Anda di halaman 1dari 82

Rencana Program

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA


Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

GAMBARAN UMUM
DAN KONDISI WILAYAH
KABUPATEN TAPANULI UTARA
2.1 Kondisi Umum

Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada
ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi
dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten
Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan
bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka
Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura
dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.

2.1.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara

Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi, Toba
Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan yang sekarang termasuk dalam Keresidenan
Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga.
Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli yang terdiri dari 4 Afdeling
yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling
Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung
yang terdiri dari 5 Onder Afdeling (Wilayah).

Bab 2 |1
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945,


pemerintah mulai membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan
diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur
pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut:
a. Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah Batak dan sebagai Luhak
pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Onder Afdeling diganti menjadi Urung
yang dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala
Urung.
b. Onder Distrikten diganti menjadi Urung Kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang
dulu disebut Asisten Demang.

Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua
kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai
dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

2.1.2 Kondisi Geografi

Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º20’00” -2º41’00”
Lintang Utara (LU) dan 98º05’-99º16’ Bujur Timur (BT). Dengan luas wilayah yang dimiliki
± 3.800,31 Km², dengan distribusi luas daratan sebesar 3.793,71 Km² dan luas perairan
Danau Toba sebesar 6,60 Km². Dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara,
Kecamatan Garoga merupakan kecamatan yang memiliki areal terbesar sekitar 567,58
Km² dan kecamatan yang memiliki luas areal terkecil adalah Kecamatan Muara sekitar
79,75 Km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-1 di bawah ini.

Tabel II-1
Luas Wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kecamatan
Tahun 2010

Ibu Kota Luas / Area Persentase


No. Kecamatan Kelurahan Desa
Kecamatan (Km2) (%)
1. Parmonangan Parmonangan - 14 257,35 6,78
2. Adian Koting Adian Koting - 14 502,90 13,26

Bab 2 |2
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

3. Sipoholon Sipoholon 1 13 189,20 4,99


4. Tarutung Tarutung 7 24 107,68 2,84

5. Siatas Barita Simorangkir Julu - 12 92,92 2,45


6. Pahae Julu Onan Hasang 1 18 165,90 4,37
7. Pahae Jae Sarulla 1 12 203,20 5,36

Parsaoran Janji
8. Purbatua - 11 191,80 5,06
Angkola

9. Simangumban Aek Nabara - 8 150,00 3,95


10. Pangaribuan Pangaribuan - 22 459,25 12,10
11. Garoga Garoga - 12 567,58 14,96
12. Sipahutar Sipahutar - 23 408,22 10,76
13. Siborong-borong Siborong-borong 1 20 279,91 7,38
14. Pagaran Sipultak - 14 138,05 3,64
15. Muara Muara - 15 79,75 2,10
Jumlah 11 232 3.793,71* 100

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032


Ket: * Belum Termasuk Luas Danau Toba: 6,60 Km2

Secara administratif Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima kabupaten


tetangga. Adapun batas-batas adalah sebagai berikut:
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten
Humbang Hasundutan,
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu,
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir,
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 berikut ini.

Bab 2 |3
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.1
Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

Bab 2 |4
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.2
Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

Bab 2 |5
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.1.3 Kondisi Hidrologi

Potensi Hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan
irigasi, air minum (sanitasi), transportasi maupun untuk kepentingan lainnya. Beberapa
Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti: Aek Garut,
Sungai Batang Toru, Aek Rabon, dan Sungai Batugarsi.

2.1.4 Kondisi Klimatologi

Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli Utara yang berada
pada rata-rata ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut sangat berpeluang
memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2011, curah hujan tahunan terjadi
paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 3.560 mm dan lama hari hujan
bulanan sebanyak 14,58 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2011, terlihat curah hujan
tertinggi terjadi pada Bulan November dengan total curah hujan 3.784 mm.

Gambar 2.3
Rata-rata Hari Hujan Menurut Bulan
Tahun 2011

Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

Bab 2 |6
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-2
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan
Tahun 2011

Januari Februari Maret


Kecamatan
Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan HUjan Hujan Hujan Hujan

1 Parmonangan - - 82 13 364 21
2 AdianKoting 159 12 161 12 487 23
3 Sipoholon - - 69 14 377 22
4 Tarutung 152 19 99 14 259 26
5 SiatasBarita 209 24 62 13 266 27
6 PahaeJulu - - 97 12 155 20
7 PahaeJae 78 15 74 12 443 18
8 Purbatua 26 10 157 11 210 16
9 Simangumban 92 9 347 14 670 9
10 Pangaribuan 375 25 230 19 214 13
11 Garoga 413 17 172 16 432 19
12 Sipahutar 64 17 183 16 300 25
13 Siborong-Borong 120 15 154 10 219 22
14 Pagaran 0 0 35 11 302 24
15 Muara 246 22 212 12 383 27
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

Bab 2 |7
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

April Mei Juni


Kecamatan
Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan HUjan Hujan Hujan Hujan

1 Parmonangan 459 28 137 19 173 21


2 AdianKoting 395 20 359 18 136 13
3 Sipoholon 443 21 83 10 55 6
4 Tarutung 137 21 73 13 50 6
5 SiatasBarita 278 26 68 17 29 11
6 PahaeJulu 216 19 134 16 90 14
7 PahaeJae 357 21 76 8 183 8
8 Purbatua 239 15 97 11 88 8
9 Simangumban 104 10 132 8 27 6
10 Pangaribuan 305 21 276 16 34 8
11 Garoga 461 22 428 17 110 6
12 Sipahutar 255 20 70 14 14 5
13 Siborong-Borong 209 13 176 16 133 7
14 Pagaran 240 20 369 20 106 8
15 Muara 366 30 250 15 114 9
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

Bab 2 |8
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Juli Agustus September


Kecamatan
Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan HUjan Hujan Hujan Hujan

1 Parmonangan 2 1 181 24 177 19


2 AdianKoting 95 5 317 18 270 19
3 Sipoholon - - 95 12 98 7
4 Tarutung 27 4 133 21 170 14
5 SiatasBarita 6 6 57 21 56 23
6 PahaeJulu 29 5 155 19 167 17
7 PahaeJae 35 2 539 15 383 14
8 Purbatua - - 214 13 261 18
9 Simangumban 4 3 96 9 374 19
10 Pangaribuan 38 6 202 15 212 14
11 Garoga 16 3 187 10 223 10
12 Sipahutar - - 41 10 49 14
13 Siborong-Borong 10 3 269 24 155 20
14 Pagaran 11 6 153 24 151 19
15 Muara 57 4 813 22 479 23
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

Bab 2 |9
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Oktober November Desember


Kecamatan
Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan HUjan Hujan Hujan Hujan

1 Parmonangan 330 4 325 26 244 22


2 AdianKoting 300 23 494 22 482 20
3 Sipoholon 318 17 349 9 250 14
4 Tarutung 254 17 418 21 346 15
5 SiatasBarita 92 25 90 26 49 28
6 PahaeJulu 97 13 153 19 385 17
7 PahaeJae 149 11 378 25 461 23
8 Purbatua 91 15 286 23 277 23
9 Simangumban 124 16 225 15 310 15
10 Pangaribuan 341 18 390 20 432 18
11 Garoga 116 15 221 21 373 16
12 Sipahutar 99 18 285 26 292 28
13 Siborong-Borong 166 17 145 17 302 20
14 Pagaran 212 19 233 21 252 19
15 Muara 320 21 444 25 523 29

Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

B a b 2 | 10
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.1.5 Kondisi Topografi

Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara terletak diwilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian
antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur
tanah untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara
memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari
pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah didataran tinggi, maka Kabupaten
Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada
pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.

Kondisi Topografi Kabupaten Tapanuli pada umumnya memiliki karakteristik antara lain;
 Kondisi lereng yang relatif cembung dengan kemiringan lebih curam dari 20 0
(40%) untuk daerah lereng bukit/perbukitan, atau lereng gunung/pegunungan,
dan lereng relatif landai dengan kemiringan sekitar 100 (20%) hingga 200 (40%).
 Kondisi tanah/batuan penyusun umumnya merupakan lereng yang tersusun oleh
tanah lempung yang mudah mengembang apabila jenuh air.
 Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah hujan tahunan
mencapai lebih dari 2500 mm, atau kawasan rawan gempa.

Keairan lereng, sering muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada lereng,
terutama pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan tanah yang lebih
permeable.

2.1.6 Kondisi Geologi

Secara umum kondisi geologi pada Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh jenis batuan
sedimen aluvium muda dan aluvium tua. Jenis aluvium muda terdiri dari komposisi unsur
pasir kerikil, rawa bakau, fluviatil, assalaut, dan lakustrin. Sedangkan jenis aluvium tua
terdiri dari batuan kerikil, pasir, dan lempung.

B a b 2 | 11
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.1.7 Kondisi Demografi

Uraian mengenai profil kependudukan dan sumberdaya manusia wilayah Kabupaten


Tapanuli Utara akan membahas jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, jumlah
penduduk menurut struktur umur, jenis kelamin, dan perkembangan kepadatan penduduk.

A. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui bahwa
pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2004 – 2008 adalah sebesar
0,73% jiwa/tahun, seperti yang terlihat pada tabel II-3 dan gambar 2.4
berikut ini.

B a b 2 | 12
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-3
Tingkat Pertumbuhan Pendudukdi Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2004 – 2008

Jumlah penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%)


No. Kecamatan 2004 2005 2006 2007 Rata-rata
2004 2005 2006 2007 2008
2005 2006 2007 2008
1. Parmonangan 12,499 12,550 12,514 12,620 12,803 0.41 -0.29 0.85 1.45 0.60
2. Adian Koting 12,962 13,015 13,007 13,116 13,306 0.41 -0.06 0.84 1.45 0.66
3. Sipoholon 20,121 20,203 20,409 20,580 20,879 0.41 1.02 0.84 1.45 0.93
4. Tarutung 37,816 37,971 38,404 38,727 39,289 0.41 1.14 0.84 1.45 0.96
5. Siatas Barita 11,883 11,932 11,950 12,050 12,225 0.41 0.15 0.84 1.45 0.71
6. Pahae Julu 12,127 12,177 12,132 12,234 12,411 0.41 -0.37 0.84 1.45 0.58
7. Pahae Jae 10,416 10,458 10,544 10,633 10,787 0.40 0.82 0.84 1.45 0.88
8. Purbatua 6,205 6,231 6,228 6,280 6,371 0.42 -0.05 0.83 1.45 0.66
9. Simangumban 7,108 7,137 7,147 7,207 7,312 0.41 0.14 0.84 1.46 0.71
10. Pangaribuan 23,972 24,070 24,092 24,294 24,647 0.41 0.09 0.84 1.45 0.70
11. Garoga 15,801 15,866 15,848 15,981 16,213 0.41 -0.11 0.84 1.45 0.65
12. Sipahutar 21,900 21,990 22,121 22,307 22,631 0.41 0.60 0.84 1.45 0.82
13. Siborong-borong 38,670 38,829 39,186 39,515 40,088 0.41 0.92 0.84 1.45 0.91
14. Pagaran 15,994 16,060 16,084 16,219 16,454 0.41 0.15 0.84 1.45 0.71
15. Muara 12,997 13,050 12,976 13,085 13,275 0.41 -0.57 0.84 1.45 0.53
Jumlah 260,471 261,539 262,642 264,848 268,691 0.41 0.24 0.84 1.45 0.73
Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 13
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.4
Grafik Pertumbuhan Penduduk Rata-rata di Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2004 - 2008

1.2

1
0.93 0.96 0.90
0.88
0.8 0.82
0.71 0.71 0.70 0.71
0.66 0.66 0.65
0.6 0.60 0.58
0.53
0.4

0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keterangan : Pertumbuhan rata-rata

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Jika melihat persebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan di
Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2008, maka Kecamatan Siborong-
borong dan Kecamatan Tarutung memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu
masing-masing sebesar 40.088 jiwa dan 39.289 jiwa, dan dengan
kepadatan penduduk masing-masing 143,22 jiwa/km2 dan 364,87
jiwa/km2. Sedangkan untuk persebaran jumlah penduduk terendah yakni
Kecamatan Purba Tua sebesar 6.371 jiwa dengan kepadatan 33,22
jiwa/km2.

Pada tahun 2004 masih terlihat juga untuk persebaran jumlah penduduk
terendah berada di Kecamatan Purba Tua yaitu sebesar 6.205 jiwa dan
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 32,35 jiwa/km2. Sedangkan
untuk persebaran jumlah penduduk terbesar masih terdapat di Kecamatan
Siborong-borong yaitu sebesar 38.670 jiwa dan dengan tingkat kepadatan
penduduk sebesar 138,15 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel II-4 dan Gambar 2.5 berikut ini.

