GAMBARAN UMUM
DAN KONDISI WILAYAH
KABUPATEN TAPANULI UTARA
2.1 Kondisi Umum
Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada
ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi
dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten
Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan
bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka
Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura
dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.
Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi, Toba
Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan yang sekarang termasuk dalam Keresidenan
Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga.
Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli yang terdiri dari 4 Afdeling
yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling
Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung
yang terdiri dari 5 Onder Afdeling (Wilayah).
Bab 2 |1
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua
kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai
dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º20’00” -2º41’00”
Lintang Utara (LU) dan 98º05’-99º16’ Bujur Timur (BT). Dengan luas wilayah yang dimiliki
± 3.800,31 Km², dengan distribusi luas daratan sebesar 3.793,71 Km² dan luas perairan
Danau Toba sebesar 6,60 Km². Dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara,
Kecamatan Garoga merupakan kecamatan yang memiliki areal terbesar sekitar 567,58
Km² dan kecamatan yang memiliki luas areal terkecil adalah Kecamatan Muara sekitar
79,75 Km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-1 di bawah ini.
Tabel II-1
Luas Wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kecamatan
Tahun 2010
Bab 2 |2
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Parsaoran Janji
8. Purbatua - 11 191,80 5,06
Angkola
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 berikut ini.
Bab 2 |3
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.1
Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
Bab 2 |4
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.2
Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
Bab 2 |5
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Potensi Hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan
irigasi, air minum (sanitasi), transportasi maupun untuk kepentingan lainnya. Beberapa
Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti: Aek Garut,
Sungai Batang Toru, Aek Rabon, dan Sungai Batugarsi.
Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli Utara yang berada
pada rata-rata ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut sangat berpeluang
memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2011, curah hujan tahunan terjadi
paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 3.560 mm dan lama hari hujan
bulanan sebanyak 14,58 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2011, terlihat curah hujan
tertinggi terjadi pada Bulan November dengan total curah hujan 3.784 mm.
Gambar 2.3
Rata-rata Hari Hujan Menurut Bulan
Tahun 2011
Bab 2 |6
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-2
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan
Tahun 2011
1 Parmonangan - - 82 13 364 21
2 AdianKoting 159 12 161 12 487 23
3 Sipoholon - - 69 14 377 22
4 Tarutung 152 19 99 14 259 26
5 SiatasBarita 209 24 62 13 266 27
6 PahaeJulu - - 97 12 155 20
7 PahaeJae 78 15 74 12 443 18
8 Purbatua 26 10 157 11 210 16
9 Simangumban 92 9 347 14 670 9
10 Pangaribuan 375 25 230 19 214 13
11 Garoga 413 17 172 16 432 19
12 Sipahutar 64 17 183 16 300 25
13 Siborong-Borong 120 15 154 10 219 22
14 Pagaran 0 0 35 11 302 24
15 Muara 246 22 212 12 383 27
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012
Bab 2 |7
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Bab 2 |8
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Bab 2 |9
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 10
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara terletak diwilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian
antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur
tanah untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara
memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari
pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah didataran tinggi, maka Kabupaten
Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada
pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.
Kondisi Topografi Kabupaten Tapanuli pada umumnya memiliki karakteristik antara lain;
Kondisi lereng yang relatif cembung dengan kemiringan lebih curam dari 20 0
(40%) untuk daerah lereng bukit/perbukitan, atau lereng gunung/pegunungan,
dan lereng relatif landai dengan kemiringan sekitar 100 (20%) hingga 200 (40%).
Kondisi tanah/batuan penyusun umumnya merupakan lereng yang tersusun oleh
tanah lempung yang mudah mengembang apabila jenuh air.
Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah hujan tahunan
mencapai lebih dari 2500 mm, atau kawasan rawan gempa.
Keairan lereng, sering muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada lereng,
terutama pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan tanah yang lebih
permeable.
