Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabila Amelia

NPM : 210510170073
Mata Kuliah : Manajemen Media Digital

UJIAN AKHIR SEMESTER – MANAJEMEN MEDIA DIGITAL


“Essay Mengenai Pengelolaan Media Sosial Watchdoc dan Pengelolaan Konten Video di
Kanal Youtube Watchdoc.”

Era globalisasi dan digitalisasi sudah bukanlah hal yang baru ditelinga kita. Dengan
adanya era globalisasi dan digitalisasi semua cabang industri diharuskan untuk bersifat adaptif
terhadap perubahan-perubahan yang dibawa oleh era ini. Salah satu aspek yang menuntut
banyak perusahaan untuk beradaptasi adalah adanya media baru dan media digital dan
bagaimana kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan fungsi media tersebut dan agar
media-media ini mampu memberikan keuntungan untuk perusahaan tersebut. Media baru
adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer dan telepon genggam
canggih. Dua kekuatan utama perubahan awalnya adalah komunikasi satelit dan pemanfaatan
komputer. Sedangkan media digital adalah Media digital adalah media yang kontennya
berbentuk gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format
digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic broadband, satelit dan sistem
gelombang mikro.
Dengan menguasai media digital, tentu tidak lupa juga meliputi kegunaan media sosial
dalam kesehariannya. Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk
jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada sosial
media kita dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan
dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual. Contohnya seperti Twitter, Facebook, Blog,
Forsquare dan lainnya. (Rismanidia, 2017)
Media sosial memiliki banyak manfaat, seperti membantu menentukan dan
mempublikasikan personal branding yang seperti apa yang anda/perusahaan anda inginkan,
mencari lingkungan dan sasaran yang tepat untuk produk, mempelajari cara berkomunikasi dan
lainnya. Seperti dikutip dari buku Puntoadi, “Fantastic marketing result through Social media:
“people don’t watch TV’s anymore, they watch their mobile phones”. Dengan berkembangnya
era digitalisasi sekarang ini, mustahil rasanya jika sebuah perusahaan mengabaikan begitu saja
kesempatan untuk meraih jangkauan audiens yang lebih luas melalui media sosial ini. Media
sosial juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan konsumen, serta
dapat menjadi media untuk membentuk komunitas daring. Beberapa media sosial bahkan bisa
anda gunakan secara bersamaan sekaligus dan dapat menjadi bagian dari keseluruhan e-
marketing strategy yang dirancang dan digunakan oleh suatu perusahaan.
Salah satu perusahaan media yang memanfaatkan penggunaan media sosial adalah
Watchdoc. Watchdoc adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan segala jenis
video yang menyasar ke arah media yang tidak mainstream. Watchdoc mulai berdiri sejak 2009
dan baru di resmikan menjadi perusahaan yang resmi pada tahun 2011. Watchdoc sebagai
media yang bergerak dalam dunia pervideoan tentu tidak lepas dari penggunaan media sosial
seperti youtube dan vidio.com. Faktanya, Watchdoc memang memanfaatkan media-media
seperti Youtube, Vidio.com, Twitter, Facebook dan Instagram. Dalam memanfaatkan media
sosialnya, Watchdoc membagi media sosial mereka menjadi dua jenis. Yang pertama sebagai
kanal mereka mengunggah hasil karya video mereka dan yang kedua sebagai kanal mereka
memasarkan hasil karya video mereka. Watchdoc memanfaatkan Youtube dan Vidio.com
untuk mengunggah hasil karya video mereka. Didalam kanal Youtube milik mereka, terdapat
banyak video film dokumenter dan video-video lainnya yang mereka produksi. Sedangkan
pada laman Facebook, Twitter dan Instagram mereka, mereka lebih berfokus pada
mempromosikan karya-karya mereka dan membuat branding sebagai media yang tidak hanya
meliput berita-berita mainstream, Watchdoc juga ingin dipandang sebagai media yang
menyajikan berita secara mendalam, maka dari itu mereka sering memilih film dokumenter