B a b 2 | 14
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-4
Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2004 – 2008

Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)


No. Kecamatan
2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008
1. Parmonangan 12.499 12.550 12.514 12.620 12.803 257,35 257,35 257,35 257,35 257,35 48,57 48,77 48,63 49,04 49,75
2. Adian Koting 12.962 13.015 13.007 13.116 13.306 502,9 502,9 502,9 502,9 502,9 25,77 25,88 25,86 26,08 26,46
3. Sipoholon 20.121 20.203 20.409 20.580 20.879 189,2 189,2 189,2 189,2 189,2 106,35 106,78 107,87 108,77 110,35
4. Tarutung 37.816 37.971 38.404 38.727 39.289 107,68 107,68 107,68 107,68 107,68 351,19 352,63 356,65 359,65 364,87
5. Siatas Barita 11.883 11.932 11.950 12.050 12.225 92,92 92,92 92,92 92,92 92,92 127,88 128,41 128,61 129,68 131,56
6. Pahae Julu 12.127 12.177 12.132 12.234 12.411 165,90 165,90 165,90 165,90 165,90 73,10 73,40 73,13 73,74 74,81
7. Pahae Jae 10.416 10.458 10.544 10.633 10.787 203,20 203,20 203,20 203,20 203,20 51,26 51,47 51,89 52,33 53,09
8. Purbatua 6.205 6.231 6.228 6.280 6.371 191,80 191,80 191,80 191,80 191,80 32,35 32,49 32,47 32,74 33,22
9. Simangumban 7.108 7.137 7.147 7.207 7.312 150 150 150 150 150 47,39 47,58 47,65 48,05 48,75
10. Pangaribuan 23.972 24.070 24.092 24.294 24.647 459,25 459,25 459,25 459,25 459,25 52,20 52,41 52,46 52,90 53,67
11. Garoga 15.801 15.866 15.848 15.981 16.213 567,58 567,58 567,58 567,58 567,58 27,84 27,95 27,92 28,16 28,57
12. Sipahutar 21.900 21.990 22.121 22.307 22.631 408,22 408,22 408,22 408,22 408,22 53,65 53,87 54,19 54,64 55,44
13. Siborong-borong 38.670 38.829 39.186 39.515 40.088 279,91 279,91 279,91 279,91 279,91 138,15 138,72 139,99 141,17 143,22
14. Pagaran 15.994 16.060 16.084 16.219 16.454 138,05 138,05 138,05 138,05 138,05 115,86 116,33 116,51 117,49 119,19
15. Muara 12.997 13.050 12.976 13.085 13.275 79,75 79,75 79,75 79,75 79,75 162,97 163,64 162,71 164,08 166,46

Jumlah 260.471 261.539 262.642 264.848 268.691 3.793,71 3.793,71 3.793,71 3.793,71 3.793,71 68,66 68,94 69,23 69,81 70,83

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 15
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.5
Peta Persebaran dan Kepadatan Penduduk Tahun 2008
Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 16
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

C. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Rasio komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Tapanuli
Utara pada tahun 2008 menunjukkan angka dibawah 100 (seratus), ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada
penduduk laki-laki. Nilai rasio komposisi penduduk menurut jenis kelamin di
Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebesar 98,65. berarti bahwa secara
rata-rata terdapat sekitar 98 penduduk laki-laki dalam 100 penduduk
perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-5 berikut ini.

Tabel II-5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010

Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah Rasio


Jenis
Parmonangan 6.410 6.547 12.957 97,91
Kelamin
Adian Koting 7.027 6.853 13.880 102,54
Sipoholon 10.970 11.314 22.284 96,96
Tarutung 19.235 20.196 39.431 95,24
Siatas Barita 6.312 6.736 13.048 93,71
Pahae Julu 5.479 6.005 11.754 95,74
Pahae Jae 5.109 5.456 10.565 93,64
Purbatua 3.571 3.737 7.308 95,56
Simangumban 3.583 3.729 7.312 96,08
Pangaribuan 13.238 13.509 24.529 100,65
Garoga 7.768 7.718 15.486 100,65
Sipahutar 12.299 12.230 24.529 100,56
Siborong-borong 22.198 21.929 44.127 101,23
Pagaran 8.180 8.345 16.625 98,02
Muara 6.364 6.727 13.091 94,60
Tapanuli Utara 137.912 140.985 278.897 97,82

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 17
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

D. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur


Komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Tapanuli Utara
secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok yakni: kelompok umur 0-14
tahun yang berjumlah 103,936 jiwa atau 39%; kelompok umur 15-64
tahun dengan jumlah 148,698 jiwa atau 55% dari jumlah keseluruhan;
kelompok umur 65 tahun ke atas dengan jumlah 16,057 jiwa atau 6% dari
jumlah penduduk total. Terlihat bahwa untuk komposisi penduduk menurut
kelompok umur yang terbesar adalah kelompok umur usia produktif.
Secara lebih rinci diuraikan pada tabel II-6 dan gambar 2.6 berikut ini.

Tabel II-6
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008

Kelompok Laki-laki+
No. Laki-laki Perempuan
Umur Perempuan

1 0-4 16.626 15.735 32.361


2 5-9 17.529 16.441 33.970
3 10-14 19.501 18.104 37.605
4 15-19 16.764 15.694 32.458
5 20-24 9.196 7.392 16.588
6 25-29 7.368 6.797 14.165
7 30-34 7.331 7.517 14.848
8 35-39 7.025 7.666 14.691
9 40-44 7.279 7.993 15.272
10 45-49 6.331 7.095 13.426
11 50-54 5.381 5.974 11.355
12 55-59 3.676 4.344 8.020
13 60-64 3.367 4.508 7.875
14 65-69 2.382 3.384 5.766
15 70-74 1.875 3.047 4.922
16 75+ 1.802 3.567 5.369
Jumlah 133.433 135.258 268.691

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 18
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.6
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008

60% 15 - 64

50%
0 - 14
40%

30%

20%

10% 65 >

0%

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

E. Proyeksi Penduduk
Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per Kecamatan di
Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat dihitung proyeksi penduduk hingga
akhir tahun perencanaan dengan menggunakan Metode Bunga Berganda
( Pt= Po (1+r)t ).

Hasil dari proyeksi penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara (315,646 jiwa)


dapat diketahui bahwa untuk jumlah penduduk tertinggi hingga akhir
tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Siborong-borong
(47,095 jiwa) dan kemudian di Kecamatan Tarutung (46,157 jiwa).
Sedangkan untuk jumlah penduduk terkecil hingga akhir tahun
perencanaan masih terdapat di Kecamatan Purba Tua (7,485 jiwa). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-7 berikut ini.

B a b 2 | 19
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-7
Proyeksi Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 2010 – 2030

No. Kecamatan 2010 2015 2020 2025 2030


1. Parmonangan 12.957 12.947 12.934 12.921 12.908
2. Adian Koting 13.880 14.024 14.207 14.391 14.578
3. Sipoholon 22.284 23.157 24.296 25.492 26.746
4. Tarutung 39.431 40.802 42.583 44.441 46.381
5. Siatas Barita 13.048 13.835 14.886 16.016 17.223
6. Pahae Julu 11.754 11.529 11.255 10.986 10.724
7. Pahae Jae 10.565 10.438 10.282 10.128 9.976
8. Purbatua 7.165 7.144 7.118 7.091 7.065
9. Simangumban 7.420 7.697 7.984 8.281 8.590
10. Pangaribuan 26.747 27.917 29.451 30.411 32.776
11. Garoga 15.486 15.689 15.947 `16.210 16.476
12. Sipahutar 24.529 26.083 28.164 30.411 32.837
13. Siborong-borong 44.127 47.747 52.693 58.152 64.175
14. Pagaran 16.525 17.272 18.254 19.292 20.389
15. Muara 13.091 13.057 13.015 12.973 12.931
Jumlah 278.897 289.176 302.911 317.706 333.646
Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

2.1.8 Penggunaan Lahan

Dengan mengacu pada peta RBI skala 1:50.000 Bakosurtanal tahun 1981 dan hasil
interpretasi Citra Satelit Aster tahun 2009 dan SPOT tahun 2007, maka dapat diidentifikasi
atau diketahui bahwa jenis penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Tapanuli Utara
didominasi oleh jenis penggunaan lahan hutan lahan kering seluas 1.784,523 Km 2 atau
47,03% dari luas lahan keseluruhan disusul dengan peruntukan pertanian lahan kering
sebesar 1.150,586 Km2 atau setara dengan 30,32%, sedangkan luas lahan terkecil yakni
pemukiman dimana jumlahnya mencapai 2,543 atau 0,06% dari total luas lahan di
Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-8 serta gambar
2.7 dan gambar 2.8 berikut ini.

B a b 2 | 20
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-8
Jenis Guna Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara

No. Jenis Guna Lahan Luas (Km2) %

1. Hutan Lahan Kering 1.784,523 47,03

2. Perkebunan 386,020 10,17

3. Pertanian Lahan Kering 1.150,586 30,32

4. Pemukiman 2,543 0,06

5. Rawa 9,049 0,23

6. Sawah 125,959 3,32

7. Tanah Terbuka 61,819 1,62

8. Hutan Tanaman 230,002 6,06

9. Semak Belukar 43,205 1,13

Jumlah 3.793,71* 100

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

Interpretasi Citra Satelit Aster 2009, dan SPOT 2007


Hasil Perhitungan, 2009
Ket: * Belum Termasuk Luas Danau Toba: 6,60 Km2

B a b 2 | 21
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.7
Peta Citra Satelit Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 22
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.8
Peta Penutupan Lahan Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 23
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.1.9 Kondisi Ekonomi

A. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar
(ADHK) Harga Konstan pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.456.881,25 milyar. Dari
PDRB tersebut diketahui bahwa sektor pendukung utama perekonomian
Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor pertanian, yakni sebesar Rp.
790.550,34 milyar.

Sedangkan besaran kontribusi yang terkecil adalah sektor pertambangan yakni


hanya sebesar Rp. 1.120,22 milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.9 berikut ini.

Gambar 2.9
Besaran PDRB Menurut Lapangan Usaha
Sektor Primer, SekunderdanTersier Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008

791.670,56
800.000,00

600.000,00 526.377,26

400.000,00

200.000,00 138.833,43

0,00
1 2 3

Primer Sekunder Tersier

Sumber: RTRW Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

Distribusi PDRB Kabupaten Tapanuli Utara tahu 2005 – 2008 setiap sektor
selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, terkadang mengalami
penurunan namun ditahun berikutnya terjadi peningkatan yang tidak terlalu
signifikan terhadap struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.

B a b 2 | 24
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Sektor pertanian mengalami penurunan pada tahun terakhir, dimana sektor


pertanian pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar 54,26%.
Sedangkan pada tahun 2005 sebesar 56,72%. sedangkan di sektor
pertambangan tidak mengalami peningkatan yang berarti.

Meskipun sektor pertanian merupakan sektor pemberi kontribusi terbesar


terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, akan tetapi kontribusi yang
diberikan dari tahun ke tahun semakin adanya penurunan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terjadi trend penurunan dalam sektor pertanian ini.

Kondisi diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain disebabkan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian dan kurangnya minat masyarakat untuk berusaha di
sektor pertanian serta juga terjadinya alih profesi, dan lain-lain. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel II-9 berikut ini.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak


kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi.
Pertumbuhan tersebut merupakan perubahan jumlah produksi yang dibentuk
dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung hal ini
merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi yang terjadi disuatu daerah.
Bagi suatu daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan yang dicapai dan juga berguna untuk menentukan arah
kebijaksanaan pembangunan dimasa yang akan datang.

Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga menunjukkan tingkat


pencapaian kinerja ekonomi makro, dimana perkembangan sembilan sektor
ekonomi dapat diamati selama siklus ekonomi sedang berlangsung sehingga
sinyalemen positif atau negatif yang mempengaruhi kinerja ekonomi makro
secara umum dapat diantisipasi sedini mungkin.

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dari tahun 2005 – 2007
cenderung relatif menurun tiap tahunnya. Dari tahun 2005 laju pertumbuhan
sebesar 183.89%, lalu pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup

B a b 2 | 25
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

signifikan yaitu sebesar 5.44%. Namun pada tahun 2007 terjadi sedikit
peningkatan yakni sebesar 6.03%. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan
tertinggi rata-rata adalah sektor industri yakni sebesar 155.67%, disusul oleh
sektor bangunan yaitu sebesar 129.437%. Sedangkan untuk laju pertumbuhan
rata-rata terendah yaitu sektor pertambangan sebesar 37.01%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel II-10 berikut ini.

B a b 2 | 26
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-9
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 56,72 55,83 54,96 54,26

2. Pertambangan 0,08 0,08 0,08 0,08

3. Industri 2,29 2,20 2,24 2,22

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,73 0,73 0,76 0,76

5. Bangunan 6,05 6,23 6,39 6,55

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,29 13,24 13,23 13,21

7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,85 3,87 3,85 3,79

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa


8. 3,83 3,73 3,62 3,48
Perusahaan

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 13,17 14,09 14,88 15,65

PDRB Tapanuli Utara 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 27
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-10
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)

Laju Pertumbuhan (%)


Rata-rata Laju
No. Lapangan Usaha
Pertumbuhan (%)
2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 165,82 3,80 4,38 4,40 44.6

2. Pertambangan 99,81 5,81 5,41 4,39 28.8

3. Industri 457,67 1,32 8,01 4,75 155.667

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 313,75 5,24 9,92 5,65 109.63

5. Bangunan 371,11 8,47 8,74 8,44 129.437

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 190,86 5,10 5,91 5,56 67.287

7. Pengangkutan dan Komunikasi 168,75 5,99 5,50 4,24 60.080

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa


8. 283,81 2,74 2,89 1,65 96.47
Perusahaan

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 164,39 12,81 11,98 11,25 63.060

PDRB Tapanuli Utara 183.89 5.44 6.03 5.74 65.12


Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 28
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-11
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008

1. Primer 699.869,46 726.492,68 758.289,84 791.670,56


a. Pertanian 698.907,33 725.474,63 757.216,73 790.550,34
b. Pertambangan 962,13 1.018,05 1.073,11 1.120,22
2. Sekunder 111.865,80 119.038,28 129.346,05 138.833,43
a. Industri 28.221,23 28.593,81 30.885,04 32.351,41
b. Listrik, Gas dan Air Bersih 9.043,64 9.517,68 10.461,73 11.053,19
c. Bangunan 74.600,93 80.926,79 87.999,28 95.428,83
3. Tersier 420.557,77 453.847,96 490.108,87 526.377,26
a. Perdagangan, Hotel dan Restoran 163.747,86 172.100,80 182.265,22 192.402,73
b. Pengangkutan dan Komunikasi 47.387,35 50.228,32 52.992,49 55.241,51
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
c. 47.155,78 48.450,09 49.848,00 50.671,62
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
d. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 162.266,78 183.068,75 205.003,16 228.061,40

PDRB Tapanuli Utara 1.232.292,14 1.299.378,92 1.377.744,76 1.456.881,25

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 29
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

B. Sektor Basis
Sektor basis (dominan) digunakan untuk mengetahui sektor yang memberikan
sumbangan/kontribusi relatif yang cukup besar terhadap PDRB di Kabupaten
Tapanuli Utara. Untuk mengetahui jenis sektor basis di Kabupaten Tapanuli
Utara, maka digunakan analisis Location Quotient (LQ). Analisis LQ digunakan
untuk menentukan subsektor unggulan perekonomian daerah, yang mengacu
pada formulasi Bendavid-Val (1999:74) berikut ini.

Xr / RVr Xr / Xn
LQ  LQ 
Xn / RVn atau RVr / RVn

Keterangan:

Xr = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Kabupaten Tapanuli Utara


RVr = Total PDRB Kabupaten Tapanuli Utara

Xn = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Provinsi Sumatera Utara


RVn = Total PDRB Provinsi Sumatera Utara

Besarnya nilai LQ dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

LQ > 1 = Wilayah perencanaan mempunyai spesialisasi dalam sektor tertentu


dibandingkan wilayah yang lebih luas.

LQ = 1 = Tingkat spesialisasi wilayah perencanaan dalam sektor tertentu sama


dengan wilayah yang lebih luas.

LQ < 1 = Dalam sektor tertentu, tingkat spesialisasi wilayah berada di bawah


wilayah yang lebih luas

Berdasarkan pendekatan tersebut, maka diperoleh nilai LQ dari masing-masing


sektor yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel II-12 berikut ini.

B a b 2 | 30
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-12
Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2007

Nilai LQ
No. Lapangan Usaha
2005 2006 2007
1. Pertanian 2.21 2.25 2.24
2. Pertambangan 0.06 0.06 0.06
3. Industri 0.09 0.09 0.09
4. Listrik dan Air Bersih 0.90 0.96 1.01
5. Bangunan 0.99 0.98 0.98
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.73 0.72 0.71
7. Pengangkutan dan Komunikasi 0.46 0.43 0.41
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8. 0.60 0.56 0.51
Perusahaan
9. Jasa - jasa 1.49 1.56 1.60

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan
di atas maka dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi sektor basis di
Kabupaten Tapanuli Utara adalah pertanian, yang merupakan satu-satunya
sub sektor unggulan dan potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli
Utara dengan nilai LQ 2,24 pada tahun 2007. kemudian disusul oleh sektor
jasa-jasa yang mempunyai nilai LQ sebesar 1,60 pada tahun 2007. Selanjutnya
diikuti oleh sektor listrik dan air bersih dengan nilai LQ sebesar 1,01 pada
tahun 2007.

Sektor yang mempunyai nilai LQ > 1, berarti sektor-sektor tersebut memiliki


spesialisasi dibandingkan daerah lain. Oleh karena itu, sektor-sektor tersebut
menjadi sektor basis di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan mengembangkan
sektor ini akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara.
Sektor-sektor tersebut memiliki peluang yang sangat besar untuk

B a b 2 | 31
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

dikembangkan dan ini terkait dengan hubungan Kabupaten Tapanuli Utara


dengan wilayah sekitarnya.

C. Sektor Unggulan
Sektor ekonomi yang memiliki potensi sampai tahun perencanaan adalah
sektor unggulan atau sektor basis wilayah yang memiliki keunggulan
komparatif dan berpotensi ekspor. Sektor/komoditas potensial adalah sektor
atau kegiatan ekonomi yang mempunyai potensi, kinerja dan prospek yang
lebih baik dibandingkan sektor lainnya sehingga diharapkan mampu
menggerakkan kegiatan usaha ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat
tercipta kemandirian pembangunan wilayah.

Untuk mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara, dapat


dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology
(Tipologi Klassen). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah
berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan
pendapatan per kapita daerah (dalam hal ini digunakan pendekatan laju
pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sektor terhadap
PDRB). Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi yang berada, yaitu:

 Kuadran I : Sektor Prima atau sektor yang cepat maju dan cepat tumbuh
(high growth and high income).

 Kuadran II : Sektor Berkembang atau sektor maju tapi tertekan (high


income but low growth).

 Kuadran III : Sektor Potensial atau berkembang cepat (high growth but
income).

 Kuadran IV : Sektor Terbelakang atau relatif tertinggal (low growth but


income).

Persamaan dari analisis Tipologi Klassen ini dapat dilihat pada Gambar 2.10
berikut ini:

B a b 2 | 32
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.10
Metode Analisis Tipologi Klassen

Kontribusi
Sektor (y) Yi ≥ Yn Yi < Yn

Laju
Pertumbuhan
(r)

ri ≥ rn Kuadran I Kuadran III


Sektor Prima Sektor potensial

ri < rn Kuadran II Kuadran IV


Sektor Berkembang Sektor terbelakang

Keterangan:
ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten)
rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi)
Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten)
Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi)

Sebagai input terhadap analisis Tipologi Klassen, berikut ini diuraikan tentang
data mengenai laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor terhadap PDRB,
masing-masing diuraikan atas dasar harga konstan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel II-13 dan Tabel II-14 berikut ini.

Berdasarkan data dan analisis pada kedua tabel diatas, maka tiap
sektor/lapangan usaha hanya terbagi 2 klasifikasi sesuai dengan analisis
Tipologi Klassen. Hasil dari analisis Tipologi Klassen tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.11 berikut.

B a b 2 | 33
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II.13
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2005-2007

Kabupaten Tapanuli Rata-Rata Provinsi Sumatera


Rata-Rata
Utara Laju Utara
Laju
Lapangan Laju Pertumbuhan Pertumbuhan Laju Pertumbuhan
No. Pertumbuhan
Usaha/Sektor PDRB Kab.
PDRB Prov.
2005 2006 2007 Tapanuli 2005 2006 2007
Sumut
Utara
1. Pertanian 4,61 3,80 4,39 4,27 2,38 2,40 4,98 3,25
Pertambangan dan
2. 5,33 5,81 5,41 5,52 6.42 4.17 9.78 6.79
Penggalian
3. Industri & Pengolahan 8,67 1,32 8,01 6.00 4.76 5.47 5.09 5.11
4. Listrik, gas & Air Bersih 4,96 5,24 9,92 6,.71 5.15 3.08 0.22 2.82
5. Bangunan 5,49 8,48 8,74 7,57 12.96 10.33 7.78 10.36
6. Perdagangan 5,51 5,10 5,91 5,51 4.95 6.95 7.55 6.484
Pengangkutan &
7. 7,54 6,00 5,50 6,35 10.11 11.91 9.90 10.64
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
8. 2,82 2,74 2,89 2,82 7.15 9.87 12.43 9.82
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa 5,52 12,82 11,98 10,11 4.36 7.09 8.25 6.57

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 34
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-14
Kontribusi Sektor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2005-2007

Kabupaten Rata-Rata Provinsi Sumatera


Rata-Rata
Tapanuli Utara Kontribusi Utara
Kontribusi
Kontribusi Per Tiap Sektor Kontribusi Per
Tiap Sektor
Sektor Terhadap Sektor
No. Lapangan Usaha/Sektor Terhadap
PDRB di
PDRB di
Kab.
2005 2006 2007 2005 2006 2007 Prov.
Tapanuli
Sumut
Utara

1. Pertanian 56.72 55.83 54.96 55.837 25.25 24.34 23.91 24.500

2. Pertambangan dan Penggalian 0.08 0.08 0.08 0.080 1.22 1.2 1.23 1.217

3. Industri & Pengolahan 2.29 2.2 2.24 2.243 24.24 24.07 23.66 23.990

4. Listrik, gas & Air Bersih 0.73 0.73 0.76 0.740 0.81 0.79 0.74 0.780

5. Bangunan 6.05 6.23 6.39 6.223 6.28 6.52 6.57 6.457

6. Perdagangan 13.29 13.24 13.23 13.253 18.19 18.32 18.42 18.310

7. Pengangkutan & Komunikasi 3.85 3.87 3.85 3.857 8.4 8.85 9.1 8.783

Keuangan, Persewaan & Jasa


8. 3.83 3.73 3.62 3.727 6.19 6.4 6.73 6.440
Perusahaan

9. Jasa-jasa 13.17 14.09 14.88 14.047 9.43 9.51 9.63 9.523

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 35
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.11
Klasifikasi Masing-masing Sektor Di Kabupaten Tapanuli Utara
Berdasarkan Analisis Tipologi Klassen

Kontribusi
Sektor (y)
Yi ≥ Yn Yi < Yn
Laju
Pertumbuhan ( r)

Kuadran I Kuadran III


Sektor Prima Sektor Potensial
 Pertambangan
ri ≥ rn  Pertanian
 Industri
 Jasa Kemasyarakatan,
 Listrik, Gas dan Air Bersih
Sosial dan Perorangan
 Bangunan
 Perdagangan, Hotel dan Restoran
 Pengangkutan dan Komunikasi
 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan

Kuadran II Kuadran IV
ri < rn Sektor Berkembang Sektor Terbelakang

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

Dari analisis tersebut diketahui bahwa sektor prima utama yang dikategorikan
sebagai sektor unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor pertanian
dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Sektor ini memiliki
laju pertumbuhan yang lebih cukup tinggi dibandingkan dengan laju
pertumbuhan sektor lainnya. Hal ini menjadikan sektor tersebut sebagai sektor
unggulan karena dengan mengembangkan sektor ini, maka akan mendukung
pergerakan kegiatan perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara.

B a b 2 | 36
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Sementara untuk 7 (tujuh) sektor lainnya diklasifikasikan sebagai sektor


potensial, yang artinya bahwa begitu banyaknya sektor yang potensial untuk
dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Utara. Walaupun diketahui bahwa
diantara beberapa sektor yang potensial seperti pertambangan yang belum
dikembangkan dengan optimal.

2.1.10 Kondisi Sosial Budaya

Nilai budaya merupakan ide-ide abstrak yang mempengaruhi cara berpikir, berperasaan
dan bertindak seseorang. Nilai-nilai ini merupakan mesin penggerak masyarakat untuk
mencapai tujuan akhir yang digariskan dalam nilai-nilai budaya yang berlaku. Sebagian
besar penghuni yang mendiami Kabupaten Tapanuli Utara adalah suku Batak khususnya
Suku Batak Silindung. Dikalangan orang Batak ada singkatan 3 H yang populer yang
mengekspresikan nilai-nilai budaya mereka yakni, Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon.

Hamoraon berarti bahwa seseorang harus berjuang keras meraih kekayaan sepanjang
hidupnya. Tanah yang luas, rumah yang banyak dan hak milik lainnya merupakan bentuk
nyata kekayaan. Untuk mencapai semua ini, orang Batak harus bekerja keras, meraih
pendidikan tinggi dan kadang-kadang terlibat dalam konflik untuk mempertahankan status
atau posisinya. Hagabeon berarti seseorang harus dikarunai keturunan dan pada akhirnya
memiliki jaringan kekerabatan. Ini tampak jelas dalam pemberkatan pasangan nikah yang
baru dimana keluarga dekat akan menyampaikan pesan lewat kiasan: “Bintang na rumis,
ombun na sumorop; Anak pe riris, boru pe antong torup”. Memiliki harta yang banyak
memang penting, tapi belum cukup tanpa diberkahi banyak keturunan, laki-laki maupun
perempuan.

Yang terakhir, hasangapon (kebanggaan) diraih ketika seseorang menerima pengakuan


dari orang lain. Pengakuan ini diraih ketika seseorang telah memiliki harta kekayaan yang
melimpah dan keturunan yang banyak sepanjang hidupnya. Ia akan dipanggil dengan
sebutan manusia yang mulia (Jolma Na Sangap).

B a b 2 | 37
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Disatu sisi, nilai-nilai ini mendorong orang Batak untuk memenuhi kewajiban budaya ini
dengan bekerja keras, meraih pendidikan setinggi-tingginya dan bermigrasi sampai
kedaerah-daerah terpencil. Tapi disisi lain, nilai-nilai budaya ini juga menciptakan konflik
yang mengakar untuk mempertahankan status atau kekuasaan mereka.

2.2 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya

2.2.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi


Pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten Tapanuli Utara direncanakan
mampu meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki serta meningkatkan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara. Strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan akses
pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut antara lain
dengan menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah disekitarnya.

Tabel II-15
Rencana Struktur Fungsional Pelayanan Sistem Perkotaan
Kabupaten Tapanuli Utara

No. Kecamatan Skala Fungsi


Pelayanan
1 Tarutung PKWp  Pusat pemerintahan kabupaten
Pusat Kegiatan  Perdagangan dan jasa
Pelayanan Primer  Industri
I (Seluruh  Pariwisata
Kecamatan di  Pendidikan umum dan kejuruan
Kabupaten  Fasilitas umum
Tapanuli Utara).  Pusat minapolis (perikanan)
 Permukiman
 Pertanian
 Pertambangan

B a b 2 | 38
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2 Siborongborong PKL  Pusat pemerintahan kecamatan


Pusat Kegiatan  Perdagangan dan jasa
Pelayanan Primer  Permukiman
II  Industri
 Perikanan
 Pertanian
 Peternakan
 Transportasi udara
 Pelayanan pendidikan
 Pariwisata
 Transportasi danau
 Pertambangan
3 Pangaribuan PPK  Pusat pemerintahan kecamatan
Pusat Kegiatan  Perdagangan dan jasa
Pelayanan  Permukiman
Sekunder  Industri
(Pendukung  Pertanian dan perkebunan
Pusat Kegiatan  Peternakan
Pelayanan Primer  Pertambangan
I dan II)
4 Pahae Jae PPK  Pusat pemerintahan kecamatan
Pusat Kegiatan  Pertanian dan perkebunan
Pelayanan  Perikanan
Sekunder  Industri
(Pendukung  Pertambangan
Pusat Kegiatan  Peternakan
Pelayanan Primer
I dan II)
5 Siatas Barita PPL  Pusat pemerintahan kabupaten
 Perdagangan dan jasa
 Industri
 Pariwisata

B a b 2 | 39
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

 Pendidikan umum dan kejuruan


 Fasilitas umum
 Pusat minapolis (perikanan)
 Permukiman
 Pertanian
 Pertambangan
6 Sipoholon PPL  Pusat pemerintahan kabupaten
 Perdagangan dan jasa
 Industri
 Pariwisata
 Pendidikan umum dan kejuruan
 Fasilitas umum
 Pusat minapolis (perikanan)
 Permukiman
 Pertanian
 Pertambangan
7 Parmonangan PPL  Pusat pemerintahan kabupaten
 Perdagangan dan jasa
 Industri
 Pariwisata
 Pendidikan umum dan kejuruan
 Fasilitas umum
 Pusat minapolis (perikanan)
 Permukiman
 Pertanian
 Pertambangan
8 Adiankoting PPL  Pusat pemerintahan kabupaten
 Perdagangan dan jasa
 Industri
 Pariwisata
 Pendidikan umum dan kejuruan
 Fasilitas umum

B a b 2 | 40
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

 Pusat minapolis (perikanan)


 Permukiman
 Pertanian
 Pertambangan
9 Muara PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Perdagangan dan jasa
 Permukiman
 Industri
 Perikanan
 Pertanian
 Peternakan
 Transportasi udara
 Pelayanan pendidikan
 Pariwisata
 Transportasi danau
10 Pagaran PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Perdagangan dan jasa
 Permukiman
 Industri
 Perikanan
 Pertanian
 Peternakan
 Transportasi udara
 Pelayanan pendidikan
 Pariwisata
 Transportasi danau
 Pertambangan
11 Garoga PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Perdagangan dan jasa
 Permukiman
 Industri
 Pertanian dan perkebunan

B a b 2 | 41
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

 Peternakan
 Pertambangan
12 Sipahutar PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Perdagangan dan jasa
 Permukiman
 Industri
 Pertanian dan perkebunan
 Peternakan
 Pertambangan
13 Purbatua PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Pertanian dan perkebunan
 Perikanan
 Industri
 Pertambangan
 Peternakan
14 Pahae Julu PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Pertanian dan perkebunan
 Perikanan
 Industri
 Pertambangan
 Peternakan
15 Simangumban PPL  Pusat pemerintahan kecamatan
 Pertanian dan perkebunan
 Perikanan
 Industri
 Pertambangan
 Peternakan

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi


yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara ditempuh melalui

B a b 2 | 42
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

upaya meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan


transportasi darat, danau, dan udara.

Rencana pengembangan sistem transportasi dalam hal ini mencakup rencana


pengembangan sistem jaringan transportasi darat, transportasi danau dan udara.

B a b 2 | 43
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Gambar 2.12
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun 2011

Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2012

B a b 2 | 44
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

A. Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pengembangan sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Tapanuli Utara meliputi


sistem jaringan jalan, sistem angkutan sungai, danau, dan penyeberangan.

 Sistem Jaringan Jalan


Sistem jaringan jalan yang direncanakan di Kabupaten Tapanuli Utara didasarkan dari
rencana pengembangan jaringan jalan yang termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 26
Tahun 2008 tentang RTRWN; RTRW Provinsi Sumatera Utara; Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No.630 tahun 2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan
Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri Dan Jalan Kolektor 1; dan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum No.631 tahun 2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Nasional.

Adapun rencana jaringan jalan di Kabupaten Tapanuli Utara dibedakan menjadi:

a. Rencana Jalan bedasarkan Kewenangan

1) Jaringan Jalan Nasional


1. Rencana pengembangan jaringan jalan bebas hambatan pada ruas jalan
Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat – Tarutung – Sibolga (III/6)
dengan tahapan waktu pengembangan III (Berdasarkan RTRWN No. 26 Tahun
2008);
2. Siborongborong - Bts. Kab. Tobasa;
3. Kota Tarutung – Bts. Kab. Tapteng;
4. Jln. Sisingamangaraja (Tarutung);
5. Jln. Ke Sibolga (Tarutung); dan
6. Jalan Kota Tarutung – Sipirok;

2) Jaringan Jalan Provinsi


1. Jalan Siborong-borong - Pangaribuan;
2. Jalan Pangaribuan – Garoga;
3. Jalan Pangaribuan – Aek Humbang;
4. Jalan Pahaejulu – Hutabolon;dan
5. Jalan Pangaribuan – Tandosan (Kab. Tapsel).

B a b 2 | 45
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

3) Jalan Kabupaten

1. Simp. IV Hutabarat - Sipahutar


2. Tarutung - Harean
3. Aek Siansimun - Siandor-Andor
4. Tarutung - Simp. Seminarum
5. Sipahutar - Lumban Rihit
6. Sipoholon (Seminarium) - Rura Julu
7. Silangkitang - Huta Tinggi
8. Huta Tinggi - Parmonangan
9. Parmonangan - Huta Julu
10. Ranggitgit - Simarigung (Bts Humbahas)
11. Huta Tinggi - Butar
12. Siborong Borong - Butar
13. Sp.Butar - Siambolas
14. Butar - Silaban - Bts Humbang Has
15. Tusam - Singuak
16. Parpangiran - Lumban Holbung
17. Sipahutar - Dolok Nagodang - Parlombuan (Bts.Tobasa)
18. Simorangkir - Simanampang
19. Sibingke - Laguboti
20. Pangaloan - Pagaran
21. Pangaloan - Liang Singa
22. Onan Sabtu - Sibudil
23. Aekbotik - Dolok Saut
24. Simp.Sigompulon - Sigompulon
25. Sp.Sigala-Gala - Janji Maria (Bts Tobasa)
26. Simp.Bolon - Bulu Payung - Dolok Nauli (Bts Tapsel)
27. Simp.Bolon - Pea Ombun
28. Ramba Siala - Parsosoran
29. Ramba Siala - Tapus
30. Padang Hanopan - Hajoran
31. Lobu Siregar - Sangkae Toruan

B a b 2 | 46
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

32. Huta Baginda - Sait Nihuta


33. Dalam Kota - Adiankoting
34. Silangit - Sianjur
35. Sp. Pacuan - Silaitlait - Bts Humbang Has
36. Silangit - Simp. Iii Muara
37. Sp III Muara - Muara
38. Sp III Muara - Hutaginjang
39. Muara - Bakkara (Bts Humbahas)
40. Bahal Batu I - Onan Runggu I
41. Parsingkaman - Parlobulobuan
42. Sitarealaman - Banuaji
43. Lapo Gambiri - Pancur Batu
44. Garoga - Pea Raja/Bts Tapsel
45. Garoga - Rianiate
46. Sp.Aek Haidupan - Aek Haidupan
47. Aek Rangat - Sandaran - Hutatinggi
48. Hutatinggi - Samarigung (Bts Humbahas)
49. Sitanggor - Meat (Bts Tobsa)
50. Sarulla - Sipetang
51. Sp.Hariara - Simarsalaon
52. Onan Tukka - Panjaitan
53. Butar - Sitampurung
54. Pea Langge - Batu Gonting
55. Sipahutar - Simarhompa
56. Simangumban - Panonggolan
57. Lumban Julu - Huta Gurgur
58. Rahut Bosi - Lobu Gala
59. Harean - Pansurnapitu
60. Sp.Lbn.Sormin - Lumban Sormin
61. Parinsoran - Pangorian
62. Sp.Parinsoran - Pangorian

63. Aek Siborgung - Sitakka

B a b 2 | 47
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

64. Sitapongan - Parratusan (Bts Humbahas)


65. Sarulla - Tordolok Nauli - Onan Joro
66. Janji Maria - Bonani Dolok
67. Lobu Sihim - Pansinaran
68. Sait Nihuta - Hutabarat
69. Sait Nihuta - Parbubupea
70. Sp. Pasar Sirongit - Seminarium
71. Parratusan - Parmonangan
72. Sp Tugu - Parratusan
73. Huta Tinggi - Simamora
74. Sp.Sibaganding - Simataniari - Hutajulu
75. Simp. Jl Neg - Panganan Lombu
76. Parsorminan - Batu Nadua
77. Sitapean - Pantis
78. Sigompulon - Simarpinggan
79. Banuaji - Siandor-Andor
80. Onan Tukka - Simanampang
81. Sidari - Sitorgom
82. Bonani Dolok - Batas Tapteng
83. Batu Gonting - Aek Mas
84. Banuarea - Pansurnapitu
85. Janji Maria - Parbagasan
86. Siborong Borong - Simarompu-Ompu - Lb.Siregar
87. Dalam Kota - Siborongborong
88. Sinur Peternakan - Ktr Camat
89. RSU - Pea Raja Tarutung
90. Onan Runggu - Lbn. Rang - Lbn. Lobu
91. Simamora - Sipultak
92. Sibingke - Parlombuan
93. Dalam Kota - Garoga
94. Dalam Kota - Garoga

95. Dalam Kota - Sipahutar

B a b 2 | 48
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

96. Dalam Kota - Pangaribuan


97. Dalam Kota - Sipoholon
98. Pagaran Pisang - Sopo Saba
99. Adiankoting - Aek Matio Jae-Julu
100. Silangkitang - Cekdam/Pansinaran
101. Silangkitang - Sibadak I/II
102. Huta Baru - Lbn Hariara-Pangaloan
103. Sp Jln Negara - Panaharan
104. Sp Jln Negara - Hariara
105. Janji Angkola - Aek Nalas
106. Dalam Kota - Muara
107. Dalam Kota - Sarulla
108. Sp. Muara - Sitanggor
109. Onan Runggu - Silimabahal - Hutagurgur
110. Sigotom - Simanampang
111. Unte Mungkur - Batu Binumbun - Simatupang
112. Simp. Jl. Negara - Silalahi
113. Sigalingging - Sigumbang
114. Sinur Peternakan - Hariara
115. Parhorboan - Sibaragas
116. Sp. Sijuguk - Jl. Propinsi
117. Sp. Jln. Negara - Parik Matia
118. Lumban Pinasa - Gonting Hopo - Padang Siandomang
119. Lumban Pinasa - Gonting Hopo - Padang Siandomang
120. Sp Lobuhole - Lobuhole
121. Huta Sumur - Hapoltahan
122. Tangsi - Penahunsus
123. Banuarea - Sidulang-Ugan
124. Bahal Batu I - Bahal Batu III
125. Sp Aek Nasia - Lumban Lubis
126. Sp. Sosunggulon - Sosunggulon

127. Sp. Jl Negara - Lbn.Situmorang

B a b 2 | 49
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

128. Sp. Jln. Negara - Partangga


129. Simorangkir - Talpe
130. Simorangkir - Enda Portibi
131. Sitabotabo - Butar
132. Sitampurung - Siborong-Borong
133. Pargawahan - Lobu Tonga
134. Pargawahan - Lobu Tonga
135. Bulu Payung - Pagaran Padang - Pea Ombun (Bts. Tapsel)
136. Sp. Bulu Payung - Sibargot
137. Munson - Lyman
138. Siarang-Arang - Partali Julu
139. Sp. Sitapongan - Sitapongan
140. Sp. Lumban Siantar - Lumban Siantar
141. Siparendean - Huta Mamungka - Adian Nalambok
142. Sp.Sialogo - Bonan Dolok
143. Aek Nauli III - Lumban Hariara
144. Lumban Julu - Sangkar Ni Huta
145. Sp. Gukguk - Gukguk
146. Sp. Lumban Biru - Lumban Biru
147. Parlombuan - Parpatikan - Nagasaribu
148. Sp. Ingul - Ingul
149. Sp. Silangkitang Perumnas - Pagar Batu
150. Tapian Nauli - Lbn. Tonga-Tonga
151. Sp. Pagar Batu - Dolok Imun
152. Panggabean - Lbn. Tonga-Tonga
153. Aek Raja - Hau Ganjang - Lobu Sunut
154. Simargalung - Lobu Sunut
155. Sp.Purba Sinomba - Purba Sinomba
156. Sp. Horisan - Sampinur
157. Aek Raja - Horisan
158. Sp. Bahal Batu II - Aek Mas
159. Simarsalaon- - Batu Arimo - Bts.Tapteng

B a b 2 | 50
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

160. Sp. Sihatandohan - Sihatandohan – Pokki


161. Simamora - Hasibuan - Sibaragas
162. Hutabulu - Simarantajau
163. Pealinta - Lumban Silintong
164. Sp. Sihite - Lumban Ina-Ina
165. Salib Kasih - Pea Tolong
166. Sp. Pustu - Huta Namora
167. Simanampang - Gonting Pege
168. Parsiburungan - Sitonong
169. Hutalama - Pansurnatolu
170. Lbn. Sinaga - Sibarabara - Paromburan
171. Sigotom - Smp III Pangaribuan
172. Batuhapur - Purbatua
173. Sp.Paranginan - Hadataran - Parsosoran
174. Sp. Pamanuhan - Parmanuhan
175. Lumban Pinasa - Parsosoran - Gotting Salak
176. Sp. Transmigrasi - Transmigrasi
177. Parlombuan - Sidagal
178. Aek Tangga - Huta Gurgur - Parinsoran
179. Parinsoran - Lumban Bagasan
180. Simp. Iii Pearaja - Batu Mamak
181. Pancur Batu - Lobu Haminjon
182. Siantar Naipospos - Lobu Haminjon - Gomburan (Bts Tapteng)
183. Sp. Pagaran Lambung II - Pagaran Lambung II
184. Sp. Hutaginjang - Gantole Hutaginjang
185. Sp.Aritonang - Gantole Aritonang
186. Sp. Simatupang - Aritonang
187. Hutaginjang - Sitanggor
188. Muara - Huta Nagodang
189. Huta Gurgur - Sosor Tambissu
190. Simate-Mate - Aek Godang
191. Lumban Simanjuntak - Huta Tobing

B a b 2 | 51
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

192. Dolok Saut - Batas Tapsel


193. Sigompulon - Simardangiang
194. Sp.Silando - Silando
195. Simarsalaon - Tumus-Hajoran
196. Sipultak - Sipultak Dolok
197. Sampagul - Desa Hutaraja - Parlombuan
198. Sp.Siomaoma - Siomaoma
199. Silantom Tonga - Silantom Jae
200. Sp.Karmel - Karmel
201. Sp.Simaninggir - Simaninggir
202. Sibandang - Sampuran - Sibandang
203. Keliling Pasar - Keliling Pasar

b. Rencana Jalan Bedasarkan Fungsi

1) Jalan Arteri

1. Jalan Siborong-borong - batas Kota Tarutung;


2. Jalan Balige;
3. Jalan By Pass;
4. Jalan Sisingamangaraja;
5. batas Kota Tarutung - batas. Kab. Tapanuli Selatan;
6. Jalan Panjaitan (Tarutung);
7. Jalan Raya Yohanes (Tarutung);dan
8. Jalan Pahae (Tarutung).

2) Jalan Kolektor
Kolektor 1
1. Jalan Siborong-borong – Doloksanggul.

Kolektor 2
1. Jalan Siborong-borong - Pangaribuan;
2. Jalan Pangaribuan – Garoga;
3. Jalan Pangaribuan – Aek Humbang;
4. Jalan Pahaejulu – Hutabolon;

B a b 2 | 52
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

5. Jalan Pangaribuan – Tandosan (Kab. Tapsel)

Kolektor 3

1. Simp. IV Hutabarat - Sipahutar


2. Tarutung - Harean
3. Aek Siansimun - Siandor-Andor
4. Tarutung - Simp. Seminarum
5. Sipahutar - Lumban Rihit
6. Sipoholon (Seminarium) - Rura Julu
7. Silangkitang - Huta Tinggi
8. Huta Tinggi - Parmonangan
9. Parmonangan - Huta Julu
10. Ranggitgit - Simarigung (Bts Humbahas)
11. Huta Tinggi - Butar
12. Siborong Borong - Butar
13. Sp.Butar - Siambolas
14. Butar - Silaban - Bts Humbang Has
15. Tusam - Singuak
16. Parpangiran - Lumban Holbung
17. Sipahutar - Dolok Nagodang - Parlombuan (Bts.Tobasa)
18. Simorangkir - Simanampang
19. Sibingke - Laguboti
20. Pangaloan - Pagaran
21. Pangaloan - Liang Singa
22. Onan Sabtu - Sibudil
23. Aekbotik - Dolok Saut
24. Simp.Sigompulon - Sigompulon
25. Sp.Sigala-Gala - Janji Maria (Bts Tobasa)
26. Simp.Bolon - Bulu Payung - Dolok Nauli (Bts Tapsel)
27. Simp.Bolon - Pea Ombun
28. Ramba Siala - Parsosoran
29. Ramba Siala - Tapus
30. Padang Hanopan - Hajoran

B a b 2 | 53
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

31. Lobu Siregar - Sangkae Toruan


32. Huta Baginda - Sait Nihuta
33. Dalam Kota - Adiankoting
34. Silangit - Sianjur
35. Sp. Pacuan - Silaitlait - Bts Humbang Has
36. Silangit - Simp. Iii Muara
37. Sp III Muara - Muara
38. Sp III Muara - Hutaginjang
39. Muara - Bakkara (Bts Humbahas)
40. Bahal Batu I - Onan Runggu I
41. Parsingkaman - Parlobulobuan
42. Sitarealaman - Banuaji
43. Lapo Gambiri - Pancur Batu
44. Garoga - Pea Raja/Bts Tapsel
45. Garoga - Rianiate
46. Sp.Aek Haidupan - Aek Haidupan
47. Aek Rangat - Sandaran - Hutatinggi
48. Hutatinggi - Samarigung (Bts Humbahas)
49. Sitanggor - Meat (Bts Tobsa)
50. Sarulla - Sipetang
51. Sp.Hariara - Simarsalaon
52. Onan Tukka - Panjaitan
53. Butar - Sitampurung
54. Pea Langge - Batu Gonting
55. Sipahutar - Simarhompa
56. Simangumban - Panonggolan
57. Lumban Julu - Huta Gurgur
58. Rahut Bosi - Lobu Gala
59. Harean - Pansurnapitu
60. Sp.Lbn.Sormin - Lumban Sormin
61. Parinsoran - Pangorian

62. Sp.Parinsoran - Pangorian

B a b 2 | 54
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

63. Aek Siborgung - Sitakka


64. Sitapongan - Parratusan (Bts Humbahas)
65. Sarulla - Tordolok Nauli - Onan Joro
66. Janji Maria - Bonani Dolok
67. Lobu Sihim - Pansinaran
68. Sait Nihuta - Hutabarat
69. Sait Nihuta - Parbubupea
70. Sp. Pasar Sirongit - Seminarium
71. Parratusan - Parmonangan
72. Sp Tugu - Parratusan
73. Huta Tinggi - Simamora
74. Sp.Sibaganding - Simataniari - Hutajulu
75. Simp. Jl Neg - Panganan Lombu
76. Parsorminan - Batu Nadua
77. Sitapean - Pantis
78. Sigompulon - Simarpinggan
79. Banuaji - Siandor-Andor
80. Onan Tukka - Simanampang
81. Sidari - Sitorgom
82. Bonani Dolok - Batas Tapteng
83. Batu Gonting - Aek Mas
84. Banuarea - Pansurnapitu
85. Janji Maria - Parbagasan
86. Siborong Borong - Simarompu-Ompu - Lb.Siregar
87. Dalam Kota - Siborongborong
88. Sinur Peternakan - Ktr Camat
89. RSU - Pea Raja Tarutung
90. Onan Runggu - Lbn. Rang - Lbn. Lobu
91. Simamora - Sipultak
92. Sibingke - Parlombuan
93. Dalam Kota - Garoga

94. Dalam Kota - Garoga

B a b 2 | 55
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

95. Dalam Kota - Sipahutar


96. Dalam Kota - Pangaribuan
97. Dalam Kota - Sipoholon
98. Pagaran Pisang - Sopo Saba
99. Adiankoting - Aek Matio Jae-Julu
100. Silangkitang - Cekdam/Pansinaran
101. Silangkitang - Sibadak I/II
102. Huta Baru - Lbn Hariara-Pangaloan
103. Sp Jln Negara - Panaharan
104. Sp Jln Negara - Hariara
105. Janji Angkola - Aek Nalas
106. Dalam Kota - Muara
107. Dalam Kota - Sarulla
108. Sp. Muara - Sitanggor
109. Onan Runggu - Silimabahal - Hutagurgur
110. Sigotom - Simanampang
111. Unte Mungkur - Batu Binumbun - Simatupang
112. Simp. Jl. Negara - Silalahi
113. Sigalingging - Sigumbang
114. Sinur Peternakan - Hariara
115. Parhorboan - Sibaragas
116. Sp. Sijuguk - Jl. Propinsi
117. Sp. Jln. Negara - Parik Matia
118. Lumban Pinasa - Gonting Hopo - Padang Siandomang
119. Lumban Pinasa - Gonting Hopo - Padang Siandomang
120. Sp Lobuhole - Lobuhole
121. Huta Sumur - Hapoltahan
122. Tangsi - Penahunsus
123. Banuarea - Sidulang-Ugan
124. Bahal Batu I - Bahal Batu III
125. Sp Aek Nasia - Lumban Lubis

126. Sp. Sosunggulon - Sosunggulon

B a b 2 | 56
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

127. Sp. Jl Negara - Lbn.Situmorang


128. Sp. Jln. Negara - Partangga
129. Simorangkir - Talpe
130. Simorangkir - Enda Portibi
131. Sitabotabo - Butar
132. Sitampurung - Siborong-Borong
133. Pargawahan - Lobu Tonga
134. Pargawahan - Lobu Tonga
135. Bulu Payung - Pagaran Padang - Pea Ombun (Bts. Tapsel)
136. Sp. Bulu Payung - Sibargot
137. Munson - Lyman
138. Siarang-Arang - Partali Julu
139. Sp. Sitapongan - Sitapongan
140. Sp. Lumban Siantar - Lumban Siantar
141. Siparendean - Huta Mamungka - Adian Nalambok
142. Sp.Sialogo - Bonan Dolok
143. Aek Nauli III - Lumban Hariara
144. Lumban Julu - Sangkar Ni Huta
145. Sp. Gukguk - Gukguk
146. Sp. Lumban Biru - Lumban Biru
147. Parlombuan - Parpatikan - Nagasaribu
148. Sp. Ingul - Ingul
149. Sp. Silangkitang Perumnas - Pagar Batu
150. Tapian Nauli - Lbn. Tonga-Tonga
151. Sp. Pagar Batu - Dolok Imun
152. Panggabean - Lbn. Tonga-Tonga
153. Aek Raja - Hau Ganjang - Lobu Sunut
154. Simargalung - Lobu Sunut
155. Sp.Purba Sinomba - Purba Sinomba
156. Sp. Horisan - Sampinur
157. Aek Raja - Horisan
158. Sp. Bahal Batu II - Aek Mas
159. Simarsalaon- - Batu Arimo - Bts.Tapteng

B a b 2 | 57
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

160. Sp. Sihatandohan - Sihatandohan - Pokki


161. Simamora - Hasibuan - Sibaragas
162. Hutabulu - Simarantajau
163. Pealinta - Lumban Silintong
164. Sp. Sihite - Lumban Ina-Ina
165. Salib Kasih - Pea Tolong
166. Sp. Pustu - Huta Namora
167. Simanampang - Gonting Pege
168. Parsiburungan - Sitonong
169. Hutalama - Pansurnatolu
170. Lbn. Sinaga - Sibarabara - Paromburan
171. Sigotom - Smp III Pangaribuan
172. Batuhapur - Purbatua
173. Sp.Paranginan - Hadataran - Parsosoran
174. Sp. Pamanuhan - Parmanuhan
175. Lumban Pinasa - Parsosoran - Gotting Salak
176. Sp. Transmigrasi - Transmigrasi
177. Parlombuan - Sidagal
178. Aek Tangga - Huta Gurgur - Parinsoran
179. Parinsoran - Lumban Bagasan
180. Simp. Iii Pearaja - Batu Mamak
181. Pancur Batu - Lobu Haminjon

182. Siantar Naipospos - Lobu Haminjon - Gomburan (Bts Tapteng)


183. Sp. Pagaran Lambung II - Pagaran Lambung II
184. Sp. Hutaginjang - Gantole Hutaginjang
185. Sp.Aritonang - Gantole Aritonang
186. Sp. Simatupang - Aritonang
187. Hutaginjang - Sitanggor
188. Muara - Huta Nagodang
189. Huta Gurgur - Sosor Tambissu
190. Simate-Mate - Aek Godang
191. Lumban Simanjuntak - Huta Tobing

B a b 2 | 58
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

192. Dolok Saut - Batas Tapsel


193. Sigompulon - Simardangiang
194. Sp.Silando - Silando
195. Simarsalaon - Tumus-Hajoran
196. Sipultak - Sipultak Dolok
197. Sampagul - Desa Hutaraja - Parlombuan
198. Sp.Siomaoma - Siomaoma
199. Silantom Tonga - Silantom Jae
200. Sp.Karmel - Karmel
201. Sp.Simaninggir - Simaninggir
202. Sibandang - Sampuran - Sibandang
203. Keliling Pasar - Keliling Pasar

c. Rencana fasilitas penunjang atau sarana transportasinya yakni terminal, yang


merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang berfungsi sebagai
pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Untuk mendukung sistem
transportasi di Kabupaten Tapanuli Utara, maka pengembangan terminal adalah
sebagai berikut:

 Terminal Tipe A Siborong-borong

Peningkatan terminal Siborong-borong yang selama ini berstatus Terminal Tipe C


dengan lokasi yang bersatu dengan kegiatan pasar dipusat kota maka
direncanakan akan dipindahkan ke lokasi yang lebih luas dengan peningkatan
terminal dari tipe C menjadi tipe A, yang lokasinya masih di Kecamatan Siborong-
borong. Terminal Tipe A ini akan melayani kendaraan umum untuk Antar Kota
Antar Provinsi, kendaraan umum untuk Antar Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota
dan atau Angkutan Desa.

 Terminal Tipe B Tarutung.

Untuk menghindari adanya penumpukan kegiatan di Pusat perkotaan maka status


Terminal tetap dipertahankan sebagai Terminal Tipe B. Peningkatan pembangunan
sarana dan prasarana terminal dengan nama Terminal Madya Tarutung di
Kecamatan Tarutung menjadi Terminal Tipe B Tarutung yang akan melayani

B a b 2 | 59
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

kendaraan umum untuk Antar Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan atau
Angkutan Desa.

 Terminal Tipe C Pangaribuan, Pahae Jae dan Parmonangan

Pembangunan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan terminal di


Kecamatan Pangaribuan, Pahae Jae dan Kecamatan Parmonangan menjadi
Terminal Tipe C yang akan melayani Angkutan dalam Kota dan Antara Desa yang
akan mendukung perkembangan wilayah di bagian barat dan selatan Kabupaten
Tapanuli Utara. Pembangunan dan pengembangan terminal tersebut berupa
pembenahan sarana dan prasarana pendukung terminal.

Terminal–terminal yang akan dibangun dan dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Utara


nantinya akan melayani beberapa rute yang strategis baik yang menuju pusat kecamatan
maupun ke luar Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun rute–rute angkutan umum dan barang
yang dilayani meliputi, rute:

a. Siborong-borong – Balige;
b. Sipahutar – Dolok Sanggul;
c. Sipahutar – Pangaribuan – Sipirok;
d. Tarutung – Sibolga;
e. Tarutung – Padangsidempuan
f. Tarutung – Sipoholon – Siborong-borong;
g. Tarutung – Parmonangan;
h. Tarutung – Pagaran - Siborongborong;
i. Tarutung – Sipahutar – Pangaribuan – Garoga;
j. Tarutung – Siatas Barita - Onan Hasang – Sarulla – Simangumban;
k. Tarutung – Siatas Barita – Onan Hasang – Purbatua
l. Tarutung – Adiankoting – Sibolga
m. Pangaribuan – Garoga;
n. Pangaribuan – Sipultak;
o. Pangaribuan – Sipirok;
p. Pangaribuan – Tarutung;
q. Sarula – Sipirok;
r. Sarulla – Pahae Julu – Onan Hasang – Simorangkir – Tarutung;

B a b 2 | 60
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

s. Parmonangan – Sorkam (Tapanuli Tengah);


t. Parmonangan – Kolang – Siborong-borong;dan
u. Parmonangan – Sipoholon – Tarutung.

 Sistem Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Rencana pengembangan sistem transpotasi sungai, danau dan penyeberangan


(transportasi air) diarahkan untuk menunjang pada pengembangan pariwisata di
Kabupaten se-Kawasan Danau Toba khususnya Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli
Utara, terutama peningkatan kualitas dan kuantitas terhadap sarana dan prasarana
dermaga di Muara dan Sibandang serta sekitarnya yang memiliki akses menuju Danau
Toba. Saat ini telah ada alur pelayaran dari Kapal Motor Penumpang (KMP) Sumut II
(Ferry) yang telah beroperasi dengan jalur Muara/Sitanggor – Nainggolan/Sipinggan. Lebih
spesifik kegiatan yang akan dilakukan pada bidang danau/penyeberangan diantaranya
adalah:

o Peningkatan pembangunan Dermaga Muara/Sitanggor untuk Ferry “Roro”

o Peningkatan pembangunan Dermaga Sibandang

o Perluasan Kantor UPT Demaga Muara

o Pembangunan pelataran parkir Dermaga Muara

o Pengadaan pemasangan pengamanan sandaran kapal

o Pembangunan pagar pengamanan Dermaga Muara

o Pengadaan rambu-rambu lalu-lintas danau

o Pembangunan sarana suar

 Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Udara

Rencana pengembangan sistem transportasi udara Kabupaten Tapanuli Utara diarahkan


melalui implementasi program pengembangan atau peningkatan status dan kelas
pelayanan Bandar Udara Silangit di Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborong-borong
seluas + 82 Ha, terutama peningkatan runway yang ada saat ini 2.250 m x 30 m menjadi
lebih panjang dan lebih lebar, sehingga pada masa mendatang pesawat berbadan lebar
mampu mendarat di Bandara Silangit. Pengembangan sistem transportasi udara di

B a b 2 | 61
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Bandara Silangit bukan hanya pengembangan fisik atau pelayanannya saja,


pengembangan sistem promosi dan sosialisasi ke masyarakat dan swasta dirasa sangat
penting bagi perkembangannya. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan fisik yang
dilakukan dapat diimbangi dengan keinginan atau kemampuan masyarakat dan swasta
menggunakan jasa transportasi udara menuju dan keluar Tapanuli Utara. Melalui
mekanisme promosi dan sosialisasi di media-media yang tepat, diharapkan mampu
menambah maskapai penerbangan dan menambah jumlah keberangkatan dan
kedatangan di bandara. Hal ini juga dapat menjadi daya tarik bagi pola pergerakan arus
barang/jasa dan orang di Kabupaten Tapanuli Utara, sehingga dengan posisinya yang
berada ditengah-tengah provinsi dapat menjadi pengumpul barang/jasa dan orang ke
berbagai daerah, khususnya wilayah sekitar Danau Toba.

Rencana pengembangan bandar udara diantaranya meliputi:

a. Peningkatan pelayanan bandar udara dengan perbaikan lingkungan sekitar agar


memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan internasional dan pelayanan
angkutan dari dan ke bandara (internal kota). Peningkatan bandara ini penting karena
bandara merupakan salah satu potensi promosi bagi kota Siborong-borong khususnya,
dan Kabupaten Tapanuli Utara pada umumnya.

b. Melakukan penyusunan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara Silangit


untuk menetapkan kawasan aman bagi jalur penerbangan dengan pembatasan
ketinggian bangunan di sekitar kawasan bandar udara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2.2.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi

Pengembangan sistem jaringan energi di Kabupaten Tapanuli Utara direncanakan mampu


meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan listrik dan panas bumi yang
terpadu dan merata diseluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka upaya yang akan ditempuh adalah meningkatkan kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan listrik dan panas bumi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara.

B a b 2 | 62
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Pengembangan sistem jaringan energi dan kelistrikan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri
dari pengembangan pembangkit tenaga listrik dari sumber energi terbarukan dan sumber
energi tidak terbarukan serta pengembangan jaringan transmisi.

Pembangkit tenaga listrik dari sumber energi terbarukan yang akan dikembangkan adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Untuk Pembangkit Listrik dari tenaga air yang berpotensi untuk dikembangkan di
Kabupaten Tapanuli Utara yakni di Sepanjang Aek Situmandi (Kecamatan Tarutung), Aek
Sigeaon (Kecamatan Sipoholon), Aek Bila (Kecamatan Garoga), Aek Sibundong
(Kecamatan Parmonangan), Aek Batangtoru (Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, Pahae
Julu), Aek Raisan (Kecamatan Adiankoting) Aek Situhuk (Kecamatan Adiankoting), Aek Puli
(Kecamatan Pahae Jae, Simangumban). Sumber tenaga air yang dimanfaatkan adalah
langsung dari beberapa daerah aliran sungai di Kabupaten Tapanuli Utara.

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) yang sekarang telah beroperasi yaitu
PLTMH Aek Raisan I dan II yang berlokasi di Kecamatan Adiankoting, dengan total potensi
sebesar + 1,5 MW .

Dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, akan dilakukan pengembangan dan


peningkatan kapasitas daya yang dihasilkan. Sekarang ini PLTMH yang ada di Kabupaten
Tapanuli Utara memiliki potensi kapasitas sebesar kurang lebih 435 MW. Adapun Potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, dapat
dilihat pada Tabel berikut.

B a b 2 | 63
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-16
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH)
di Kabupaten Tapanuli Utara

Potensi
No. Nama PLTMH (KW) Sungai Desa Kecamatan

Aek Bila 6, 7,8,9,11


1. 88.228 Aek Bila Garoga

2. Sigeaon - 1 36.000 Sigeaon Pagar Batu Sipoholon


3. Sibundong 1 – 5 155.100 Sibundong Sidondamon Parmonangan
4. Raisan 1 - 4 83.700 Raisan Parsingkaman Adiankoting

Simasom,
Simason
5. 44.130 Batang Toru Pahae Julu
Batang Toru I - 4 Toruan,
Lotung Dolok
Sibundong 1 - 3
6. 28.000 Sibundong Manalu Dolok Parmonangan

Jumlah 435.158 KW atau 435 MW

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara 2012 - 2032

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang masih tahap pembangunan di
Kabupaten Tapanuli Utara yakni PLTP Sarulla yang wilayahnya berada di Kecamatan
Pahae Julu dan Pahae Jae. Potensi panas bumi lainnya yang akan dikembangkan yaitu
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Sipoholon Ria-ria yang berada di
Kecamatan Sipoholon, Tarutung, Sipahutar, Siatas Barita, Adiankoting dan perbatasan
antara Tarutung dan Pahae Julu. Sedangkan potensi panas bumi yang masih dalam tahap
survey berada di Kecamatan Siborongborong dan Pagaran.

Jaringan transmisi di Kabupaten Tapanuli Utara ditetapkan sebagai sistem interkoneksi


meliputi jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU
Sumut di Pangkalan Susu – Binjai – Melintasi Medan – Galang – Simanko (Porsea) – PLTPB
Sarulla – Sipirok – Padangsidimpuan – Paya Kumbuh (Sumatera Barat).

Tingkat kebutuhan pelayanan listrik di Kabupaten Tapanuli Utara menggunakan standar


berdasarkan jenis penggunaan yang telah ditetapkan, dimana kebutuhan daya terpasang
berdasarkan standar sebagai tolak ukur kemampuan pelayanan secara umum kebutuhan
energi listrik dapat dibagi tiga klasifikasi jenis penggunaan, yaitu:

B a b 2 | 64
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

1. Jenis penggunaan Domestik, dengan standard 180 (VA/org).

2. Jenis penggunaan Sarana Umum/Sosial, dengan standard 9 (VA/org).

3. Jenis penggunaan Komersial/Lain-lain, dengan standard 45 (VA/org).

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan energi listrik menurut jenis
penggunaan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel II-17 berikut ini.

B a b 2 | 65
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-17
Rencana Kebutuhan Energi Listrik Menurut Jenis Penggunaan
Kabupaten Tapanuli Utara

Kebutuhan Listrik

2010 2015 2020 2025 2030


Standrad
No. Jenis Penggunaan
(VA/Org) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
272,654 282,819 293,364 304,301 315,646
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk

VA KVA VA KVA VA KVA VA KVA VA KVA

1. Domestik 180 49,077,720 49,078 50,907,420 50,907 52,805,520 52,806 54,774,180 54,774 56,816,280 56,816

2. Sarana Umum/Sosial 9 2,453,886 2,454 2,545,371 2,545 2,640,276 2,640 2,738,709 2,739 2,840,814 2,841

3. Komersial/Lain-lain 45 12,269,430 12,269 12,726,855 12,727 13,201,380 13,201 13,693,545 13,694 14,204,070 14,204

Jumlah 63,801,036 63,801 66,179,646 66,180 68,647,176 68,647 71,206,434 71,206 73,861,164 73,861

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 66
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.2.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

A. Jaringan Sumber Daya Air Lintas Provinsi, dan Kabupaten/Kota


Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada wilayah sungai (WS) Sibundong
Batang Toru, WS Toba Asahan dan WS Kuala Barumun. Pengembangan sistem
jaringan sumber daya air di Kabupaten Tapanuli Utara direncanakan mampu
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sumber daya air
yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi yang dapat ditempuh adalah meningkatkan
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sumber daya air yang terpadu dan
merata di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.

B. Jaringan Irigasi
Kabupaten Tapanuli Utara yang diarahkan sebagai Kawasan Agropolitan
Dataran Tinggi Bukit Barisan (KADTBB) yang terkonsentrasi di seluruh
kecamatan, maka diperlukan rencana penyediaan air baku bagi pertanian
sebagai berikut:

1). Revitalisasi beberapa jaringan irigasi di Kecamatan yang sangat rentan


akan dampak ancaman kekeringan serta permasalahan yang tidak
optimalnya fungsi prasarana irigasi yang telah dibangun, seperti di
Tarutung, Siatas Barita, Purbatua, Pahae Jae, Pahae Julu, dan
Simangumban.

2). Melakukan kegiatan konservasi sumber daya lahan dan air serta
pemeliharaan jaringan irigasi untuk menjamin tersedianya air untuk
keperluan pertanian.

3). Pengembangan jaringan irigasi dapat dilakukan secara terpadu dengan


program penyediaan air.

C. Jaringan Air Baku dan Air Bersih


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk dalam
melangsungkan kegiatan sehari-hari, sehingga dalam upaya pemenuhannya

B a b 2 | 67
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

harus optimum. Ketersediaan air bersih sangat tergantung pada sumber air
yang dapat diolah dan dimanfaatkan. Sistem distribusi dalam pengadaan air
bersih di Kabupaten Tapanuli Utara memanfaatkan sistem instalasi gravitasi,
karena disebabkan oleh kondisi geografis yang berada di daerah dataran
tinggi. Sumber air baku PDAM Mual Natio Kabupaten Tapanuli Utara,
bersumber dari mata air dan anak sungai yang terdapat di seluruh kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Utara. Seperti terlihat pada tabel II-18 dan tabel II-19
di bawah ini.
Tabel II-18
Potensi Mata Air di Kabupaten Tapanuli Utara

No. Nama Mata Air No. Nama Mata Air


1. Sitakka Tarutung 2. Silima Bahai Dolok
3. Hutapea 4. Aek Mas
5. Ugan 6. Saba Butar
7. Bintang Pinur 8. Silaban Dolok
9. Aek Nasia 10. Mahanaen
11. Aek Tampang 12. Aek Bondar Sipetang
13. Aek Haidupan 14. Aek Botik
15. Simabulan 16. Sidempula Muara
17. Aek Rara 18. Hutaginjang
19. Air Soda 20. Sihine-hine
21. Horsik 22. Sihadampuan
23. Naga Timbul 24. Bondar Labu
25. Goti 26. Aek Napultak
27. Lobu Singkam 28. Aek Panogan
29. Silangkitang I 30. Saba Tobing
31. Silangkitang II 32. Simasom
33. Sigurundang 34. Aek Hutagalung
35. Parendean 36. Aek Ran
37. Sigoring-goring 38. Aek Sulam
39. Sole-sole 40. Aek Sihura-hura
41. Parhombanan 42. Aek Saroha
43. Sipoholon (air Panas) 44. Aek Sitonggi-tonggi
45. Sibadak II 46. Aek Sibual
47. Sia-sia 48. Aek Tano Ponggol
49. Aek Sisulum 50. Aek Saba Pancur
51. Ambor Lalo 52. Aek Saba Julu
53. Simorangkir 54. Aek Sitangko Raut
55. Pancurnapitu 56. Aek Saba Pancur (Baronga Julu)
57. Jeltun 58. Aek Sigale-gale
59. Sigohi Butuha
Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 68
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Pengembangan dari prasarana penyediaan air bersih yang sangat diharapkan


adalah melayani wilayah-wilayah dengan ketersediaan air yang terbatas (tidak
mencukupi kebutuhan).

Tabel II-19
Potensi Sungai /Air Permukaan di Kabupaten Tapanuli Utara

Nama Sungai Nama Sungai

1. Aek Sigeon 2. Aek Sarulla


3. Aek Situmandi 4. Aek Sihadampuan
5. Aek Siborgung 6. Aek Puli
7. Aek Haidupan 8. Aek Marambong
9. Aek Silalaen 10. Aek Badingin
11. Aek Sisulum 12. Aek Simajambu
13. Aek Harangan 14. Aek Sibaragas
15. Aek Sidoras 16. Aek Siandurian
17. Aek Sidilanitano 18. Aek Goti
19. Aek Butar 20. Aek Simok-mok
21. Aek Godang 22. Aek tamburan Sibirik
23. Aek Isa 24. Aek Sipurik-purik
25. Aek Hoda 26. Aek Simariai-iai
27. Aek Sitapean 28. Aek Sampuran
29. Aek Hopong 30. Aek Hallon
31. Aek Nambilung 32. Aek Sidempula
33. Aek Dahasan 34. Aek Ristop
35. Aek Botik 36. Aek Batang Toru
37. Aek Nalas 38. Aek Somalla
39. Aek Bilah 40. Aek Salak
41. Aek Dabuan Piso 42. Aek Tangga
43. Aek Hadataran

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 69
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Cakupan dan kapasitas pelayanan air bersih oleh PDAM Mual Natio Kabupaten
Tapanuli Utara pada akhir tahun perencanaan 2030 diharapkan sudah dapat
menjangkau masyarakat di seluruh wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut
PDAM perlu melaksanakan peningkatan operasi dan pemeliharaan sistem yang
telah ada dengan baik dan benar, menurunkan tingkat kebocoran air baik
teknis maupun non teknis, melaksanakan efisiensi yang baik dengan
pemberdayaan kelembagaan dan finansial, dan menerapkan pola pelayanan
yang baik.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyediaan air bersih bagi


masyarakat dan aktivitas sosial ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Harus dapat memenuhi persyaratan kualitas sebagai air minum. Baik


secara fisik, kimia, dan biologi serta cukup secara kuantitas untuk
memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan terutama pada jam puncak.
Secara kualitas penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan fisik,
kimiawi, dan biologis, yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak mengandung
zat-zat kimia dalam jumlah berlebih serta tidak mengandung bakteri yang
membahayakan kesehatan. Secara kuantitatif, kapasitas sumber air harus
dapat menjamin kontinuitas suplai air dan cadangan yang cukup terutama
pada jam puncak dan hari maksimum serta cadangan air bagi kebutuhan
pemadam kebakaran dan keperluan khusus lainnya,

b. Pendistribusian air dari instalasi dan reservoir ke daerah pelayanan harus


dapat terjamin kontinuitasnya dengan tekanan yang cukup.

Rencana penyediaan air bersih untuk Kabupaten Tapanuli Utara adalah


sebagai berikut:
a. Melakukan studi peningkatan sumber air bersih. Peningkatan sumber air
bersih ini dapat berupa sumber mata air, sungai, dan lainnya. Di wilayah
ini memiliki banyak aliran sungai sehingga memudahkan untuk mengolah
air sungai sebagai air bersih oleh PDAM sebagai sumber air baku,
b. Tindakan lanjut studi dengan menyusun dan arahan lokasi terhadap
fasilitas pengolahan air bersih (water treatment plan) Kabupaten Tapanuli
Utara,

B a b 2 | 70
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

c. Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan


melayani kawasan perkotaan, pusat kegiatan ekonomi, dan pemerintahan,
d. Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari
PDAM, direncanakan melayani daerah berada di luar pusat kegiatan.
Untuk pengelolaannya dapat dari PDAM sendiri atau diserahkan kepada
masyarakat setempat dengan membentuk kelompok pemakai air.
e. Sistem penyediaan air dengan swadaya murni dari masyarakat, sistem ini
direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan dari PDAM.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan air bersih menurut jenis
penggunaan di Kabupaten tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel II-20 berikut
ini.

B a b 2 | 71
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II.20
Rencana Kebutuhan Air Bersih Menurut Jenis Penggunaan
Kabupaten Tapanuli Utara

Kebutuhan Air Bersih

Standard 2010 2015 2020 2025 2030


No. Jenis Penggunaan (l/orang/h
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
ari) 272,654 282,819 293,364 304,301
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk 315,646

(l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari)

1. Domestik 150 40,898,100 40,898 42,422,850 42,423 44,004,600 44,005 45,645,150 45,645 47,346,900 47,347

2. Hidran Umum 40 10,906,160 10,906 11,312,760 11,313 11,734,560 11,735 12,172,040 45,645 12,625,840 12,626

3. Komersial/Industri 30 8,179,620 8,180 8,484,570 8,485 8,800,920 8,801 9,129,030 45,645 9,469,380 9,469

4. Pelayanan Sosial 15 4,089,810 4,090 4,242,285 4,242 4,400,460 4,400 4,564,515 45,645 4,734,690 4,735

Jumlah 64,073,690 64,074 66,462,465 66,462 68,940,540 68,941 71,510,735 182,581 74,176,810 74,177

5. Tingkat Kebocoran 20% 12,814,738 12,815 13,292,493 13,292 13,788,108 13,788 14,302,147 36,516 14,835,362 14,835

Total Kebutuhan 76,888,428 76,888 79,754,958 79,755 82,728,648 82,729 85,812,882 219,097 89,012,172 89,012

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 72
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

D. Sistem Pengendalian Banjir

Rencana pengembangan pengendalian banjir dapat dilakukan melalui:

a. Pengawasan sempadan sungai dan meninggikan elevasi tanggul-tanggul


sungai di kawasan perkotaan atau dekat dengan permukiman penduduk
seperti sungai Aek Ristop, Aek Sigeaon, Aek Situmandi dan sungai Batang
Toru,

b. Penghijauan/menghutankan kembali wilayah yang menjadi catchment


area,

c. Pengaturan pengurangan pengambilan air tanah secara berlebihan serta


pemanfaatan air permukaan (air sungai) sebagai salah satu sumber air
bersih,

d. Penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap


lingkungan.