Secara umum kondisi geologi pada Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh jenis batuan
sedimen aluvium muda dan aluvium tua. Jenis aluvium muda terdiri dari komposisi unsur
pasir kerikil, rawa bakau, fluviatil, assalaut, dan lakustrin. Sedangkan jenis aluvium tua
terdiri dari batuan kerikil, pasir, dan lempung.
B a b 2 | 11
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
A. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui bahwa
pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2004 – 2008 adalah sebesar
0,73% jiwa/tahun, seperti yang terlihat pada tabel II-3 dan gambar 2.4
berikut ini.
B a b 2 | 12
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-3
Tingkat Pertumbuhan Pendudukdi Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2004 – 2008
B a b 2 | 13
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.4
Grafik Pertumbuhan Penduduk Rata-rata di Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2004 - 2008
1.2
1
0.93 0.96 0.90
0.88
0.8 0.82
0.71 0.71 0.70 0.71
0.66 0.66 0.65
0.6 0.60 0.58
0.53
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keterangan : Pertumbuhan rata-rata
Pada tahun 2004 masih terlihat juga untuk persebaran jumlah penduduk
terendah berada di Kecamatan Purba Tua yaitu sebesar 6.205 jiwa dan
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 32,35 jiwa/km2. Sedangkan
untuk persebaran jumlah penduduk terbesar masih terdapat di Kecamatan
Siborong-borong yaitu sebesar 38.670 jiwa dan dengan tingkat kepadatan
penduduk sebesar 138,15 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel II-4 dan Gambar 2.5 berikut ini.
B a b 2 | 14
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-4
Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2004 – 2008
Jumlah 260.471 261.539 262.642 264.848 268.691 3.793,71 3.793,71 3.793,71 3.793,71 3.793,71 68,66 68,94 69,23 69,81 70,83
B a b 2 | 15
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.5
Peta Persebaran dan Kepadatan Penduduk Tahun 2008
Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 16
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010
B a b 2 | 17
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-6
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008
Kelompok Laki-laki+
No. Laki-laki Perempuan
Umur Perempuan
B a b 2 | 18
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.6
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008
60% 15 - 64
50%
0 - 14
40%
30%
20%
10% 65 >
0%
E. Proyeksi Penduduk
Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per Kecamatan di
Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat dihitung proyeksi penduduk hingga
akhir tahun perencanaan dengan menggunakan Metode Bunga Berganda
( Pt= Po (1+r)t ).
B a b 2 | 19
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-7
Proyeksi Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 2010 – 2030
Dengan mengacu pada peta RBI skala 1:50.000 Bakosurtanal tahun 1981 dan hasil
interpretasi Citra Satelit Aster tahun 2009 dan SPOT tahun 2007, maka dapat diidentifikasi
atau diketahui bahwa jenis penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Tapanuli Utara
didominasi oleh jenis penggunaan lahan hutan lahan kering seluas 1.784,523 Km 2 atau
47,03% dari luas lahan keseluruhan disusul dengan peruntukan pertanian lahan kering
sebesar 1.150,586 Km2 atau setara dengan 30,32%, sedangkan luas lahan terkecil yakni
pemukiman dimana jumlahnya mencapai 2,543 atau 0,06% dari total luas lahan di
Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-8 serta gambar
2.7 dan gambar 2.8 berikut ini.
B a b 2 | 20
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-8
Jenis Guna Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 21
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.7
Peta Citra Satelit Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 22
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.8
Peta Penutupan Lahan Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 23
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.9
Besaran PDRB Menurut Lapangan Usaha
Sektor Primer, SekunderdanTersier Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008
791.670,56
800.000,00
600.000,00 526.377,26
400.000,00
200.000,00 138.833,43
0,00
1 2 3
Distribusi PDRB Kabupaten Tapanuli Utara tahu 2005 – 2008 setiap sektor
selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, terkadang mengalami
penurunan namun ditahun berikutnya terjadi peningkatan yang tidak terlalu
signifikan terhadap struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.