sebagai jenis video yang mereka produksi. Selain mempromosikan karya karya dokumenter
yang diproduksi oleh Watchdoc, laman Facebook, Twitter dan Instagram mereka juga
dipergunakan untuk mempromosikan acara-acara yang diselenggarakan atau mengundang
pihak Watchdoc, seperti screening film dokumenter mereka dan diskusi bersama mengenai
film-film dokumenter mereka. Dalam pengelolaan media sosial yang dilakukan oleh
Watchdoc, informasi yang mereka berikan dalam laman Facebook, Twitter dan Instagram
mereka cenderung bersifat satu arah. Kebanyakan dari informasi yang disampaikan hanyalah
berupa link untuk mengarahkan konsumen kepada video-video yang baru saja mereka unggah.
Ataupun hanya memberi tahu sebuah berita saja. Sejauh yang saya lihat, Watchdoc kekurangan
konten-konten yang bisa menimbulkan engagement dengan konsumen. Dan setelah saya
tanyakan kepada pihak Watchdoc, itu memang disengaja karena satu-satunya jalan konsumen
bisa berinteraksi dengan pihak Watchdoc adalah melalui kolom komentar, sedangkan kolom
komentar tidak bisa selalu di balas satu persatu karena sumber daya yang tidak memadai. Maka
dari itu, Watchdoc menyiasati hal ini dengan mengadakan diskusi terbuka. Disanalah mereka
bisa merespon langsung apa saja yang ada di benak konsumen tentang produk yang mereka
produksi.
Untuk pengelolaan visual laman Facebook, Twitter dan Instagram mereka, Watchdoc
tidak terlalu mementingkan estetika dan keselarasan warna karena yang mereka pentingkan
adalah isi dari konten yang mereka produksi. Bagi Watchdoc juga subscriber dan followers
bukanlah tujuan utama mereka memproduksi sebuah konten, melainkan edukasi dan bobot apa
yang bisa mereka berikan kepada masyarakat lah yang lebih mereka pentingkan. Karena tujuan
utama dari mereka membuat film-film dokumenter adalah untuk mengedukasi masyarakat
tentang hal-hal yang seharusnya mereka ketahui. Dalam proses pembuatan video-video
dokumenter ini, pihak Watchdoc senantiasa menyaring dan menyaring informasi dan mereka
sadur kembali agar informasi yang mereka sajikan tetap faktual namun mudah dimengerti.
Watchdoc bertujuan untuk membuat suatu produk yang mampu dipahami oleh seluruh lapisan
masyarakat, dari range usia yang berbagai macam dan latar belakang sosial pendidikan yang
berbeda-beda. Salah satu produk yang paling sukses milik mereka adalah Sexy Killer. Film
dokumenter mengenai kehidupan masyarakat Kalimantan yang tinggal disekitar daerah galian
tambang dan bagaimana terlantarnya dan dirugikannya masyarakat yang tinggal disana. Film
dokumenter ini mendapatkan banyak sekali respon baik positif dan negatif dari seluruh
masyarakat di Indonesia. Dalam kurun waktu 24 jam, film dokumenter Sexy Killer sudah
ditonton oleh tiga juta orang pengguna Youtube dan pada saat ini, film ini sudah ditonton oleh
dua puluh dua juta pengguna Youtube. Film dokumenter ini sangat menaikkan exposure
Watchdoc sampai 1000 kali lipat. Hal ini dapat terjadi karena pihak Watchdoc
mempublikasikan film dokumenter ini di saat yang bertepatan dengan masa tenang setelah
kampanye pemilihan presiden. Pemilihan waktu publikasi yang tepat mampu membuat
exposure suatu media menjadi sangat meningkat. Ditambah lagi dengan konten yang
berhubungan juga dengan fenomena yang sedan terjadi saat itu, yaitu pemilihan presiden.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Watchdoc cukup lihai dalam mengoptimalkan fungsi
media sosial agar menguntungkan perusahaan mereka. Salah satu cara yang mereka lakukan
adalah mempublikasikan sebuah film dokumenter bertepatan dengan suatu fenomena besar
yang sedang terjadi di Indonesia saat itu, dan juga mempublikasikan konten yang tepat sasaran
dengan fenomena.
Works Cited
Rismanidia, O. (2017). REPRESENTASI KARAKTER "SI UDIN" PADA APLIKASI LINE (Analisis
Semiotika Stiker Si Udin dalam Aplikasi LINE). Malang: Other thesis, University of
Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai