana ambience
atau suasana suatu program itu ditayangkan . Tata artistic juga bersangkutan dengan
penggunaan property dan hal hal yang menunjang para pemeran untuk berinteraksi
dengan property yang disediakan oleh penata artistic . tujuan peletakan barang
interaktif bagi para pemeran berguna untuk memperdalam sebuah penokohan , dan
menunjukan apa yang dilakukan pemeran dengan objek terhadap pemeran lain.

Pemilihan penata artistik banyak berdasarkan alasan dan landasan pemikiran


agar sang penata dapat melaksanakan tugasnya dengan baik . salah satu alasan

20
pemilihan penata artistic adalah tentang kreativitasnya ,bagaimana membuat dunia bagi
para pemeran yang dilihat secara visual hidup dan dapat disajikan dalam sebuah
program. Dalam bukunya Naratama (2013:129) memberikan pemahaman bahwa tata
artistik harus sesuai dengan refrensi dari acara yang diproduksi yang berarti pemilihan
suatu tema dalam sebuah tayangan siaran juga dapat bergantung pada bagaimana
penata artistic menata sebuah set studio dan bagaimana pemeran berpenampilan pada
sebuah program . penataan artistik dapat menggunakan satu tema yang kuat agar
penokohan para pemeran akan kuat terhadap sebuah karakter.

Naratama memperingatkan (2013:129) Perhatikan tekhnik tekhnik terbaru


dalam membuat set tata panggung secara detail seperti tata cahaya , bahan yang
dipakai, efek efek khusus dalam tata panggung , kombinasi warna dan bentuk ,
komposisi dan blocking, hingga penggunaan tulisan dalam suatu set . yaitu berarti
dalam penataan artistik sebuah set ada banyak aspek penting yang harus diperhatikan
yaitu tata cahaya terhadap sebuah adegan , penggunaan warna sebagai pembawaan
atmosfer sebuah program , peletakan property dan kamera dalam sebuah set dan
penggunaan huruf dalam tulisan yang terdapat dalam sebuah set program.

3.2 Lembar Kerja Penata Artistik

Penata artistik dituntut agar membuat dunia sendiri dalam program yang
dibawakan dari ide sebuah tema , penata artistik membutuhkan pemikiran yang dapat
mengimajinasi kan tema yang diberi menjadi set studio pada program tertentu dan
dapat memberikan karakter sendiri pada program yang ditayangkan

3.2.1 Sinopsis

Kami membawakan program ini dengan tujuan agar memberikan tayangan


informatif dan menghibur yang berbentuk talkshow

21
Dibawakan oleh pembawa acara yang berhubungan dengan pembahasan
tentang stand up comedy yang sedang terjadi , namun pembawa acara akan
membawakan nya dengan menghibur dan santai agar audien dapat menikmati
informasi yang disampaikan juga dengan seksama dan “Komika Berbicara” adalah
jawaban dari refrensi dan sudut pandang baru.

3.2.2 Treatment

Production Company : BSI Produser : Daffa fahrezi

Project Title : Komika Berbicara Director : Ismail Muhammad

Durasi : 60 menit Art Director : Rivan Ihza

1. INT. Studio Usmar ismail Malam Hari

Boris Bokir dan David Nurbianto membuka acara dan memperkenalkan dirinya
, lalu melakukan monolog dengan bahasa komedi dan membahas topik yang
sedang hangat menurut sudut pandangnya sendiri yaitu tentang membahas
komika yang sedang naik namanya

2. INT. Studio Usmar Ismail Malam Hari

Boris Bokir dan David Nurbianto mengundang figure yang bersangkutan


seperti seorang Arif Brata bagaimana ia mendapatkan pasar yang luas dengan
menjadi komika yang baru besar namanya

3. INT.Filosofi Kopi Malam Hari

Boris Bokir dan David Nurbianto memindahkan tayangan kepada Arief Brata
yang akan ber stand up untuk menghibur audien

4. INT. Studio Kencana Malam Hari

22
Boris Bokir dan David Nurbianto menanyakan beberapa pertanyaan mendalam
tentang kehidupan pribadi Arif Brata dan awal mula karir stand up nya di
Indonesia.

3.2.3 Setting Tempat

Pemilihan setting tempat dalam program ini berdasarkan konsep dan tema yang
diberikan , kata Komika dalam program ini diartikan set tempat yang dibangun adalah
set ketika sedang bercerita sebuah hal lucu. kata Berbicara membuat program ini
semakin menarik dengan sudut pandang komika berbeda di setiap episodenya , yang
berarti program akan berada pada setting studio dan berbincang bincang , setting yang
digunakan dalam program ini adalah studio yang dirubah menjadi bentuk kafe dengan
meja dan kursi sebagai tempat berbincang .