B a b 2 | 24
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Kondisi diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain disebabkan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian dan kurangnya minat masyarakat untuk berusaha di
sektor pertanian serta juga terjadinya alih profesi, dan lain-lain. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel II-9 berikut ini.
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dari tahun 2005 – 2007
cenderung relatif menurun tiap tahunnya. Dari tahun 2005 laju pertumbuhan
sebesar 183.89%, lalu pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup
B a b 2 | 25
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
signifikan yaitu sebesar 5.44%. Namun pada tahun 2007 terjadi sedikit
peningkatan yakni sebesar 6.03%. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan
tertinggi rata-rata adalah sektor industri yakni sebesar 155.67%, disusul oleh
sektor bangunan yaitu sebesar 129.437%. Sedangkan untuk laju pertumbuhan
rata-rata terendah yaitu sektor pertambangan sebesar 37.01%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel II-10 berikut ini.
B a b 2 | 26
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-9
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)
B a b 2 | 27
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-10
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 313,75 5,24 9,92 5,65 109.63
9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 164,39 12,81 11,98 11,25 63.060
B a b 2 | 28
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-11
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)
B a b 2 | 29
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B. Sektor Basis
Sektor basis (dominan) digunakan untuk mengetahui sektor yang memberikan
sumbangan/kontribusi relatif yang cukup besar terhadap PDRB di Kabupaten
Tapanuli Utara. Untuk mengetahui jenis sektor basis di Kabupaten Tapanuli
Utara, maka digunakan analisis Location Quotient (LQ). Analisis LQ digunakan
untuk menentukan subsektor unggulan perekonomian daerah, yang mengacu
pada formulasi Bendavid-Val (1999:74) berikut ini.
Xr / RVr Xr / Xn
LQ LQ
Xn / RVn atau RVr / RVn
Keterangan:
B a b 2 | 30
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-12
Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2007
Nilai LQ
No. Lapangan Usaha
2005 2006 2007
1. Pertanian 2.21 2.25 2.24
2. Pertambangan 0.06 0.06 0.06
3. Industri 0.09 0.09 0.09
4. Listrik dan Air Bersih 0.90 0.96 1.01
5. Bangunan 0.99 0.98 0.98
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.73 0.72 0.71
7. Pengangkutan dan Komunikasi 0.46 0.43 0.41
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8. 0.60 0.56 0.51
Perusahaan
9. Jasa - jasa 1.49 1.56 1.60
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan
di atas maka dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi sektor basis di
Kabupaten Tapanuli Utara adalah pertanian, yang merupakan satu-satunya
sub sektor unggulan dan potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli
Utara dengan nilai LQ 2,24 pada tahun 2007. kemudian disusul oleh sektor
jasa-jasa yang mempunyai nilai LQ sebesar 1,60 pada tahun 2007. Selanjutnya
diikuti oleh sektor listrik dan air bersih dengan nilai LQ sebesar 1,01 pada
tahun 2007.
B a b 2 | 31
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
C. Sektor Unggulan
Sektor ekonomi yang memiliki potensi sampai tahun perencanaan adalah
sektor unggulan atau sektor basis wilayah yang memiliki keunggulan
komparatif dan berpotensi ekspor. Sektor/komoditas potensial adalah sektor
atau kegiatan ekonomi yang mempunyai potensi, kinerja dan prospek yang
lebih baik dibandingkan sektor lainnya sehingga diharapkan mampu
menggerakkan kegiatan usaha ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat
tercipta kemandirian pembangunan wilayah.
Kuadran I : Sektor Prima atau sektor yang cepat maju dan cepat tumbuh
(high growth and high income).
Kuadran III : Sektor Potensial atau berkembang cepat (high growth but
income).