Rencana pengamanan pantai/danau dapat dilakukan melalui:

a. Pengawasan sempadan pantai/danau, dengan mengikuti kaidah


perencanaan (standar),

b. Mewujudkan kawasan sempadan pantai/danau sebagai kawasan


konservasi atau budidaya terbatas (pariwisata dan perikanan),

c. Penataan kawasan sempadan pantai/danau di sekitar kawasan Danau


Toba dan penguasaan oleh pemerintah serta pengendalian
pemanfaatannya agar fungsi lindungnya tidak terganggu,

Penyediaan tempat-tempat sampah agar masyarakat tidak membuang sampah


langsung ke danau atau disekitar kawasan Danau Toba dan permukiman
lainnya di seluruh wilayah.

B a b 2 | 73
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.2.4 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka prasarana telekomunikasi merupakan


kebutuhan yang perlu dipenuhi di Kabupaten Tapanuli Utara. Pemenuhan kebutuhan
sarana telekomunikasi dapat dilakukan dengan cara membentuk dan menambah jaringan
prasarana telekomunikasi, sehingga akan memicu perkembangan yang dapat menunjang
aktivitas sosial-ekonomi wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara.

Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi adalah sebagai berikut:

a. Penambahan jaringan telepon rumah di wilayah yang termasuk kawasan perkotaan,


atau pusat-pusat pertumbuhan wilayah,

b. Penambahan telepon umum dan wartel di pusat permukiman perdesaan.

c. Pembangunan/Penambahan stasiun-stasiun komunikasi nirkabel di wilayah-wilayah


tertinggal/terisolasi.

Pada saat ini dan dimasa mendatang, kebutuhan fasilitas telekomunikasi sudah dapat
dipenuhi oleh pihak swasta, melalui berbagai produk telekomunikasi seperti GSM, CDMA
dan lain-lain oleh operator seperti Satelindo, Telkomsel, Telkom yang telah menjangkau
seluruh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Sehingga untuk rencana penyediaan
telekomunikasi yang dilakukan oleh pihak swasta perlu koordinasi dalam pembangunan
stasiun-stasiun BTS dalam sisi penataan ruang dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Utara.

Rencana kebutuhan telekomunikasi menurut jenis penggunaan di Kabupaten Tapanuli


Utara dapat dilihat pada Tabel II-21 berikut ini.

B a b 2 | 74
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-21
Rencana Kebutuhan Telekomukasi Menurut Jenis Penggunaan
Kabupaten Tapanuli Utara

Jumlah Penduduk Kebutuhan Telekomunikasi


Jenis Standrad
No. 2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030
Penggunaan (SST/ORG)
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (sst) (sst) (sst) (sst) (sst)

Sambungan
1. 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/50 org 5,453 5,656 5,867 6,086 6,313
Langsung (RT)

Sarana
2. 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/250 org 1,091 1,131 1,173 1,217 1,263
umum/sosial

Komersial/lain-
3. 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/150 org 1,818 1,885 1,956 2,029 2,104
lain

4. Telepon Umum 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/1000 org 273 283 293 304 316

Jumlah 8,634 8,956 9,290 9,636 9,995

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 75
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

2.2.5 Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lingkungan

 Prasarana TPA dan TPS


Dalam melayani konsumsi sampah pada tahun akhir perencanaan 2030, maka diperlukan
penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan antara lain alat angkut
sampah, TPS (Tempat Pembuangan Sementara), system transfer depo, dan TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir) dengan sistem controlled landfill dan atau sanitary landfill.

Sementara itu, wilayah yang memiliki aktivitas kegiatan yang relatif tinggi seperti
Kecamatan Siborong-borong, Muara, Sipoholon, Pangaribuan, Siatas Barita dan terutama
khususnya untuk Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara yakni Tarutung. Wilayah tersebut
potensial dalam memproduksi sampah, sehingga wilayah ini merupakan prioritas
pelayanan prasarana pengelolaan lingkungan.

Merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam ketentuan lokasi TPA, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi TPA antara lain:

a. Tercakup dalam perencanaan tata ruang kabupaten dan daerah,


b. Jenis tanah kedap air,
c. Daerah yang tidak produktif untuk pertanian,
d. Dapat dipakai minimal 5 – 10 tahun,
e. Tidak membahayakan dan mencemari sumber air,
f. Jarak dari pusat pelayanan +/- 10 km,
g. Merupakan daerah bebas banjir.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pengelolaan persampahan di Kabupaten


Tapanuli Utara adalah sebagai berikut:

a. Merelokasi TPA Siarangarang di Tarutung, dan pembangunan TPA baru yang telah
sesuai dengan kajian lingkungan yaitu di Siborong-borong, Pangaribuan dan Pahae
Jae.

b. Penambahan sarana pengangkutan dan petugas persampahan,

c. Penambahan jumlah TPS dengan perluasan jangkauan pelayanan di setiap kecamatan,

B a b 2 | 76
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

d. Penyedian tong penampungan sampah, yang di dukung oleh gerobak sampah sebagai
pengumpul,

e. Sistem pengelolaan TPA yang dikembangkan adalah controlledlandfill,

f. Re-design tempat/lahan pembuangan akhir yang ada untuk mencegah akibat yang
ditimbulkan ke depan,

g. Peningkatan kesadaran (peran serta) masyarakat dalam menjaga kebersihan


lingkungan,

h. Pengefektifan fungsi pemulung dengan membangkitkan kegiatan daur ulang sampah


menjadi produk-produk yang berdaya guna,

i. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering),

j. Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat pemisahan


jenis sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari
rumah-rumah sampai tempat-tempat umum, dimana pemerintah menyediakan sarana
tong sampah untuk memilah-milah sampah tersebut,

k. Pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang diperlukan dan yang lebih tegas


mengenai pembuangan sampah ini, antara lain memberikan denda kepada pihak yang
membuang sampah sembarangan, sistem retribusi sampah dan tarif pengelolaan.

Rencana kebutuhan prasarana dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tapanuli


Utara dapat dilihat pada Tabel II-22 berikut ini.

B a b 2 | 77
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-22
Rencana Timbulan Sampah dan Kebutuhan Prasarana
dan Sarana Persampahan Kabupaten Tapanuli Utara

Timbulan/kebutuhan

2010 2015 2020 2025 2030


Standard
No. Keterangan
(l/org/hari) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
272,654 282,819 293,364 304,301 315,646
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk

l/hari m³/hari l/hari m³/hari l/hari m³/hari l/hari m³/hari l/hari m³/hari

1. Domestik 2 545,308 545 565,638 566 586,728 587 608,602 609 631,292 631
2. Sarana Umum/Sosial 0.5 136,327 136 141,410 141 146,682 147 152,151 152 157,823 158
3. Komersial 0.25 68,164 68 70,705 71 73,341 73 76,075 76 78,912 79
4. Total Timbulan Sampah 749,799 750 777,752 778 806,751 807 836,828 837 868,027 868
Kebutuhan Bak/Tong
5. 1 unit/50 lt 14,996 15,555 16,135 16,737 17,361
Sampah

Kebutuhan Gerobak
6. 1 unit/2 m³ 375 389 403 418 434
Sampah

1 unit /6
7. Kebutuhan TPS 125 130 134 139 145

1 unit/18
8. Kebutuhan Truk Sampah m³ 42 43 45 46 48
(3 trip)
Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

B a b 2 | 78
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

 Pengolahan Limbah Cair


Rencana sistem pembuangan limbah cair di Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebagai
berikut:

a. Sistem tangki septik dikembangkan untuk penanganan limbah domestik (limbah


manusia),

b. Sistem pelayanan tangki septik kolektif (sistem off-site) dikembangkan pada kawasan
perkantoran, pendidikan, pemerintahan, dan kawasan komersil,

c. Sistem tangki septik individu (sistem on-site) dikembangkan di kawasan perumahan


tipe sedang dan tipe besar, sedangkan untuk perumahan tipe kecil digunakan sistem
pelayanan tangki septik individu atau kolektif (komunal) dengan memperhatikan
kesepakatan dan kemampuan dari masyarakat,

d. Sistem campuran (yaitu menyatukan air limbah dengan air hujan dalam satu saluran)
dikembangkan untuk limbah kegiatan non domestik dan kegiatan lainnya seperti air
buangan dari kamar mandi, tempat cucian dan hasil kegiatan perkantoran lainnya,
sedangkan untuk menutupi sistem ini dapat diatasi dengan membuat saluran terbuka
dari perkerasan dengan campuran kedap air,

e. Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup pada kawasan perdagangan,


perkantoran, dan kawasan komersil,

Rencana kebutuhan air buangan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel II-
23 berikut ini.

B a b 2 | 79
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

Tabel II-23
Rencana Air Buangan Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun Kebutuhan/Jumlah
No. Sanitasi/Drainase Standart
2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030

Kebutuhan Air Bersih

70%xAir
1. Limbah Air Kotor (M3) 76,888 79,755 82,729 219,097 89,012 53,822 55,829 57,910 153,368 62,309
Bersih

Jumlah Penduduk (jiwa)

1 unit
2. Septictank/Rt (Unit) 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 (5 penduduk) 54,531 56,564 58,673 60,860 63,129

Septicktank
1 unit
3. umum/MCK 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 273 283 293 304 316
(1000 pddk)
( Unit)

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032

B a b 2 | 80
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

 Sistem Drainase Wilayah


Aktivitas sosial ekonomi dan kondisi topografi yang beragam, seperti kegiatan perdesaan,
perkotaan, pertanian, industri, permukiman membutuhkan sistem drainase yang beragam.
Dalam pelaksanaan pembangunan sistem drainase wilayah, pada prinsipnya harus ada
efisiensi, sehingga sistem drainase yang dikembangkan adalah sistem kombinasi antara
jaringan drainase tertutup serta jaringan drainase terbuka, yaitu:

a. Sistem jaringan terbuka, sistem ini direncanakan menggunakan saluran dengan


bentuk trapesium dengan lining pengalirannya dilakukan dengan cara gravitasi.
Keuntungan dengan sistem terbuka ini adalah biaya pembangunan jaringan lebih
murah, teknologi permbangunan lebih sederhana, serta biaya pemeliharaan lebih
sedikit,

b. Sistem jaringan tertutup, sistem ini dibuat di bawah jalan dengan membuat perkerasan
pada saluran seperti saluran terbuka hanya permukaannya ditutup. Sistem ini
dibangun sebagai terusan agar sistem terbuka tidak terpotong apabila sistem terbuka
memotong jaringan jalan,

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Rencana Pengelolaan Drainase di wilayah


Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Sistem jaringan utama/induk di Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara secara umum akan
tetap mengikuti pola atau kerangka sistem alamiah yang ada, di mana pengalirannya
dilakukan secara gravitasi mengikuti kondisi topografi yang memiliki kecenderungan
kemiringan ke arah Utara dan Selatan,

b. Jaringan drainase sistem tertutup sebagian besar dikembangkan di pusat


pemerintahan dan perkantoran, pusat kegiatan komersil, industri, serta jalan-jalan
utama tertentu,

c. Jaringan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan


permukiman dan di sepanjang jaringan jalan,

d. Sistem drainase terbuka dan tertutup dibangun pada sebelah kiri dan atau kanan jalan,
dengan arah pengaliran disesuaikan dengan kondisi geografis setempat,

e. Prioritas pelayanan drainase pada kawasan terbangun, kawasan rawan genangan, dan
memerlukan penataan atau perbaikan agar dapat berfungsi secara maksimal,

B a b 2 | 81
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018

f. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memelihara prasarana drainase,


rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan saluran.

B a b 2 | 82

Anda mungkin juga menyukai