3.2.4 Properti

Penggunaan property dalam sebuah program penyiaran dapat berguna dalam


berbagai macam hal, dalam bukunya , Naratama (2013:129) berkata , Bacalah majalah
majalah tentang tren , mode , arsitektur , seni kontemporer , seni rupa dan fotografi
baik dalam atau luar negri . yang berarti penggunaan properti dalam sebuah program
sangat bergantung pada tren , unsur seni dan tema yang dibawakan pada sebuah
program . pada program “Komika Berbicara” penulis menerapkan property kafe karena
obrolan yang dibawa obrolan santai seperti di kafe

23
24
3.2.5 Make Up

Naratama (2013:130) menuliskan bahwa jarang sekali ada pembahasan khusus


tentang Make Up dan Wardrobe yang sedang populer dalam dunia televisi dan film .
ingat. Jadi dalam penggunaan make up harus sangat diperhatikan dalam sebuah
program siaran , seperti halnya acara lain yang dilakukan . berdasarkan pengalaman
penulis melihat beberapa program acara lain yang terlihat “aneh” dalam penggunaan
make up pada karakternya , kami di program “Komika Berbicara” menerapkan tekhnik
Make Up yang natural karena tidak membutuhkan macam macam gimmick dalam tema
yang dibawakan . walaupun penggunaan make up yang natural , penataan make up
tetap akan lebih serius untuk mendapatkan unsur realistis namun bersih pada wajah
karakter dalam program ini .

3.2.6 Wardrobe

Pemilihan pakaian pada pemeran menjadi aspek yang penting dalam sebuah
program , sebagai salah satu hal untuk memperkuat tokoh sang pemeran . Nartama
dalam bukunya (2013:150) berkata dalam memperhatikan pemeran maka dapat
mengenal dan meraba sifat calon talenta baru seperti supel fleksibel , cuek , terlalu rapi,
fashionable, kaku ,arogan dan misterius . jadi penggunaan pakaian yang tepat sesuai
tema menjadi bagian penting agar pemeran semakin relate dengan tema yang
ditayangkan . Program “Komika Berbicara” menampilkan pembawa acara dan bintang
tamu menggunakan pakaian casual dan dengan aksesoris yang menambah penguatan
sebuah karakter . jadi dengan tema santai dan studio yang dirubah menjadi tempat kopi

25
Boris Bokir dan David Nurbianto mengenakan casual seperti pelanggan bar tersebut ,
sama hal nya seperti Joshua dan Andhika Mahesa , lain kasusnya dengan Rio Dewanto
yang mengenakan baju kasual dengan celmek yang berarti penokohannya adalah
sebagai pelayanan yang bertugas melayani dan menghidangkan santapan ditempat kopi
yang berarti Rio dapat memberikan sudut pandang dari penjual kopi (barista).

3.2.7 Breakdown Penata Artistik

Production Company : BSI Produser : Daffa Fahrezi

Project Title : Komika Berbicara Director : Ismail Muhammad

Durasi : 60 menit Art Director : Rivan Ihza

No Lokasi Set Scene Int/Ext Waktu Cast Wardrobe Property Make Up


1 Studio Studio 1 Int Malam Boris Kemeja Clip on Natural
Usmar Meja Bokir Chino Segelas
Ismail kafe David Sepatu Kets Kopi
nurbianto

26
Kertas
Catatan
2 Studio Studio 1 Int Malam Arif Brata Clip on Natural
Usmar Meja Baju
Ismail kafe Jeans Segelas
Sepatu Kets Kopi
3 Studio Studio 3 Int Malam Boris Kemeja Clip on Natural
Usmar Meja Bokir Chino Segelas
Ismail Café David Kopi
Nurbianto Baju
Arif Brata Jeans
Sepatu Kets
4 Studio Studio 3 Int Malam Boris Kemeja Clip on Natural
Usmar Meja Bokir Chino Segelas
Ismail Café David Kopi
nurbianto Baju
Arif Brata Jeans
Sepatu Kets
5 Studio Studio 4 Int Malam Boris Kemeja Clip on Natural
Usmar Meja Bokir Chino
Ismail Kafe David Kertas
Nurbianto Baju Catatan
Arif Brata Jeans
Sepatu Kets

27
3.2.8 Floor Plan

Dalam program Komika Berbicara terdapat satu set yang akan dipakai di
segmen yang berbeda. Yaitu set studio sebagai set utama dan set komika untuk berstand
up
-Studio

3.2.9 Set Design


Dalam pembuatan design pada set sebuah program , diperlukan pemikiran dan
ide kreatif pembuatannya , pembuatan set design juga sangat dipengaruhi oleh tema
yang dibawakan
-Studio

BAB III

PENUTUP

28
4.1 Kesimpulan

Desain produksi ini dikerjakan untuk memberikan arahan dalam pembuatan


program “komika berbicara” agar dapat melakukan penataan artistik yang baik ,
berguna sebagai pembelajaran penulis dalam penataan artistik dalam program televisi
, dan memberikan pemahaman bagi pembaca dalam penataan artistik , yang
berdasarkan ide menarik , kreativitas tinggi dan ketelitian dalam pembuatannya .
karena dalam pembuatan program , konsep yang matang dapat menjadikan acara yang
baik dan menghibur bagi khalayak ramai . namun dalam pembuatan “Komika
Berbicara” pasti terdapat banyak kekurangan , maka dari itu kritik sangat diperlukan
agar pembuatan karya selanjutnya bisa lebih baik lagi.

4.2 Saran

Dari pembuatan sebuah desain produksi mata kuliah tata artistik banyak sekali
aspek yang diperhatikan , termasuk bagaimana penempatan suatu hal dalam sebuah
produksi sangat bergantung pada ketelitian dan kesinambungan penataan artistik
dengan tema yang diangkat dalam program tersebut .dalam hal ini , penulis
mengharapkan pemahaman dan bagaimana pembaca dapat mengaplikasikan penata
artistik yang lebih baik lagi dan menggali kreativitas yang lebih luas lagi .

29

Anda mungkin juga menyukai