Persamaan dari analisis Tipologi Klassen ini dapat dilihat pada Gambar 2.10
berikut ini:
B a b 2 | 32
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.10
Metode Analisis Tipologi Klassen
Kontribusi
Sektor (y) Yi ≥ Yn Yi < Yn
Laju
Pertumbuhan
(r)
Keterangan:
ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten)
rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi)
Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten)
Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi)
Sebagai input terhadap analisis Tipologi Klassen, berikut ini diuraikan tentang
data mengenai laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor terhadap PDRB,
masing-masing diuraikan atas dasar harga konstan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel II-13 dan Tabel II-14 berikut ini.
Berdasarkan data dan analisis pada kedua tabel diatas, maka tiap
sektor/lapangan usaha hanya terbagi 2 klasifikasi sesuai dengan analisis
Tipologi Klassen. Hasil dari analisis Tipologi Klassen tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.11 berikut.
B a b 2 | 33
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II.13
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2005-2007
B a b 2 | 34
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-14
Kontribusi Sektor Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2005-2007
2. Pertambangan dan Penggalian 0.08 0.08 0.08 0.080 1.22 1.2 1.23 1.217
3. Industri & Pengolahan 2.29 2.2 2.24 2.243 24.24 24.07 23.66 23.990
4. Listrik, gas & Air Bersih 0.73 0.73 0.76 0.740 0.81 0.79 0.74 0.780
7. Pengangkutan & Komunikasi 3.85 3.87 3.85 3.857 8.4 8.85 9.1 8.783
B a b 2 | 35
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.11
Klasifikasi Masing-masing Sektor Di Kabupaten Tapanuli Utara
Berdasarkan Analisis Tipologi Klassen
Kontribusi
Sektor (y)
Yi ≥ Yn Yi < Yn
Laju
Pertumbuhan ( r)
Kuadran II Kuadran IV
ri < rn Sektor Berkembang Sektor Terbelakang
Dari analisis tersebut diketahui bahwa sektor prima utama yang dikategorikan
sebagai sektor unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor pertanian
dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Sektor ini memiliki
laju pertumbuhan yang lebih cukup tinggi dibandingkan dengan laju
pertumbuhan sektor lainnya. Hal ini menjadikan sektor tersebut sebagai sektor
unggulan karena dengan mengembangkan sektor ini, maka akan mendukung
pergerakan kegiatan perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara.
B a b 2 | 36
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Nilai budaya merupakan ide-ide abstrak yang mempengaruhi cara berpikir, berperasaan
dan bertindak seseorang. Nilai-nilai ini merupakan mesin penggerak masyarakat untuk
mencapai tujuan akhir yang digariskan dalam nilai-nilai budaya yang berlaku. Sebagian
besar penghuni yang mendiami Kabupaten Tapanuli Utara adalah suku Batak khususnya
Suku Batak Silindung. Dikalangan orang Batak ada singkatan 3 H yang populer yang
mengekspresikan nilai-nilai budaya mereka yakni, Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon.
Hamoraon berarti bahwa seseorang harus berjuang keras meraih kekayaan sepanjang
hidupnya. Tanah yang luas, rumah yang banyak dan hak milik lainnya merupakan bentuk
nyata kekayaan. Untuk mencapai semua ini, orang Batak harus bekerja keras, meraih
pendidikan tinggi dan kadang-kadang terlibat dalam konflik untuk mempertahankan status
atau posisinya. Hagabeon berarti seseorang harus dikarunai keturunan dan pada akhirnya
memiliki jaringan kekerabatan. Ini tampak jelas dalam pemberkatan pasangan nikah yang
baru dimana keluarga dekat akan menyampaikan pesan lewat kiasan: “Bintang na rumis,
ombun na sumorop; Anak pe riris, boru pe antong torup”. Memiliki harta yang banyak
memang penting, tapi belum cukup tanpa diberkahi banyak keturunan, laki-laki maupun
perempuan.
B a b 2 | 37
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Disatu sisi, nilai-nilai ini mendorong orang Batak untuk memenuhi kewajiban budaya ini
dengan bekerja keras, meraih pendidikan setinggi-tingginya dan bermigrasi sampai
kedaerah-daerah terpencil. Tapi disisi lain, nilai-nilai budaya ini juga menciptakan konflik
yang mengakar untuk mempertahankan status atau kekuasaan mereka.
Tabel II-15
Rencana Struktur Fungsional Pelayanan Sistem Perkotaan
Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 38
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 39
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 40
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 41
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Peternakan
Pertambangan
12 Sipahutar PPL Pusat pemerintahan kecamatan
Perdagangan dan jasa
Permukiman
Industri
Pertanian dan perkebunan
Peternakan
Pertambangan
13 Purbatua PPL Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian dan perkebunan
Perikanan
Industri
Pertambangan
Peternakan
14 Pahae Julu PPL Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian dan perkebunan
Perikanan
Industri
Pertambangan
Peternakan
15 Simangumban PPL Pusat pemerintahan kecamatan
Pertanian dan perkebunan
Perikanan
Industri
Pertambangan
Peternakan
B a b 2 | 42
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 43
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Gambar 2.12
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun 2011
B a b 2 | 44
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 45
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
3) Jalan Kabupaten
B a b 2 | 46
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 47
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 48
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 49
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 50
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 51
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
1) Jalan Arteri
2) Jalan Kolektor
Kolektor 1
1. Jalan Siborong-borong – Doloksanggul.
Kolektor 2
1. Jalan Siborong-borong - Pangaribuan;
2. Jalan Pangaribuan – Garoga;
3. Jalan Pangaribuan – Aek Humbang;
4. Jalan Pahaejulu – Hutabolon;
B a b 2 | 52
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Kolektor 3
B a b 2 | 53
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 54
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 55
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 56
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 57
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 58
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 59
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
kendaraan umum untuk Antar Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan atau
Angkutan Desa.
a. Siborong-borong – Balige;
b. Sipahutar – Dolok Sanggul;
c. Sipahutar – Pangaribuan – Sipirok;
d. Tarutung – Sibolga;
e. Tarutung – Padangsidempuan
f. Tarutung – Sipoholon – Siborong-borong;
g. Tarutung – Parmonangan;
h. Tarutung – Pagaran - Siborongborong;
i. Tarutung – Sipahutar – Pangaribuan – Garoga;
j. Tarutung – Siatas Barita - Onan Hasang – Sarulla – Simangumban;
k. Tarutung – Siatas Barita – Onan Hasang – Purbatua
l. Tarutung – Adiankoting – Sibolga
m. Pangaribuan – Garoga;
n. Pangaribuan – Sipultak;
o. Pangaribuan – Sipirok;
p. Pangaribuan – Tarutung;
q. Sarula – Sipirok;
r. Sarulla – Pahae Julu – Onan Hasang – Simorangkir – Tarutung;
B a b 2 | 60
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 61
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 62
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Pengembangan sistem jaringan energi dan kelistrikan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri
dari pengembangan pembangkit tenaga listrik dari sumber energi terbarukan dan sumber
energi tidak terbarukan serta pengembangan jaringan transmisi.
Pembangkit tenaga listrik dari sumber energi terbarukan yang akan dikembangkan adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Untuk Pembangkit Listrik dari tenaga air yang berpotensi untuk dikembangkan di
Kabupaten Tapanuli Utara yakni di Sepanjang Aek Situmandi (Kecamatan Tarutung), Aek
Sigeaon (Kecamatan Sipoholon), Aek Bila (Kecamatan Garoga), Aek Sibundong
(Kecamatan Parmonangan), Aek Batangtoru (Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, Pahae
Julu), Aek Raisan (Kecamatan Adiankoting) Aek Situhuk (Kecamatan Adiankoting), Aek Puli
(Kecamatan Pahae Jae, Simangumban). Sumber tenaga air yang dimanfaatkan adalah
langsung dari beberapa daerah aliran sungai di Kabupaten Tapanuli Utara.
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) yang sekarang telah beroperasi yaitu
PLTMH Aek Raisan I dan II yang berlokasi di Kecamatan Adiankoting, dengan total potensi
sebesar + 1,5 MW .
B a b 2 | 63
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-16
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH)
di Kabupaten Tapanuli Utara
Potensi
No. Nama PLTMH (KW) Sungai Desa Kecamatan
Simasom,
Simason
5. 44.130 Batang Toru Pahae Julu
Batang Toru I - 4 Toruan,
Lotung Dolok
Sibundong 1 - 3
6. 28.000 Sibundong Manalu Dolok Parmonangan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang masih tahap pembangunan di
Kabupaten Tapanuli Utara yakni PLTP Sarulla yang wilayahnya berada di Kecamatan
Pahae Julu dan Pahae Jae. Potensi panas bumi lainnya yang akan dikembangkan yaitu
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Sipoholon Ria-ria yang berada di
Kecamatan Sipoholon, Tarutung, Sipahutar, Siatas Barita, Adiankoting dan perbatasan
antara Tarutung dan Pahae Julu. Sedangkan potensi panas bumi yang masih dalam tahap
survey berada di Kecamatan Siborongborong dan Pagaran.
B a b 2 | 64
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan energi listrik menurut jenis
penggunaan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel II-17 berikut ini.
B a b 2 | 65
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-17
Rencana Kebutuhan Energi Listrik Menurut Jenis Penggunaan
Kabupaten Tapanuli Utara
Kebutuhan Listrik
1. Domestik 180 49,077,720 49,078 50,907,420 50,907 52,805,520 52,806 54,774,180 54,774 56,816,280 56,816
2. Sarana Umum/Sosial 9 2,453,886 2,454 2,545,371 2,545 2,640,276 2,640 2,738,709 2,739 2,840,814 2,841
3. Komersial/Lain-lain 45 12,269,430 12,269 12,726,855 12,727 13,201,380 13,201 13,693,545 13,694 14,204,070 14,204
Jumlah 63,801,036 63,801 66,179,646 66,180 68,647,176 68,647 71,206,434 71,206 73,861,164 73,861
B a b 2 | 66
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B. Jaringan Irigasi
Kabupaten Tapanuli Utara yang diarahkan sebagai Kawasan Agropolitan
Dataran Tinggi Bukit Barisan (KADTBB) yang terkonsentrasi di seluruh
kecamatan, maka diperlukan rencana penyediaan air baku bagi pertanian
sebagai berikut:
2). Melakukan kegiatan konservasi sumber daya lahan dan air serta
pemeliharaan jaringan irigasi untuk menjamin tersedianya air untuk
keperluan pertanian.
B a b 2 | 67
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
harus optimum. Ketersediaan air bersih sangat tergantung pada sumber air
yang dapat diolah dan dimanfaatkan. Sistem distribusi dalam pengadaan air
bersih di Kabupaten Tapanuli Utara memanfaatkan sistem instalasi gravitasi,
karena disebabkan oleh kondisi geografis yang berada di daerah dataran
tinggi. Sumber air baku PDAM Mual Natio Kabupaten Tapanuli Utara,
bersumber dari mata air dan anak sungai yang terdapat di seluruh kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Utara. Seperti terlihat pada tabel II-18 dan tabel II-19
di bawah ini.
Tabel II-18
Potensi Mata Air di Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 68
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-19
Potensi Sungai /Air Permukaan di Kabupaten Tapanuli Utara
B a b 2 | 69
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Cakupan dan kapasitas pelayanan air bersih oleh PDAM Mual Natio Kabupaten
Tapanuli Utara pada akhir tahun perencanaan 2030 diharapkan sudah dapat
menjangkau masyarakat di seluruh wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut
PDAM perlu melaksanakan peningkatan operasi dan pemeliharaan sistem yang
telah ada dengan baik dan benar, menurunkan tingkat kebocoran air baik
teknis maupun non teknis, melaksanakan efisiensi yang baik dengan
pemberdayaan kelembagaan dan finansial, dan menerapkan pola pelayanan
yang baik.
B a b 2 | 70
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan air bersih menurut jenis
penggunaan di Kabupaten tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel II-20 berikut
ini.
B a b 2 | 71
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II.20
Rencana Kebutuhan Air Bersih Menurut Jenis Penggunaan
Kabupaten Tapanuli Utara
(l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari) (l/hari) (m³/hari)
1. Domestik 150 40,898,100 40,898 42,422,850 42,423 44,004,600 44,005 45,645,150 45,645 47,346,900 47,347
2. Hidran Umum 40 10,906,160 10,906 11,312,760 11,313 11,734,560 11,735 12,172,040 45,645 12,625,840 12,626
3. Komersial/Industri 30 8,179,620 8,180 8,484,570 8,485 8,800,920 8,801 9,129,030 45,645 9,469,380 9,469
4. Pelayanan Sosial 15 4,089,810 4,090 4,242,285 4,242 4,400,460 4,400 4,564,515 45,645 4,734,690 4,735
Jumlah 64,073,690 64,074 66,462,465 66,462 68,940,540 68,941 71,510,735 182,581 74,176,810 74,177
5. Tingkat Kebocoran 20% 12,814,738 12,815 13,292,493 13,292 13,788,108 13,788 14,302,147 36,516 14,835,362 14,835
Total Kebutuhan 76,888,428 76,888 79,754,958 79,755 82,728,648 82,729 85,812,882 219,097 89,012,172 89,012
B a b 2 | 72
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 73
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Pada saat ini dan dimasa mendatang, kebutuhan fasilitas telekomunikasi sudah dapat
dipenuhi oleh pihak swasta, melalui berbagai produk telekomunikasi seperti GSM, CDMA
dan lain-lain oleh operator seperti Satelindo, Telkomsel, Telkom yang telah menjangkau
seluruh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Sehingga untuk rencana penyediaan
telekomunikasi yang dilakukan oleh pihak swasta perlu koordinasi dalam pembangunan
stasiun-stasiun BTS dalam sisi penataan ruang dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Utara.
B a b 2 | 74
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-21
Rencana Kebutuhan Telekomukasi Menurut Jenis Penggunaan
Kabupaten Tapanuli Utara
Sambungan
1. 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/50 org 5,453 5,656 5,867 6,086 6,313
Langsung (RT)
Sarana
2. 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/250 org 1,091 1,131 1,173 1,217 1,263
umum/sosial
Komersial/lain-
3. 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/150 org 1,818 1,885 1,956 2,029 2,104
lain
4. Telepon Umum 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 1/1000 org 273 283 293 304 316
B a b 2 | 75
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Sementara itu, wilayah yang memiliki aktivitas kegiatan yang relatif tinggi seperti
Kecamatan Siborong-borong, Muara, Sipoholon, Pangaribuan, Siatas Barita dan terutama
khususnya untuk Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara yakni Tarutung. Wilayah tersebut
potensial dalam memproduksi sampah, sehingga wilayah ini merupakan prioritas
pelayanan prasarana pengelolaan lingkungan.
Merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam ketentuan lokasi TPA, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi TPA antara lain:
a. Merelokasi TPA Siarangarang di Tarutung, dan pembangunan TPA baru yang telah
sesuai dengan kajian lingkungan yaitu di Siborong-borong, Pangaribuan dan Pahae
Jae.
B a b 2 | 76
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
d. Penyedian tong penampungan sampah, yang di dukung oleh gerobak sampah sebagai
pengumpul,
f. Re-design tempat/lahan pembuangan akhir yang ada untuk mencegah akibat yang
ditimbulkan ke depan,
i. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering),
B a b 2 | 77
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-22
Rencana Timbulan Sampah dan Kebutuhan Prasarana
dan Sarana Persampahan Kabupaten Tapanuli Utara
Timbulan/kebutuhan
l/hari m³/hari l/hari m³/hari l/hari m³/hari l/hari m³/hari l/hari m³/hari
1. Domestik 2 545,308 545 565,638 566 586,728 587 608,602 609 631,292 631
2. Sarana Umum/Sosial 0.5 136,327 136 141,410 141 146,682 147 152,151 152 157,823 158
3. Komersial 0.25 68,164 68 70,705 71 73,341 73 76,075 76 78,912 79
4. Total Timbulan Sampah 749,799 750 777,752 778 806,751 807 836,828 837 868,027 868
Kebutuhan Bak/Tong
5. 1 unit/50 lt 14,996 15,555 16,135 16,737 17,361
Sampah
Kebutuhan Gerobak
6. 1 unit/2 m³ 375 389 403 418 434
Sampah
1 unit /6
7. Kebutuhan TPS 125 130 134 139 145
m³
1 unit/18
8. Kebutuhan Truk Sampah m³ 42 43 45 46 48
(3 trip)
Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032
B a b 2 | 78
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
b. Sistem pelayanan tangki septik kolektif (sistem off-site) dikembangkan pada kawasan
perkantoran, pendidikan, pemerintahan, dan kawasan komersil,
d. Sistem campuran (yaitu menyatukan air limbah dengan air hujan dalam satu saluran)
dikembangkan untuk limbah kegiatan non domestik dan kegiatan lainnya seperti air
buangan dari kamar mandi, tempat cucian dan hasil kegiatan perkantoran lainnya,
sedangkan untuk menutupi sistem ini dapat diatasi dengan membuat saluran terbuka
dari perkerasan dengan campuran kedap air,
Rencana kebutuhan air buangan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel II-
23 berikut ini.
B a b 2 | 79
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
Tabel II-23
Rencana Air Buangan Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun Kebutuhan/Jumlah
No. Sanitasi/Drainase Standart
2010 2015 2020 2025 2030 2010 2015 2020 2025 2030
70%xAir
1. Limbah Air Kotor (M3) 76,888 79,755 82,729 219,097 89,012 53,822 55,829 57,910 153,368 62,309
Bersih
1 unit
2. Septictank/Rt (Unit) 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 (5 penduduk) 54,531 56,564 58,673 60,860 63,129
Septicktank
1 unit
3. umum/MCK 272,654 282,819 293,364 304,301 315,646 273 283 293 304 316
(1000 pddk)
( Unit)
B a b 2 | 80
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
b. Sistem jaringan tertutup, sistem ini dibuat di bawah jalan dengan membuat perkerasan
pada saluran seperti saluran terbuka hanya permukaannya ditutup. Sistem ini
dibangun sebagai terusan agar sistem terbuka tidak terpotong apabila sistem terbuka
memotong jaringan jalan,
a. Sistem jaringan utama/induk di Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara secara umum akan
tetap mengikuti pola atau kerangka sistem alamiah yang ada, di mana pengalirannya
dilakukan secara gravitasi mengikuti kondisi topografi yang memiliki kecenderungan
kemiringan ke arah Utara dan Selatan,
d. Sistem drainase terbuka dan tertutup dibangun pada sebelah kiri dan atau kanan jalan,
dengan arah pengaliran disesuaikan dengan kondisi geografis setempat,
e. Prioritas pelayanan drainase pada kawasan terbangun, kawasan rawan genangan, dan
memerlukan penataan atau perbaikan agar dapat berfungsi secara maksimal,
B a b 2 | 81
Rencana Program
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Investasi Jangka Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya
(BAPPEDA)
Tahun 2014-2018
B a b 2 | 82